Negara: Amerika Serikat

  • Balas Rusia-China, Pesawat Pengebom AS dan Jet Tempur Jepang Pamer Kekuatan

    Balas Rusia-China, Pesawat Pengebom AS dan Jet Tempur Jepang Pamer Kekuatan

    Tokyo

    Sejumlah pesawat pengebom Amerika Serikat (AS), dengan kemampuan nuklir, mengudara di atas Laut Jepang bersama beberapa jet tempur Jepang. Aktivitas gabungan ini dimaksudkan sebagai aksi pamer kekuatan menyusul patroli bersama yang dilakukan militer Rusia dan China pekan ini.

    Kementerian Pertahanan Jepang dalam pernyataannya, seperti dilansir Reuters, Kamis (11/12/2025), mengatakan bahwa dua pesawat pengebom strategis B-52 milik AS bersama tiga jet tempur siluman F-35 dan tiga jet superioritas udara F-15 milik Jepang terbang bersama di atas Laut Jepang pada Rabu (10/12).

    Ini merupakan pertama kalinya AS menegaskan kehadiran militernya sejak China memulai latihan militer di kawasan tersebut pekan lalu.

    “(Jepang dan AS) Menegaskan kembali tekad kuat mereka untuk mencegah upaya sepihak apa pun untuk mengubah status quo dengan kekerasan dan mengonfirmasi kesiapan baik Pasukan Bela Diri Jepang (SDF) dan pasukan AS,” sebut Kementerian Pertahanan Jepang dalam pernyataannya pada Kamis (11/12) waktu setempat.

    Latihan militer China itu melibatkan patroli gabungan sejumlah pesawat pengebom Beijing dan Moskow yang mengudara di atas Laut China Timur dan Pasifik Barat, yang terletak di dekat Jepang dan Korea Selatan (Korsel), pada Selasa (9/12) waktu setempat.

    China juga menggelar latihan kapal induk yang mendorong Jepang untuk mengerahkan sejumlah jet tempurnya, yang menurut Tokyo menjadi target pancaran radar jet tempur Beijing.

    Interaksi tersebut menuai kritikan Washington, yang menyebut insiden semacam itu “tidak kondusif bagi perdamaian dan stabilitas regional. AS juga menegaskan kembali bahwa aliansinya dengan Jepang “tidak tergoyahkan”.

    Baik Jepang maupun Korsel sama-sama menampung pasukan militer AS, dengan Tokyo menjadi tempat konsentrasi kekuatan militer Amerika terbesar di luar negeri, mencakup kelompok tempur kapal induk dan pasukan ekspedisi Marinir AS.

    China membantah tuduhan Jepang, dengan balik menuduh jet-jet tempur Tokyo yang terbang di dekat kapal induknya telah membahayakan operasi udara mereka.

    Militer Korsel, dalam insiden terpisah, juga mengerahkan sejumlah jet tempurnya ketika mendeteksi beberapa pesawat militer China dan Rusia memasuki zona identifikasi pertahanan udara mereka pada Selasa (9/12) waktu setempat.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • NVIDIA Uji Coba Fitur Deteksi Lokasi Cip Demi Cegah Jatuh ke Tangan China

    NVIDIA Uji Coba Fitur Deteksi Lokasi Cip Demi Cegah Jatuh ke Tangan China

    Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan teknologi Amerika Serikat NVIDIA dilaporkan tengah menguji coba software pendeteksi lokasi untuk jajaran cip kecerdasan buatan (AI) miliknya. 

    Hal ini disinyalir sebagai respons atas mencuatnya rumor mengenai penyelundupan cip canggih mereka ke China.

    Melansir dari TechCrunch Kamis (11/12/2025), NVIDIA mengembangkan teknologi verifikasi lokasi yang memungkinkan perusahaan mendeteksi di negara mana sebuah cip beroperasi. 

    Fitur ini dirancang untuk memantau pergerakan perangkat keras bernilai tinggi tersebut dan mencegahnya jatuh ke tangan entitas yang tidak memiliki izin resmi.

    Penerapan fitur keamanan ini menjadi penting di tengah badai spekulasi pasar. Dalam beberapa hari terakhir, muncul sejumlah laporan yang menuduh bahwa model AI milik China, DeepSeek, telah dilatih menggunakan cip NVIDIA Blackwell yang diselundupkan secara ilegal.

    Tuduhan ini mengindikasikan adanya kebocoran serius dalam rantai pasokan global yang memungkinkan teknologi tersebut jadi bahan penyelundupan. 

    Menanggapi isu miring itu, NVIDIA dengan tegas membantah adanya bukti penyelundupan yang sistematis. Dikutip dari TechCrunch, juru bicara NVIDIA menyatakan pihaknya belum menemukan substansi atas klaim adanya manipulasi pusat data untuk tujuan penyelundupan.

    “Kami belum melihat adanya bukti atau menerima petunjuk mengenai ‘pusat data hantu’ (phantom data centers) yang dibangun untuk menipu kami dan mitra OEM kami, yang kemudian dibongkar, diselundupkan, dan direkonstruksi di tempat lain,” ujar juru bicara NVIDIA.

