Negara: Amerika Serikat

  • Ini Drone Canggih Iran yang Dikerahkan untuk Serbu Israel

    Ini Drone Canggih Iran yang Dikerahkan untuk Serbu Israel

    Jakarta

    Militer Israel mengatakan Iran meluncurkan sekitar 100 drone ke arah Israel pada hari Jumat (13/6), menyusul rentetan serangan udara Israel ke wilayah republik Islam itu. Militer Israel saat ini masih terus berupaya menembak jatuh drone-drone Iran tersebut.

    “Iran meluncurkan sekitar 100 drone ke wilayah Israel, yang sedang kami upayakan untuk dicegat,” kata juru bicara militer Israel, Brigadir Jenderal Effie Defrin kepada wartawan, seperti dilansir kantor berita AFP, Jumat (13/6/2025).

    Dua model drone Teheran yang paling tangguh, Shahed 129 dan Shahed 136, turut dikerahkan dalam serangan itu. Serangan dimulai dengan drone lepas landas dari wilayah Iran dan titik-titik lain di Timur Tengah, termasuk Irak. Dikutip detikINET dari berbagai sumber, inilah spesifikasi drone andalan Iran.

    Shahed 129

    Shahed 129 adalah UAV taktis canggih yang dimodelkan berdasarkan sistem Barat seperti Predator MQ-1 Amerika. Mampu terbang hingga 24 jam dan sejauh 1.700 kilometer, kira-kira jarak dari Iran tengah ke Israei, drone ini memungkinkan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) menyerang atau mengawasi Israel tanpa bergantung pada stasiun pengisian bahan bakar atau relai di tengah misi.

    Dipersenjatai hingga empat rudal Sadid, Shahed 129 dapat mengenai target darat dengan presisi tinggi. Pesawat ini membawa peralatan pencitraan termal, sistem komunikasi canggih, dan kendali jarak jauh, memungkinkannya beroperasi di area yang dipenuhi dengan gangguan sinyal atau peperangan elektronik.

    Drone Shahed 129 Iran. Foto: Wikimedia

    IRGC telah menggunakannya di Suriah, Yaman, dan Irak, menyerang aset dan lokasi strategis AS sambil meminimalkan deteksi dini. Intelijen Barat percaya Iran terus meningkatkan akurasi amunisi, profil siluman, dan perangkat navigasi model tersebut.

    Shahed 136

    Shahed 136 adalah sistem yang jauh lebih murah tapi tidak kalah mematikan. Didesain sebagai drone bunuh diri satu arah, ia membawa hulu ledak seberat 20 hingga 50 kilogram dan menabrak target yang telah diprogram sebelumnya.

    Konstruksi dasarnya yaitu sayap lurus, badan pesawat sempit, dan mesin piston belakang kecil, menjaga biaya tetap rendah, sehingga memungkinkan Iran memproduksi dan meluncurkan pesawat ini dalam gelombang yang padat. Bahkan jika sebagian ditembak jatuh, yang lain dapat menerobos.

    Meskipun Shahed 136 tidak memiliki peralatan navigasi canggih, GPS bawaannya (dan terkadang kamera kecil yang menghadap ke depan) memberikan akurasi yang memadai terhadap lokasi yang tetap atau pertahanan yang lemah.

    Terbang rendah dan relatif lambat, drone tersebut dapat menghindari radar, terutama ketika puluhan berada di udara sekaligus. Rusia telah menggunakan drone jenis itu secara ekstensif terhadap jaringan listrik Ukraina dan perumahan, sementara proksi Iran telah menyebarkannya untuk mengincar pangkalan AS di Irak dan Arab Saudi.

    Dengan mengerahkan banyak drone, Iran tampaknya ingin membanjiri jaringan pertahanan udara Israel, membingungkan operator radar, dan menciptakan kerusakan fisik dan psikologis di garis depan.

    (fyk/fyk)

  • Tren Pasar Minyak Nabati Global, Ekspor Minyak Sawit Indonesia Meningkat

    Tren Pasar Minyak Nabati Global, Ekspor Minyak Sawit Indonesia Meningkat

    Bisnis.com, JAKARTA — Ekspor minyak sawit dari Indonesia diperkirakan akan meningkat seiring dengan tren pasar minyak nabati global diproyeksi akan menghadapi ekspansi yang signifikan pada akhir 2025 hingga pertengahan 2026. 

