Negara: Amerika Serikat

  • Meta Kembangkan Pusat Data AI yang Ditenagai Geotermal, Apa Hebatnya? – Page 3

    Meta Kembangkan Pusat Data AI yang Ditenagai Geotermal, Apa Hebatnya? – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Meta semakin memperdalam ambisinya dalam energi geotermal melalui kesepakatan dengan XGS Energy untuk mendukung proyek-proyek di New Mexico, Amerika Serikat.

    Geotermal adalah panas bumi, energi yang berasal dari panas yang tersimpan di dalam Bumi. Energi ini dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, termasuk pembangkitan listrik dan pemanasan.

    Rencananya, kolaborasi ini akan menghasilkan tambahan 150 megawatt listrik bebas polusi karbon yang akan terhubung ke jaringan listrik yang memasok pusat data Meta di wilayah tersebut.

    Langkah ini menjadi krusial mengingat kebutuhan listrik Meta yang terus meningkat pesat, terutama untuk mendukung pengembangan kecerdasan buatan (AI).

    Permintaan daya yang melonjak dari pusat-pusat data ini turut mendorong pertumbuhan perusahaan-perusahaan rintisan di bidang geotermal seperti XGS Energy.

    “Kemajuan dalam AI menuntut ketersediaan energi yang berkelanjutan untuk mendukung pengembangan infrastruktur,” ujar Kepala Energi Global Meta, Urvi Parekh, dikutip dari The Verge, Selasa (17/6/2025).

    “Dengan teknologi geotermal generasi berikutnya seperti yang dikembangkan XGS untuk skala besar, geotermal berpotensi menjadi pemain utama dalam mendukung kemajuan teknologi seperti AI serta pengembangan pusat data domestik,” ia menambahkan.

    Pembangkit listrik tenaga geotermal umumnya menghasilkan listrik dengan memanfaatkan panas Bumi. Prosesnya melibatkan pengambilan fluida panas atau uap dari reservoir alami untuk memutar turbin. Namun, metode itu terbatas oleh kondisi geografis alami. 

  • Sri Mulyani Waspadai Tensi Geopolitik Dunia Bikin Manufaktur RI Rentan

    Sri Mulyani Waspadai Tensi Geopolitik Dunia Bikin Manufaktur RI Rentan

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkap konflik panas dan ketidakpastian kondisi geopolitik dunia berdampak pada sektor manufaktur yang terkontraksi di berbagai negara, termasuk Indonesia. 

    Bendahara negara itu juga menilai disrupsi geopolitik yang mengancam keamanan dunia menyebabkan tekanan terhadap ekspor-impor produk, inflasi yang melaju, nilai tukar yang makin berfluktuasi, hingga suku bunga dunia yang tinggi. 

    “Ini adalah dampak yang kita lihat dalam geopolitik security yang makin fragile, rapuh dan rentan yang menyebabkan implikasi kepada kegiatan ekonomi ekspor-impor manufaktur,” kata Sri Mulyani dalam Konpers APBN KiTa, Selasa (17/6/2025).  

    Dalam laporannya, Purchasing Manager Index (PMI) manufaktur global pada Mei 2025 berada di bawah ambang batas normal 50, yaitu di level 49,6. Adapun, sebanyak 70,8% negara mengalami kontraksi manufaktur, termasuk Indonesia, China, Jepang, Vietnam, Eropa, hingga Inggris. 

    Sementara itu, sebanyak 29,2% negara masih mengalami ekspansi usaha manufaktur seperti Amerika Serikat (AS), India, Arab Saudi, Rusia, dan Australia. 

    “Adanya dampak negatif dari situasi dunia ini dari terutama negara-negara yang dianggap signifikan seperti Amerika, China, Eropa, Jepang, Inggris, ini menyebabkan kegiatan ekonomi terutama di sektor manufaktur mengalami tekanan,” tuturnya. 

    Angka kontraksi manufaktur global pada Mei lalu merupakan yang terendah sejak Desember 2024 lalu. Kondisi ini, menurut Sri Mulyani, mesti diwaspadai dan segera diantisipasi. 

    “Seperti dilihat risiko bagi Indonesia terlihat dengan global economy melemah kemungkinan memengaruhi terhadap barang-barang ekspor kita,” ujarnya.

    Dia juga menilai potensi harga komoditas yang akan meningkat pesat karena disrupsi geopolitik saat ini. Belum lagi, volatilitas nilai tukar rupiah yang makin tidak pasti. 

    “Dan suku bunga utang meningkat karena kebijakan fiskal di AS yaitu legislasi yang sekarang sedang dibahas dari kongres ke senat mengenai ekspansi fiskal di AS,” terangnya. 

  • Cabut Lebih Awal dari KTT G7, Trump Bilang Gini

    Cabut Lebih Awal dari KTT G7, Trump Bilang Gini

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menjelaskan bahwa keputusannya meninggalkan KTT G7 di Kanada lebih awal, “tidak ada hubungannya” dengan kemungkinan gencatan senjata antara Israel dan Iran yang sedang berperang.

    Trump, seperti dilansir AFP, Selasa (17/6/2025), juga menyinggung soal Presiden Prancis Emmanuel Macron yang disebutnya telah “keliru” karena mengisyaratkan kepulangan awal Trump itu berkaitan dengan konflik Tel Aviv dan Teheran.

    “Presiden Emmanuel Macron, dari Prancis, yang gemar mencari publisitas secara keliru mengatakan bahwa saya meninggalkan KTT G7, di Kanada, untuk kembali ke DC guna mengupayakan ‘gencatan senjata’ antara Israel dan Iran,” ucap Trump dalam pernyataan via media sosial Truth Social.

    “Keliru! Dia tidak mengetahui mengapa saya sekarang dalam perjalanan ke Washington, tetapi itu jelas tidak ada hubungannya dengan gencatan senjata. Jauh lebih besar dari itu. Entah sengaja atau tidak, Emmanuel selalu salah. Nantikan!” kata Trump.

    Macron, saat berbicara kepada wartawan di sela-sela menghadiri KTT G7, mengisyaratkan bahwa AS siap untuk melakukan pendekatan diplomatik dengan Iran.

    “Ada tawaran untuk pertemuan dan pertukaran,” ujar Macron.

    Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

    Trump meninggalkan pertemuan G7 sehari lebih awal saat Israel dan Iran terlibat aksi saling serang secara sengit selama lima hari berturut-turut.

    Dalam pertemuan G7 di Kanada, para pemimpin negara demokrasi industri menyerukan “deeskalasi” di Timur Tengah. Mengenai konflik Israel-Iran, para pemimpin G7 menekankan bahwa Israel “memiliki hak untuk membela diri” dan bahwa warga sipil perlu dilindungi di kedua belah pihak.

    Saat melakukan sesi foto bersama dengan para pemimpin G7 lainnya sebelum kepulangan awal, Trump mengatakan: “Saya harus kembali secepatnya. Saya berharap bisa tinggal sampai besok, tetapi mereka memahami, ini masalah besar.”

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Donald Trump Rilis HP Trump Mobile T1, Cek Spesifikasi dan Harganya! – Page 3

    Donald Trump Rilis HP Trump Mobile T1, Cek Spesifikasi dan Harganya! – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Sebuah kabar mengejutkan datang dari dunia teknologi, di mana Donald Trump dan keluarganya mengumumkan akan meluncurkan Trump Mobile.

    Tampil sebagai smartphone pertama mereka, Trump Mobile T1, hadir dalam balitan warna emas mencolok.

    Mengutip laporan dari The Verge, Selasa (17/6/2025), HP Android ini akan dijual lewat paket khusus bernama “The 47 Plan” seharga USD 47,45 per bulan atau sekitar Rp 771 ribuan.

    Mengejutkannya, Trump Mobile mengklaim perangkat ini dirancang dan diproduksi di Amerika Serikat.

    Bagi konsumen penasaran dengan perangkat ini, perusahaan juga menyediakan Trump T1 berlapis emas seharga USD 499 atau sekitar Rp 8,1 juta.

    Pre-order Trump Mobile T1 sudah dibuka dengan deposit sebesar USD 100 (Rp 1,6 juta), dan akan mulai dikirim ke konsumen pada Agustus atau September 2025.

    “Trump Mobile akan merevolusi telepon seluler dan panggilan seluler,” ujar Eric Trump kepada Fox News. Ia juga menyebut akan membangun pusat panggilan (call center) di St. Louis, Missouri.

     

  • Eks Diplomat Inggris Khawatir Israel akan Lancarkan ‘False Flag’ Agar AS Terlibat Perang

    Eks Diplomat Inggris Khawatir Israel akan Lancarkan ‘False Flag’ Agar AS Terlibat Perang

    GELORA.CO – Mantan Duta Besar Inggris untuk Suriah, Peter Ford, menyatakan kekhawatirannya bahwa Israel mungkin akan melakukan “operasi bendera palsu” (false flag) guna memprovokasi Amerika Serikat (AS) agar terlibat langsung dalam konflik antara Iran dan Israel. Istilah false flag merujuk pada tindakan atau serangan yang dirancang untuk menyembunyikan identitas pelaku sebenarnya dan membuat seolah-olah tindakan tersebut dilakukan oleh pihak lain. 

    “Saya khawatir dalam waktu dekat kita akan melihat insiden bendera palsu buatan Israel yang dirancang untuk memaksa keterlibatan Amerika Serikat,” kata Ford kepada RIA Novosti, Selasa (17/6/2025).

    Pada Ahad (15/6/2025), dua pejabat Israel mengatakan kepada portal berita Axios bahwa Israel telah menghabiskan dua hari untuk membujuk AS agar bergabung dalam konflik melawan Iran. Salah satu pejabat itu menyebutkan bahwa Washington kemungkinan akan turun tangan jika situasinya mendesak.

    Bahkan, menurutnya, Donald Trump telah mengatakan hal tersebut langsung kepada pemimpin otoritas Israel Benjamin Netanyahu dalam percakapan terakhir mereka. Ford menambahkan bahwa langkah paling masuk akal bagi komunitas internasional adalah tidak ikut campur secara langsung, serta membiarkan Israel menerima konsekuensi atas kesalahannya karena menyerang Iran.

    “Itu mungkin memang kecenderungan Trump. Namun, rekam jejaknya tidak membuat kita optimis bahwa ia mampu menahan tekanan dari Israel dan lobi pro-Israel di Amerika Serikat dalam waktu lama,” tambah Ford.

    Ketika ditanya mengenai dampak konflik terhadap proses perdamaian di Timur Tengah, Ford mengatakan bahwa saat ini tidak ada proses perdamaian yang berarti di kawasan tersebut, dan sudah lebih dari dua dekade tidak ada kemajuan nyata.

    “Dampak terbaik dari konflik ini adalah jika Netanyahu mengalami kehinaan. Jika ia terguling, bisa terbuka peluang baru bagi proses perdamaian secara menyeluruh,” ujar Ford.

    Militer Israel (IDF) meluncurkan operasi besar-besaran bertajuk Rising Lion pada Jumat (13/6/2025) dini hari. Dalam operasi tersebut, militer Israel mengeklaim menyerang target-target militer dan fasilitas program nuklir Iran.

    Angkatan Udara Israel melakukan beberapa gelombang serangan udara di berbagai wilayah Iran, termasuk ibu kota Teheran. Serangan tersebut menewaskan sejumlah pejabat tinggi militer Iran, termasuk Kepala Staf Angkatan Bersenjata dan Komandan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), serta beberapa ilmuwan nuklir Iran.

    Sejumlah situs nuklir utama seperti Natanz dan Fordow juga menjadi sasaran serangan. Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, mengecam keras serangan itu dan menyebutnya sebagai kejahatan besar. Ia juga memperingatkan bahwa Israel akan menghadapi “nasib pahit dan mengerikan.”

    Sebagai balasan, Iran meluncurkan Operasi True Promise 3 pada Jumat malam, yang menargetkan sejumlah instalasi militer di wilayah Israel. Gellombang serangan rudal balistik dan hipersonik kemudian berlanjut hingga kini.

    Sebelumnya, Presiden Iran Masoud Pezeshkian menegaskan negaranya hanya akan kembali ke meja perundingan dengan Amerika Serikat jika Israel menghentikan serangannya ke negara-negara di Timur Tengah. “Utusan khusus AS (Steve Witkoff) mengatakan kepada (Menteri Luar Negeri Turki Abbas) Araghchi dalam perundingan nuklir bahwa Israel tidak akan bertindak tanpa izin dari AS,” kata Pezeshkian dalam percakapan telepon dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

    “Namun, sebelum putaran baru negosiasi dimulai, Israel justru menyerang Iran, yang menunjukkan bahwa AS telah memberi izin kepada mereka untuk menyerang kami,” kata Pezeshkian, menambahkan.

    Pezeshkian mengatakan jika AS ingin melanjutkan perundingan, mereka terlebih dahulu harus menghentikan agresi Israel terhadap negara-negara Timur Tengah. Dia juga menegaskan bahwa pemerintahnya tidak ingin konflik terus meluas, tetapi akan tetap membalas setiap serangan yang diarahkan kepada Iran.

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Senin (16/6/2025) memuji adanya ‘kemajuan’ dalam upaya mencegah Iran membuat senjata nuklir, meski negara Timur Tengah itu telah berulang kali menegaskan mereka tidak berniat mengembangkan senjata itu.

    “Saya ingin memastikan tak ada senjata nuklir di Iran, dan kami berada di jalur yang tepat untuk melakukannya,” kata Trump usai pertemuan tertutup dengan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer di sela-sela KTT G7 di Kanada.

    “Saya pikir Iran pada dasarnya sudah ada di meja perundingan. Mereka ingin membuat kesepakatan, dan begitu saya selesai di sini, kami akan melakukan sesuatu. Tapi saya harus menyelesaikan ini dulu. Saya punya banyak komitmen,” lanjutnya.

    “Saya rasa Iran pada dasarnya sudah mau berunding. Mereka ingin membuat kesepakatan, dan begitu saya meninggalkan tempat ini, kami akan melakukan sesuatu. Namun, saya harus menyelesaikan ini dulu. Anda tahu, saya punya komitmen. Saya punya banyak komitmen,” kata dia.

    Trump tidak menjelaskan apa yang dia maksud dengan “melakukan sesuatu”, atau apakah dia merujuk pada langkah yang akan diambil pada hari itu juga atau setelah KTT G7 berakhir pada Selasa.

    Ketegangan di Timur Tengah meningkat sejak Jumat lalu ketika Israel melancarkan serangan udara terkoordinasi ke sejumlah lokasi di Iran, termasuk fasilitas militer dan nuklir, yang kemudian dibalas Iran dengan serangan rudal.

    Menurut Israel, sedikitnya 24 orang tewas dan ratusan lainnya terluka akibat serangan-serangan balasan Iran sejak Jumat pekan lalu. Di lain pihak, Iran mengeklaim sedikitnya 224 orang tewas dan lebih dari 1.000 lainnya terluka akibat serangan-serangan Israel.

