Jakarta, Beritasatu.com – Pemerintah berencana akan meningkatkan belanja komoditas energi dari Amerika Serikat (AS), khususnya minyak, sebesar US$ 15,5 miliar. Jika dikonversi ke dalam rupiah, angka tersebut setara Rp 250 triliun mengacu kurs Rp 16.190 per dolar AS.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto mengungkapkan, saat ini Indonesia tengah berupaya memperbaiki defisit neraca perdagangan mencapai US$ 19 miliar. Pembelian ini pun sudah bagian dari kesepakatan negosiasi tarif Pemerintah Indonesia.
“Tadi sudah dibahas tentang rencana Indonesia mengenai pembelian energi yang totalnya bisa mencapai US$ 15,5 miliar (Rp 307,72 triliun),” ungkap Airlangga di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta.
Dirinya menambahkan, secara keseluruhan nilai yang ditawarkan Indonesia kepada AS perihal negosiasi tarif, yakni meningkatkan belanja atau volume impor hingga US$ 34 miliar atau setara dengan Rp 550 triliun. Angka tersebut, termasuk pembelian komoditas energi dari AS, serta kerjasama investasi antara kedua negara dan melibatkan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).
“Trade deficit Amerika terhadap Indonesia adalah US$ 19 miliar, tetapi yang kita offer pembelian kepada mereka itu jumlahnya melebihi, yaitu US$ 34 miliar,” katanya.
Diberitakan sebelumnya, pemerintah memastikan mengajukan penambahan jumlah volume impor untuk berbagai jenis komoditas dari Amerika Serikat. Hal ini dilakukan Pemerintah sebagai bagian dari upaya negosiasi kebijakan tarif resiprokal.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, delegasi Indonesia yang diwakili jajaran pejabat Kementerian dan Lembaga terkait ekonomi, telah melakukan komunikasi dengan pihak Pemerintahan AS.
