Negara: Amerika Serikat

  • Kisah Aldrich Ames, Mata-mata CIA yang Bocorkan Rahasia untuk Uni Soviet

    Kisah Aldrich Ames, Mata-mata CIA yang Bocorkan Rahasia untuk Uni Soviet

    Jakarta

    Seorang agen CIA bernama Aldrich Ames menghabiskan hampir satu dekade menjual informasi rahasia ke Uni Soviet, membahayakan lebih dari 100 operasi rahasia, dan menyebabkan kematian sedikitnya 10 mata-mata dari dinas intelijen Barat. Pada 28 April 1994, Ames dipenjara seumur hidup. Pada bulan Februari tahun itu, BBC berbicara dengan salah satu mata-mata yang dikhianati oleh Ames, tetapi berhasil bertahan hidup.

    Pada 1985, sejumlah agen Soviet yang bekerja untuk CIA tiba-tiba mulai menghilang. Satu per satu ditangkap oleh dinas intelijen Soviet, KGB. Mereka diinterogasi dan, sangat sering, dieksekusi.

    Oleg Gordievsky adalah salah satu agen ganda tersebut. Sebagai kepala kantor KGB di London, ia telah bekerja secara rahasia selama bertahun-tahun untuk dinas intelijen Kerajaan Bersatu (United Kingdom/UK), MI6.

    Namun suatu hari ia dibius di Moskow, kelelahan setelah lima jam diinterogasi, dan menghadapi kemungkinan dihukum mati oleh regu tembak. Gordievsky lolos dari maut setelah MI6 menyelundupkannya di bagasi mobil dan keluar dari Uni Soviet.

    Setelah itu, Gordievsky mencoba mencari tahu siapa yang telah membocorkan rahasianya.

    “Selama hampir sembilan tahun saya mencoba menebak siapa orangnya, siapa sumber yang mengkhianati saya, dan saya tidak tahu jawabannya,” katanya kepada Tom Mangold dari BBC, pada 28 Februari 1994.

    Dua bulan kemudian, Gordievsky mendapatkan jawabannya ketika agen veteran CIA, Aldrich Ames, berdiri di ruang sidang AS. Ames mengaku membocorkan identitas “hampir semua agen CIA di Soviet, dari dinas [intelijen] Amerika dan negara lainnya yang saya kenal”.

    Dikenal oleh KGB dengan nama sandinya, Kolokol (Lonceng), pengkhianatan Ames telah mengakibatkan 10 mata-mata CIA dieksekusi, termasuk Jenderal Dmitri Polyakov. Dia merupakan seorang pejabat senior di dinas intelijen tentara Soviet, yang telah memasok informasi ke Barat selama lebih dari 20 tahun.

    Ames, mata-mata KGB yang paling merusak dalam sejarah AS, dijatuhi hukuman penjara seumur hidup tanpa pembebasan bersyarat.

    Pemerintah UK pernah tercengang ketika mata-mata Britania bernama Kim Philby ternyata juga bekerja sebagai agen Soviet pada 1960-an.

    “Sekarang giliran Washington menatap kerusakan yang dilakukan Ames”, kata Mangold pada 1994.

    Belakangan diketahui, peran Ames sebagai kepala departemen kontraintelijen Soviet di CIA yang memungkinkan dia menyebabkan kerusakan tersebut. Peran itu memberinya akses yang hampir tak terbatas ke informasi rahasia tentang operasi-operasi AS terhadap Uni Soviet dan, yang terpenting, identitas agen AS di lapangan. Jabatan Ames juga membuatnya bisa mengikuti pengarahan dari badan intelijen negara-negara Barat lainnya.

    Dengan cara itulah mata-mata UK paling berharga, Gordievsky (seorang kolonel KGB yang memberikan informasi penting kepada dua badan intelijen UK, MI6 dan MI5) berhubungan dengan Ames. Pertemuan-pertemuan ini akan menciptakan situasi yang aneh: “Pembelot KGB tingkat atas diberi pengarahan oleh mata-mata KGB tingkat atas”, kata Mangold.

    Gordievsky mengatakan: “Orang Amerika sangat teliti dan benar-benar sangat ahli dalam pengarahan.”

    “Saya sangat antusias. Saya menyukai orang Amerika. Saya ingin berbagi pengetahuan dengan mereka, dan sekarang saya menyadari [Ames] ada di sana. Itu artinya semua jawaban baru dari informasi saya, pasti telah dia berikan kepada KGB.”

    Alkohol dan perceraian

    Ames telah terpapar dunia mata-mata sejak usia dini. Ayahnya adalah seorang analis CIA yang membantu Ames mendapatkan pekerjaan di badan tersebut setelah ia putus kuliah.

    Namun, keputusan Ames di kemudian hari untuk mengkhianati CIA tidak didorong oleh ideologi tapi oleh uang.

    Awalnya, Ames menunjukkan bakatnya sebagai agen kontraintelijen. Ia pertama kali ditugaskan bersama istrinya, Nancy Segebarth, sesama agen CIA, ke Turki pada akhir 1960-an. Saat itu ia ditugaskan merekrut agen asing. Namun pada 1972 atasannya menarik Ames kembali ke markas CIA karena Ames diyakini tidak cocok kerja lapangan. Di AS, ia belajar bahasa Rusia dan ditugaskan merencanakan operasi lapangan melawan pejabat-pejabat Soviet.

    Perjuangan ayahnya dengan alkohol telah menghambat karier Ames di CIA. Ames belakangan juga punya kebiasaan minum-minum alkohol dan menghambat kemajuannya. Pada 1972, ia ditemukan oleh agen lain dalam keadaan mabuk dan dalam posisi yang membahayakan dengan seorang karyawati CIA.

    Situasi ini diperparah oleh sikap Ames yang acuh tak acuh terhadap pekerjaan. Contohnya, dia meninggalkan tas kerja penuh informasi rahasia di kereta bawah tanah pada 1976.

    Guna mengembalikan kariernya ke jalur yang benar, Ames menerima penugasan kedua ke Mexico City pada 1981, sedangkan istrinya tinggal di rumah di New York. Namun, perilakunya dan kebiasaan minumnya yang berlebihan menyebabkan ia gagal mengukir reputasi cemerlang sebagai seorang agen CIA.

    Pada 1981, ia terlibat kecelakaan lalu lintas di Mexico City. Dalam keadaan sangat mabuk, Ames tidak dapat menjawab pertanyaan polisi atau bahkan mengenali seorang pejabat Kedutaan AS yang dikirim untuk membantunya.

    Insiden selanjutnya masih seputar alkohol. Ames mabuk, mengeluarkan kata-kata kotor, dan bertengkar dengan seorang pejabat Kuba saat resepsi diplomatik di Kedutaan AS.

    Atasan Ames lantas merekomendasikan CIA untuk memeriksanya terkait kecanduan alkohol saat ia kembali ke AS.

    Ames juga terlibat dalam sejumlah perselingkuhan, yang salah satunya menjadi titik balik baginya.

    Menjelang akhir 1982, ia menjalin hubungan dengan seorang atase budaya Kolombia yang direkrut untuk CIA, Maria del Rosario Casas Dupuy. Kisah asmara mereka semakin serius sampai Ames memutuskan untuk menceraikan istri pertamanya, menikahi Rosario, dan membawanya kembali ke AS.

    Sekembalinya ke markas besar CIA pada 1983, ia diangkat menjadi kepala cabang kontraintelijen untuk operasi Soviet. Peran ini memberinya akses luas ke informasi berbagai kegiatan rahasia CIA.

    Dalam kehidupan pribadinya, Ames setuju membayar utang saat masih menikah dengan istri pertamanya serta membayar tunjangan bulanan kepada perempuan tersebut.

    Beban Ames bertambah karena istri barunya gemar berbelanja dan sering menelepon keluarganya di Kolombia. Masalah keuangan Ames menjadi tidak terkendali.

    Belakangan Ames mengaku kepada Senator Negara Bagian Arizona, Dennis DeConcini, bahwa utangnya yang terus menumpuk membuatnya mempertimbangkan untuk menjual informasi rahasia yang dapat diaksesnya.

    “Saya merasakan tekanan finansial yang besar, yang, jika dipikir-pikir, jelas saya bereaksi berlebihan,” kata Ames.

    Mengkhianati AS

    “Tindakannya dilatarbelakangi uang, dan saya rasa dia tidak pernah benar-benar mencoba membuat orang lain percaya bahwa motifnya lebih dari itu,” kata agen FBI, Leslie G Wiser, yang terlibat dalam penyelidikan dan penangkapan Ames, kepada BBC pada 2015.

    Pada 16 April 1985, setelah menenggak beberapa gelas minuman beralkohol, Ames langsung masuk ke Kedutaan Rusia di Washington DC.

    Begitu masuk, dia memberikan sebuah amplop kepada resepsionis. Isinya nama-nama beberapa agen ganda, dokumen yang menunjukkan identitasnya sebagai orang CIA, dan sebuah catatan yang meminta US$50.000.

    Belakangan dia membuat klaim dalam laporan Senat bahwa awalnya dia mengira tindakan itu hanya berlaku satu kali agar bisa keluar kesulitan keuangan. Namun, dia segera menyadari bahwa dia telah “melewati batas, [dan] saya tidak akan pernah bisa mundur”.

    Getty ImagesAldrich Ames menghabiskan hampir satu dekade menjual informasi rahasia ke Uni Soviet, membahayakan lebih dari 100 operasi rahasia, dan menyebabkan kematian sedikitnya 10 mata-mata dari dinas intelijen Barat. Pada 28 April 1994, Ames dipenjara seumur hidup.

    Selama sembilan tahun berikutnya, Ames dibayar untuk menyerahkan dokumen sarat informasi rahasia kepada KGB.

    Caranya sebagai berikut: Ames mengambil dokumen-dokumen rahasiayang merinci berbagai informasi, mulai dari perangkat penyadapan yang terhubung ke fasilitas antariksa Moskow hingga teknologi canggih baru yang mampu menghitung hulu ledak nuklir rudal Soviet. Dia kemudian membungkus dokumen-dokumen itu ke dalam kantong plastik dan membawanya keluar dari gedung CIA.

    Karena fungsi jabatannya mengharuskan dia bertemu secara resmi dengan diplomat-diplomat Rusia, ia sering kali dapat bertemu langsung dengan narahubungnya tanpa menimbulkan kecurigaan. Ia juga kerap meninggalkan paket-paket dokumen rahasia di tempat-tempat rahasia yang telah diatur sebelumnya yang disebut dead drop.

    “Jika ia akan menaruh di dead drop, sebelumnya ia memberi tanda kapur pada, misalnya, kotak surat. Orang-orang Rusia akan melihat tanda kapur itu sehingga mereka akan tahu bahwa drop tersebut telah diisi dengan dokumen-dokumen,” kata Wiser.

