Negara: Amerika Serikat

  • Perang Rudal Iran-AS Menggila, Langit Timur Tengah Mendadak Kosong

    Perang Rudal Iran-AS Menggila, Langit Timur Tengah Mendadak Kosong

    Jakarta, CNBC Indonesia – Perang di Timur Tengah kian memanas setelah Amerika Serikat (AS) bergabung dengan Israel untuk menyerang Iran. Militer AS mengklaim berhasil menghancurkan 3 pusat nuklir di Iran pada Sabtu (20/6) pekan lalu.

    Serangan balasan lantas dilancarkan Iran ke 10 titik di Israel. Iran juga menyerang pangkalan militer AS di Qatar pada Senin (23/6) malam.

    Tak lama setelahnya, Presiden AS Donald Trump mengumumkan gencatan senjata telah disepakati antara Israel dan Iran.

    Kendati demikian, ledakan terbaru dilaporkan mengguncang Iran pada Selasa (24/6/2025) pagi ini.

    Perang yang masih kencang membuat langit Timur Tengah kosong melompong. Berbagai penerbangan dengan destinasi ke kawasan tersebut dibatalkan, dialihkan, atau ditangguhkan.

    Pada Senin (23/6), Air India mengumumkan menyetop semua penerbangan ke Timur Tengah. Selain itu, dilakukan pula penangguhan penerbangan dari/ke wilayah timur Amerika Utara dan Eropa.

    Bandara Dubai yang tersibuk di dunia mengatakan operasinya telah dilanjutkan setelah penangguhan singkat. Kendati demikian, Dubai memperingatkan penundaan dan pembatalan beberapa penerbangan. Qatar juga menutup wilayah udaranya.

    Wilayah udara yang biasanya sibuk membentang dari Iran dan Irak hingga Mediterania menyerupai kota mati, tanpa lalu lintas udara komersial karena penutupan wilayah udara dan masalah keselamatan.

    “Mengerikan sekali,” kata Miret Padovani, seorang pemilik bisnis yang terdampar di Bandara Internasional Hamad, Doha, dikutip dari Reuters, Selasa (24/6/2025).

    Ia memesan tiket penerbangan Qatar Airways ke Thailand yang dijadwalkan berangkat Senin (23/6) malam, tetapi membatalkan perjalanannya dan berencana untuk pulang ke Dubai pada Selasa (24/6) pagi.

    “Semuanya terjadi begitu cepat. Saya bahkan mendengar dari orang-orang di ruang tunggu kelas utama bahwa rudal-rudal itu telah meluncur,” Miret menambahkan.

    Menurut perusahaan analitik penerbangan Cirium, puluhan penerbangan ke Doha, sebagian besar dari Qatar Airways, dialihkan pada Senin (23/6). Segelintir penerbangan ke Dubai dialihkan karena penutupan wilayah udara.

    Kuwait Airways pada Senin (23/6) menangguhkan keberangkatan penerbangannya dari negara tersebut, sementara Etihad Airways dari UEA mengalihkan rute penerbangannya pada hari Senin (23/6) dan Selasa (24/6).

    Maskapai penerbangan Spanyol Iberia membatalkan rencana untuk melanjutkan penerbangan ke Doha pada Selasa (24/6) setelah penutupan wilayah udara terbaru.

    Perlu diketahui, sejak wilayah udara Rusia dan Ukraina ditutup untuk sebagian besar maskapai penerbangan karena perang selama bertahun-tahun, Timur Tengah menjadi rute andalan yang sangat penting untuk penerbangan antara Eropa dan Asia.

    Di tengah serangan rudal dan udara selama 10 hari terakhir, maskapai penerbangan telah mengalihkan rute ke utara melalui Laut Kaspia atau ke selatan melalui Mesir dan Arab Saudi.

    Maskapai penerbangan kemungkinan menghindari Doha, Dubai, dan bandara lain di kawasan tersebut karena kekhawatiran bahwa Iran atau proksinya dapat menargetkan serangan drone atau rudal terhadap pangkalan militer AS di negara-negara ini, kata konsultan risiko penerbangan Osprey Flight Solutions.

    Sampai Kapan Penerbangan Disetop?

    Sebelumnya, maskapai penerbangan telah mempertimbangkan berapa lama mereka akan menangguhkan penerbangan. Finnair adalah yang pertama mengumumkan penangguhan penerbangan ke Doha, dengan pembatalan hingga 30 Juni 2025.