  • Terungkap Transkrip Pernyataan Penting dari Utusan Iran

    Terungkap Transkrip Pernyataan Penting dari Utusan Iran

    GELORA.CO – Sebuah transkrip penting milik Utusan Iran untuk PBB Sa’eed Iravani telah beredar ke publik.

    Salah satu pernyataan Iravani dalam transkrip itu menyebut agresi Israel telah melewati semua batas merah.

    Berikut isi transkrip pernyataan Iravani seperti diungkap IRNA -kantor berita resmi Iran, Selasa (17/6). (jpnn/irna)

    Selamat siang.

    Saya ingin menyampaikan pernyataan singkat tentang agresi teroris dan kriminal yang sedang berlangsung oleh rezim Israel terhadap Republik Islam Iran.

    Israel telah melakukan tindakan agresi yang terang-terangan terhadap kedaulatan dan integritas teritorial Iran. Kampanye kekejamannya yang tak henti-hentinya terhadap rakyat kami terus berlanjut tanpa henti. Ini adalah pelanggaran serius terhadap Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa dan prinsip-prinsip dasar hukum internasional. Serangan ini melewati semua batas merah.

    Yang paling mengkhawatirkan, Israel dengan sengaja menargetkan fasilitas nuklir damai yang beroperasi di bawah perlindungan penuh IAEA. Ini adalah tindakan yang berbahaya dan ilegal. Ini menimbulkan risiko serius pelepasan bahan radioaktif.

    Jika Iran tidak segera mengatasi situasi tersebut, konsekuensinya bisa menjadi bencana besar. Klaim Israel tentang serangan “surgical” itu salah dan menyesatkan. Sebaliknya, Israel telah meluncurkan kampanye serangan yang melanggar hukum dan membabi buta yang menargetkan infrastruktur sipil di Iran. Warga sipil terbunuh. Rumah, rumah sakit, dan infrastruktur sipil lainnya hancur. Ini fakta. Bukan klaim.

    Rezim Israel sengaja menyerang daerah sipil yang padat penduduk di beberapa kota besar Iran, tempat tinggal jutaan orang. Sejauh ini, 1.481 orang telah tewas atau terluka. Setidaknya 224 warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak, telah tewas. Banyak korban adalah anak-anak. Dalam satu serangan brutal terhadap sebuah bangunan tempat tinggal di Teheran, sekitar 20 anak menjadi martir. Karena parahnya cedera, jumlah ini mungkin bertambah.

    Israel juga menargetkan infrastruktur sipil dan ekonomi yang vital. Penyimpanan air, depot bahan bakar, dan fasilitas petrokimia—termasuk kilang Asaluyeh di Bushehr terkena serangan. Rumah sakit juga terkena serangan. Ini bukan kecelakaan. Ini adalah kejahatan perang.

    Beberapa jam yang lalu, rezim Israel dengan sengaja menargetkan kantor kantor berita Iran (IRIB) selama siaran langsung. Serangan yang mengerikan ini merupakan kejahatan perang yang nyata dan serangan langsung terhadap kebebasan pers. Rezim Israel sekali lagi telah menunjukkan bahwa mereka adalah musuh utama kebenaran. Mereka memegang rekor memalukan sebagai pelaku kekerasan terkemuka di dunia terhadap jurnalis dan profesional media.

    Menanggapi serangan dan agresi biadab ini, Iran menggunakan haknya untuk membela diri, sesuai dengan Pasal 51 Piagam PBB.

    Tanggapan kami bersifat defensif, terarah, dan proporsional. Tanggapan kami semata-mata ditujukan untuk mencegah dan menghalangi terulangnya kejahatan semacam itu. Iran akan dengan tegas mempertahankan keamanan dan integritas teritorialnya.

    Kami hanya berfokus pada aset militer dan ekonomi yang terlibat dalam agresi tersebut. Iran tidak menginginkan perang atau eskalasi. Namun, kami tidak akan ragu untuk membela rakyat, wilayah, dan kedaulatan kami. Tidak seperti rezim Israel, Iran menghormati hukum humaniter internasional. Kami tidak menargetkan warga sipil.

    Pasukan AS mendukung agresi Israel. Tanpa senjata, intelijen, dan dukungan politik AS, serangan ini tidak mungkin terjadi. Amerika Serikat akan ikut bertanggung jawab atas tindakan yang melanggar hukum ini.

    Agresi ini terjadi tepat saat putaran keenam perundingan nuklir akan dilanjutkan di Muscat kemarin. Iran datang ke meja perundingan dengan itikad baik, dengan proposal baru yang ditujukan untuk menjembatani perbedaan. Namun, AS menanggapi dengan itikad buruk. Kemunafikan ini merusak kepercayaan dan diplomasi.

    Israel mencoba menyabotase diplomasi melalui kekerasan. Ini adalah pola: menggagalkan pembicaraan, meningkatkan konflik, dan mengalihkan perhatian dari kejahatan yang sedang berlangsung, terutama genosida di Gaza.

    Biar saya perjelas: Iran tidak menyerang Israel; Iran tidak memulai perang apa pun.

    Narasi yang disebut “ancaman eksistensial” itu salah. Tidak memiliki dasar hukum. Narasi itu hanya digunakan untuk membenarkan agresi dan menyembunyikan kejahatan perang Israel.

    Iran memperingatkan bahwa negara mana pun yang membantu agresi Israel akan ikut bertanggung jawab secara hukum atas konsekuensinya.

    Jumat lalu, Iran menyerukan pertemuan Dewan Keamanan yang mendesak.

    Permintaan kami sederhana: Dewan harus bertindak sekarang; mengutuk agresi ini; menghentikan agresor; membela Piagam dan hukum internasional.

    Namun, Dewan telah gagal bertindak. Keheningan dan ketidakpeduliannya merusak kredibilitasnya dan fondasi Perserikatan Bangsa-Bangsa.

    Kami berterima kasih kepada para anggota Dewan Keamanan yang berdiri di sisi sejarah yang benar. Kami juga berterima kasih kepada mitra regional kami dan para anggota OKI serta Kelompok Sahabat dalam Pembelaan Piagam PBB atas sikap berprinsip dan pernyataan bersama mereka dalam mengutuk agresi ini dan mendukung hak Iran untuk membela diri.

    Iran akan terus menggunakan haknya untuk membela diri sampai agresi Israel berhenti, atau masyarakat internasional, khususnya Dewan Keamanan, mengambil tindakan yang berarti.

    Hari ini, kami telah mengirimkan surat lain yang ditujukan kepada Sekretaris Jenderal dan Dewan, untuk mengulangi permintaan mendesak kami. Kami menyerukan kepada Dewan Keamanan untuk:

    Mengecam tindakan agresi ini;

    Menuntut pertanggungjawaban agresor dan para pendukungnya;

    Mengambil tindakan segera untuk mencegah agresi lebih lanjut.

    Tidak adanya tindakan hanya akan membuat agresor semakin berani dan melemahkan supremasi hukum. Hal ini akan merusak kredibilitas Dewan ini.

    Jangan lupa: Israel adalah satu-satunya rezim di wilayah yang memiliki senjata nuklir. Israel menolak untuk bergabung dengan NPT atau menempatkan fasilitasnya di bawah perlindungan IAEA. Israel telah menyerang hampir semua negara tetangganya dan terus melakukan kekejaman di Gaza tanpa konsekuensi.

    Iran akan terus bertindak dalam kerangka hukum internasional. Kami akan membela diri secara sah dan proporsional. Namun, Dewan memiliki tanggung jawab utama untuk menjaga perdamaian dan keamanan internasional.

    Dewan harus bertindak sekarang untuk menghentikan agresor genosida melakukan kekejaman lebih lanjut terhadap rakyat kita.

    Saya berterima kasih atas perhatian Anda.

  • Makin Banyak Gen X-Milenial Kena Kanker di Organ Pencernaan, Ini Gejala Awalnya

    Makin Banyak Gen X-Milenial Kena Kanker di Organ Pencernaan, Ini Gejala Awalnya

    Jakarta

    Kanker usus buntu paling banyak mengintai generasi X dan milenial. Hal ini juga dialami Chris Williams yang mendatangi rumah sakit 2021 lalu, dengan keluhan awal sakit perut yang berdenyut-denyut dan mual. Keesokan paginya, rasa sakitnya semakin parah.

    Di rumah sakit, ia didiagnosis mengidap radang usus buntu dan menjalani operasi pengangkatan usus buntu. Sekitar seminggu kemudian, ia bertemu dengan tim medisnya untuk melepas staples dan mendiskusikan langkah selanjutnya, saat itulah ia menerima berita mengejutkan.

    “Mereka menemukan tumor di usus buntu saya, dan melakukan biopsi terhadap tumor itu, memastikan bahwa itu adalah kanker,” kata Williams, yang berusia 48 tahun saat itu, dikutip dari CNN, Selasa (17/6/2025).

    “Bagi saya, ini benar-benar anugerah dan berkah untuk mendeteksi tumor tersebut, tumor tersebut memicu usus buntu saya hampir pecah sehingga mereka dapat menemukannya karena kemudian, mereka menemukan bahwa itu stadium III. Jika tumor itu tetap berada di dalam tubuh saya lebih lama, itu akan menjadi stadium IV,” yang merupakan stadium kanker paling lanjut dan lebih sulit diobati.

    Williams, yang kini bebas kanker setelah menyelesaikan pengobatan pada November 2022, termasuk dalam kelompok pasien kanker usus buntu yang terus bertambah di Amerika Serikat, didiagnosis pada usia muda.

    Meskipun kanker usus buntu jarang terjadi, diperkirakan hanya menyerang sekitar 1 atau 2 orang dari setiap 1 juta orang di Amerika Serikat setiap tahun, diagnosis meningkat tajam di kalangan generasi X dan milenial, menurut sebuah studi baru.

    Dibandingkan dengan orang yang lahir antara tahun 1941 hingga 1949, tingkat kejadian kanker usus buntu meningkat tiga kali lipat di antara orang yang lahir antara tahun 1976 dan 1984 dan empat kali lipat di antara orang yang lahir antara tahun 1981 dan 1989, menurut penelitian yang dipublikasikan minggu ini di Annals of Internal Medicine. Peningkatan kejadian ini ditemukan terjadi antara tahun 1975 hingga 2019.

    “Secara keseluruhan, ini mengkhawatirkan,” kata dr Andreana Holowatyj, penulis utama studi dan asisten profesor hematologi dan onkologi di Vanderbilt University Medical Center dan Vanderbilt-Ingram Cancer Center.

    “Kami melihat beberapa efek generasional ini untuk kanker usus besar, rektum, lambung, dan itulah salah satu alasan mengapa kami ingin meneliti hal ini pada kanker usus buntu yang langka. Namun, tingkat dan tren yang kami amati mengkhawatirkan dan mengkhawatirkan,” katanya.

    Para peneliti dalam studi baru tersebut, dari Vanderbilt University Medical Center, West Virginia University, dan University of Texas Health Science Center menganalisis data dari 4.858 orang di Amerika Serikat, berusia 20 tahun atau lebih, yang telah didiagnosis menderita kanker usus buntu antara tahun 1975 hingga 2019. Data tersebut berasal dari basis data Surveillance, Epidemiology, and End Results Program milik National Cancer Institute.

    Data tersebut dipisahkan menjadi kelompok usia lima tahun dan menunjukkan peningkatan angka kejadian kanker usus buntu menurut kelompok kelahiran, khususnya di antara orang yang lahir setelah tahun 1945, tulis para peneliti dalam studi tersebut.

    Meskipun studi baru tersebut tidak meneliti secara spesifik mengapa kejadian ini meningkat, para peneliti mengatakan bahwa hal itu tidak mungkin dijelaskan oleh kemajuan dalam skrining penyakit atau alat diagnostik.

    “Tidak ada teknik skrining standar untuk kanker usus buntu. Banyak di antaranya yang ditemukan secara tidak sengaja setelah timbulnya sesuatu seperti radang usus buntu akut,” kata Holowatyj.

    Sebaliknya, tren tersebut mungkin terkait dengan paparan lingkungan yang dapat meningkatkan risiko bagi generasi yang kini memasuki pertengahan masa dewasa, tulis para peneliti. Dan tren serupa juga telah dilaporkan untuk kanker usus besar, rektum, dan lambung, yang menunjukkan bahwa kemungkinan faktor risiko dapat berkontribusi terhadap kanker gastrointestinal secara keseluruhan.

    Misalnya, obesitas telah diidentifikasi sebagai faktor risiko untuk diagnosis kanker usus buntu dan diakui sebagai faktor risiko kanker usus besar, kata Holowatyj, seraya menambahkan bahwa mengidentifikasi faktor risiko apa yang mungkin mendorong tren dalam kejadian kanker ini dapat membantu mengungkap cara untuk mencegah penyakit.

    “Fakta bahwa kita melihat tren ini paralel di seluruh kanker saluran pencernaan lainnya memberi tahu kita, atau menunjukkan, mungkin ada faktor risiko bersama dan berbeda yang dapat berkontribusi terhadap perkembangan kanker di seluruh generasi muda di saluran pencernaan,” kata Holowatyj.

    “Itu penting untuk dipahami, apa saja faktor-faktor yang sama tersebut, atau bagaimana faktor-faktor risiko tersebut berbeda, baik dalam besaran maupun risiko absolut di antara jenis-jenis kanker gastrointestinal ini – untuk membantu kita mendukung pengembangan strategi pencegahan yang efektif dan pada akhirnya bertujuan untuk mengurangi beban ini atau membalikkan tren ini,” katanya.

    Simak Video “Video Menkes Budi Tekankan Pentingnya Diagnosis Dini Penyakit Kanker”
    [Gambas:Video 20detik]

  • Dokter Ngaku Bersalah Atas Kematian Matthew Perry, Suntik Ketamin Picu Overdosis

    Dokter Ngaku Bersalah Atas Kematian Matthew Perry, Suntik Ketamin Picu Overdosis

    Jakarta

    Seorang dokter asal California, Amerika Serikat, mengaku bersalah atas empat tuduhan distribusi ilegal obat ketamin yang berujung pada kematian bintang serial Friends, Matthew Perry. Pengakuan ini tertuang dalam dokumen pengadilan yang dirilis Senin (16/6).

    Dokter tersebut, Salvador Plasencia, diketahui mengelola klinik perawatan darurat di kawasan Malibu. Ia menjadi salah satu dari lima orang yang didakwa terkait kematian Perry pada Oktober 2023 lalu. Jaksa menyebut Plasencia terancam hukuman penjara hingga 40 tahun.

    Dalam perjanjian pembelaan, Plasencia mengaku telah menyuntikkan ketamin kepada Perry di rumah si aktor dan di area parkir Santa Monica, hanya beberapa minggu sebelum kematiannya. Ia juga mengakui bahwa tindakan tersebut dilakukan demi bayaran ribuan dolar dan bukan untuk tujuan medis yang sah.

    Hasil autopsi menunjukkan Perry yang meninggal di usia 54 tahun, tewas akibat efek akut dari ketamin yang menyebabkan kehilangan kesadaran hingga akhirnya tenggelam di bak mandi air panas.

    Ketamin sendiri merupakan obat bius kerja cepat yang juga memiliki efek halusinogen. Obat ini terkadang digunakan untuk mengobati depresi dan gangguan kecemasan, tetapi juga kerap disalahgunakan secara ilegal.

    Plasencia mendapatkan pasokan ketamin dari seorang dokter lain, Mark Chavez asal San Diego. Dalam berkas pengadilan sebelumnya, Plasencia sempat mengirim pesan kepada Chavez, menyebut Perry sebagai ‘orang bodoh’ yang mau membayar mahal untuk obat tersebut.

    Chavez dan dua terdakwa lain telah lebih dulu mengaku bersalah. Namun sejauh ini belum ada vonis dijatuhkan.

    Sementara itu, terdakwa kelima bernama Jasveen Sangha, disebut otoritas sebagai pengedar narkoba yang dikenal dengan julukan ‘ratu ketamin’. Sangha dituduh sebagai pemasok dosis ketamin yang menyebabkan kematian Perry. Ia membantah semua tuduhan dan dijadwalkan menjalani sidang pada Agustus mendatang.

    Diketahui, Perry secara terbuka pernah mengungkap perjuangannya melawan kecanduan selama bertahun-tahun, termasuk saat dirinya masih membintangi karakter Chandler Bing di sitkom legendaris Friends pada era 1990-an.

    (kna/kna)

  • Mengapa Prabowo Terbang ke Rusia & Absen dari Undangan PM Kanada ke G7?

    Mengapa Prabowo Terbang ke Rusia & Absen dari Undangan PM Kanada ke G7?

    Jakarta

    Undangan untuk menghadiri KTT G7 di Kanada tak dipenuhi Presiden Prabowo Subianto. Di waktu yang sama dengan gelaran KTT G7, Prabowo justru melakukan lawatan kenegaraan ke Singapura hingga Rusia. Prabowo memilih untuk memenuhi undangan dari pimpinan dua negara tersebut, baik dari PM Lawrence Wong maupun dari dari Presiden Vladimir Putin.

    Padahal, sebelumnya undangan untuk hadir di KTT G7 disampaikan langsung Perdana Menteri Kanada Mark Carney kepada Prabowo melalui sambungan telepon pada awal Juni lalu.

    Lantas mengapa Prabowo absen di G7 dan justru melakukan lawatan ke negara lain, khususnya Rusia?

    Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (Presidential Communication Office/PCO) Hasan Nasbi mengatakan pada prinsipnya Prabowo, dan pemerintah Indonesia secara khusus, menghargai semua undangan yang diberikan kepada Indonesia.

    Hanya saja ternyata beberapa agenda waktunya bentrok, jadi mau tidak mau Prabowo tak bisa menghadiri semua acara bersamaan. Absennya Prabowo di G7 karena sebelum undangan ke G7 diberikan, Indonesia sudah menetapkan akan hadir di Singapura dan Rusia terlebih dahulu.

    “Undangan dari pemerintah Rusia untuk menghadiri St. Petersburg International Economic Forum mungkin sudah dari beberapa bulan yang lalu. Mungkin sudah dari bulan Maret atau April. Dan sudah dipersiapkan lama. Presiden juga akan berpidato di sana. Waktunya bentrok,” papar Hasan Nasbi di kantornya, Jakarta Pusat, Senin (16/6/2025).

    “Dalam waktu yang juga hampir bersamaan, kita sudah dijadwalkan menghadiri, Presiden sudah dijadwalkan menghadiri annual retreat di Singapura. Waktunya beririsan dengan waktu pelaksanaan G7 Summit di Kanada,” sebutnya melanjutkan.

    Pemerintah, kata Hasan Nasbi, mendahulukan komitmen-komitmen pertemuan yang lebih awal sudah dibuat. Dalam hal ini undangan pertemuan antara Singapura dan Rusia lebih dulu ditetapkan daripada undangan Kanada.

    “Jadi di antara pilihan-pilihan ini, kemudian pemerintah lebih mendahulukan komitmen-komitmen yang memang sudah dibuat di awal. Karena komitmen dengan Rusia sudah dibuat jauh-jauh hari. Komitmen dengan pemerintah Singapura juga sudah dibuat. Ini kan jadwal tahunan dan juga sudah dipersiapkan lama,” beber Hasan.

    Di sisi lain, Hasan menepis anggapan ketidakhadiran Prabowo di Kanada karena Indonesia memilih untuk mendekati Rusia daripada negara barat. Menurutnya spekulasi seperti ini tidak benar, karena Indonesia menganut prinsip tidak condong pada blok manapun.

    Indonesia, katanya, akan bergabung dengan berbagai forum dan aliansi di dunia berdasarkan kepentingan nasional, bukan berdasarkan hubungan baik atau hubungan buruk dengan beberapa negara saja.

    “Kita kan tidak condong ke blok manapun. Kita tidak melihat dunia hitam putih. Jadi spekulasi-spekulasi semacam tadi, kayak cenderung ke blok ini, itu tidak ada,” sebut Hasan.

    Sebagai contoh saja, Indonesia saat ini sudah bergabung dengan BRICS yang digawangi Rusia dan China. Namun, di lain Indonesia juga terus mengupayakan untuk menjadi anggota OECD yang notabenenya berisi negara-negara barat.

    “Jadi kalau kita bergabung dengan BRICS misalnya, bukan berarti kita lebih condong ke salah satu blok. Karena dalam waktu yang bersamaan, kita baru saja awal Juni ini juga baru saja menyelesaikan satu step penting, satu milestone penting dalam proses keanggotaan kita menjadi calon anggota OECD. Kalau OECD kan ada Amerika, ada negara-negara Eropa di sana,” pungkas Hasan memaparkan.

    (hal/kil)

  • Apa Itu Iron Dome, Senjata Andalan Israel yang Dilumpuhkan Iran

    Apa Itu Iron Dome, Senjata Andalan Israel yang Dilumpuhkan Iran

    Jakarta, CNBC Indonesia – Iran melancarkan serangan udara balasan ke Israel pada Jumat malam (13/6). Serangan tersebut mengenai Iron Dome yang diciptakan Israel untuk melindungi diri serangan rudal musuhnya.

    Lantas, apa itu Iron Dome?

    Di tengah konflik yang terus berkecamuk di Timur Tengah, sistem pertahanan udara Iron Dome kembali jadi sorotan dunia. Sistem bernama asli Kippat Barzel dalam bahasa Ibrani ini dianggap sebagai salah satu senjata pertahanan paling vital yang dimiliki Israel.

    Iron Dome adalah sistem pertahanan udara mobile segala cuaca yang mulai dioperasikan penuh sejak Maret 2011. Fungsinya utama adalah melindungi warga Israel dari serangan udara jarak pendek, seperti roket atau mortir, dengan cara meluncurkan misil pencegat yang dikendalikan secara presisi.

    Menurut Kementerian Pertahanan Israel, sistem ini telah beberapa kali ditingkatkan kemampuannya dan berhasil menggagalkan ribuan serangan roket ke wilayah permukiman.

    Sistem ‘kubah besi’ ini dikembangkan oleh perusahaan pertahanan milik negara Israel, Rafael Advanced Defense Systems, dengan dukungan pendanaan besar dari Amerika Serikat. Hingga kini, Washington masih terus menyuntik dana untuk pengembangan dan operasional sistem ini, demikian dikutip dari CNBC Internasional, Selasa (17/6/2025).

    Cara Kerja Iron Dome

    Iron Dome bekerja dengan mengandalkan radar untuk mendeteksi roket yang masuk dan menghitung apakah lintasan roket tersebut mengarah ke wilayah yang dianggap penting, baik itu area strategis atau pusat permukiman. Jika roket dinilai mengancam, pusat komando akan segera mengirimkan misil Tamir untuk mencegatnya di udara.

    Namun, sistem ini tidak akan menembakkan misil jika ancaman dinilai tak berbahaya, seperti roket yang akan jatuh di area terbuka atau tidak berpenghuni.

    Menurut laporan Congressional Research Service tahun 2023, Iron Dome dikategorikan sebagai sistem pertahanan anti-roket, anti-mortir, dan anti-artileri jarak pendek, dengan jangkauan pencegatan antara 4 hingga 70 kilometer.

    Israel diperkirakan memiliki setidaknya 10 baterai Iron Dome yang tersebar di berbagai wilayah. Satu baterai mampu melindungi area seluas 155 kilometer persegi dan biasanya terdiri dari 3 hingga 4 peluncur. Masing-masing peluncur dapat membawa hingga 20 misil Tamir.

    Lembaga pemikir Center for Strategic International Studies memperkirakan, satu baterai Iron Dome memerlukan biaya produksi lebih dari US$100 juta atau sekitar Rp1,6 triliun.

    Sejak beroperasi pada 2011, pemerintah AS telah menggelontorkan miliaran dolar untuk pengadaan, pemeliharaan, dan produksi bersama Iron Dome. Dukungan itu mendapat persetujuan luas di Kongres AS, baik dari Partai Demokrat maupun Republik.

    Meski dianggap canggih dan efektif, Iron Dome bukannya tanpa kelemahan. Para analis memperingatkan bahwa sistem ini bisa kewalahan jika dihadapkan pada serangan roket besar-besaran secara simultan atau yang dikenal sebagai “saturation attack”. Serangan jenis ini bertujuan membanjiri sistem pertahanan dengan jumlah roket yang sangat banyak dari berbagai arah sekaligus.

    Pusat Studi Kebijakan Eropa (CEPA), lembaga think tank asal AS, menyebut pada 2021 bahwa Iron Dome dapat menjadi rentan dalam menghadapi skenario serangan semacam itu.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]