Negara: Amerika Serikat

  • Prabowo Ungkap Presiden Brasil Bakal Boyong Ratusan Pengusaha ke RI
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        10 Juli 2025

    Prabowo Ungkap Presiden Brasil Bakal Boyong Ratusan Pengusaha ke RI Nasional 10 Juli 2025

    Prabowo Ungkap Presiden Brasil Bakal Boyong Ratusan Pengusaha ke RI
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Presiden
    Prabowo Subianto
    mengungkapkan bahwa
    Presiden Brasil
    Luiz Inácio Lula da Silva bakal membawa ratusan pengusaha ke Indonesia.
    Kepala Negara pun mendukung rencana tersebut menysuul jadwal kunjungan Presiden Lula ke Indonesia pada Oktober 2025 mendatang.
    “Kami sangat menyambut rencana Anda untuk membawa beberapa ratus pengusaha Brasil bersama Anda dalam kunjungan Anda,” kata Prabowo dalam pernyataan bersama di Istana Kepresidenan Brasil, dikutip dari tayangan
    YouTube
    Sekretariat Presiden, Kamis (10/7/2025).
    Prabowo berharap kedatangan para pengusaha Brasil akan menghasilkan kerja sama yang nyata sesegera mungkin.
    Hal ini sejalan dengan kesepakatan kedua negara yang ingin meningkatkan kerja sama dalam perdagangan dan investasi.
    “Sehingga kita bisa mendapatkan kerja sama yang nyata sesegera mungkin,” ucapnya.
    Prabowo juga berharap dapat menyelesaikan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Mercosur (IM-CEPA), yang telah diluncurkan sejak akhir tahun 2021.
    Mercosur adalah blok perdagangan di Amerika Selatan yang beranggotakan Argentina, Brasil, Paraguay, dan Uruguay.
    Brasil menjadi salah satu mitra dagang terbesar Indonesia di Amerika Latin.
    Lebih lanjut, Prabowo mengungkapkan bahwa Indonesia ingin menjadi mitra strategis yang lebih kuat di berbagai sektor dengan Brasil, termasuk peternakan, pengembangan pertanian, industri makanan, penelitian bersama di bidang teknologi, ketahanan pangan, dan sovereign wealth fund.
    “Kami juga akan mempromosikan kerja sama yang kuat antara kedua negara kita melalui peran dana kekayaan kedaulatan kita, Danantara,” kata dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tanda Dunia Sekarat, Gunung Berapi Meletus Bergantian

    Tanda Dunia Sekarat, Gunung Berapi Meletus Bergantian

    Jakarta, CNBC Indoensia – Krisis iklim yang membuat gletser dan lapisan es mencair berdampak juga pada gunung berapi. Sebuah penelitian mengungkapkan bakal ada serangkaian letusan gunung berapi.

    Hilangnya es akibat “kiamat” pemanasan global, melepaskan tekanan di ruang magma. Pada akhirnya membuat letusan gunung berapi terjadi.

    Penelitian di Cile mengungkapkan adanya lonjakan vulkanisme di sebuah benua sesaat setelah zaman es terakhir berakhir. Nampaknya hal serupa juga bakal terjadi di masa depan.

    “Seiring mencairnya gletser karena perubahan iklim, temuan kami menunjukkan gunung api akan meletus lebih sering dan dahsyat,” karena pemimpin penelitian dari Universitas Wisconsin-Madison, Pablo Moreno-Yaeger, dikutip dari The Guardian, Rabu (9/7/2025).

    Dari hasil penelitian, dia menjelaskan menemukan gunung api meletus lebih banyak setelah gletser mencair. Selain itu juga mengubah komposisi saat magma melelehkan batuan keran saat letusan ditekan.

    Dengan begitu membuat batuan cair lebih kenyal dan eksplosif saat gunung api meletus.

    Proses ruang magma yang tertekan sudah terlihat di Islandia. Namun, diperkirakan juga bisa terjadi di tempat lain di Bumi.

    Salah satunya di Antartika Barat. Di sana terdapat sekitar 100 gunung berapi, saat es juga akan menghilang dalam beberapa dekade karena pemanasan global.

    “Studi kami menunjukkan fenomena tidak terbatas di Islandia, tempat peningkatan aktivitas vulkanik diamati, namun bisa terjadi di Antartika,” kata Moreno-Yaeger.

    “Wilayah benua lainnya seperti sebagian Amerika Utara, Selandia Baru dan Rusia juga perlu jadi perhatian,” dia menambahkan.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Jungkir Balik RI Lobi Tarif Impor AS, Berbuah Manis?

    Jungkir Balik RI Lobi Tarif Impor AS, Berbuah Manis?

    Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah negara saat ini sedang disibukkan dengan negosiasi dengan Amerika Serikat (AS) dengan tujuan diberikan tarif yang lebih rendah oleh Presiden Donald Trump. Indonesia pun menjadi salah satu negara yang terus mengupayakan lobi dagang dengan Negara Adidaya itu.

    Indonesia masih di bawah ancaman penerapan tarif resiprokal sebesar 32% yang diumumkan Trump pada April tahun ini. Trump memberi 90 hari waktu negosiasi untuk menurunkan tarif tersebut. Jika tidak ditemukan kesepakatan maka tarif tersebut akan berlaku pada 9 Juli 2025.