    Singapore Airlines berencana untuk membatalkan penerbangan ke Dubai hingga Selasa (24/6). Air France, Iberia, British Airways, dan Air Astana, membatalkan semua penerbangan ke Doha dan Dubai pada Minggu (21/6) dan Senin (22/6).

    Air France juga membatalkan penerbangan ke Riyadh dan mengatakan akan menangguhkan penerbangan ke dan dari Beirut, Lebanon hingga Rabu (25/6) besok.

    Beberapa hari sebelum serangan AS, American Airlines menangguhkan penerbangan ke Qatar. United Airlines dan Air Canada melakukan hal yang sama dengan penerbangan ke Dubai. Penerbangan mereka belum dilanjutkan.

    Zona konflik yang meluas menjadi beban operasional yang makin besar bagi maskapai penerbangan. Serangan udara menimbulkan kekhawatiran tentang penembakan yang disengaja atau tidak disengaja terhadap lalu lintas udara komersial.

    Gangguan GPS di sekitar titik-titik konflik, tempat sistem GPS berbasis darat “memalsukan” atau menyiarkan posisi yang, dapat membuat pesawat komersial keluar jalur.

    Hal ini juga menjadi masalah yang makin besar bagi penerbangan komersial. SkAI, sebuah perusahaan Swiss yang mengelola peta gangguan GPS, mengatakan pada Minggu (21/6) malam bahwa mereka telah mengamati lebih dari 150 pesawat yang dipalsukan di atas Teluk Persia dalam 24 jam.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Arab Saudi Kutuk Keras Serangan Iran ke Qatar!

    Arab Saudi Kutuk Keras Serangan Iran ke Qatar!

    Jakarta

    Pemerintah Arab Saudi mengutuk keras serangan Iran terhadap Qatar. Saudi mengatakan bahwa “agresi ini tidak dapat dibenarkan dalam keadaan apa pun.”

    “Kerajaan Arab Saudi mengutuk dan mengecam dengan keras agresi yang dilancarkan oleh Iran terhadap Negara Qatar,” kata Kementerian Luar Negeri Saudi dalam sebuah pernyataan, dilansir Al Arabiya, Selasa (24/6/2025).

    “Agresi ini merupakan pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional dan prinsip-prinsip bertetangga yang baik. Ini tidak dapat diterima dan tidak dapat dibenarkan dalam keadaan apa pun,” tegas kementerian Saudi tersebut.

    “Kerajaan menegaskan solidaritas dan dukungan penuhnya untuk Negara Qatar, dan mengerahkan semua kemampuannya untuk mendukung Negara Qatar dalam semua tindakannya,” imbuhnya.

    Sebelumnya, militer Iran mengatakan pada hari Senin (23/6) bahwa mereka menargetkan pangkalan militer Amerika Serikat, al-Udeid di Qatar dengan serangan rudal. Iran menyebut serangan rudal yang “menghancurkan dan dahsyat” tersebut sebagai respons atas serangan AS terhadap fasilitas-fasilitas nuklir Iran.

    Pihak AS mengklaim tidak ada korban dari serangan rudal Iran itu.

    “Saya dapat mengonfirmasi bahwa Pangkalan Udara Al Udeid diserang oleh rudal balistik jarak pendek dan jarak menengah yang berasal dari Iran hari ini. Saat ini, tidak ada laporan tentang korban dari pihak AS,” kata pejabat pertahanan AS, dilansir AFP, Selasa (24/6/2025).

    Pemerintah Qatar mengutuk serangan Iran tersebut. Qatar menegaskan bahwa mereka berhak untuk menanggapi secara langsung dan sesuai dengan hukum internasional.

    “Kami menegaskan bahwa Negara Qatar berhak untuk menanggapi secara langsung dengan cara yang proporsional terhadap sifat dan skala agresi terang-terangan ini,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Majed Al-Ansari dalam sebuah pernyataan.

    Majed juga menambahkan bahwa pangkalan AS telah dievakuasi sebagai tindakan pencegahan menjelang serangan.

    Uni Emirat Arab (UEA) juga mengecam keras serangan Iran terhadap pangkalan al-Udeid di Qatar tersebut, yang merupakan fasilitas militer AS terbesar di kawasan itu.

    “Mengecam keras serangan [Iran] terhadap Pangkalan Udara al-Udeid di Negara Qatar, menganggapnya sebagai pelanggaran mencolok terhadap kedaulatan dan wilayah udara Qatar,” kata Kementerian Luar Negeri UEA dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita resmi WAM.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Perang Dunia 3 Meletus, RI Jadi Negara Paling Aman Menurut Pakar

    Perang Dunia 3 Meletus, RI Jadi Negara Paling Aman Menurut Pakar

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Ketegangan geopolitik global terus meningkat. Konflik antara Israel dan Iran yang memanas membuat banyak pihak khawatir akan pecahnya Perang Dunia III.