    Lebih lanjut, pihak NVIDIA menegaskan bahwa skenario penyelundupan semacam itu terdengar sangat tidak masuk akal. Menurut mereka, perusahaan berkomitmen untuk tetap mengejar dan menindaklanjuti setiap petunjuk atau laporan dugaan pelanggaran yang mereka terima demi menjaga integritas distribusi produknya.

    Kabar mengenai pengembangan fitur pelacakan ini mencuat hanya berselang beberapa hari setelah adanya pembaruan regulasi dari pemerintah Amerika Serikat. 

    Pada awal pekan ini, NVIDIA dilaporkan telah mendapatkan persetujuan untuk mulai menjual cip AI seri H200 kepada pelanggan tertentu yang telah disetujui di China.

    Namun, perlu dicatat bahwa izin tersebut hanya berlaku untuk cip H200 yang merupakan teknologi generasi sebelumnya. Lampu hijau tersebut tidak mencakup penjualan cip seri Blackwell. 

    Kesenjangan akses teknologi antara H200 dan Blackwell inilah yang disinyalir menjadi pemicu utama munculnya pasar gelap dan upaya penyelundupan yang kini coba ditangkal NVIDIA melalui fitur verifikasi lokasi berbasis latensi tersebut.

    Di sisi lain, mekanisme kerja perangkat lunak ini dinilai cukup canggih karena tidak bergantung pada sistem pemosisian global (GPS) konvensional. Teknologi ini bekerja dengan melacak kinerja komputasi dan menganalisis penundaan (delay) atau latensi dalam komunikasi antar-server.

    Berdasarkan laporan sumber anonim Reuters, variasi waktu respons dalam transmisi data tersebut mampu memberikan indikasi akurat mengenai lokasi fisik geografis di mana cip tersebut sedang dioperasikan.

    Perangkat lunak ini nantinya akan bersifat opsional bagi para pelanggan. NVIDIA berencana memprioritaskan ketersediaan fitur pelacakan ini untuk cip seri Blackwell terlebih dahulu. 

    Seri Blackwell sendiri merupakan lini produk cip AI terbaru dan paling canggih dari NVIDIA yang saat ini menjadi fokus utama pembatasan ekspor teknologi Amerika Serikat. (Muhammad Diva Farel Ramadhan).

  • Kurs Dolar AS Lesu Usai The Fed Pangkas Suku Bunga, Rupiah Perkasa ke Level Ini

    Kurs Dolar AS Lesu Usai The Fed Pangkas Suku Bunga, Rupiah Perkasa ke Level Ini

    Liputan6.com, Jakarta – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat pada perdagangan Kamis, (11/12/2025). Penguatan rupiah terhadap kurs dolar AS usai bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) memangkas suku bunga acuan.

    Mengutip Antara, rupiah dibuka naik 25 poin atau 0,15% menjadi 16.663 per dolar AS dari sebelumnya 16.688 per dolar AS. Analis Bank Woori Saudara Rully Nova menuturkan, penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dipicu pemangkasan suku bunga the Fed.

    “Rupiah pada perdagangan hari ini diperkirakan menguat terbatas di kisaran 16.640-16.690, dipengaruhi oleh sentimen global pemotongan bunga the Fed,” kata dia seperti dikutip dari Antara.

    Mengutip Anadolu, Federal Reserve memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin ke level 3,5-3,75 persen, seperti yang diperkirakan secara luas.

    Hal ini menandai pemangkasan suku bunga ketiga dan terakhir tahun 2025, karena The Fed telah mempertahankan suku bunga tak berubah dalam lima pertemuan sebelumnya sebelum memangkas pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada September.

    Fed mengatakan data yang tersedia menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi AS telah berkembang dengan kecepatan moderat.

    Ketua The Fed Jerome Powell menyampaikan bahwa peningkatan lapangan kerja telah melambat tahun ini, tingkat pengangguran sedikit meningkat hingga September, hingga inflasi telah meningkat sejak awal tahun.

    Keputusan pemangkasan suku bunga diharapkan dapat mencapai tingkat lapangan kerja maksimum dan inflasi pada angka 2 persen dalam jangka panjang.

    Akan tetapi, penguatan rupiah dinilai dapat tertahan oleh sentimen negatif dari kondisi ekonomi domestik, seperti penanganan banjir Sumatera.

    “Hal tersebut terlihat dari minat asing pada lelang SUN Selasa, 9 Desember 2025, yang turun (45,3 persen dibandingkan bulan sebelumnya). Selain itu juga pelaku pasar masih berhati-hati terhadap data ekonomi AS yang akan rilis ke depan,” kata Rully.

     

  • Kesepakatan Dagang RI-AS Terancam Batal Imbas Ada Kemunduran Negosiasi

    Kesepakatan Dagang RI-AS Terancam Batal Imbas Ada Kemunduran Negosiasi

    Jakarta, Beritasatu.com – Kesepakatan perdagangan antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS) berpotensi mengalami kegagalan setelah sejumlah pejabat di Washington menilai Jakarta tidak memenuhi komitmen yang telah disepakati sebelumnya.

