Negara: Amerika Serikat

  • Bersitegang dengan China, AS-Filipina Gelar Latihan Perang

    Bersitegang dengan China, AS-Filipina Gelar Latihan Perang

    Jakarta

    Militer Filipina dan Amerika Serikat memulai latihan militer gabungan yang akan mensimulasikan “skenario pertempuran skala penuh”. Latihan ini disebut-sebut sebagai latihan pertahanan di tengah ketegangan yang sedang berlangsung dengan China.

    Latihan yang akan berlangsung selama tiga minggu ini, dilakukan seiring kedua sekutu tersebut berusaha menghalangi ambisi pemerintah China di Laut China Selatan yang disengketakan.

    Sekitar 17.000 tentara diperkirakan akan ambil bagian dalam latihan tahunan “Balikatan”, atau “bahu-membahu” tersebut. Latihan ini untuk pertama kalinya akan mencakup simulasi pertahanan udara dan rudal terpadu yang akan dihadiri oleh Presiden Filipina Ferdinand Marcos.

    Senjata-senjata canggih AS termasuk sistem rudal antikapal NMESIS yang “sangat mudah dibawa” juga akan dikerahkan, termasuk di dekat titik sempit penting di perairan yang memisahkan Filipina utara dari Taiwan.

    “Kami tidak hanya akan menunjukkan keinginan kami untuk menegakkan perjanjian pertahanan bersama yang telah ada sejak 1951, tetapi juga kemampuan kami yang tak tertandingi untuk melakukannya,” kata Letnan Jenderal Korps Marinir AS James Glynn pada hari Senin di upacara pembukaan Balikatan di Manila pada Senin, dilansir kantor berita AFP, Senin (21/4/2025).

    “Tidak ada yang membangun ikatan lebih cepat daripada kesulitan bersama,” tambahnya, tanpa menyebutkan lebih detail.

    Mayor Jenderal Filipina Francisco Lorenzo menambahkan latihan tersebut akan memperkuat kemampuan negara untuk mengatasi “tantangan keamanan kontemporer”.

    Filipina telah terus memperdalam kerja sama pertahanan dengan sekutu perjanjian Amerika Serikat sejak Marcos menjabat pada tahun 2022, dan mulai menolak klaim besar-besaran China atas jalur air penting tersebut.

    Selama kunjungan baru-baru ini ke Manila, Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth mengatakan Washington “menggandakan” aliansi tersebut.

    “Pencegahan diperlukan di seluruh dunia, tetapi khususnya di kawasan ini, di negara Anda — mengingat ancaman dari Komunis China,” katanya pada akhir Maret lalu.

    Sementara sebagian besar pasukan yang terlibat dalam Balikatan akan berasal dari Amerika Serikat, negara-negara lain termasuk Australia dan Jepang juga mengirimkan kontingen yang lebih kecil.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Sam Altman: ‘Terima Kasih’ dan ‘Tolong’ di ChatGPT Rugikan OpenAI Puluhan Juta Dolar! – Page 3

    Sam Altman: ‘Terima Kasih’ dan ‘Tolong’ di ChatGPT Rugikan OpenAI Puluhan Juta Dolar! – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – CEO OpenAI, Sam Altman, belum lama ini mengungkap hal mengejutkan dan sangat menggelitik. Ia mengaku, perusahaannya “merugi” secara finansial gara-gara pengguna ChatGPT terlalu sopan saat berinteraksi dengan chatbot AI.

    Pernyataan ini disampaikan Sam Altman saat menjawab pertanyaan pengguna di X (sebelumnya Twitter) soal berapa besar biaya listrik terpakai hanya karena pengguna ChatGPT mengatakan “tolong” dan “terima kasih” ke dalam prompt mereka.

    “Puluhan juta dolar dihabiskan dengan baik. Anda tidak pernah tahu,” jawab CEO OpenAI itu dalam cuitannya, sebagaimana dikutip Senin (21/4/2025).

    Pengguna Tetap Sopan Meski Tahu AI Tak Punya Perasaan

    Mengucapkan “terima kasih” dan “tolong” kepada chatbot AI memang menjadi hal unik di mana manusia berinteraksi dengan kecerdasan buatan (AI) dalam sehari-hari.