    Israel telah melancarkan serangan militer besar-besaran ke Iran, menghantam sejumlah situs, termasuk instalasi nuklir paling penting milik negara tersebut.

    Dalam kondisi dunia yang penuh ketidakpastian ini, pertanyaan besar pun muncul, yakni ke mana harus pergi jika perang dunia benar-benar terjadi?

    Pemetaan risiko geopolitik mengungkap sejumlah negara yang dianggap paling aman jika perang dunia ketiga pecah. Menariknya, Indonesia masuk dalam daftar tersebut berkat sikap politik luar negeri yang konsisten menjaga netralitas.

    Berikut adalah 11 negara dan wilayah yang dianggap paling aman, dikutip dari The Economic Times, Selasa (24/6/2025).

    1. Antartika

    Lokasi paling selatan di Bumi ini sangat terpencil dan tidak memiliki nilai strategis militer. Dengan luas 5,4 juta mil persegi tanah yang belum tersentuh, wilayah ini berpotensi menjadi tempat perlindungan massal jika terjadi perang nuklir.

    2. Islandia

    Negara kecil ini dikenal sebagai salah satu yang paling damai di dunia dan belum pernah terlibat dalam perang. Lokasinya yang terpencil di utara menjadikannya lokasi perlindungan potensial.

    3. Afrika Selatan

    Memiliki lahan subur, sumber air melimpah, dan infrastruktur modern, Afrika Selatan menjadi kandidat kuat sebagai tempat aman saat krisis global.

    4. Fiji

    Negara kepulauan yang berjarak sekitar 4.300 km dari tetangga terdekatnya, Australia. Meski terpencil, Fiji memiliki kekuatan militer, sumber daya alam, dan peringkat tinggi dalam Indeks Perdamaian Global.

    5. Chili

    Negara sepanjang lebih dari 6.400 km ini kaya akan sumber daya alam dan hasil pertanian. Infrastruktur terbaik di Amerika Selatan menjadikannya lokasi strategis dan mandiri.

    6. Argentina

    Dikenal mampu bertahan dari potensi kelaparan pasca perang nuklir berkat pasokan makanan yang melimpah. Negara ini juga punya ketahanan tinggi terhadap perubahan iklim ekstrem.

    7. Selandia Baru

    Berada di peringkat kedua Indeks Perdamaian Global. Negara ini dikenal netral dan memiliki lokasi terpencil serta medan alam pegunungan yang melindungi dari invasi.

    8. Tuvalu

    Dengan populasi hanya 11.000 jiwa, negara pulau kecil ini kemungkinan besar tak menarik perhatian negara adidaya dan agresor karena minimnya sumber daya dan infrastruktur.

    9. Swiss

    Negara yang lama dikenal netral dan damai ini punya jaringan bunker perlindungan nuklir serta medan pegunungan sebagai pertahanan alami. Tidak terlibat konflik sejak Perang Dunia II.

    10. Greenland

    Pulau terbesar di dunia ini termasuk wilayah Denmark, dengan populasi hanya 56.000 jiwa. Letaknya yang jauh dan status netral menjadikannya target yang sangat tidak mungkin dalam konflik global.

    11. Indonesia

    Meskipun bukan negara besar secara militer, Indonesia tetap konsisten menjaga prinsip politik luar negeri “bebas dan aktif”. Sejak era Presiden Sukarno, Indonesia menolak berpihak dalam konflik global dan selalu menyerukan perdamaian dunia. Sikap ini membuat Indonesia dipandang sebagai negara netral dan aman dari dampak langsung konflik berskala besar.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Iran Memberi Tahu Sebelum Serang Pangkalan di Qatar, Trump Berterima Kasih

    Iran Memberi Tahu Sebelum Serang Pangkalan di Qatar, Trump Berterima Kasih

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyebut serangan balasan Iran yang menargetkan pangkalan militer AS di Qatar sebagai “sangat lemah”. Trump mengatakan bahwa Iran telah menyampaikan “pemberitahuan awal” sebelum melancarkan serangan rudal itu, dan oleh karenanya dia berterima kasih untuk itu.

    “Iran secara resmi telah menanggapi Penghancuran Fasilitas Nuklir mereka dengan respons yang sangat lemah, yang kami sudah nantikan, dan telah kami lawan dengan sangat efektif,” tulis Trump di media sosial Truth Social miliknya, setelah beberapa rudal diluncurkan ke pangkalan al-Udeid di Qatar.

    “Saya ingin berterima kasih kepada Iran karena telah memberikan pemberitahuan awal pada kami, yang memungkinkan tidak ada nyawa yang hilang, dan tidak ada yang terluka,” ujar Trump, seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (24/6/2025).

    Trump meminta Iran untuk mengupayakan perdamaian dengan Israel, dengan mengatakan bahwa ia tidak mengharapkan pembalasan lebih lanjut dari Teheran terhadap Amerika Serikat setelah serangannya terhadap pangkalan al-Udeid di Qatar.

    “Iran telah mengeluarkan semuanya dari ‘sistem’ mereka, dan mudah-mudahan, tidak akan ada lagi KEBENCIAN,” kata Trump.

    “Mungkin Iran sekarang dapat melanjutkan ke Perdamaian dan Harmoni di Kawasan, dan saya akan dengan antusias mendorong Israel untuk melakukan hal yang sama,” imbuh Trump.

    Sebelumnya, militer Iran mengatakan pihaknya melakukan serangan rudal terhadap pangkalan udara AS, al-Udeid di Qatar pada hari Senin (23/6), setelah ledakan terdengar di seluruh ibu kota Qatar menyusul ancaman Teheran untuk membalas serangan udara AS ke situs-situs nuklirnya.

    Militer Iran menyebut serangan itu “menghancurkan dan dahsyat”. Namun, para pejabat AS mengatakan tidak ada personel AS yang tewas atau terluka dalam serangan di pangkalan udara tersebut, yang merupakan instalasi militer AS terbesar di Timur Tengah.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Serangan Amerika Serikat ke Fasilitas Nuklir Iran, Bakal jadi Chernobyl Kedua? – Page 3

    Serangan Amerika Serikat ke Fasilitas Nuklir Iran, Bakal jadi Chernobyl Kedua? – Page 3

    Ia menjelaskan, ketiga fasilitas Iran yang dihantam bom berfungsi untuk memperkaya uranium. Biasanya, ukuran yang digunakan juga hanya tingkat rendah, serta hanya menangani material radioaktif dengan kategori rendah.

    Meski tidak menyebabkan radiasi besar, bukan berarti tidak ada risiko. Ia menuturkan, uranium yang digunakan di fasilitas tersebut memang bersifat radioaktif, tapi jenisnya memancarkan partikel alfa yang sangat lemah.

    Oleh sebab itu, tidak bisa menembus kulit manusia dan hanya berbahaya jika terhirup atau tertelan. Namun, ia tetap menyorot soal bahaya kimia yang ditimbulkan.

    Ia menjelaskan, ketika uranium dalam bentuk gas uranium heksafluorida (UF6) terpapar udara dan kelembaban, materi itu bisa membentuk senyawa beracun seperti Uranyl Fluoride dan Hydrofluoric Acid. 

    Zat itu dikenal sangat korosif dan berbahaya jika dihirup.

    “Kalaupun terjadi kebocoran internal, kemungkinan kontaminasi akan tetap terlokalisasi dalam struktur, apalagi di fasilitas bawah tanah seperti Fordow yang dilindungi 80 hingga 90 meter batuan,” ujarnya.

     

  • Gempa M 6,3 Guncang Filipina Selatan

    Gempa M 6,3 Guncang Filipina Selatan

    Jakarta

    Gempa bumi dengan Magnitudo (M) 6,3 mengguncang Filipina selatan pada hari Selasa (24/6). Tak ada peringatan tsunami yang dikeluarkan terkait gempa ini.

    Dilansir kantor berita AFP, Selasa (24/6/2025), menurut Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), gempa dangkal tersebut melanda sekitar 374 kilometer (232 mil) di sebelah timur Pulau Davao.

    Saat ini belum ada laporan tentang korban jiwa atau kerusakan.

    Institut Vulkanologi dan Seismologi Filipina melaporkan gempa tersebut berkekuatan M 6,4. Disebutkan bahwa tidak ada peringatan tsunami yang dipicu.

    Gempa terjadi hampir setiap hari di Filipina, yang terletak di “Cincin Api” Pasifik, busur aktivitas seismik intens yang membentang dari Jepang hingga Asia Tenggara dan melintasi cekungan Pasifik.

    Sebagian besar gempa-gempa tersebut terlalu lemah untuk dirasakan oleh manusia. Namun, gempa yang kuat dan merusak datang secara acak tanpa teknologi yang tersedia untuk memprediksi kapan dan di mana gempa akan terjadi.