    Laporan Financial Times (FT) dikutip Kamis (11/12/2025) menyebutkan, AS menilai Indonesia menunjukkan tanda-tanda mundur dari beberapa poin perjanjian.

    Mengutip sumber yang mengetahui jalannya negosiasi, Perwakilan Perdagangan AS Jamieson Greer meyakini bahwa Indonesia tidak lagi sepenuhnya sejalan dengan komitmen awal yang pernah disetujui.

    Para pejabat Indonesia dilaporkan enggan memberikan persetujuan terhadap sejumlah komitmen mengikat dan telah mengomunikasikan hal itu kepada USTR.

    Washington menilai adanya kemunduran dalam upaya Indonesia menghapus hambatan non-tarif pada produk industri dan pertanian AS, serta dalam menjalankan komitmen terkait isu perdagangan digital.

    Sementara itu, laporan Reuters menyebutkan bahwa seorang pejabat Indonesia menegaskan negosiasi tarif masih berlangsung dan belum ada masalah spesifik yang menjadi kendala.

    Presiden AS Donald Trump sebelumnya mengumumkan kesepakatan awal dengan Indonesia pada pertengahan Juli. Kesepakatan itu mencakup pemangkasan tarif timbal balik menjadi 19% dari ancaman tarif 32% yang sempat disampaikan melalui surat tarif.

    Trump juga menyatakan bahwa Indonesia telah berkomitmen membeli energi AS senilai US$ 15 miliar, produk pertanian US$ 4,5 miliar, serta 50 unit pesawat Boeing. Trump menegaskan bahwa ekspor AS ke Indonesia seharusnya bebas dari hambatan tarif maupun non-tarif.

    Sumber lainnya menyebutkan bahwa Indonesia secara terbuka menyatakan tidak dapat menjalankan sejumlah komitmen yang sudah disepakati sebelumnya dan meminta renegosiasi agar komitmen tersebut tidak bersifat mengikat. Sikap tersebut dikabarkan tidak diterima dengan baik oleh Amerika Serikat dan berpotensi membuat perjanjian dagang tersebut dibatalkan.

    Ketegangan dalam negosiasi ini bukan yang pertama. Pada November lalu, FT melaporkan bahwa Indonesia menolak keberadaan klausul racun (poison pill), ketentuan yang memungkinkan AS mencabut perjanjian jika Indonesia menandatangani kesepakatan lain yang dianggap mengancam kepentingan AS. Klausul ini sebelumnya telah diterima negara-negara Asia Tenggara lain seperti Malaysia.

    Kesepakatan perdagangan yang diupayakan pemerintahan Trump dengan negara-negara Asia memang kerap memicu penolakan. Beberapa negara menilai komitmen finansial atau investasi yang diumumkan Trump tidak sesuai dengan kapasitas maupun kesepakatan teknis yang disepakati secara resmi.

    Contohnya, Korea Selatan pernah dikatakan akan menginvestasikan US$ 350 miliar di AS tetapi Seoul kemudian menegaskan bahwa alokasi investasi tidak bisa dilakukan “dalam bentuk tunai”, dan justru menyepakati investasi bertahap US$ 200 miliar ditambah dana US$ 150 miliar untuk proyek pengembangan kapal. Kasus serupa terjadi dengan Jepang, yang nilai investasinya ternyata berbeda dari pernyataan awal Trump.

    Kesepakatan dagang AS-Indonesia kini menghadapi ketidakpastian yang sama, sementara negosiasi masih berjalan dan belum jelas apakah kedua negara akan mencapai titik temu dalam waktu dekat.

  • Ada Usulan SLIK OJK Dihapus, Kredit Macet Bisa Melonjak

    Ada Usulan SLIK OJK Dihapus, Kredit Macet Bisa Melonjak

    Jakarta

    Sistem Layanan Informasi Keuangan Otoritas Jasa Keuangan (SLIK OJK) dinilai menghambat masyarakat yang ingin mengajukan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) karena skor kredit yang buruk. Ada usulan agar SLIK OJK dihapus pada angka tertentu agar proses pengajuan kredit lebih mudah.

    Pengamat Pasar Modal, Hans Kwee menilai wacana penghapusan SLIK OJK untuk mempermudah kredit rumah subsidi merupakan kebijakan yang sangat berisiko. SLIK merupakan salah satu instrumen utama yang digunakan bank atau lembaga keuangan untuk menilai kelayakan debitur sebelum memberikan pinjaman. SLIK berfungsi mencatat rekam jejak kredit seseorang sehingga bank dapat memprediksi tingkat risiko kredit macet.

    “Ya, ini usulan yang kurang tepat ya. Kami pikir karena sebenarnya SLIK itu kan track record kredit seseorang. Jadi, ini menjadi acuan bank dalam menyalurkan kredit. Nah, asumsi yang dipakai di sini adalah kalau orang itu pernah punya masalah, maka bank itu harus hati-hati dalam menyalurkan kredit,” ujar Hans dalam keterangannya, Kamis (11/12/2025).