    Analisis dari Hedgepoint Global Markets menunjukkan bahwa peningkatan produksi di negara-negara produsen utama akan mendorong lonjakan pasokan, yang pada gilirannya memungkinkan peningkatan konsumsi dan volume impor dari negara-negara konsumen utama. 

    Salah satu pendorong utama di balik peningkatan konsumsi ini adalah semakin besarnya permintaan untuk biofuel, dengan beberapa negara diperkirakan akan meningkatkan bauran wajib.

    Adapun sektor minyak sawit diperkirakan akan mengalami peningkatan pasokan yang substansial pada musim 2025/2026, didorong oleh proyeksi peningkatan produksi di dua raksasa penghasil dan pengekspor minyak sawit yakni Indonesia dan Malaysia. 

    Jika perkiraan produksi yang lebih tinggi ini terwujud, maka ekspor dari kedua negara tersebut akan meningkat lebih lanjut.

    Laporan Hedgepoint menjelaskan, Indonesia, sebagai produsen dan eksportir terbesar dunia, diproyeksikan melihat produksinya melonjak dari 46 juta ton pada 2024/25 menjadi 47,5 juta ton pada musim 2025/2026. Kenaikan ini akan memungkinkan peningkatan ekspor dari 22,6 juta ton menjadi 24 juta ton. 

    Demikian pula, Malaysia, produsen dan eksportir terbesar kedua, diperkirakan akan meningkatkan produksinya dari 18,7 juta ton menjadi 19,2 juta ton, dengan ekspor naik dari 15,4 juta ton menjadi 15,8 juta ton di musim baru.

    “Di sisi permintaan, kami menyoroti tren pertumbuhan impor yang kuat dari India, yang diperkirakan naik dari 7,7 juta ton menjadi 8,7 juta ton pada 2025/26. Tren ini berkebalikan dan terkait dengan potensi penurunan impor minyak kedelai,” jelas Koordinator Intelijen Pasar di Hedgepoint Global Markets, Luiz Roque, dalam keterangan tertulis, Jumat (13/6/2025).

    Meski demikian, angka-angka ini masih bersifat proyeksi penuh dan dapat berubah secara signifikan. “Jika produksi sawit di Indonesia dan Malaysia lebih rendah dari perkiraan saat ini, kita bisa melihat perubahan signifikan pada angka ekspor dan impor, serta stok akhir,” tambah Roque. 

    Menariknya, hubungan harga antara minyak kedelai dan minyak sawit menunjukkan skenario yang lebih menguntungkan bagi peningkatan konsumsi minyak sawit dalam beberapa bulan mendatang, mengingat harganya yang kini lebih rendah dari minyak kedelai.

    Pada periode ini, diperkirakan akan membawa pasokan minyak kedelai yang lebih besar ke pasar global, berkat proyeksi peningkatan produksi di negara-negara produsen dan pengekspor utama seperti Argentina, Brasil, dan Amerika Serikat. 

    Di sisi permintaan, konsumsi di China dan India diperkirakan akan meningkat, bersamaan dengan peningkatan penggunaan domestik di negara-negara produsen besar tersebut. 

    Khusus China, peningkatan pasokan juga berasal dari peningkatan penghancuran kedelai yang kemungkinan akan membutuhkan impor kedelai yang lebih besar (112 juta ton).

    Menurut Roque, meskipun pasokan meningkat, stok akhir dunia diperkirakan hanya sedikit lebih tinggi dari musim 2024/25, mengingat konsumsi global yang terus tumbuh signifikan. 

    “Pergerakan ini terutama disebabkan oleh peningkatan penggunaan minyak kedelai untuk memproduksi biodiesel di beberapa negara,” katanya. 

    Namun, ia mengingatkan bahwa angka-angka ini didasarkan pada proyeksi hasil panen penuh di negara-negara produsen kedelai utama, yang masih perlu dikonfirmasi.

    “Di sisi permintaan, kami menyoroti tren penurunan konsumsi dan, akibatnya, minat impor yang lebih rendah dari India, yang diperkirakan akan kembali memprioritaskan penggunaan minyak sawit karena potensi peningkatan produksi dari ‘tetangganya’ Indonesia dan Malaysia,” tambahnya.