    Gempa besar terakhir di negara itu adalah gempa M 7 pada bulan Juli 2022 yang memicu tanah longsor dan retakan tanah di provinsi Abra, Filipina utara. Gempa tersebut menewaskan sedikitnya 11 orang dan melukai 609 orang lainnya.

    Lihat juga Video Kepanikan Jemaat Gereja di Lima Saat Gempa M 6,1 Guncang Peru

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Perang Iran-Israel, Apakah Keterlibatan AS Bakal Picu Perang Dunia III?

    Perang Iran-Israel, Apakah Keterlibatan AS Bakal Picu Perang Dunia III?

    Jakarta

    Khalayak dunia, termasuk Indonesia, khawatir konflik Iran-Israel akan meningkat menjadi Perang Dunia III setelah Amerika Serikat menyerang tiga fasilitas nuklir Iran pada Minggu (22/06). Namun, para pengamat mengatakan Perang Dunia III belum tentu akan terjadi dan masyarakat diimbau “tidak perlu khawatir”.

    Meski AS sudah terlibat dalam konflik Iran-Israel, dosen hubungan internasional Universitas Padjajaran, Dina Sulaeman, menilai “belum ada eskalasi yang mengarah ke perang yang lebih besar”.

    Pengamat geopolitik dan hubungan internasional, Dian Wirengjurit, mengimbau warga “tidak perlu khawatir” sebab para pemimpin dunia akan melakukan “upaya diplomasi” agar konflik tidak meningkat dan memakan lebih banyak korban.

    Uni Eropa, Kerajaan Bersatu (United Kingdom/UK), Jepang, Prancis, Qatar, Arab Saudi, dan negara-negara lainnya, meminta Iran dan Israel untuk kembali ke jalur diplomasi.

    Pascaserangan AS, Iran meluncurkan serangan balasan ke Israel. Menteri luar negeri Iran juga tengah berada di Moskow untuk melakukan pembicaraan dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin tentang “tantangan dan ancaman bersama”.

    Apakah serangan AS bisa memicu Perang Dunia III?

    Dua pakar geopolitik dan hubungan internasional, Dina Sulaeman dan Dian Wirengjurit, sama-sama memprediksi Perang Dunia III tidak akan pecah setelah AS menyerang Iran untuk membela Israel.

    Dian Wirengjurit, yang menjabat sebagai duta besar Indonesia untuk Iran pada 2012-2016, menilai “tidak mungkin” perang dunia sampai terjadi.

    Menurut dia, negara-negara lainnya apalagi yang berada di kawasan tidak akan rela wilayahnya dijadikan arena peperangan, apalagi mereka “tidak jadi pemain”.

    Api membubung ke langit setelah serangan Israel terhadap depot minyak Shahran pada 15 Juni 2025 di Teheran, Iran. (Getty Images)

    Oleh sebab itu, dia mengimbau masyarakat untuk tidak terlalu khawatir karena “dunia pun tidak akan diam saja” jika konflik dua negara ini terus meningkat.

    “Geopolitik itu bukan kayak membalikkan tangan. Kalau di sana perang, kita terseret perang. Kalau di sana krisis, kita terseret krisis. Kita aman tenteram puluhan tahun juga krisis terus terjadi setiap waktu,” ujarnya.

    Apa indikasi konflik akan pecah menjadi Perang Dunia III?

    Perang dunia akan terjadi ketika konflik sudah melibatkan “aktor” dari banyak negara di kawasan yang berbeda, kata Dina Sulaeman yang juga menjabat sebagai direktur Indonesia Center of Middle East Studies.

    Keterlibatan AS pun tidak mengindikasikan bahwa perang ini akan berkembang menjadi perang dunia.

    Apalagi, menurut Dina, serangan yang diluncurkan AS untuk membantu Israel dalam konflik dengan Iran hanya merupakan “serangan terbatas” dan “bukan serangan besar-besaran”.

    Dina dan Dian menyebut Perang Dunia III bisa terjadi ketika AS melakukan serangan besar-besaran dan negara-negara lain seperti Rusia dan China yang juga sekutu Iran mulai terlibat langsung.

    “Kalau misalnya betul-betul serangan yang besar-besaran dan Iran juga, misalnya, menutup Selat Hormuz, itu kepentingan Rusia maupun China akan terganggu. Nah, mungkin pada saat itu juga akan ada intervensi,” kata Dina.

    Lantas, apa arti keikutsertaan AS dalam konflik Iran-Israel?

    “Amerika Serikat sendiri doktrin kebijakan luar negerinya itu adalah mengamankan Israel, jadi keamanan nasional Amerika sama dengan keamanan nasional Israel. Itulah sebabnya pemerintah Amerika Serikat sejak lama, bukan hanya Trump saja, betul-betul berusaha menekan pemerintahan-pemerintahan yang terlihat berbahaya buat Israel,” kata Dina memaparkan.

    Sebelumnya, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, berulang kali meyakinkan Presiden AS Donald Trump untuk menyerang Iran yang menurut Israel sedang mengembangkan senjata nuklir.

    Pada Minggu (22/06), Trump meluncurkan serangan ke tiga fasilitas nuklir Iran di Fordo, Natanz, dan Isfahan. Dia mengungkapkan alasannya menyerang fasilitas nuklir Iran melalui pidatonya.

    “Tujuan kami adalah untuk menghancurkan kapasitas pengayaan nuklir Iran dan menghentikan ancaman nuklir yang ditunjukkan oleh negara pendukung teror nomor satu di dunia,” kata Trump.

    Dia juga memperingatkan Iran untuk menghentikan perang dengan Israel, “Jika tidak serangan di masa depan akan jauh lebih besar dan lebih mudah”.

    Bagaimana situasi saat ini?

    Iran telah meluncurkan serangan balasan ke Israel dan Israel juga menyerang Iran.

    Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araqchi, langsung mengunjungi Moskow pada Senin (23/06), meminta Presiden Vladimir Putin agar memberikan lebih banyak bantuan dari Rusia pascaserangan AS.

    Dalam sambutannya yang disiarkan langsung di televisi, Presiden Putin mengatakan serangan AS “sama sekali tidak beralasan” dan “tidak dapat dibenarkan”.

    “Saya sangat senang Anda berada di Moskow hari ini. Ini memberi kita kesempatan untuk membahas semua topik yang sulit ini dan berpikir bersama bagaimana menemukan jalan keluar dari situasi saat ini,” Putin menambahkan.

    Awal tahun ini presiden Iran dan Rusia menandatangani “perjanjian kemitraan strategis komprehensif”. Namun, itu bukan aliansi militer dan tidak mewajibkan Rusia untuk membela Teheran.

    Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri China menekankan bahwa “Teluk Persia dan perairan di sekitarnya merupakan rute perdagangan internasional yang penting”.

    Oleh sebab itu, China mendesak masyarakat internasional untuk “mengintensifkan upaya untuk mendorong de-eskalasi ketegangan”.

    Selain merapat ke Rusia, saat ini Iran juga tengah bersiap menutup Selat Hormuz, jalur perdagangan minyak paling vital di dunia sebagai langkah selanjutnya dalam konflik ini.

    Uni Eropa mendesak Iran untuk tidak memblokir Selat Hormuz. AS bahkan juga meminta China untuk membujuk Teheran agar tidak menutup rute pelayaran utama tersebut.

    Analis mengatakan bahwa bagi Iran, menutup Selat Hormuz merupakan bentuk “daya cegah”mirip dengan kepemilikan senjata nuklir.

    Artinya, pihak luar akan berpikir beberapa kali untuk bertikai dengan Iran karena Teheran mampu menutup Selat Hormuz yang kemudian akan mengganggu perekonomian.

    Bagaimana dampak konflik Iran-Israel untuk Indonesia?

    Indonesia akan merasakan dampak konflik Iran-Israel ketika Selat Hormuz benar-benar ditutup. Jika hal itu terjadi, suplai-suplai minyak dari Timur Tengah tidak bisa keluar dan masuk ke pasar internasional.

    Akibatnya, harga minyak dunia akan naik drastis, menyebabkan harga komoditas lainnya juga naik. Indonesia, sebagai negara pengimpor minyak, tentu akan merasakan dampaknya.

    Harga BBM dan komoditas lainnya juga pasti akan naik.

    Menurut Dian Wirengjurit, tidak ada hal yang bisa lakukan selain menghadapinya karena “tidak ada yang bisa menghindari” dampak ini.

    “Enggak ada yang bisa mengatasi kecuali di pusatnya sana, di Timur Tengahnya, damai, Hormuz dibuka, ya mengalir lagi,” ujar Dian.

    Yang bisa dilakukan hanya “mengetatkan ikat pinggang”.

    Di mana posisi Indonesia dalam konflik Iran-Israel?

    Indonesia belum menyampaikan sikap resmi terhadap konflik Iran-Israel. Namun, Presiden Prabowo Subianto sudah menyampaikan pendapatnya beberapa hari lalu.

