Negara: Amerika Serikat

  • Akhirnya! China Beri Sinyal Babak Baru Perang Dagang Lawan AS

    Akhirnya! China Beri Sinyal Babak Baru Perang Dagang Lawan AS

    Jakarta, CNBC Indonesia – China mengatakan sedang mengevaluasi kemungkinan perundingan dagang dengan Amerika Serikat (AS). Hal ini terjadi pascabergulirnya perang tarif antara kedua negara.

    Mengutip CNBC International, Jumat (2/5/2025), Beijing mengatakan bahwa pihaknya ingin agar AS menghapus semua tarif sepihak. Negeri Panda berpandangan bahwa kegagalan untuk melakukannya akan menunjukkan kurangnya ketulusan dari Washington dan semakin membahayakan kepercayaan bersama.

    “Jika AS ingin berbicara, ia harus menunjukkan ketulusannya dan bersiap untuk memperbaiki praktiknya yang salah dan membatalkan tarif sepihak,” menurut pernyataan resmi Beijing.

    Presiden AS Donald Trump telah mengenakan tarif sebesar 145% pada barang-barang impor China tahun ini, yang mendorong Beijing untuk mengenakan tarif balasan sebesar 125%. Sejauh ini, kedua belah pihak telah berupaya untuk mengurangi dampak ekonomi dari tarif dengan memberikan pengecualian pada produk-produk penting tertentu.

    Yuan China di luar negeri menguat 0,14% menjadi 7,2665 terhadap dolar AS setelah pernyataan ajakan berbiacara ini. Sementara pasar dalam negeri China tutup karena hari libur, indeks Hang Seng Hong Kong melonjak 1,2% saat dibuka.

    Komentar terbaru dari Beijing mengikuti serangkaian pernyataan yang saling bertentangan dari pemerintahan Trump dan kepemimpinan China tentang apakah pembicaraan sedang berlangsung, dengan kedua belah pihak ingin menghindari dianggap sebagai pihak pertama yang mundur. Secara terpisah, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio mengatakan kepada Fox News bahwa China ingin bertemu dan berbicara, sambil mengindikasikan bahwa pembicaraan semacam itu akan segera terjadi.

    Ekonom senior di Economist Intelligence Unit, Tianchen Xu, mengatakan bahwa ajakan berunding ini belum dapat disimpulkan menuju arah yang benar-benar positif. Menurutnya,  kedua pihak menunggu pihak lain mengalah terlebih dahulu.

    “Kita perlu mencermati pertukaran kata-kata ini dengan skeptis,” ujarnya. “Saya ykin bahwa keterlibatan tingkat kerja tertentu mungkin telah terjadi, atau akan segera terjadi, yang dapat mengakibatkan penurunan tarif ke tingkat yang tidak terlalu merusak sebesar 40% hingga 50% selama satu atau dua kuartal berikutnya.”

    (tps)

  • Video: AS Dapat Akses “Istimewa” ke Logam Tanah Jarang Ukraina

    Video: AS Dapat Akses “Istimewa” ke Logam Tanah Jarang Ukraina

    Jakarta, CNBC Indonesia – Amerika Serikat dan Ukraina resmi menandatangani kesepakatan penting pada Rabu 30 April 2025 yang memberikan Amerika Serikat akses istimewa terhadap mineral-mineral kritis di Ukraina, termasuk logam tanah jarang.

    Selengkapnya dalam program Squawk Box CNBC Indonesia (Jumat, 02/05/2025) berikut ini.

  • MPR: Stabilitas ASEAN tak terganggu dengan dinamika geopolitik global

    MPR: Stabilitas ASEAN tak terganggu dengan dinamika geopolitik global

    Jakarta (ANTARA) – Wakil Ketua MPR RI Edhie Baskoro Yudhoyono menekankan bahwa stabilitas ASEAN tidak terganggu dengan dinamika geopolitik global yang terjadi saat ini dengan menjunjung nilai-nilai dasar netralitas dan persatuan.

    “Komitmen ASEAN terhadap multilateralisme dan penyelesaian konflik secara damai telah berkontribusi pada stabilitas di Asia Tenggara. Dengan tetap netral dan bersatu, kami memastikan bahwa geopolitik global tidak mengganggu stabilitas Asia Tenggara,” kata Ibas, sapaan karibnya, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat.

