Negara: Amerika Serikat

  • Bos WHO Umumkan PHK Imbas Pemotongan Dana dari AS

    Bos WHO Umumkan PHK Imbas Pemotongan Dana dari AS

    Jakarta

    Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa operasi dan pekerjaan akan dipangkas. Hal ini merupakan imbas pemotongan dana dari Amerika Serikat (AS) yang membuat organisasi tersebut mengalami defisit anggaran beberapa ratus juta dolar.

    “Penurunan pendapatan yang tiba-tiba telah membuat kita mengalami kesenjangan gaji yang besar dan tidak ada pilihan, selain mengurangi skala pekerjaan dan tenaga kerja kita,” jelas Tedros dalam pidatonya, dikutip dari CNA.

    Organisasi tersebut telah bersiap menghadapi rencana penarikan penuh oleh Presiden AS Donald Trump, yang sejauh ini menjadi penyumbang terbesar, pada Januari mendatang.

    Amerika Serikat memberikan WHO 1,3 miliar dollar AS atau sekitar 21,8 triliun rupiah untuk anggaran 2022 hingga 2023. Terutama melalui proyek kontribusi sukarela untuk proyek-proyek tertentu, daripada biaya keanggotaan tetap.

    Namun, AS tidak pernah membayar iurannya untuk tahun 2024, dan diperkirakan tidak akan membayar iurannya untuk 2025. Hal ini membuat WHO mempersiapkan struktur terbaru.

    “Penolakan AS untuk membayar kontribusi yang dinilai untuk tahun 2024 dan 2025, dikombinasikan dengan pengurangan bantuan pembangunan resmi oleh beberapa negara lain. Berarti kita menghadapi kesenjangan gaji untuk tahun 2026 hingga 2027 antara 560 juta dollar AS (943 miliar rupiah) atau 650 juta dollar AS (1 triliun rupiah),” terang Tedros.

    Tedros mengungkapkan bagian bawah spektrum mewakili sekitar 25 persen dari gaji staf. Meskipun ia menekankan bahwa itu tidak berarti pemotongan 25 persen pada jumlah posisi.

    Meski begitu, Tedros tidak mengatakan berapa banyak pekerjaan yang akan hilang di WHO, yang saat ini mempekerjakan lebih dari 8 ribu orang di seluruh dunia.

    Namun, ia mengakui bahwa telah mengucapkan salam perpisahan kepada sejumlah besar kolega dan berjanji akan melakukan pengurangan pekerja secara manusiawi.

    Tedros menegaskan bahwa dampak paling signifikan kemungkinan besar akan terasa di kantor pusat WHO di Jenewa,

    “Kami memulai dengan pengurangan manajemen senior. Kami mengurangi tim kepemimpinan senior di kantor pusat dari 12 menjadi 7,” tutur Tedros.

    “Dan jumlah departemen akan dikurangi (lebih dari) setengahnya, dari 76 menjadi 34,” sambungnya.

    Selain itu, kantor regional WHO juga akan terdampak dalam berbagai tingkatan. Tedros juga menambahkan bahwa beberapa kantor di sejumlah negara kemungkinan akan ditutup.

    “Ini adalah keputusan yang sangat menyakitkan bagi kita semua,” katanya.

    Negara-negara anggota WHO sepakat pada tahun 2022 untuk secara signifikan meningkatkan biaya keanggotaan, dan mengurangi porsi anggaran WHO yang ditanggung oleh kontribusi sukarela yang kurang dapat diandalkan dan sering kali dialokasikan.

    “Tanpa peningkatan tersebut, kontribusi yang dinilai untuk dua tahun ini akan menjadi 746 juta dollar AS (1,2 triliun),” lanjut Tedros.

    Namun, WHO berharap untuk menerima 1,07 miliar dollar AS atau sekitar 18 triliun rupiah dalam bentuk iuran keanggotaan untuk tahun 2026 hingga 2027, bahkan tanpa kontribusi AS.

    Untuk saat ini, WHO perlu mengurangi kegiatannya dan memusatkan kembali pada fungsi intinya. Bahkan, Tedros mengakui saat ini banyak negara yang membutuhkan dukungan kita sekarang lebih dari sebelumnya.

    “Keputusan pemerintah AS untuk membubarkan lembaga bantuan luar negeri AS, USAID, dan membekukan hampir semua bantuan, termasuk untuk proyek kesehatan di seluruh dunia, telah membuat dampak sangat parah di negara-negara berkembang khususnya,” beber Tedros.

