Negara: Amerika Serikat

  • Presiden Prabowo Ikuti Perkembangan Konflik Iran-Israel, Pantau Keselamatan WNI

    Presiden Prabowo Ikuti Perkembangan Konflik Iran-Israel, Pantau Keselamatan WNI

    JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto selalu mengikuti perkembangan konflik Iran-Israel secara cermat dari waktu ke waktu. Hal tersebut disampaikan Wakil Menteri Sekretaris Negara (Wamen Sesneg) Juri Ardiantoro kepada wartawan di Jakarta, Selasa, 24 Juni.

    Wamen Juri juga menyampaikan, Presiden Prabowo Subianto juga meminta kepada jajarannya untuk terus mengikuti perkembangan konflik antara Iran dan Israel agar segera mengambil langkah-langkah yang diperlukan terkait keselamatan warga negara Indonesia.

    Konflik Iran dan Israel semakin memanas, terlebih dengan pengeboman fasilitas nuklir di Iran oleh Amerika Serikat. Iran melakukan serangan balasan dengan menyerang pangkalan militer Amerika Serikat di Qatar.

    Presiden Prabowo Subianto telah menginstruksikan kepada Kementerian Luar Negeri untuk segera melakukan langkah penyelamatan warga negara Indonesia di wilayah konflik.

  • Pengumuman Trump Soal Gencatan Senjata Iran-Israel: Perdamaian atau Sekadar Jeda?

    Pengumuman Trump Soal Gencatan Senjata Iran-Israel: Perdamaian atau Sekadar Jeda?

    PIKIRAN RAKYAT – Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Selasa pagi secara mengejutkan mengumumkan berakhirnya perang antara Israel dan Iran. Pengumuman tersebut disampaikan melalui media sosialnya, Truth Social, dengan pernyataan penuh percaya diri: “CONGRATULATIONS WORLD, IT’S TIME FOR PEACE!”. Dalam unggahannya, Trump menyebut bahwa kedua negara telah mencapai “Complete and Total CEASEFIRE” atau gencatan senjata total.

     

    Namun, di balik pengumuman bombastis itu, seperti dilansir The Guardian, Selasa, 24 Mei 2025, muncul banyak pertanyaan mengenai keabsahan kesepakatan tersebut, mengingat fakta bahwa rudal Iran masih menghantam Israel saat kesepakatan gencatan senjata seharusnya sudah dimulai.

     

    Retaliasi Terukur Iran

     

    Segalanya bermula setelah AS menyerang beberapa situs nuklir Iran pada Minggu dini hari. Menanggapi serangan itu, Iran meluncurkan rudal balistik ke pangkalan militer AS di Qatar pada Senin malam. Meski disebut sebagai “tanggapan yang kuat dan berhasil” oleh otoritas Iran, serangan itu tidak menimbulkan korban jiwa. Bahkan, lokasi pangkalan dan waktu serangan diduga dipilih untuk menghindari eskalasi lebih lanjut.

     

    Presiden Trump merespons dengan menyebut serangan itu sebagai “lemah”, dan justru menjadikannya alasan untuk menyerukan perdamaian. Ia menyatakan bahwa Iran dan Israel telah mendekatinya untuk mencapai kesepakatan. Dengan bantuan Qatar sebagai mediator, dan senator JD Vance disebut berperan dalam dialog dengan Teheran, Trump mengklaim telah menyusun rencana damai.

     

    Detail Kesepakatan

     

    Trump menjelaskan bahwa gencatan senjata akan diberlakukan dalam dua tahap: Iran akan menghentikan serangan enam jam setelah pengumuman, diikuti oleh Israel enam jam kemudian. Setelah 24 jam, perang 12 hari tersebut akan resmi dinyatakan berakhir.

     

    Namun, implementasi kesepakatan berjalan tak mulus. Iran masih menembakkan rudal ke wilayah selatan Israel menjelang batas waktu. Di sisi lain, Israel sempat meningkatkan serangannya ke fasilitas Iran sebelum akhirnya menghentikan aksi militer sekitar pukul 4 pagi waktu Teheran.

     

    Kementerian Luar Negeri Iran menyatakan bahwa operasi militer mereka telah selesai tepat waktu, sementara televisi pemerintah mengumumkan dimulainya gencatan senjata. Pemerintah Israel baru mengonfirmasi keterlibatan mereka dalam kesepakatan pada pukul 9 pagi waktu setempat, dengan pernyataan bahwa mereka akan “merespons dengan keras terhadap setiap pelanggaran”.