    Bahkan, terbaru Trump mengancam akan kenakan tarif tambahan sebesar 10% ke negara mana pun yang dianggap sejalan dengan kebijakan anti-Amerika yang diusung BRICS. Indonesia sendiri termasuk negara yang hadiri KTT BRICS di Brasil.

    Pada awal-awal masa negosiasi usai pengumuman ancaman tarif pada awal April 2025, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bersama Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono dan Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional Mari Elka telah bertemu dengan US Trade Representative (USTR) maupun US Secretary of Commerce untuk bernegosiasi soal tarif Trump.

    “Pembahasan ini guna mendiskusikan opsi yang ada terkait kerja sama bilateral antara Indonesia dan Amerika Serikat yang kita berharap bahwa situasi daripada perdagangan yang kita kembangkan bersifat adil dan imbang,” tutur Airlangga dalam konferensi pers secara daring, Jumat (18/4/2025).

    Adapun dalam pertemuan tersebut, belum ada kesepakatan akhir dan baru disepakati kerangka acuan negosiasi.

    Kedua pihak optimistis untuk menemukan titik temu dan jalan terbaik terkait negosiasi tarif yang saling menguntungkan bagi kedua negara. Indonesia telah menawarkan konsensi kepada AS, mulai dari peningkatan impor hingga kemudahan investasi dan bisnis.

    Tak hanya itu, pemerintah juga berencana untuk melakukan investasi di AS melalui Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau Danantara dalam rangka negosiasi tarif resiprokal.

    Airlangga menyampaikan bahwa upaya tersebut menjadi satu dari sederet tawaran yang diajukan pemerintah Indonesia. “[Perjanjian tersebut termasuk] terkait dengan rencana investasi, termasuk di dalamnya oleh BUMN dan Danantara,” tutur Airlangga dalam konferensi pers terkait perkembangan negosiasi tarif Trump di kantornya, Kamis (3/7/2025).

    Bahkan, usai mendampingi Presiden Prabowo Subianto di KTT BRICS yang dilaksanakan di Rio de Janeiro, Brasil pada Minggu (6/7/2025), Airlangga segera terbang ke AS untuk melanjutkan negosiasi tarif.

    Pengumuman Trump

    Namun, di tengah proses negosiasi intens yang sedang berjalan, Trump mengumumkan tetap mengenakan tarif impor sebesar 32% ke barang-barang asal Indonesia.

    Juru Bicara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Haryo Limanseto mengungkapkan bahwa pengumuman tarif tersebut sebenarnya di luar dugaan pemerintah, mengingat tenggat waktu perundingan baru akan jatuh pada 9 Juli 2025. Kendati demikian, Trump sudah mengumumkan tarif baru pada 7 Juli 2025 waktu AS.

    “Tentu kita juga surprise [terkejut] ya dengan keputusan ini, karena keluar lebih cepat sebelum tanggal 9. Tapi kami melihat pemerintah AS saat ini tampaknya mempertimbangkan secara global, bukan lagi per negara,” ujar Haryo dalam keterangan pers di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, Selasa (9/7/2025).

    Dia menuturkan bahwa notabenenya seluruh dokumen dan data yang diminta AS sebenarnya sudah disampaikan lengkap oleh Indonesia dalam proses negosiasi yang berjalan selama beberapa pekan terakhir.

    Hanya saja, pemerintah menyadari bahwa keputusan akhir ada di tangan Trump. Meski begitu, pemerintah menilai proses negosiasi belum berakhir. Haryo mengingatkan bahwa surat yang ditulis Trump ke Presiden Prabowo Subianto menyebut masih ada ruang pembicaraan lebih lanjut, setidaknya sampai tarif 32% berlaku pada 1 Agustus 2025.

    “Kesempatan masih terbuka. Kita kembali menyampaikan bahwa Indonesia saat ini sangat penting, sehingga perlu mendapatkan prioritas,” ungkapnya.

    Pemerintah pun masih berupaya keras melobi AS untuk menurunkan tarif resiprokal 32% yang sebelumnya diumumkan Presiden AS Donald Trump.

    Dia menegaskan bahwa angka 32% tersebut belum final karena masih ada ruang negosiasi yang terbuka, setidaknya sebelum berlaku pada 1 Agustus 2025 seperti yang diumumkan Trump.

    “Targetnya kita [setara dengan yang] rendah di Asean atau mungkin lebih rendah,” ujar Haryo.

    Adapun, tarif resiprokal 32% untuk Indonesia lebih rendah dari yang dikenai Trump atas Kamboja, Myanmar (40%), Laos (40%), Kamboja (36%), dan Thailand (36%). Hanya saja, tarif Indonesia itu lebih tinggi dari Malaysia (25%), Brunei Darussalam (24%), Vietnam (20%), Filipina (17%), dan Singapura (10%).

  • Studi: Pria Cenderung Gugat Cerai Jika Istrinya Sakit, Wanita Sebaliknya

    Studi: Pria Cenderung Gugat Cerai Jika Istrinya Sakit, Wanita Sebaliknya

    Jakarta

    Sebuah studi oleh peneliti Italia yang diterbitkan dalam Journal of Marriage and Family mempertimbangkan hubungan antara kesehatan dan tingkat perceraian pada orang dewasa yang lebih tua. Mereka menemukan pria cenderung menggugat cerai jika istrinya sakit.

    Studi ini menggunakan data selama 18 tahun, mulai dari tahun 2004 hingga 2022, dari 25.542 pasangan heteroseksual Eropa berusia 50 hingga 64 tahun.

    Hasilnya menunjukkan beberapa hal yang mengejutkan. Ketika istri jatuh sakit atau mengalami keterbatasan fisik, tingkat perceraian mulai meningkat.

    “Sebaliknya, risiko perceraian tidak berubah secara signifikan ketika pria mengalami kesehatan yang dinilai buruk atau keterbatasan aktivitas dibandingkan dengan pasangan yang kesehatannya baik,” kata penulis studi dikutip dari SCMP.

    Pola baru ‘perpecahan perak’

    Psikolog Amerika Mark Travers, dengan gelar dari Cornell University di New York State dan University of Colorado Boulder, di Amerika Serikat, berpendapat bahwa hasil studi ini sebagian besar disebabkan oleh peran gender yang telah terbentuk selama beberapa dekade.

    Dipengaruhi secara sosial sejak usia dini untuk menghargai keterampilan domestik, perempuan telah memikul beban tanggung jawab yang tidak adil di rumah, ujarnya.

    “Harapan mendalam bahwa seorang istri akan selalu memastikan rumah tangga berjalan lancar begitu mengakar, sehingga setiap penyimpangan dari peran ini dapat terasa seperti, atau dianggap sah, sebagai keretakan dalam ikatan pernikahan,” tulisnya di majalah Psychology Today.

    Ini bukanlah studi pertama yang menunjukkan bahwa pernikahan lebih mungkin berakhir ketika seorang istri sakit parah dibandingkan ketika seorang suami sakit. Dalam sebuah studi terhadap orang-orang yang telah menikah yang didiagnosis menderita tumor otak atau multiple sclerosis, pasangannya lebih mungkin “ditinggalkan” ketika istrinya yang sakit.

    Dalam kasus-kasus tersebut, 21 persen pernikahan berakhir. Ketika suami yang sakit parah, hanya 3 persen pasangan yang bercerai.

    Dalam banyak budaya, perempuan secara tradisional merupakan pengasuh utama dalam keluarga. Ketika seorang istri jatuh sakit, sang suami mungkin kesulitan beradaptasi dengan peran pengasuh, atau sang istri mungkin tidak puas dengan perawatan yang diterimanya. Hal ini dapat menyebabkan ketegangan dan ketidakpuasan dalam pernikahan.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Cerita Mona Ratuliu Bahas Perkembangan Mima Atasi Masalah Kesehatan Mental”
    [Gambas:Video 20detik]
    (kna/kna)

  • Hamas Setuju Bebaskan 10 Sandera di Tengah Upaya Gencatan Senjata

    Hamas Setuju Bebaskan 10 Sandera di Tengah Upaya Gencatan Senjata

    Jakarta

    Hamas mengatakan akan membebaskan 10 sandera sebagai bagian dari perundingan gencatan senjata Gaza. Langkah Hamas itu dilakukan setelah Israel menyampaikan prospek kesepakatan untuk menghentikan pertempuran di wilayah Palestina yang diperangi itu.

    Dilansir kantor berita AFP, Kamis (10/7/2025), pernyataan Hamas muncul setelah empat hari perundingan tidak langsung yang ditengahi oleh Qatar dan saat Amerika Serikat mengisyaratkan keyakinannya bahwa kesepakatan untuk gencatan senjata selama 60 hari akan dicapai sebelum akhir minggu.

    Utusan khusus AS Steve Witkoff mengatakan bagian dari kesepakatan itu adalah pengembalian 10 sandera hidup yang ditahan oleh militan sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 terhadap Israel, yang memicu perang.

    Dari 251 sandera yang ditangkap selama serangan terhadap komunitas perbatasan Israel di dekat Gaza, 49 masih ditahan di wilayah itu, termasuk 27 yang menurut militer Israel telah tewas.

    Dalam pernyataannya, Hamas mengatakan rintangan utama masih ada dalam perundingan, terutama aliran bantuan bebas ke Gaza, penarikan militer Israel dari wilayah tersebut dan “jaminan nyata” untuk perdamaian abadi.

    “Gerakan tersebut menunjukkan fleksibilitas yang diperlukan dan setuju untuk membebaskan 10 tahanan (sandera),” tambah kelompok militan itu.

    Lihat juga Video ‘Pilu, RS di Gaza Gelap Gulita-Alat ICU Nyaris Lumpuh’:

    (fca/fca)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Trump Umumkan Tarif Baru: Brasil Kena 50%, Irak-Libya 30%

    Trump Umumkan Tarif Baru: Brasil Kena 50%, Irak-Libya 30%

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali melayangkan gelombang baru surat pemberitahuan tarif pada Rabu (9/7/2025) waktu setempat, termasuk bea masuk sebesar 50% untuk Brasil, salah satu tarif tertinggi yang diumumkan sejauh ini dan dijadwalkan mulai berlaku pada Agustus.

    Dalam suratnya kepada Brasil yang dikutip dari Bloomberg pada Kamis (10/9/2025), Trump mengaitkan tarif tersebut dengan penanganan terhadap mantan Presiden Jair Bolsonaro, yang saat ini menghadapi dakwaan terkait dugaan upaya kudeta. 

    “Persidangan ini seharusnya tidak berlangsung. Ini adalah perburuan penyihir yang harus segera dihentikan!” tulis Trump dalam surat tersebut.

    Selain Brasil, Trump juga menetapkan tarif 30% terhadap produk impor dari Aljazair, Libya, Irak, dan Sri Lanka. Sementara itu, Brunei dan Moldova dikenakan tarif 25%, dan Filipina sebesar 20%. Tarif ini sebagian besar sesuai dengan pengumuman awal Trump pada April lalu, meskipun tarif Irak diturunkan dari 39% dan Sri Lanka dari 44%.

    Trump mulai mengirimkan surat pemberitahuan tarif sejak Senin (7/7/2025), menjelang tenggat waktu pekan ini bagi negara-negara mitra untuk menyelesaikan negosiasi dagang dengan pemerintah AS. 

    Dalam unggahan di media sosial, Trump menyatakan akan merilis setidaknya tujuh surat tarif pada Rabu pagi, dan tambahan tarif lainnya akan diumumkan pada sore hari.

    Brasil menjadi negara pertama yang menerima surat pemberitahuan tarif dari Trump meskipun sebelumnya tidak masuk dalam daftar mitra dagang yang diumumkan saat peluncuran tarif balasan pada April lalu.

    Surat kepada Brasil tersebut juga dinilai sebagai sinyal peringatan bagi blok negara berkembang BRICS, yang selama ini dipandang Trump sebagai ancaman terhadap dominasi dolar AS sebagai mata uang cadangan global.

    Brasil termasuk tidak biasa dalam daftar target tarif terbaru Trump, karena justru mencatat defisit perdagangan dengan AS, berbeda dengan mayoritas negara lain yang mencetak surplus besar terhadap Amerika. 

    Berdasarkan data Biro Sensus AS, sepanjang 2024 Brasil mengimpor produk dari AS senilai sekitar US$44 miliar, sementara ekspor Brasil ke AS tercatat sekitar US$42 miliar.

    Brasil saat ini menempati posisi 20 besar mitra dagang utama AS. Dari tujuh negara lain yang disebut dalam pengumuman tarif Trump pada Rabu (9/7/2025), hanya Filipina, dengan nilai ekspor ke AS mencapai US$14,1 miliar tahun lalu, yang masuk ke dalam daftar 50 mitra dagang utama AS.

    Sementara itu, nilai impor gabungan dari enam negara sisanya pada 2024 kurang dari US$15 miliar, dengan Irak, pengekspor utama minyak mentah, menyumbang sekitar separuh dari total tersebut.

    Saat ditanya mengenai dasar penetapan tarif dalam sebuah acara di Gedung Putih, Trump menjelaskan bahwa perhitungannya berdasarkan akal sehat, defisit perdagangan, sejarah hubungan dagang selama bertahun-tahun, dan angka-angka mentah.

    “Mereka didasarkan pada fakta yang sangat, sangat substansial, serta juga sejarah masa lalu,” ujarnya.

    Sejauh ini, peringatan tarif tambahan dari Trump belum terlalu mengguncang pasar keuangan, dengan pelaku pasar lebih fokus pada keputusan Trump untuk memperpanjang tenggat waktu penerapan tarif balasan hingga 1 Agustus 2025. 

    Langkah ini memberikan ruang tambahan bagi mitra dagang untuk menyelesaikan pembicaraan dan awalnya sempat menimbulkan keraguan di Wall Street soal keseriusan Trump dalam mengeksekusi ancaman tarifnya.

    Namun, Trump memperkuat komitmennya pada Selasa (8/7/2025) dengan menyatakan bahwa semua pembayaran akan jatuh tempo dan wajib dibayarkan mulai 1 Agustus 2025 dan tidak ada perpanjangan untuk tarif yang berlaku per negara.

    Saat ditanya oleh wartawan tentang dasar perhitungan tarif terhadap negara mitra, Trump menjawab bahwa itu berdasarkan akal sehat, defisit perdagangan, catatan hubungan dagang selama bertahun-tahun, dan data mentah. 

    Dia menambahkan, tarif tersebut didasarkan pada fakta yang sangat substansial, termasuk juga sejarah masa lalu.

    Adapun, Trump juga meningkatkan tekanan terhadap dua mitra dagang utama. Uni Eropa disebut bisa segera menerima tarif sepihak meski negosiasi masih berlangsung, sementara India akan dikenakan tambahan tarif 10% karena keterlibatannya dalam blok negara berkembang BRICS, yang menurut Trump mengancam dominasi dolar AS sebagai mata uang global.

    Selain itu, Trump juga melontarkan ancaman tarif sektoral. Dia mengusulkan tarif hingga 50% terhadap produk tembaga, yang mendorong harga logam tersebut melonjak hingga 17% di New York pada Selasa, rekor lonjakan harian. Dia juga mengancam akan mengenakan tarif setinggi 200% untuk impor farmasi, kecuali produsen obat global memindahkan produksi mereka ke AS dalam waktu satu tahun.

    Gelombang surat tarif dan ancaman baru ini menandai babak terbaru dari agenda perdagangan Trump yang sarat gejolak, memicu volatilitas pasar dan kekhawatiran di kalangan konsumen, pelaku usaha, serta mitra dagang terkait dampaknya terhadap arus perdagangan dan stabilitas ekonomi global.

    Trump pertama kali mengumumkan rencana tarif balasan ini pada 2 April 2025. Namun, setelah reaksi pasar yang negatif, dia menurunkan tarif menjadi 10% selama periode negosiasi selama 90 hari yang seharusnya berakhir pada Rabu (9/7/2025) sebelum akhirnya diperpanjang tiga pekan.

    Adapun surat tarif yang dikirimkan Trump pada Senin sebelumnya menyasar negara-negara seperti Jepang, Korea Selatan, Afrika Selatan, Indonesia, Thailand, dan Kamboja. Sebagian besar tarif tersebut konsisten dengan pengumuman awal Trump.

    Meski Trump mempromosikan surat pemberitahuan tarif ini sebagai bentuk kesepakatan, perjanjian yang berhasil dia capai sejauh ini dengan Inggris dan Vietnam belum mencakup seluruh aspek perdagangan dan menyisakan banyak ketidakjelasan. 

    Sementara itu, Trump juga telah mencapai kesepakatan gencatan dengan China untuk menurunkan tarif dan memperlancar arus impor mineral penting.

  • Serangan Besar-besaran Rusia ke Ukraina

    Serangan Besar-besaran Rusia ke Ukraina

    Kyiv

    Rusia mengirimkan serangan besar-besaran ke Ukraina. Serangan ini dianggap serangan ‘terbesar’ sejak Moskow menginvasi Ukraina pada 2022.

    Adapun serangan ini dilancarkan Rusia usai Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengungkapkan rasa frustrasinya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Trump pun berjanji untuk mengirimkan lebih banyak senjata pertahanan ke Ukraina, termasuk mengirimkan 10 rudal canggih Patriot ke negara yang tengah berperang melawan Rusia itu.

    Berbicara dalam rapat kabinet pada hari Selasa (8/7) waktu setempat, Trump mengatakan ia semakin frustrasi dengan pemimpin Rusia tersebut. “Kami menerima banyak omong kosong yang dilontarkan kepada kami oleh Putin, jika Anda ingin tahu yang sebenarnya. Dia selalu sangat baik, tetapi ternyata tidak ada artinya,” cetus Trump dilansir dari kantor berita AFP, Rabu (9/7/2025).

    Ketika ditanya apakah ia ingin melihat sanksi lebih lanjut terhadap Rusia, Trump menjawab: “Saya sedang mempertimbangkannya.”

    Untuk diketahui, pada hari Senin (7/7) lalu, Trump mengatakan ia “kecewa” dengan presiden Rusia itu dan akan mengirim “lebih banyak senjata” ke Ukraina.

    “Kami akan mengirimkan lebih banyak senjata yang kami miliki kepada mereka (Ukraina). Mereka harus mampu mempertahankan diri. Mereka sedang terpukul sangat keras sekarang,” kata Trump.

    Situs web berita AS, Axios melaporkan bahwa Trump telah setuju untuk segera mengirim 10 rudal Patriot ke Ukraina. Para pejabat Ukraina mengatakan pada hari Selasa, bahwa mereka berterima kasih atas perubahan sikap Trump, tetapi menyebut jumlah rudal Patriot yang dipasok ke Kyiv “sangat kecil”. Kementerian Pertahanan Ukraina mengatakan sedang berusaha untuk mengklarifikasi detailnya.

    Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Pertahanan Ukraina mengatakan belum menerima pemberitahuan resmi tentang perubahan kebijakan tersebut dan “sangat penting” bagi Ukraina untuk memiliki “stabilitas, kontinuitas, dan prediktabilitas” dalam penyediaan senjata, terutama sistem pertahanan udara.

    “Kami berterima kasih kepada Amerika Serikat atas semua dukungannya dan sangat menghargai upaya mitra Amerika yang bertujuan untuk mencapai perdamaian sejati,” kata kementerian dalam pernyataannya.

    Janji Trump untuk menambah pengiriman senjata ke Ukraina muncul setelah serangan udara Rusia selama tujuh jam pada Kamis malam lalu di ibu kota Ukraina, Kyiv, yang melibatkan lebih dari 550 drone dan rudal balistik.

    Departemen Pertahanan AS mengatakan “senjata pertahanan tambahan” kini akan dikirim ke Ukraina “atas perintah Presiden Trump”. Keputusan ini diambil setelah percakapan telepon antara Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada hari Jumat lalu, yang dipuji oleh Zelensky sebagai percakapan terbaik mereka hingga saat ini.

    Bagaimana serangan Rusia ke Ukraina? Baca halaman selanjutnya.

    Serangan Rusia ke Ukraina

    Foto: Serangan drone Rusia kembali mengguncang Zaporizhzhia. Fasilitas swasta terbakar, petugas dikerahkan padamkan api dan cari korban. (REUTERS/Gleb Garanich)

    Otoritas Ukraina melaporkan bahwa Rusia telah melancarkan serangan rudal dan drone besar-besaran yang sebagian besar menargetkan wilayah barat negara tersebut. Kyiv menyebut serangan rudal dan drone itu sebagai yang terbesar sejak Moskow menginvasi negara itu pada tahun 2022 lalu.

    Angkatan Udara Ukraina dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP dan media lokal Kyiv Post, Rabu (9/7/2025), mengonfirmasi skala besar serangan terbaru Rusia tersebut, dan menyebut target utamanya adalah wilayah Volyn dan kota Lutsk, yang ada di wilayah Ukraina bagian barat.

    Disebutkan Angkatan Udara Ukraina bahwa serangan besar-besaran itu dimulai pada Selasa (8/7) malam dan berlanjut hingga Rabu (9/7) dini hari, dengan melibatkan total 741 senjata udara yang terdiri atas 728 drone jenis Shahed dan 13 rudal.

    Serangan terbaru Rusia itu disebut sebagai serangan udara tunggal terbesar di Ukraina sejak invasi skala penuh dimulai pada Februari 2022.

    Dampak Serangan Rusia

    Foto: Gedung apartemen di Kyiv, ibu kota Ukraina, rusak parah usai digempur serangan Rusia (REUTERS/Thomas Peter Purchase Licensing Rights)

    Diklaim juga oleh Kyiv bahwa sistem pertahanan udaranya telah mencegat sebanyak 711 drone di antaranya dan setidaknya tujuh rudal berhasil dihancurkan.

    Disebutkan bahwa sedikitnya empat lokasi terdampak puing-puing dan serangan langsung Rusia, dengan serpihan drone yang ditembak jatuh mendarat di setidaknya 14 area terpisah di Ukraina.

    Laporan Kyiv Post, yang mengutip para pejabat setempat, menyebut serangan rudal Rusia itu memicu kebakaran dan menyebabkan kerusakan luas di wilayah Volyn dan kota Lutsk

    Wali Kota Lutsk, Ihor Polishchuk, mengatakan serangan itu memicu kebakaran di sebuah garasi bersama dan bisnis setempat. Beberapa lokasi lainnya masih diperiksa untuk mengetahui kerusakan yang terjadi. Dia mengatakan sejauh ini belum ada laporan korban jiwa.

    Serangan besar-besaran itu terjadi di tengah gelombang serangan yang lebih luas di seluruh Ukraina, termasuk rentetan ledakan di ibu kota Kyiv dan beberapa kota lainnya. Namun, para pejabat setempat mengatakan arah utama serangan Rusia jelas difokuskan pada area Volyn dan Lutsk.

    Lihat juga Video ‘Mantan Menteri Rusia Ditemukan Tewas Usai Dipecat Putin’:

    Halaman 2 dari 3

    (rdp/rdp)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Rupiah melemah dipengaruhi sentimen jeda waktu negosiasi tarif AS

    Rupiah melemah dipengaruhi sentimen jeda waktu negosiasi tarif AS

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Rupiah melemah dipengaruhi sentimen jeda waktu negosiasi tarif AS
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Rabu, 09 Juli 2025 – 17:22 WIB

    Elshinta.com – Analis Bank Woori Saudara Rully Nova mengatakan pelemahan nilai tukar (kurs) rupiah dipengaruhi sentimen jeda waktu negosiasi tarif Amerika Serikat (AS).

    “Rupiah pada perdagangan hari ini diperkirakan melemah di kisaran Rp16.200-Rp16.300 dipengaruhi oleh faktor global mengikuti pelemahan mayoritas mata uang regional Asia akibat jeda waktu negosiasi tarif Presiden Trump hari ini,” ujarnya kepada ANTARA di Jakarta, Rabu.

    Batas waktu tarif AS sebelumnya ditetapkan pada 9 Juli, menandai berakhirnya jeda 90 hari pada tarif tinggi yang diumumkan sebelumnya yang awalnya diberlakukan pada 2 April 2025.

    Trump telah memberikan perintah eksekutif yang menunda batas waktu tarifnya pada 9 Juli hingga 1 Agustus.

    Kebijakan penundaan batas waktu tersebut diumumkan di tengah upaya pemerintahan Trump untuk menargetkan banyak negara dengan langkah-langkah perdagangan.

    AS tetap mengenakan tarif impor 32 persen kepada Indonesia, tidak berubah dari nilai “tarif resiprokal” yang diumumkan sebelumnya pada April lalu, meski proses negosiasi dengan pihak Indonesia terus berlangsung intensif.

    Trump merasa bahwa AS harus bertindak mengatasi defisit perdagangan yang mereka alami setelah bertahun-tahun menjalin kerja sama dagang dengan Indonesia.

    Apabila Indonesia dipandang melakukan tindak balas dengan menaikkan tarif, Trump mengancam akan membalas dengan menambah nilai tarif impor sesuai jumlah itu “ditambah tarif 32 persen yang kami tetapkan”.

    Pada Selasa (8/7/2025), Presiden AS menyampaikan bahwa tarif yang tercantum dalam surat tarif kepada pemimpin 14 negara, termasuk Indonesia di dalamnya, akan dibayarkan mulai 1 Agustus dan periode tersebut tidak akan diperpanjang.

    “Sesuai surat yang dikirimkan ke berbagai negara kemarin, selain surat yang akan dikirimkan hari ini, besok, dan untuk periode singkat berikutnya, tarif akan mulai dibayarkan pada 1 Agustus 2025,” tulis Trump di media sosial.

    “Tidak ada perubahan hingga tanggal ini, dan tidak akan ada perubahan. Dengan kata lain, semua pembayaran akan jatuh tempo dan dibayarkan mulai 1 Agustus 2025 – Tidak ada perpanjangan yang akan diberikan,” tambahnya.

    Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto berangkat ke AS pada Selasa (8/7/2025) guna melanjutkan proses negosiasi tarif resiprokal dengan AS.

    Airlangga bakal menghadiri pertemuan dengan perwakilan Pemerintah AS untuk mendiskusikan keputusan tarif 32 persen yang tetap diberlakukan per 1 Agustus mendatang.

    Melihat faktor dari domestik, pelemahan kurs rupiah dipengaruhi laporan survei Bank Indonesia (BI) yang memperkirakan kinerja penjualan eceran meningkat pada Juni 2025.

    Hal ini tecermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) mencapai 233,7 atau tumbuh 2,0 persen year on year (yoy).

    “Namun, masih ada harapan yg tinggi atas penurunan suku bunga acuan BI pada RDG (Rapat Dewan Gubernur), Rabu (16/7/2025) depan. Perkiraan penurunannya 25 bps (basis points) menjadi 5,25 persen karena inflasi yang rendah,” kata Rully.

    Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan hari Rabu di Jakarta menguat sebesar 52 poin atau 0,32 persen menjadi Rp16.258 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.206 per dolar AS.

    Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada hari ini juga melemah ke level Rp16.254 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.238 per dolar AS.

    Sumber : Antara

  • IHSG ditutup menguat di tengah pasar cermati arah negosiasi dagang

    IHSG ditutup menguat di tengah pasar cermati arah negosiasi dagang

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    IHSG ditutup menguat di tengah pasar cermati arah negosiasi dagang
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Rabu, 09 Juli 2025 – 18:07 WIB

    Elshinta.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu sore ditutup menguat di tengah pelaku pasar mencermati arah negosiasi perdagangan di tingkat global, utamanya dari Amerika Serikat (AS).

    IHSG ditutup menguat 39,53 poin atau 0,57 persen ke posisi 6.943,92. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 6,42 poin atau 0,84 persen ke posisi 768,78.

    “Bursa regional Asia cenderung menguat di saat pelaku pasar berjuang untuk arah yang jelas di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan,” ujar Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus di Jakarta, Rabu.

    Pelaku pasar mempertimbangkan perkembangan tarif terbaru dari AS, yang mana Presiden AS Donald Trump mengonfirmasi tidak akan ada perubahan atau perpanjangan.

    Meskipun ada ruang dalam negosiasi tarif perdagangan, namun, Trump menegaskan tidak akan ada waktu perpanjangan yaitu deadline tarif resiprokal tetap 1 Agustus 2025.

    Di sisi lain, pelaku pasar mencermati rilis data China, yang mana harga konsumen di naik tipis 0,1 persen year on year (yoy) pada Juni 2025, menandai positif pertama dalam lima bulan dan menandakan tanda-tanda tentatif stabilisasi permintaan.

    Dari dalam negeri, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto melakukan kunjungan ke AS dalam rangka melanjutkan negosiasi tarif dagang pasca penerapan tarif tetap 32 persen Trump yang akan diberlakukan pada 1 Agustus 2025 tahun ini. Pelaku pasar berharap ada kabar baik dari hasil negosiasi.

    Di sisi lain, pelaku pasar menyambut aksi penawaran saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) di BEI, yang mayoritas saham-saham IPO terpantau bergerak menembus batas atas atau mengalami Auto Rejection Atas (ARA).

    Bank Indonesia (BI) melaporkan Indeks Penjualan Riil (IPR) Mei 2025 tercatat 232,4 atau tumbuh sebesar 1,9 persen (yoy), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang mencatat kontraksi sebesar 0,3 persen (yoy), yang mencerminkan perbaikan signifikan dibandingkan bulan sebelumnya.

    Data ini merupakan sinyal positif bagi sektor industri, yang menunjukkan adanya peningkatan aktivitas produksi, apabila dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

    Dibuka menguat, IHSG betah di teritori positif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham.

    Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, sembilan sektor menguat yaitu sektor properti naik sebesar 1,69 persen, diikuti oleh sektor infrastruktur dan sektor kesehatan yang naik masing-masing sebesar 0,91 persen dan 0,86 persen.

    Sedangkan, satu sektor terkoreksi yaitu sektor teknologi paling dalam minus 0,40 persen.

    Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu COIN, CDIA, IOTF, PSAT, dan NICE. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni MFIN, SHID, ASPR, PANS, dan UDNG.

    Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.067.715 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 26,19 miliar lembar saham senilai Rp10,43 triliun.

    Sebanyak 362 saham naik, 205 saham menurun, dan 226 tidak bergerak nilainya.

    Bursa saham regional Asia sore ini antara lain indeks Nikkei menguat 137,19 poin atau 0,35 persen ke 39.826,00, indeks Hang Seng melemah 255,75 poin atau 1,06 persen ke 23.892,48, indeks Shanghai turun 4,43 poin atau 0,13 persen ke 3.493,05, dan indeks Strait Times menguat 7,31 poin atau 0,18 persen ke 4.005,17.

    Sumber : Antara

  • Ajal Ratusan Pengikut Sekte Maut Peoples Temple dalam Bunuh Diri Massal

    Ajal Ratusan Pengikut Sekte Maut Peoples Temple dalam Bunuh Diri Massal

    GUYANA – Hari ini, 41 tahun yang lalu, ratusan anggota Peoples Temple di Jonestown mati dalam peristiwa bunuh diri massal. Beberapa sekarat. Hanya segelintir yang selamat dan bisa menceritakan salah satu tragedi paling kelam dalam sejarah ini. Tim Carter, salah satunya. Dan ini kisah tentang hari paling buruk yang barangkali tak mungkin ia lupakan.

    Hari itu, 18 November 1978, Carter menghadiri undangan pertemuan besar –disebut juga pertemuan gereja– di sebuah paviliun di dalam hutan Guyana, Jonestown. Di sana, ia menemui ratusan kolega sesama anggota Peoples Temple, sebuah sekte dalam Kristen yang dikenal di Indianapolis sejak tahun 1950-an.

    Betapa terkejutnya Carter ketika sampai di Paviliun Jonestown. Di tempat yang oleh seluruh pengikut sekte disebut Surga Jonestown itu Carter menyaksikan ratusan orang membunuh diri mereka sendiri. Hari itu, Carter kehilangan tetangga, teman, hingga istri dan anaknya.

    “Apa yang saya lihat dan dengar di sana, orang-orang berteriak. Orang-orang menangis. Saya tahu persis apa yang saya dengar. Dan itu bukan pengalaman menyenangkan,” kata Carter seperti dikutip abcnews.go.com.

    Terhitung, 909 orang tewas setelah mengonsumsi racun sianida. Dari ratusan yang tewas, anak-anak jadi barisan yang pertama meregang nyawa. Mereka dicekoki cairan sianida, obat penenang, dan jus buah yang disemprotkan ke dalam tenggorokan dengan jarum suntik.

    Setelah anak-anak, selanjutnya adalah orang dewasa. Mereka didoktrin untuk meminum racun sianida. Tak semua orang di dalam barisan sekte cukup gila untuk menuruti perintah mati itu. Namun, mereka tak punya pilihan lain.

    Ada penjaga bersenjata mengelilingi mereka ketika peristiwa itu terjadi. Jadi, jika bukan racun, maka timah panas penjaga yang akan membunuh mereka. Sedangkan Carter yang terlambat datang dan sejumlah anggota sekte lain yang tengah berada di daerah lain saat peristiwa terjadi, selamat.

    Asal gagasan gila sekte maut

    Gagasan gila Peoples Temple untuk bunuh diri massal bukan muncul begitu saja. Ada sejumlah peristiwa panjang yang terjadi di sepanjang eksistensi sekte maut itu.

    Peoples Temple didirikan oleh seorang pendeta bernama Jim Jones. Ia dikenal sebagai pendeta karismatik yang membawa narasi kesetaraan ras. Jones juga memainkan narasi tentang perlawanan terhadap gerakan apharteid dalam gereja yang ia dirikan.

    Tim Carter pun dahulunya adalah pengikut setia Jones. Menurutnya, narasi yang ‘dijual’ Jones kepada pengikutnya amat tepat dengan isu aktual saat itu.

    “Ketika dia (Jones) bicara tentang hak-hak sipil dan ketidakadilan yang ada dalam masyarakat Amerika, itu merupakan salah satu hal yang wajib kamu dengarkan,” kata warga Guyana, Amerika Serikat itu.

    Pendeta Jim Jones (Commons Wikimedia)

    Pada 1965, Jones memindahkan kelompoknya ke California Utara. Setelah tahun 1971, mereka pindah ke San Francisco. Satu tahun sebelumnya, gereja Jones diterpa isu penipuan dan penganiayaan. Media saat itu menyebut Jones dan petinggi di kelompoknya melakukan penipuan keuangan dan penganiayaan fisik terhadap anak-anak di dalam kelompok.

    Jones pun makin paranoid. Ia kemudian membawa pengikutnya pindah ke Guyana. Di Guyana, Jones menjanjikan tanah surga di wilayah yang ia sebut Jonestown kepada para pengikut setianya. Namun, tentu saja, tanah surga yang dijanjikan tak pernah benar-benar ada.

    Beberapa pengikut Jones mulai kritis. Mereka mempertanyakan janji Jones soal tanah surga. Namun, pengikut yang mengkritisi Jones justru dihukum. Paspor mereka disita. Surat-surat yang menyangkut hajat hidup mereka pun diblokir. 

    Hingga pada 1978, beberapa mantan anggota Peoples Temple meyakinkan anggota Kongres Amerika Serikat dari California, Leo Ryan untuk pergi ke Jonestown dan menyelidiki pemukiman itu. 

    Pemukiman anggota Peoples Temple di Jonestown (Commons Wikimedia)

    Pada 17 November 1978, Ryan bersama beberapa jurnalis dan pengamat tiba di Jonestown. Awalnya, kunjungan berjalan lancar. Tapi, ketika rombongan Ryan hendak pulang, beberapa warga Jonestwon meminta agar mereka ikut pulang beserta rombongan. 

    Mengetahui adanya pengkhianatan dari pengikutnya, Jones merasa tertekan dan menyuruh bawahannya untuk menyerang Ryan. Singkat cerita, Ryan berhasil disergap oleh para pengikut Jones di landasan udara ketika mereka berusaha pergi. Ryan beserta empat orang lainnya dibunuh ketika mereka naik pesawat sewaan. 

    Barulah setelah peristiwa itu, Jones memerintahkan kepada seluruh pengikutnya untuk berkumpul di Paviliun Jonestown dan melakukan apa yang disebutnya sebagai tindakan revolusioner, yakni bersama-sama mengakhiri hidup dengan racun sianida.