    Meski begitu, WHO sekarang perlu fokus untuk membantu negara-negara dan beralih dari ketergantungan bantuan ke kemandirian yang lebih besar.

    (sao/kna)

  • Raja Ojol Tutup di RI, Kabar Terbarunya Memprihatinkan

    Raja Ojol Tutup di RI, Kabar Terbarunya Memprihatinkan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Komisi Perdagangan Federal Amerika Serikat (FTC) menggugat perusahaan ride-hailing Uber, karena dituduh telah mendaftarkan sejumlah pelanggan Uber One tanpa sepengetahuan mereka dan membuat klaim-klaim yang tidak benar mengenai layanan tersebut.

    Uber One merupakan layanan berbiaya US$9,99 per bulan dan menawarkan diskon untuk biaya-biaya yang terkait dengan aplikasi pemesanan kendaraan dan pengantaran makanan Uber.

    Perusahaan yang tutup di RI itu, diduga memberi klaim palsu yang mengklaim bahwa pengguna akan menghemat sekitar US$25 per bulan melalui layanan ini dan menipu pengguna tentang cara muda untuk membatalkan layanan ini, kata FTC dalam gugatan yang diajukan di San Francisco.

    “Orang Amerika sudah bosan dengan langganan yang tidak diinginkan yang sepertinya tidak mungkin dibatalkan,” kata Ketua FTC Andrew Ferguson, dikutip dari Reuters, Selasa (22/4/2025).

    “FTC Trump-Vance melawan atas nama rakyat Amerika,” imbuhnya.

    Juru bicara Uber, Noah Edwardsen, mengatakan bahwa perusahaan tidak mendaftar atau menagih biaya kepada pelanggan tanpa persetujuan mereka.

    “Kami kecewa karena FTC memilih untuk melanjutkan tindakan ini, tetapi kami yakin bahwa pengadilan akan setuju dengan apa yang sudah kami ketahui: Proses pendaftaran dan pembatalan Uber One sudah jelas, sederhana, dan mengikuti isi dan semangat hukum,” kata Edwardsen.

    Uber sendiri telah beberapa kali berurusan dengan FTC di masa lalu.

    Pada tahun 2017, perusahaan transportasi online ini menyelesaikan tuduhan FTC bahwa mereka telah membuat klaim privasi dan keamanan data yang menipu.

    Tahun berikutnya, perusahaan setuju untuk membayar US$ 20 juta untuk menyelesaikan tuduhan FTC bahwa perusahaan ini melebih-lebihkan potensi pendapatan dalam merekrut pengemudi.

    Uber menangkis tuntutan pidana pada 2022 dalam sebuah penyelesaian yaitu mereka mengakui bahwa karyawannya telah gagal memberi tahu FTC tentang pelanggaran data tahun 2016 yang memengaruhi 57 juta penumpang dan pengemudi.

    (dem/dem)

  • Dubes AS Kamala Shirin Akhiri Masa Tugasnya di Indonesia, Ada Apa?

    Dubes AS Kamala Shirin Akhiri Masa Tugasnya di Indonesia, Ada Apa?

    loading…

    Dubes Amerika Serikat untuk Indonesia Kamala Shirin Lakhdir akan menyelesaikan masa tugasnya di Indonesia pada akhir April 2025. Foto/SindoNews

    JAKARTA – Duta Besar (Dubes) Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia Kamala Shirin Lakhdhir akan menyelesaikan masa tugasnya di Indonesia pada akhir April 2025. Dia mengaku bangga mengemban tugas sebagai dubes di Indonesia

    “Merupakan suatu kehormatan besar bagi saya untuk menjabat sebagai Duta Besar AS untuk Republik Indonesia,” kata Dubes Kamala dilansir dari laman Kedubes AS, Rabu (23/4/2025).

    Kamala menjelaskan, ketangguhan dan kreativitas masyarakat Indonesia menginspirasi dirinya. Kamala pun mengaku bangga bisa mengemban tugas ini.

    “Kreativitas dan ketangguhan masyarakat Indonesia sungguh menginspirasi saya, dan saya bangga dengan berbagai cara yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia dan Amerika untuk bekerja sama menghadapi tantangan bersama guna menjadikan negara kita lebih aman, lebih kuat, dan lebih sejahtera,” ujarnya.

    Kamala menghargai keramahan dan persahabatan dari masyarakat Indonesia. “Saya sangat menghargai keramahan dan persahabatan yang hangat yang saya rasakan di sini,” jelas dia.

    Masa jabatan Dubes Kamala Shirin Lakhdhir di Indonesia belum genap setahun. Dubes Lakhdhir tiba di Jakarta 22 Juli. Dia ditunjuk sebagai Duta Besar AS untuk Indonesia pada 20 Oktober 2023 dan dikonfirmasi oleh Senat AS secara penuh pada 2 Mei 2024. Kamala Shirin Lakhdhir menyerahkan surat kepercayaannya kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam sebuah acara resmi di Istana Merdeka, Jakarta, 8 Agustus 2024.

    (cip)

  • Soal Tudingan Barang Bajakan, Ini Beda Harco vs ITC Mangga Dua
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        23 April 2025

    Soal Tudingan Barang Bajakan, Ini Beda Harco vs ITC Mangga Dua Megapolitan 23 April 2025

    Soal Tudingan Barang Bajakan, Ini Beda Harco vs ITC Mangga Dua
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –

    Mangga Dua
    baru-baru ini mendapat sorotan dari Presiden Amerika Serikat
    Donald Trump
    . Mangga Dua disebut pusatnya barang palsu atau bajakan.
    Namun, ternyata tidak semua barang di Mangga Dua benar-benar menjual
    barang bajakan
    seperti yang dikatakan Trump.
    Terdapat beberapa kawasan perbelanjaan di wilayah Mangga Dua, Jakarta Pusat. Di antaranya
    ITC Mangga Dua
    untuk produk pakaian,
    Harco Mangga Dua
    untuk produk elektronik, WTC Mangga Dua untuk produk otomotif, dan beberapa mal.
    Harco Mangga Dua menjual produk alat elektronik, khususnya perangkat komputer.
    Terdapat produk elektronik baru dan bekas original, serta layanan perbaikan untuk berbagai perangkat elektronik.
    Pedagang elektronik di sini menyebutkan bahwa tidak ada barang bajakan yang dijual oleh mereka.
    Menurut seorang perwakilan Asosiasi Harco Mangga Dua Computer Center (HMCC), Deny Tan, tuduhan Donald Trump tidak sepenuhnya benar.
    “Klaim Donald Trump untuk di wilayah Mangga Dua itu enggak sepenuhnya benar. Karena kalau kita di Harco Mangga Dua Electronic Center itu kita menjual produk-produk original dan tidak menyalahi aturan mengenai pelanggaran Hak Cipta,” kata pedagang perangkat komputer itu.
    Pihak pengelola gedung Harco Mangga Dua juga menyampaikan bahwa pedagang memang sudah diimbau sejak awal untuk menjual produk-produk orisinal.
    “Dari awal juga pihak pengelola menganjurkan menjual barang-barang original,” kata Section Head Customer Service, Esih, saat ditemui di Kantor Pengelola Harco Mangga Dua, Selasa (22/4/2025).
    Pihak pedagang pun menyadari pentingnya penjualan barang orisinal untuk mendapatkan kepercayaan dari pembeli.
    “Dari pedagang-pedagang sendiri yang ada di sini juga tahu diri untuk menjual barang-barang original. Karena kalau KW tidak original kita juga pasti dikomplain sama customer, usia produknya juga pasti akan lebih pendek,” kata Deny mewakili para pedagang.
    Pedagang lainnya, Gunawan, juga mengakui bahwa perangkat komputer rakitan dirinya menggunakan barang-barang asli yang didapatkan dari beragam distributor.
    Ia mengatakan dirinya selalu merakit komputer menggunakan spare part resmi demi performa yang baik.
    Sejauh ini, Gunawan sering menerima pesanan untuk kantor dan personal (gaming).
    “Saya sih pakenya yang resmi-resmi aja. PC-nya rakit sendiri dari supplier spare part lokal,” kata Gunawan.
    Harco Mangga Dua juga menyediakan pilihan komputer dan laptop bekas untuk pembeli.
    Meskipun banyak diimpor dari luar negeri, produk bekas di sini terjamin keasliannya.
    “Kalo barang bekas dari impor, terus terang aja di sini emang kita ada menerima barang bekas dari produk dari Apple seperti iPhone bekas terus kemudian Macbook atau iMac itu yang bekas. Itu kita juga ada, tapi kan itu semua judulnya bekas dan produknya original dari Apple itu sendiri,” terang Deny.
    Rudi adalah salah satu pedagang laptop bekas. Di sini, laptop dijual mulai Rp 1.500.000.
    Banyak laptop yang dijual berasal dari kiriman kantor luar negeri, seperti Singapura.
    Meskipun beberapa laptop dikatakan sudah ketinggalan zaman, Rudi mengatakan masih ada orang yang ingin membeli produk itu.
    Selain produk bekas, Harco Mangga Dua juga menjual
    produk impor
    lainnya, seperti aksesori komputer.
    Seperti Asif yang berdagang aksesori komputer. Ia menyebutkan, produk yang dijualnya memang diimpor dari China dengan kualitas bagus.
    “Ini tidak asli dari merek (Asus), tetapi diimpor dari China. Lihat ada tulisan ‘Imported from China’ di sini? Ini artinya asli dan produknya aman,” katanya.
    Berbeda dengan Harco, ITC Mangga Dua menawarkan produk seperti pakaian, alas kaki, tas, dan aksesori lainnya.
    Saat berkunjung ke pusat perbelanjaan ini, pengunjung akan melihat banyak logo merek ternama di berbagai produk.
    Namun, keaslian produk tersebut tidak bisa dipastikan, mengingat harganya yang jauh di bawah pasar resmi.
    Seperti tas mini (mini bag) merek Louis Vuitton yang dihargai Rp350.000,- di salah satu kios.
    Padahal, tas serupa dijual seharga Rp 32 juta melalui situs resmi Louis Vuitton Indonesia.
    Selain itu, ada pula sepatu Adidas dijual dengan harga Rp 300.000, padahal sepatu itu harga aslinya Rp 2 juta.
    Menurut penjaga toko sepatu yang enggan disebut namanya, produk di ITC Mangga Dua memang tidak ada yang orisinal atau asli.
    “Ya kalau di ITC enggak ada yang ori (asli),” katanya.
    Hingga saat ini, pihak pengelola ITC Mangga Dua masih bungkam setelah mendapat tuduhan barang bajakan oleh Donald Trump.
    Perwakilan tim Public Relation ITC Mangga Dua, Teguh, belum dapat memastikan waktu yang tepat untuk pihak pengelola menyampaikan sikap dan responsnya.
    “Untuk isu itu kita belum bisa untuk memberikan respons ataupun pernyataan,” katanya saat ditemui di Kantor Pengelola ITC Mangga Dua.
    Tuduhan dari Donald Trump tersebut tidak memengaruhi para pedagang di dua pusat perbelanjaan ini.
    Baik Esih maupun Teguh menyatakan, banyak pengunjung yang datang ke Mangga Dua dan pemilik toko masih berjualan seperti biasanya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Harga Emas Dunia Sempat Tembus US$ 3.500 sebelum Merosot Tajam