    Hal tersebut disampaikannya ketika menjadi Guest Lecture dengan Topik “Navigating a Changing World: ASEAN’s Path to Stability and Prosperity” di Auditorium Faculty of Business & Economics Universiti Malaya, beberapa waktu lalu.

    Menurut dia, kondisi geopolitik saat ini mengalami perubahan besar dan mempengaruhi semua masyarakat dunia. Misalnya, konflik Rusia-Ukraina yang mempengaruhi kenaikan harga minyak dan pangan.

    Selain itu, dia menyoroti soal ketegangan Amerika Serikat dan China sebagai elemen dunia multipolar yang memaksa banyak negara berkembang berada dalam tekanan untuk memilih pihak atau blok tertentu.

    “Sekarang dengan beberapa negara adikuasa, bukan hanya satu atau dua. Karena persaingan ini, negara seperti Malaysia, Indonesia, terkadang merasa tertekan untuk memilih satu pihak,” ucapnya.

    Namun, dia menekankan dengan prinsip netralitas dan persatuan yang menjadi nilai dasar maka ASEAN secara konsisten menolak tekanan untuk berpihak dalam konflik adikuasa.

    “Jawaban ASEAN pada dasarnya adalah tidak. Tidak, terima kasih. Kami tidak ingin memihak di antara negara-negara besar. Keamanan kami berasal dari persatuan dan netralitas. Kami mengingat nilai-nilai dasar ASEAN, yaitu netralitas, persatuan, dan saling menghormati,” tuturnya.

    Dia menyebut ketika negara-negara adikuasa dunia bersaing maka tujuan ASEAN adalah untuk tetap stabil dan damai, serta menjaga keamanan kesejahteraan kawasan.

    “Kami ingin berteman dengan semua orang dan tidak bermusuhan dengan siapa pun. Di Indonesia, kami sering mengatakan sejuta teman dan nol musuh, ‘a million friends and zero enemies’. Artinya, kami lebih memilih dialog dan kerja sama daripada konflik,” katanya.

    Dia pun menekankan bahwa ASEAN berkomitmen untuk tetap netral dan menjalin hubungan baik dengan semua negara.

    “ASEAN paling kuat jika berdiri bersama. Persatuan adalah jalan kita menuju keamanan, kemajuan dan kesejahteraan. Kami ingin ASEAN menjadi platform untuk kerja sama, bukan arena persaingan negara-negara besar,” paparnya.

    Sebab, menurut dia, kekuatan ASEAN terletak pada kemampuannya untuk bersatu dan bertindak sebagai jembatan antarkekuatan global yang mendorong dialog serta kerja sama demi menjaga stabilitas dan kemakmuran bersama.

    “Ketika negara-negara ASEAN berbicara dengan satu suara, kita bisa menjadi pemain di meja, bukan hanya pion dalam permainan orang lain,” kata dia.

    Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
    Editor: Hisar Sitanggang
    Copyright © ANTARA 2025

  • Netflix Bakal Naikkan Harga Langganan 5 Tahun Berturut-turut

    Netflix Bakal Naikkan Harga Langganan 5 Tahun Berturut-turut

    Jakarta

    Penggemar serial dan film di Netflix, ada kabar yang mungkin bikin sedikit was-was. Raksasa streaming ini dilaporkan berencana untuk kembali menaikkan harga paket berlangganannya secara bertahap dalam lima tahun ke depan. Langkah ini disebut-sebut sebagai bagian dari strategi Netflix untuk mencapai target keuangan yang sangat ambisius.

    Menurut laporan 9to5Mac, Netflix tidak main-main dalam menetapkan tujuan finansialnya hingga tahun 2030. Salah satu target utamanya adalah menggandakan nilai perusahaan di pasar saham. Saat ini, valuasi Netflix mendekati USD 500 miliar, dan mereka ingin melipatgandakannya menjadi USD 1 triliun dalam kurun waktu lima tahun saja!

    Tak berhenti di situ, Netflix juga membidik target untuk menggandakan pendapatannya pada tahun 2030 mendatang.

    Bagaimana cara Netflix mencapai target fantastis tersebut? Analis menyebutkan, cara paling sederhana dan efektif yang kerap diandalkan Netflix adalah dengan menaikkan biaya langganan bulanan para penggunanya.