  • China Sudah Ditinggal, Amerika Langsung Diserbu Negara Ini

    China Sudah Ditinggal, Amerika Langsung Diserbu Negara Ini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Hampir semua iPhone yang diekspor Foxconn untuk pasar Amerika Serikat (AS) sepanjang Maret-Mei 2025 berasal dari India. Hal ini menunjukkan keseriusan Apple memindahkan rantai pasokan produksinya dari China.

    Sebelumnya, sekitar 80% fasilitas produksi iPhone berasal dari China. Namun, konflik geopolitik antara AS dan China yang dibarengi ancaman tarif super tinggi membuat posisi Apple terhimpit dan menggenjot diversifikasi fasilitas produksi ke India.

    Saat ini, fasilitas produksi iPhone di India difokuskan untuk melayani permintaan dari pasar AS secara eksklusif. Sebelumnya, pabrik iPhone di India juga melayani kebutuhan dari negara-negara lain seperti Belanda, Ceko, dan Inggris.

    Sepanjang Maret-Mei 2025, Foxconn tercatat mengekspor iPhone senilai US$3,2 miliar dari India. Sebanyak 97% di antaranya dikapalkan ke AS.

    Sebagai perbandingan, pada periode yang sama di 2024, rata-rata ekspor iPhone dari pabrik Foxconn di India ke AS hanya sekitar 50,3% dari total pengapalan, dikutip dari Reuters, Jumat (13/6/2025).

    Secara spesifik sepanjang Mei 2025, pengiriman iPhone oleh Foxconn ke AS bernilai hampir US$1 miliar. Nilai itu adalah tercatat sebagai yang tertinggi kedua setelah pengapalan pada Maret 2025 yang mencatat rekor US$1,3 miliar.

    Apple menolak berkomentar, sementara Foxcoon tidak merespons permintaan komentar dari Reuters.

    Presiden AS Donald Trump pada Rabu (11/6) mengatakan China akan mengadapi tarif 55%, setelah AS-China duduk bareng di Londong, Inggris.

    Sebelumnya, Trump menetapkan tarif 145% pada produk-produk impor dari China yang masuk ke AS. Pemberlakuan tarif itu lantas ditunda selama 90 hari berdasarkan hasil kesepakatan kedua negara di Jenewa, Swiss.

    Sepanjang penundaan tarif tinggi, barang-barang impor dari China yang masuk ke AS dikenakan tarif 30%. Kini, keputusan terbaru yang disepakati kedua negara ekonomi terbesar di dunia menetapkan tarif 55% untuk barang China yang dijual di AS.

    India, seperti kebanyakan mitra dagang AS, dikenakan tarif dasar sebesar 10% dan sedang mencoba menegosiasikan kesepakatan untuk menghindari pungutan “timbal balik” sebesar 26% yang diumumkan Trump dan kemudian dihentikan pada April 2025 lalu.

    Ancaman Trump

    Di saat bersamaan, peningkatan produksi Apple di India menuai teguran keras dari Trump pada Mei lalu.

    “Kami tidak tertarik Anda [Apple] membangun di India. India bisa mengurus diri sendiri, mereka melakukannya dengan sangat baik, kami ingin Anda membangun di sini [AS],” kata Trump saat berbicara dengan CEO Tim Cook, beberapa saat lalu. Bahkan, Trump mengancam akan mengenakan tarif 25% untuk HP, termasuk iPhone, yang diproduksi di negara lain dan dijual ke AS. 

    Sepanjang 5 bulan pertama di tahun ini, Foxconn telah mengirim iPhone senilai US$4,4 miliar ke AS dari India, dibandingkan US$3,7 miliar sepanjang 2024.

    Apple menggenjot produksi iPhone dari India untuk menghindari ancaman tarif tinggi. Pada Maret lalu, Apple bahkan menyewa pesawat untuk mengirimkan iPhone 13, 14, 16, dan 16e dengan nilai US$2 miliar ke AS dari India, di tengah kekhawatiran tarif tinggi untuk barang impor dari China.

    Apple juga melobi otoritas bandara India untuk memangkas waktu yang dibutuhkan untuk melewati bea cukai di bandara Chennai di negara bagian selatan Tamil Nadu dari 30 jam menjadi 6 jam, menurut laporan Reuters. Bandara tersebut merupakan pusat utama ekspor iPhone.