    “Nanti, ketika mereka sudah mengambil dokumen-dokumen itu, mereka akan menghapus tanda kapur. Ia [Ames] akan tahu bahwa pengiriman dokumen-dokumen itu dilakukan dengan aman,” imbuhnya.

    Melalui informasi intelijen rahasia yang dibocorkan Ames, KGB berhasil mengidentifikasi hampir semua mata-mata CIA di Uni Soviet. Imbasnya, operasi rahasia AS praktis terhenti.

    “Saya tidak mengetahui ada mata-mata lain di AS yang telah menyebabkan hilangnya begitu banyak nyawa manusia dalam hal aset intelijen,” kata Wiser.

    Hilangnya begitu banyak aset CIA secara tiba-tiba memang menimbulkan kekhawatiran dan memicu pencarian pembocor rahasia di dalam badan tersebut pada 1986, tetapi Ames terus luput dari perhatian selama hampir satu dekade.

    Atas pengkhianatannya tersebut, Ames dibayar mahal. Secara keseluruhan, dia menerima sekitar US$2,5 juta dari Uni Soviet.

    Ames tidak berusaha menyembunyikan kekayaan barunya. Meskipun tidak pernah memiliki gaji lebih dari US$70.000 setahun, ia membeli rumah baru seharga US$540.000 secara tunai, menghabiskan puluhan ribu dolar untuk renovasi rumah, dan membeli mobil Jaguar.

    Gaya hidup mewah Ames membuat dia menjadi pusat perhatian dan berujung pada penangkapannya oleh tim FBI pimpinan Wiser pada 1994.

    Setelah ditangkap FBI, Ames bekerja sama dengan pihak berwenang dan merinci sejauh mana kegiatan mata-matanya. Sebagai gantinya, dia mendapat jaminan bahwa istri keduanya, Rosario, akan dihukum ringan. Rosario mengakui bahwa ia mengetahui tentang uang tunai dan pertemuan Ames dengan Soviet. Ia kemudian dibebaskan setelah lima tahun.

    Ames, agen CIA berpangkat tertinggi yang pernah terungkap sebagai agen ganda, terus menjalani hukuman seumur hidupnya di penjara federal AS di Terre Haute, Indiana.

    Hingga hari ini, Ames tidak menunjukkan penyesalan atas tindakannya atau atas kematian yang diakibatkannya.

    “Ia menyesal telah tertangkap. Ia tidak menyesal menjadi mata-mata,” kata Wiser tentang Ames.

    Artikel ini dapat Anda baca dalam versi bahasa Inggris dengan judul How Aldrich Ames became the US’s most damaging double agent pada BBC Culture.

    Lihat juga Video ‘Bos LVMH Bernard Arnault Jadi Saksi Sidang Eks Mata-mata Prancis’:

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Trump Tiba-tiba Minta Izin Xi Jinping, Blak-blakan Nasib China

    Trump Tiba-tiba Minta Izin Xi Jinping, Blak-blakan Nasib China

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengungkapkan telah menentukan nasib TikTok, aplikasi buatan ByteDance asal China, di negaranya. Namun, terlebih dulu pemerintahan Trump akan meminta izin dengan Presiden China Xi Jinping agar rencana itu bisa dilakukan.

    Dalam sebuah wawanccara dengan Fox News, Trump menjelaskan sudah ada pihak yang akan membeli TikTok di AS. Ia tak mengungkap siapa sosoknya, namun hanya menggambarkannya sebagai ‘orang-orang yang sangat kaya’.

    Identitas pembeli itu dipekirakan akan diungkap dalam waktu dua minggu ke depan, dikutip dari Reuters, Senin (30/6/2025).

    Trump mengatakan kesepakatan itu mungkin butuh izin China, yang diperkirakan akan segera disetujui oleh Xi Jinping.

    Pada masa kepemimpinan Joe Biden, pemerintah AS memaksa TikTok harus lepas dari induknya di China dan dijual ke entitas di AS. Jika tidak, maka aplikasi akan diblokir permanen pada 9 Januari 2025 lalu.

    Trump, yang kemudian mengambil alih jabatan Biden, memuji TikTok dan memutuskan memperpanjang proses negosiasi sebelum mengambil langkah blokir. Trump menyebut TikTok meningkatkan dukungannya di kalangan pemilih muda dalam pemilu presiden tahun lalu.

    Sejak tenggat 9 Januari 2025, Trump telah memperpanjang batas divestasi TikTok hingga tiga kali. Terbaru pada awal bulan ini, Trump kembali memperpanjang tenggat untuk ByteDance dalam melepaskan aset TikTok di AS.

    Reuters melaporkan kesepakatan pemisahan operasi itu telah ditetapkan beberapa saat lalu. Mayoritas saham dan pengoperasiannya akan dilakukan oleh investor AS.

    Namun kesepakatan kembali ditunda. China mengindikasikan tidak akan menyetujuinya setelah Trump membebankan tarif tinggi untuk barang-barang impor dari China. 

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • China Pamer Drone Nyamuk Kaki Setipis Rambut, Ini Kecanggihannya

    China Pamer Drone Nyamuk Kaki Setipis Rambut, Ini Kecanggihannya

    Jakarta, CNBC Indonesia – China kembali memamerkan inovasi teknologi militernya yang canggih. Kali ini, sebuah drone mata-mata mini berukuran dan berbentuk seperti nyamuk diperkenalkan oleh National University of Defence Technology (NUDT), lembaga penelitian militer di Hunan.