    Menurut Hans, jika SLIK dihapus, hal ini sama saja menghilangkan alat navigasi bagi perbankan dalam menyalurkan kredit. Tanpa data riwayat kredit, bank akan sulit menilai apakah seorang calon debitur mampu membayar kewajibannya di masa mendatang.

    “Kalau SLIK tadi dihapus, kemudian orang itu dapat kredit, maka kredit-kredit itu potensi macetnya akan sangat tinggi. Padahal perbankan ini, dia menarik dana masyarakat yang ternyata dana masyarakat itu juga ada cost-nya, sehingga kalau kita melakukan penghapusan SLIK untuk memberikan kredit pada pihak-pihak yang memang belum layak mendapatkan kredit, itu sama saja memindahkan masalah dari debitur ke industri perbankan,” jelas Hans.

    Hans mengingatkan bahwa peningkatan kredit macet dapat mengancam kesehatan perbankan secara keseluruhan. “Kalau perbankan terganggu, implikasinya luas karena bisa men-trigger terjadinya krisis pada ekonomi Indonesia secara keseluruhan,” tambah Hans.

    Ia memberikan contoh melalui pengalaman krisis subprime mortgage di Amerika Serikat (AS) pada 2008. Pada waktu itu, kredit perumahan diberikan kepada kelompok yang tidak layak dan menyebabkan lonjakan gagal bayar yang mengguncang perekonomian global.

    “Waktu itu orang yang no income, no job, tetapi mereka punya properti dengan bunga yang tinggi. Ya akhirnya keluarlah banyak subprime mortgage yang meledak di 2009 yang menyebabkan ekonomi Amerika dan dunia terpuruk pada krisis gitu,” imbuh Hans.

    Menurut Hans, kebutuhan akan hunian memang penting, tetapi tidak semua orang yang membutuhkan hunian itu layak mendapatkan fasilitas kredit. Untuk itu, agar tidak mengorbankan stabilitas keuangan, Hans mengusulkan agar pemerintah membuat mekanisme rumah, rumah susun atau apartemen yang disewakan dengan subsidi sehingga harganya terjangkau. Hunian sewa itu dapat diberikan berdasarkan radius tempat bekerja sehingga membantu menghemat biaya hidup masyarakat berpenghasilan rendah.

    “Sehingga ini membantu dia bekerja yang tinggalnya dekat daerah tempat tinggalnya, sehingga cost dia menjadi lebih minim. Kemudian waktunya menjadi lebih efisien gitu. Nah, mungkin mekanisme itu bisa dipikirkan ya,” jelasnya.

    (rea/ara)

  • Venezuela Kecam AS Sita Kapal Tanker: Pencurian Terang-terangan!

    Venezuela Kecam AS Sita Kapal Tanker: Pencurian Terang-terangan!

    Caracas

    Venezuela mengomentari pengumuman Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump soal penyitaan kapal tanker minyak di lepas pantainya. Otoritas Caracas menuduh Washington telah melakukan “pencurian secara terang-terangan” dan “pembajakan internasional”.

    Trump, dalam pengumuman pada Rabu (10/12), mengatakan AS baru saja menyita sebuah kapal tanker minyak berukuran sangat besar di lepas pantai Venezuela. Dia menyebut kapal tanker itu sebagai “yang terbesar yang pernah disita”, namun tidak menyebut nama maupun asal negara dari kapal itu.

    Kementerian Luar Negeri Venezuela, seperti dilansir AFP, Kamis (11/12/2025), memberikan reaksi keras terhadap penyitaan kapal tanker yang terjadi di dekat wilayahnya tersebut.

    “Venezuela mengecam keras dan mengutuk apa yang merupakan pencurian terang-terangan dan tindakan pembajakan internasional, yang diumumkan secara terbuka oleh Presiden Amerika Serikat,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Venezuela.

    Trump mengumumkan penyitaan kapal tanker itu saat berbicara di awal pertemuan meja bundar dengan para pemimpin bisnis di Gedung Putih. Namun dia tidak menjelaskan lebih lanjut soal penyitaan tersebut.

    Jaksa Agung AS Pam Bondi, dalam pernyataan terpisah seperti dilansir Reuters, mengatakan bahwa AS telah mengetahui jika kapal tanker itu digunakan untuk mengangkut minyak yang dikenai sanksi dari Venezuela dan Iran.

    “Selama bertahun-tahun, kapal tanker minyak tersebut telah dikenai sanksi oleh Amerika Serikat karena keterlibatannya dalam jaringan pengiriman minyak ilegal yang mendukung organisasi-organisasi teroris asing,” ucap Bondi dalam pernyataan via media sosial X.

    Pengumuman soal penyitaan kapal tanker itu disampaikan saat pemerintahan Trump semakin meningkatkan tekanan pada Presiden Venezuela Nicolas Maduro, dengan mengerahkan armada kapal perang dan kapal induk terbesar di dunia atas dalih memerangi perdagangan narkoba.

    AS juga melancarkan serangan-serangan mematikan terhadap lebih dari 20 kapal yang diduga menyelundupkan narkoba di kawasan tersebut. Total sedikitnya 87 orang tewas akibat rentetan serangan Washington sejak September lalu.

