DPR Akan Bersurat ke Prabowo agar Dubes RI untuk AS Segera Ditunjuk, Mengapa?
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
–
DPR RI
akan mengirim surat kepada Presiden
Prabowo Subianto
untuk mendorong percepatan penunjukan
duta besar
RI untuk Amerika Serikat (AS).
Langkah ini diambil guna mengantisipasi rencana Presiden AS Donald Trump memberlakukan
tarif impor
pada 9 Juli 2025.
Ketua Komisi I DPR RI, Utut Adianto, mengatakan bahwa Ketua DPR RI Puan Maharani akan bersurat langsung pada Senin (7/7/2025) besok untuk menyerahkan nama-nama hasil uji kelayakan dan kepatutan para calon duta besar, termasuk duta besar untuk AS.
“Mudah-mudahan ini cepat, Senin Ibu Ketua DPR bersurat ke Presiden, supaya bisa segera (ditetapkan),” kata Utut saat ditemui di Gedung Parlemen Senayan, Jakarta, Sabtu (5/7/2025).
Pemerintah, kata Utut, sudah berusaha semaksimal mungkin agar AS tidak memberatkan tarif impor kepada Indonesia.
“Kita tunggu, yang jelas pemerintah sudah berupaya kan. Menko (Perekonomian) sudah ke sana, Menkeu (Menteri Keuangan) sudah ke sana, Menlu (Menteri Luar Negeri) sudah ke sana (untuk melakukan lobi),” imbuhnya.
Adapun calon kuat untuk menjabat posisi
Duta Besar
RI untuk AS adalah mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Dwisuryo Indroyono Soesilo.
Pantauan Kompas.com, dia menjadi salah satu dari enam calon duta besar yang menjalani uji kepatutan dan kelayakan di Komisi I DPR RI.
Saat ditemui awak media, pria asal Bandung, Jawa Barat ini hanya meminta doa kepada awak media agar prosesnya bisa berjalan lancar.
“Doain dulu deh, proses belum selesai,” katanya.
Pria kelahiran Bandung, 27 Maret 1955 ini merupakan salah satu alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) jurusan Teknik Geologi.
Selain pernah menjadi Menko Kemaritiman, Indroyono juga pernah menjabat sebagai Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Kesra) era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Saat ini, dia menjabat di beberapa lembaga seperti Committee Reviewer Lembaga Pengelola Dana Pendidikan, Ketua Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia, Ketua Forum Komunikasi Masyarakat Perhutanan Indonesia, dan Pembina Center for Technology & Innovation Studies.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Negara: Amerika Serikat
-

Alasan DPR Gelar Fit and Proper Test Calon Dubes RI di Akhir Pekan, Termasuk Dubes untuk AS
Bisnis.com, JAKARTA — Wakil Ketua Komisi I DPR RI Dave Laksono menjelaskan alasan uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) bagi para calon duta besar (dubes) RI dilakukan pada akhir pekan ini atau Sabtu (5/7/2025) hingga Minggu (6/7/2025).
Dia menceritakan dalam rapat kerja (raker) dengan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) kemarin, Komisi I sempat mempertanyakan kenapa ada banyak posisi dubes yang kosong, khususnya Dubes RI untuk Amerika Serikat (AS).
“Karena sudah masuk suratnya [surat presiden] dan juga kita tidak ingin terlalu lama, maka kita gelar segera mungkin,” ungkapnya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (5/7/2025).
Dave berjanji bahwa proses calon dubes RI untuk beberapa negara sahabat akan dapat selesai dalam waktu satu minggu ke depan.
Setelah fit and proper test 24 calon dubes RI selesai, pihaknya akan mengembalikan kembali ke pimpinan DPR RI.
“Pimpinan DPR sahkan hasil keputusannya, keputusan Komisi I di Rapat Paripurna, dan habis itu namanya akan dikembalikan ke pemerintah,” tuturnya.
Sebagai informasi, hari ini Komisi I DPR RI telah melakukan fit and proper test 12 calon dubes, termasuk untuk AS. Sementara 12 sisanya akan dilakukan esok hari.
Berikut Daftar Nama 12 Calon Dubes RI yang Jalani Fit and Proper Test Hari Ini, Sabtu (5/7/2025):
Sesi 1 (10:00–13:00 WIB)
Dubes RI untuk Jerman (Berlin), Abdul Kadir Jaelani
Dubes RI untuk Slovakia (Bratislava), Redianto Heru Nurcahyo
Dubes RI untuk PTRI New York, Umar Hadi
Dubes RI untuk Singapura, Hotmangaradja Pandjaitan
Dubes RI untuk Jepang (Tokyo), Nurmala Kartini Sjahrir
Dubes RI untuk AS (Washington DC), Indroyono SoesiloSesi 2 (14:00–17:00 WIB)
Dubes RI untuk Vietnam (Hanoi), Adam Mulawarman Tugio
Dubes RI untuk Belanda (Den Haag), Laurentius Amrih Jinangkung
Dubes RI untuk UAE, Judha Nugraha
Dubes RI untuk PBB Jenewa, Sidharto Reza Suryodipuro
Dubes RI untuk Qatar, Syahda Guruh Langkah Samudera
Dubes RI untuk Brasil, Andhika Chrisnayudhanto -

Siap-siap Trump Ngamuk Lagi! Ada Negara Bakal Digetok Tarif Impor 70%
Jakarta –
Pada 9 April lalu, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memberikan menunda selama tiga bulan penerapan tarif impor balasan (resiprokal). Negara-negara yang terdampak kebijakan tersebut diberi kesempatan negosiasi dengan Pemerintah AS hingga 9 Juli 2025
Jika kata sepakat tak tercapai hingga batas waktu tersebut maka harus siap menghadapi tarif impor lebih tinggi.
Jelang tenggat waktu berakhir, Gedung Putih bersiap menyampaikan pesan kepada sekitar selusin negara. AS seakan memperingatkan bahwa waktu mulai habis dan ada tarif baru yang akan berlaku.
Pada Jumat pagi (4/7/2025), Trump menegaskan dia akan mengirim pemberitahuan ke 10 sampai 12 negara per hari. Isinya adalah tarif baru yang akan mulai diberlakukan pada 1 Agustus.
“Nilainya bervariasi, mungkin ada yang dikenakan tarif 60% sampai 70%, ada juga yang 10% atau 20%. Kita sudah siapkan format akhirnya. Intinya menjelaskan berapa tarif yang harus dibayar tiap negara,” ujarnya, dikutip dari CNN, Sabtu (5/7/2025).
Sebelumnya, Trump telah menetapkan tarif resiprokal hingga 50% untuk sebagian besar mitra dagang AS. Jadi tarif baru sebesar 60% atau 70% jelas lebih tinggi dari itu.
Keputusan ini membuat pasar saham AS jatuh ke zona bearish, sementara obligasi dan dolar AS ikut tertekan. Pasar saham dan obligasi di AS tutup karena Hari Kemerdekaan, tapi pasar saham global langsung turun.
Belum jelas negara mana saja yang akan menerima surat tarif itu. Tapi Trump pernah menyebut beberapa mitra dagang seperti Uni Eropa dan Jepang yang dianggap terlalu menekan dalam negosiasi.
Trump juga mengancam akan mengirim surat ke Jepang yang disebutnya manja dan menetapkan tarif hingga 35%. Meski begitu, bisa jadi itu hanya taktik nego, dan belum bisa dipastikan apakah negara-negara itu termasuk yang kena tarif baru.
Trump berharap surat-surat tersebut sudah dikirim sebelum batas waktu internal pemerintah, yaitu 9 Juli. Namun pemerintah sempat mengatakan tenggat itu bisa fleksibel jika ada negara yang benar-benar serius bernegosiasi.
Seorang diplomat Uni Eropa mengatakan bahwa mereka sedang berada di tengah negosiasi yang sangat sulit, dan kemungkinan akan berlanjut hingga akhir pekan menjelang batas waktu itu. Diplomat yang enggan disebutkan namanya itu mengaku belum tahu apakah tenggat 9 Juli akan diperpanjang jika kesepakatan belum tercapai.
Sementara itu, Juru bicara perdagangan dari Komisi Eropa, Olof Gill, belum mau membagikan rincian negosiasi karena prosesnya masih dalam tahap yang sangat sensitif.
Tenggat Waktu Fleksibel
Di sisi lain, Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt menjelaskan bahwa tenggat waktu negosiasi sebenarnya tidak kaku, khususnya untuk negara-negara yang masih dalam proses pembicaraan dan belum mencapai kesepakatan seperti India.
Hal itu juga ditegaskan oleh Menteri Keuangan Scott Bessent. Ia mengatakan negosiasi bisa saja selesai paling lambat Hari Buruh (Labor Day) yang jatuh pada 1 September 2025. Artinya ada kemungkinan waktu tambahan dibanding tenggat resmi 9 Juli.
Namun Trump tampaknya mengoreksi sendiri pernyataan itu pada hari Jumat. Saat ditanya apakah masih ada kelonggaran untuk tenggat tarif, ia menjawab tidak ada.
“Mereka akan mulai membayar tarif pada 1 Agustus. Uangnya akan mulai masuk ke Amerika Serikat sejak tanggal itu, hampir semuanya,” ujar Trump.
Meski begitu, sehari sebelumnya Bessent memperkirakan akan ada gelombang kesepakatan sebelum 9 Juli. Bagi negara-negara yang belum mencapai kesepakatan, masih ada kemungkinan sekitar 100 negara hanya akan dikenakan tarif minimum sebesar 10%.
(ily/hns)
-

Arab Saudi Bilang Gencatan Senjata Permanen di Gaza Jadi Prioritas
Moskow –
Menteri Luar Negeri (Menlu) Arab Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan, menegaskan gencatan senjata permanen di Jalur Gaza menjadi prioritas Riyadh saat ini, ketika dirinya ditanya soal kemungkinan menormalisasi hubungan dengan Israel.
Penegasan itu, seperti dilansir Reuters dan The Times of Israel, Sabtu (5/7/2025), disampaikan Pangeran Faisal dalam konferensi pers saat melakukan kunjungan terbaru ke Moskow, Rusia, pada Jumat (4/7) waktu setempat. Menlu Rusia Sergey Lavrov hadir bersama Pangeran Faisal dalam konferensi pers tersebut.
Ketika ditanya oleh wartawan soal normalisasi antara Saudi dan Israel, Pangeran Faisal mengatakan bahwa prioritas Riyadh adalah untuk mengakhiri perang di Gaza sebagai “pendahuluan untuk pembentukan negara Palestina”.
“Kami menyerukan gencatan senjata segera, permanen, dan berkelanjutan di Jalur Gaza sebagai pendahuluan untuk pembentukan negara Palestina,” tegas Pangeran Faisal.
“Apa yang kita lihat adalah Israel menghancurkan Gaza, penduduk sipil Gaza. Ini sama sekali tidak perlu, sama sekali tidak dapat diterima, dan harus dihentikan,” ujarnya.
Saudi telah berulang kali menegaskan pendiriannya bahwa tidak akan ada normalisasi hubungan dengan Israel tanpa adanya pembentukan negara Palestina.
Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu, secara terbuka menolak seruan untuk mengakhiri perang Gaza sebagai bagian dari kesepakatan untuk membebaskan para sandera yang masih ditahan Hamas.
Laporan media berbahasa Ibrani, seperti dikutip The Times of Israel, menyebut Netanyahu sedang bekerja sama dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dalam sebuah rencana untuk mengakhiri perang Gaza, dan memperbarui komitmen Israel terhadap solusi dua negara sebagai bagian dari kesepakatan menormalisasi hubungan dengan Suriah, Saudi, dan negara-negara lainnya menyusul berakhirnya perang dengan Iran.
Pangeran Faisal mengatakan Saudi mengandalkan “kepemimpinan” Trump untuk “akhirnya menyelesaikan konflik Israel-Palestina”.
Menhan Arab Saudi Diam-diam Bertemu Trump di Gedung Putih
Pernyataan Pangeran Faisal soal gencatan senjata Gaza tersebut disampaikan sehari setelah Trump dilaporkan menjamu Menteri Pertahanan (Menhan) Saudi, Pangeran Khalid bin Salman di Gedung Putih.
Laporan Al Arabiya menyebut kunjungan Pangeran Khalid ke Gedung Putih itu dilakukan tanpa banyak publikasi.
Menurut sejumlah sumber yang dikutip Al Arabiya, Pangeran Khalid juga melakukan pertemuan terpisah dengan Menhan AS Pete Hegseth dan utusan khusus Trump untuk Timur tengah, Steve Witkoff.
Disebutkan bahwa hubungan bilateral antara Washington dan Riyadh, serta perang yang berkecamuk di Gaza, menjadi salah satu topik utama yang dibahas dalam pertemuan tersebut. Pangeran Khalid dan Hegseth juga disebut membahas soal kemungkinan kesepakatan pertahanan yang sedang diupayakan.
Laporan terpisah dari media AS, Fox News, yang mengutip berbagai sumber menyebut pertemuan antara Trump dan Pangeran Khalid itu dilakukan secara diam-diam di Gedung Putih pada Kamis (3/7) waktu setempat.
Pertemuan itu, menurut Fox News, difokuskan membahas soal deeskalasi dengan Iran, dilanjutkannya perundingan nuklir, langkah-langkah yang diperlukan untuk normalisasi dengan Israel, kesepakatan gencatan senjata-pembebasan sandera di Gaza, dan perdamaian di Timur Tengah.
Belum ada pernyataan resmi dari Gedung Putih mengenai kunjungan Menhan Saudi ini.
Halaman 2 dari 2
(nvc/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
-

Serangan Israel Hantam Sekolah Tampung Pengungsi Gaza, 20 Orang Tewas
Gaza City –
Rentetan serangan militer Israel menghantam sejumlah sekolah di wilayah Jalur Gaza, yang kini digunakan untuk menampung para pengungsi Palestina yang melarikan diri dari perang yang berkecamuk selama 21 bulan terakhir. Sedikitnya 20 orang dilaporkan tewas akibat serangan-serangan Tel Aviv pada Sabtu (5/7).
Israel baru-baru ini memperluas operasi militernya di Jalur Gaza, di mana perang telah menciptakan kondisi kemanusiaan yang mengerikan bagi lebih dari dua juta penduduk wilayah tersebut.
Juru bicara badan pertahanan sipil Gaza, Mahmud Bassal, seperti dilansir AFP, Sabtu (5/7/2025), mengatakan sedikitnya lima orang tewas dalam serangan yang menghantam sebuah sekolah di Gaza City.
Bassal menyebut serangan lainnya menghantam sebuah sekolah yang letaknya tak jauh dari sekolah pertama yang terkena serangan, hingga menewaskan sedikitnya tiga orang. Sekitar 10 orang lainnya, termasuk anak-anak, mengalami luka-luka dalam serangan yang sama.
Sekolah-sekolah itu digunakan untuk menampung para warga sipil yang mengungsi dan berlindung dari pertempuran yang terus terjadi.
Banyak warga Gaza mencari perlindungan di sekolah-sekolah dan gedung publik lainnya sejak perang berkecamuk pada Oktober 2023 lalu.
Bassal tidak menjelaskan lebih lanjut soal lokasi kematian lainnya di Jalur Gaza akibat rentetan serangan militer Israel.
Lihat juga Video ‘Israel: Perang Gaza Bisa Berakhir Besok Jika Hamas Letakan Senjata’:
Pembatasan media di Jalur Gaza dan kesulitan dalam mengakses banyak wilayah membuat AFP tidak dapat memverifikasi secara independen jumlah korban dan rincian yang diberikan oleh badan pertahanan sipil.
Sementara itu, saat dihubungi oleh AFP, militer Israel mengatakan tidak dapat mengomentari serangan tertentu tanpa koordinat yang tepat.
Serangan terbaru Israel ini terjadi beberapa jam setelah kelompok Hamas menyatakan siap untuk memulai perundingan “segera” membahas usulan gencatan senjata terbaru untuk Jalur Gaza.
Proposal terbaru yang mengatur gencatan senjata selama 60 hari itu muncul menjelang kunjungan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu ke Amerika Serikat (AS) pada Senin (7/7) mendatang, dengan Presiden Donald Trump semakin mengintensifkan seruan untuk mengakhiri perang.
Lihat juga Video ‘Israel: Perang Gaza Bisa Berakhir Besok Jika Hamas Letakan Senjata’:
Halaman 2 dari 2
(nvc/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
-

Trump Teken Surat Tawaran Negosiasi Tarif untuk 12 Negara
Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menegaskan bahwa dia telah menandatangani surat kepada 12 negara yang menguraikan berbagai tingkat tarif yang akan mereka hadapi atas barang yang mereka ekspor ke Negeri Paman Sam.
Isi surat ini memberikan tawaran “terima atau tinggalkan” dan akan dikirimkan pada hari Senin depan (7/7/2025).
Trump, yang berbicara kepada wartawan di atas Air Force One saat dia melakukan perjalanan ke New Jersey, menolak menyebutkan nama negara yang terlibat, dengan mengatakan bahwa hal itu akan diumumkan kepada publik pada hari Senin.
Trump sebelumnya pada hari Kamis mengatakan kepada wartawan bahwa ia mengharapkan surat pertama akan dikirimkan pada hari Jumat, hari libur nasional di Amerika Serikat, meskipun tanggalnya sekarang telah berubah.
Dalam perang dagang global yang telah menjungkirbalikkan pasar keuangan dan memicu perebutan di antara para pembuat kebijakan untuk menjaga ekonomi mereka, Trump pada bulan April mengumumkan tarif dasar 10% dan jumlah tambahan untuk sebagian besar negara, beberapa berkisar setinggi 50%.
Namun, semua kecuali tarif dasar 10% kemudian ditangguhkan selama 90 hari untuk memberikan lebih banyak waktu bagi negosiasi untuk mengamankan kesepakatan.
Periode tersebut berakhir pada 9 Juli mendatang, meskipun Trump pada Jumat pagi mengatakan tarif bisa lebih tinggi lagi – berkisar hingga 70% – dengan sebagian besar akan mulai berlaku pada 1 Agustus.
“Saya menandatangani beberapa surat dan akan dikirim pada Senin, mungkin dua belas,” kata Trump, ketika ditanya tentang rencananya terkait tarif,” paparnya dikutip dari Reuters.
“Jumlah uang yang berbeda, jumlah tarif yang berbeda,” sambungnya.
Trump dan para menteri utamanya awalnya mengatakan mereka akan memulai negosiasi dengan sejumlah negara mengenai tarif, tetapi presiden AS tampaknya telah kecewa dengan proses tersebut setelah berulang kali mengalami kemunduran dengan mitra dagang utama, termasuk Jepang dan Uni Eropa.
Dia menyinggung hal itu secara singkat pada Jumat malam, mengatakan kepada wartawan: “Surat-surat itu lebih baik … jauh lebih mudah untuk mengirim surat.”
Sayangnya, dia tidak menanggapi prediksinya bahwa beberapa perjanjian perdagangan yang lebih luas dapat dicapai sebelum batas waktu 9 Juli.
Pergeseran dalam strategi Gedung Putih mencerminkan tantangan dalam menyelesaikan perjanjian perdagangan pada segala hal mulai dari tarif hingga hambatan non-tarif seperti larangan impor pertanian, dan terutama pada proses yang dipercepat.
Sebagian besar perjanjian dagang di masa lalu membutuhkan negosiasi selama bertahun-tahun untuk diselesaikan.
Satu-satunya perjanjian dagang yang dicapai hingga saat ini adalah dengan Inggris, yang mencapai kesepakatan pada bulan Mei untuk mempertahankan tarif 10% dan memperoleh perlakuan istimewa untuk beberapa sektor termasuk mobil dan mesin pesawat terbang.
Kemudian, dengan Vietnam, AS memangkas tarif pada banyak barang Vietnam menjadi 20% dari yang sebelumnya diancam sebesar 46%. Pasalnya, banyak produk AS akan diizinkan masuk ke Vietnam bebas bea.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
-

Komisi I DPR Minta Para Calon Dubes Perkuat Peluang Kerja Sama Ekonomi untuk RI
Bisnis.com, JAKARTA — Komisi I DPR telah selesai melakukan proses uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) bagi 12 calon duta besar (dubes) RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Sabtu (5/7/2025).
Wakil Ketua Komisi I DPR, Budisatrio Djiwandono membeberkan beberapa pesan yang pihaknya sampaikan bagi para calon dubes RI dalam fit and proper test hari ini.
Dia mengatakan para calon dubes RI harus memprioritaskan kepentingan nasional Indonesia di negara yang nantinya akan menjadi tugas mereka.
“Tentu selaras dengan visi-visi Presiden Republik Indonesia dengan program-program prioritasnya. Dan mengedepankan prinsip politik luar negeri Indonesia yaitu prinsip politik luar negeri bebas aktif,” bebernya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (5/7/2025).
Selain itu, lanjutnya, Komisi I DPR juga berpesan supaya para calon dubes terus membangun jaringan (networking) yang luas dan mampu mengidentifikasikan semua peluang yang dapat memajukan perekonomian Indonesia.
“Mengidentifikasikan semua kesempatan peluang bagi kemajuan perekonomian Indonesia, kemajuan bidang ekonomi, politik, ekonomi kreatif, budaya. Tadi kami titipkan kepada calon-calon duta besar yang akan bertugas nanti,” katanya.
Lebih lanjut, legislator Gerindra ini berharap khusus untuk calon dubes RI untuk Amerika Serikat (AS), Komisi I sangat berharap dia bisa menjalankan tugasnya dengan baik sebagai dubes.
“Jadi ini lagi momentum saya rasa yang tepat juga. Indonesia dipimpin oleh Presiden Prabowo mulai bulan Oktober, Januari kemarin Presiden Trump dilantik juga. Kita sama-sama mengawal hubungan penting Indonesia dan Amerika Serikat. Moga-moga ke babak yang baru, ke babak yang lebih baik,” harapnya.
Lebih jauh, Budi berujar bilamana 24 calon dubes RI sudah selesai menjalani fit and proper test, Komisi I akan langsung menggelar rapat internal guna merangkum hasilnya dan memberikan masukan-masukan.
Nantinya, imbuh dia, hasil rangkuman Komisi I DPR itu akan diteruskan kepada pimpinan DPR RI.
“Saya rasa kalau memang dimungkinkan besok sore kalau jam segini sudah selesai sih ya [rapat internal digelar]. Sembari kita berkumpul ya kita bisa rapat besok sore,” pungkasnya.
Berikut Daftar Nama 12 Calon Dubes RI yang Jalani FnP Hari Ini, Sabtu (5/7):
Sesi 1 (10:00–13:00 WIB)
Dubes RI untuk Jerman (Berlin), Abdul Kadir Jaelani
Dubes RI untuk Slovakia (Bratislava), Redianto Heru Nurcahyo
Dubes RI untuk PTRI New York, Umar Hadi
Dubes RI untuk Singapura, Hotmangaradja Pandjaitan
Dubes RI untuk Jepang (Tokyo), Nurmala Kartini Sjahrir
Dubes RI untuk AS (Washington DC), Indroyono SoesiloSesi 2 (14:00–17:00 WIB)
Dubes RI untuk Vietnam (Hanoi), Adam Mulawarman Tugio
Dubes RI untuk Belanda (Den Haag), Laurentius Amrih Jinangkung
Dubes RI untuk UAE, Judha Nugraha
Dubes RI untuk PBB Jenewa, Sidharto Reza Suryodipuro
Dubes RI untuk Qatar, Syahda Guruh Langkah Samudera
Dubes RI untuk Brasil, Andhika Chrisnayudhanto -

Warga Korsel Diamuk Wabah Lovebug ‘Kumbang Cinta’, Begini Penampakannya
Jakarta –
Warga Korea Selatan, khususnya di Seoul dan Incheon dibuat resah serangan serangga lovebug yang kembali melonjak dalam beberapa minggu terakhir. Wabah ini disebut makin parah akibat suhu panas yang dipicu perubahan iklim.
Puluhan petugas pemerintah bahkan dikerahkan ke Gunung Gyeyangsan, barat ibu kota, untuk menangani wabah yang disebut sangat parah oleh Kementerian Lingkungan Korea Selatan, Jumat (12/7/2025).
Video yang viral di media sosial menunjukkan jalur pendakian yang biasanya indah berubah jadi lautan lovebug. Para pendaki tampak berusaha menembus kawanan serangga hitam kecil seukuran kuku jempol yang beterbangan tak terkendali.
Apa Itu Lovebug?
Lovebug atau plecia longiforceps dikenal karena kebiasaannya kawin sambil terbang. Serangga ini umum ditemukan di wilayah subtropis seperti China bagian selatan, Taiwan, Kepulauan Ryukyu (Jepang), serta sebagian wilayah Amerika Tengah dan Amerika Serikat.
Di Korea Selatan, lovebug pertama kali muncul pada 2015 dan diyakini datang dari China selatan. Sejak 2022, lovebug mulai rutin muncul setiap Juni hingga Juli, terutama di wilayah pelabuhan sekitar Seoul.
Para ahli menyebut perubahan iklim dan peningkatan suhu mendorong penyebaran lovebug ke arah utara, termasuk ke Seoul dan Incheon.
“Kenaikan suhu di Seoul jauh lebih cepat dibanding wilayah lain di dunia,” ujar Direktur Kementerian Lingkungan Korea Selatan, Kim Tae-o. Ia menambahkan, efek pulau panas akibat bangunan kota membuat suhu makin ekstrem dan memperparah penyebaran.
INCHEON, SOUTH KOREA – JULY 3: Mating lovebugs cover the side of a rock at the top of Gyeyangsan, a mountain in Incheon, South Korea on Thursday, July 3, 2025.(Photo by Jintak Han/The Washington Post via Getty Images) Foto: The Washington Post via Getty Im/The Washington Post
Secara medis, lovebug tidak menggigit atau menyebarkan penyakit. Tapi, keberadaannya dianggap sangat mengganggu. Warga mengeluh karena serangga ini sering menempel di kaca mobil, dinding rumah, restoran, hingga gerbong kereta bawah tanah.
Pemerintah menyarankan warga mengusir kawanan lovebug dengan semprotan air atau perangkap lengket, bukan pestisida kimia.
Saat ini, populasi lovebug sedang berkembang pesat di barat laut Korea Selatan. Namun, potensi penyebaran ke daerah lain masih belum bisa dipastikan.
“Jumlah lovebug meningkat tajam akhir pekan kemarin di Gunung Gyeyang,” ujar Wang Hyeon-jeong, pejabat distrik setempat.
Daerah beriklim hangat dan lembap menjadi tempat ideal bagi serangga ini berkembang biak.
(naf/naf)
/data/photo/2025/07/05/68691c9820baa.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4112582/original/052254900_1659586355-IMG-20220804-WA0001.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)