    Kendaraan udara tak berawak (UAV) mini ini memiliki kaki setipis rambut dan dua sayap, yang bisa dikendalikan melalui smartphone.

    Tak hanya bentuknya yang menyerupai nyamuk, drone ini dilengkapi dengan sensor yang membuatnya berguna untuk operasi militer rahasia.

    “Di tangan saya ini adalah robot yang mirip nyamuk,” kata Liang Hexiang, seorang mahasiswa di NUDT, kepada CCTV 7, saluran militer milik negara China.

    “Robot bionik mini seperti ini sangat cocok untuk misi pengintaian informasi dan operasi khusus di medan perang,” kata Liang, dikutip dari Euro News, Senin (30/6/2025).

    Drone nyamuk ini memiliki panjang sekitar 2 cm dan hanya seberat 0,3 gram, serta dilengkapi dua sayap kecil dan tiga kaki kurus. Sayap-sayapnya mampu mengepak hingga 500 kali per detik.

    Tim pengembang juga memperkenalkan prototipe lain yang memiliki empat sayap dan dapat dikendalikan melalui ponsel pintar, menurut South China Morning Post.

    Meskipun laporan tersebut tidak secara terperinci menjelaskan jenis data apa yang bisa dikumpulkan, para ahli menyebutkan bahwa ukurannya yang sangat kecil membuat drone ini sulit terdeteksi oleh sistem radar konvensional.

    Drone mikro seperti ini makin umum digunakan dalam peperangan modern. Beberapa negara secara aktif tengah mengeksplorasi, bahkan sudah menggunakan teknologi serupa.

    Sebagai contoh, drone mikro bergaya helikopter asal Norwegia yang seukuran telapak tangan, bernama Black Hornet, telah digunakan oleh berbagai angkatan bersenjata, termasuk militer Amerika Serikat.

    Drone seukuran saku ini menggunakan kamera dan pencitraan termal untuk pengintaian cepat dan tersembunyi.

    Pada tahun 2006, laboratorium rahasia Departemen Pertahanan AS, DARPA, meluncurkan proyek bernama Hybrid Insect Micro-Electro-Mechanical Systems (HI-MEMS) untuk menciptakan “serangga cyborg” dengan menanamkan sistem mikro-mekanis ke dalam tubuh serangga.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Kurs Dolar AS Hari Ini 30 Juni 2025, Rupiah Bakal Tembus Segini – Page 3

    Kurs Dolar AS Hari Ini 30 Juni 2025, Rupiah Bakal Tembus Segini – Page 3

    Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini makin perkasa. Meredanya konflik antara Iran dan Israel membuat pelaku pasar kembali memburu aset berisiko dan melepas dolar AS. 

    Pada Kamis (26/6/2025), kurs rupiah terhadap dolar AS pada pembukaan perdagangan di Jakarta menguat sebesar 10 poin atau 0,06 persen menjadi Rp 16.290 per dolar AS dari sebelumnya Rp 16.300 per dolar AS.

    Presiden Direktur PT Doo Financial Futures Ariston Tjendra memperkirakan, pergerakan rupiah masuk ke area konsolidasi di sekitaran Rp 16.200 per dolar AS.

    “Pergerakan rupiah sendiri kembali masuk area konsolidasi di sekitaran Rp 16.200. Kelihatannya agak sulit untuk rupiah menguat di bawah level tersebut,” katanya dikutip dari Antara.

    Saat ini, indeks dolar Amerika Serikat (AS) disebut masih dalam tekanan di area 97, seiring berita gencatan senjata antara Iran dengan zionis Israel yang mendorong pelaku pasar masuk ke aset berisiko.

    Gencatan senjata antara Iran dan Israel dimulai sekitar pukul 04.00 GMT pada hari Selasa (24/6/2025). Kedua belah pihak kemudian mengonfirmasi dimulainya gencatan senjata.

     

  • Geger! Ahli Farmasi Temukan Pil Narkoba dalam Bantuan Makanan Gaza yang Didukung AS

    Geger! Ahli Farmasi Temukan Pil Narkoba dalam Bantuan Makanan Gaza yang Didukung AS

    PIKIRAN RAKYAT – Isu terbaru dari Gaza mengguncang opini publik internasional. Kantor media pemerintah Gaza mengungkap penemuan pil opioid jenis oksikodon yang diduga sengaja diselundupkan di dalam kantong terigu bantuan pangan yang didistribusikan melalui pusat bantuan yang dikaitkan dengan dukungan Amerika Serikat dan Israel penjajah.

    Pil Opioid di Karung Terigu

    Dalam pernyataan resminya, pihak berwenang Gaza mengklaim bahwa setidaknya empat kesaksian warga mendapati pil-pil tersebut terselip di dalam karung terigu.

    “Kami sejauh ini telah mendokumentasikan empat kesaksian dari warga yang menemukan pil ini di dalam kantong terigu,” kata pernyataan kantor media pemerintah Gaza, Jumat 27 Juni 2025.

    Lebih mengkhawatirkan lagi, mereka memperingatkan kemungkinan pil ini dilarutkan atau digiling menjadi satu dengan terigu, sehingga sulit terdeteksi.

    Oksikodon sendiri adalah opioid kuat yang lazim diresepkan untuk pasien dengan nyeri kronis, seperti penderita kanker stadium lanjut. Obat ini sangat adiktif dan dapat menyebabkan ketergantungan parah hingga kematian akibat komplikasi pernapasan atau overdosis.

