Negara: Amerika Serikat

  • Mungkin Begini Neanderthal dan Denisova Jika Hidup di Zaman Sekarang

    Mungkin Begini Neanderthal dan Denisova Jika Hidup di Zaman Sekarang

    Jakarta

    Selama 40 ribu tahun terakhir, Homo sapiens menjadi satu-satunya spesies manusia yang berjalan di Bumi. Nenek moyang kita punah ribuan tahun lalu, tidak meninggalkan apa pun kecuali fosil, beberapa artefak yang tersebar, dan jejak yang masih tertinggal dalam DNA kita. Namun bagaimana jika mereka tidak punah dan hidup di zaman sekarang?

    Menggunakan AI ChatGPT, Mail Online mencoba menerjemahkan wujud Neanderthal dan Denisova berdasarkan penjelasan ciri-cirinya menurut para ahli.

    Dr. April Nowell, seorang arkeolog paleolitik dari Victoria University menyebutkan, Neanderthal dan Denisova merupakan kerabat manusia purba terdekat kita. Manusia Neanderthal muncul sekitar 400.000 tahun lalu, saat mereka merupakan cabang dari nenek moyang kita. Sementara itu, Denisova adalah spesies manusia purba yang jauh lebih sulit dipahami yang terpisah dari garis evolusi Neanderthal sekitar 430 ribu tahun yang lalu.

    Jika mereka tetap sebagai spesies terpisah dan tidak punah, Neanderthal dan Denisova mungkin akan terlihat sama seperti di masa lalu.

    Wujud Neanderthal

    “Dari catatan fosil yang melimpah, kita tahu bahwa Neanderthal sedikit lebih pendek dari kita secara rata-rata, dengan kaki yang lebih pendek dan pinggul yang lebih lebar. Neanderthal sangat berotot dan kekar, dengan tubuh besar dan kepala yang lebih besar lagi,” papar Nowell, dikutip dari Mail Online.

    Tengkoraknya menunjukkan bahwa mereka memiliki ruang untuk otak yang lebih besar daripada manusia modern dan dibedakan dengan tonjolan alis yang besar dan dahi yang kecil. Meskipun demikian, para ahli mengatakan mereka masih dapat dikenali dengan jelas sebagai sesama manusia.

    “Kami tidak mengetahui adanya ciri fisiologis yang membuat Neanderthal berbeda, yaitu ciri-ciri yang tidak tumpang tindih. Hampir setiap ciri fisik pada Neanderthal memiliki variasi yang sama dengan ciri fisik kita saat ini, setidaknya sampai batas tertentu,” kata Profesor John Hawks, seorang antropolog dari Wisconsin-Madison University.

    Artinya, mereka tidak akan terlihat seperti manusia gua yang besar dan lamban, tetapi seperti variasi manusia yang sedikit berbeda.

    Foto: ChatGPT via Mail OnlineWujud Denisova

    Sementara itu, Denisova sedikit lebih misterius. Baru pada bulan ini para ilmuwan mengidentifikasi tengkorak Denisova yang pertama, dan selain itu, hanya ada sedikit fragmen tulang yang dapat dijadikan dasar perkiraan wujudnya.

    Berdasarkan tengkorak yang baru diidentifikasi, para ahli meyakini bahwa Denisova memiliki wajah lebar dengan pipi tebal dan datar, mulut lebar, dan hidung besar.

    Tulang-tulang ini juga menunjukkan bahwa Denisova merupakan manusia yang luar biasa besar dan berotot, jauh lebih kuat daripada Homo sapiens yang lebih ramping.

    Tidak terlalu berbeda

    Akan tetapi, para ahli mengatakan bahwa Homo sapiens, Denisova, dan Neanderthal mungkin tidak terlalu berbeda dalam jangka waktu lama.

    Spesies manusia ini banyak melakukan perkawinan silang selama periode yang tumpang tindih, dan banyak manusia modern membawa setidaknya beberapa DNA Neanderthal dan Denisova. Jika spesies ini tidak punah, mereka mungkin terus kawin silang dan mencampurkan gen kita.

    “Dalam satu hal, mereka tidak pernah punah. Kita menyatu. Mungkin jumlah DNA Neanderthal dan Denisova yang relatif rendah pada manusia masa kini mencerminkan fakta bahwa manusia modern (Homo sapiens) lebih banyak jumlahnya,” kata Dr Hugo Zeberg, seorang pakar aliran gen dari Neanderthal dan Denisova ke manusia modern dari Karolinska Institutet di Swedia.

    “Tetapi dengan lebih banyak peluang pertemuan, kita mungkin memiliki lebih banyak DNA kuno yang ada dalam kumpulan gen manusia modern,” jelasnya.

    Peneliti masih mempelajari bagaimana gen purba memengaruhi manusia modern, jadi sulit mengatakan efek apa yang mungkin ditimbulkan oleh pencampuran ini.

    Namun Dr. Zeberg menunjukkan bahwa gen Denisova bertanggung jawab atas adaptasi dataran tinggi bagi orang Tibet dan beberapa pengaruh bentuk bibir pada populasi Amerika Latin.

    Demikian pula, hibrida Neanderthal dan Homo Sapiens kemungkinan besar memiliki campuran ciri-ciri kedua spesies seperti kepala yang lebih besar, anggota tubuh yang lebih panjang, dan pinggul yang lebih sempit.

    Seiring berjalannya waktu, sejumlah ilmuwan meyakini Denisova, Neanderthal, dan Homo Sapiens mungkin telah bergabung menjadi satu spesies manusia dengan campuran semua ciri.

    “Saya pikir mustahil bagi Denisova dan Neanderthal untuk mempertahankan isolasi genetik yang cukup untuk tetap menjadi populasi yang terpisah,” kata Dr Bence Viola, seorang paleoantropolog di Toronto University.

    “Kita tahu bahwa mereka kawin silang dengan manusia modern setiap kali mereka bersentuhan, jadi semakin banyak kontak yang terjadi, semakin banyak pula percampuran yang terjadi. Jadi, di kemudian hari mereka menjadi bagian dari kita,” jelasnya.

    Foto: ChatGPT via Mail OnlineJika Mereka Tidak Punah

    Jika Neanderthal dan Denisova tidak punah ribuan tahun lalu, dunia mungkin akan sangat berbeda. Dari bukti yang kita miliki mengenai spesies purba ini, kita tahu bahwa mereka hidup dalam komunitas yang jauh lebih kecil dan memiliki dampak yang jauh lebih terbatas terhadap daratan.

    Faktanya, Dr. Zeberg menunjukkan bahwa manusia modern tampaknya unik dalam cara kita memodifikasi dunia di sekitar kita melalui pertanian dan kota-kota besar.

    Salah satu konsekuensi anehnya adalah bahwa dunia tempat Homo sapiens tidak dominan mungkin berarti dunia yang tidak ada hewan peliharaan.

    Pasalnya, tidak ada bukti bahwa Neanderthal dan Denisova berusaha memelihara hubungan dengan hewan melalui domestikasi. Itu berarti, di dunia yang sekarang mungkin tidak akan kucing, anjing, kuda, atau bahkan spesies pertanian modern seperti sapi dan domba.

    Namun, karena lebih banyak gen anti-sosial yang dimilikinya, manusia mungkin juga bakal terhindar dari beberapa kecenderungannya yang lebih merusak.

    “Jika Neanderthal adalah yang bertahan hidup, kita mungkin tidak akan mengalami masalah seperti yang kita alami dengan perubahan iklim, karena kecenderungan mereka untuk lebih terisolasi dalam kelompok masing-masing mungkin telah membatasi bagaimana teknologi menyebar dan digunakan, dan seberapa besar lingkungan dieksploitasi,” kata Dr. Zeberg.

    (rns/fay)

  • Prabowo Temui Presiden Brasil Lula Hari Ini, Bahas Perdagangan-Investasi

    Prabowo Temui Presiden Brasil Lula Hari Ini, Bahas Perdagangan-Investasi

    Jakarta

    Presiden Prabowo Subianto dijadwalkan bertemu Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva hari ini di Istana Kepresidenan Brasil, Brasilia. Pertemuan bilateral ini menjadi salah satu agenda penting kunjungan kenegaraan Prabowo ke Brasil sejak 6 Juli lalu untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS 2025 di Rio de Janeiro.

    Prabowo bertolak ke Brasilia pada Senin (7/7/2025) sore waktu setempat. Dalam keterangan resmi Biro Pers, Media, dan Informasi (BPMI) Sekretariat Presiden, pertemuan ini diharapkan menjadi momentum penting bagi Indonesia untuk memperkuat kemitraan strategis dengan Brasil sekaligus menjajaki potensi kerja sama konkret di berbagai bidang.

    Kunjungan ini juga disebut sebagai bukti keseriusan diplomasi Presiden Prabowo untuk memperluas jaringan kerja sama Indonesia dengan negara-negara global south, khususnya kawasan Amerika Latin yang punya potensi besar.