    “Kami memprediksi iPhone made-in-India berkontribusi terhadap 25%-30% pengapalan iPhone global, dibandingkan 18% pada 2024,” kata analis senior firma riset Counterpoint, Prachir Singh.

    Tata Electronics yang merupakan penyuplai Apple lainnya di India, rata-rata mengirimkan 86% iPhone yang diproduksi ke AS sepanjang Maret-April 2025, menurut data bea cukai. Data sepanjang Mei 2025 belum tersedia.

    Tata Electronics mulai mengekspor iPhone sejak Juli 2024. Sepanjang tahun lalu, pabrikan itu hanya mengirimkan 52% hasil produksi iPhone-nya ke AS.

    Perdana Menteri India Narendra Modi dalam beberapa tahun terakhir telah mempromosikan negaranya sebagai hub manufaktur HP. Namun, bea masuk yang tinggi untuk mengimpor komponen HP dibandingkan dengan banyak negara lain membuat biaya produksi di India masih relatif mahal.

    Dalam catatan sejarah, setiap tahunnya Apple rata-rata menjual 60 juta unit iPhone ke AS. Sekitar 80% berasal dari penyuplai di China. Perpindahan fasilitas produksi ke India menunjukkan manufaktur China mulai ditinggal akibat konflik berkepanjangan dengan AS.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Panas! Iran Bilang Tak Ada Batasan dalam Pembalasan Serangan Israel

    Panas! Iran Bilang Tak Ada Batasan dalam Pembalasan Serangan Israel

    Angkatan bersenjata Iran menegaskan bahwa “tidak ada batasan” dalam pembalasan mereka terhadap Israel, menyusul serangan mematikannya di beberapa kota, termasuk ibu kota Teheran.

    “Sekarang rezim teroris yang menduduki Al-Quds (Yerusalem) telah melewati semua garis merah… (tidak ada) batasan dalam merespons kejahatan ini,” kata angkatan bersenjata Iran dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir kantor berita AFP, Jumat (13/6/2025).

    Sebelumnya, pemerintah Iran menegaskan Amerika Serikat (AS) akan turut “bertanggung jawab atas konsekuensi” dari rentetan serangan mematikan Israel pada hari Jumat (13/6). Serangan-serangan Israel itu menargetkan sejumlah kota dan lokasi nuklir di republik Islam tersebut.

    Kementerian Luar Negeri Iran dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Jumat (13/6/2025), meyakini serangan Israel tidak mungkin dilakukan “tanpa koordinasi dan izin” dari AS, yang merupakan sekutu dekat Israel.

    “Tindakan agresif rezim Zionis terhadap Iran tidak dapat dilakukan tanpa koordinasi dan izin dari Amerika Serikat,” tegas Kementerian Luar Negeri Iran.

    Dikatakan oleh Kementerian Luar Negeri Iran bahwa AS “bertanggung jawab atas dampak dan konsekuensi berbahaya dari petualangan rezim Zionis”.

    Israel mengumumkan serangan terbaru terhadap Iran pada Jumat (13/6), dengan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menyebut serangan itu sebagai serangan pembuka yang “sangat berhasil”, dan menegaskan serangan akan berlanjut hingga berhari-hari demi menghilangkan ancaman Teheran.

    Lihat Video Israel Status Darurat Usai Serang Iran: RS Bersiap-Bandara Tutup

    Seorang pejabat militer Israel, yang tidak disebut namanya, mengklaim Tel Aviv telah menyerang “puluhan” target nuklir dan militer di Iran, termasuk fasilitas pengayaan uranium utama di Natanz. Serangan itu juga disebut menargetkan pabrik rudal balistik dan para komandan militer Iran.

    Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio, dalam pernyataannya, menegaskan Washington tidak terlibat dalam serangan militer Iran terhadap Iran. Rubio memperingatkan Teheran untuk tidak membalas serangan Tel Aviv dengan menyerang pangkalan AS yang ada di kawasan Timur Tengah.

    “Israel mengambil tindakan sepihak terhadap Iran. Kami tidak terlibat dalam serangan terhadap Iran dan prioritas utama kami adalah melindungi pasukan Amerika di kawasan tersebut,” tegas Rubio dalam pernyataannya.

    Lihat Video Israel Status Darurat Usai Serang Iran: RS Bersiap-Bandara Tutup

  • Imigrasi Jaksel deportasi 18 WNA izin tinggal tak sesuai dan overstay

    Imigrasi Jaksel deportasi 18 WNA izin tinggal tak sesuai dan overstay

    Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Non TPI Jakarta Selatan menangkap satu warga negara asing (WNA) India yang melebihi izin tinggal (overstay) di Jalan Kemang, Jakarta, Selasa (27/8/2024). ANTARA/HO-Imigrasi Jakarta Selatan/aa.

    Imigrasi Jaksel deportasi 18 WNA izin tinggal tak sesuai dan overstay
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Jumat, 13 Juni 2025 – 16:12 WIB

    Elshinta.com – Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Non TPI Jakarta Selatan melakukan deportasi sebanyak 18 warga negara asing (WNA) dengan izin tinggal tidak sesuai dan melebihi batas waktu perizinan (overstay).

    “Untuk sampai saat ini sudah ada 18 WNA yang dikenakan tindakan administratif keimigrasian berupa deportasi,” kata Kepala Kantor Imigrasi Jakarta Selatan Bugie Kurniawan dalam konferensi pers bersama wartawan di Jakarta, Jumat.

    Bugie mengatakan pihaknya menyasar 190 tempat di Jakarta Selatan dalam melakukan pengawasan dan penindakan atas pelanggaran administrasi keimigrasian.

    Adapun pelanggar terbanyak berasal dari negara Spanyol, Rusia, India, Pakistan, dan Libya.

    “Macam-macam (pelanggarannya) dari mulai tidak tinggal sesuai dengan domisili yang dilaporkan pada saat pengajuan izin tinggal, kemudian melakukan kegiatan tidak sesuai dengan izin yang diberikan, dan overstay lebih dari 60 hari,” ungkapnya.

    Usai dideportasi, para WNA tersebut masuk tahap usulan penangkalan. Artinya, jika dari pihak terkait tidak mengusulkan, maka mereka tidak bisa masuk kembali ke Indonesia.

    “Masa berlaku dari penangkalan ini enam bulan, apabila tidak diusulkan perpanjangannya maka dengan secara otomatis orang asing tersebut bisa masuk wilayah Indonesia lagi,” jelasnya.

    Dalam hal pelayanan keimigrasian bagi Warga Negara Asing (WNA), Kantor Imigrasi Jakarta Selatan mencatat penerbitan 2.855 Izin Tinggal Kunjungan (ITK), 7.283 Izin Tinggal Terbatas (ITAS), 455 Izin Tinggal Tetap (ITAP), 64 affidavit, 240 Exit Permit Only (EPO), serta 147 laporan ERP Tidak Kembali.

    Tiga negara dengan permohonan ITAS terbanyak adalah Jepang, Korea Selatan, dan India. Sedangkan permohonan ITK terbanyak berasal dari China, Korea Selatan, dan Amerika Serikat.

    Sumber : Antara

  • Spotify, SnapChat hingga OpenAI Down Berjam-jam! Ini Penyebabnya – Page 3

    Spotify, SnapChat hingga OpenAI Down Berjam-jam! Ini Penyebabnya – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Spotify, Discord, Snapchat, Etsy, UPS, dan OpenAI sempat mengalami down berjam-jam. Menurut laporan di DownDetector, banyak pengguna yang mengeluh tentang gangguan tersebut.

    Penyebab deretan aplikasi itu down adalah karena layanan Google Cloud sebagai penyedia server, mengalami gangguan. Laporan masalah untuk produk Google dan lainnya mulai muncul sekitar pukul 14.00 waktu Amerika.

    Dalam pembaruan pada pukul 16:16 waktu Amerika, Google mengatakan telah mengidentifikasi akar penyebabnya dan menerapkan mitigasi yang tepat.

    “Infrastruktur kami telah dipulihkan di semua wilayah kecuali us-central1. Produk Google Cloud yang mengandalkan infrastruktur yang terpengaruh mengalami pemulihan di beberapa lokasi,” kata Google, dikutip dari Engadget, Jumat (13/6/2025).

    “Teknisi kami mengetahui bahwa pelanggan masih mengalami masalah di us-central1 dan multi-region/us. Kami secara aktif berupaya untuk pemulihan penuh, namun kami tidak memiliki perkiraan waktu pemulihan penuh,” perusahaan menjelaskan.

    Akibat masalah ini, Pokemon Trading Card Game dan Pokemon Go juga tidak luput dari masalah. Snapchat mengakui masalah yang sedang berlangsung di halaman dukungannya.

    OpenAI telah memublikasikan bahwa pengguna mungkin mengalami masalah saat masuk karena masalah yang memengaruhi beberapa penyedia internet eksternal.

     

  • Peringatan Bencana Badai Besar H-15, Google Kasih Warning Duluan

    Peringatan Bencana Badai Besar H-15, Google Kasih Warning Duluan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Google mengembangkan sistem peringatan dini badai tropis berbasis kecerdasan buatan (AI) yang mampu memprediksi bencana badai besar dan hingga 15 hari sebelum terjadi. Teknologi ini diklaim bisa memperkuat sistem peringatan bencana yang selama ini masih mengandalkan model cuaca tradisional.

    Melalui kerja sama dengan Pusat Badai Nasional Amerika Serikat (NHC), Google DeepMind dan Google Research memperkenalkan situs baru bernama Weather Lab yang menyajikan model prakiraan cuaca AI eksperimental milik Google.

    Salah satu fokus utamanya adalah badai tropis, yang juga disebut topan atau angin topan ketika mencapai kekuatan tertentu.

    Menurut Google, model AI ini mampu menghasilkan hingga 50 skenario berbeda terkait kemungkinan lintasan, ukuran, dan intensitas badai, demikian dikutip dari The Verge, Jumat (13/6/2025).

    Google mengklaim bahwa prediksi lima harinya untuk jalur siklon di Atlantik Utara dan Pasifik Timur rata-rata 140 km lebih akurat dibandingkan model prakiraan dari European Center for Medium-Range Weather Forecasts (ECMWF) pada tahun 2023 dan 2024.

    Meski menjanjikan, Google menekankan bahwa Weather Lab belum dirancang untuk publik umum. Situs ini masih sebatas alat penelitian dan bukan sumber resmi untuk prakiraan cuaca.

    Model prakiraan badai ini dilatih menggunakan basis data ERA5 dari Eropa, yang memadukan jutaan data observasi dari seluruh dunia dengan hasil prakiraan dari model cuaca tradisional.

    Google sebelumnya juga menggunakan data yang sama untuk melatih GenCast, model AI-nya yang telah terbukti mengungguli model fisika ECMWF sebanyak 97,2% berdasarkan riset yang diterbitkan di Nature Desember 2024 lalu.

    Kerja sama ini terjadi di tengah kekhawatiran menurunnya kapasitas riset iklim dan cuaca di Amerika Serikat akibat pemangkasan anggaran dan personel oleh pemerintahan Trump serta kebijakan DOGE.

    Beberapa peluncuran balon cuaca oleh National Weather Service (NWS) bahkan dikurangi, memaksa lembaga itu bergantung pada penyedia data swasta.

    Proyek konservatif Project 2025 bahkan menyerukan pembubaran NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration), lembaga pemerintah AS yang memimpin riset iklim dan prakiraan cuaca.

    Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran akan komersialisasi layanan cuaca dan hilangnya akses publik terhadap informasi bencana.

    “Untuk waktu yang lama, cuaca telah dipandang sebagai barang publik, dan saya pikir,Sebagian besar dari kita setuju dengan hal itu,” ujar Peter Battaglia, seorang ilmuwan peneliti di Google DeepMind.

    “Mudah-mudahan kita bisa berkontribusi pada hal tersebut, dan itulah mengapa kami mencoba untuk bermitra dengan sektor publik,” imbuhnya.

    Menariknya, berbeda dari peluncuran sebelumnya, Google kali ini tidak menyebutkan krisis iklim seperti yang dilakukan perusahaan dalam peluncuran program semacam ini sebelumnya.

    “Karena perubahan iklim mendorong terjadinya lebih banyak peristiwa cuaca ekstrem, prakiraan yang akurat dan dapat dipercaya menjadi lebih penting dari sebelumnya,” kata perusahaan itu dalam pengumuman GenCast Desember lalu.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Dunia Berubah Total, Mainan Anak Ditanam AI Begini Dampaknya

    Dunia Berubah Total, Mainan Anak Ditanam AI Begini Dampaknya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Industri mainan anak-anak memasuki babak baru. Raksasa mainan asal Amerika Serikat, Mattel Inc., mengumumkan kemitraan strategis dengan OpenAI untuk mengembangkan lini mainan dan permainan yang didukung kecerdasan buatan (AI).

    Produk pertama dari kolaborasi keduanya dijadwalkan meluncur akhir tahun 2025.

    Mattel, produsen mainan ternama seperti Barbie, Hot Wheels, dan kartu Uno, menyatakan bahwa kolaborasi ini bertujuan menghadirkan pengalaman bermain yang inovatif, aman, dan sesuai usia anak.

    Perusahaan menekankan bahwa integrasi teknologi AI akan difokuskan pada aspek kreativitas dan privasi anak, demikian dikutip dari Reuters, Jumat (13/6/2025).

    Langkah ini diambil di tengah melemahnya permintaan pasar akibat tekanan ekonomi global dan kebijakan dagang Amerika Serikat di bawah pemerintahan Presiden Trump.

    Di sisi lain, Mattel berupaya menjaga relevansi bisnis di tengah gempuran teknologi dan perubahan perilaku konsumen.

    Tak hanya menanamkan AI pada produk, Mattel juga akan mengadopsi alat AI canggih dari OpenAI seperti ChatGPT Enterprise untuk meningkatkan efisiensi operasional internal dan inovasi produk.

    “Bersama OpenAI, Mattel mendapatkan akses ke kemampuan AI mutakhir dan berbagai alat baru untuk mendorong transformasi skala besar di seluruh perusahaan,” ujar Chief Operating Officer OpenAI, Brad Lightcap.

    Selama setahun terakhir, Mattel gencar memproduksi film, serial televisi, dan gim seluler berbasis produk mereka, seperti Barbie dan Hot Wheels, untuk mengompensasi penurunan penjualan mainan fisik. Bahkan, bulan lalu, perusahaan menarik proyeksi tahunan mereka dan mengumumkan kenaikan harga produk di pasar domestik demi menekan biaya rantai pasok yang meningkat.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Pemangkasan Suku Bunga The Fed di Depan Mata, Rupiah Menguat? – Page 3

    Pemangkasan Suku Bunga The Fed di Depan Mata, Rupiah Menguat? – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Ketidakpastian arah kebijakan moneter Amerika Serikat kembali menjadi perhatian, terutama setelah desakan terbuka Presiden Donald Trump agar Federal Reserve memangkas suku bunga acuan.

    Sementara itu, Ketua The Fed Jerome Powell masih mempertahankan sikap hati-hati, menunggu data inflasi dan ketenagakerjaan yang lebih solid.

    Meskipun peluang pemangkasan suku bunga pada pertemuan FOMC (Federal Open Market Committee) 18 Juni 2025 dinilai kecil, pasar mulai memproyeksikan kemungkinan penurunan di semester kedua tahun ini.

    Jika skenario ini terjadi, maka dampaknya tidak hanya dirasakan oleh ekonomi AS, tetapi juga oleh negara berkembang seperti Indonesia.

    Aus Modal Masuk RI

    Analisis tim riset Finex mengatakan, penurunan suku bunga The Fed berpotensi menciptakan arus modal masuk ke negara-negara dengan imbal hasil lebih tinggi, termasuk Indonesia.

    Hal ini dapat memperkuat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS serta meningkatkan minat terhadap obligasi pemerintah dan instrumen investasi lokal lainnya.

    “Dalam konteks global, penurunan suku bunga AS cenderung meningkatkan likuiditas dan memicu pergeseran portofolio investor. Ini bisa memberi ruang bagi penguatan rupiah dan peluang baru bagi pelaku pasar Indonesia,” ujar Financial Analyst Finex, Brahmantya Himawan, dalam keterangannya, Jumat (13/6/2025).

    Menurutnya, pengaruh suku bunga terhadap pasar sangat kompleks. Tidak hanya memengaruhi nilai tukar rupiah, tetapi juga berdampak pada harga komoditas, saham global, dan pasangan mata uang utama.