    Harga Emas Dunia Sempat Tembus US$ 3.500 sebelum Merosot Tajam

    Jakarta, Beritasatu.com – Harga emas dunia sempat melonjak tajam hingga mencapai rekor tertinggi baru di level US$ 3.500 per ons pada Selasa (22/4/2025), sebelum akhirnya terkoreksi turun lebih dari 1%.

    Melansir Reuters, Rabu (23/4/2025), tekanan jual besar-besaran pada emas terjadi bersamaan dengan menguatnya pasar saham dan nilai tukar dolar AS. Hal ini dipicu oleh pernyataan positif Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, terkait prospek hubungan dagang antara Amerika Serikat dan China.

    Harga emas spot tercatat turun sebesar 1,5% ke level US$ 3.372,68 per ons. Padahal di awal perdagangan, emas sempat menguat hingga 2,2% dan menyentuh rekor baru di US$ 3.500,05 per ons. Adapun kontrak berjangka emas di AS ditutup melemah tipis 0,2% ke posisi US$ 3.419,40.

    Analis senior RJO Futures Bob Haberkorn menyebutkan, koreksi harga dimulai seusai pernyataan Bessent yang menyiratkan potensi meredanya tensi dagang antara dua ekonomi terbesar dunia, yakni China dan Amerika Serikat. Meski demikian, ia menambahkan proses negosiasi kemungkinan masih akan panjang dan penuh tantangan.

    Pernyataan tersebut memicu euforia pasar. Indeks saham AS langsung naik lebih dari 2%, sementara indeks dolar AS menguat 0,7% terhadap mata uang utama lainnya. Penguatan dolar membuat emas menjadi lebih mahal bagi pembeli internasional.

    “Sentimen positif di pasar saham dan penguatan dolar menjadi faktor utama yang menekan harga emas hari ini,” ujar analis senior Kitco Metals Jim Wyckoff.

    Meski mengalami penurunan, kinerja emas sepanjang tahun ini tetap cemerlang. Sejauh ini, harga logam mulia tersebut telah melonjak sekitar 29% dan mencetak rekor tertinggi untuk ke-28 kalinya dalam tahun ini.

    JPMorgan dalam riset terbarunya memperkirakan bahwa tren kenaikan harga emas dunia masih akan berlanjut. Bank investasi tersebut memproyeksi harga emas dapat menembus angka US$ 4.000 per ons pada tahun depan, didorong oleh potensi resesi global, kebijakan suku bunga tinggi di AS, serta ketidakpastian geopolitik.

    Pelaku pasar kini menanti pernyataan sejumlah pejabat The Fed dalam minggu ini, untuk mencari petunjuk arah kebijakan moneter selanjutnya, di tengah kekhawatiran terhadap independensi bank sentral AS.

    Emas, yang tidak memberikan imbal hasil secara langsung, dikenal sebagai aset pelindung nilai di tengah ketidakpastian ekonomi dan tekanan inflasi. Komoditas ini biasanya tampil kuat saat suku bunga rendah.

    Saat ini, indikator relative strength index (RSI) emas berada di level 74, yang mengindikasikan kondisi overbought atau jenuh beli.

    Saat harga emas dunia turun, harga perak spot ikut turun 0,7% ke US$ 32,47 per ons, platinum turun 0,8% ke US$ 953,64, sedangkan palladium justru menguat 0,6% menjadi US$ 932,75.

  • Perang Dagang Trump Pengaruhi Ekonomi Indonesia

    Perang Dagang Trump Pengaruhi Ekonomi Indonesia

    Bogor, Beritasatu.com – Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan perang dagang yang diinisiasi oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan berpengaruh terhadap ekonomi Indonesia.

    “Langsung atau tidak langsung, besar atau kecil, cepat atau lambat pasti ada pengaruhnya terhadap Indonesia. Contoh perang tarif yang diinisiasi oleh Presiden Trump dari Amerika Serikat, Indonesia pun kena,” kata SBY kepada Beritasatu.com di kediamannya di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Selasa (22/4/2025) malam.

    Hal itu disampaikan SBY setelah menerima kunjungan audiensi Executive Chairman B-Universe Enggartiasto Lukita beserta jajaran direksi B-Universe. 

    Pertemuan itu membahas berbagai topik hangat seputar perkembangan global, mulai dari perekonomian dunia, peperangan, geopolitik, hingga situasi di berbagai daerah.

    Salah satu yang menjadi sorotan dalam diskusi itu adalah kenaikan tarif impor AS terhadap sejumlah negara, termasuk Indonesia. Kenaikan tarif impor AS berpotensi menghambat lajunya perdagangan barang atau komoditas Indonesia.

    SBY menekankan pentingnya berbagai opsi antisipasi yang dipersiapkan oleh pemerintah untuk mengatasi sejumlah permasalahan global yang sedang terjadi, termasuk perang dagang Trump. 

    Penting bagi Indonesia untuk betul-betul mencermati perkembangan dunia dan mengaitkan dengan kondisi ekonomi negara, sehingga dampaknya bisa ditelaah dengan baik.

    “Sangat mungkin juga bagi Indonesia kalau ini sebuah krisis bisa diubah menjadi peluang bagi perekonomian,” imbuh SBY didampingi Enggartiasto Lukita.

    Apabila dampak yang dihasilkan ternyata buruk atau negatif, maka pemerintah perlu menciptakan kebijakan yang solutif. Misalnya bernegosiasi dengan AS terkait pengenaan tarif impor kepada Indonesia dan bertemu dengan pemimpin ASEAN untuk mencari solusi bersama, seperti yang telah dilakukan Presiden Prabowo Subianto beberapa waktu lalu.

    “Kita semua sayang pada negeri sendiri. Kita ingin ekonomi kita terjaga dan ada dampak. Insyaallah ada solusinya,” tegas SBY terkait perang dagang Trump.

  • Harga Minyak Naik Imbas Sanksi Baru AS ke Iran – Page 3

    Harga Minyak Naik Imbas Sanksi Baru AS ke Iran – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Harga minyak naik lebih dari USD 1 per barel pada Selasa, didorong oleh sanksi baru Amerika Serikat terhadap Iran dan penguatan pasar saham global, yang memicu reli pemulihan setelah aksi jual tajam harga minyak pada sesi sebelumnya.

    Dikutipd ari CNBC, Rabu (23/4/2025), harga minyak mentah Brent naik USD 1,18 atau 1,78% menjadi USD 67,44 per barel. Kontrak minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Mei—yang berakhir pada Selasa—menguat USD 1,23 atau 1,95% ke level USD 64,31.

    Pada hari yang sama, AS mengeluarkan sanksi baru yang menargetkan pengusaha pengapalan gas dan minyak mentah Iran serta jaringan perusahaannya.

    Meskipun pembicaraan antara Washington dan Teheran mengenai program nuklir Iran mengalami kemajuan akhir pekan lalu, kegagalan mencapai kesepakatan dapat menekan ekspor minyak Iran, di tengah pengetatan sanksi AS, menurut John Kilduff, mitra di Again Capital New York.

    “Jika tidak ada kesepakatan nuklir, AS akan berusaha menekan ekspor minyak Iran hingga nol, dan saat ini tampaknya skenario nol itu semakin mungkin terjadi,” kata Kilduff.

    Pasar Saham Bangkit, Minyak Menguat

    Penguatan pasar saham global—indikasi meningkatnya selera risiko dari investor—juga mendukung kenaikan harga minyak, menurut analis Mizuho, Robert Yawger.

    Saham-saham AS naik pada Selasa karena investor fokus pada laporan laba perusahaan. Sebelumnya, kritik keras Presiden Donald Trump terhadap Ketua The Fed, Jerome Powell, telah menyebabkan aksi jual tajam di pasar pada sesi sebelumnya.

    Harga minyak Brent dan WTI sempat anjlok lebih dari 2% pada Senin akibat kemajuan dalam pembicaraan AS-Iran dan kejatuhan pasar saham. Namun pemulihan pada Selasa menunjukkan bahwa pasar tetap sensitif terhadap dinamika geopolitik dan makroekonomi.

     

  • Zelensky Siap Berunding dengan Rusia, tapi Setelah Gencatan Senjata

    Zelensky Siap Berunding dengan Rusia, tapi Setelah Gencatan Senjata

    Jakarta

    Ukraina menyatakan siap melakukan perundingan perdamaian secara langsung dengan Rusia tetapi hanya setelah gencatan senjata diberlakukan. Hal itu disampaikan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di tengah tekanan baru AS untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung selama tiga tahun itu.

    Diansir AFP, Rabu (23/4/2025), Utusan presiden AS Steve Witkoff akan pergi ke Moskow minggu ini. Gedung Putih mengatakan, seorang utusan AS akan mengambil bagian dalam perundingan baru dengan pejabat Eropa di London pada hari Rabu.

    Laporan media AS mengatakan Presiden AS Donald Trump telah mengusulkan untuk menerima bahwa wilayah yang dianeksasi Moskow di Krimea diakui sebagai wilayah Rusia. Pada perundingan tersebut rencananya juga akan membahas hal itu.

    Sementara Zelensky mengatakan pihaknya siap berunding dalam format apapun setelah gencatan senjata diberlakukan.

    “Setelah gencatan senjata, kami siap untuk duduk dalam format apa pun,” kata Zelensky kepada wartawan sehari sebelum perundingan utama di London tentang kemungkinan penyelesaian Ukraina.

    Diketahui, Trump, yang telah berjanji untuk mencapai kesepakatan Moskow-Kyiv dalam waktu 24 jam setelah menjabat, telah gagal dalam tiga bulan sejak itu untuk mendapatkan konsesi dari Presiden Rusia Vladimir Putin.

    Trump mengatakan pada akhir pekan bahwa ia berharap kesepakatan damai dapat dicapai “minggu ini” meskipun tidak ada tanda-tanda kedua belah pihak hampir mencapai gencatan senjata, apalagi penyelesaian jangka panjang.

    Putin Nyatakan Terbuka Berunding Secara Langsung

    Dilansir Reuters, Selasa (22/4/2025), Putin dan Zelenskiy menghadapi tekanan dari Amerika Serikat, yang mengancam akan meninggalkan upaya perdamaiannya kecuali jika ada kemajuan yang dicapai.