    Meski chatbot seperti ChatGPT tidak memiliki emosi atau rasa tersinggung, banyak pengguna tetap memilih menyapa atau menutup percakapan dengan kata-kata sopan.

    Fenomena ini semakin lumrah terjadi, seiring dengan semakin dalam dan sering dipakai pengguna dalam kehidupan sehari-hari.

    Sebuah survei TechRadar pada akhir 2024 mengungkap, 67 persen pengguna AI di Amerika Serikat mengaku bersikap sopan saat pakai chatbot–baik ChatGPT, Copilot, atau Gemini.

    Dari jumlah itu, 55 persen mengatakan mereka bertindak sopan karena merasa itu hal benar, sementara 12 persen lainnya mengaku melakukannya untuk “menenangkan AI” jika suatu hari kecerdasan buatan melakukan pemberontakan melawan manusia.

    Meskipun terdengar sepele, kata-kata tambahan seperti “terima kasih” atau “tolong” sebenarnya membuat sistem AI bekerja lebih lama dan lebih kompleks. Artinya, daya listrik yang dikonsumsi pun semakin meningkat.

    Berdasarkan beberapa laporan, pusat data digunakan untuk menjalankan LLM (Large Language Model) seperti ChatGPT sekarang mengonsumsi sekitar 2 persen dari total energi global.

    Angka ini diprediksi terus meningkat dengan seiring meningkatnya pemakaian chatbot AI secara masif di dunia.

  • Geger Rahasia Negara Bocor di Grup Chat Istri dan Keluarga

    Geger Rahasia Negara Bocor di Grup Chat Istri dan Keluarga

    Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Pertahanan Amerika Serikat Pete Hegseth lagi-lagi ketahuan ceroboh soal rahasia negara. Laporan terbaru menyatakan ia membagikan rencana serangan militer di Yaman lewat aplikasi chat Signal ke istri dan keluarganya.

    Laporan The New York Times yang dikutip oleh The Verge menyatakan bahwa grup chat Signal berisi para pejabat pemerintah AS bukan satu-satunya tempat Hegseth berbagi informasi soal rencana serangan militer AS di Yaman. Hegseth juga membagikan rahasia tersebut di dalam grup chat yang berisi istrinya dan puluhan anggota keluarga serta kenalannya. 

    Informasi yang dibagikan oleh Hegseth, antara lain adalah, jadwal penerbangan pesawat tempur F/A-18 Hornets dalam aksi pengeboman target kelompok Houthi di Yaman.

    Grup chat tersebut sudah ada sejak Januari, sebelum Hegseth diangkat menjadi Menteri Pertahanan AS. Hegseth membuat sendiri grup chat tersebut. Nama grup chat tersebut adalah “Defense | Team Huddle”.

    Hegseth mengakses grup chat Signal tersebut dan mengirim informasi serangan AS menggunakan HP pribadinya, bukan HP yang disediakan oleh pemerintah. Narasumber NYT menyatakan biasanya Hegseth tidak berbagi informasi operasi militer yang sensitif di grup chat tersebut.

    Pejabat pemerintah AS telah memberikan konfirmasi soal keberadaan “grup chat informal” dan mengklaim tidak ada informasi rahasia yang didiskusikan di dalamnya.

    Namun, menurut The New York Times, staf Hegseth sudah berulang kali memperingatkan agar dirinya tidak membagikan detail soal operasi militer di grup chat Signal. Hegshet juga sudah berulang kali diminta untuk hanya membicarakan urusan pekerjaan di HP yang disediakan pemerintah.

    (dem/dem)

  • Produk Pakaian-Alas Kaki RI Tertinggi Diekspor ke AS, Ini Buktinya

    Produk Pakaian-Alas Kaki RI Tertinggi Diekspor ke AS, Ini Buktinya

    Jakarta

    Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Amerika Serikat (AS) menjadi pasar utama bagi produk pakaian dan alas kaki Indonesia. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan misalnya saja ekspor pakaian dan aksesorisnya (rajutan) HS61 pada Januari-Maret 2025 ke AS sebesar 36,62 ribu ton.