     

  • AS Sebut Huawei China Hanya Sanggup Produksi 200.000 Chip AI Tahun Ini

    AS Sebut Huawei China Hanya Sanggup Produksi 200.000 Chip AI Tahun Ini

    Bisnis.com, JAKARTA — Pejabat tinggi pengawasan ekspor Amerika Serikat (AS) mengatakan, Huawei Technologies, perusahaan teknologi multinasional asal China hanya mampu memproduksi 200.000 chip AI tahun ini.

    Pernyataan ini disampaikan oleh pejabat tersebut kepada para anggota parlemen pada Kamis (12/6/2025) waktu setempat, dengan peringatan bahwa meski jumlah tersebut di bawah permintaan perusahaan, China dengan cepat mengejar kemampuan AS dalam hal kecerdasan buatan. 

    Sejak 2019, AS membuat serangkaian aturan ekspor untuk mengekang kemajuan teknologi dan militer China. Kebijakan ini telah membatasi akses Huawei dan perusahaan China lainnya ke chip AS kelas atas dan peralatan yang dibutuhkan untuk memproduksinya. Hal ini membuat hubungan AS-China kian memanas.

    Menghadapi pembatasan tersebut, Huawei bermaksud mengirimkan chip AI Ascend 910C ke pelanggan China sebagai alternatif chip buatan Nvidia dari AS.

    “Penilaian kami adalah bahwa kapasitas produksi chip Huawei Ascend untuk 2025 akan berada pada atau di bawah 200.000 dan kami memproyeksikan bahwa sebagian besar atau semua itu akan dikirimkan ke perusahaan-perusahaan di China,” kata  Wakil Menteri Perdagangan untuk Industri dan Keamanan di Departemen Perdagangan AS Jeffrey Kessler, dalam sidang kongres, melansir Reuters, Jumat (13/6/2025).

    Kendati begitu, Kessler mengimbau AS untuk tidak merasa ‘aman’ dengan hal tersebut. Pasalnya, China dapat mengejar ketertinggalan dengan cepat dalam hal AI mengingat negara ini menginvestasikan dana yang sangat besar untuk menggenjot produksi chip AI, serta kemampuan chip yang diproduksinya.

    Kepala AI Gedung Putih David Sacks mengatakan pada Selasa bahwa China hanya tertinggal 3-6 bulan di belakang AS dalam hal AI. 

    Gedung Putih kemudian mengatakan bahwa yang dia maksud adalah model AI China, seraya menambahkan bahwa chip AI China tertinggal satu hingga dua tahun di belakang chip AI Negeri Paman Sam.

    Kepada media pemerintah China, CEO Huawei Ren Zhengfei mengatakan bahwa chip buatan perusahaan itu tertinggal satu generasi dari pesaing AS, tetapi perusahaan itu berinvestasi lebih dari US$25 miliar setiap tahunnya untuk meningkatkan kinerja.

    Meski chip AI Nvidia lebih canggih daripada Huawei tetapi kontrol ekspor Washington terhadap chip tercanggihnya telah menyebabkannya kehilangan pangsa pasar.

    AS dan China mencapai gencatan senjata perdagangan sementara dalam pembicaraan di London pekan ini setelah kesepakatan sebelumnya gagal karena pembatasan berkelanjutan China terhadap ekspor mineral.

    Hal itu mendorong pemerintahan Trump untuk menerapkan kontrol ekspor tambahan pada pengiriman perangkat lunak desain semikonduktor, mesin jet untuk pesawat buatan China, dan barang-barang lainnya.

    Perwakilan Demokrat Greg Meeks menyatakan kekhawatirannya bahwa pemerintahan Trump telah mencampuradukkan kontrol ekspor AS dengan diskusi yang lebih luas tentang perdagangan.

    “Yang ingin saya katakan adalah pengendalian ekspor sudah kuat dan saya yakin pengendalian tersebut akan tetap kuat,” kata Kessler.

    Kessler mengatakan dia tidak berencana untuk segera memberlakukan pembatasan baru terhadap semikonduktor AS yang dijual ke China, tetapi Departemen Perdagangan akan tetap aktif dalam bidang ini.

    “Ini adalah lanskap yang terus berkembang, dan kami perlu memastikan bahwa pengendalian kami tetap efektif,” pungkasnya.