Negara: Amerika Serikat

  • Profil Henry Kissinger, Pemenang Nobel Perdamaian yang Kontroversial

    Profil Henry Kissinger, Pemenang Nobel Perdamaian yang Kontroversial

    Jakarta, CNN Indonesia

    Mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Henry Kissinger meninggal dunia pada Rabu (29/11) waktu setempat. Ia wafat di usia 100 tahun di rumahnya di Connecticut.

    Meski demikian, pihak keluarga dan perusahaan konsultannya tidak menjelaskan penyebab kematian Kissinger.

    “Dr. Henry Kissinger, seorang akademisi Amerika yang dihormati dan negarawan di rumahnya di Connecticut,” bunyi pengumuman Kissinger Associates melalui pernyataan seperti dikutip AFP.

    Henry Kissinger merupakan seorang Yahudi yang lahir di Jerman pada 27 Mei 1923. Ia berhasil melarikan diri dari kekejaman Nazi dan akhirnya tinggal di Amerika Serikat pada 1938.

    Kissinger menjadi warga negara AS pada 1943 sebelum mengemban tugas dalam Perang Dunia II.

    Ia juga merupakan seorang doktor di Universitas Harvard dan mengajar di kampus tersebut. Ketertarikannya pada pelayanan publik membawanya terjun ke pemerintahan.

    Kissinger memulai pekerjaannya di pemerintahan di Departemen Luar Negeri, lalu dilanjutkan sebagai Penasihat Keamanan Nasional. Ia kemudian ditarik menjadi Menteri Luar Negeri di bawah pemerintahan Richard Nixon padadan Gerald Ford.

    Henry Kissinger dinilai sebagai salah satu menlu AS yang paling berpengaruh dalam membentuk geopolitik dunia saat ini, terutama pasca Perang Dunia II.

    Namun, Kissinger juga menjadi menlu AS yang paling kontroversial semasa menjabat.

    Lanjut ke sebelah…

    Selama menjabat sebagai menlu, Kissinger dituduh melanggar hukum internasional dengan diam-diam mengizinkan pengeboman di Kamboja pada 1969-1970 yang saat itu sedang perang sipil.

    Salah satu alasan AS mengizinkan pengeboman adalah demi membasmi pasukan Vietkong yang pro-Komunis dan sempat beroperasi di beberapa pangkalan di perbatasan Kamboja.

    Kissinger juga disebut memerintahkan militer menyerang “apa pun yang terbang atau apa pun yang bergerak” di kawasan itu. Setidaknya 50 ribu warga sipil tewas akibat bombardir AS tersebut.

    Selain itu, Kissinger dan Presiden AS Gerald Ford dilaporkan diam-diam menyetujui invasi Indonesia ke Timor Timur.

    AS khawatir Timor Timur juga akan berubah menjadi pemerintahan komunis setelah kekalahan di Perang Vietnam.

    Menurut dokumen rahasia dari perpustakaan kepresidenan Ford, saat itu Kissinger disebut mengatakan kepada Presiden Soeharto bahwa operasi militer ke Timor Timur harus berhasil dengan cepat dan “akan lebih baik jika dilakukan setelah kami kembali” ke Amerika Serikat.

    Lebih dari 100.000 warga Timor Timur terbunuh atau mati kelaparan selama agresi tersebut.

    Meskipun menjadi menlu kontroversial, Henry Kissinger tetap dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian pada 1973 atas negosiasinya yang dianggap mampu mengakhiri Perang Vietnam. Padahal, saat itu konflik terus berlanjut di negara tersebut.

    Kissinger dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian itu bersama diplomat Vietnam saat itu, Le Duc Tho. Namun, Le menolak menerima penghargaan tersebut.

    Dalam dunia teori Hubungan Internasional, Kissinger juga menjadi salah satupencetus teori realisme yang terkenal. Menurutnya, setiap negara akan mengejar kepentingannya sendiri melalui kekuasaan.

    [Gambas:Photo CNN]

  • Eks Menlu Kontroversial AS Henry Kissinger Meninggal Dunia di Usia 100

    Eks Menlu Kontroversial AS Henry Kissinger Meninggal Dunia di Usia 100

    Jakarta, CNN Indonesia

    Mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Henry Kissinger meninggal dunia di usia 100 tahun pada Rabu (29/11) waktu Negeri Paman Sam.

    Kissinger meninggal dunia di kediamannya di Connecticut. Baik keluarga dan perusahaan konsultannya tidak menjelaskan penyebab kematiannya.

    “Dr. Henry Kissinger, seorang akademisi Amerika yang dihormati dan negarawan di rumahnya di Connecticut,” bunyi pengumuman Kissinger Associates melalui pernyataan seperti dikutip AFP.

    Kissinger menjadi salah satu menlu AS yang paling berpengaruh dalam membentuk geopolitik dunia saat ini, terutama pasca Perang Dunia II. Ia juga menjadi menlu AS yang paling kontroversial semasa menjabat.

    Selama menjadi menlu, Kissinger dituduh melanggar hukum internasional dengan diam-diam mengizinkan pengeboman di Kamboja pada 1969-1970 yang saat itu tengah menghadapi perang sipil.

    Salah satu alasan AS mengizinkan pengeboman adalah demi membasmi pasukan Vietkong yang pro-Komunis dan sempat beroperasi di beberapa pangkalan di perbatasan Kamboja.

    Kissinger juga disebut memerintahkan militer menyerang “apa pun yang terbang atau apa pun yang bergerak” di kawasan itu. Setidaknya 50 ribu warga sipil tewas akibat bombardir AS tersebut.

    Sementara itu, pada 1975, Kissinger dan Presiden AS Gerald Ford dilaporkan diam-diam menyetujui invasi Indonesia ke Timor Timur.

    Setelah kekalahan di Perang Vietnam, AS khawatir Timor Timur juga akan berubah menjadi pemerintahan Komunis.

    Saat itu, Kissinger disebut mengatakan kepada presiden Indonesia bahwa operasi militer ke Timor Timur harus berhasil dengan cepat dan “akan lebih baik jika dilakukan setelah kita kembali” ke Amerika Serikat, menurut dokumen rahasia dari perpustakaan kepresidenan Ford.

    Lebih dari 100.000 warga Timor Timur terbunuh atau mati kelaparan selama agresi tersebut.

    Terlepas dari kontroversinya, Kissinger tetap dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian pada 1973 atas negosiasinya yang dianggap mampu mengakhiri Perang Vietnam, meski pun saat itu konflik terus berlanjut di negara Asia Tenggara tersebut.

    Kissinger dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian itu bersama diplomat Vietnam saat itu, Le Duc Tho. Namun, Le menolak menerima penghargaan tersebut.

    Dalam dunia teori Hubungan Internasional, Kissinger juga menjadi salah satu pencetus teori realisme yang terkenal, di mana menurutnya setiap negara akan mengejar kepentingannya sendiri melalui kekuasaan.

    (rds/rds)

    [Gambas:Video CNN]

  • RI soal Agresi Israel ke Gaza di DK PBB: Apakah Gencatan Saja Cukup?

    RI soal Agresi Israel ke Gaza di DK PBB: Apakah Gencatan Saja Cukup?

    Jakarta, CNN Indonesia

    Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyebut gencatan senjata yang berlangsung antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza tidak lah cukup menghentikan penderitaan yang dialami warga Palestina.

    Pernyataan itu muncul saat Retno hadir dalam pertemuan tingkat tinggi debat terbuka Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat, Rabu (29/11).

    “Indonesia menyambut baik truce (gencatan senjata) yang berlangsung saat ini. Namun, pertanyaannya apakah ini cukup? Indonesia berpendapat bahwa ini tidak cukup,” kata Retno.

    Ia juga mengatakan jeda kemanusiaan ini tak membuat Gaza lebih baik.

    “Karena jeda kemanusiaan masih terlalu sempit dan rapuh untuk betul-betul membuat situasi Gaza lebih baik secara berkesinambungan,” ujar Retno.

    Retno lantas meminta DK PBB untuk mengambil langkah baru dan nyata, termasuk gencatan senjata permanen.

    Gencatan senjata permanen berulang kali diserukan komunitas internasional menyusul konflik di Gaza. Namun, hingga kini seruan itu belum terlaksana.

    “Pentingnya gencatan senjata permanen untuk mengakhiri semua kekejaman,” ungkap Retno.

    Israel dan kelompok Hamas sepakat gencatan senjata empat hari pada 24-28 November.

    Perjanjian itu kemudian diperpanjang dua hari pada 28-30 November. Namun, hingga kini belum ada informasi lebih lanjut soal perpanjangan kembali gencatan senjata.

    Namun, Israel dan Hamas dikabarkan terus bernegosiasi melalui mediator Qatar untuk kemungkinan perpanjangan gencatan senjata lagi.

    Kesepakatan gencatan senjata ini mencakup pertukaran sandera, lebih banyak bantuan kemanusiaan yang masuk, hingga jeda pertempuran.

    Namun, sepanjang gencatan senjata pasukan Israel masih menyerang warga Gaza dan Tepi Barat.

    Penerapan gencatan senjata muncul setelah puluhan hari pasukan Israel melancarkan agresi ke Palestina. Imbas operasi ini, 15.000 warga meninggal.

    (isa/rds)

    [Gambas:Video CNN]

  • 30 Tahanan Palestina Dibebaskan Israel Jelang Akhir Gencatan Senjata

    30 Tahanan Palestina Dibebaskan Israel Jelang Akhir Gencatan Senjata

    Jakarta, CNN Indonesia

    Sebanyak 30 tahanan Palestina dibebaskan oleh pasukan militer Israel di hari terakhir perpanjangan gencatan senjata pada Rabu (29/11) malam waktu setempat.

    Dikutip dari Al Jazeera, layanan Penjara Israel (Israeli Prison Service/IPS) mengatakan tahanan Palestina itu dibebaskan dari Penjara Ofer yang berada di dekat kota Ramallah.

    Salah satu tahanan yang dibebaskan pada malam itu termasuk aktivis Ahed Tamimi. Ia merupakan aktivis berusia 22 tahun yang ditangkap oleh Israel di Tepi Barat pada 6 November lalu.

    Para tahanan Palestina itu langsung disambut oleh anggota keluarganya saat tiba di Ramallah yang diantar menggunakan bus dari Komite Palang Merah Internasional (ICRC).

    Keluarga tahanan itu memeluk hingga menangis ketika menyambut kepulangan anggota keluarga mereka.

    Sebelum para tahanan Palestina itu dibebaskan, sempat ada penundaan selama beberapa jam karena adanya bentrokan di luar penjara.

    Di sisi lain, juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar selaku mediator kesepakatan mengungkapkan terdapat 16 sandera yang dibebaskan dari Gaza oleh kelompok Hamas.

    Sepuluh sandera di antaranya merupakan satu anak warga negara Belanda, tiga warga negara Jerman, satu warga negara Amerika Serikat, dan warga Israel.

    Selain 10 sandera tersebut, empat warga negara Thailand juga turut dilepaskan kelompok Hamas.

    Dilansir Al Jazeera, militer Israel mengatakan pasukannya telah menerima pelepasan sandera tersebut di perbatasan Kerem Shalom. Palang Merah juga telah mengonfirmasi pembebasan sandera ini.

    “Tim kami telah memindahkan dan menyerahkan [sandera] kepada pihak berwenang Israel,” demikian laporan Al Jazeera.

    Sebelum 14 sandera di atas, Hamas juga sudah membebaskan dua perempuan warga negara Rusia. Keduanya tidak termasuk dalam kesepakatan pertukaran sandera dan tahanan Hamas dengan Israel.

    Nasib gencatan senjata di Gaza belum diketahui setelah perpanjangan dua hari tambahan berakhir pada Kamis (29/11) pukul 07.00 waktu setempat.

    Perundingan yang melibatkan Israel-Hamas serta mediator utama Qatar dengan AS dan Mesir, difokuskan pada lamanya perpanjangan dan pertukaran sandera dengan tahanan Israel.

    (pra/pra)

  • RI Respons Ancaman Israel soal Lanjutkan Perang di Gaza usai Gencatan

    RI Respons Ancaman Israel soal Lanjutkan Perang di Gaza usai Gencatan

    Jakarta, CNN Indonesia

    Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi mengkritik keras Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang mengancam bahwa Israel akan melanjutkan perangnya di Jalur Gaza Palestina ketika gencatan senjata berakhir.

    Komentar itu diutarakan Retno saat berpidato di debat terbuka Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) di New York, Amerika Serikat, Rabu (29/11).

    “PM (Israel Benjamin) Netanyahu mengatakan bahwa dia akan memulai lagi operasi militer penuh saat jeda kemanusiaan berakhir,” kata Retno di forum itu.

    Dia lalu berujar, “Saya tak bisa memahami pernyataan dia. Dan, Saya juga tidak bisa memahami jika DK PBB membiarkan ancaman terhadap kemanusiaan ini terjadi.”

    Retno lantas menegaskan DK PBB harus bertindak untuk mencegah agar kekerasan tak terulang kembali di Gaza.

    Dia juga menyerukan badan tersebut melakukan aksi baru mencakup berbagai langkah.

    Pertama, soal bantuan kemanusiaan tanpa hambatan yang masuk ke Gaza. Selama ini, Israel sangat membatasi bantuan yang masuk usai memblokade total wilayah itu.

    Bantuan yang masuk ke Gaza juga melewati pemeriksaan yang sulit dan rumit.

    Kedua, Retno mengatakan penghormatan terhadap hukum internasional. Ketiga, betapa penting gencatan senjata permanen di Jalur Gaza.

    “Pentingnya gencatan senjata permanen untuk mengakhiri semua kekejaman,” ungkap dia.

    Seruan gencatan senjata permanen menjadi sorotan komunitas internasional di tengah jeda kemanusiaan yang hanya beberapa hari.

    Jeda kemanusiaan ini berlaku pada 24-17 November dan diperpanjang selama dua hari. Perjanjian ini mencakup jeda pertempuran dan pertukaran tahanan Palestina di Israel dan sandera Hamas.

    Namun, di tengah gencatan senjata itu Israel masih menyerang Gaza dan Tepi Barat.

    Netanyahu juga menegaskan Israel akan melanjutkan perangnya di Gaza usai gencatan senjata selesai. 

    “Selama beberapa hari terakhir saya telah mendengar pertanyaan ‘akan kah Israel kembali berperang setelah memaksimalkan fase pembebasan warga kami yang disandera? Jadi jawaban saya tegas: Ya,” kata Netanyahu pada Rabu (29/11).

    “Ini adalah kebijakan saya, seluruh kabinet mendukungnya, seluruh pemerintah Israel mendukungnya, tentara Israel mendukungnya, rakyat pun mendukungnya. Itu lah yang akan kami lakukan,” paparnya menambahkan seperti dikutip CNN.

    Israel melancarkan agresi brutal ke Palestina pada 7 Oktober imbas serangan dadakan Hamas ke negara tersebut.

    Selama agresi, pasukan Israel menyerang warga dan objek sipil seperti sekolah dan rumah sakit. Imbas gempuran ini, lebih dari 15.000 warga Palestina meninggal dunia, termasuk lebih dari 6 ribu anak-anak dan lebih dari 4 ribu perempuan.

    (isa/rds)

    [Gambas:Video CNN]

  • Kabinet Perang Israel Rapat Bahas Kemungkinan Perpanjangan Gencatan

    Kabinet Perang Israel Rapat Bahas Kemungkinan Perpanjangan Gencatan

    Jakarta, CNN Indonesia

    Kabinet perang Israel dilaporkan menggelar rapat tertutup untuk membahas kemungkinan perpanjangan gencatan senjata dengan kelompok Hamas yang akan berakhir hari ini.

    Media lokal Israel, Channel 12, melaporkan kabinet perang Israel menggelar rapat pada Rabu (29/11) malam waktu setempat untuk membahas tambahan pembebasan sandera Hamas.

    Melansir Al Jazeera, rapat ini juga berlangsung kala Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken tiba di Tel Aviv.

    Dikutip Times of Israel, Israel-Hamas dikabarkan tengah bernegosiasi untuk kemungkinan perpanjangan gencatan senjata di Gaza hingga setidaknya empat hari lagi.

    Sejauh ini, petinggi Hamas telah mengungkapkan keinginannya untuk memperpanjang gencatan senjata. Hamas bahkan telah membebaskan tambahan sekitar 16 sandera hingga Rabu malam waktu setempat.

    Di awal perjanjian gencatan senjata, Israel dan Hamas sepakat akan ada tambahan satu hari gencatan senjata untuk setiap pembebasan 10 sandera.

    Meski begitu, belum ada pengumuman resmi dari Israel terkait perpanjangan gencatan senjata ini.

    Namun, Israel juga tengah merencanakan pembebasan tambahan sekitar 30 warga Palestina yang menjadi tahanan Negeri Zionis tersebut.

    Sejumlah analis menuturkan kondisi perang antara Israel dan Hamas telah memasuki masa “pragmatis” dan melibatkan banyak mediator.

    Di fase ini, Hamas dinilai sudah terlihat agak “melunak” dengan blak-blakan mengutarakan keinginan untuk memperpanjang jeda pertempurannya dengan Israel.

    Hamas dan Israel akhirnya menyepakati perjanjian gencatan senjata pada Rabu (22/11) dan dimulai selama empat hari pada Jumat (24/11). Keduanya sepakat memperpanjang gencatan senjata selama dua hari pada Selasa (28/11) dan kini disebut-sebut tengah berunding untuk memperpanjang jeda pertempuran lagi.

    Sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata, Hamas akan membebaskan sandera-sanderanya yang mereka culik dari Israel dalam serangan dadakan 7 Oktober lalu. Serangan ini mematik agresi brutal Israel ke Palestina hingga hari ini.

    Sementara itu, Israel juga sepakat membebaskan warga Palestina yang menjadi tahanan di penjaranya selama bertahun-tahun tanpa pengadilan yang jelas.

    Selama gencatan senjata berlangsung, sebagian besar gempuran Israel di Gaza berhenti. Namun, beberapa serangan Israel dan kekerasan di Gaza hingga Tepi Barat tetap terjadi.

    Agresi Israel ke Palestina telah menewaskan lebih dari 15.000 orang, termasuk lebih dari 6 ribu anak-anak dan 4 ribu perempuan, sejak 7 Oktober lalu.

    (rds/rds)

    [Gambas:Video CNN]

  • Jelang Akhir Gencatan Senjata, Hamas Bebaskan 16 Sandera dari Gaza

    Jelang Akhir Gencatan Senjata, Hamas Bebaskan 16 Sandera dari Gaza

    Jakarta, CNN Indonesia

    Lima anak di bawah umur dan lima perempuan dibebaskan oleh kelompok Hamas dari Gaza pada Rabu (29/11) malam waktu setempat.

    Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar selaku mediator kesepakatan menyebut di antara 10 sandera yang dibebaskan ada satu anak warga negara Belanda, tiga warga negara Jerman, satu warga negara Amerika Serikat, dan warga Israel.

    Selain 10 sandera tersebut, empat warga negara Thailand juga turut dilepaskan kelompok Hamas.

    Dilansir Al Jazeera, militer Israel mengatakan pasukannya telah menerima pelepasan sandera tersebut di perbatasan Kerem Shalom. Palang Merah juga telah mengonfirmasi pembebasan sandera ini.

    “Tim kami telah memindahkan dan menyerahkan [sandera] kepada pihak berwenang Israel,” demikian laporan Al Jazeera.

    Sebelum 14 sandera di atas, Hamas juga sudah membebaskan dua perempuan warga negara Rusia. Keduanya tidak termasuk dalam kesepakatan pertukaran sandera dan tahanan Hamas dengan Israel.

    Selain pembebasan sandera, saat ini nasib gencatan senjata di Gaza juga hampir mendekati waktu-waktu terakhir pada Rabu (29/11) malam waktu setempat.

    Mediator kesepakatan disebut masih berupaya mencari perpanjangan kedua gencatan senjata, karena jeda pertempuran akan berakhir dalam beberapa jam.

    Perundingan yang melibatkan Israel-Hamas serta mediator utama Qatar dengan AS dan Mesir, difokuskan pada lamanya perpanjangan dan pertukaran sandera dengan tahanan Israel.

    (dan/dna)

    [Gambas:Video CNN]

  • Israel Larang Warga Palestina ke Gaza Utara saat Gencatan Senjata

    Israel Larang Warga Palestina ke Gaza Utara saat Gencatan Senjata

    Jakarta, CNN Indonesia

    Pasukan Pertahanan Israel (IDF) melarang warga Palestina bergerak ke wilayah utara Gaza di tengah gencatan senjata negara itu dengan kelompok Hamas yang memasuki hari keenam, Rabu (29/11).

    Dalam unggahan di X, IDF meminta warga Gaza tidak pergi ke utara lantaran kawasan itu merupakan zona perang.

    “Jangan coba-coba pindah ke area utara Jalur Gaza yang dianggap sebagai zona perang. Anda hanya boleh melakukan perjalanan ke Wadi Gaza via Jalan Salah al-Din,” kata juru bicara militer Israel, Avichay Adraee, dalam video yang diunggah di X, Rabu (29/11).

    Adraee juga mengatakan warga Gaza tak boleh memasuki kawasan Laut Mediterania Timur. Dia juga melarang warga Palestina untuk mendekati perbatasan Gaza-Israel, terutama dalam jarak satu kilometer.

    Perintah IDF ini disampaikan di saat Israel dan Hamas memasuki hari keenam gencatan senjata.

    Gencatan senjata ini merupakan perpanjangan dari jeda kemanusiaan sementara selama empat hari pada 24-27 November lalu.

    Dalam gencatan senjata ini, Israel dan Hamas sepakat untuk membebaskan dan menukar sandera atau tahanan.

    Hamas sejauh ini telah membebaskan 81 sandera dari Gaza, yang terdiri dari warga Israel dan warga negara asing. Sementara itu, Israel telah membebaskan 180 warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara negara itu.

    Gencatan senjata tambahan ini sendiri tengah didiskusikan kembali untuk kemungkinan perpanjangan hari oleh Qatar, Mesir, Amerika Serikat, dan perwakilan Israel.

    Menurut sumber yang mengetahui diskusi tersebut, para pihak berharap gencatan senjata hari keenam bisa berjalan baik sesuai kesepakatan dan Hamas membebaskan 10 sandera sesuai perjanjian.

    Jika itu terlaksana tanpa hambatan, gencatan senjata kemungkinan bisa ditambah satu hari lagi, seiring dengan diberikannya daftar tawanan Israel yang harus dibebaskan Hamas.

    Sumber itu menyebut para negosiator percaya masih ada perempuan dan anak-anak yang mesti dibebaskan dari tawanan Hamas. Dua hari tambahan gencatan senjata dirasa cukup untuk membebaskan semua warga sipil ini, sebelum mereka mulai mendiskusikan pelepasan sandera laki-laki dan para prajurit.

    (blq/bac)

    [Gambas:Video CNN]

  • Hamas Disebut Ingin Perpanjang Gencatan Senjata 4 Hari Lagi di Gaza

    Hamas Disebut Ingin Perpanjang Gencatan Senjata 4 Hari Lagi di Gaza

    Jakarta, CNN Indonesia

    Kelompok Hamas Palestina disebut bersedia untuk memperpanjang gencatan senjata lagi dengan pasukan militer Israel selama empat hari tambahan.

    Seorang sumber anonim mengatakan Hamas bersedia untuk melakukan perpanjangan demi membebaskan lebih banyak sandera warga Palestina yang ditahan oleh militer Israel.