    “Dari seluruh ekspor pakaian dan aksesorisnya atau yang berupa rajutan HS61 ini bangsa ekspor kita ke AS adalah yang tertinggi yaitu sebesar 63,40%,” kata dia dalam konferensi pers di Kantor BPS Jakarta, Senin (21/4/2025).

    Indonesia juga memiliki pasar lain yang besarannya tidak setinggi ke AS. Contohnya ekspor pakaian rajutan dan aksesorisnya ke Jepang hanya 3,3 ribu ton atau 5,41%, sementara ke Korea Selatan 3,1 ribu ton atau 5,14%, dan negara lainnya 15,87 ribu ton atau 26,05%.

    Kemudian untuk pakaian dan aksesoris yang bukan rajutan atau HS62, pangsa ekspor Indonesia ke AS 42,96% dengan jumlah 17,7 ribu ton produk. Sementara ekspor ke Jepang 4,28 ribu ton atau 10,39%, Korea Selatan 2,89 ribu ton atau 7%, dan negara lainnya 16,34 ribu ton atau 39,65%.

    Sementara pangsa pasar alas kaki, Indonesia juga paling banyak ke AS sebanyak 33,27 ribu ton selama periode Januari-Maret 2025 atau 34,16%. Kemudian ke Belanda 8,18 ribu ton (8,40%), Belgia 6,95 ribu ton (7,14%), Jepang 5,75 ribu ton (5,90%), dan Tiongkok 5,47 ribu ton (5,61%).

    “Terakhir untuk alas kaki atau HS64 ekspor kita ke AS memberikan pangsa sebesar 34,16% dari total ekspor alas kaki, kemudian disusul negara kedua terbesar tujuan ekspor alas kaki dari Indonesia adalah ke Belanda, Belgia, Jepang dan juga Tiongkok,” terangnya.

    BPS juga mencatat dalam 10 tahun terakhir, AS menjadi salah satu negara yang menyumbang surplus perdagangan Indonesia. Negara pertama penyumbang surplus perdagangan yakni India, kedua Filipina, dan posisi ketiga ditempati oleh AS.

    “Surplus neraca perdagangan total tertinggi dengan Amerika Serikat terjadi pada tahun 2022 sebesar US$ 16,57 miliar,” ujar dia.

    (ada/kil)

  • Video: AS Sebut QRIS & GPN Hambat Perdagangan, BI Buka Suara!

    Video: AS Sebut QRIS & GPN Hambat Perdagangan, BI Buka Suara!

    Jakarta, CNBC Indonesia – Penerapan sistem pembayaran domestik indonesia seperti Quick Response Indonesian Standard atau QRIS dan Gerbang Pembayaran Nasional atau GPN memperoleh sorotan dari pemerintah Amerika Serikat (AS) dalam negosiasi tarif resiprokal dengan RI.

    Selengkapnya dalam program Squawk Box CNBC Indonesia (Senin, 21/04/2025) berikut ini.

  • Heboh Ilmuwan China Banyak yang Meninggal di Usia Muda

    Heboh Ilmuwan China Banyak yang Meninggal di Usia Muda

    Beijing

    Ilmuwan terpandang di China, Li Haibo, meninggal dunia secara tiba-tiba pada usia 41 tahun baru-baru ini. Dia diduga bekerja terlalu keras hingga meregang nyawa.

    Li, profesor di Universitas Ningxia yang meriset material nano, elektrokimia, dan material optoelektronik, dinobatkan jadi salah satu dari 2% ilmuwan global teratas di daftar Universitas Stanford tahun 2023. Bidang penelitiannya meliputi peningkatan kinerja penyimpanan baterai lithium ion serta desalinasi air laut.

    Lulus dari East China Normal University bergelar PhD fisika tahun 2012, Li melanjutkan pascadoktoral di University of South Australia dan jadi peneliti di Singapore University of Technology and Design tahun 2014. Ia jadi dosen Ningxia University di Yinchuan tahun 2013. Dua tahun kemudian, Li jadi profesor madya dan baru-baru ini wakil direktur pusat analisis dan pengujiannya.

    Ia menerbitkan lebih dari 100 makalah di jurnal internasional dan memegang 16 paten di China dan satu di Amerika Serikat. Media di Wuhan, Jiupai News, melaporkan Li meninggal karena penyakit secara mendadak

    Li pernah mengatakan bahwa ketika bersiap mengajukan permohonan pendanaan penelitian, ia meluangkan waktu di malam hari untuk mencari informasi dan menulis proposal karena kelas dan rapat menyita waktu di siang hari. “Saya membaca lebih dari 300 artikel ilmiah China dan asing dan tidur empat hingga lima jam sehari,” kata Li saat itu.

    Dikutip detikINET dari SCMP, kesehatan ilmuwan China memang mulai menjadi sorotan. Bulan lalu, keluarga seorang ilmuwan material terkemuka menulis surat terbuka setelah kematian kerabat mereka yang berusia 47 tahun akibat beban kerja gila gilaan.

    Liu Yongfeng, profesor terkemuka dari Universitas Zhejiang, menderita pendarahan otak pada 21 Januari saat sedang konferensi dan meninggal 5 Maret. Keluarganya menghitung ia bekerja selama 319 hari dalam waktu sekitar 10 bulan, dibandingkan dengan jumlah hari kerja yang sah untuk periode itu, yaitu 183 hari.

    Sejumlah kematian peneliti berusia empat puluhan dan lima puluhan dilaporkan dalam komunitas penelitian China tahun ini. Bulan lalu, Li Zhiming, profesor di fakultas arsitektur lanskap Universitas Kehutanan Nanjing, meninggal karena sakit pada usia 50 tahun,

    Yang Bingyou, wakil presiden Universitas Pengobatan Tiongkok Heilongjiang, meninggal karena sakit di usia 54 tahun pada akhir Maret. Dan awal bulan ini, profesor madya di Universitas Aeronautika Zhengzhou, Zhang Jinlei, meninggal di umur 46 tahun. Ia meneliti sejarah opera China serta sastra dan budaya.

    (fyk/rns)

  • Tren Ekspor RI ke AS Tumbuh Pesat Sejak 2015, Ini Barang Penyumbangnya

    Tren Ekspor RI ke AS Tumbuh Pesat Sejak 2015, Ini Barang Penyumbangnya

     Jakarta, CNBC Indonesia – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai perdagangan Indonesia dengan Amerika Serikat (AS) sejak 2015-2025 mengalami tren kenaikan.

    Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan tren kenaikan ini ditopang kenaikan pesat ekspor nonmigas Indonesia. Dari catatan 10 tahun ini, surplus tertinggi terjadi pada tahun 2022, yakni sebesar US$ 14,54 miliar dan terendah pada US$ 8,04 miliar pada 2016.

    “Adapun untuk perdagangan migas Indonesia mengalami defisit,” kata Amalia, dalam rilis BPS, Senin (21/4/2025).

    Sementara itu, pada Januari-Maret 2025, surplus neraca perdagangan mencapai US$ 4,32 miliar. Nilai ini lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu, sebesar US$ 3,61 miliar. Sepanjang Januari-Maret 2025, Amalia menuturkan komoditas utama yang diekspor Indonesia ke AS a.l. mesin dan perlengkapan elektrik, pakaian, aksesoris rajutan, dan alas kaki.

    “Sememtara itu, untuk migas Indonesia melakukan impor migas terutama crude petroleum oil dan liquified propane dan liquified butanes,” kata Amalia. Adapun, impor nonmigas AS ke Indonesia, a.l. mesin dan peralatan mekanik,

    biji dan buah mengandung minyak, ampas dan sisa industri makanan, mesin/perlengkapan elektrik dan instrumen optik, fotografi dan sinematografi.

    Jika dikategorikan ke dalam HS dua digit, setidaknya ada lima komoditas utama yang diekspor RI ke AS selama periode Januari sampai Maret 2025. Pertama, mesin dan perlengkapan elektrik (HS85). Komoditas ini mencatatkan nilai ekspornya US$ 1.220 juta atau mencakup 16,71% dari total ekspor RI ke AS.

    Kedua, alas kaki atau HS64. Komoditas ini memiliki nilai ekspor hingga US$ 657,9 juta dan share-nya 9,01% dari total ekspor RI ke AS. Ketiga, pakaian dan aksesoris rajutan HS61. Pangsa ekspornya 8,61% dan nilai ekpor mencapai US$ 629 juta. Keempat adalah pakaian dan aksesoris bukan rajutan atau HS62 dengan share sebesar 7,78% dan nilai ekspor mencapai US$ 568 juta.

    Kelima adalah lemak dan minyak hewan nabati atau HS15. Ini masuk ke dalam kategori minyak sawit. Pangsa pasarnya mencapai sebesar 6,94% dan nilai ekspor US$ 507 juta.

    Foto: Rilis BPS Senin, (21/4/2025). (Tangkapan Layar Youtube BPS Statistics)
    Rilis BPS Senin, (21/4/2025). (Tangkapan Layar Youtube BPS Statistics)

    Komoditas Ekspor Indonesia ke Amerika Serikat, Januari-Maret 2025:

    1. Mesin dan perlengkapan elektrik US$ 1.220 juta dengan share 16,71%
    2. Alas Kaki US$ 657,9 juta dengan share 9,01%
    3. Pakaian dan aksesorisnya (rajutan) US$ 629,2 juta dengan share 8,61%
    4. Pakaian dan akesorisnya bukan rajutan US$ 568,4 juta dengan share 7,78%
    5. Lemak dan minyak hewan/nabati US$ 507,19 juta dengan share 6,94%
    6. Perabotan dan alat penerangan US$ 410,48 juta dengan share 5,62%
    7. Karet dan barang dari karet US$ 397,61 juta dengan share 5,44%
    8. Ikan dan udang US$ 287,3 juta dengan share 3,93%
    9. Mesin dan peralatan mekanis US$ 244,5 juta dengan share 3,35%
    10. Kakao dan olahannya US$ 235,9 juta dengan share 3,23%
    11. Lainnya US$ 2.145 juta dengan share 29,37%

    (haa/haa)

  • Video: China Kirim Balik Boeing ke AS – Konglo RI Alihkan Aset ke LN

    Video: China Kirim Balik Boeing ke AS – Konglo RI Alihkan Aset ke LN

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sebuah Jet Boeing 737 Max yang digunakan oleh maskapai Xiamen Airlines milik China telah dikirim kembali ke Amerika Serikat. Hal ini terjadi di tengah perang dagang yang terjadi antara kedua negara adidaya tersebut. Selain itu kaum elit Indonesia mengalihkan ke aset luar negeri. Selain ketidakpastian pasar keuangan akibat perang dagang persoalan ekonomi dan politik dalam negeri ditengarai memicu kekhawatiran mereka.

    Simak informasi selengkapnya dalam program Profit CNBC Indonesia (Senin, 21/04/2025) berikut ini.

  • Kenapa AS Kritik Pembayaran QRIS di Indonesia dan Apa Dampaknya?

    Kenapa AS Kritik Pembayaran QRIS di Indonesia dan Apa Dampaknya?

    PIKIRAN RAKYAT – Pemerintah Amerika Serikat (AS) menyampaikan kritik terhadap sejumlah kebijakan sistem keuangan dan pembayaran digital di Indonesia, terutama yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

    Kritik ini tertuang dalam laporan tahunan National Trade Estimate Report on Foreign Trade Barriers (NTE) yang dirilis akhir Maret 2025 oleh Kantor Perwakilan Dagang AS (United States Trade Representative/USTR).

    Apa Alasan QRIS Dikritik AS?

    Salah satu sorotan utama dari AS adalah implementasi Quick Response Indonesian Standard (QRIS).

    Menurut USTR, banyak perusahaan AS di sektor pembayaran dan perbankan merasa tidak dilibatkan dalam proses perumusan kebijakan tersebut.

    Mereka khawatir karena tidak diberi ruang untuk menyampaikan pandangan, terutama terkait integrasi QRIS dengan sistem pembayaran internasional yang sudah mereka gunakan.

    Dengan kata lain, AS tidak mempermasalahkan konsep QRIS itu sendiri, melainkan mekanisme penyusunannya yang dianggap tertutup dan berpotensi menutup akses pasar bagi pelaku asing.