    Ahli Farmasi: “Ini Genosida Paling Tercela”

    Temuan mengejutkan ini langsung memicu reaksi keras di kalangan tenaga medis dan farmasi lokal. Omar Hamad, seorang apoteker Palestina, mengecam praktik ini sebagai upaya sistematis menghancurkan mental masyarakat Gaza.

    “Ini bentuk genosida yang paling tercela,” ucap Omar Hamad.

    Senada, Khalil Mazen Abu Nada, dokter Palestina di Gaza, menilai skenario ini sebagai cara licik melemahkan daya juang masyarakat.

    “Ini saran untuk melenyapkan kesadaran masyarakat kita,” ujar Khalil dalam unggahannya di Facebook.

    Pemerintah Gaza: “Israel Bertanggung Jawab Penuh”

    Dalam pernyataan resminya, Kantor Media Gaza menuduh Israel penjajah bertanggung jawab penuh atas “penyebaran kecanduan” di wilayah Palestina yang terblokade.

    “Kami menganggap Israel bertanggung jawab penuh atas kejahatan keji ini menyebarkan kecanduan dan menghancurkan tatanan sosial Palestina dari dalam,” tutur pihak otoritas.

    Mereka juga menuding eksploitasi blokade oleh militer Israel penjajah dijadikan celah untuk menyelundupkan zat berbahaya melalui “jalur kemanusiaan”.

    “Eksploitasi blokade oleh militer Israel untuk menyelundupkan zat-zat ini sebagai ‘bantuan dan dukungan’ menjadikan pusat bantuan ini tak ubahnya jerat maut,” ujarnya, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Middle East Eye.

    Sorotan ke Gaza Humanitarian Foundation

    Salah satu organisasi yang disorot adalah Gaza Humanitarian Foundation (GHF)—lembaga bantuan yang kerap dikritik organisasi HAM dunia karena minim akuntabilitas.

    Sebanyak 15 organisasi HAM menyerukan agar operasi GHF ditangguhkan, menudingnya berperan dalam perpindahan paksa warga Gaza dan berpotensi terlibat kejahatan di bawah hukum internasional, termasuk kejahatan perang dan genosida.

    Di sisi lain, tragedi kemanusiaan kian nyata. Otoritas kesehatan Gaza melaporkan 516 warga Palestina tewas ditembak pasukan Israel penjajah di dekat lokasi distribusi bantuan GHF hanya dalam sebulan terakhir.

    Laporan Haaretz, media Israel penjajah, pada Jumat 27 Juni 2025 mengonfirmasi pengakuan tentara Israel penjajah bahwa mereka memang menembak langsung warga sipil tak bersenjata di lokasi pembagian bantuan.

    Bantuan atau Senjata Tersembunyi?

    Skandal pil oksikodon ini makin mempertebal kecurigaan warga Gaza bahwa aliran “bantuan” dari jalur dukungan Amerika Serikat–Israel penjajah tak sepenuhnya murni demi kemanusiaan. Warga khawatir, di balik karung terigu, justru tersimpan ancaman adiksi yang bisa merusak generasi dari dalam.

    Aktivis HAM lokal dan global pun kini mendesak dibentuknya investigasi independen oleh lembaga internasional, guna memastikan kebenaran tuduhan penyelundupan narkoba di jalur bantuan kemanusiaan.***

  • Ecommerce Amerika Diblokir di RI, Ini Alasan Komdigi

    Ecommerce Amerika Diblokir di RI, Ini Alasan Komdigi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kementerian Komunikasi dan Digital mengumumkan memutuskan akses tiga Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) lingkup privat. Salah satunya adalah platform ecommerce eBay.

    Ketiga platform itu disebut belum menunjukkan komitmen untuk memenuhi kewajiban pendaftaran. Pemutusan akses yang dilakukan Komdigi jadi bentuk sanksi bagi PSE yang tidak menaati aturan.

    “Pemutusan akses terhadap sistem elektronik atau access blocking ini merupakan bentuk sanksi administratif yang dikenakan oleh Menteri Komunikasi dan Digital kepada PSE Lingkup Privat yang belum melakukan upaya pendaftaran,” kata Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital, Alexander Sabar dikutip dari laman resmi Komdigi, Senin (30/6/2025).

    Selain eBay, dua platform lain yang bernasib sama adalah PT. Dunia Luxindo (bathandbodyworks) dan KLM Royal Dutch Airlines (KLM).

    Pemutusan akses itu dikenakan sesuai Pasal 7 Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 5 Tahun 2020 tentang Penyelenggara Sistem Elektronik Lingkup Privat.

    Sebelum dilakukan tindakan pemutusan akses, Alexander mengatakan pihaknya telah melakukan pemberian surat notifikasi, surat peringatan dan siaran pers kewajiban pendaftaran. Namun tidak ada upaya pemenuhan kewajiban dari ketiga platform tersebut.

    “Namun, hingga batas waktu yang telah ditentukan setelah pengiriman surat peringatan, tiga PSE tersebut tetap tidak menunjukkan upaya untuk memenuhi kewajiban pendaftaran,” ungkapnya.

    Langkah ini jadi wujud komitmen penegakan hukum agar ruang digital bisa tertib dan bertanggung jawab. Selain itu juga menciptakan kesetaraan kewajiban antar PSE serta melindungi masyarakat dari potensi risiko layanan yang tidak terdaftar resmi.

    Komdigi juga mendorong seluruh PSE melakukan pendaftaran lewat sistem OSS sebelum digunakan di Indonesia. “Dan secara aktif memperbarui informasi pendaftaran apabila terdapat perubahan,” dia menjelaskan.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Pemilu Pusat dan Daerah Tak Lagi Serentak: Mengurai Beban, Mencari Napas

    Pemilu Pusat dan Daerah Tak Lagi Serentak: Mengurai Beban, Mencari Napas

    Pemilu Pusat dan Daerah Tak Lagi Serentak: Mengurai Beban, Mencari Napas
    Dikdik Sadikin adalah seorang auditor berpengalaman yang saat ini bertugas di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), berperan sebagai quality assurer dalam pengawasan kualitas dan aksesibilitas pendidikan di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Memiliki minat mendalam terhadap kebijakan publik, Dikdik fokus pada isu-isu transparansi, integritas, serta reformasi pendidikan dan tata kelola pemerintahan. Dikdik telah menulis sejak masa SMP (1977), dengan karya pertama yang dimuat di majalah Kawanku. Beberapa cerpen fiksi dan opini karyanya telah dipublikasikan di media massa, termasuk di tabloid Kontan dan Kompas. Dua artikel yang mencolok antara lain “Soekarno, Mahathir dan Megawati” (3 November 2003) serta “Jumlah Kursi Menteri dan Politik Imbalan” (9 Oktober 2024). Ia juga pernah menjabat sebagai pemimpin redaksi dan pemimpin umum majalah Warta Pengawasan selama periode 1999 hingga 2002, serta merupakan anggota Satupena DKI. Latar belakang pendidikan suami dari Leika Mutiara Jamilah ini adalah Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (lulus 1994) dan Magister Administrasi Publik dari Universitas Gadjah Mada (lulus 2006).

    Terlalu banyak pilihan membunuh pilihan.
    ” — Alvin Toffler
    MAHKAMAH
    Konstitusi (MK) mengetuk palu dalam Putusan Nomor 135/PUU-XXII/2024: mulai Pemilu 2029, pemilu nasional dan daerah dipisah.
    Putusan itu bukan sekadar urusan teknis atau penghematan logistik, melainkan tanda bahwa kita tengah meninjau ulang cara kita berdemokrasi.
    Apakah ia cukup manusiawi? Apakah ia sungguh-sungguh mewakili kehendak rakyat?
    Padahal, ketika sistem pemilu serentak diberlakukan, ia dilandasi oleh gagasan mulia: sinkronisasi.
    Dalam sistem otonomi daerah, dibayangkan bahwa jika kepala daerah dan pemimpin nasional dipilih bersamaan, maka awal masa jabatan mereka akan serempak, sehingga perencanaan pembangunan pusat dan daerah dapat diharmoniskan sejak awal.
    Presiden dan kepala daerah, ibarat dirigen dan para pemusik, memulai partitur pembangunan pada waktu yang sama, menyanyikan lagu yang sama dalam irama yang utuh.
    Namun, sejarah demokrasi seringkali bergerak zig-zag. Realitas di lapangan tak seindah rancangan kebijakan di atas kertas.
    Alih-alih tercipta sinergi, justru muncul kelelahan, kekacauan teknis, dan penurunan kualitas pemilu. Apa yang semula terlihat rasional, perlahan-lahan berubah menjadi beban kolektif.
    Sejak 2019, rakyat Indonesia diminta memilih presiden, DPR RI, DPD RI, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota dalam satu hari yang padat.
    Demokrasi menjadi ujian nasional lima mata pelajaran, dengan soal-soal panjang dan waktu terbatas. Kertas suara membentang seperti kalender dinding, nama-nama calon membingungkan, logo partai mirip-mirip, dan waktu mencoblos terlalu cepat.
    Wakil Ketua MK, Saldi Isra, menyebut gejala kejenuhan pemilih sebagai ancaman serius. Fokus pemilih terpecah pada calon yang terlalu banyak, sementara waktu mencoblos sangat terbatas.
    Suara rakyat kehilangan ketajaman. Pilihan politik tak lagi ditentukan oleh ide dan gagasan, melainkan oleh kelelahan dan ketidaktahuan.
    Tragedi pun hadir. Data Pemilu 2019 mencatat lebih dari 894 petugas KPPS meninggal karena kelelahan, dengan lebih dari 5.000 lainnya jatuh sakit. Demokrasi tak seharusnya menuntut harga semahal itu.
    Hakim Konstitusi Arief Hidayat menyebut masa kerja KPU menjadi tidak efisien. Dalam lima tahun masa jabatan, KPU hanya bekerja maksimal selama dua tahun. Selebihnya tenggelam dalam rutinitas administratif.
     
    Negara menyusun pesta politik yang terlalu besar untuk ditelan dalam satu hari. Sistem yang awalnya dianggap efisien ternyata tidak efektif.
    Namun, keputusan memisahkan pemilu nasional dan daerah juga bukan tanpa residu masalah. Pertanyaan mendasar kembali menggema: bagaimana kelak pemerintah pusat mengorkestrasi pembangunan daerah jika kepala daerah tidak lagi dilantik bersamaan dengan presiden?
    Risiko fragmentasi agenda pembangunan menjadi nyata. Pemerintah pusat bisa saja meluncurkan prioritas nasional saat sebagian kepala daerah baru menjabat, sementara sebagian lainnya mendekati akhir masa tugas.
    Sinkronisasi perencanaan bisa menjadi rumit—seperti memainkan lagu yang sama dengan para pemain musik yang masuk ke panggung pada waktu berbeda.
    Namun, di sinilah tantangan baru itu seharusnya dijawab dengan inovasi tata kelola. Harmonisasi tak harus diseragamkan waktunya, tetapi disamakan arah dan visi strategisnya.
    Lewat perencanaan jangka menengah, pembagian peran yang lebih presisi, dan sistem insentif-fiskal yang terukur, pusat dan daerah tetap dapat menyatu dalam satu irama, meski berbeda tempo.
    Negara-negara federal seperti Jerman dan Kanada telah membuktikan bahwa sinkronisasi tak bergantung pada jadwal Pilkada. Yang lebih penting adalah forum dialog antar-pemerintah yang rutin, data bersama yang dapat diakses lintas sektor, dan akuntabilitas program lintas level.
    Dalam konteks Indonesia, penguatan RPJMN dan RPJMD yang terintegrasi dan disupervisi dapat menjadi solusi.
    Menurut International IDEA (2023), hanya 16 dari 200 negara yang melaksanakan pemilu nasional dan lokal secara serentak penuh.
     
    Di Amerika Serikat, pemilu presiden dan
    midterm elections
    dipisah agar rakyat bisa fokus pada isu berbeda.
    Di Jerman, pemilu Bundestag dan Landtag dilakukan terpisah demi efektivitas partisipasi. Di sana, kualitas lebih penting daripada kecepatan.
    Kita bukan satu-satunya yang merasakan beban serentak. Kita hanya perlu lebih jujur membaca napas demokrasi kita sendiri.
    Putusan MK ini adalah bentuk jeda dalam demokrasi kita yang terengah-engah. Dengan memisahkan pemilu nasional dan daerah, kita memberi kesempatan kepada rakyat untuk kembali memaknai suara mereka.
    Bukan hanya mencoblos, tapi memahami, menimbang, dan mempercayai.
    Tentu, tantangan anggaran akan muncul. Namun, demokrasi yang sehat memang tak pernah murah. Yang murah biasanya adalah populisme murahan, atau otoritarianisme yang menyamar sebagai efisiensi.
    Mungkin dari lima kotak suara yang membingungkan itu, kita sedang membuka jalan menuju satu hal yang lebih penting: kesadaran rakyat yang tidak kelelahan, tapi tercerahkan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Fitur Baru Buat Tahu Isi WhatsApp Tanpa Harus Baca Semua Chat

    Fitur Baru Buat Tahu Isi WhatsApp Tanpa Harus Baca Semua Chat

    Jakarta, CNBC Indonesia – WhatsApp baru saja merilis fitur baru bernama Message Summaries. Fitur akan memudahkan pengguna untuk tetap terlibat dengan percakapan tanpa harus membaca semua pesan di dalamnya.

    Message Summaries akan meringkas semua chat yang belum terbaca secara cepat. Jadi pengguna akan mendapatkan gambaran apa saja yang tertulis dalam ruang chat tersebut.

    Fitur tersebut menggunakan Meta AI dengan teknologi Private Processing. WhatsApp dalam blog resminya menuliskan cara ini membuat AI bisa menghasilkan tanpa melihat pesan pengguna.

    Selain itu tidak ada yang tahu pengguna tengah menggunakan fitur meringkas chat. Pihak platform memastikan privasi tetap terlindungi.

    “Message Summaries menggunakan teknologi Private Processing, yang membuat Meta AI dapat menghasilkan respon tanpa Meta atau WhatsApp melihat pesan atau ringkasan AI,” tulis WhatsApp, dikutip Senin (30/6/2025).

    “Tidak ada siapapun dalam chat bisa melihat Anda meringkas pesan yang belum dibaca. Artinya privasi Anda dilindungi tiap saat,” imbuh perusahaan.

    WhatsApp mengatakan fitur ini bersifat opsional. Pengguna bisa memilih untuk mengaktifkannya atau tidak.

    “Bisa menggunakan Advanced Chat Privacy untuk memilih chat mana yang bisa dibagikan untuk fitur AI,” jelas WhatsApp.

    Hingga kini, Message Summaries baru tersedia untuk bahasa Inggris di Amerika Serikat (AS). WhatsApp menyatakan bergarap bisa menyediakan untuk bahasa dan negara lain pada akhir tahun 2025 nanti.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Sadari Dunia Penuh Konflik, Begini Sikap Tegas Prabowo!

    Sadari Dunia Penuh Konflik, Begini Sikap Tegas Prabowo!

    Jakarta, CNBC Indonesia-Presiden Prabowo Subianto menyadari konflik antarnegara yang semakin meluas. Belum lama perang antara Israel dan Iran meletus, diikuti keterlibatan Amerika Serikat (AS).

    Meski demikian, Prabowo meyakinkan banyak pihak bahwa kawasan Asia Tenggara (ASEAN) penuh perdamain sehingga layak bagi para investor untuk menempatkan modalnya.

    “Di tengah dunia penuh konflik, kawasan kita penuh perdamaian,” kata Prabowo saat groundbreaking pembangunan proyek Ekosistem Baterai EV, di Karawang, Jawa Barat, Minggu (29/6/2025).

    Menurut Prabowo, perdamaian adalah jalan untuk menuju kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Maka dari itu, sikap tegas Indonesia adalah mewujudkan perdamaian dengan semua pihak.

    “Indonesia selalu memilih kerja sama, selalu memilih kolaborasi, selalu memilih jalan tengah. Selalu memilih persahabatan di atas permusuhan,” tegasnya.

    “Seribu kawan terlalu sedikit, satu lawan terlalu banyak. Ini filosofi Tiongkok yang saya ambil alih,” tambah Prabowo.

    Sebelumnya, melalui Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), Prabowo mengecam segala bentuk agresi penyerangan terhadap negara lain. Kedua, mendorong terciptanya de-eskalasi konflik atau segera mungkin melakukan gencatan senjata.

    Ketiga, pemerintahan RI juga menyerukan penyelesaian konflik melalui jalur diplomasi dan hukum internasional.

    (mij/mij)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Drama Nuklir Memanas! Trump Paksa Iran Menyerah, AS Cs Mulai Panik?

    Drama Nuklir Memanas! Trump Paksa Iran Menyerah, AS Cs Mulai Panik?

    Jakarta, CNBC Indonesia – Di tengah ketegangan yang belum reda usai serangan udara oleh Amerika Serikat dan Israel terhadap fasilitas nuklir Iran, Duta Besar Iran untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Amir-Saeid Iravani menegaskan bahwa Republik Islam tersebut tidak akan pernah menghentikan program pengayaan uraniumnya.

    “Pengayaan adalah hak kami, hak yang tidak bisa dicabut, dan kami ingin menegakkan hak ini,” kata Iravani kepada CBS News, Minggu (29/6/2025).

    Ia menegaskan bahwa program nuklir Iran bertujuan damai untuk kepentingan energi dan bukan untuk pengembangan senjata.

    Meski menyatakan kesiapan Iran untuk kembali ke meja perundingan, Iravani menyatakan bahwa kondisi saat ini tidak memungkinkan untuk memulai putaran baru negosiasi. Ia mengkritik pendekatan Amerika Serikat, khususnya pernyataan mantan Presiden Donald Trump yang sebelumnya menyebut bahwa Iran harus melakukan “penyerahan tanpa syarat.”

    “Itu bukan negosiasi. Itu pemaksaan kebijakan terhadap kami,” ujarnya. “Jika mereka benar-benar siap untuk bernegosiasi, mereka akan menemukan kami siap. Tapi jika mereka ingin mendikte, maka tidak mungkin ada perundingan.”

    Iravani juga mengatakan bahwa saat ini tidak ada permintaan resmi dari AS untuk melakukan pertemuan dengan Presiden Iran, dan menyebut bahwa agresi militer baru-baru ini telah menciptakan iklim yang tidak kondusif untuk diplomasi.

    Dalam wawancara yang sama, Iravani menyatakan bahwa Iran tidak menutup kemungkinan untuk mentransfer cadangan uranium yang telah diperkaya ke negara lain jika ada kesepakatan dengan AS mengenai program nuklir.

    Hal ini termasuk uranium yang telah diperkaya hingga tingkat 20% dan 60%, tingkat yang sangat dekat dengan kategori senjata.

    Namun, ia kembali menegaskan bahwa Teheran tidak akan melepaskan haknya untuk memproduksi uranium di dalam negeri, syarat yang secara eksplisit ditolak oleh Washington.

    Iravani juga menjawab isu mengenai ancaman terhadap Rafael Grossi, Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA). Ia membantah adanya ancaman terhadap Grossi atau para inspektur IAEA, meskipun mengakui bahwa parlemen Iran telah memutuskan untuk menangguhkan kerja sama dengan badan internasional tersebut.

    Para inspektur IAEA masih berada di Iran, tetapi saat ini tidak memiliki akses ke fasilitas-fasilitas nuklir negara itu.

    “Mereka berada di Iran dan dalam kondisi aman, tetapi aktivitasnya telah ditangguhkan. Mereka tidak bisa mengakses situs kami… Penilaian kami adalah bahwa mereka tidak menjalankan tugas mereka dengan baik,” kata Iravani.

    Sebelumnya Grossi menyatakan bahwa meskipun sejumlah fasilitas telah diserang, kapasitas teknis Iran untuk memulai kembali pengayaan uranium tetap ada.

    “Dalam hitungan bulan, atau mungkin lebih cepat, mereka bisa memiliki beberapa rangkaian sentrifugal yang berputar dan menghasilkan uranium yang diperkaya,” kata Grossi kepada CBS News.

    Grossi mengungkapkan bahwa badan yang dipimpinnya tidak mengetahui apakah cadangan uranium yang telah diperkaya hingga 60% dipindahkan sebelum serangan, atau apakah telah hancur sebagian. “Harus ada klarifikasi pada titik tertentu,” katanya.

    Sementara itu, klaim Presiden Donald Trump bahwa fasilitas nuklir Iran “telah dihancurkan total” terus menuai bantahan.

    Dalam wawancara dengan Fox News, Trump menegaskan bahwa Iran tidak memiliki cukup waktu untuk memindahkan uranium dari fasilitas Fordow sebelum serangan. Ia juga menduga bahwa kendaraan yang terlihat di sekitar lokasi sebelum serangan adalah tukang batu yang ditugaskan untuk menyegel fasilitas tersebut.

    “Sekarang ada ribuan ton batu di ruangan itu. Tempat itu benar-benar hancur,” klaim Trump.

    Namun, Washington Post melaporkan bahwa intelijen AS berhasil menyadap komunikasi internal Iran, yang mengindikasikan bahwa kerusakan yang terjadi tidak seburuk yang diperkirakan.

    Juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, meremehkan klaim Iran tersebut dan mengatakan bahwa “gagasan bahwa pejabat Iran yang tidak disebutkan namanya mengetahui apa yang terjadi di bawah ratusan meter reruntuhan adalah omong kosong.”

    (luc/luc)

    [Gambas:Video CNBC]