    Rusia dan Ukraina mengatakan mereka terbuka untuk gencatan senjata lebih lanjut setelah gencatan senjata Paskah selama 30 jam yang dideklarasikan oleh Rusia pada akhir pekan lalu. Masing-masing pihak Rusia dan Ukraina saling menuduh pihak lain melakukan pelanggaran gencatan senjata.

    Perundingan itu dijadwalkan dilakukan pada minggu ini di London. Ukraina mengatakan pihaknya akan mengirim delegasi untuk bertemu dengan pejabat dari Amerika Serikat dan negara-negara Eropa.

    Perundingan tersebut merupakan tindak lanjut dari pertemuan di Paris minggu lalu di mana AS dan negara-negara Eropa membahas cara-cara untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung lebih dari tiga tahun.

    Putin, menyampaikan kepada seorang reporter TV pemerintah Rusia, mengatakan pertempuran telah dimulai kembali setelah gencatan senjata Paskah, yang diumumkannya secara sepihak pada hari Sabtu. Putin juga mengatakan pihaknya terbuka terhadap inisiatif perdamaian apa pun dan mengharapkan hal yang sama dari Ukraina.

    “Kami selalu membicarakan hal ini, bahwa kami memiliki sikap positif terhadap inisiatif perdamaian apa pun. Kami berharap perwakilan rezim Kyiv akan merasakan hal yang sama,” kata Putin kepada reporter TV pemerintah Pavel Zarubin.

    Sementara Juru bicara Rusia Dmitry Peskov, yang kemudian dikutip oleh kantor berita Interfax, mengatakan kepada wartawan, “Ketika presiden mengatakan bahwa ada kemungkinan untuk membahas masalah tidak menyerang target sipil, termasuk secara bilateral, presiden bermaksud melakukan negosiasi dan diskusi dengan pihak Ukraina,” tuturnya.

    Diketahui, tidak ada pembicaraan secara langsung antara kedua belah pihak sejak minggu-minggu awal setelah invasi Rusia pada Februari 2022.

    (yld/zap)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Minta Pulang, Enggak Tahan, Dubes AS Akhiri Tugas di RI

    Minta Pulang, Enggak Tahan, Dubes AS Akhiri Tugas di RI

    GELORA.CO – Wakil Menteri Luar Negeri Arif Havas Oegroseno mengonfirmasi bahwa Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Kamala Shirin Lakhdhir, akan segera mengakhiri masa tugasnya di Jakarta.

    Namun, menurutnya kepulangan Kamala bukan karena penarikan resmi dari Washington.

    “Enggak ditarik itu, dia minta pulang karena sudah enggak tahan,” ujar Havas saat ditemui di kantor Kemlu RI, Jakarta Pusat, Selasa (22/4).

    Saat ditanya lebih lanjut soal alasan di balik kepergian Kamala, Havas menjawab singkat, “Ya itu urusan internal mereka lah.”

    Dubes Kamala dijadwalkan meninggalkan Indonesia pada akhir April 2025, kurang dari satu tahun sejak ia tiba di Jakarta pada 8 Agustus 2024.

    Ia ditunjuk pada 2 Mei 2024 oleh Presiden AS saat itu, Joe Biden, dan menggantikan Dubes sebelumnya, Sung Y. Kim.

    Dalam pernyataan resminya, Dubes Kamala menyampaikan terima kasih kepada masyarakat Indonesia atas sambutan selama masa tugasnya.

    “Merupakan kehormatan besar bagi saya untuk menjabat sebagai Duta Besar AS untuk Republik Indonesia,” katanya.

    Ia juga menyoroti kerja sama kedua negara di bidang pendidikan, perdagangan, pertahanan, dan keamanan.

    Selama bertugas, Kamala aktif menjalin komunikasi dengan berbagai pemangku kepentingan di Indonesia, baik dari pemerintahan maupun masyarakat sipil.

    Sebelum kembali ke AS, ia dijadwalkan mengadakan sejumlah pertemuan dengan mitra dan pejabat Indonesia untuk menegaskan komitmen kerja sama bilateral.

    Kekosongan posisinya akan diisi sementara oleh Wakil Duta Besar Heather C. Merritt, yang menjabat sebagai Kuasa Usaha Ad Interim di Kedutaan Besar AS Jakarta.

  • IMF Ramal Ekonomi dan Perdagangan Dunia Turun Lebih Dalam, Efek Tarif Trump

    IMF Ramal Ekonomi dan Perdagangan Dunia Turun Lebih Dalam, Efek Tarif Trump

    Bisnis.com, JAKARTA — Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global dari 3,3% pada 2024 menjadi 2,8% untuk keseluruhan tahun 2025, akibat implementasi tarif resiprokal Trump. 

    Hal itu tercantum dalam dokumen World Economic Outlook (WEO) edisi April 2025 yang baru saja terbit pada Selasa (22/4/2025). 

    Director Research Department IMF Pierre‑Olivier Gourinchas menekankan bahwa tanpa tarif Trump, pihaknya telah merevisi sedikit penurunan ke level 3,2%. Melalui pengenaan tarif dan pemberian jeda dengan tarif 10% kepada semua negara, ekonomi bakal turun lebih dalam. 

    “Jeda ini, bahkan jika diperpanjang secara permanen, memberikan prospek pertumbuhan yang sama dengan perkiraan referensi, 2,8%, bahkan jika beberapa negara dengan tarif tinggi dapat diuntungkan,” ujarnya dalam konferensi pers, dikutip pada Rabu (23/4/2025). 

    Pierre menyampaikan bahwa meskipun pertumbuhan global masih berada di atas level resesi, semua wilayah terkena dampak negatif tahun ini dan tahun depan. 

    Proses disinflasi global terus berlanjut, tetapi dengan laju yang lebih lambat dengan inflasi yang direvisi naik 0,1 poin persentase di kedua tahun tersebut. 

    Dirinya melihat ketegangan perdagangan ini akan sangat berdampak pada perdagangan global. IMF pun memprediksikan bahwa pertumbuhan perdagangan global akan terpangkas lebih dari setengahnya dari 3,8% tahun lalu menjadi 1,7% tahun ini. 

    Untuk Amerika Serikat sendiri, tarif mewakili guncangan pasokan yang mengurangi produktivitas dan output secara permanen dan meningkatkan tekanan harga untuk sementara. 

    “Hal ini menambah prospek yang sudah melemah dan membuat kami merevisi pertumbuhan turun 0,9% menjadi 1,8%, dengan penurunan 0,4% dari tarif saja. Sementara inflasi direvisi naik,” ujarnya. 

    Adapun, IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi negara-negara maju 1,4% pada tahun ini, dengan pertumbuhan ekonomi AS turun menjadi 1,8% dari sebelumnya 2,7%. 

    Melihat negara-negara berkembang, pertumbuhan ekonomi 2025 diperkirakan menjadi 3,7%, dengan penurunan terbesar di negara-negara terdampak tarif Trump—terutama China.

    Di sisi lain bagi mitra dagang, tarif sebagian besar bertindak sebagai guncangan permintaan eksternal yang negatif. Melemahkan aktivitas dan harga, meskipun beberapa negara bisa mendapatkan keuntungan dari pengalihan perdagangan. 

    Hal tersebut menjadi alasan IMF menurunkan proyeksi pertumbuhan China tahun ini menjadi 4% dari 5% pada tahun sebelumnya, sementara inflasi direvisi turun 0,8%, meningkatkan tekanan deflasi. 

    “Semua negara terkena dampak negatif dari lonjakan ketidakpastian kebijakan perdagangan, karena bisnis memangkas pembelian dan investasi, sementara lembaga keuangan menilai kembali eksposur peminjam mereka,” tuturnya. 

    Terlebih, ketidakpastian juga meningkat karena gangguan sektoral yang kompleks akibat tarif yang dapat menyebabkan naik turunnya rantai pasokan, seperti yang kita lihat selama pandemi.

    Berlakunya tarif Trump menjadi variabel besar dalam perubahan proyeksi pertumbuhan ekonomi. Tidak hanya tarif yang tinggi, ketidakpastian dalam pelaksanaannya pun berisiko memperburuk aktivitas ekonomi.

    Laporan IMF itu menyajikan proyeksi acuan (reference forecast) berdasarkan informasi hingga 4 April 2025, termasuk tarif resiprokal yang berlaku 2 April 2025 dan berbagai respons awalnya. Proyeksi IMF juga disertai dengan berbagai skenario mengenai proyeksi pertumbuhan ekonomi global, berdasarkan asumsi kebijakan perdagangan yang berbeda.