     

    Analisis dan Dampak

     

    Sejauh ini, tampaknya gencatan senjata berhasil dihormati oleh kedua pihak. Trump pun tidak menyia-nyiakan momen ini untuk mengklaim kemenangan diplomatik. Ia bahkan mengunggah meme dirinya mencium bendera AS, dengan tulisan: “Trump was right about everything.”

     

    Dari sudut pandang militer, serangan terhadap fasilitas nuklir Iran telah menimbulkan kerugian besar bagi Teheran. Iran kehilangan sejumlah besar infrastruktur nuklir, dan meskipun beberapa pakar memperkirakan mereka akan membangun kembali secara diam-diam, kemampuan mereka telah terpukul.

     

    Namun, para pengamat menyatakan bahwa konsekuensi jangka panjang dari serangan tersebut masih belum dapat dipastikan. Meningkatnya dukungan publik Iran terhadap pengembangan senjata nuklir menjadi salah satu kekhawatiran. Terlebih, menurut Israel, Iran kemungkinan besar telah memindahkan cadangan uranium mereka menjelang serangan, dan hingga kini belum diketahui lokasinya.

     

    Akhir atau Awal Babak Baru?

     

    Meskipun Trump menyatakan bahwa “perang yang bisa menghancurkan Timur Tengah” telah dihindari, banyak pihak masih skeptis. Beberapa negara di kawasan mengkritik Iran, namun secara umum menyerukan kembalinya diplomasi. Qatar, misalnya, menyatakan kemarahannya atas serangan, namun tetap mendorong perundingan.

     

    Jika gencatan senjata ini bertahan, Trump bisa saja mencetak poin politik besar menjelang pemilu mendatang, termasuk mewujudkan ambisinya meraih Nobel Perdamaian. Namun, jika situasi kembali memanas, maka deklarasi perdamaian ini bisa dikenang hanya sebagai momen sensasional yang tak membuahkan hasil nyata.

     

    Dalam diplomasi kawasan yang rumit dan berlapis, waktu akan menjadi penentu: apakah ini awal dari perdamaian, atau hanya jeda dalam konflik panjang yang belum menemukan solusi permanen. ***

     

  • Gencatan Senjata Iran-Israel Goyah, Trump Klaim Perdamaian Diuji Serangan Rudal

    Gencatan Senjata Iran-Israel Goyah, Trump Klaim Perdamaian Diuji Serangan Rudal

     

    PIKIRAN RAKYAT – Gencatan senjata yang diumumkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump antara Israel dan Iran pada Selasa pagi waktu setempat tampaknya langsung menghadapi ujian serius. Meski Trump menyatakan bahwa “perang telah berakhir” dan menyambut perdamaian secara terbuka, situasi di lapangan menunjukkan ketegangan yang belum reda.

     

    Tak lama setelah pengumuman gencatan senjata, militer Israel melaporkan adanya rentetan serangan rudal yang diluncurkan dari wilayah Iran. Serangan tersebut terjadi hanya beberapa jam setelah waktu gencatan resmi dimulai, menimbulkan suara ledakan di Israel utara dan memicu aktivasi sistem pertahanan udara. Sirene peringatan sempat berbunyi di beberapa kota, termasuk Beersheba, yang sebelumnya sudah mengalami kerusakan parah akibat serangan rudal Iran.

     

    Militer Israel menyatakan bahwa mereka mendeteksi peluncuran baru sekitar dua setengah jam setelah gencatan senjata berlaku. Setidaknya tiga bangunan tempat tinggal rusak berat, lima korban jiwa ditemukan dari salah satu bangunan, dan lebih dari 20 orang lainnya dilaporkan terluka. Pemerintah Israel menanggapi dengan ancaman akan merespons “dengan keras” terhadap setiap pelanggaran terhadap kesepakatan.

     

    Namun, pihak Iran membantah telah meluncurkan rudal setelah kesepakatan gencatan senjata berlaku. Dalam pernyataan yang disiarkan televisi pemerintah, staf umum angkatan bersenjata Iran menyatakan bahwa “tidak ada peluncuran rudal dari wilayah Iran ke wilayah pendudukan dalam beberapa jam terakhir.” Pernyataan itu muncul sebagai respons terhadap tuduhan Israel bahwa serangan rudal baru merupakan pelanggaran langsung terhadap gencatan senjata.

     

    Kebingungan ini memperkuat kesan bahwa deklarasi Trump tentang berakhirnya perang tampaknya terlalu dini. Militer Israel sendiri menegaskan bahwa mereka masih berada dalam “tingkat siaga tinggi” dan menyatakan bahwa “bahaya masih ada”. Brigadir Jenderal Effie Defrin, juru bicara militer Israel, menambahkan bahwa tidak ada perubahan dalam instruksi pertahanan dalam negeri, menandakan bahwa mereka tetap mempersiapkan kemungkinan eskalasi lanjutan.