    Meskipun Netflix punya cara lain untuk menggenjot pendapatan – seperti menjaring pelanggan baru, memperbesar porsi bisnis iklan yang relatif baru, merambah pasar negara baru, atau menambahkan fitur ekstra seperti cloud gaming – opsi-opsi ini seringkali membutuhkan investasi, usaha, dan waktu yang lebih signifikan dibandingkan sekadar menaikkan tarif.

    Langkah Netflix ini mungkin terinspirasi dari platform lain seperti Spotify atau YouTube. Keduanya sukses mengembangkan bisnis di luar layanan inti mereka. Spotify merambah podcast dan buku audio, sementara YouTube menawarkan paket bebas iklan (Premium) dan layanan TV streaming.

    Netflix sendiri juga tak tinggal diam. Dalam beberapa tahun terakhir, mereka terus merombak struktur paketnya. Kini tersedia pilihan paket lebih murah dengan dukungan iklan, paket standar, hingga paket premium dengan benefit dan harga yang berbeda-beda. Kabar terbaru menyebutkan, pelanggan di Amerika Serikat (AS) kemungkinan akan merasakan kenaikan harga lagi mulai tahun 2025.

    Melihat ke belakang, Netflix memang tidak pernah malu-malu untuk menaikkan harga. Tengok saja pasar AS, dalam rentang waktu 10 tahun (2015-2025), harga paket termahal mereka sudah melonjak lebih dari dua kali lipat!

    Pola yang mungkin diterapkan adalah menahan harga selama sekitar 12 hingga 15 bulan, lalu mengereknya lagi atau bahkan meluncurkan tingkatan paket baru yang lebih premium (dan lebih mahal).

    Mengapa Netflix berani melakukannya? Jawabannya cukup simpel: karena pelanggan terbukti rela membayar lebih dan terus berlangganan. Selama pelanggan masih menerima harga baru tersebut, kecil kemungkinan Netflix akan menghentikan strategi kenaikan harganya.

    (afr/afr)

  • China Buka Peluang Berunding dengan AS Bahas Tarif Trump, Ini Syaratnya!

    China Buka Peluang Berunding dengan AS Bahas Tarif Trump, Ini Syaratnya!

    Bisnis.com, JAKARTA – China sedang mengkaji kemungkinan perundingan dagang dengan AS, tanda pertama sejak Presiden Donald Trump menaikkan tarif resiprokal bulan lalu bahwa negosiasi dapat dimulai antara kedua belah pihak. 

    Melansir Bloomberg pada Jumat (2/5/2025), Kementerian Perdagangan China mengatakan dalam sebuah pernyataan menyebut pihaknya telah mencatat pejabat senior AS berulang kali menyatakan kesediaan mereka untuk berbicara dengan Beijing tentang tarif sekaligus mendesak pejabat di Washington untuk menunjukkan “ketulusan” terhadap China. 

    “AS baru-baru ini mengirim pesan ke China melalui pihak-pihak terkait, dengan harapan untuk memulai perundingan dengan China. Kami saat ini sedang mengevaluasi hal ini,” demikian kutipan keterangan resmi tersebut. 

    Meski menyatakan keterbukaan baru untuk berunding, Kementerian Perdagangan China membingkai pernyataannya sebagai sesuatu yang konsisten dengan posisi Beijing sebelumnya.

    Sebagai syarat negosiasi, mereka meminta AS untuk menunjukkan ketulusannya dan bersiap untuk memperbaiki praktiknya yang salah dengan menghapuskan tarif sepihak.

    “Jika kita berjuang, kita akan berjuang sampai akhir; jika kita berbicara, pintunya terbuka. Jika Amerika Serikat ingin berbicara, ia harus menunjukkan ketulusannya dan bersiap untuk memperbaiki praktiknya yang salah dan membatalkan tarif sepihak,” kata Kementerian Perdagangan China. 

    Pernyataan tersebut mengisyaratkan kebuntuan antara dua ekonomi terbesar dunia itu dapat berubah, setelah Trump menaikkan tarif AS ke level tertinggi dalam satu abad dan Beijing membalasnya dengan cara yang sama. 

    Trump telah berulang kali mengatakan Presiden Xi Jinping perlu menghubunginya untuk memulai pembicaraan tarif. Awal minggu ini, Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan terserah Beijing untuk mengambil langkah pertama guna meredakan perselisihan antara kedua negara. 

    “Tingginya tarif timbal balik terhadap China tidak berkelanjutan, jadi pasar mengharapkan AS dan China untuk mulai bernegosiasi di beberapa titik,” kata Woei Chen Ho, ekonom di United Overseas Bank Ltd. 

    Dia menambahkan awal negosiasi kemungkinan akan mendorong volatilitas pasar lagi karena diperkirakan tidak akan berjalan mulus.

    Sementara itu, perombakan mengejutkan yang diumumkan Trump pada Kamis dapat memperumit hubungan bilateral dengan memperluas portofolio Menteri Luar Negeri Marco Rubio, orang pertama dalam jabatannya yang dikenai sanksi oleh Beijing. 

    Presiden AS mengumumkan Rubio akan menjabat sebagai penasihat keamanan nasional sementara sambil tetap mempertahankan jabatannya sebagai menteri luar negeri. Michael Waltz, penasihat keamanan nasionalnya saat ini, akan dicalonkan menjadi duta besar AS berikutnya untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). 

    Diplomat tertinggi AS sebelumnya telah berjanji untuk mengatasi “tindakan destabilisasi” Beijing di Laut Cina Selatan.

    Berbicara dalam sebuah wawancara dengan Sean Hannity dari Fox News yang disiarkan pada Kamis malam, Rubio mengatakan China tengah mencari “akomodasi jangka pendek” dengan AS dan melihat bahwa bea masuk tersebut berdampak besar pada ekonominya.

    “China sedang berusaha keras. Mereka ingin bertemu, mereka ingin berbicara,” kata Rubio. 

    Perwakilan Gedung Putih, Kantor Perwakilan Dagang AS, dan Departemen Keuangan dan Perdagangan tidak segera menanggapi permintaan komentar.

    Aktivitas manufaktur China merosot ke kontraksi terburuk sejak Desember 2023. Pesanan ekspor baru turun ke level terendah sejak Desember 2022 dan mencatat penurunan terbesar sejak April tahun itu, ketika Shanghai memasuki karantina wilayah akibat pandemi di seluruh kota. 

  • Dolar AS Pagi Ini Melemah ke Rp 16.566

    Dolar AS Pagi Ini Melemah ke Rp 16.566

    Jakarta

    Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) melemah terhadap rupiah pada pembukaan perdagangan hari ini. Mata uang Paman Sam pagi ini berada di level Rp 16.500-an.

    Dikutip dari data Bloomberg, Jumat (2/5/2025), sekitar pukul 09.15, nilai tukar dolar AS turun 10,0 poin atau 0,06% dari penutupan perdagangan sebelumnya. Dolar AS pun bertengger pada level Rp 16.566.

    Selanjutnya, pergerakan dolar AS terhadap sejumlah mata uang Asia lainnya juga cenderung melemah. Dolar AS melemah 0,11% terhadap won Korea Selatan. Begitu juga terhadap dolar baru Taiwan 1,37%.

    Selanjutnya, nilai tukar dolar AS juga melemah terhadap peso Filipina 0,06 %, turun terhadap rupee India 0,89%, serta berkurang terhadap ringgit Malaysia 0,07%.

    Dolar AS juga melemah terhadap baht Thailand 0,08%.Nilai Dolar AS juga mengalami pelemahan dolar Hong Kong 0,01%, serta terhadap dolar Singapura juga melemah 0,21%

    Sementara itu, nilai tukar dolar AS terhadap mata uang yen Jepang justru menguat sebesar 0,01%. Sedangkan terhadap mata uang yuan China terpantau nilainya stagnan.

    (shc/ara)

  • Zelensky Puji Kesepakatan Mineral dengan AS: Benar-benar Setara – Halaman all

    Zelensky Puji Kesepakatan Mineral dengan AS: Benar-benar Setara – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy memuji kesepakatan mineral yang baru saja ditandatangani antara Kyiv dan Washington.

    Zelensky menyebutnya sebagai perjanjian yang setara dan membuka peluang investasi besar bagi Ukraina.

    “Sekarang ini adalah perjanjian yang benar-benar setara yang menciptakan peluang bagi investasi yang cukup signifikan di Ukraina”, kata Zelensky, dikutip dari Al-Arabiya.

    Kesepakatan ini ditandatangani pada Rabu (30/4/2025) di Washington, DC, setelah berminggu-minggu negosiasi intens yang sempat memanas hingga menit-menit terakhir.

    Perjanjian tersebut memungkinkan Amerika Serikat dan Ukraina untuk bersama-sama mengembangkan sumber daya mineral penting yang dimiliki Ukraina. 

    Awalnya, Presiden AS Donald Trump menggambarkan kesepakatan ini sebagai semacam ‘pengembalian uang’ atas bantuan masa perang dari pemerintahan sebelumnya di bawah Joe Biden.

    Namun, Kyiv menegaskan bahwa perjanjian yang direvisi ini tidak ada hubungannya dengan utang masa lalu.

    “Sekarang ini adalah perjanjian yang benar-benar setara yang menciptakan peluang bagi investasi yang cukup signifikan di Ukraina,” ujar Zelenskyy dalam pidato hariannya pada Kamis (1/5/2025). 

    “Tidak ada utang dalam kesepakatan ini, dan akan dibuat sebuah dana-dana pemulihan yang akan diinvestasikan di Ukraina dan menghasilkan uang di sini,” imbuhnya.

    Penandatanganan kesepakatan dilakukan oleh Menteri Keuangan AS Scott Bessent dan Wakil Perdana Menteri Ukraina Yulia Svyrydenko.

    Bessent menyebut kemitraan ekonomi ini sebagai langkah ‘bersejarah’ yang sekaligus mengirimkan pesan kuat kepada Rusia tentang komitmen AS terhadap perdamaian di kawasan.

    Perjanjian Kesepakatan Mineral AS-Ukraina

    Di bawah kesepakatan ini, Dana Investasi Ulang Amerika Serikat-Ukraina akan dibentuk dan dikelola bersama secara setara.

    Ukraina tetap memegang kendali penuh atas sumber daya alamnya dan akan menentukan mineral apa yang akan dieksplorasi dan di mana lokasinya, dikutip dari Al Jazeera.

    AS akan berkontribusi melalui dana langsung atau bantuan militer baru, sementara Ukraina akan menyumbang 50 persen dari pendapatan eksploitasi sumber daya melalui lisensi baru di sektor mineral penting, minyak, dan gas.

    Svyrydenko menegaskan di media sosial bahwa perusahaan milik negara seperti Ukrnafta dan Energoatom tidak akan mengalami perubahan kepemilikan, dan pendapatan dari dana akan diperoleh murni dari proyek-proyek baru, bukan yang sudah berjalan. 

    Sebagai tambahan, baik AS maupun Ukraina sepakat bahwa kontribusi dan pendapatan dari dana ini tidak akan dikenakan pajak di kedua negara untuk memaksimalkan efisiensi investasi.

    Potensi Sumber Daya Ukraina

    Menurut Kementerian Ekonomi Ukraina, negara ini memiliki cadangan dari 22 dari 34 mineral kritis yang diklasifikasikan Uni Eropa.

    Termasuk titanium, zirkonium, grafit, litium, serta unsur tanah jarang (REE) seperti lantanum, serium, dan neodimium yang sangat penting untuk industri teknologi tinggi, pertahanan, kedirgantaraan, dan energi terbarukan. 

    Ukraina juga menyumbang sekitar 7 persen dari produksi titanium global dan memiliki cadangan litium yang sebagian besar belum dimanfaatkan, yang diperkirakan mencapai 500.000 ton, menjadikannya salah satu yang terbesar di Eropa.

    Kesepakatan ini bukan datang tanpa tantangan.

    Pertemuan antara Trump dan Zelenskyy di Gedung Putih pada Februari lalu bahkan sempat disebut-sebut sebagai “kacau”. 

    Ukraina kemudian menyewa firma hukum AS, Hogan Lovells, untuk membantu penyusunan kesepakatan.

    Namun akhirnya, kedua pihak berhasil mencapai kesepahaman yang disebut menguntungkan Ukraina dan AS.

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait Volodymyr Zelensky dan Amerika Serikat

  • Apple Bakal Kena Biaya Tambahan Rp 14 T Gegara Tarif Trump

    Apple Bakal Kena Biaya Tambahan Rp 14 T Gegara Tarif Trump

    Jakarta

    Raksasa teknologi Amerika Serikat (AS) Apple, mencatatkan laba di atas ekspektasi pada kuartal pertama tahun 2025. Namun, Apple memperingatkan kebijakan tarif AS dapat merugikan perusahaan dan mengganggu rantai pasoknya.

    Kepala eksekutif Apple Tim Cook memperkirakan kebijakan tarif AS akan menelan biaya US$ 900 juta atau sekitar Rp 14,85 triliun. Ia juga menyebut mayoritas iPhone yang dijual ke AS akan berasal dari India.

    “Kami tidak dapat memperkirakan dampak tarif secara tepat, karena kami tidak yakin dengan tindakan potensial di masa mendatang sebelum akhir kuartal,” kata Cook, dilansir dari SCMP, Jumat (2/5/2025).

    “Dengan asumsi tarif global saat ini serta kebijakan yang berlaku tidak berubah selama sisa kuartal dan tidak ada tarif baru yang ditambahkan, kami memperkirakan dampaknya akan menambah US$ 900 juta pada biaya kami,” tambah dia.

    Tarif resiprokal dari Presiden Donald Trump menyebabkan pungutan impor ke China jauh lebih besar. China sendiri melakukan perlawanan dan menetapkan tarif yang sama tingginya. Barang-barang teknologi kelas atas seperti ponsel pintar, semikonduktor, dan komputer menerima penangguhan sementara dari tarif AS.

    “Dengan fluktuasi yang sedang berlangsung dalam kebijakan tarif timbal balik, Apple kemungkinan akan lebih lanjut mengalihkan produksi yang menuju AS ke India untuk mengurangi paparan risiko di masa mendatang,” sebut manajer penelitian Canalys, Le Xuan Chiew.

    Saat ini iPhone yang diproduksi di China masih menyumbang sebagian besar pengiriman ke AS. Produksi di India kemungkinan meningkat menjelang akhir kuartal.

    Di sisi lain, Cook mengatakan Vietnam akan menjadi negara asal untuk hampir semua produk iPad, Mac, Apple Watch, dan AirPod yang dijual di AS. Lalu China akan terus menjadi tempat sebagian besar produk Apple dibuat untuk dijual di luar AS.

    Apple membukukan pendapatan US$ 95,4 miliar pada kuartal I yang didorong oleh penjualan iPhone. Dari jumlah itu, Apple meraup US$ 17 miliar di pasar China. Sementara laba untuk kuartal tersebut adalah US$ 24,8 miliar.

    (ily/rrd)

  • Studi Ungkap Jumlah Bayi yang Harus Dilahirkan Tiap Wanita Agar Manusia Tak Punah

    Studi Ungkap Jumlah Bayi yang Harus Dilahirkan Tiap Wanita Agar Manusia Tak Punah

    Jakarta

    Beberapa negara seperti Jepang, Korea Selatan, hingga Amerika Serikat tengah menghadapi masalah penurunan angka kelahiran. Bila tidak ditangani, kondisi tersebut dapat mengakibatkan penurunan populasi.

    Konsensusnya adalah negara-negara membutuhkan setidaknya tingkat kesuburan 2,1 anak per satu wanita agar populasi tetap terjaga. Tapi nyatanya, tingkat kelahiran Amerika Serikat hanya 1,62, Jepang 1,26, dan Korea Selatan sebesar 0,87.

    Terbaru, peneliti menganggap angka 2,1 sebenarnya masih kurang untuk menjaga populasi. Mereka berpendapat tingkat kesuburan yang diperlukan mencapai 2,7 anak per wanita untuk menghindari kepunahan jangka panjang.

    Peneliti menyebut angka 2,1 tidak mempertimbangkan variabel lain seperti mortalitas, rasio pria dan wanita, kemungkinan beberapa orang tidak pernah bereproduksi, hingga fluktuasi acak dalam ukuran keluarga.

    “Mempertimbangkan stokastisitas (ketidakpastian) dalam tingkat fertilitas dan mortalitas, dan rasio jenis kelamin, tingkat fertilitas yang lebih tinggi dari tingkat penggantian standar diperlukan untuk memastikan keberlanjutan populasi kita,” kata salah satu peneliti, Diane Cuaresma dikutip dari Daily Mail, Jumat (2/5/2025).

    Penelitian itu menuliskan bahwa krisis kekurangan populasi telah menjadi ancaman serius bagi keberlanjutan negara-negara maju. Tingkat fertilitas total di seluruh dunia telah dari 5,3 pada tahun 1960-an menjadi 2,3 pada tahun 2023.