    Prabowo menilai pengaruh Rusia lebih besar di kawasan itu, khususnya dengan pemerintah Iran. Dia menegaskan semua negara ingin mencari solusi dalam dan menurunkan suhu konflik yang semakin memanas.

    “Kita ingin semua turunkan suhu. Kita ingin cari penyelesaian jalan keluar yang damai untuk semua pihak,” kata Prabowo, dilansir dari Detik.com.

    Menurut para ahli, Indonesia memang tidak punya “pengaruh” yang cukup untuk berperan sebagai mediator perdamaian dalam konflik ini, tidak seperti Rusia dan China.

    Bahkan, Dian menyebut modal Indonesia sebagai negara Islam terbesar pun “sudah tidak laku”.

    “Kita enggak punya leverage [pengaruh], benahi dalam negeri kita dulu, baru kita bisa dianggap,” kata Dian.

    “Coba lihat China, faksi-faksi Palestina pun diundang ke Beijing datang, padahal dia bukan negara Islam, malah sosial komunis. Yang damaikan Iran sama Arab Saudi siapa? China. Kita yang katanya non-blok, OKI [Organisasi Kerja sama Islam] segala macam, mana? Enggak didengar,” dia menambahkan.

    Meski begitu, bukan berarti tidak ada yang bisa dilakukan oleh Indonesia.

    Menurut Dina Sulaeman keikutsertaan Indonesia dalam proses-proses perdamaian juga ada manfaatnyasemakin banyak suara yang bergabung dalam proses perdamaian tentu lebih baik.

    Dina juga bilang, Indonesia bisa melakukan tekanan ekonomi untuk menyelesaikan konflik Iran-Israel ini, yang disebut Dina akarnya berada di konflik Palestina-Israel.

    “Di level negara, bisa melakukan penundaan kerjasama dengan perusahaan-perusahaan yang memang terbukti memberikan suplai logistik ke militer Israel, Cara ini pernah berhasil ketika dulu komunitas internasional berusaha melemahkan Rezim Apartheid Afrika Selatan Di tahun 80an,” ujar Dina.

    Namun, memberikan tekanan ekonomi itu juga “membutuhkan keberanian”, Dina mengingatkan. Sebab, akan ada dampak yang harus ditanggung.

    Meskipun Indonesia memiliki doktrin kebijakan luar negeri bebas aktif dan non-blok, Undang-Undang Dasar 1945 tetap mengamanatkan Indonesia menjaga perdamaian dunia dan melawan penjajahan.

    Jadi, menurut Dina, “kita harus tetap berpihak dalam membantu pihak-pihak yang memang sedang mengalami penjajahan”.

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Drone Tak Dikenal Hantam Pangkalan Militer di Irak, Tak Ada Korban Jiwa

    Drone Tak Dikenal Hantam Pangkalan Militer di Irak, Tak Ada Korban Jiwa

    Jakarta

    Pesawat nirawak tidak dikenal menghantam pangkalan militer di Baghdad, Irak, pagi ini. Serangan pertama menghantam radar di pangkalan Taji yang menyebabkan kerusakan material.

    Dilansir AFP, Selasa (24/6/2025), pesawat nirawak lainnya juga jatuh di distrik Radwaniya yang berjarak sekitar 10 km dari Bandara Internasional Baghdad. Seorang sumber dari keamanan Irak mengatakan di sana adalah tempat pasukan Amerika Serikat (AS) ditempatkan di pangkalan sebagai bagian dari koalisi anti-jihadis.

    Seorang juru bicara keamanan pemerintah Saad Maan mengonfirmasi bahwa di Taji “pesawat nirawak tak dikenal menghantam radar”. Dia juga mengatakan pesawat nirawak lain “jatuh di dekat generator”, tanpa memberikan perincian lebih lanjut.

    Letnan Jenderal Walid al-Tamimi mengatakan kepada Kantor Berita resmi Irak bahwa tidak ada korban yang dilaporkan. Tidak ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.

    Namun, serangan itu terjadi beberapa jam setelah Iran meluncurkan rudal ke fasilitas militer AS di Qatar sebagai balasan atas pemboman Amerika terhadap fasilitas nuklir Teheran.

    Sumber keamanan Irak mengatakan kepada AFP, bahwa “sejauh ini” Iran belum menyerang pangkalan yang menampung pasukan AS di Irak.