     

    Reaksi internasional

    Sementara itu, reaksi internasional mulai bermunculan. Pemerintah Tiongkok melalui juru bicara Kementerian Luar Negeri, Guo Jiakun, menyatakan keprihatinannya atas situasi tersebut dan menyerukan semua pihak untuk kembali ke jalur penyelesaian politik secepatnya demi menjaga stabilitas di kawasan Timur Tengah.

     

    Meski Presiden Trump mengklaim telah menjadi penengah gencatan senjata, insiden beruntun ini menimbulkan pertanyaan serius: apakah perdamaian benar-benar tercapai, atau justru yang terjadi hanyalah jeda rapuh dalam konflik berkepanjangan antara dua musuh bebuyutan? Waktu dan tindakan di lapangan akan menjadi penentu apakah perjanjian ini dapat bertahan atau segera runtuh di tengah ketidakpercayaan dan serangan yang belum benar-benar usai. ***

  • Menko Pangan sebut stok nasional cukup dan tak perlu impor setahun

    Menko Pangan sebut stok nasional cukup dan tak perlu impor setahun

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Menko Pangan sebut stok nasional cukup dan tak perlu impor setahun
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Selasa, 24 Juni 2025 – 23:58 WIB

    Elshinta.com – Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan menyebut stok pangan nasional saat ini dalam kondisi cukup dan Indonesia tidak perlu melakukan impor kebutuhan bahan pokok hingga setahun.

    “Alhamdulillah kita sudah berhasil ya, produksinya cukup untuk kita, bahkan sampai tahun depan kita tidak impor lagi,” kata Zulkifli Hasan selepas memberikan paparan di Retret Kepala Daerah Gelombang II di IPDN, Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat, Selasa.

    Menurut Zulkifli, keberhasilannya merupakan program ketahanan pangan dan kebijakan Presiden Prabowo Subianto yang pro-rakyat.

    Dia mengharapkan kondisi pangan yang stabil ini bisa bertahan di tengah kondisi global yang tengah memanas, sehubungan dengan perang antara Iran dan Israel.

    “Jadi, mudah-mudahan waktu ini, kalau kita bekerja terus, dan kita prihatin juga dengan apa yang terjadi di dunia, mudah-mudahan tidak begitu berdampak kepada kita. Tapi sementara tidak ada masalah,” ucapnya.

    Diketahui, konflik antara Iran dan Israel memanas setelah serangan Israel ke Iran pada Jumat (13/6) yang dibalas dengan serangan Iran ke Israel.

    Aksi saling serang antara kedua negara masih terus terjadi yang menyebabkan peningkatan eskalasi di kawasan Timur Tengah.

    Situasi semakin memburuk setelah Amerika Serikat turut menyerang Iran dengan menghancurkan tiga fasilitas nuklir utama Iran, yakni Isfahan, Natanz, dan Fordow, pada Sabtu (21/6).

    Sumber : Antara

  • Rupiah menguat seiring isyarat The Fed turunkan suku bunga

    Rupiah menguat seiring isyarat The Fed turunkan suku bunga

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Rupiah menguat seiring isyarat The Fed turunkan suku bunga
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Selasa, 24 Juni 2025 – 17:57 WIB

    Elshinta.com – Pengamat mata uang sekaligus Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuabi menganggap penguatan nilai tukar (kurs) rupiah dipengaruhi isyarat pejabat Federal Reserve Michelle Bowman terkait potensi penurunan suku bunga paling cepat pada bulan Juli 2025.

    “(Terjadi) pergeseran narasi suku bunga Federal Reserve dengan Gubernur Fed Michelle Bowman (yang) mengisyaratkan potensi penurunan suku bunga paling cepat Juli, dengan alasan meredanya tekanan inflasi,” ungkapnya sebagaimana dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.

    Pernyataan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) menambah spekulasi terhadap langkah The Fed berikutnya, yang mana pasar kini mengalihkan fokus mereka pada penyampaian Gubernur The Fed Jerome Powell di hadapan Kongres pada hari ini untuk petunjuk kebijakan lebih lanjut.

    Baru-baru ini, laporan kebijakan moneter The Fed mengungkapkan bahwa ada tanda-tanda awal bahwa tarif berkontribusi terhadap inflasi yang lebih tinggi. Namun, dampak sepenuhnya belum tercermin dalam data.

    “Laporan tersebut menambahkan bahwa kebijakan saat ini berada pada posisi yang baik dan bahwa stabilitas keuangan tangguh di tengah ketidakpastian yang tinggi,” kata Ibrahim.

    Penguatan kurs rupiah juga disebabkan harapan perdamaian di Timur Tengah. Di dalam platform Truth Social, Trump mengklaim bahwa Iran dan Israel telah menyepakati gencatan senjata secara menyeluruh untuk mengakhiri “perang 12 hari” antara kedua negara itu.

    “SELAMAT UNTUK SEMUANYA! Telah disepakati secara penuh oleh dan antara Israel dan Iran bahwa akan dilakukan GENCATAN SENJATA Penuh (kira-kira dalam 6 jam dari sekarang, ketika Israel dan Iran telah meredakan dan menyelesaikan misi akhir yang masih berjalan!), untuk 12 jam, di mana Perang akan dianggap BERAKHIR!” tulis Presiden AS.

    Trump menyatakan bahwa Iran akan terlebih dahulu mematuhi gencatan senjata, Israel akan menyusul 12 jam kemudian, dan dalam 24 jam, “berakhirnya secara resmi perang 12 hari akan disambut dunia”.

    Namun, di platform X, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi mengatakan bahwa tidak ada kesepakatan mengenai gencatan senjata antara Iran dengan Israel.

    Jika rezim Israel menghentikan agresi ilegal terhadap rakyat Iran paling lambat pukul 4 pagi waktu Tehran, kata Araghchi, pihaknya tak berniat melanjutkan tanggapan. Di sisi lain, juga ditekankan bahwa keputusan akhir tentang penghentian operasi militer akan dibuat kemudian.

    Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan hari Selasa di Jakarta menguat sebesar 139 poin atau 0,84 persen menjadi Rp16.354 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.492 per dolar AS.

    Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada hari ini juga menguat ke level Rp16.370 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.484 per dolar AS.

    Sumber : Antara

  • Ada 18 WNI Lain yang Dijadwalkan Tiba dari Iran Hari Ini, tapi Tertahan di Qatar
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        24 Juni 2025

    Ada 18 WNI Lain yang Dijadwalkan Tiba dari Iran Hari Ini, tapi Tertahan di Qatar Megapolitan 24 Juni 2025

    Ada 18 WNI Lain yang Dijadwalkan Tiba dari Iran Hari Ini, tapi Tertahan di Qatar
    Tim Redaksi
    TANGERANG, KOMPAS.com
    – Sebanyak 11 warga negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi dari
    Iran
    telah tiba di Indonesia melalui Bandara Soekarno-Hatta, Kota Tangerang, Selasa (24/6/2025).
    Ada 18 WNI lain yang sedianya juga mendarat di Indonesia hari ini. Namun, belasan WNI itu masih tertahan di Doha, Qatar, karena gangguan penerbangan.
    “Jadi sebetulnya selain yang 11 orang itu sudah siap 29 orang. Jadi sisa 18 mereka sudah dijadwalkan akan tiba di Jakarta hari ini juga, sore tadi,” ujar Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Andy Rachmianto, saat ditemui di Bandara Soekarno-Hatta.
    Menurut Andy, 18 WNI tersebut sebelumnya telah diberangkatkan dari Baku, Azerbaijan, dengan maskapai Qatar Airways. 
    Namun, penerbangan terkendala akibat serangan terhadap salah satu pangkalan Amerika Serikat di Qatar sehingga sempat dialihkan ke Jeddah, Arab Saudi.
    “Tapi Alhamdulillah, 18 saudara-saudara kita tersebut sudah berhasil diterbangkan dari Jeddah menuju Doha,” ucap dia.
    Andi menambahkan, total ada 97 WNI yang dievakuasi dari Iran. Namun, hingga kini, baru 11 orang yang tiba di Tanah Air.
    Dia menyebut, 68 WNI lainnya masih berada di Baku dan tengah menunggu jadwal penerbangan berikutnya.
    “Mereka sudah kita evakuasi dari Iran, Teheran dan beberapa kota di sekitarnya, menuju ke perbatasan Azerbaijan, menuju Baku untuk kemudian kita lakukan proses evakuasi,” ucap Andi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Iran Diam-Diam Siapkan Pengganti Khamenei, Ini 2 Calon Terkuat

    Iran Diam-Diam Siapkan Pengganti Khamenei, Ini 2 Calon Terkuat

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Proses pencarian pengganti Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengalami percepatan signifikan di tengah lonjakan eskalasi militer dengan Israel dan Amerika Serikat.

    Lima sumber yang mengetahui langsung diskusi-diskusi internal menyebut kepada Reuters bahwa komite rahasia beranggotakan tiga ulama senior, yang dibentuk oleh Khamenei sendiri dua tahun lalu, kini mengintensifkan perencanaan suksesi.

    Khamenei, yang kini berusia 86 tahun, dilaporkan telah mengungsi bersama keluarganya dan berada di bawah perlindungan pasukan elite Garda Revolusi, Vali-ye Amr. Ia menerima pengarahan rutin mengenai perkembangan diskusi suksesi, menurut seorang pejabat keamanan tinggi Iran.

    “Jika Khamenei terbunuh, sistem pemerintahan akan segera menunjuk penerusnya untuk menunjukkan stabilitas dan kesinambungan,” ujar salah satu sumber yang meminta identitasnya dirahasiakan mengingat sensitivitas isu ini, dikutip Selasa (24/6/2025).

    Dua Nama yang Mencuat

    Dalam diskusi internal, dua kandidat utama muncul sebagai calon kuat pengganti Khamenei: Mojtaba Khamenei (56), putra sang pemimpin tertinggi, dan Hassan Khomeini (53), cucu dari pendiri Republik Islam Iran, Ayatollah Ruhollah Khomeini.

    Mojtaba Khamenei dikenal sebagai figur konservatif yang memiliki pandangan serupa dengan ayahnya dalam berbagai isu, mulai dari sikap keras terhadap oposisi hingga terhadap negara-negara Barat. Ia tak pernah memegang jabatan resmi dalam pemerintahan Iran, namun diyakini berpengaruh kuat sebagai pengatur akses ke Khamenei.

    Sebaliknya, Hassan Khomeini dikenal lebih moderat dan memiliki hubungan dekat dengan faksi reformis yang mengadvokasi pelonggaran sosial-politik. Meski demikian, ia tetap dihormati oleh ulama senior dan Garda Revolusi karena garis keturunannya.

    Sabtu lalu, sebelum fasilitas nuklir Iran dibombardir AS, Hassan menyatakan dalam pesan publik: “Saya sekali lagi menyatakan dengan rendah hati bahwa hamba kecil dan tidak berarti ini siap hadir dengan bangga di medan mana pun yang Anda anggap perlu.”

    Lima sumber menyebut bahwa di tengah konflik terbaru dengan Israel dan Amerika, nama Hassan Khomeini menguat karena dianggap sebagai figur yang bisa menghadirkan wajah yang lebih bisa diterima baik secara domestik maupun internasional.

    Dinasti dan Keterbukaan Politik

    Meski Mojtaba disebut sebagai pilihan kesinambungan, sejumlah pihak di internal kekuasaan menyadari bahwa penerus bergaris keturunan langsung dari Khamenei bisa memunculkan kekhawatiran rakyat Iran akan kembalinya sistem monarki yang justru ditumbangkan Revolusi Islam Iran pada 1979. Bahkan, Khamenei sendiri disebut beberapa kali menolak ide suksesi dari ayah ke anak.

    “Apakah Republik Islam akan bertahan atau tidak, yang jelas akan menjadi sangat berbeda, karena konteks eksistensinya telah berubah secara mendasar,” kata analis politik Iran berbasis di London, Hossein Rassam.

    Ia menilai Hassan Khomeini bisa menjadi figur transisi yang membawa perubahan pelan namun stabil.

    Namun begitu, Khomeini sebelumnya sempat dilarang mencalonkan diri dalam pemilu Majelis Ahli pada 2016 oleh Dewan Penjaga yang didominasi faksi garis keras. Para perancang suksesi menyadari bahwa meski memiliki daya tarik luas di dalam negeri, ia juga membawa risiko politik internal dari kelompok konservatif.

    Tantangan Penunjukan Pemimpin Baru

    Ancaman terhadap Khamenei bukan hanya berasal dari usianya yang menua, tetapi juga dari luar negeri. Presiden AS Donald Trump pekan lalu mengeklaim di media sosial bahwa pihaknya mengetahui lokasi persembunyian Khamenei.

    “Kami tahu persis di mana si ‘Pemimpin Tertinggi’ itu bersembunyi. Dia target yang mudah,” tulisnya.

    Situasi menjadi makin genting sejak pembunuhan pemimpin Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah oleh Israel pada September lalu, serta serangan rudal terbaru AS terhadap fasilitas nuklir Iran.

    Jika Khamenei wafat, instalasi pemimpin baru bisa menjadi proses yang penuh tantangan. Sejumlah komandan senior Garda Revolusi telah terbunuh dalam serangan udara Israel, yang dapat memperumit transisi kekuasaan mengingat militer elite itu selama ini berperan penting menjaga otoritas pemimpin tertinggi.

    “Bisa saja muncul nama yang tidak dikenal, dan hanya dijadikan boneka oleh Garda Revolusi,” kata Ali Vaez dari International Crisis Group. Ia mengingatkan bahwa pemimpin baru bisa saja tidak memiliki kekuatan sekuat Khamenei.

    Tantangan Legitimasi

    Secara konstitusional, pemimpin tertinggi Iran dipilih oleh Majelis Ahli yang beranggotakan 88 ulama senior. Anggota majelis ini dipilih melalui pemilu nasional, namun hanya kandidat yang disetujui oleh Dewan Penjaga, yang berpihak pada Khamenei, yang bisa maju.

    Sumber menyebut bahwa selain Mojtaba dan Hassan, beberapa nama lain telah tersingkir dari bursa suksesi. Mantan Presiden Ebrahim Raisi tewas dalam kecelakaan helikopter tahun 2024, sedangkan tokoh senior seperti Hashemi Rafsanjani dan Mahmoud Hashemi Shahroudi telah wafat sebelumnya.

    Ayatollah Sadegh Amoli Larijani juga disebut telah tersisih dari perhitungan. Nama lain seperti Ayatollah Alireza Arafi masih disebut, namun dianggap tidak sekuat dua kandidat utama.

    Proses suksesi ini mencerminkan sejarah Iran saat Ruhollah Khomeini wafat pada 1989. Saat itu, Khamenei yang hanya seorang ulama menengah dan mantan presiden, dipilih meski awalnya diragukan banyak kalangan.

    Namun dalam waktu tiga dekade, ia berhasil memusatkan kekuasaan dan mengandalkan Garda Revolusi untuk menekan lawan-lawan politiknya.

    Kini, siapapun yang menggantikan Khamenei akan menghadapi tantangan yang jauh lebih kompleks, baik dari dalam negeri yang dilanda krisis ekonomi dan ketidakpuasan rakyat, maupun dari luar negeri yang terus menekan Iran melalui sanksi dan tekanan militer.

     

    (luc/luc)

    [Gambas:Video CNBC]

  • WNI dari Iran: Tak Terkena Bom, tapi Terus Dihantui Drone
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        24 Juni 2025

    WNI dari Iran: Tak Terkena Bom, tapi Terus Dihantui Drone Megapolitan 24 Juni 2025

    WNI dari Iran: Tak Terkena Bom, tapi Terus Dihantui Drone
    Tim Redaksi
    TANGERANG, KOMPAS.com
    – Sultan Fatoni (43), warga negara Indonesia (WNI) asal Samarinda, akhirnya pulang ke Tanah Air bersama istri dan anaknya setelah tiga setengah tahun tinggal di Iran.
    Ia dievakuasi karena situasi keamanan yang kian memburuk, meski tinggal di
    Kota Mashhad
    yang tidak terkena langsung serangan bom.
    “Kami di
    kota Mashhad
    katanya bom itu tidak sampai, cuma drone aja. Beberapa hari ada drone, tapi sempat ditembak oleh pertahanan Iran, jadi enggak sempat jatuh,” ujar Sultan saat tiba di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Selasa (24/6/2025).
    Ia menuturkan, rumahnya hanya berjarak sekitar 10 menit dari Kota Mashhad, yang menjadi salah satu lokasi sasaran
    serangan drone
    beberapa waktu lalu.
    “Iya, katanya yang diserang kemarin pakai drone itu bandara kota Mashhad sekitar 10 menit dari tempat tinggal saya,” kata Sulatan.
    Sultan mengaku belum pernah mengalami konflik seperti ini selama tinggal di Iran.
    Situasi mulai terasa tegang saat konflik antara Iran dan Israel memanas, ditambah dengan campur tangan militer dari Amerika Serikat.
    Setelah ia dan rombongan meninggalkan Iran, dua kota lain dilaporkan mendapat serangan baru.
    “Karena kami berangkat sejak Kamis, pas Kamis memang beberapa kota masih kelihatan aman, tapi setelah dua hari kami pergi, dua kota mendapat serangan baru seperti ada dari Amerika ikut juga,” ungkapnya.
    Meski tidak berada di wilayah konflik langsung, pemerintah Iran menetapkan status siaga dan menerapkan pembatasan akses informasi.
    Salah satunya adalah dengan menasionalisasi internet. Sultan menyebut bahwa situs-situs luar tidak lagi bisa diakses.
    “Beberapa akses dipersulit. Internet itu dinasionalisasi, jadi situs luar tidak bisa dibuka. Hanya yang buatan dalam negeri saja yang bisa dibuka,” katanya.
    Proses evakuasi dari Mashhad dimulai sejak Kamis pekan lalu. Sultan bersama rombongan menempuh perjalanan darat selama satu hari menuju titik kumpul di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI).
    Setelah menginap semalam untuk menunggu WNI dari kota lain, perjalanan dilanjutkan ke perbatasan Azerbaijan selama satu hari lagi. Dari Baku, mereka diterbangkan ke Indonesia.
    “Kami sudah dari Kamis perjalanan dari Iran. Jadi sudah enam hari, agak capek,” ujar Sultan.
    Setibanya di bandara, mereka langsung diarahkan ke ruang imigrasi untuk pengecekan dokumen perjalanan, lalu ke bea cukai untuk pemeriksaan IMEI perangkat. Setelah seluruh prosedur selesai, mereka diperbolehkan pulang.
    Kedatangan para WNI ini disambut oleh sejumlah pejabat, di antaranya Asisten Deputi Koordinasi Kerja Sama Amerika dan Eropa Vitto R. Tahar, Asisten Deputi Koordinasi Kerja Sama Pasifik, Oseania, dan Afrika Parimeng, serta Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri RI Andi Rahmianto.
    Evakuasi dilakukan secara bertahap terhadap WNI yang bersedia pulang dari Iran.
    Wakil Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Lodewijk Freidrich Paulus menyebut bahwa dari total 380 WNI yang ada di Iran, hanya 97 yang memilih untuk dievakuasi.
    “Yang jelas dari 380 WNI yang ada di Iran tidak semuanya mau dievakuasi, karena itu evakuasi perjalanan, katakan dari Teheran ke Baku, Azerbaijan ke utara, itu 16 jam dengan darat,” ujar Lodewijk di Kampus IPDN Jatinangor.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • IHSG ditutup menguat seiring meredanya tensi di Timur Tengah

    IHSG ditutup menguat seiring meredanya tensi di Timur Tengah

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    IHSG ditutup menguat seiring meredanya tensi di Timur Tengah
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Selasa, 24 Juni 2025 – 19:37 WIB

    Elshinta.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa sore ditutup menguat seiring mulai mereda konflik antara Iran dan Israel di kawasan Timur Tengah.

    IHSG ditutup menguat 82,03 poin atau 1,21 persen ke posisi 6.869,17. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 10,58 poin atau 1,40 persen ke posisi 764,41.

    “IHSG dan bursa regional Asia bergerak menguat, didorong sentimen harapan akan de-eskalasi konflik di Timur Tengah yang dapat mengurangi kekhawatiran akan risiko global,” ujar Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus di Jakarta, Selasa

    Harapan de-eskalasi itu seiring mereda ketegangan geopolitik setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan gencatan senjata sementara antara Iran dan Israel.

    Sebelumnya, Trump mengunggah di Truth Social bahwa gencatan senjata antara Iran dan Israel akan bertahap, dengan harapan akan adanya kesepakatan perdamaian yang tentunya akan mengurangi ketegangan geopolitik dan mengembalikan risk appetite yang sebelumnya pelaku pasar cenderung berhati-hati berinvestasi di pasar keuangan.

    Pelaku pasar juga merespons positif pernyataan Wakil Ketua Fed Michelle Bowman, yang mengisyaratkan kemungkinan penurunan suku bunga paling cepat pada Juli 2025.

    Selanjutnya, pasar mengalihkan perhatian mereka kepada Ketua The Fed Jerome Powell, yang akan memberikan kesaksian di hadapan Kongres AS pada Selasa dan Rabu waktu setempat, untuk mengetahui sinyal tentang arah suku bunga di masa mendatang.

    Dari kawasan Asia, Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional China akan meninjau revisi undang-undang anti-persaingan tidak sehat untuk mengatur persaingan di platform online, yang bertujuan untuk mengurangi persaingan agresif dan memperkuat regulasi.

    Dibuka menguat, IHSG betah di teritori positif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG betah di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham.

    Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, sepuluh sektor menguat, yaitu dipimpin sektor properti yang naik sebesar 3,20 persen, diikuti oleh sektor barang konsumen non primer dan sektor kesehatan yang naik masing-masing sebesar 3,18 persen dan 2,27 persen.

    Sedangkan satu sektor terkoreksi yaitu sektor energi yang minus 0,51 persen.

    Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu JSPT, JIHD, SMDM, JATI, dan KRAS. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni RUIS, ASPI, PBSA, SICO, dan SSTM.

    Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.221.039 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 20,83 miliar lembar saham senilai Rp11,94 triliun. Sebanyak 453 saham naik, 165 saham menurun, dan 181 tidak bergerak nilainya.

    Bursa saham regional Asia sore ini antara lain indeks Nikkei menguat 445,91 poin atau 1,16 persen ke 38.800,50, indeks Hang Seng menguat 487,65 poin atau 2,06 persen ke 24.277,48, indeks Shanghai menguat 39,98 poin atau 1,15 persen ke 3.420,78, dan indeks Strait Times menguat 2,44 poin atau 0,63 persen ke 3.903,64.

    Sumber : Antara

  • WNI Cerita Mencekamnya Ibu Kota Iran, Berulang Kali Dengar Ledakan
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        24 Juni 2025

    WNI Cerita Mencekamnya Ibu Kota Iran, Berulang Kali Dengar Ledakan Megapolitan 24 Juni 2025

    WNI Cerita Mencekamnya Ibu Kota Iran, Berulang Kali Dengar Ledakan
    Tim Redaksi
    TANGERANG, KOMPAS.com 
    – Ali Murtado (20), satu dari 11 warga negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi dari
    Iran
    bercerita, situasi Ibu Kota Iran, Teheran, mencekam dalam beberapa hari terakhir.
    Sebelum dievakuasi ke Tanah Air, Ali menjadi saksi serangan berulang yang dilakukan Israel terhadap Teheran. Ia beberapa kali mendengar suara ledakan.
    “Kondisi di sana (Teheran) cukup mencekam karena ada serangan dari Israel di beberapa saat, dan berhenti beberapa saat, dan kadang-kadang lanjut,” kata Ali saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Selasa (24/6/2025).
    Ali bercerita, setiap malam terjadi serangan di Teheran. Sampai-sampai, banyak masyarakat setempat yang keluar dari kota tersebut. 
    Meski demikian, kata Ali, serangan tersebut berhasil dihalau menggunakan drone milik pasukan Iran.
    “Saya mendengar berita, kebanyakan serangan berhasil ditangkis oleh Iron Drone,” katanya. 
    Ali yang berstatus mahasiswa ini bercerita, dirinya tinggal di Kota Qom. Proses evakuasi para WNI dimulai dari Teheran.
    Mulanya, para WNI berkumpul di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Teheran. Setelah menginap satu hari, para WNI bertolak ke perbatasan Iran-Azerbaijan.
    “Setelah itu kita ditujukan ke Baku. Di Baku kita menginap selama sekitar dua hari, setelah itu kita diterbangkan ke Istanbul. Setelah dari Istanbul, kita sekarang berada di sini,” terang Ali. 
    Ali yang sudah tinggal 1 tahun 8 bulan di Iran itu pun bersyukur dapat kembali ke Indonesia dan bisa segera berkumpul bersama keluarga.
    “Alhamdulillah karena saya sampai dengan selamat dan sekarang saya sampai di Jakarta,” kata dia.
    Sebelumnya diberitakan, sebanyak 11 WNI yang dievakuasi dari Iran tiba di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Kota Tangerang, Selasa (24/6/2025).
    Ke-11 WNI itu tiba di bandara pada pukul 17.44 WIB dan langsung diarahkan ke ruang imigrasi. Petugas langsung mengecek dokumen perjalanan para WNI tersebut.
    Selanjutnya, para WNI itu diarahkan ke Bea Cukai untuk melakukan pemeriksaan IMEI.
    Setelah sejumlah prosedur administratif tersebut rampung, para WNI baru diperbolehkan pulang.
    Diketahui, 11 WNI ini dievakuasi akibat eskalasi konflik antara Israel melawan Iran, ditambah campur tangan Amerika Serikat yang membuat situasi semakin memanas.
    Meskipun begitu, tidak semua WNI bersedia dievakuasi dari Iran. Dari 380 WNI, hanya 97 WNI yang bersedia dievakuasi.
    Wakil Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan, Lodewijk Freidrich Paulus, mengatakan, dari 97 WNI itu sebagian sudah berada di Baku akan dipulangkan secara bertahap menggunakan pesawat komersial.
    “Yang jelas dari 380 WNI yang ada di Iran tidak semuanya mau dievakuasi, karena itu evakuasi perjalanan, katakan dari Teheran ke Baku, Azerbaijan ke utara, itu 16 jam dengan darat. Baru dari situ dievakuasi dengan pesawat komersial oleh Kementerian Luar Negeri kembali ke Indonesia,” ujar Lodewijk di Kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jatinangor.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.