    “Pertemuan ini menjadi momentum penting bagi Indonesia untuk memperkuat kemitraan strategis di antara kedua negara serta memperluas dan menjajaki potensi kerja sama konkret antara Indonesia dan Brasil di berbagai bidang,” tulis BPMI dalam keterangannya, dikutip Rabu (9/7/2025).

    Indonesia dan Brasil sendiri telah menjalin hubungan diplomatik lebih dari 70 tahun dan menjadi mitra dagang utama Indonesia di kawasan Amerika Latin. Selama ini, kedua negara telah menandatangani berbagai kesepakatan di bidang pertahanan, energi, hingga pertanian. Kunjungan ini diharapkan memperkuat kesepahaman dalam hubungan perdagangan, investasi, dan kemitraan strategis di masa mendatang.

    Tonton juga “Prabowo-Pangeran MBS Sepakat Bentuk Dewan Koordinasi Tertinggi” di sini:

    (hal/rrd)

  • Indonesia tempati posisi ketiga pada SGIE Report 2024/2025

    Indonesia tempati posisi ketiga pada SGIE Report 2024/2025

    Partner DinarStandard Reem El Shafaki saat memberikan dokumen The State Global Islamic Economy Indicator (SGIE) 2024/2025 kepada Menteri PPN/Bappenas) Rachmat Pambudy dalam agenda Global Launch The SGIE Report 2024/2025 di Jakarta, Selasa (8/7/2025). ANTARA/M. Baqir Idrus Alatas (Muhammad Baqir Idrus Alatas)

    Indonesia tempati posisi ketiga pada SGIE Report 2024/2025
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Rabu, 09 Juli 2025 – 00:09 WIB

    Elshinta.com – Indonesia menempati posisi ketiga pada The State Global Islamic Economy Indicator (SGIE) 2024/2025.

    “Saya ingin mengucapkan selamat kepada Indonesia karena berhasil mempertahankan posisi ketiga,” kata Partner DinarStandard Reem El Shafaki dalam agenda Global Launch The SGIE Report 2024/2025 di Jakarta, Selasa (8/7).

    SGIE 2024/2025 menyoroti tujuh sektor utama ekonomi dan keuangan syariah global, mulai dari makanan halal, keuangan syariah, pariwisata ramah muslim, fesyen muslim, kosmetik halal, farmasi, hingga media dan rekreasi.

    Sejak pertama kali indikator tersebut diluncurkan pada 2014-15, Indonesia berada di peringkat 10 dan 11 hingga tahun 2019-20.

    Memasuki tahun 2019-20, posisi Tanah Air meningkat ke nomor lima, lalu menempati peringkat empat selama 2020-21 dan 2021-2022. Adapun selama 2023-24 dan 2024-25, posisi Indonesia beranjak ke peringkat tiga.

    “Ini adalah sebuah prestasi, dan bukan hanya itu. Indonesia telah menempati posisi pertama dalam indikator busana muslim, peringkat kedua dalam wisata ramah muslim, dan peringkat kedua dalam farmasi dan kosmetik,” ujar Reem.

    Lebih lanjut, Indonesia berada di peringkat keempat pada indikator makanan halal, keuangan Islam posisi enam, serta media dan rekreasi posisi ketujuh.

    Terkait indikator investasi, Indonesia memimpin semua negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) lainnya dalam sejumlah kesepakatan investasi.

    Selama tahun 2023, Indonesia menyelesaikan 40 transaksi senilai 1,6 miliar dolar Amerika Serikat (AS) yang menjadikan negara ini sebagai pusat investasi ekonomi halal terkemuka. Investasi besar di sektor ekonomi Islam oleh pemerintah Indonesia meningkatkan produksi makanan halal lokal, mengurangi ketergantungan impor, dan memperkuat rantai pasokan.

    “Jadi ini benar-benar sebuah prestasi, dan saya mengucapkan selamat kepada kalian (pemerintah Indonesia) atas semua upaya yang dilakukan oleh lembaga pemerintah, kebijakan pemerintah, ekosistem yang kuat, ekosistem startup yang kuat, dan ini terlihat dari hasilnya,” ungkap dia.

    Menurut Wakil Presiden ke-13 RI Ma’ruf Amin, progres signifikan dari posisi ke-10 ke peringkat tiga memberikan optimis pada Indonesia yang mampu menempati urutan teratas dalam beberapa tahun mendatang, yakni pada 2028 atau 2029.

    “Saya kira bukan sesuatu yang sulit,” ucap Ma’ruf.

    Sumber : Antara

  • Trump: Tarif Baru Tetap Berlaku 1 Agustus, Tak Ada Perpanjangan!

    Trump: Tarif Baru Tetap Berlaku 1 Agustus, Tak Ada Perpanjangan!

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Donald Trump menegaskan tidak akan melakukan perpanjangan waktu lagi untuk memberlakukan tarif impor untuk barang-barang yang masuk ke Amerika Serikat (AS). Kebijakan ini dipastikan akan tetap berlaku per 1 Agustus 2025.

    Keputusan tersebut disampaikan Trump meskipun saat ini masih berlanjut proses negosiasi oleh sejumlah negara mitra dagang yang sudah ditetapkan pengenaan tarifnya, termasuk Indonesia. 

    Dikutip dari Bloomberg, Rabu (9/7/2025) Trump mengatakan dia tidak akan menawarkan penundaan tambahan pada tarif khusus negara, meskipun malam sebelumnya dia masih membuka peluang diskusi hingga tenggat waktu 1 Agustus. 

    “Tarif akan mulai dibayarkan pada 1 Agustus 2025. Tidak ada perubahan pada tanggal ini, dan tidak akan ada perubahan,” tulis Trump di platform Truth Social-nya pada Selasa (8/7/2025).

    Dia meramalkan pembaruan status perdagangan setidaknya tujuh negara yang akan dirilis Rabu pagi, waktu Washington, dengan lebih banyak lagi yang akan datang pada sore hari.

    Sebelumnya, Trump telah memberikan surat keputusan pengenaan tarif ke-14 negara. Adapun, Indonesia tetap diberlakukan tarif Trump sebesar 32% untuk seluruh produk yang masuk ke AS.

    Beberapa negara lainnya yaitu, Thailand dikenakan tarif 36% dan berlaku per Agustus mendatang, kemudian tarif untuk Kamboja 36%, Bangladesh 35%, Myanmar 40%, Laos 40%. 

    Sementara itu, Malaysia, Korea Selatan, Jepang dikenakan tarif Trump sebesar 25%. Kemudian, Kazakhstan dikenakan tarif 30%. Di luar Asia, Trump juga menetapkan Bosnia dengan pungutan 30% dan Serbia menghadapi tarif 35%.

    Hingga saat ini, hanya Inggris dan Vietnam yang berhasil mencapai kesepakatan dagang dengan AS. Trump menurunkan tarif terhadap Vietnam dari yang semula 46% menjadi 20%.

    “Dengan kata lain, semua uang akan jatuh tempo dan dibayarkan mulai 1 Agustus 2025 – Tidak ada perpanjangan yang akan diberikan,” tegas Trump. 

    Tarif Produk Tembaga & Farmasi

    Di sisi lain, Trump juga mengumumkan akan mengenakan tarif 50% pada produk tembaga yang dikirim ke AS. Selain itu, perusahaan obat berpotensi menghadapi tarif 200% atas impor jika mereka tidak memindahkan produksi ke AS pada tahun depan.

    Trump juga mengatakan bahwa dia masih merencanakan tarif pada industri tertentu, termasuk obat-obatan, semikonduktor, dan logam.

    “Saya percaya tarif tembaga kita akan membuatnya menjadi 50%,” kata Trump ketika ditanya oleh seorang reporter berapa tarif pada produk-produk itu.

    Trump mengatakan dia berharap untuk menawarkan produsen farmasi beberapa waktu untuk membawa produksi mereka ke AS sebelum mengenakan tarif sebesar 200% pada produk mereka.

    “Kami akan memberi orang-orang sekitar satu tahun, satu setengah tahun, untuk masuk. Dan setelah itu mereka akan dikenakan tarif jika mereka harus membawa obat-obatan ke dalam negeri, obat-obatan dan hal-hal lainnya, ke dalam negeri. Mereka akan ditarifkan pada tarif yang sangat, sangat tinggi, seperti 200%. Kami akan memberi mereka jangka waktu tertentu untuk bertindak bersama,” tuturnya. 

  • Sabih Khan Ditunjuk Jadi COO Apple Gantikan Jeff Williams

    Sabih Khan Ditunjuk Jadi COO Apple Gantikan Jeff Williams

    Bisnis.com, JAKARTA— Apple, perusahaan teknologi asal Amerika Serikat (AS),  menunjuk Sabih Khan sebagai Chief Operating Officer (COO) atau Direktur Operasional perusahaan yang baru.

    Dia menggantikan Jeff Williams yang sebelumnya mundur dari jabatannya. 

    Melansir laman Reuters, pada Rabu (9/7/2025) Khan telah bekerja di Apple selama 30 tahun. Dia sebelumnya menjabat sebagai wakil presiden senior operasi. 

    “Khan akan mengambil peran barunya pads akhir bulan ini,” tulis Apple dalam sebuah pernyataan. 

    Sebelum bergabung dengan grup pengadaan Apple pada 1995, Khan bekerja sebagai insinyur pengembangan aplikasi dan pemimpin teknis akun utama di GE Plastics.

    Sementara itu Williams akan mengundurkan diri dari jabatannya akhir bulan ini, sebagaimana diumumkan oleh Apple tersebut pada Selasa, 8 Juni 2025 waktu setempat. 

    Williams dikabarkan memutuskan untuk mengundurkan diri agar dapat pensiun. Dia ingin menghabiskan lebih banyak waktu dengan teman dan keluarga, termasuk lima cucunya. 

    Williams akan terus melapor kepada CEO Apple Tim Cook serta mengawasi tim desain perusahaan dan Apple Watch. Setelah Williams pensiun, tim desain Apple akan beralih untuk melapor langsung kepada Cook. 

    Setelah bekerja di Apple selama hampir tiga dekade, Williams telah memainkan peran penting dalam memperkenalkan program iPod dan iPhone, memimpin pengembangan Apple Watch, dan mengawasi tim desain, di antara kontribusi lainnya.

    Dalam perkembangan lain, Komisioner perlindungan data Jerman meminta Apple dan Google agar menghapus aplikasi milik startup AI asal China, DeepSeek, dari toko aplikasi mereka di negara tersebut.

    Mengutip Reuters, permintaan dilatarbelakangi kekhawatiran terkait dengan perlindungan data, menyusul tindakan serupa di beberapa negara lain. 

    Dalam pernyataannya, Komisioner Perlindungan Data Negeri Bavarian Meike Kamp menjelaskan permintaan ini dibuat karena DeepSeek secara ilegal mentransfer data pribadi pengguna ke China.

    Menurutnya, dua raksasa teknologi asal Amerika Serikat (AS) itu kini harus meninjau permintaan tersebut secara cepat dan memutuskan apakah akan memblokir aplikasi tersebut di Jerman, meskipun pihaknya belum menetapkan batas waktu tertentu. 

    Dalam hal ini, pihak Google mengatakan telah menerima pemberitahuan tersebut dan sedang meninjaunya. Sementara itu, DeepSeek tidak menanggapi permintaan komentar yang diajukan Reuters. Apple juga belum memberikan tanggapan.

    Mengacu kepada kebijakan privasi yang dimiliki, DeepSeek menyimpan berbagai data pribadi — seperti permintaan ke program AI-nya atau berkas yang diunggah — di komputer yang berada di China. 

    “DeepSeek belum mampu memberikan bukti yang meyakinkan kepada lembaga saya bahwa data pengguna asal Jerman terlindungi di Tiongkok pada tingkat yang setara dengan Uni Eropa,” kata Kamp, dikutip Bisnis pada Minggu (29/6/2025). 

  • Pagi Ini Dolar AS Menguat ke Level 16.149

    Pagi Ini Dolar AS Menguat ke Level 16.149

    Jakarta

    Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) menguat terhadap rupiah pada pembukaan perdagangan hari ini. Mata uang Paman Sam berada pada level Rp 16.200-an.

    Dikutip dari data Bloomberg, Senin (9/7/2025), sekitar pukul 09.21 WIB, nilai tukar dolar AS naik 43,50 poin atau 0,27% dari penutupan perdagangan sebelumnya. Dolar AS bertengger pada level Rp 16.249.

    Selanjutnya, pergerakan dolar AS terhadap sejumlah mata uang Asia lainnya juga cenderung menguat. Dolar AS terpantau menguat 0,40% terhadap won Korea Selatan. Begitu juga, terhadap peso Filipina, dolar AS menguat sebesar 0,40%. Dolar AS juga menguat pada dolar baru Taiwan 0,15%.

    Nilai tukar dolar AS juga menguat terhadap ringgit Malaysia 0,31%. Sementara itu, terhadap mata uang yen Jepang naik 0,21%. Lalu terhadap dolar Hong Kong menguat 0,01%.

    Nilai dolar AS melemah terhadap rupee India 0,19%. Dolar AS menguat terhadap baht Thailand 0,06%, serta terhadap mata uang yuan China menguat 0,02%.

    Tonton juga “Industri Otomotif Jepang Rugi Jutaan Dolar AS Per Jam Gegara Tarif Trump” di sini:

    (kil/kil)

  • Dua Pesawat Militer AS Mendarat di Bandara Komodo, TNI AU Pastikan Pengamanan Sesuai Prosedur – Page 3

    Dua Pesawat Militer AS Mendarat di Bandara Komodo, TNI AU Pastikan Pengamanan Sesuai Prosedur – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Dua pesawat militer asing milik Angkatan Laut Amerika Serikat jenis CMV-22 Osprey mendarat di Bandara Internasional Komodo, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, pada Minggu (6/7/2025) sore. Kehadiran dua pesawat tempur canggih itu sempat menghebohkan warga dan viral di media sosial.

    Namun, Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) menegaskan bahwa seluruh rangkaian aktivitas penerbangan tersebut berjalan aman, lancar, dan sesuai dengan prosedur pengamanan militer internasional yang berlaku.

    “Pengamanan berjalan aman dan lancar. Semua sesuai prosedur,” ujar Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Mayjen TNI Kristomei Sianturi, dalam keterangan resminya, Rabu (9/7/2025).

    Pesawat pertama yang diamankan adalah CMV-22 Osprey dengan nomor registrasi 169456, membawa 8 kru tanpa penumpang. Sementara pesawat kedua, juga tipe Osprey, dengan nomor registrasi 169450, mengangkut 7 kru.

    Kedua pesawat tersebut menempuh rute Denpasar – Labuan Bajo – Darwin (Australia) dan hanya melakukan technical landing for refuel (pengisian bahan bakar) sebagai bagian dari misi PACOM transit dari Filipina menuju Australia.

    “Pesawat tiba pukul 17.51 WITA dan kembali lepas landas pukul 19.25 WITA. Seluruh kegiatan berlangsung hingga pukul 19.27 WITA tanpa kendala berarti,” jelas Kristomei.

    Mayjen Kristomei menegaskan bahwa pengamanan terhadap penerbangan militer asing di wilayah Indonesia adalah bagian dari tugas pokok TNI sebagaimana diatur dalam UU No. 34 Tahun 2004 tentang TNI, yang diperbarui dalam UU No. 3 Tahun 2025.

    “TNI bertugas menegakkan kedaulatan negara dan menjaga keutuhan wilayah NKRI. Karena itu, semua aktivitas militer asing yang melintas atau singgah di wilayah kita harus sesuai ketentuan,” tegasnya.

    TNI juga memastikan koordinasi lintas instansi dilakukan untuk menjamin aspek keamanan, keselamatan penerbangan, dan ketertiban wilayah udara nasional.

  • Tarif Trump jadi Fokus Pertemuan Para Menlu Asean di Malaysia

    Tarif Trump jadi Fokus Pertemuan Para Menlu Asean di Malaysia

    Bisnis.com, JAKARTA — Para menteri luar negeri Asia Tenggara atau Asean dijadwalkan bertemu di Malaysia pada Rabu (9/7/2025) waktu setempat di tengah meningkatnya ketidakpastian akibat kebijakan tarif perdagangan Amerika Serikat (AS) serta memanasnya sengketa wilayah antara Thailand dan Kamboja. 

    Melansir Reuters, pertemuan di Malaysia yang diikuti oleh 10 negara anggota Asean itu akan dilanjutkan dengan serangkaian pertemuan pada Kamis dan Jumat bersama mitra dagang utama, termasuk Amerika Serikat, China, Jepang, Rusia, India, dan Uni Eropa.

    Menteri Luar Negeri China Wang Yi dan Menlu Rusia Sergei Lavrov dijadwalkan hadir dalam rangkaian pertemuan di Kuala Lumpur. Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio juga dipastikan datang dalam kunjungan perdananya ke Asia, dengan misi meredakan ketegangan dengan sekutu dan mitra yang terusik oleh kebijakan tarif Presiden Donald Trump.

    Trump pada Senin (7/7/2025) mengumumkan tarif impor baru yang cukup besar, yakni antara 25% hingga 40% terhadap enam negara Asia Tenggara, meski sejumlah negara sebelumnya telah berupaya memberikan konsesi luas demi menegosiasikan penurunan tarif.

    Sebagai kawasan yang mengandalkan ekspor, Asean merupakan ekonomi terbesar kelima di dunia. Beberapa negara anggota bahkan menjadi penerima manfaat dari pergeseran rantai pasok global yang menjauh dari China. 

    Adapun, hingga kini, baru Vietnam yang berhasil mencapai kesepakatan dengan AS untuk menurunkan tarif dari 46% menjadi 20%.

    Indonesia, Thailand, dan Malaysia menyatakan akan mendorong pembicaraan lanjutan sebelum tarif diberlakukan pada 1 Agustus 2025.

    Tarif Dinilai Kontraproduktif

    Dalam draf rancangan komunike bersama yang dikutip dari Reuters, para menlu Asean akan menyampaikan keprihatinan atas meningkatnya ketegangan perdagangan global dan ketidakpastian yang berkembang dalam lanskap ekonomi internasional, khususnya tindakan sepihak terkait tarif.

    Rancangan bertanggal 7 Juli itu disusun sebelum pengumuman tarif terbaru dan tidak secara eksplisit menyebut Amerika Serikat. Bahasa yang digunakan pun serupa dengan pernyataan para pemimpin Asean pada Mei lalu, yang menilai kebijakan tarif bersifat kontraproduktif dan berisiko memperburuk fragmentasi ekonomi global.

    Pada April lalu, Asean menegaskan tidak akan mengambil langkah balasan atas kebijakan tarif dan para pemimpinnya berkomitmen bahwa setiap kesepakatan bilateral yang dicapai dengan Washington tidak akan merugikan sesama anggota Asean.

    Ekonom senior Asean dari OCBC Lavanya Ventakeswaran mengatakan negara-negara seperti Vietnam juga menghadapi ketidakpastian tambahan terkait kebijakan tarif yang menargetkan aktivitas transshipment, yaitu pengiriman barang asal China yang dialihkan melalui negara ketiga. 

    Namun, dia menilai masih banyak tanda tanya terkait implementasi dan pengawasan kebijakan ini. “Intinya, ke depan situasinya akan semakin kompleks,” kata Ventakeswaran.

  • Trump Mau Pasang Tarif Impor Tembaga 50% dan Farmasi 200%

    Trump Mau Pasang Tarif Impor Tembaga 50% dan Farmasi 200%

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump belum juga berhenti mengeluarkan kebijakan kontroversi. Terbaru, Trump berencana mengenakan tarif untuk impor tembaga sebesar 50% dan produk farmasi hingga 200%.

    “Hari ini, kami akan mengenakan tarif untuk tembaga. Saya yakin tarif untuk tembaga akan kami kenakan hingga 50%. Juga akan segera mengumumkan tarif yang sangat-sangat tinggi, seperti 200% pada impor farmasi,” kata dia dikutip dari CNBC, Rabu (9/7/2025).

    Trump menyebut masih banyak waktu perusahaan farmasi dunia membangun pabrik di AS untuk menghindari tarif tersebut. Namun, Trump belum mengatakan secara spesifik kapan tarif tersebut akan berlaku.

    Harga tembaga melonjak ke rekor tertinggi setelah pengumuman mendadak Trump dan mengakhiri perdagangan dengan kenaikan 13,12%, yang tertinggi sejak 1989. Sementara itu, saham perusahaan tambang tembaga Freeport-McMoRan naik 5% karena investor mengharapkan produsen dalam negeri mendapat keuntungan dari tarif tersebut.

    Tembaga adalah logam ketiga yang paling banyak dikonsumsi, setelah besi dan aluminium. Menurut data dari Survei Geologi AS, Negeri Paman Sam itu mengimpor hampir setengah dari tembaga yang digunakannya.

    Sebagai informasi, pengumuman perdagangan baru atas tembaga dan farmasi terpisah dari tarif balasan yang diumumkan Trump kepada belasan pemimpin negara.

    (ada/ara)

  • Indonesia Kena Tarif 32%, Lebih Tinggi Dibandingkan Malaysia hingga Vietnam

    Indonesia Kena Tarif 32%, Lebih Tinggi Dibandingkan Malaysia hingga Vietnam

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump resmi menetapkan tarif impor baru terhadap 14 negara, termasuk Indonesia.

    Dari kawasan Asia Tenggara, Indonesia tercatat sebagai salah satu negara dengan tarif tertinggi, yakni 32%, lebih tinggi dibandingkan Malaysia (25%) dan Vietnam (20%).

    Kebijakan tarif baru ini diumumkan langsung oleh Trump melalui akun TruthSocial pada Selasa (8/7/2025). Tarif akan mulai berlaku efektif pada 1 Agustus 2025.

    Dalam surat resminya, Trump menyatakan bahwa kebijakan ini bertujuan menciptakan perdagangan yang adil dan seimbang bagi Amerika Serikat.

    “Meskipun demikian, kami telah memutuskan untuk bergerak maju bersama Anda, tetapi hanya dengan perdagangan yang lebih seimbang, dan adil,” tulis Trump dalam pernyataannya.

    Jika dibandingkan dengan sesama anggota Asean, tarif untuk Indonesia terbilang cukup besar. Tarif yang diterapkan kepada Indonesia lebih besar dibandingkan tarif untuk Malaysia yang sebesar 25% dan Vietnam yang hanya 20%.

    Myanmar dan Laos dikenakan tarif lebih tinggi dari Indonesia, masing-masing 40%. Sementara itu, tarif untuk Thailand dan Kamboja masing-masing sebesar 36%.

    Sebagian besar negara mendapat sedikit penurunan tarif dibandingkan dengan bea yang diumumkan pada awal April lalu. Secara terperinci, tarif impor Laos turun dari 48% menjadi 40%; Myanmar dari 44% menjadi 40%; Kamboja dari 49% menjadi 40%;

    Sementara itu, tarif impor untuk Vietnam mendapat pemangkasan tajam dari 46% menjadi 20% usai mencapai kesepakatan dagang dengan AS. Di sisi lain, tarif untuk Malaysia naik dari sebelumnya 24%.

    Berbeda dengan Vietnam dan Inggris yang berhasil mencapai kesepakatan dagang dengan AS, Indonesia belum menunjukkan progres serupa. Hal ini turut mempengaruhi kebijakan tarif AS terhadap produk Indonesia.

    Trump mengingatkan bahwa tarif ini bisa saja meningkat bila negara-negara tersebut memberlakukan tarif tambahan terhadap barang dari AS.

    “AS akan menambahkan besaran kenaikan tersebut di atas tarif dasar 25%,” tegasnya.

    Adapun, Trump menegaskan penerapan tarif ini bertujuan untuk meningkatkan hubungan perdagangan yang adil antara negara mitra dagang dengan Amerika Serikat. 

    Dia menerangkan bahwa surat yang dikirimkan AS ini tetap mencerminkan kekuatan dan komitmen hubungan perdagangan AS terhadap negara-negara tersebut.

    AS juga setuju untuk terus bekerja sama dengan mitra dagang, meskipun memiliki defisit perdagangan yang signifikan dengan berbagai negara. 

    “Meskipun demikian, kami telah memutuskan untuk bergerak maju bersama Anda, tetapi hanya dengan perdagangan yang lebih seimbang, dan adil,” terangnya. 

    Trump mengundang berbagai negara untuk tetap berpartisipasi dalam ekonomi Amerika Serikat, sebagai pasar utama dunia saat ini. Kendati demikian, tak dipungkiri, setelah bertahun-tahun untuk membahas hubungan dagang AS dengan Indonesia dinilai tak adil karena menyebabkan defisit mendalam. 

    Ancaman Tarif Tambahan

    Di tengah eskalasi tarif global ini, Trump juga mengalihkan sorotan ke negara-negara berkembang anggota BRICS yang sedang menggelar pertemuan puncak di Brasil. 

    Trump mengancam akan mengenakan tarif tambahan sebesar 10% terhadap negara BRICS yang dinilai menjalankan kebijakan “anti-Amerika”.

    “Tarif tambahan sebesar 10% akan dikenakan secara individual terhadap negara-negara yang mengambil langkah kebijakan yang berlawanan dengan kepentingan Amerika,” ungkap seorang sumber yang mengetahui kebijakan tersebut.

    Kelompok BRICS terdiri atas Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan, serta anggota baru seperti Indonesia, Mesir, Ethiopia, Iran, dan Uni Emirat Arab.

    Masih Diupayakan

    Wakil Menteri Sekretaris Negara (Wamensesneg) Bambang Eko Suhariyanto menuturkan, pemerintah masih mengkaji terkait dengan keputusan Trump untuk tetap menerapkan tarif 32% terhadap produk-produk yang mereka impor dari Indonesia. 

    Bambang menyebut pemerintah juga belum mengambil keputusan dalam menyikapi keputusan Presiden AS itu lantaran tim negosiator yang dipimpin Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, juga saat ini tengah dalam perjalanan ke Negeri Paman Sam itu. 

    “Harapannya tuntutan kita bisa dipenuhi. Di bawah 32%, cuma itu tim masih bekerja untuk itu,” ujarnya kepada wartawan saat ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (8/7/2025). 

    Saat ditanya mengenai apa yang menyebabkan negosiasi antara pemerintah Indonesia dan AS, Bambang mengaku yang paling mengetahui ihwal tersebut adalah tim negosiator yang dipimpin Menko Airlangga itu. 

    “Selama ini [yang mengetahui] itu timnya Pak Airlangga Hartarto,” ujar Purnawirawan TNI AU itu.