    Penyitaan kapal tanker ini dinilai menandakan upaya baru dan semakin intensif oleh AS dalam mengejar minyak Venezuela, sumber pendapatan utama negara itu.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/dhn)

  • Angkatan Laut AS Adopsi AI, Teken Kontrak Rp7,4 Triliun dengan Startup Palantir

    Angkatan Laut AS Adopsi AI, Teken Kontrak Rp7,4 Triliun dengan Startup Palantir

    Bisnis.com, JAKARTA —- Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) meneken kontrak US$448 juta atau Rp7,45 triliun dengan perusahaan rintisan Palantir untuk menghadirkan teknologi kecerdasan buatan (AI) pada kapal.

    Dilansir dari The Register Kamis (11/12/2025), Dalam presentasi di Washington DC, Selasa malam, Sekretaris Angkatan Laut AS John Phelan bersama CEO Palantir Alex Karp menjelaskan bahwa investasi besar ini akan menghadirkan teknologi Palantir ke para pembuat kapal, galangan kapal, hingga pemasok penting. Program tersebut diberi nama ShipOS.

    “Setiap pembuat kapal yang bermitra dengan kami akan mendapatkan alat bertenaga AI yang dapat mengoptimalkan pekerjaan mereka secara real time. Seluruh pemasok dalam jaringan pun akan terhubung melalui sistem logistik cerdas,” ujar Phelan.

    Dia menambahkan bahwa kolaborasi ini bukan hanya soal mempercepat produksi, tetapi juga membuka era baru bagi industri maritim AS.

    “Setiap manajer program akan memiliki visibilitas yang belum pernah ada sebelumnya terhadap jadwal, biaya, dan risiko. Kami bukan hanya membangun kapal lebih cepat, tetapi membangun kembali fondasi industri maritim Amerika untuk era AI,” lanjutnya.

    Phelan menegaskan bahwa penguatan sektor pembuatan kapal dan Pangkalan Industri Maritim termasuk prioritas utama dalam permintaan anggaran Angkatan Laut sebesar US$292,2 miliar  atau Rp4.864 triliun untuk 2026. Anggaran tersebut mencakup pembangunan 19 kapal tempur baru dan investasi US$2,5 miliar atau Rp41,6 triliun khusus untuk produsen kapal selam, demi memperbaiki kualitas rantai pasokan mereka.

    Perangkat lunak Palantir akan mulai diterapkan di dua perusahaan pembuat kapal besar, tiga galangan kapal, serta 100 pemasok yang tergabung dalam Pangkalan Industri Maritim (MIB). Program MIB sendiri dibentuk pada 2024 untuk menghidupkan kembali kemampuan produksi dan perbaikan kapal AS.

    Palantir sebelumnya telah bekerja sama dengan MIB melalui penggunaan perangkat lunak manufaktur Warp Speed. Hasil awalnya cukup mencolok. Di General Dynamics Electric Boat perusahaan yang menangani kapal selam nuklir AS proses perencanaan jadwal kapal selam yang sebelumnya memakan 160 jam kini dapat diselesaikan dalam kurang dari 10 menit. 

    Sementara itu, Galangan Kapal Angkatan Laut Portsmouth memangkas waktu peninjauan material dari hitungan minggu menjadi kurang dari satu jam.

    Kepala pertahanan Palantir, Mike Gallagher, mengatakan bahwa kini perusahaannya harus membuktikan manfaat sistem tersebut. “Kita harus membuktikan nilainya. Jika kami berhasil, maka pada akhir program dua tahun ini, perusahaan akan siap menanggung biaya pemeliharaan,” ujarnya.

    Setelah diterapkan sepenuhnya, platform Foundry milik Palantir akan mengumpulkan data dari berbagai sistem mulai dari ERP, database lama, hingga sumber operasional untuk mengidentifikasi hambatan, memperlancar alur kerja teknik, serta membantu mitigasi risiko secara proaktif.

    Analis Wedbush Securities, Dan Ives, menyebut kesepakatan ini sebagai langkah besar untuk Palantir. “Ini adalah tonggak penting bagi platform Foundry. Kami yakin Palantir mampu mengeksekusi proyek ini dalam skala besar,” katanya. (Nur Amalina)

  • Waswas Kesepakatan Dagang RI-AS di Ujung Tanduk

    Waswas Kesepakatan Dagang RI-AS di Ujung Tanduk

    Bisnis.com, JAKARTA – Negosiasi dagang antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS) terkait kebijakan tarif Trump dikabarkan berjalan alot dan berisiko membatalkan sejumlah kesepakatan yang telah dicapai pada Juli 2025. Sinyal ketegangan ini pun membuat pelaku usaha di dalam negeri waswas.

    Pada Juli 2025, kedua negara telah mencapai kerangka kerja kesepakatan di mana AS menyetujui untuk menurunkan pengenaan tarif impor terhadap produk-produk Indonesia dari 32% menjadi hanya 19%.

    Berdasarkan salah seorang sumber Bloomberg yang mengetahui proses negosiasi itu, menyatakan pada Kamis (11/12/2025) bahwa sejak AS dan Indonesia mencapai kesepakatan tersebut, pemerintahan Presiden Donald Trump terus mendorong Indonesia menyetujui sejumlah klausul yang dinilai dapat membatasi hubungan Indonesia dengan China, salah satu investor asing terbesar di Tanah Air.

    Kebuntuan tersebut memicu ketegangan dengan Washington dan berisiko menggagalkan kesepakatan yang telah dicapai. Pemerintah AS bahkan menuding Indonesia mundur dari komitmen awal dan melihat perjanjian tersebut berada di ambang kegagalan.

    Sejumlah tuntutan dagang yang dinilai baru oleh Indonesia di antaranya klausul yang memberi wewenang bagi AS membatalkan perjanjian jika Indonesia menandatangani kesepakatan lain yang dianggap merugikan kepentingan Washington.

    Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Perwakilan Dagang AS (USTR) Jamieson Greer dijadwalkan menggelar pertemuan virtual pada Kamis (11/12/2025) untuk membahas isu tersebut.

    Ketika dimintai tanggapan terkait status perundingan pada Rabu (10/12/2025), Greer mengonfirmasi bahwa pertemuan tetap dijadwalkan berlangsung, tetapi menolak memberikan komentar soal detail gesekan yang terjadi.

    “Kami memiliki perjanjian kerahasiaan dengan Indonesia selama proses perundingan berlangsung. Namun, yang bisa saya sampaikan, kami telah menandatangani kesepakatan di Konferensi Asean Oktober lalu dengan Malaysia dan Kamboja. Saya tentu berharap Indonesia juga dapat berada pada posisi yang sama,” ujar Greer dalam forum Atlantic Council.

    Seorang sumber menyebutkan bahwa titik utama perbedaan berada pada kerja sama pengembangan mineral kritis—sektor yang kini diprioritaskan AS untuk mengurangi dominasi China dalam rantai pasok global—serta investasi minyak dan gas. Washington mengisyaratkan bahwa setiap kerja sama di sektor tersebut harus menyingkirkan keterlibatan pihak ketiga.

    Ketentuan ini berpotensi berdampak pada hubungan Indonesia dengan China dan Rusia, yang selama ini menjadi investor utama di sektor pertambangan dan energi nasional.

    Menanggapi laporan tudingan AS tersebut, pemerintah Indonesia menyatakan negosiasi masih berlangsung dan optimistis kesepakatan dapat segera dicapai secara saling menguntungkan.

    “Tidak ada isu spesifik dalam perundingan, dan dinamika proses negosiasi adalah hal yang normal,” ujar Juru Bicara Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto.

    Haryo menuturkan, pemerintah Indonesia tetap berharap kesepakatan yang menguntungkan kedua negara dapat segera tercapai. 

    Waswas Pengusaha

    Sementara itu, kabar buntunya negosiasi dagang dengan AS tersebut telah sampai di kalangan pengusaha. Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Perindustrian Saleh Husin mengatakan, sejumlah pelaku industri melalui asosiasi dan forum bisnis internal telah mendapatkan kabar dan informasi mengenai adanya komitmen yang dinilai tidak dipenuhi oleh Indonesia.

    “Meskipun belum disampaikan secara resmi melalui pernyataan publik, pelaku usaha telah menunjukkan kewaspadaan,” kata Saleh kepada Bisnis, Rabu (10/12/2025).

    Pasalnya, Saleh menilai perubahan kebijakan tarif dari AS berpotensi memengaruhi biaya ekspor, akses pasar, dan stabilitas rencana produksi.

    Dalam situasi ini, dunia usaha menantikan penjelasan rinci dari pemerintah sekaligus mencermati perkembangan diplomasi perdagangan yang sedang berlangsung.

    “Sebagai langkah mitigasi, pelaku usaha tentu mulai melakukan penilaian ulang terhadap ketergantungan pasar, struktur biaya, dan proyeksi ekspor ke Amerika Serikat,” tuturnya.

    Dia menerangkan, saat ini perusahaan yang berada dalam sektor terdampak menyiapkan diversifikasi pasar untuk mengurangi risiko konsentrasi ekspor.

    Upaya peningkatan kepatuhan terhadap standar kualitas, aturan asal barang, dan ketertelusuran rantai pasok juga tengah diperkuat guna meminimalisir potensi pelanggaran yang dapat dijadikan dasar tindakan perdagangan.

    Tak hanya itu, asosiasi industri mendorong koordinasi yang lebih intensif dengan pemerintah guna memastikan adanya ruang negosiasi serta perlindungan terhadap kepentingan dunia usaha.

    “Pendekatan ini diharapkan mampu menjaga stabilitas perdagangan dan memberikan kepastian bagi pelaku industri dalam menyusun strategi jangka menengah,” pungkasnya.

    Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament (APSyFI) menilai bahwa penguatan pasar domestik menjadi hal utama di tengah isu negosiasi perjanjian tarif dagang AS dan Indonesia yang dikabarkan terancam batal.

    Ketua Umum APSyFI Redma Gita Wirawasta mengatakan pihaknya masih meyakini pemerintah masih berupaya mencari titik temu kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak.

    “Kami percaya pemerintah, dalam hal ini tim negosiasi, masih bekerja agar tidak terjadi pembatalan,” kata Redma kepada Bisnis, Rabu (10/12/2025).

    Namun, apabila terjadi pembatalan, maka kondisi industri tekstil disebut akan semakin berat. Apalagi, kondisi saat ini saja sudah banyak pabrik yang terdampak hingga gulung tikar.

    Dalam situasi ini, pihaknya menekankan bahwa Indonesia memiliki pasar domestik yang dapat menjadi jaminan bagi produk lokal, terutama bagi yang selama ini mengandalkan ekspor ke AS.

    “Tapi lagi-lagi agenda perlindungan pasar domestik selalu terkendala oleh birokrasi pro impor yang selalu ingin memberikan kemudahan impor bagi para importir dengan alasan kebutuhan bahan baku, padahal kapasitas bahan baku kita sangat cukup,” tegasnya.

    Terkait kabar potensi pembatalan kesepakatan tarif dagang antara Indonesia dan AS, pihaknya mengaku belum melihat poin-poin apa saja yang menjadi concern pemerintah AS.

    “Namun, memang beberapa poin awal yang diminta oleh pemerintah AS belum ada perbaikan yang signifikan, karena memang banyak terkait dengan kementerian teknis,” jelas Redma.

  • 6
                    
                        Parpol Musiman dan Hilangnya Kedekatan dengan Masyarakat
                        Nasional

    6 Parpol Musiman dan Hilangnya Kedekatan dengan Masyarakat Nasional

    Parpol Musiman dan Hilangnya Kedekatan dengan Masyarakat
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Partai politik menjadi salah satu jembatan komunikasi antara rakyat dengan penguasa.
    Pada masanya,
    partai politik
    pernah menjadi jalur komunikasi yang baik, menjadi tempat memberikan aspirasi untuk didengar oleh penguasa.
    Namun, di
    era digital
    , jalur komunikasi tersebut sudah
    by-pass
    , langsung.
    Dengan menyebut akun Prabowo Subianto di media sosial, masyarakat sudah bisa menyalurkan satu aspirasi tertentu.
    Era internet ini mengubah cara partai politik berkomunikasi dan merayu suara rakyat.
    Partai berbasis massa semakin menipis, sedangkan basis elektoral semakin banyak, atau dikenal dengan partai musiman.
    Hal ini disampaikan Pengamat Politik dari Lembaga Survei Indonesia (LSI), Djayadi Hanan, dalam acara diskusi yang diselenggarakan Pusat Studi Konstitusi Universitas Andalas, di Novotel Cikini, Jakarta Pusat, Rabu.
    Dia mengatakan, teknologi yang hadir di abad 21, khususnya terkait dengan dunia digital, memberikan akses langsung masyarakat kepada penguasa.
    Peristiwa ini membuat fungsi partai politik yang sebelumnya sebagai penyalur aspirasi hilang.
    Partai berbasis massa kemudian mulai bergeser, beradaptasi dengan pola elektoral, muncul saat dibutuhkan, dan hadir musiman saat pemilu.
    “Maka ada kecenderungan partai untuk menjadi partai elektoral. Jadi, dia hadir ya karena memang dia perlu hadir di masyarakat waktu pemilu saja,” ucap dia.
    Lektor Kepala dan Ketua Program Doktoral Ilmu Politik di Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) ini mengatakan, perubahan pola dari partai berbasis massa menjadi partai elektoral membuat suara partai politik tidak lagi relevan sebagai representasi masyarakat secara luas.
    Fenomena ini tak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di beberapa negara seperti Amerika, Australia, dan Inggris.
    Djayadi menyebut, di negara-negara digdaya pusat peradaban demokrasi tersebut, sudah mulai mengalami defisit keanggotaan partai politik.
    Alasannya sama, yakni partai mulai mengubah pola komunikasi mereka dari yang berbasis massa, dekat dengan rakyat dan memperjuangkan aspirasi rakyat, menjadi partai musiman yang hanya turun ketika pemilu akan berlangsung.
    “Di era sekarang memang sudah sulit mengharapkan (ada parpol berbasis massa). Kita cek lah di seluruh dunia, di Australia, di Amerika, di Inggris, jumlah orang yang menjadi anggota partai itu makin berkurang jumlahnya,” imbuh dia.
    Peneliti senior Pusako Unand, Muhammad Ichsan Kabullah, memiliki pandangan yang mirip terkait dengan pergeseran tren parpol berbasis massa menjadi parpol berbasis elektoral.
    Namun, Ichsan menilai, peristiwa ini bukan sebagai pola komunikasi baru di perpolitikan Indonesia, melainkan fenomena yang disebabkan oleh pragmatisme partai politik.
    Menurut dia, pola komunikasi musiman ini terjadi karena tak ada lagi parpol yang memperjuangkan ideologi mereka secara jelas dan tegas.
    “Kita tidak bisa membedakan partai Islam A dengan partai Islam B. Semuanya sama saja jualannya sama. Atau partai nasionalis misalnya hari ini, karena kita miskin ideologi. Nah, itu problemnya. Sehingga ini yang membuat kita berjarak,” ucap dia.
    Dia memberikan contoh, saat peristiwa bencana banjir di Sumatera, tidak ada partai politik yang menyinggung penyebab bencana, sekalipun sudah diketahui penyebab utamanya adalah deforestasi kawasan hutan Sumatera.
    Sekalipun itu partai politik lokal yang berada di Aceh.
    Menurut Ichsan, keengganan partai politik untuk memberikan gagasan idealis tentang peristiwa saat ini memberikan bukti bahwa parpol sendirilah yang menjaga jarak dengan masyarakat.
    Ichsan kemudian mengutip salah satu tulisan seorang antropolog politik India, Akhil Gupta, dalam
    Blurred Boundaries
    .
    Dalam tulisan itu disebutkan, masyarakat India sering memberikan posisi partai politik sebagai perpanjangan komunikasi dengan pemerintah.
    Kantor parpol dan aktor parpol dianggap menjadi salah satu titik poin komunikasi, sehingga partai politik bisa menjalankan fungsi utama mereka, termasuk menjadi bagian untuk menyalurkan program pemerintah.
    Di Indonesia bukan tak pernah terjadi.
    Program pangan murah juga pernah dilakukan beberapa partai politik.
    “Tapi itu kan sifatnya sangat event, seremonial, dan sebagainya (sebagai pemikat elektoral semata),” tutur dia.
    Djayadi Hanan kemudian menilai putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 135/PUU-XXII/2024 yang memisahkan pemilihan umum nasional dengan pemilihan umum tingkat daerah sebagai jalan tengah untuk memaksa kembali partai politik hadir lebih intens di tengah masyarakat.
    Putusan MK tersebut mengamanatkan agar ada jeda 2-2,5 tahun untuk penyelenggaraan pemilu di tingkat nasional maupun lokal.
    Mengapa hal ini dianggap sebagai jalan tengah?
    Djayadi menyebut, partai politik dengan basis elektoral akan mencari simpati masyarakat pada saat pemilu.
    Dengan pola pemilu yang semakin banyak, partai politik akan semakin sering mendengar dan mendekatkan diri dengan masyarakat.
    Dia memberikan contoh Amerika Serikat yang secara formal memiliki pemilu 2 tahun sekali, khususnya untuk anggota DPR mereka.
    Pilpres berlangsung empat tahun sekali, sedangkan senat 1/3 kursi diperebutkan setiap 2 tahun sekali.
    “Jadi, anggota DPR di Amerika itu sibuk sekali menghubungi masyarakat, baru selesai pemilu harus menghubungi lagi karena dia dalam dua tahun harus (mencari dukungan untuk) terpilih lagi,” kata dia.
    Rutinitas pemilihan di Amerika ini memberikan ruang interaksi antara partai politik dan masyarakat yang akan disuarakan aspirasinya kepada eksekutif.
    Sebab itu, Djayadi berharap, lebih banyak pemilu lebih baik untuk mengembalikan kehadiran parpol di tengah masyarakat.
    Dia bahkan sempat mengusulkan agar pemilihan dipisah pada tiga tahap, yakni pemilihan nasional, tingkat provinsi, dan terakhir kabupaten/kota.
    Namun, menurut dia, putusan MK menjadi jalan tengah terbaik saat ini untuk diakomodir pembentuk undang-undang sebagai upaya perbaikan menghadirkan kembali partai politik di tengah masyarakat.
    “Maka moderatnya saya kira ya keputusan MK itu moderatnya. Ya 2,5 tahun ada pemilu,” ujar dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Dolar AS Melemah ke Rp 16.647 Usai The Fed Pangkas Suku Bunga

    Dolar AS Melemah ke Rp 16.647 Usai The Fed Pangkas Suku Bunga

    Jakarta

    Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) melemah terhadap rupiah pada pembukaan perdagangan hari ini. Mata uang Paman Sam menyentuh Rp 16.600 pagi ini usai Bank Sentral AS (The Fed) kembali memangkas suku bunga.

    Dikutip dari data Bloomberg, Kamis (10/12/2025), nilai tukar dolar AS pukul 09.09 WIB berada pada level Rp 16.647 atau minus 41 poin (0,25%). Pada perdagangan pagi ini, dolar AS dibuka di level Rp 16.675.

    Selanjutnya, pergerakan dolar AS terhadap mata uang lainnya cenderung melemah. Nilai tukar dolar AS menguat 0,12% terhadap dolar Australia, namun melemah 0,06% terhadap euro.

    Selanjutnya, mata uang Paman Sam terhadap dolar Singapura minus 0,05%. Dolar AS juga melemah terhadap yuan China 0,09%.

    Berikutnya, dolar AS melemah 0,21% terhadap yen, melemah terhadap ringgit 0,29%, serta loyo terhadap bath 0,28%.

    (rea/ara)