    Aturan Kepemilikan Asing Dinilai Menghambat

    AS juga mengkritik berbagai pembatasan kepemilikan asing di sektor sistem pembayaran dan keuangan. Contohnya:

    Peraturan BI No. 22/23/PBI/2020: membatasi kepemilikan asing di perusahaan layanan pembayaran (front-end) maksimal 85 persen, tetapi hak suara hanya 49 persen. Untuk penyedia infrastruktur (back-end), kepemilikan asing dibatasi hanya 20 persen.

    Kebijakan ini dinilai kurang transparan karena disusun tanpa konsultasi dengan pihak internasional.

    GPN: Syarat yang Ketat

    Aturan soal Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) juga menjadi sorotan. GPN mewajibkan semua transaksi kartu debit dan kredit ritel diproses oleh lembaga switching lokal berizin BI. Perusahaan asing yang ingin masuk harus memenuhi beberapa ketentuan:

    Kepemilikan saham dibatasi hanya 20 persen. Wajib bermitra dengan perusahaan lokal berizin GPN. Harus mendukung transfer teknologi dan pengembangan industri dalam negeri.

    Kebijakan ini dianggap bisa meminggirkan perusahaan asing, apalagi sejak Mei 2023 seluruh transaksi kartu kredit pemerintah diwajibkan diproses lewat GPN.

    Kebijakan OJK Soal Kepemilikan Saham Bank

    Selain BI, OJK juga dikritik karena menerapkan batas kepemilikan saham bank oleh satu pihak maksimal 40 persen, baik investor lokal maupun asing.

    Meskipun masih ada ruang untuk pengecualian, kebijakan ini tetap dipandang sebagai hambatan bagi investor internasional.

    Ada juga aturan lain seperti:

    Surat Edaran BI No. 15/49/DPKL: kepemilikan asing di perusahaan pelaporan kredit swasta dibatasi hingga 49 persen. 

    Peraturan BI No. 18/40/PBI/2016: batas kepemilikan asing 20 persen di perusahaan pemrosesan transaksi pembayaran, kecuali untuk investasi lama yang sudah melebihi batas tersebut.

    AS Ingin Kebijakan Lebih Inklusif

    Secara keseluruhan, AS menilai berbagai kebijakan BI dan OJK dapat menyulitkan perusahaan asing, khususnya di sektor keuangan dan sistem pembayaran digital.

    Yang dipermasalahkan bukanlah kebijakan seperti QRIS atau GPN itu sendiri, tapi bagaimana aturan tersebut diterapkan tanpa pelibatan pelaku usaha internasional dan dengan pembatasan kepemilikan yang ketat.

    Pemerintah AS berharap agar Indonesia membuka ruang dialog dan mempertimbangkan masukan dari perusahaan asing, demi menciptakan iklim perdagangan dan investasi yang lebih inklusif dan adil. *** 

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Video: Menteri UMKM: Tak Perlu Reaktif Sikapi Perang Dagang AS

    Video: Menteri UMKM: Tak Perlu Reaktif Sikapi Perang Dagang AS

    Jakarta, CNBC Indonesia- Langkah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump yang menaikkan tarif impor AS kepada 185% telah menimbulkan kekhawatiran terhadap gangguan rantai pasok dan perlambatan ekonomi dunia.

    Menteri UMKM, Maman Abdurrahman melihat kebijakan tarif impor AS ini sebagai langkah politik Presiden Trump dalam mendorong negosiasi dagang AS dengan negara mitranya di seluruh dunia.

    Hal ini juga dilakukan Indonesia yang tengah melakukan negosiasi dagang dengan pemerintah AS. Manuver Presiden AS ini disebut Menteri Maman sebagai proses negosiasi dagang biasa dan tidak perlu ditanggapi dengan reaktif.

    Bagi sektor UMKM, era perang dagang ini berpotensi mengerek harga jual produk RI di Amerika Serikat namun hal ini “belum tentu” berimbas ke penurunan penjualan RI ke AS. Kondisi ini juga harus menjadi momentum bagi produk UMKM untuk memperluas pasar di dalam negeri.

    Seperti apa Kementerian UMKM menyikapi dampak perang dagang ke UMKM? Selengkapnya simak dialog Safrina Nasution dengan Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Republik Indonesia, Maman Abdurrahman dalam Profit, CNBC Indonesia (Senin, 21/04/2025)