Negara: Amerika Serikat

  • Perang Hamas Vs Israel, Biden Punya Pesan ke Iran: Berhati-hatilah

    Perang Hamas Vs Israel, Biden Punya Pesan ke Iran: Berhati-hatilah

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengingatkan Iran untuk “berhati-hati” dengan tidak memperparah konflik, seiring meningkatnya ketegangan di Timur Tengah atas perang Israel vs Hamas.

    “Kami sudah menegaskan kepada Iran: Berhati-hatilah,” kata Biden dalam sambutannya kepada para pemimpin komunitas Yahudi Amerika dalam pertemuan meja bundar di Gedung Putih pada Rabu (11/10) waktu setempat, sebagaimana dilansir kantor berita AFP, Kamis (12/10/2023).

    Diketahui bahwa pemerintah Iran telah lama mendukung Hamas secara finansial dan militer. Namun, Teheran bersikeras bahwa pihaknya tidak terlibat dalam mendadak yang dilakukan kelompok tersebut ke Israel pada hari Sabtu (7/10) lalu.

    Serangan besar-besaran Hamas yang menewaskan lebih dari 1.200 orang di Israel itu, telah menimbulkan pertanyaan tentang peran Iran dan apakah Iran terlibat langsung dalam operasi tersebut.

    AS telah mengumpulkan informasi yang menunjukkan bahwa para pejabat senior pemerintah Iran terkejut dengan serangan Hamas tersebut, menurut seorang pejabat AS yang tak mau disebutkan namanya, dikutip Reuters. Dari informasi intelijen yang diterima AS, Gedung Putih belum melihat bukti keterlibatan langsung Iran dalam perencanaan atau pelaksanaan serangan Hamas tersebut.

    “Kami belum melihat apa pun yang menunjukkan bahwa mereka secara khusus melakukan upaya untuk mendukung serangkaian serangan ini, atau bahwa mereka terlibat dalam pelatihan tersebut. Dan tentu saja, hal ini memerlukan cukup banyak pelatihan,” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby kepada wartawan.

    Meskipun dia menambahkan bahwa AS akan terus memeriksa data intelijen “dan melihat apakah hal itu membawa kita pada kesimpulan yang berbeda.”

  • Afghanistan Kembali Diguncang Gempa M 6,3

    Afghanistan Kembali Diguncang Gempa M 6,3

    Kabul

    Afghanistan kembali diguncang gempa bumi dengan Magnitudo 6,3 pada Rabu (11/10) pagi waktu setempat. Gempa terbaru itu mengguncang area yang sama, di mana gempa dengan kekuatan serupa mengguncang pada akhir pekan lalu dan menewaskan lebih dari 2.000 orang.

    Seperti dilansir AFP, Rabu (11/10/2023), Survei Geologi Amerika Serikat atau USGS melaporkan bahwa gempa bumi M 6,3 itu mengguncang pada Rabu (11/10) pagi, sekitar pukul 05.10 waktu setempat dan berpusat di lokasi berjarak 29 kilometer sebelah utara kota Herat. Pusat gempa disebut tergolong dangkal.

    Para relawan dan petugas penyelamat telah bekerja sejak Sabtu (7/10) waktu setempat, dalam upaya terakhir menemukan korban selamat dalam gempa sebelumnya. Laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut gempa pada akhir pekan meratakan seluruh desa dan berdampak pada lebih dari 12.000 orang.

    Para pejabat lokal dan nasional memberikan perhitungan yang berbeda soal jumlah korban tewas dan luka akibat gempa sebelumnya. Namun Kementerian Urusan Bencana Afghanistan menyebut sedikitnya 2.053 orang tewas akibat gempa pada Sabtu (7/10) lalu.

    Belum ada laporan mengenai jumlah korban baru setelah gempa M 6,3 mengguncang di dekat Herat pada Rabu (11/10) pagi waktu setempat.

    Gempa bumi pada akhir pekan, yang juga berkekuatan M 6,3, dilaporkan menghancurkan 11 desa di distrik Zenda Jan, Provinsi Herat.

    “Tidak ada satu pun rumah yang tersisa, bahkan tidak ada kamar yang menjadi tempat kami bermalam,” sebut warga setempat, Mohammad Naeem (40), yang kehilangan 12 anggota keluarganya, termasuk ibunya, dalam gempa pada Sabtu (7/10) lalu.

  • Lompat ke Kolam Tugu Peringatan 9/11, Pria di AS Ditangkap Polisi

    Lompat ke Kolam Tugu Peringatan 9/11, Pria di AS Ditangkap Polisi

    Jakarta

    Seorang pria 33 tahun di New York City, Amerika Serikat (AS), melompat ke kolam refleksi di Tugu Peringatan 9/11. Pria tersebut kemudian ditangkap pihak keamanan karena tuduhan melompat ke kolam refleksi di Tugu Peringatan 9/11.

    Seperti dilansir NBC News dan The Independent, Rabu (11/10/2023), peristiwa itu terjadi sekitar pukul 13.30 waktu setempat, Senin (9/10), ketika polisi dipanggil ke kolam bagian utara di Tugu Peringatan 9/11 dan menemukan pria berusia 33 tahun telah melompat ke dalam kolam.

    Pihak berwenang mengatakan tim layanan medis darurat membantu pria tersebut karena mengalami cedera pada kaki kiri dan punggungnya karena insiden tersebut.

    Pria tersebut dibawa ke Rumah Sakit Bellevue, karena cedera yang dialami tidak mengancam jiwa, dan tuntutan terhadap pria tersebut masih menunggu keputusan, kata para pejabat.

    Video yang diunggah di media sosial menunjukkan pria tersebut berjalan menuju cekungan tengah sebelum berbaring di perairan dangkal.

    Motivasi di balik tindakan pria tersebut masih belum diketahui hingga saat ini. Namun, para pejabat mengatakan kepada New York Daily News bahwa mereka tidak yakin tindakan tersebut bermotif politik.

    Pria tersebut digambarkan sebagai “orang yang tampaknya mengalami gangguan emosi,” kata juru bicara Otoritas Pelabuhan.

    Kolam tersebut adalah salah satu dari dua kolam yang ada di tugu peringatan, keduanya merupakan bekas jejak Twin Towers yang runtuh saat serangan teroris 11 September 2001. Menurut situs web 9/11 Memorial & Museum, setiap kolam diturunkan sedalam 30 kaki ke dalam sebuah cekungan.

    Nama 2.983 orang yang tewas pada tahun 2001, serta mereka yang tewas dalam pemboman World Trade Center tahun 1993, ditulis dengan perunggu di sekeliling kolam peringatan.

    Lihat juga Video: Momen Joe Biden Peringati 22 Tahun Tragedi 9/11

    (rfs/fas)

  • AS Tak Punya Bukti Peran Langsung Iran dalam Serangan Hamas ke Israel

    AS Tak Punya Bukti Peran Langsung Iran dalam Serangan Hamas ke Israel

    Jakarta

    Menteri Pertahanan (Menhan) Amerika Serikat (AS) Lloyd Austin mengatakan negaranya tidak memiliki bukti keterlibatan langsung Iran dalam serangan Hamas terhadap Israel. Namun Austin mencatat bahwa Teheran telah mendukung kelompok tersebut selama bertahun-tahun.

    “Tetapi dalam kasus khusus ini, kami tidak memiliki bukti apapun bahwa ada keterlibatan langsung dalam perencanaan atau pelaksanaan serangan ini,” kata Austin dilansir Aljazeera, Rabu (11/10/2023).

    Penilaian tersebut juga diamini oleh Departemen Luar Negeri AS, yang menekankan betapapun hal itu bisa berubah.

    “Pengalaman kami dalam masalah ini menunjukkan bahwa masih terlalu dini untuk menarik kesimpulan akhir mengenai masalah ini,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller.

    “Kami akan melihat intelijen tambahan dalam beberapa minggu dan hari mendatang untuk menginformasikan pemikiran kami mengenai masalah ini, termasuk apakah setidaknya ada beberapa orang di sistem Iran yang memiliki pemahaman yang lebih jelas tentang apa yang akan terjadi atau bahkan berkontribusi pada aspek-aspek konflik,” ujarnya.

    Pemerintah Iran sebelumnya membantah tuduhan bahwa mereka berperan dalam serangan besar-besaran Hamas terhadap Israel pada Sabtu (7/10) waktu setempat. Teheran menegaskan pihaknya tidak terlibat dalam pengambilan keputusan negara lainnya, termasuk Palestina.

    “Tuduhan yang terkait dengan peran Iran… didasarkan pada alasan politik,” sebut juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanani dalam pernyataan kepada wartawan, seperti dilansir AFP, Senin (9/10).

    (rfs/rfs)

  • Perang Israel Vs Hamas, Kapal Induk AS Tiba di Mediterania Timur

    Perang Israel Vs Hamas, Kapal Induk AS Tiba di Mediterania Timur

    Jakarta

    Perang Israel dan kelompok Hamas pecah di wilayah Palestina. Kapal induk Amerika Serikat (AS) USS Gerald R Ford telah tiba di Mediterania bagian Timur, menurut Komando Pusat AS.

    “Kedatangan pasukan berkemampuan tinggi ini ke wilayah tersebut merupakan sinyal pencegahan yang kuat jika ada pihak yang memusuhi Israel mempertimbangkan untuk mencoba mengambil keuntungan dari situasi ini,” kata Komandan Komando Pusat AS Jenderal Michael Kurilla dilansir Aljazeera, Rabu (11/10/2023).

    Kapal induk ini mencakup 8 skuadron pesawat serang dan pendukung. Kapal ini didampingi oleh kapal penjelajah USS Normandy, serta kapal perusak USS Thomas Hudner, USS Ramage, USS Carney, dan USS Roosevelt.

    Kelompok Hamas memberikan reaksi keras atas langkah Amerika Serikat mengirimkan salah kapal induknya ke Laut Mediterania bagian Timur untuk mendukung Israel, sekutunya, usai digempur serangan mengejutkan.

    “Gerakan-gerakan ini tidak membuat takut rakyat kami atau perlawanan mereka, yang akan terus membela rakyat kami dan tempat-tempat suci kami,” tegas juru bicara Hamas Hazem Kassem dalam pernyataannya, seperti dilansir CNN, Senin (9/10).

    Menteri Pertahanan (Menhan) AS Lloyd Austin, seperti dilansir Associated Press, memerintahkan kapal induk USS Gerald R Ford, sebuah kapal induk bertenaga nuklir, untuk berlayar ke perairan Mediterania Timur dan bersiap membantu Israel setelah rentetan serangan Hamas menghantam negara Yahudi itu.

    (rfs/rfs)

  • Erdogan Kecam Pengerahan Kapal Induk AS dan Blokade Israel di Gaza

    Erdogan Kecam Pengerahan Kapal Induk AS dan Blokade Israel di Gaza

    Jakarta

    Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengecam aksi Amerika Serikat (AS) yang mengerahkan kapal induk untuk membantu Israel yang berperang melawan Hamas di wilayah Palestina. Erdogan juga mengkritik blokade Israel di Gaza.

    Seperti dilansir Aljazeera, Rabu (11/10/2023) Erdogan mengkritik blokade Israel di Gaza, dengan mengatakan bahwa pemutusan listrik dan air melanggar hukum hak asasi manusia internasional.

    Erdogan juga mengecam Amerika Serikat untuk mengirim kapal induk ke wilayah tersebut karena dianggap bisa menyebabkan ‘pembantaian’.

    “Apa yang dilakukan kapal induk AS di Israel? Apa yang harus dilakukan? Mereka akan menghancurkan Gaza dengan menyerang daerah sekitarnya dan mulai melakukan pembantaian besar-besaran,” kata Erdogan.

    Sementara itu, Turkish Airlines menghentikan penerbangan ke Israel hingga pemberitahuan lebih lanjut.

    Turkish Airlines menghentikan penerbangannya ke Israel hingga pemberitahuan lebih lanjut karena perkembangan terkini di negara tersebut, kata juru bicara perusahaan dalam sebuah pernyataan yang di-posting di platform media sosial X.

    (rfs/rfs)

  • Gara-gara Tak Menafkahi Istri, Samuel Jadi Pesakitan

    Gara-gara Tak Menafkahi Istri, Samuel Jadi Pesakitan

    Surabaya (beritajatim.com) – Samuel pria asal Surabaya ini diadili lantaran tidak memberikan nafkah kepada istrinya Lenny Jahja. Sidang yang digelar di ruang Kartika 1 ini menghadirkan saksi pelapor yakni Lenny Jahja.

    Lenny Jahja didatangkan sebagai saksi oleh JPU Darwis. Dalam keterangannya, Lenny mengatakan dia menikah dengan Samuel sejak tahun 1980. Dari pernikahan tersebut, keduanya memiliki satu orang anak yang kini tinggal di Amerika.

    Samuel menurut Lenny memiliki usaha pabrik, selama mengelola pabrik tersebut Lenny diberikan nafkah sebesar Rp 10 juta oleh Samuel.

    Baca Juga: Nakes Hospitel Bantarangin Pilihan, Sugiri Sancoko: Pelayanannya Biar Gaspol

    ” Uang Rp 10 juta tersebut saya gunakan untuk membayar kartu kredit, PDAM dan lainnya,” ujar Lenny, Senin (9/10/2023).

    Masalah mulai timbul pada tahun 2019, dimana Samuel kata Lenny sudah tidak lagi memberikan nafkah pada dirinya. Pertengkaran pun terus terjadi dan Samuel lebih memilih tinggal dilantai 1 Dian Istana Blok D 5 Nomer 56, tinggal satu Rumah dengan Lenny Jahja hanya saja tidak satu ruangan sedangkan Lenny Jahja dilantai 2.

    Sejak 2019 keduanya pisah kamar dan sejak tahun 2020, terdakwa juga tidak memberikan uang bulanan terhadap Lenny Jahja.

    Baca Juga: Kurang dari 20% UMKM di Sleman Miliki Nomor Induk Berusaha

    Lenny Jahja mengungkapkan, suatu hari dirinya pernah keluar rumah untuk berolahraga namun begitu kembali ke rumah kunci rumah sudah diganti dan dalam keadaan digembok.

    Karena menunggu lama tak kunjung dibuka akhirnya saksi Lenny Jahja memutuskan untuk memanggil tukang gembok. Dari situlah Lenny merasa hidupnya tidak tenang, sering diusir dan merasa keberadaan sudah tidak dianggap lagi.

    Atas perbuatan terdakwa, JPU mendakwa dengan Pasal 9 ayat (1) pasal 49 huruf a Undang-undang RI Tahhun 2004 tentang Kekerasan Dalam Rumah Tangga.

    Baca Juga: Empat Jalan di Kawasan Kampus Tegalboto Jember Diberlakukan Satu Arah

    Sementara Kuasa Hukum Lenny Jahja, Billy Handiwiyanto SH., MH dari kantor hukum Handiwoyanto Law Office
    berharap untuk dilakukan persidangan sesuai fakta dan pihaknya berharap agar kliennya mendapat keadilan yang seadil-adilnya. [uci/ian]

  • Siapa Hamas yang Menguasai Jalur Gaza?

    Siapa Hamas yang Menguasai Jalur Gaza?

    Jakarta

    Kelompok milisi Hamas melancarkan serangan tak terduga yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel. Mereka menerobos masuk ke permukiman Israel di dekat Jalur Gaza, membunuh warga sipil, serta menyandera sebagian dari mereka.

    Berikut adalah hal-hal yang perlu Anda ketahui mengenai pihak-pihak dan wilayah terkait, serta konteks penting untuk memahami peristiwa ini.

    Siapa Hamas dan bagaimana kiprahnya?

    Hamas adalah kelompok terbesar di antara kelompok Muslim Palestina lainnya.

    Nama Hamas sendiri merupakan akronim bahasa Arab yang jika diterjemahkan bermakna Gerakan Perlawanan Islam. Kelompok itu berdiri pada 1987 pada permulaan intifada Palestina pertama melawan pendudukan Israel di Tepi Barat dan Jalur Gaza.

    Karena itu, dalam piagam pendiriannya, Hamas berkomitmen untuk menghancurkan Israel. Komitmen itu diwujudkan melalui divisi militernyaBrigade Izzedine al-Qassam.

    Akan tetapi, tujuan Hamas bukan semata-semata itu.

    AFPHamas menciptakan divisi militer, Brigade Izzedine al-Qassam.

    Hamas memenangi pemilihan umum legislatif pada 2006, kemudian menguatkan kendalinya di Gaza serta mendepak rivalnya, Gerakan Fatah pimpinan Presiden Mahmoud Abbas.

    Sejak saat itu, kelompok di Gaza telah melakoni tiga pertempuran melawan Israel. Mesir belakangan bergabung dengan menerapkan blokade untuk mengisolasi Hamas dan menekannya agar menghentikan serangan.

    Hamas, sebagai sebuah organisasi, atau dalam beberapa kasus, divisi bersenjatanya, dicap sebagai kelompok teroris oleh Israel, Amerika Serikat, Uni Eropa, Inggris, dan beberapa negara lain.

    Apa itu Jalur Gaza?

    Jalur Gaza adalah merupakan wilayah sepanjang 41 kilometer dan lebar 10 kilometer antara Israel, Mesir dan Laut Mediterania (Laut Tengah). Kawasan ini ditempati sekitar 2,3 juta orang, dan menjadi salah satu wilayah dengan populasi terpadat di dunia.

    Israel mengendalikan ruang udara di Gaza, dan garis pantainya, serta membatasi keluar-masuk orang dan barang melalui perbatasannya. Demikian pula Mesir yang mengendalikan jalur keluar-masuk perbatasan dengan Gaza.

    Menurut laporan PBB, sekitar 80% penduduk di Gaza sangat bergantung dari bantuan internasional dan makanan harian sekitar satu juta orang juga bergantung dari bantuan luar negeri.

    Apa itu Palestina dan apa kaitannya dengan peristiwa ini?

    Tepi Barat dan Gaza, yang dikenal sebagai wilayah kekuasaan orang Palestina, serta Yerusalem Timur dan Israel, merupakan bagian dari daratan yang dikenal sebagai Palestina sejak era Romawi.

    Wilayah ini juga merupakan tanah kerajaan Yahudi dalam Alkitab, dan dipandang oleh orang Yahudi sebagai tanah leluhur mereka.

    BBC

    Israel dideklarasikan sebagai sebuah negara pada tahun 1948, meskipun tanah tersebut masih disebut sebagai Palestina oleh mereka yang tidak mengakui hak Israel untuk eksis.

    Orang Palestina juga menggunakan nama Palestina sebagai istilah umum untuk Tepi Barat, Gaza, dan Yerusalem Timur.

    Mengapa Israel dan Hamas berperang?

    Ketegangan antara Israel dan Hamas selalu ada, namun kelompok milisi melakukan serangan Sabtu kemarin tanpa peringatan.

    Hamas menembakkan ribuan roket ke Israel ketika puluhan pasukannya menerobos perbatasan, dan menyerbu komunitas Israel, menewaskan puluhan warga sipil, dan menyandera yang lainnya.

    Israel membalasnya dengan serangan udara, dan mengatakan bahwa mereka menargetkan situs-situs militan di Gaza.

    Apa yang membedakan serangan kali ini?

    Sebagaimana dimuat dalam tulisan Editor Internasional BBC, Jeremy Bowen, peristiwa ini adalah operasi Hamas paling ambisius yang pernah dilancarkan dari Gaza. Insiden ini juga disebut serangan lintas batas paling serius yang dihadapi Israel lebih dari satu generasi.

    Para militan menerobos kawat yang memisahkan Gaza dari Israel di beberapa tempat.

    Pasukan keamanan Israel berkumpul di lokasi pertempuran pada Minggu (8/10/2023) menyusul serangan dari Kelompok Hamas di Sderot, Israel. (REUTERS/RONEN ZVULUN)

    Serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya, berlangsung sehari setelah peringatan 50 tahun serangan mendadak oleh Mesir dan Suriah pada 1973. Saat itu, serangan ini memicu perang besar di Timur Tengah. Momentum ini tidak akan hilang dari ingatan para pemimpin Hamas.

    terjadi sehari setelah peringatan 50 tahun serangan mendadak oleh Mesir dan Suriah pada tahun 1973 yang memicu perang besar di Timur Tengah. Pentingnya tanggal tersebut tidak akan hilang dari ingatan para pemimpin Hamas.

    Apakah ini kegagalan terbesar intelijen Israel?

    Ya, kata koresponden bidang keamanan BBC Frank Gardner. Kata dia sungguh mengejutkan bahwa tidak ada yang melihat serangan ini. Padahal sudah ada upaya gabungan dari Shin Bet – intelijen dalam negeri Israel, Mossad – agen mata-mata eksternal, dan semua aset militer Israel. Frank menyebut semua institusi ini boleh jadi sudah mengetahui ada peringatan, tapi gagal menindaklanjutinya.

    Israel memiliki badan intelijen yang paling lengkap dan didanai dengan baik di Timur Tengah, dengan informan dan agen-agen di dalam kelompok militan Palestina, serta di Libanon, Suriah, dan tempat lainnya.

    Di lapangan, di sepanjang pagar perbatasan antara Israel dan Gaza, terdapat kamera, sensor gerakan tanah, dan patroli rutin.

    Pagar dengan kawat berduri di atasnya, semestinya menjadi “penghalang cerdas” untuk mencegah penyusupan seperti yang terjadi dalam serangan ini. Namun, para militan Hamas dengan mudahnya menerobos pagar tersebut, membobol kawat berduri, atau memasuki Israel dari laut dan dengan paralayang.

    Apa yang akan terjadi selanjutnya?

    Komandan milisi Hamas, Mohammed Deif, menyerukan kepada warga Palestina dan warga Arab lainnya untuk bergabung dengan operasi militan untuk “menyapu bersih pendudukan (Israel)”.

    Sebuah pertanyaan besar sekarang adalah apakah warga Palestina di Tepi Barat yang dikuasai Israel, dan Yerusalem Timur atau di tempat lain di wilayah tersebut akan mengindahkan seruannya, kata koresponden BBC di Yerusalem, Yolande Knell.

    Israel melihat potensi perang yang dapat terjadi di berbagai lapisan. Skenario terburuknya adalah bahwa hal itu dapat menarik kelompok militan Lebanon yang kuat, Hizbullah.

    Pada hari Minggu pagi, Hizbullah meluncurkan sejumlah rudal dan peluru kendali ke Israel utara, tapi tidak menimbulkan korban jiwa.

    Militer Israel telah memerintahkan penguatan pasukan secara besar-besaran. Selain serangan udara yang intens di Gaza, Israel juga mengindikasikan bahwa mereka merencanakan operasi darat di sana.

    Bagaimana sepak terjang Hamas sebelumnya?

    Setelah intifada pertama di Palestina, Hamas mengemuka sebagai kelompok utama penentang kesepakatan damai yang ditandatangani pada awal 1990-an antara Israel dan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), organisasi yang mewakili sebagian besar rakyat Palestina.

    Walau digempur berkali-kali oleh Israel dan dirazia oleh Otorita Palestina (badan pemerintahan utama rakyat Palestina) Hamas punya kekuatan veto atas proses perdamaian dengan melancarkan serangkaian serangan bunuh diri.

    AFPHamas mengaku berada di balik pengeboman bunuh diri di dalam bus di Yerusalem pada Februari 1996 yang menewaskan 26 orang.

    Pada Februari dan Maret 1996, Hamas melancarkan beberapa pengeboman bunuh diri di dalam bus sehingga menewaskan hampir 60 warga Israel. Rangkaian serangan itu ditempuh sebagai pembalasan atas pembunuhan pembuat bom Hamas, Yahya Ayyash, pada Desember 1995.

    Deretan aksi pengeboman itu dituding sebagai hal yang membuat Israel menghentikan proses perdamaian dan mengerek Benjamin Netanyahupenentang kesepakatan damai Osloke pucuk kekuasaan tahun itu.

    Setelah kesepakatan damai Oslo gagal, Presiden AS Bill Clinton berupaya menghidupkan perdamaian melalui pertemuan di Camp David pada 2000. Upaya itu juga gagal dan intifada kedua menyusul.

    Hamas meraih kekuasaan dan pengaruh ketika Israel membungkam Otorita Palestina, yang dituduh mensponsori serangan-serangan mematikan.

    Hamas lantas mengelola sejumlah klinik dan sekolah bagi warga Palestina yang merasa dikecewakan oleh korupnya Otoritas Palestina yang didominasi faksi Fatah.

    Baca juga:

    Pemimpin spiritual Hamas, Sheikh Ahmed Yassin, tewas akibat gempuran udara Israel pada 2004. (Getty Images)

    Banyak warga Palestina menyambut gelombang serangan bunuh diri Hamas pada awal intifada kedua. Mereka memandang operasi “martir” sebagai pembalasan atas pendudukan Israel di Tepi Barat, wilayah yang diinginkan rakyat Palestina sebagai bagian dari negara mereka.

    Namun, Israel tidak tinggal diam. Pada Maret dan April 2004, pemimpin spiritual Hamas, Sheikh Ahmed Yassin dan penerusnya, Abdul Aziz al-Rantissi, dibunuh melalui serangan rudal di Gaza.

    Di dalam wilayah Palestina, perseteruan antara Hamas dan Fatah merebak setelah pemimpin Fatah, Yasser Arafat, meninggal dunia pada November tahun tersebut.

    Tokoh Hamas, Ismail Haniyeh (kiri) sempat menjabat sebagai perdana menteri Palestina. Dia berdampingan dengan Presiden Palestina, Mahmoud Abbas (kanan). (Getty Images)

    Mahmoud Abbas, yang menjadi pemimpin Fatah, menilai serangan roket Hamas kontraproduktif.

    Ketika Hamas menang telak dalam pemilihan umum legislatif pada 2006, perseteruan itu semakin nyata. Hamas menolak terlibat dalam kesepakatan damai Palestina-Israel sebelumnya, menolak mengakui legitimasi Israel, dan menepis permintaan untuk mengakhiri aksi kekerasan.

    Piagam 1988

    Piagam Hamas menyatakan Palestina termasuk negara Israel saat ini sebagai wilayah Islam serta menolak kesepakatan damai dengan negara Yahudi.

    Dokumen itu juga berulang kali menyerang orang-orang Yahudi sebagai sebuah bangsa, sehingga mendatangkan tuduhan bahwa gerakan Hamas anti-Semitik.

    Pada 2017, Hamas merilis dokumen kebijakan terbaru yang menghaluskan sejumlah sikap terdahulu dan menggunakan bahasa yang terukur.

    Dalam dokumen itu, Hamas tetap tidak mengakui Israel, namun menerima secara formal pembentukan negara Palestina secara interim di Gaza, Tepi Barat, dan Yerusalem Timur yang dikenal sebagai garis sebelum 1967.

    Dokumen itu pun menekankan bahwa perjuangan Hamas bukan terhadap Yahudi, tapi terhadap “agresor Zionis yang melakukan pendudukan”.

    Israel berkata kelompok tersebut “berupaya membodohi dunia”.

    Rangkaian sanksi

    Aksi pemerintahan pimpinan Hamas lantas diganjar dengan rangkaian sanksi ekonomi dan diplomatik oleh Israel dan sekutu-sekutunya di Barat.

    Setelah Hamas mendepak pasukan loyalis Fatah dari Gaza pada 2007, Israel memperketat blokade pada teritori tersebut. Serangan roket Palestina dan gempuran udara Israel berlanjut.

    Hamas mengambil alih kekuasaan di Gaza dari pasukan loyalis Mahmoud Abbas dalam pertikaian berdarah pada 2007. (AFP)

    Israel menuding Hamas bertanggung jawab atas semua serangan yang dilesatkan dari Jalur Gaza. Israel lantas melancarkan tiga operasi militer besar di Gaza yang diikuti eskalasi pertempuran lintas perbatasan.

    Pada Desember 2008, militer Israel menggelar operasi militer ‘Cast Lead’ dengan dalih menghentikan serangan-serangan roket Palestina. Lebih dari 1.300 orang Palestina dan 13 orang Israel tewas dalam serangan 22 hari itu.

    Israel memakai alasan yang sama saat menggelar operasi militer ‘Pilar Pertahanan’ pada November 2012, dengan terlebih dahulu melakukan serangan udara yang menewaskan Ahmed Jabari, komandan Brigade Qassam.

    Sebanyak 170 orang Palestina, sebagian besar warga sipil dan enam orang Israel tewas dalam delapan hari serangan.

    Dalam konteks militer, kekuatan Hamas dilemahkan akibat dua operasi tersebut. Namun, organisasi itu bertahan berkat dukungan rakyat Palestina.

    Getty ImagesHamas dan kelompok lainnya di Gaza kerap melesatkan roket ke arah kota-kota Israel.

    Serangan roket dari Gaza kembali meningkat pada pertengahan Juni 2014, ketika Israel menahan banyak anggota Hamas di sepanjang Tepi Barat selagi mencari tiga remaja Israel.

    Pada awal Juli, Hamas mengklaim bertanggung jawab atas penembakan sejumlah roket ke Israel untuk kali pertama dalam dua tahun. Hari berikutnya militer Israel menggelar operasi ‘Perlindungan Batas’ guna menghancurkan roket-roket dan berbagai terowongan lintas perbatasan yang dipakai warga Palestina.

    Sediktinya 2.251 orang Palestinatermasuk 1.462 warga sipiltewas dalam serangan 50 hari itu. Di pihak Israel, sebanyak 67 serdadu dan enam warga sipil tewas.

    Pertikaian Israel dan kelompok Palestina di Gaza pada 2014 membuat penghuni kawasan itu menderita. (EPA)

    Sejak 2014, ada sejumlah letupan kekerasan yang berakhir dengan gencatan senjata. Mesir, Qatar, dan PBB tampil sebagai penengah sehingga aksi kekerasan tersebut tidak bereskalasi menjadi perang berskala penuh.

    Walau dilanda blokade, Hamas tetap berkuasa di Gaza dan terus menambah persenjataan roketnya. Beberapa upaya untuk mengadakan rekonsiliasi dengan Fatah juga gagal.

    Sementara itu, situasi kemanusiaan dua juta warga Palestina di Gaza semakin buruk. Perekonomian di Jalur Gaza telah kolaps, dan terjadi kekurangan air, listrik, dan obat-obatan.

    (ita/ita)

  • Korban Tewas Bertambah, Israel: Hamas Lakukan Kejahatan Perang!

    Korban Tewas Bertambah, Israel: Hamas Lakukan Kejahatan Perang!

    Jakarta

    Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) mengadakan rapat darurat secara tertutup terkait krisis Israel-Hamas, tanpa mengambil tindakan segera.

    Amerika Serikat (AS) mendesak 15 anggota DK PBB untuk mengutuk “serangan teroris keji yang dilakukan oleh Hamas.” Wakil Duta Besar AS untuk PBB, Robert Wood, mengatakan, “ada banyak negara yang mengutuk serangan Hamas, tetapi ada juga yang tidak.”

    Sementara itu, Duta Besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia, menyebut AS menilai bahwa Rusia tidak mengutuk serangan tersebut. Kepada kantor berita Associated Press (AP), Vassily membantah hal itu, seraya menambahkan bahwa “itu tidak benar.”

    “(Kecaman serangan Hamas) itu ada dalam komentar saya,” tambah Vassily. “Kami mengutuk semua serangan terhadap masyarakat sipil.”

    “Penting untuk segera menghentikan pertempuran, melakukan gencatan senjata, dan melakukan negosiasi yang berarti, setelah terhenti selama beberapa dekade,” ujarnya.

    Sesaat sebelum pertemuan dimulai, Duta Besar Cina untuk PBB, Zhang Jun, juga menyerukan deeskalasi.

    “Yang terpenting adalah untuk mencegah adanya eskalasi situasi lebih lanjut dan jatuhnya korban lebih banyak lagi dari masyarakat sipil,” kata Zhang Jun, “Dan yang sangat penting adalah kembali ke solusi dua negara.”

    Menhan AS janjikan bantuan kepada Israel

    “Saya baru saja berbicara dengan Menteri Pertahanan Israel Gallant untuk memastikan kembali bantuan yang tidak tergoyahkan dari AS untuk Israel agar dapat bertahan,” katanya. “Saya juga menyampaikan perkembangan terbaru soal sumber daya, termasuk amunisi, yang saat ini sedang dalam perjalanan menuju Israel untuk membantu memenuhi kebutuhan Pasukan Pertahanan Israel (Israel Defense Force/IDF).”

    AS juga mengirimkan kapal perang dan kapal induknya ke perairan dekat Israel. Sementara itu, Presiden AS Joe Biden telah berkomunikasi dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan “mengungkap bahwa bantuan tambahan untuk Pasukan Pertahanan Israel dalam perjalanan menuju Israel, pasukan tambahan bakal tiba dalam beberapa hari ke depan.”

    Washington menyatakan, “beberapa” warga AS ikut terbunuh dalam serangan Hamas. “Kami telah memastikan bahwa beberapa warga AS turut menjadi korban tewas,” kata Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional White House.

    “Kami menyampaikan rasa belasungkawa terhadap para korban dan keluarga yang ditinggalkan.”

    Israel kecam “kejahatan perang” Hamas

    Serangan yang menyasar warga Israel di Gaza merupakan kejahatan perang, sebuah klaim yang disampaikan oleh Utusan Tetap Israel untuk PBB pada Minggu (08/10).

    Menjelang pertemuan dengan Dewan Keamanan PBB, Utusan Israel Gilad Erdan juga menyebut sudah waktunya untuk “menghancurkan” infrastruktur militer Hamas.

    “Waktu untuk berunding dengan orang-orang seperti ini sudah berakhir,” katanya. “Sekarang waktunya untuk melenyapkan infrastruktur teror Hamas, menghancurkan sepenuhnya sehingga kejadian seperti ini tidak terulang lagi.”

    Informasi soal “perang” Israel-Hamas

    Israel menggempur Jalur Gaza lewat serangan udara pada Minggu (08/10), sehari setelah serangan mendadak dari militan Hamas yang disebut menewaskan ratusan warga Israel.

    Setidaknya 700 orang dilaporkan tewas di Israel dan lebih dari 400 orang tewas di Gaza. Militer Israel sendiri mengaku telah menyerang 800 target di Gaza sejauh ini.

    Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan, kampanye Israel di Gaza bakal “mengubah kenyataan untuk beberapa generasi.” Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Palestina yang berbasis di Tepi Barat, mengutuk serangan tersebut, dan menyebutnya sebagai “kampanye kematian dan kehancuran yang biadab.”

    Lebih dari 40 jam usai Hamas melancarkan serangan mendadak, pasukan Israel masih bertempur dengan Hamas di sejumlah lokasi di Israel.

    Militer Israel juga terus melanjutkan evakuasi di lima daerah yang berada di dekat Jalur Gaza.

    Hamas dan kelompok Islamic Jihad mengaku telah menawan 130 orang dari kawasan Israel ke daerah Gaza. Mereka menyebut para sandera nantinya akan ditukar demi membebaskan warga Palestina yang dipenjara pihak Israel.

    Untuk diketahui, dua organisasi tersebut diklasifikasikan sebagai kelompok teroris oleh pemerintah Jerman, Uni Eropa, dan Amerika Serikat.

    Kepada kantor berita ABC, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyebut setidaknya ada 1.000 militan Hamas yang terlibat dalam serangan tersebut.

    mh/ha/as (Reuters, AFP, AP, dpa)

    Lihat Video ‘Lebih dari Seribu Orang Tewas Akibat Hamas-Israel Memanas’:

    (ita/ita)

  • Gempa Afghanistan Tewaskan 2.000 Orang, Warga Tunggu Bantuan

    Gempa Afghanistan Tewaskan 2.000 Orang, Warga Tunggu Bantuan

    Jakarta

    Orang-orang menggali reruntuhan dengan tangan kosong dan sekop di Afganistan barat pada hari Minggu (08/10) kemarin, sebuah upaya untuk mencari para korban di bawah reruntuhan akibat gempa bumi dahsyat yang menewaskan lebih dari 2.000 orang.

    Seluruh desa rata dengan tanah, sejumlah jasad terjebak di bawah reruntuhan rumah, dan penduduk setempat menunggu bantuan.

    “Banyak orang yang terkejut… beberapa bahkan tak mampu berkata-kata. Namun, ada juga beberapa yang tidak bisa berhenti menangis dan berteriak,” kata seorang fotografer bernama Omid Haqjoo kepada kantor berita AP lewat sambungan telepon. Omid Haqjoo, yang tinggal di Kota Herat, sempat mendatangi empat desa yang terdampak pada Minggu (08/10).

    Gempa bermagnitudo 6,3 pada Sabtu (07/10) itu menghantam daerah padat penduduk di dekat Herat. Gempa tersebut juga diikuti dengan gempa susulan yang kuat.

    Seorang juru bicara pemerintah Taliban pada Minggu (08/10) menginformasikan jumlah korban tewas akibat gempa ini. Jika dikonfirmasi, gempa itu bakal menjadi paling mematikan yang menghantam Afganistan dalam dua dekade terakhir.

    Survei Geologi Amerika Serikat (U.S Geological Survey/USGS) menyebut bahwa pusat gempa berada sekitar 40 kilometer barat laut Herat. Gempa itu juga diikuti oleh tiga gempa susulan yang sangat kuat, yang masing-masing bermagnitudo 6,3, 5,9, dan 5,5, serta guncangan yang lebih kecil lainnya.

    Ketika sebagian besar dunia mewaspadai berurusan dengan pemerintah Taliban dan fokus dengan konflik Israel-Palestina, Afganistan belum menerima respons cepat dari dunia. Hampir 36 jam setelah gempa bumi pertama menerjang Herat, belum ada pesawat bantuan yang datang, dan tidak ada dokter spesialis yang dikirim.

    Situasi terkini hingga bantuan untuk Afganistan

    Setidaknya lebih dari 1.200 orang terluka akibat bencana ini, kata juru bicara tersebut.

    Pada Minggu (08/10) malam, media Afganistan mengutip pihak berwenang yang menyatakan bahwa jumlah korban tewas sudah mencapai lebih dari 2.500 orang. Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (The United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs/OCHA) menyatakan lebih dari 11.000 orang terdampak akibat gempa bumi.

    Setidaknya, setiap rumah di kurang lebih 11 desa di Afganistan telah hancur akibat gempa, kata OCHA pada Minggu (08/10) malam, jumlah korban tewas mencapai 1.000 orang. “Jumlah korban dan rumah tangga yang terdampak diperkirakan bakal meningkat seiring dengan terjangkaunya beberapa daerah terpencil dan dilakukannya penilaian,” tambah OCHA.

    PBB sendiri telah mengucurkan dana darurat sebesar 5 juta USD (sekitar Rp78 triliun) pada Minggu (08/10) dan segera mengumumkan permohonan sumbangan setelah menilai kebutuhan yang diperlukan.

    Berdasarkan data OCHA, rumah sakit daerah Herat saja saat ini tengah merawat setidaknya 550 orang korban, 230 di antaranya anak kecil. Pasokan bantuan awal saat ini telah dibagikan, termasuk barang-barang kebersihan, makanan, dan air minum.

    Palang Merah Cina telah menawarkan bantuan uang tunai darurat kepada Palang Merah Afganistan sebesar 200.000 USD (sekitar Rp3,1 miliar) untuk penyelamatan gempa bumi dan bantuan bencana. Informasi itu diungkap oleh stasiun televisi China Central (CCTV) pada Minggu (08/10).

    mh/ha (AP, dpa, Reuters)

    (ita/ita)