    Lihat juga Video: Radar Pesawat Komersial Hindari Wilayah Iran dan Irak

    (zap/yld)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Samsung Galaxy Z Fold 7 dan Flip 7 Bisa Dipesan pada 9 Juli 2025 mulai 21.00 WIB? – Page 3

    Samsung Galaxy Z Fold 7 dan Flip 7 Bisa Dipesan pada 9 Juli 2025 mulai 21.00 WIB? – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Melalui undangan Galaxy Unpacked 2025 yang akan berlangsung pada 9 Juli 2025 di New York, Amerika Serikat, Samsung menyebut bahwa perangkat yang akan diluncurkan di gelaran itu sudah bisa dipesan mulai pukul 21.00 WIB.

    Galaxy Unpacked 2025 kali ini diprediksi akan menjadi panggung peluncuran sejumlah HP lipat terbaru, seperti Galaxy Z Fold 7, Galaxy Z Flip 7, dan Galaxy Z Flip 7 FE.

    Melalui undangan dengan narasi ‘[Undangan] Galaxy Unpacked Juli 2025: Pengalaman Ultra Siap Diungkap’ yang disebar hari ini, Samsung digadang-gadang juga akan memperkenalkan Galaxy Z Fold 7 Ultra yang super tipis.

    Lewat keterangan resminya, Selasa (24/6/2025), Samsung menegaskan komitmennya untuk menghadirkan perangkat yang menjawab kebutuhan pengguna melalui Galaxy AI.

    “Selama bertahun-tahun, Samsung telah merancang perangkat dengan performa mumpuni, kamera tajam, dan konektivitas cerdas. Kini, melalui Galaxy AI, kami membawa pengalaman itu ke level berikutnya, fokus pada bagaimana pengguna berinteraksi dengan perangkat,” ujar Samsung.

    Gelaran Samsung Galaxy Unpacked 2025 juga akan digelar secara live streaming di channel YouTube Samsung Indonesia.

    “Acara ini akan disiarkan langsung melalui Youtube Samsung Indonesia, mulai pukul 21.00 WIB,” ucap raksasa teknologi asal Korea Selatan itu menegaskan.

     

  • Iran Akan Terus Serang Israel hingga Menit Terakhir, Beri Syarat Akhiri Perang

    Iran Akan Terus Serang Israel hingga Menit Terakhir, Beri Syarat Akhiri Perang

    Jakarta

    Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi memastikan hingga saat ini pihaknya belum ada kesepakatan gencatan senjata dengan Israel. Araghchi pun menyatakan operasi militer terhadap Israel akan berlanjut.

    “Operasi militer Angkatan Bersenjata kita yang kuat untuk menghukum Israel atas agresinya berlanjut hingga menit terakhir, pukul 4 pagi,” kata Araghchi dalam sebuah posting di X sebagaimana dilansir CNN, Selasa (24/6/2025).

    Sebelumnya, Araghchi mengatakan Iran akan menghentikan respons militernya jika Israel menghentikan serangannya terhadap Iran pada pukul 4 pagi waktu setempat di Teheran, yang berarti 30 menit lebih cepat dari Israel. Unggahan terbaru Araghchi ini muncul tepat setelah pukul 4 pagi waktu Israel.

    “Bersama dengan semua warga Iran, saya berterima kasih kepada Angkatan Bersenjata kita yang pemberani yang tetap siap membela negara kita tercinta hingga titik darah penghabisan, dan yang menanggapi setiap serangan musuh hingga menit terakhir,” katanya dalam unggahan terbaru.

    Abbas Araghchi sebelumnya mengatakan belum ada kesepakatan mengenai gencatan senjata dengan Israel. Namun, Araghchi memastikan pihaknya bisa berhenti menyerang asal Israel lebih dulu menghentikan serangannya.

    “Namun, dengan syarat rezim Israel menghentikan agresi ilegalnya terhadap rakyat Iran paling lambat pukul 4 pagi waktu Teheran, kami tidak berniat untuk melanjutkan tanggapan kami setelahnya,” ujar Abbas, dilansir Al Jazeera, Selasa (24/6).

    Abbas menyebut keputusan gencatan senjata ini masih belum bisa diputuskan sekarang.

    Kabar mengenai kesepakatan gencatan senjata ini pertama kali disampaikan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Dia mengumumkan bahwa Iran dan Israel telah sepakat untuk melakukan gencatan senjata total.

    “Telah sepenuhnya disepakati oleh dan antara Israel dan Iran bahwa akan ada gencatan senjata yang lengkap dan total,” tulis Trump di platform Truth Social miliknya, dilansir AFP, Selasa (24/6)

    Namun, saat itu tidak ada komentar langsung dari Israel atau Iran yang mengonfirmasi kesepakatan tersebut.

    (zap/yld)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini