Negara: Amerika Serikat

  • Jelajah Ekspor 2025: Pengusaha Furnitur Ungkap Taktik Berkelit dari Tarif Trump

    Jelajah Ekspor 2025: Pengusaha Furnitur Ungkap Taktik Berkelit dari Tarif Trump

    Bisnis.com, SLEMAN — Perusahaan dan eksportir furnitur asal Sleman, CV Seken Living mengungkapkan antisipasi terhadap kebijakan tarif resiprokal Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

    Ferryal selaku pemilik Seken Living mengatakan bahwa diversifikasi portofolio ekspor menjadi kunci dalam meminimalisir dampak kebijakan tersebut.

    “Jadi pasar kita tidak hanya Amerika, mulai dari Korea, Jepang bahkan negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura,” katanya kepada Tim Bisnis Indonesia Jelajah Ekspor 2025 di galerinya, Selasa (2/7/2025).

    Selain itu, untuk produk ekspor kayu dan kayu reclaimed, dia menilai bahwa dampak tarif Trump tidak begitu signifikan.

    “Untuk sementara memang belum terasa dampaknya. Kita punya beberapa buyer dari Amerika juga, tapi mereka belum membahas itu [dampak tarif Trump],” tuturnya.

    Dia lantas memaparkan, saat ini Seken Living mencatatkan rerata ekspor sebanyak 20 kontainer per bulan dengan jangkauan kawasan hingga benua Eropa, Asia, hingga Timur Tengah.

    Nilai ekspor yang dibukukan berada pada rentang US$40.000—60.000 per kontainer, bergantung kuantitas dan dimensi barang.

    Berdasarkan pemberitaan Bisnis sebelumnya, Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (Himki) mendesak pemerintah untuk memperjuangkan tarif preferensial bagi ekspor produk mebel dan kerajinan asal Indonesia ke AS. 

    Hal ini mengingat tenggat waktu penundaan tarif resiprokal atau kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump akan berakhir pada 9 Juli 2025. Indonesia sebelumnya akan dikenakan tarif 32% oleh AS. 

    Ketua Umum Himki Abdul Sobur mengatakan bahwa Indonesia saat ini menghadapi ketidakpastian akses pasar ke negeri Paman Sam, lebih lagi dengan status tarif masuk untuk produk furnitur yang belum final. 

    “Ada kekhawatiran tarif akan dinaikkan setara atau bahkan lebih tinggi dari Vietnam dan Malaysia. Hal ini berpotensi mengurangi daya saing kita secara drastis,” ujar Sobur kepada Bisnis, dikutip Senin (30/6/2025).

  • Data Center Google Konsumsi 30,8 Juta Megawatt Sepanjang 2024, Naik 4 Kali Lipat

    Data Center Google Konsumsi 30,8 Juta Megawatt Sepanjang 2024, Naik 4 Kali Lipat

    Bisnis.com, JAKARTA — Google mengungkap bahwa data center mereka telah mengkonsumsi daya hingga 30,8 juta megawatt-jam listrik sepanjang 2024. 

    Melansir laman TechCrunch pada Rabu (2/7/2025) angka tersebut meningkat lebih dari dua kali lipat apabila dibandingkan pada 2020 yang mencatat 14,4 juta megawatt jam.

    Sebelumnya, Google telah berkomitmen untuk menggunakan sumber energi bebas karbon dalam seluruh operasionalnya.  Namun demikian, pertumbuhan pesat data center mereka membuat komitmen ini semakin menantang untuk diwujudkan. 

    Hampir seluruh kebutuhan listrik Google berasal dari pusat data pada 2024, sekitar 95,8% dari total konsumsi listrik perusahaan digunakan untuk mengoperasikan fasilitas tersebut.

    Rasio konsumsi listrik antara data center dan kebutuhan operasional lainnya juga konsisten selama empat tahun terakhir. 

    Meski Google baru menyediakan data mulai 2020, jika rasio tersebut digunakan untuk menghitung ke belakang, maka diperkirakan pada 2014 pusat data Google hanya mengonsumsi sedikit lebih dari 4 juta megawatt-jam. 

    Dengan perhitungan tersebut, dalam satu dekade, konsumsi energi data center Google naik hampir tujuh kali lipat.

    Google sebenarnya telah mengoptimalkan efisiensi energi data center secara maksimal dan kerap dipuji sebagai perusahaan teknologi terdepan dalam hal ini. 

    Namun, ketika rasio power usage effectiveness (PUE) atau efektivitas penggunaan daya perusahaan mendekati angka ideal 1,0, peningkatan efisiensi menjadi lebih lambat. 

    Pada 2024, PUE Google tercatat sebesar 1,09 hanya membaik 0,01 poin dari tahun sebelumnya dan 0,02 dari satu dekade lalu.

    Menyadari kebutuhan energi yang terus meningkat, Google mulai berinvestasi besar-besaran dalam berbagai sumber energi bebas karbon, termasuk panas bumi (geothermal), dua jenis energi nuklir (fisi dan fusi), serta energi terbarukan lainnya.

    Energi panas bumi dinilai menjanjikan karena dapat menghasilkan listrik stabil tanpa tergantung cuaca. 

    Beberapa startup seperti Fervo Energy—yang didukung Google—berhasil mengembangkan teknologi pengeboran untuk memanfaatkan potensi ini secara lebih luas.

    Di sisi energi nuklir, Google baru saja mengumumkan investasi pada Commonwealth Fusion Systems dan akan membeli 200 megawatt listrik dari pembangkit Arc mereka yang ditargetkan mulai beroperasi awal 2030-an. 

    Sementara itu, untuk energi fisi, Google telah berkomitmen membeli 500 megawatt listrik dari Kairos Power, perusahaan pengembang reaktor modular kecil.

    Meski demikian, kedua proyek nuklir tersebut belum akan menghasilkan listrik dalam waktu dekat, paling tidak dalam lima tahun ke depan. Google juga gencar membeli kapasitas dari sumber terbarukan. 

    Pada Mei 2025, Google membeli kapasitas 600 megawatt dari pembangkit surya di South Carolina, dan pada Januari mengumumkan kerja sama untuk 700 megawatt pembangkit surya di Oklahoma. 

    Bersama Intersect Power dan TPG Rise Climate, Google tengah membangun beberapa gigawatt kapasitas pembangkit bebas karbon, dengan total nilai investasi mencapai US$20 miliar atau setara dengan sekitar Rp 324 triliun dengan kurs 16.202 per dolar AS. 

    Secara total, Google telah mengontrak energi terbarukan dalam jumlah yang setara dengan total konsumsi energinya. Namun, tantangannya adalah sumber-sumber tersebut tidak selalu tersedia pada waktu dan lokasi yang dibutuhkan.

    “Kami sejak awal menyatakan bahwa pencapaian 100% pemadanan energi secara tahunan bukanlah tujuan akhir. Tujuan akhir kami adalah mencapai penggunaan energi bebas karbon 24/7 di seluruh lokasi operasi kami, sepanjang waktu,” kata Michael Terrell, Kepala Divisi Energi Terbarukan Google

    Secara global, baru sekitar 66% konsumsi data center Google yang dipadankan secara real-time dengan listrik bebas karbon. Angka ini juga bervariasi antarwilayah di Amerika Latin, angkanya sudah mencapai 92%, namun di kawasan Timur Tengah dan Afrika, baru menyentuh 5%.

    Menurut Terrell, hambatan-hambatan inilah yang mendorong Google untuk berinvestasi pada sumber energi stabil seperti fisi dan fusi. 

    “Untuk bisa mencapai target kami, teknologi-teknologi ini sangat dibutuhkan,” katanya.

  • China Dihukum, Amerika Ungkap Modusnya Bantu Iran

    China Dihukum, Amerika Ungkap Modusnya Bantu Iran

    Jakarta, CNBC Indonesia – Amerika Serikat (AS) terus menekan Huawei dalam kasus kriminal. AS menuduh perusahaan asal China tersebut melakukan pemerasan, pencurian teknologi, dan pelanggaran sanksi terhadap Iran.

    Pengadilan federal AS pada Selasa (1/7) dilaporkan menolak sebagian besar permohonan Huawei untuk menggugurkan dakwaan yang menjeratnya.

    Putusan yang dikeluarkan Hakim Distrik AS Ann Donnelly di Brooklyn menyebut terdapat bukti kuat bahwa Huawei mencuri rahasia dagang dari enam perusahaan AS, melakukan penipuan terhadap bank, dan terlibat dalam pemerasan korporat demi memperluas pengaruh bisnis globalnya.

    Salah satu poin penting dalam dakwaan adalah dugaan keterlibatan Huawei dalam aktivitas ilegal di Iran melalui perusahaan bernama Skycom.

    Jaksa menuduh Skycom sebagai anak usaha tak langsung Huawei yang memfasilitasi transaksi bisnis di Iran, meski negara tersebut dikenai sanksi oleh AS. Transaksi senilai lebih dari US$100 juta dilaporkan melewati sistem keuangan AS, demikian dikutip dari Reuters, Rabu (2/7/2025).

    Huawei sendiri telah mengaku tidak bersalah, dan menuding bahwa mereka menjadi target penegakan hukum yang bermotif politik. Sidang kasus ini dijadwalkan mulai pada 4 Mei 2026.

    Kasus ini merupakan bagian dari investigasi besar dalam “China Initiative”, sebuah program Departemen Kehakiman AS era Trump untuk membendung pencurian kekayaan intelektual oleh Tiongkok.

    Meski inisiatif itu dibubarkan pada 2022 oleh pemerintahan Biden, kasus Huawei tetap berlanjut.

    Huawei, yang kini telah dilarang mengakses banyak teknologi Amerika sejak 2019, membantah semua tuduhan dan menegaskan bahwa mereka tidak menimbulkan ancaman bagi keamanan nasional AS.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Komisi VII: Hormuz ditutup, tak sebegitu mengerikan industri nasional

    Komisi VII: Hormuz ditutup, tak sebegitu mengerikan industri nasional

    Jakarta (ANTARA) – Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Lamhot Sinaga menilai dampak apabila Selat Hormuz ditutup oleh Iran imbas konfliknya dengan Israel tidak akan begitu mengerikan terhadap industri nasional di tanah air.

    “Menurut saya tidak terlalu mengerikan begitu dampak daripada Selat Hormuz karena industri kita sekarang sudah banyak industri yang menggunakan listrik dan gas, bukan lagi minyak,” kata Lamhot dalam rapat Komisi VII DPR RI dengan Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu.

    Sebab, menurut dia, industri nasional saat ini sudah banyak yang menggunakan energi hijau dan tidak lagi menggunakan bahan baku minyak.

    “Setahu saya industri itu sudah sangat minim pengguna minyak ya karena sekarang industri green, itu sudah jarang lah orang industri sekarang menggunakan minyak,” ucapnya.

    Meski demikian, dia meminta agar Kementerian Perindustrian (Kemenperin) membuat secara rinci tantangan ataupun persoalan yang dihadapi oleh industri nasional untuk dicarikan solusi agar tetap dapat bertahan dalam menghadapi ketegangan global.

    Misalnya, kata dia, tantangan seperti penaikan tarif impor yang diberlakukan oleh Amerika Serikat, isu penutupan Selat Hormuz oleh Iran, hingga banjirnya produk impor ke Indonesia.

    “Antara Komisi VII dan Kemenperin, kami intensifkan kira-kira regulasi apa yang kami bisa buat untuk membuat mereka survive, mereka bisa bertahan dari tekanan-tekanan yang terjadi daripada efek global ini,” tuturnya.

    Bahkan, kata dia, Komisi VII DPR bersedia untuk beraudiensi dengan industri-industri nasional yang sekiranya terkena dampak ketegangan geopolitik global.

    “Perlu juga kita undang ke sini industri-industri yang terdampak itu, jadi tidak hanya Kementerian Perindustrian, karena mereka kebingungan ke mana harus mengadu,” kata Lamhot.

    Sementara itu, anggota Komisi VII DPR RI Kardaya Warnika mengkhawatirkan dampak bila Selat Hormuz ditutup oleh Iran terhadap industri nasional sebab seperlima dari suplai energi dunia melintas wilayah tersebut setiap harinya.

    Oleh sebab itu, dia meminta Kemenperin mengambil langkah mitigasi dengan membuat daftar prediksi industri nasional yang akan terdampak bila Selat Hormuz diputuskan untuk ditutup Iran.

    “Saran saya, Kementerian Perindustrian membuat perkiraan kalau Hormuz ditutup, mana dulu yang pingsan dari industri kita ini? Mana dulu? Jangan sampai begitu Hormuz-nya ditutup, baru ngitung. Jadi harus dipersiapkan kira-kira mana dulu yang terdampak dari Hormuz itu,” kata dia.

    Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
    Editor: Laode Masrafi
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Google Rilis Aplikasi Doopl Buat Coba Baju Online

    Google Rilis Aplikasi Doopl Buat Coba Baju Online

    Jakarta, CNBC Indonesia – Anda bisa mencoba pakaian apa yang cocok tanpa perlu menggunakannya secara langsung. Google baru saja meluncurkan aplikasi bernama Doppl untuk pengguna bisa memadukan pakaian secara virtual.

    Manajer Produk Google Labs, Sakshi Rambhia mengatakan pihaknya menggunakan eksperimen dari Google Labs untuk membantu pengguna memvisualisasikan sebuah pakaian saat dikenakan ke tubuh mereka.

    “Uji coba virtual Doppl memudahkan Anda melihat pakaian apapun versi digital diri Anda yang dianimasikan,” kata dia dalam unggahan di Google Blog, dikutip Rabu (2/7/2025).

    Doppl merupakan hasil pengembangan Google Shopping yang diumumkan Mei lalu. Layanan tersebut memiliki kemampuan untuk mencoba miliaran item pakaian secara virtual pada pengguna.

    Google menambahkan fitur eksperimental tambahan, yakni menggunakan foto atau tangkapan layar untuk mencoba pakaian. Caranya juga cukup mudah yakni unggah foto maka aplikasi akan mengerjakan sisanya.

    “Doppl menghidupkan penampilan dengan video yang dihasilkan AI, mengubah gambar statis jadi visual dinamis untuk memberi gambaran lebih baik bagaimana pakaian terlihat,” jelasnya.

    Rambhia mengatakan Doppl akan membuat pengguna bisa mencoba gaya apapun. Hasil kreasi aplikasi itu juga dapat dibagikan kepada teman atau followers.

    Dia juga memberi catatan jika Doppl masih dalam tahap awal pengembangan. Jadi hasil akhirnya kemungkinan tidak selalu tepat.

    “Detail kecocokan, penampilan dan pakaian tidak selalu akurat. Google Labs merupakan rumah untuk produk eksperimen AI terbaru Google. Masukkan Anda penting untuk membantu membentuknya di masa depan,” ujar Rambhia.

    Dalam postingan tersebut hanya disebutkan aplikasi telah tersedia di toko aplikasi iOS dan Android untuk Amerika Serikat (AS). Tidak ada penjelasan apakah Doppl akan tersedia di pasar lainnya.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Aplikasi Doppl dari Google Labs Mencoba Fashion Secara Virtual

    Aplikasi Doppl dari Google Labs Mencoba Fashion Secara Virtual

    Bisnis.com, JAKARTA – Google kembali memunculkan inovasi baru yang cocok untuk menciptakan tren terbaru. Melalui Google Labs, Doppl menjadi aplikasi terbaru yang dapat memenuhi gaya kebutuhan fashion seluruh masyarakat dunia.

    Doppl merupakan aplikasi buatan Google Labs yang dikemas khusus dengan konsep eksperimental AI. Konsep ini akan membawa Anda memahami penggunaan dan manfaat teknologi AI, dalam perkembangan dunia fashion.

    Aplikasi Doppl memudahkan Anda untuk bergaya dan menentukan konsep berpakaian sesuai dengan kebutuhan pribadi secara virtual. Tak hanya itu, aplikasi ini juga membuat Anda lebih mudah dalam menemukan referensi fashion.

    Dilansir dari Google Labs, Doppl dibuat dengan tujuan membuat penjelajahan gaya yang lebih mudah, menyenangkan, dan dapat diakses secara instan. Selain itu, sistem video AI yang terdapat di dalam aplikasi tersebut membantu pengguna untuk bergerak, mencoba pakaian, dan mengevaluasi detail kecocokan model pakaian yang dipilih. 

    Cara menggunakan aplikasi Doppl:

    1. Pastikan Anda berusia di atas 18 tahun, berdomisili di AS, dan masuk ke akun Google.

    2. Setelahnya, unggah foto seluruh tubuh untuk mencoba penampilan baru. Anda dapat melihat rekomendasi yang disediakan untuk memilih foto yang luar biasa.

    3. Jika Anda tidak memiliki foto yang siap pakai, cobalah salah satu Model AI yang telah dibuat sebelumnya untuk memulai.

    4. Selanjutnya, pilih pakaian awal yang ingin dicoba. Setelah muncul tampilan pertama, Anda dapat mengunggah foto dan tangkapan layar pakaian yang ingin dicoba. 

    5. Setelah Anda mendapatkan tampilan yang Anda sukai, silahkan ketuk tombol animasi untuk melihat tampilan bergerak dengan video pendek.

    6. Unduh atau bagikan penampilan Anda menggunakan tombol bagikan.

    Saat ini, Doppl tersedia bagi pengguna ios dan android. Berdasarkan informasi yang tertera, aplikasi ini hanya baru bisa digunakan oleh masyarakat di Amerika Serikat. Hal ini sungguh disayangkan, karena masyarakat di negara lain belum bisa menikmati konsep AI secara langsung yang tersedia pada Doppl. 

    Namun, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan Doppl, yaitu berupa:

    1. Kategori

    Saat ini, Doppl hanya menyediakan kategori pakaian yang dapat dicoba berupa atasan, bawahan, dan gaun. Saat ini, Doppl terus berupaya untuk memperluas ke kategori lainnya.

    2. Tidak didukung

    Jenis fashion yang tidak didukung oleh Doppl adalah sepatu, pakaian dalam, baju renang, dan aksesoris. Selain itu, kostum tradisional, keagamaan, dan budaya juga belum tersedia di Doppl. AI Generatif tidak mendukung jenis pakaian yang tipis dan melanggar kebijakan yang telah ditentukan.  

    3. Barang yang Disarankan

    Doppl dapat membantu Anda dalam memberikan saran pada bagian-bagian pakaian, yang sekiranya membutuhkan elemen tambahan. Jika Anda hanya memberikan satu jenis pakaian, maka aplikasi ini akan membantu mencari dan menyediakan elemen tambahan yang diperlukan, sehingga referensi fashion yang diinginkan dapat ditemukan secara tepat. 

    4. Pakaian default

    Pakaian default dimaknai sebagai barang atau referensi outfit yang dicari tidak dapat ditemukan. Hal ini karena jenis pakaian tersebut tidak didukung oleh Doppl, sehingga hanya menampilkan tampilan pakaian berbentuk kaos dan celana hitam dasar. 

    Hadirnya aplikasi ini, menjadi salah bentuk kemajuan teknologi AI yang dibuat selaras dengan berbagai kebutuhan masyarakat. Fashion akan terus berkembang dan melahirkan gaya-gaya berpakaian terbaru, sehingga membutuhkan fitur aplikasi yang mendukung.

    Anda dapat memanfaatkan Doppl sebagai aplikasi yang tepat dalam mengeksplor gaya berpakaian, untuk meningkatkan rasa kepercayaan dan menemukan jati diri seutuhnya. (Maharani Dwi Puspita Sari)

  • Ekspor kopi Vietnam catat rekor tertinggi pada semester I 2025

    Ekspor kopi Vietnam catat rekor tertinggi pada semester I 2025

    Hanoi (ANTARA) – Ekspor kopi Vietnam mencatatkan rekor tertinggi yakni mencapai 5,5 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp16.192) pada semester pertama 2025, melampaui target setahun penuh sebesar 5,4 miliar dolar AS, demikian pernyataan Kementerian Pertanian dan Lingkungan Hidup Vietnam pada Rabu (2/7).

    Peningkatan tajam nilai ekspor ini didorong oleh permintaan yang kuat dari pasar-pasar utama termasuk Amerika Serikat, Uni Eropa, Jepang, Korea Selatan, dan China.

    Kementerian Pertanian dan Lingkungan Hidup Vietnam mengaitkan rekor kinerja tersebut dengan pergeseran ke arah produk kopi bernilai tinggi, seperti kopi yang diproses secara mendalam, kopi khas, dan kopi instan.

    Pendapatan ekspor kopi Vietnam diproyeksikan mencapai 7,5 miliar dolar AS pada akhir tahun ini atau naik sekitar 37 persen dari 2024 yang menandai pertumbuhan tahunan tertinggi yang pernah dicatat bagi industri kopi negara tersebut, menurut Kementerian Pertanian dan Lingkungan Hidup Vietnam.

    Pewarta: Xinhua
    Editor: Indra Arief Pribadi
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Komisi I DPR sebut nama-nama calon Dubes diumumkan besok di Paripurna

    Komisi I DPR sebut nama-nama calon Dubes diumumkan besok di Paripurna

    Jakarta (ANTARA) – Ketua Komisi I DPR RI Utut Adianto mengatakan bahwa nama-nama calon Duta Besar (Dubes) untuk sejumlah Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di sejumlah negara, rencananya akan diumumkan Kamis (3/6) besok di dalam Rapat Paripurna DPR RI.

    Dia mengatakan bahwa nama-nama calon Dubes itu dikirimkan dari pemerintah melalui Surat Presiden (Surpres). Adapun pengumuman Surpres itu wajib diumumkan dalam forum Rapat Paripurna.

    “Habis itu dikasih ke komisi terkait, dalam hal ini biasanya Komisi I. Nanti saya rapat ini kapan diagendakan. Berapa namanya saya belum tahu,” kata Utut di kompleks parlemen, Jakarta, Rabu.

    Dia menjelaskan bahwa nantinya Komisi I DPR RI akan memproses calon-calon Dubes itu dengan semacam uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test). Menurut dia, proses tersebut akan digelar secepat mungkin.

    Setelah itu, kata dia, akan dikirimkan kembali ke pemerintah untuk memutuskan. Kemudian pemerintah akan mengirimkan nama-nama calon Dubes itu ke negara yang akan dituju.

    “Ya kalau fit and proper kan tiga hari paling lama. Mestinya beres,” katanya.

    Sejauh ini, dia mengatakan bahwa nama-nama tersebut sudah sampai ke DPR RI, tetapi baru di level pimpinan.

    Sebelumnya, Anggota Komisi I DPR RI TB Hasanuddin mengungkapkan bahwa calon-calon Duta Besar (Dubes) yang disiapkan pemerintah untuk diserahkan ke Komisi I DPR RI guna diproses, diantaranya untuk Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Amerika Serikat (AS), Korea Utara, hingga Jepang.

    Dia memastikan bahwa pihaknya akan menyampaikan penekanan kepada calon Dubes, khususnya bagi calon yang akan menuju negara-negara tertentu. Contohnya penekanan bagi calon Dubes untuk Amerika Serikat, karena negara tersebut memiliki dampak ekonomi bagi Indonesia.

    Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
    Editor: Budi Suyanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • 6
                    
                        Militer Indonesia Siap Perang? Begini Jawaban Panglima TNI
                        Nasional

    6 Militer Indonesia Siap Perang? Begini Jawaban Panglima TNI Nasional

    Militer Indonesia Siap Perang? Begini Jawaban Panglima TNI
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com

    Panglima TNI
    Jenderal
    Agus Subiyanto
    menjawab perihal kesiapan
    militer Indonesia
    jika terjadi
    perang
    , seperti yang sedang terjadi di berbagai negara saat ini.
    Agus mengatakan, pimpinan TNI akan tetap mengedepankan hubungan secara diplomatik militer dengan panglima negara lain.
    “Baik, dalam hal ini menghadapi politik strategis yang sedang berkembang, TNI,
    high level official
    dalam hal ini, Panglima TNI dan Kepala Staf Angkatan, tetap melaksanakan hubungan secara diplomatik militer dengan panglima tentara di beberapa negara,” ujar Agus, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (2/7/2025).
    “Dengan apakah kita yang berkunjung ke sana, atau panglima atau kepala staf angkatan dari negara lain berkunjung ke Indonesia,” sambung dia.
    Agus lantas membeberkan bahwa TNI juga kerap menggelar latihan dengan negara lain.
    Dia menyebut, TNI sering melakukan pertukaran pelajar dengan 26 negara lain.
    “Kita ada 26 negara, jadi kita mengirim sekolah dari level kapten sampai Lemhannas ke beberapa negara yang ada di Indonesia. Dan saya demikian juga dari negara-negara ASEAN ataupun Asia Pasifik, itu mengirim ke Indonesia untuk mengikuti pendidikan yang sama,” imbuh Agus.
    Diketahui, beberapa waktu belakangan terjadi perang antara Iran dan Israel, yang mana turut melibatkan negara lain seperti Amerika Serikat.
    Bahkan, perang itu sempat digadang-gadang menjadi awal mula dari
    Perang
    Dunia ke-3.
    Meski begitu, Iran dan Israel kini telah mencapai kesepakatan gencatan senjata.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Geregetan dengan Trump, Elon Musk Ancam Bikin Partai Sendiri!

    Geregetan dengan Trump, Elon Musk Ancam Bikin Partai Sendiri!

    Jakarta

    Usai pecah kongsi dengan Donald Trump, orang terkaya di dunia ini tampaknya telah menetapkan pikirannya untuk memulai usaha baru: Mendirikan partai politiknya sendiri.

    Saat keretakan hubungannya dengan Presiden AS Donald Trump ini terus terpampang nyata di depan publik, Elon Musk kembali melampiaskan penentangannya terhadap apa yang disebut “Big Beautiful Bill,” – sebuah Rancangan Undang-Undang (RUU) pajak dan belanja, yang menurutnya akan merusak mantra efisiensi yang ingin ditanamkannya di Washington.

    Musk bahkan memperingatkan anggota parlemen kubu Republik yang meloloskan RUU tersebut bahwa ia akan mencalonkan kandidat melawan mereka dalam pemilu pendahuluan tahun depan.

    Dan ia juga mengancam sistem dua partai AS yang lebih luas dengan janji akan membentuk faksi sendiri. “Jika RUU belanja yang gila ini disahkan, Partai Amerika akan dibentuk keesokan harinya,” tulisnya di X. “Negara kita membutuhkan alternatif untuk unipartai Demokrat-Republik, sehingga rakyat benar-benar memiliki SUARA.”

    Partai ketiga yang benar-benar kompetitif akan menjungkirbalikkan dominasi Demokrat-Republik selama lebih dari satu abad di semua tingkat pemerintahan.

    Tapi meskipun ada puluhan partai kecil yang sudah ada di seluruh AS selama puluhan tahun, sangat sedikit yang benar-benar mendekati atau bisa menyaingi dominasi dua partai besar itu.

    Partai Libertarian, yang didirikan pada tahun 1971, adalah yang terbesar ketiga di Amerika. Berkampanye untuk pasar bebas, pemerintahan kecil, dan kebebasan pribadi. Partai ini memiliki kinerja pemilihan presiden terbaiknya pada tahun 2016 dengan kandidat Gary Johnson, yang memenangkan 3,27% suara nasional.

    Partai Hijau adalah partai lama lainnya yang telah mencalonkan kandidat dalam pemilihan negara bagian dan federal. Seperti Libertarian, partai ini juga tidak memiliki kursi di pemerintahan.

    Daftar yang lengkap

    Sifat dasar sistem politik Amerika adalah prinsip “pemenang mengambil semuanya” melalui penggunaan sistem pemungutan suara “first past the post” yang meluas. Hal ini memberikan kemenangan bagi kandidat dengan suara terbanyak — yang hampir selalu dimenangkan Partai Republik atau Demokrat.

    Ada faktor lain yang menghambat keberhasilan partai ketiga, demikian menurut Bernard Tamas, seorang ilmuwan politik di Valdosta State University, AS, yang telah banyak menulis tentang subjek tersebut.

    Tamas mengatakan bahwa sangat penting bagi partai ketiga untuk memanfaatkan keresahan rakyat — sejumlah besar orang yang tidak puas dengan pilihan politik saat ini — dan membangun gerakan akar rumput yang kuat.

    “Salah satu masalah terbesar dengan partai-partai yang muncul adalah bahwa mereka tidak benar-benar memanfaatkan kemarahan itu,” ujar Tamas. Sebaliknya, partai-partai baru “cenderung lebih plin-plan dan [tidak] benar-benar berfokus pada dorongan kuat untuk perubahan.”

    Memanfaatkan akar rumput penting, begitu pula cuan

    Partai-partai menghabiskan miliaran dolar untuk membuat kandidat mereka terpilih. Menurut pengawas donasi OpenSecrets, hampir $16 miliar dihabiskan untuk pemilihan presiden dan kongres AS tahun 2024.

    Musk sendiri adalah donor terbesar dalam siklus pemilihan 2023-2024. Ia memberikan lebih dari $291 juta kepada Partai Republik, tersebar di berbagai kompetisi pemenangan pemilu.

    Dana kampanye yang besar membantu partai “mendapatkan suara” — misalnya untuk membeli materi iklan dan kampanye yang memperkenalkan kandidat kepada publik dan mendapatkan suara mereka.

    Banyaknya fulus yang mengalir tidak menjamin kemenangan. Demokrat menghabiskan lebih banyak uang daripada Republik pada tahun 2024. Meski demikian kucuran cuan tetap saja pasti membantu dalam proses memenangkan pemilu.

    “Anda membutuhkan uang untuk hal-hal seperti akses pemungutan suara dan sejumlah hal lainnya, tetapi tidak ada pihak ketiga yang akan memiliki cukup uang untuk bersaing dengan Partai Republik dan Demokrat dengan ketentuan mereka sendiri,” imbuh Tamas.

    Peringatan spoiler

    Bisakah partai ketiga menggantikan dominasi Demokrat atau Republik? Menurut Tamas, hal itu masih “jauh panggang dari api”. Alih-alih memenangkan kursi dan membangun kesuksesan jangka panjang, Tamas mengatakan mereka malah “menyengat seperti lebah.”

    “Mereka muncul dengan sangat cepat, mereka mencalonkan banyak kandidat di seluruh negeri dan kemudian mereka menyebabkan satu atau kedua partai besar menderita,” paparTamas. “Mereka pada dasarnya menarik suara.” Ini disebut “efek spoiler”, di mana kandidat yang tak puas mencuri suara dari kandidat arus utama yang seringkali memiliki ideologi yang sama.

    Dalam beberapa kasus, mereka dapat menarik cukup banyak suara sehingga calon terdepan kehilangan keunggulan dan jatuh ke posisi kedua. Ketakutan akan gelombang besar partai ketiga inilah yang menyebabkan partai-partai besar mengubah kebijakan mereka untuk menenangkan hati para pemilih ini.

    Namun setelah perubahan tercapai, seperti lebah yang menyengat korbannya, “ia akan mati”. ” Partai ketiga yang paling sukses di Amerika bertahan sekitar satu dekade. Begitu mereka menjadi ancaman yang terlalu besar, partai-partai besar mulai mencuri retorika dan ideologi mereka,” ujar Tamas.

    Apakah orang Amerika menginginkan partai baru?

    Tidak semua orang Amerika senang dengan pilihan mereka. Peringkat dukungan terhadap Donald Trump berada di wilayah negatif. Sedangkan jajak pendapat terbaru YouGov menemukan hampir 3 dari 5 orang Amerika memandang Partai Demokrat secara tidak baik. Pada tahun 2022, analisis Pew Research menemukan dukungan keseluruhan untuk lebih banyak partai dalam sistem politik.

    Namun, itu tidak berarti partai baru akan berhasil. Sebuah studi oleh dua ilmuwan politik AS pada Mei 2024 menemukan bahwa “partisan yang tidak puas” — Partai Republik dan Demokrat yang tidak puas dengan partai mereka sendiri — cenderung tidak memilih alternatif ketiga yang lebih berhaluan tengah.

    Menurut Tamas, cara tercepat untuk meraih sukses adalah dengan memanfaatkan kemarahan dan kekecewaan rakyat terhadap kondisi yang ada saat ini (status quo).

    Untuk orang seperti Musk, dia mungkin akan mendapat keuntungan jika mencontoh gerakan “Lawan Oligarki” yang dipimpin oleh tokoh-tokoh kiri seperti Alexandra Ocasio-Cortez dan Bernie Sanders yang sekarang sedang berkeliling Amerika.

    Atau, Musk juga bisa melihat gerakan MAGA (Make America Great Again) yang asli sebagai inspirasi jika dia ingin memulai partai politik baru.

    “Ini adalah contoh yang sangat bagus untuk ditirui, benar-benar mengambil peluang dari keluhan rakyat,” kata Tamas. “Mereka memaksa partai [besar] untuk merespons dengan mengancam karier dan mata pencaharian mereka,” pungkasnya.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris
    Diadaptasi oleh Ayu Purwaningsih
    Editor: Yuniman Fariid

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini