Negara: Amerika Serikat

  • Harga Emas Dunia Turun 1,6 Persen pada Pekan Ini

    Harga Emas Dunia Turun 1,6 Persen pada Pekan Ini

    Jakarta, Beritasatu.com – Harga emas dunia melemah pada Jumat (30/5/2025) dan diperkirakan mencatatkan kerugian mingguan, dipicu oleh penguatan dolar Amerika Serikat (AS) serta sikap hati-hati investor yang menanti data inflasi utama Amerika Serikat. Data tersebut diperkirakan akan memberikan petunjuk baru mengenai arah kebijakan suku bunga Federal Reserve (The Fed).

    Harga emas spot tercatat turun 0,4 persen menjadi US$ 3.303,51 per troi ons pada pukul 13.10 WIB. Sepanjang pekan ini, logam mulia tersebut telah anjlok sekitar 1,6 persen. Sementara itu, emas berjangka AS juga terkoreksi 0,5% menjadi US$ 3.300,70 per troi ons.

    Dilansir dari Reuters, indeks dolar AS menguat 0,2 persen, yang membuat emas menjadi lebih mahal bagi pembeli dari luar negeri dan turut menekan permintaan emas global.

    “Harga emas saat ini cenderung bergerak dalam fase konsolidasi. Yang terjadi ini adalah fluktuasi normal pasar, hanya saja rentang pergerakannya sedikit lebih luas karena adanya kepercayaan terhadap dolar AS,” kata Managing Director di GoldSilver Central, Singapura, Brian Lan.

    Pasar kini menanti laporan Personal Consumption Expenditures (PCE), indikator inflasi favorit The Fed yang dijadwalkan dirilis pada Jumat sore.

    Presiden The Fed San Francisco, Mary Daly, pada Kamis (29/5/2025) mengatakan bank sentral masih membuka kemungkinan untuk menurunkan suku bunga dua kali tahun ini. Namun, ia menegaskan suku bunga sebaiknya tetap dipertahankan sementara waktu demi memastikan inflasi kembali ke target 2 persen.

    Dalam kondisi suku bunga rendah, emas yang tidak memberikan imbal hasil biasanya mendapat keuntungan karena menjadi instrumen lindung nilai terhadap inflasi dan pelemahan nilai mata uang.

    Sementara itu, pengadilan banding federal AS memutuskan untuk sementara mengembalikan tarif impor luas yang diberlakukan oleh mantan Presiden Donald Trump, setelah sebelumnya sempat dibatalkan oleh pengadilan perdagangan.

  • Pesawat Dijadwalkan Angkut Jemaah Haji di Yaman Hancur Diserang Israel

    Pesawat Dijadwalkan Angkut Jemaah Haji di Yaman Hancur Diserang Israel

    Jakarta

    Serangan rudal yang dilancarkan militer Israel menghantam sebuah pesawat milik maskapai Yaman, Yemenia Airways dan landasan pacu di bandara Sanaa, ibu kota Yaman. Akibatnya, pesawat yang dijadwalkan untuk mengangkut jemaah haji itu hancur.

    Dilansir kantor berita AFP, Jumat (30/5/2025), dalam insiden yang terjadi pada Rabu (28/5) lalu tersebut, menurut sebuah video yang diposting di media sosial X oleh direktur bandara Sanaa, Khaled al-Shaief, terlihat asap hitam pekat terlihat mengepul dari pesawat yang terkena rudal di landasan. Dia mengatakan itu adalah pesawat operasional terakhir Yaman.

    Menurut pernyataan dari Yemenia Airways, pesawat tersebut hendak dinaiki para jemaah haji yang akan melaksanakan ibadah haji tahunan di Mekkah. Puluhan jemaah terpaksa kembali ke rumah.

    Kelompok pemberontak Houthi di Yaman mengatakan bahwa bandara tersebut baru melanjutkan layanan komersial terbatas pada 17 Mei, setelah ditutup akibat serangan besar Israel yang menghancurkan enam pesawat 11 hari sebelumnya.

    Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz mengatakan jet tempur menargetkan “target teroris” Houthi di bandara Yaman tersebut, sehari setelah kelompok itu menembakkan dua proyektil ke Israel.

    “Jet-jet tempur Angkatan Udara baru saja menyerang target-target teror organisasi teroris Houthi di bandara Sanaa dan menghancurkan pesawat terakhir yang tersisa,” kata menteri tersebut dalam sebuah pernyataan.

    Kelompok Houthi memulai serangan mereka terhadap kapal-kapal pengiriman di Laut Merah dan Teluk Aden pada November 2023, beberapa minggu setelah dimulainya perang Israel-Hamas, yang memicu serangan militer Inggris dan AS mulai Januari 2024.

    Awal bulan ini, Amerika Serikat menyetujui gencatan senjata dengan Houthi, yang mengakhiri serangan Amerika yang intens selama berminggu-minggu di wilayah-wilayah Yaman yang dikuasai kelompok pemberontak tersebut.

    Namun, Houthi terus menembakkan proyektil secara berkala ke Israel, termasuk serangan yang menargetkan bandara Ben Gurion di Tel Aviv. Awal bulan ini, Israel mengancam akan menargetkan kepemimpinan kelompok Houthi.

    Utusan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa Hans Grundberg memperingatkan dalam sebuah pernyataan, bahwa bentrokan antara kelompok Houthi dan Israel “memperburuk situasi yang sudah sangat rapuh bagi Yaman dan kawasan tersebut”.

    Lihat Video ‘Wujud Pesawat Komersial Terakhir di Bandara Yaman Dihancurkan Israel’:

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Harga Minyak Dunia Turun Tertekan Ekspektasi Kenaikan Produksi

    Harga Minyak Dunia Turun Tertekan Ekspektasi Kenaikan Produksi

    Jakarta, Beritasatu.com – Harga minyak dunia turun pada Jumat (30/5/2025) dan berada di jalur penurunan mingguan kedua berturut-turut. Tekanan datang dari ekspektasi kenaikan produksi oleh OPEC+ pada Juli mendatang, serta ketidakpastian pasar setelah putusan hukum terbaru membuat tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tetap berlaku.

    Dilansir dari Reuters, harga minyak mentah Brent untuk kontrak Juli turun 21 sen atau 0,33% menjadi US$ 63,94 per barel pada pukul 13.26 WIB. Sementara itu, West Texas Intermediate (WTI) AS melemah 22 sen atau 0,36% ke posisi US$ 60,72 per barel.

    Secara keseluruhan, kedua acuan harga minyak tersebut telah melemah sekitar 1,3% sepanjang pekan ini.

    Penurunan harga terutama dipicu oleh prospek peningkatan pasokan, seiring investor memperkirakan adanya keputusan kenaikan produksi dalam pertemuan delapan anggota OPEC+ pada akhir pekan ini.

    “Panggung sudah disiapkan untuk peningkatan produksi besar-besaran lainnya,” tulis Robert Rennie, kepala riset komoditas dan Karbon Westpac, dalam sebuah catatan.

    Ia memperkirakan kenaikan bisa melebihi 411.000 barel per hari, seperti yang disepakati pada dua pertemuan sebelumnya.

    Analis dari JPMorgan menyebutkan surplus global kini telah melebar hingga 2,2 juta barel per hari (bph). Hal ini kemungkinan akan mendorong penyesuaian harga untuk menyeimbangkan kembali sisi penawaran dan permintaan.

    Di sisi lain, dari Amerika Serikat, tarif “liberation day” yang dikenakan oleh Trump tetap berlaku setelah pengadilan banding federal memutuskan untuk memberlakukan kembali tarif tersebut. Putusan ini membalikkan keputusan pengadilan perdagangan pada Rabu (28/5/2025) yang sempat memblokir sebagian besar tarif tersebut secara langsung.

    Keputusan itu menyebabkan harga minyak turun lebih dari 1% pada Kamis (29/5/2025), karena pelaku pasar mencemaskan dampaknya. Analis memperkirakan ketidakpastian akan tetap menyelimuti pasar selama proses hukum tarif masih berjalan.

    Sejak pengumuman tarif oleh Trump pada 2 April 2025, harga minyak mentah global telah merosot lebih dari 10%.

  • Banding Diterima, Tarif Trump Tetap Berlaku

    Banding Diterima, Tarif Trump Tetap Berlaku

    Jakarta

    Pengadilan banding federal pada Kamis (29/05) mengizinkan Presiden Trump untuk sementara waktu melanjutkan penerapan tarif berdasarkan Undang-Undang Kekuasaan Darurat. Pengadilan mengizinkan kebijakan itu berlaku sembari pemerintahan Trump mengajukan banding atas putusan yang membatalkan sebagian besar kebijakan ekonomi kontroversialnya tersebut.

    Pengadilan Banding untuk Wilayah Federal mengabulkan permintaan darurat dari pemerintahan Trump yang beralasan penghentian kebijakan tersebut dapat berdampak serius terhadap “keamanan nasional negara.”

    Putusan ini menangguhkan keputusan sebelumnya dari Pengadilan Perdagangan Internasional AS yang keluar sehari sebelumnya.

    Menangguhkan putusan pengadilan sebelumnya

    Pada Rabu (28/05), Pengadilan Perdagangan Internasional menyatakan bahwa Trump telah melampaui wewenangnya dalam menggunakan Undang-Undang Kekuatan Ekonomi Darurat Internasional (IEEPA) untuk menetapkan tarif terhadap sebagian besar mitra dagang Amerika Serikat.

    Dalam keputusan mengejutkan itu, tiga hakim menyatakan bahwa menurut Konstitusi AS, wewenang menetapkan tarif berada di tangan Kongres, bukan presiden. Mereka menilai Trump menyalahgunakan IEEPA, yang seharusnya digunakan untuk merespons ancaman darurat nasional, untuk kepentingan politik dagang.

    “Putusan dari Pengadilan Perdagangan Internasional sangat keliru dan politis! Semoga Mahkamah Agung membatalkan keputusan yang mengancam negara ini, DENGAN CEPAT dan TEGAS,” tulis Trump lewat media sosialnya.

    Usaha kecil terdampak, sempat ajukan gugatan kebijakan tarif

    Di luar putusan besar dari pengadilan dagang tersebut, seorang hakim federal lainnya, Rudolph Contreras, juga memutuskan bahwa Trump telah melampaui wewenangnya saat memberlakukan tarif terhadap dua perusahaan mainan edukatif asal Illinois. Menurut AP, kedua perusahaan mengklaim harus menaikkan harga hingga 70% agar bisa bertahan.

    Namun dengan keputusan pengadilan banding terbaru, tarif akan tetap diberlakukan sembari proses hukum berlanjut. Secara agenda, tanggapan dari penggugat dijadwalkan paling lambat 5 Juni 2025, sementara pemerintah akan menyampaikan balasannya pada 9 Juni 2025.

    Bagaimana negara-negara merespons?

    Keputusan pengadilan ini disambut dengan hati-hati oleh berbagai negara. Pemerintah Inggris menyatakan bahwa ini adalah “urusan dalam negeri AS” dan memilih menunggu hingga proses hukum selesai. Jerman dan Komisi Eropa juga belum memberi komentar.

    Namun, Perdana Menteri Kanada Mark Carney sempat merespons. “Ini sesuai dengan posisi lama Kanada bahwa tarif Trump tidak sah,” ujarnya kepada AFP.

    Sementara itu, Menteri Keuangan AS Scott Bessent menyatakan bahwa proses hukum belum mempengaruhi jadwal negosiasi dagang. “Mitra dagang kami datang dengan itikad baik,” katanya kepada Fox News.

    Memperpanjang ketidakpastian ekonomi

    Ketidakpastian hukum ini juga memicu reaksi hati-hati di pasar keuangan. Meskipun saham naik pada Kamis (29/05), investor masih menahan diri akibat potensi proses hukum yang panjang.

    “Tarif saat ini tetap sekitar 15 persen,” tulis Oxford Research dalam laporan yang dikutip Reuters, “jauh di atas rata-rata 2–3 persen sebelum Trump kembali menjabat.” Biaya tambahan ini berdampak pada berbagai sektor, dari otomotif hingga barang konsumsi.

    Beberapa perusahaan besar seperti General Motors dan Ford bahkan membatalkan proyeksi bisnis mereka. Sementara perusahaan multinasional seperti Honda dan Campari mempertimbangkan relokasi operasional guna menghindari beban tarif yang terus berlanjut.

    Proses hukum ini “menambah ketidakpastian terhadap arah kebijakan perdagangan AS ke depan,” terutama karena proses banding masih berlangsung, ujar kepala ekonom EY, Gregory Daco, dikutip dari AFP.

    “Perkembangan hukum ini memperbesar ketidakpastian jangka panjang bagi bisnis yang bergantung pada rantai pasok lintas negara,” tambahnya.

    (Sumber: Reuters, AP, AFP)

    Artikel ini diadaptasi dari bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Tezar Aditya

    Editor: Rahka Susanto

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Pengadilan Banding Kembali Berlakukan Tarif Trump, Gimana Selanjutnya?

    Pengadilan Banding Kembali Berlakukan Tarif Trump, Gimana Selanjutnya?

    Jakarta

    Pengadilan banding federal memberlakukan kembali kebijakan tarif yang ditetapkan Presiden Donald Trump pada Kamis (29/05), sehari setelah Pengadilan Perdagangan Internasional memerintahkan pemblokiran tarif.

    Pengadilan Banding Tingkat Federal di Washington menganulir putusan pengadilan yang lebih rendah untuk sementara guna mempertimbangkan banding pemerintah.

    Pengadilan banding kemudian memerintahkan penggugat dalam kasus tersebut untuk memberi tanggapan paling lambat tanggal 5 Juni. Adapun pemerintah AS juga diminta memberi tanggapan paling lambat tanggal 9 Juni.

    Sebelumnya, Pengadilan Perdagangan Internasional yang berbasis di Manhattan menyatakan bahwa Konstitusi AS memberikan kewenangan secara eksklusif kepada Kongres untuk mengatur perdagangan dengan negara lain.

    Kewenangan eksklusif Kongres ini, menurut pengadilan tersebut, tidak dapat digantikan oleh kewenangan presiden untuk menjaga perekonomian. Karena itu, pengadilan tersebut menyatakan Trump telah melampaui kewenangannya dalam mengenakan bea masuk.

    Apa yang terjadi selanjutnya?

    Tidak ada pengadilan yang membatalkan tarif pada mobil, baja, dan aluminium yang diberlakukan Trump dengan alasan masalah keamanan nasional berdasarkan Pasal 232 Undang-Undang Perluasan Perdagangan tahun 1962.

    Ia dapat memperluas pajak impor berdasarkan undang-undang tersebut ke sektor lain seperti semikonduktor dan kayu.

    Pasal 338 Undang-Undang Perdagangan tahun 1930 yang tidak digunakan selama beberapa dekade memungkinkan presiden untuk mengenakan tarif hingga 50% pada impor dari negara-negara yang “mendiskriminasi” AS.

    Namun, saat ini Gedung Putih tampaknya lebih fokus mengajukan banding pada putusan pengadilan. Masalah ini diperkirakan akan berakhir di Mahkamah Agung.

    Jika Gedung Putih tidak berhasil dalam bandingnya, Badan Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS (CBP) akan mengeluarkan arahan kepada para petugasnya.

    Hal ini dipaparkan John Leonard, mantan pejabat tinggi di CBP, kepada BBC.

    Di sisi lain, pengadilan yang lebih tinggi kemungkinan akan cenderung mendukung Trump.

    Akan tetapi, jika semua pengadilan menegakkan putusan Pengadilan Perdagangan Internasional, maka entitas bisnis yang harus membayar tarif akan menerima pengembalian dana atas jumlah yang dibayarkandengan bunga.

    Ini termasuk apa yang disebut tarif timbal balik, yang diturunkan menjadi 10% secara umum untuk sebagian besar negara.

    Untuk tarif produk-produk China yang naik menjadi 145% sekarang menjadi 30% menyusul kesepakatan AS-China baru-baru ini.

    Leonard mengingatkan bahwa untuk saat ini belum ada perubahan di perbatasan dan tarif masih harus dibayar.

    Berdasarkan reaksi pasar, sebagian investor seolah “menghela napas lega setelah volatilitas yang menegangkan selama berminggu-minggu yang perseteruan perang dagang,” ujar Stephen Innes dari SPI Asset Management.

    Innes mengatakan hakim AS memberikan pesan yang jelas: “Ruang Oval bukanlah meja perdagangan, dan Konstitusi bukanlah cek kosong.”

    “Pelampauan kekuasaan eksekutif akhirnya menemukan batasnya. Setidaknya untuk saat ini, stabilitas makro kembali muncul.”

    Paul Ashworth dari Capital Economics, mengatakan putusan tersebut “jelas akan mengacaukan dorongan pemerintahan Trump untuk dengan cepat menyegel ‘kesepakatan’ perdagangan selama jeda 90 hari dari tarif”.

    Dia memperkirakan negara-negara lain “akan menunggu dan melihat” apa yang akan terjadi selanjutnya.

    Siapa yang mengajukan gugatan?

    Putusan tersebut didasarkan pada dua kasus terpisah.

    Dalam kasus pertama, lembaga nonpartisan Liberty Justice Center mengajukan gugatan atas nama beberapa usaha kecil yang mengimpor barang dari negara-negara yang terdampak tarif Trump.

    Dalam kasus kedua, koalisi pemerintah negara bagian AS juga menggugat aturan impor tersebut.

    Kedua kasus ini merupakan tantangan hukum besar pertama bagi “Hari Pembebasan”, yaitu hari ketika Trump mengumumkan serangkaian tarif terhadap berbagai negara pada 2 April 2025.

    Panel yang terdiri dari tiga hakim memutuskan bahwa Undang-Undang Kekuasaan Ekonomi Darurat Internasional (EEPA) tahun 1977 yang dijadikan dasar kebijakan oleh Trump tidak memberinya wewenang untuk mengenakan pajak impor besar-besaran.

    Pengadilan juga memblokir serangkaian pungutan terpisah yang diberlakukan pemerintahan Trump terhadap China, Meksiko, dan Kanada.

    Sebagaimana diketahui, pemerintahan Trump menyebut kebijakan ini dilakukan untuk merespons arus narkoba dan imigran ilegal ke AS.

    Akan tetapi, pengadilan tidak diminta untuk menangani tarif yang dikenakan pada beberapa barang tertentu seperti mobil, baja, dan aluminium yang berada di bawah undang-undang yang berbeda.

    Bagaimana reaksi sejauh ini?

    Dalam permohonan bandingnya, pemerintahan Trump mengatakan pengadilan perdagangan telah memberi penilaian terhadap presiden secara tidak tepat sehingga putusan yang dikeluarkan bakal menggagalkan perundingan perdagangan yang telah berlangsung selama berbulan-bulan.

    “Pilar politik, bukan yudisial, yang membuat kebijakan luar negeri dan memetakan kebijakan ekonomi,” sebut pemerintahan Trump dalam pengajuan banding tersebut.

    Trump mengecam putusan pengadilan perdagangan internasional tersebut dalam sebuah unggahan di media sosial, dengan menulis: “Semoga Mahkamah Agung akan membatalkan keputusan yang mengerikan dan mengancam negara ini, DENGAN CEPAT dan TEGAS.”

    Baca juga:

    Di sisi lain, Letitia James, selaku jaksa agung New York, salah satu dari 12 negara bagian yang terlibat dalam gugatan tersebut, menyambut baik putusan pengadilan federal.

    “Hukumnya jelas: tidak ada presiden yang memiliki wewenang untuk menaikkan pajak sesuka hati,” kata James.

    “Tarif ini adalah kenaikan pajak besar-besaran bagi keluarga pekerja dan bisnis Amerika. Jika terus berlanjut, kebijakan ini akan menyebabkan inflasi yang lebih tinggi, memburuknya ekonomi bagi bisnis dalam skala mana pun, serta hilangnya lapangan pekerjaan di seluruh negeri,” tambahnya.

    Pasar global merespons positif putusan tersebut.

    Pasar saham di Asia naik pada Kamis (29/05) pagi dan kontrak berjangka saham AS melonjak.

    Dolar AS menguat terhadap mata uang safe haven, termasuk yen Jepang dan franc Swiss.

    Mata uang safe haven adalah mata uang yang nilainya cenderung stabil walau terjadi gejolak pasar.

    Apa yang melatarbelakangi putusan ini?

    Presiden China Xi Jinping dan Presiden AS Donald Trump (Getty Images)

    Pada 2 April, Trump meluncurkan tarif global yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan mengenakan pajak impor pada sebagian besar mitra dagang AS.

    Tarif dasar 10% dikenakan pada sebagian besar negara, ditambah tarif timbal balik yang lebih tinggi.

    Puluhan negara dan blok terkena dampak ini, termasuk Uni Eropa, Inggris, Kanada, Meksiko, dan China.

    Trump berargumen bahwa kebijakan ekonomi besar-besaran tersebut akan meningkatkan manufaktur AS dan melindungi lapangan kerja.

    Sejak pengumuman tersebut, pasar global terombang-ambing sejak pengumuman tersebut.

    Berbagai negara silih berganti berunding dengan perwakilan Trump untuk menegosiasikan pembalikan dan penangguhan tarif.

    Ketidakpastian pasar global semakin terganggu dengan adanya perang dagang antara AS dan China.

    Kedua negara adidaya ekonomi dunia terlibat dalam aksi saling menaikkan tarif yang mencapai puncaknya dengan pajak AS sebesar 145% untuk impor China, dan pajak China sebesar 125% untuk impor AS.

    Baca juga:

    AS dan China akhirnya menyetujui ‘gencatan senjata’ melalui kesepakatan bilateral.

    Bea masuk AS untuk China turun menjadi 30%, sementara tarif China untuk beberapa impor AS berkurang menjadi 10%.

    Inggris dan AS juga telah mengumumkan kesepakatan mengenai tarif yang lebih rendah antara kedua pemerintah.

    Di sisi lain, Trump mengancam tarif 50% mulai Juni untuk semua barang yang datang dari Uni Eropa.

    Presiden AS itu mengungkapkan rasa frustrasi dengan lambatnya perundingan perdagangan dengan blok tersebut.

    Trump kemudian setuju untuk memperpanjang tenggat waktu lebih dari sebulan setelah kepala Komisi Uni Eropa, Ursula von der Leyen, mengatakan bahwa pihaknya memerlukan lebih banyak waktu.

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • ‘Krisis Kecil di Ducati Mulai Terjadi’

    ‘Krisis Kecil di Ducati Mulai Terjadi’

    Jakarta

    Manajer pebalap sekaligus pengamat MotoGP Carlo Pernat menilai motor pabrikan Ducati tidak berjalan dengan baik.

    Buktinya Ducati gagal menang dalam dua seri terakhir MotoGP. Johann Zarco (Honda) menang di Prancis, dan Marco Bezzecchi (Aprilia) keluar sebagai juara di Inggris.

    Meski faktanya Ducati selalu mengisi podium, tapi motor Desmosedici GP25 tidak bisa konsisten. Para pebalap yang menggeber motor tersebut antara lain Marc Marquez, Francesco Bagnaia, dan Fabio Di Giannantonio, dinilai harus lebih banyak berjuang.

    “Harus dikatakan dan dicatat bahwa krisis kecil sedang dimulai untuk Ducati,” kata Pernat dikutip dari Motosan.

    “Terutama untuk tim pabrikan Ducati, katakanlah bahwa balapan ini telah menunjukkan bahwa motor 2025 tidak tepat.”

    “Mereka yang memakainya adalah Márquez, Bagnaia dan Di Giannantonio, banyak berjuang.”

    “Tetapi setiap tahun Ducati mengajarkan kita hal-hal ini, bahwa pada awalnya selalu butuh waktu cukup lama,” tegasnya.

    Marquez mengakui pada balapan kedua di MotoGP Inggris, lebih hati-hati hingga bisa finis ketiga. Soal jatuhnya di balapan pertama, Marquez merasa tak melakukan kesalahan yang signifikan atau ada masalah di motor. Kali ini jatuhnya berbeda dari di MotoGP Amerika Serikat atau Spanyol.

    Pun demikian dengan rekan setimnya, Bagnaia. Dia terjatuh pada lap keempat dan tidak bisa menyelesaikan balapan.

    “Kali ini, mungkin, lebih. Dan tampaknya masalahnya bahkan sedikit lebih sulit daripada tahun-tahun sebelumnya. Jelas bahwa Marquez menyembunyikannya sedikit, dengan bakat fenomenalnya, sebenarnya dia adalah yang terdepan di kejuaraan dunia. Tetapi dia sering jatuh, dia sering mengeluh, dia tidak bisa memberikan apa adanya dalam caranya,” tambah Pernat.

    Marc Marquez masih unggul di klasemen kejuaraan dengan 196 poin, unggul 24 poin dari saudaranya, Alex. Bagnaia tetap berada di urutan ketiga, 72 poin di belakang sang pemimpin klasemen.

    (riar/rgr)

  • Apple Mau Rombak Nama Seluruh Sistem Operasinya, Tak Ada iOS 19? – Page 3

    Apple Mau Rombak Nama Seluruh Sistem Operasinya, Tak Ada iOS 19? – Page 3

    Sementara itu, Apple akhirnya mengumumkan jadwal gelaran tahunan mereka, Worldwide Developers Conference (WWDC) 2025. Tahun ini, WWDC25 akan berlangsung pada 9 hingga 13 Juni 2025. 

    Seperti biasa, ajang WWDC25 akan dibuka dengan keynote utama pada 9 Juni waktu Amerika Serikat atau 10 Juni pukul 00.00 WIB. 

    Pengumuman ini disampaikan langsung Apple melalui situs resminya, Rabu (21/5/2025).

    Dalam keterangannya, raksasa teknologi itu menyebut WWDC 2025 ini akan kembali digelar secara online dan gratis, serta terbuka bagi seluruh pengembang dari berbagai penjuru dunia. 

    “Sepanjang minggu ini, pengembang dari seluruh dunia bisa terhubung dengan tim Apple dan mengikuti 100 sesi dapat membantu dan dipakai pengembang untuk membuat aplikasi atau game mereka,” tulis Apple dalam keterangannya.

    Keynote utama WWDC 2025 bisa disaksikan secara langsung melalui Apple.com, aplikasi Apple TV, dan kanal YouTube resmi milik perusahana berbasis di Cupertino tersebut.

  • Diisukan Batal Gabung Danantara, Ray Dalio Tiba-Tiba Ungkap Hal Ini

    Diisukan Batal Gabung Danantara, Ray Dalio Tiba-Tiba Ungkap Hal Ini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Investor senior asal Amerika Serikat, Ray Dalio, kembali mencuri perhatian publik. Di tengah isu pengunduran dirinya dari posisi di Dewan Penasihat Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara), Dalio justru mengangkat topik soal pentingnya meritokrasi.

    Padahal, dua bulan sebelumnya, kehadiran Dalio di Danantara sempat diumumkan secara resmi dan disambut hangat. Kini, unggahan terbarunya menimbulkan spekulasi baru soal kelanjutan keterlibatannya di lembaga tersebut.

    Melansir detikFinance, unggahan Dalio tersebut berbunyi “Jangan gunakan daya tarikmu untuk memberi seseorang pekerjaan (Don’t use your pull to get someone a job),” dikutip Jumat (30/5/2025).

    Meski tidak secara gamblang ditujukan kepada siapa, isi unggahan tersebut menyiratkan sikap tegas Ray Dalio, bahwa ia menolak keras praktik menggunakan koneksi atau pengaruh pribadi demi meloloskan seseorang ke sebuah posisi pekerjaan. Bagi Dalio, kompetensi tetap harus jadi penentu utama.

    Lebih lanjut, menurutnya tidak patut seseorang menggunakan pengaruh pribadi untuk membantu orang lain mendapatkan pekerjaan. Tindakan semacam itu dinilai merusak prinsip meritokrasi atau sistem yang mengutamakan kemampuan dan prestasi.

    Ray Dalio menilai cara seperti itu merugikan semua pihak. Pencari kerja terlihat tidak layak, pihak perekrut kehilangan kewenangan dan tidak baik untuk pemilik kekuasaan karena mengutamakan kedekatan pribadi ketimbang kemampuan.

    “It is an insidious form of corruption and it must not be tolerated,” tulisnya. Jika diartikan, hal tersebut adalah bentuk korupsi yang berbahaya dan tidak boleh ditoleransi.

    Sebelumnya, Chief Executive Officer (CEO) Danantara Rosan Roeslani membantah kabar Ray Dalio mundur dari jajaran Dewan Penasihat. Ia memastikan sejauh ini pihaknya masih berhubungan baik dengan pihak Ray Dalio.

    “Kemarin saya baru minggu lalu ketemu timnya, anaknya juga, Mark Dalio. Kita pembicaraan berjalan lancar. Kemarin baru ketemu sama timnya, baru Zoom juga. Nggak, nggak, nggak ada itu (Ray Dalio batal jadi Dewan Penasihat),” ujar Rosan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (28/5).

    Rosan menegaskan Ray Dalio masih berada dalam tim Danantara. Dia menyebut pihaknya masih rutin bicara dengan pihak dari Pendiri Bridgewater Associates itu.

    “Iya (Ray Dalio masih di Danantara). Orang kemarin baru minggu lalu ketemu sama timnya, whole team,” ucap Rosan.

    Adapun kabar mundurnya Ray Dalio dari jajaran Dewan Penasihat Danantara terungkap dalam laporan Bloomberg. Beberapa orang yang mengetahui informasi tersebut bilang, Ray Dalio memilih mundur atas alasan pribadi dan tidak dijelaskan lebih lanjut.

    (pgr/pgr)

  • Tak Lagi Wajib di AS, Rekomendasi Vaksin COVID-19 untuk Anak-Ibu Hamil Dicabut!

    Tak Lagi Wajib di AS, Rekomendasi Vaksin COVID-19 untuk Anak-Ibu Hamil Dicabut!

    Foto Health

    Rafida Fauzia – detikHealth

    Jumat, 30 Mei 2025 11:01 WIB

    Amerika Serikat – CDC menghentikan rekomendasi vaksin COVID-19 rutin untuk anak sehat dan ibu hamil. Keputusan ini memicu perdebatan di kalangan ahli kesehatan AS.

  • Harga Emas Dunia Anjlok karena Dolar Menguat, Emas Antam Terbang

    Harga Emas Dunia Anjlok karena Dolar Menguat, Emas Antam Terbang

    Jakarta, Beritasatu.com – Harga emas dunia mengalami penurunan pada Jumat (30/5/2025) pagi di tengah penguatan ringan dolar Amerika Serikat (AS). Para investor kini tengah menantikan rilis data inflasi utama dari Amerika Serikat, yakni indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE), yang dinilai dapat memberikan petunjuk lebih lanjut mengenai arah kebijakan suku bunga Federal Reserve (The Fed).

    Dilansir dari Reuters, pada pukul 10.13 WIB, harga emas spot tercatat turun 0,5% menjadi US$ 3.300,59 per troi ons. Sepanjang pekan ini, harga emas batangan tercatat melemah sebesar 1,7%. Sementara itu, emas berjangka AS juga turun 0,5% ke level US$ 3.298,30 per ons.

    Indeks dolar AS naik sebesar 0,2%, membuat emas menjadi lebih mahal bagi pembeli dari luar negeri. Menurut Direktur Pelaksana GoldSilver Central Brian Lan, saat ini harga emas tengah mengalami konsolidasi.

    “Apa yang kami lihat saat ini adalah kondisi pasar yang normal, hanya saja kisarannya sedikit lebih lebar karena adanya kepercayaan terhadap kekuatan dolar AS,” ujar Lan.

    Fokus pasar kini tertuju pada data PCE AS bulan April, yang merupakan indikator inflasi pilihan utama Federal Reserve. Data tersebut dijadwalkan rilis pada Jumat sore. Berdasarkan jajak pendapat Reuters, angka PCE diperkirakan akan tetap berada pada 0,1% secara bulanan dan mencapai 2,2% secara tahunan.

    Presiden The Fed San Francisco, Mary Daly mengatakan suku bunga masih bisa diturunkan dua kali tahun ini. Namun untuk saat ini, The Fed akan mempertahankan suku bunga agar inflasi tetap berada dalam jalur menuju target 2%.

    Emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil cenderung lebih diminati ketika suku bunga rendah.

    Di sisi lain, pengadilan banding federal AS untuk sementara memberlakukan kembali tarif impor yang diberlakukan oleh Presiden Donald Trump, setelah sehari sebelumnya pengadilan perdagangan AS memutuskan bahwa Trump melampaui kewenangannya.

    Di dalam negeri, harga emas batangan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) pada hari ini naik Rp 26.000 menjadi Rp 1,900 juta per gram dari sebelumnya Rp 1,874 juta per gram. Sebelumnya, harga tertinggi emas Antam tercatat pada Selasa (22/4/2025) yang sempat menyentuh level Rp 2,039 juta per gram.