    Penyebab penurunan angka kelahiran di setiap negara hampir serupa. Ini disebabkan meningkatnya biaya hidup dan pengasuhan yang membuat kaum muda memilih menunda atau tidak memiliki anak sama sekali. Kaum muda cenderung memilih mengejar pendidikan tinggi dan status karir.

    Meski ada penurunan angka kelahiran, populasi manusia tidak akan serta merta punah. Berdasarkan proyeksi terkini, populasi global akan terus tumbuh dan mencapai puncaknya pada tahun 2080-an, mencapai 10,3 miliar.

    Selanjutnya populasi akan mulai menurun secara bertahap sekitar 10,2 miliar pada tahun 2100.

    Demografer sekaligus mantan Direktur Divisi Kependudukan PBB, Joseph Chamie menuturkan beberapa negara memang maju mengalami penurunan angka kelahiran. Namun, secara global risiko ancamannya masih sangat kecil.

    “Ya memang ada beberapa negara yang populasinya menurun, tetapi untuk dunia secara keseluruhan itu tidak terjadi,” ungkap Joseph terpisah.

    (avk/up)

  • Maskapai Ini Ancam Batalkan Pesanan ke Boeing Rp 495 T Gegara Tarif Trump

    Maskapai Ini Ancam Batalkan Pesanan ke Boeing Rp 495 T Gegara Tarif Trump

    Jakarta

    Maskapai berbiaya rendah asal Eropa, Ryanair mengancam akan membatalkan pesanan ratusan pesawat Boeing imbas kebijakan tarif resiprokal Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Ryanair memilih mencari alternatif lain, termasuk dari produsen China, COMAC.

    Ryanair yang berpusat di Irlandia ini merupakan salah satu pelanggan terbesar bagi Boeing. Ancaman ini muncul jika Trump tidak mengecualikan sektor penerbangan dari kebijakan tarifnya.

    Namun COMAC belum tersertifikasi di Eropa, sementara pesaing utama Boeing, Airbus, menyebut pesawatnya telah habis hingga akhir dekade ini. Artinya ancaman dari Ryanair kemungkinan akan sulit terlaksana

    Dalam surat kepada anggota parlemen senior AS, kepala eksekutif Ryanair Michael O’Leary mengatakan tarif Trump dapat mengancam rencana pembelian 330 pesawat Boeing 737 MAX yang dipesan Ryanair. Nilai pembelian itu mencapai US$ 30 miliar atau setara Rp 495 triliun (kurs Rp 16.500).

    “Jika pemerintah AS melanjutkan rencana yang tidak bijaksana untuk mengenakan tarif, dan jika tarif ini secara material mempengaruhi harga ekspor pesawat Boeing ke Eropa, maka kami tentu akan menghitung ulang pesanan Boeing kami saat ini, dan kemungkinan untuk memesan di tempat lain,” kata O’Leary, dikutip dari Reuters, Jumat (2/5/2025),

    Saat dikonfirmasi, Boeing tidak segera bersedia memberikan komentar. Ancaman dari Ryanair meningkat setelah sebelumnya hanya menyebut akan menunda pengiriman pesawat Boeing.

    Sementara itu, O’Leary mengatakan pihaknya belum pernah berdiskusi dengan COMAC tentang pembelian pesawat sejak sekitar tahun 2011. Namun ia menyebut akan mempertimbangkan opsi baru jika harganya 10%-20% lebih murah daripada pesaing utama Boeing, Airbus.

    Airbus, yang merupakan satu-satunya pesaing Boeing untuk pesawat lorong tunggal besar saat ini saat ini sudah memiliki sertifikasi di Eropa. Sayangnya Airbus berulang kali mengatakan bahwa pesawatnya terjual habis hingga akhir dekade ini.

    Tidak ada maskapai Barat yang membeli pesawat COMAC. Perusahaan China itu telah mengajukan sertifikasi untuk jet C919-nya di Eropa, tetapi tidak untuk pasar Amerika Serikat.

    Jet C919 memiliki sekitar 150 kursi atau hingga sekitar 190 kursi dalam tata letak yang padat, lebih kecil dari pesawat Boeing yang saat ini diterbangkan Ryanair dan MAX 10 yang dapat menampung hingga 230 kursi.

    (ily/rrd)