    “(Hamas) sudah menginformasikan mediator keinginannya untuk memperpanjang gencatan senjata selama empat hari,” kata sumber tersebut kepada AFP, Rabu (29/11).

    “Gerakan tersebut akan dapat membebaskan tahanan Israel yang ditahan oleh mereka, gerakan perlawanan lain, dan pihak lain selama periode ini sesuai dengan ketentuan gencatan senjata yang ada,” tambahnya.

    Gencatan senjata tambahan selama dua hari ini antara Israel dan Hamas bakal berakhir hari ini, Rabu (29/11). Qatar, Mesir, Amerika Serikat, dan perwakilan Israel tengah berdiskusi untuk membahas kemungkinan perpanjangan gencatan senjata lagi.

    Namun, laporan saat itu mengatakan ada kemungkinan gencatan senjata kemungkinan ditambah selama satu hari lagi seiring dengan daftar tawanan yang harus diberikan Hamas untuk dibebaskan.

    Sejauh ini, gencatan senjata telah diperpanjang sebanyak satu kali yang berlaku selama dua hari, pada 28-29 November 2023.

    Perpanjangan ini melanjutkan gencatan senjata tahap pertama yang telah berlangsung selama empat hari, tepatnya pada 24-27 November lalu.

    Layanan Informasi Negara Mesir (SIS), Diaa Rashwan, mengatakan perpanjangan gencatan senjata tambahan ini akan mencakup pembebasan 20 sandera Hamas di Gaza. Sebagai imbalan, 60 tahanan Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel juga akan dibebaskan.

    Hingga Selasa, Hamas telah membebaskan 12 sandera baru, dengan rincian 10 warga Israel dan 2 warga Thailand. Menyusul Hamas, Israel melepaskan 30 tahanan Palestina dari penjara.

    Sejauh ini, sebanyak 60 sandera dari Israel telah dilepaskan oleh Hamas. Sebagai imbalan, sebanyak 180 sandera Palestina juga sudah dibebaskan oleh militer Israel.

    (pra/pra)

  • 3 Eks PM Israel ‘Keroyok’ Netanyahu sampai Tuntut Mundur

    3 Eks PM Israel ‘Keroyok’ Netanyahu sampai Tuntut Mundur

    Jakarta, CNN Indonesia

    Tiga mantan perdana menteri Israel ‘mengeroyok’ PM Benjamin Netanyahu menyusul agresi militer ke Jalur Gaza, Palestina, yang pecah sejak 7 Oktober lalu.

    Dua dari pendahulu Netanyahu tersebut bahkan menuntut Bibi, sapaannya, untuk mundur dari jabatan.

    Eks PM Ehud Barak dalam sebuah opini yang diterbitkan di surat kabar Israel, Haaretz, menyerukan Netanyahu dipecat sebagai perdana menteri karena dinilai sudah “tidak layak untuk memimpin.”

    Barak, yang juga pernah menjabat sebagai menteri luar negeri dan menteri pertahanan Israel, mengatakan Netanyahu “tidak dapat mengelola” kompleksitas situasi yang terjadi belakangan di Israel, demikian dikutip dari Al Jazeera.

    Dia menilai “Netanyahu harus mundur sebelum konsekuensi dari kekurangannya menjadi tidak dapat diubah”.

    Dia juga menyerukan pembentukan pemerintah persatuan nasional “tanpa Netanyahu dan ekstremis kanan” di dalamnya.

    Seruan Barak ini serupa dengan tuntutan eks PM Israel lain yakni Yair Lapid. Lapid, yang kini menjadi oposisi Israel, sempat menyebut Netanyahu telah kehilangan kepercayaan publik setelah kecolongan menghadapi gempuran Hamas pada 7 Oktober lalu.

    “Netanyahu tidak bisa tetap menjadi Perdana Menteri Israel. Kita memerlukan pemerintahan untuk pemulihan nasional. Dia harus mundur sekarang,” kata Lapid seperti dikutip CNN, Rabu (15/11).

    “Kita tidak bisa membiarkan diri kita memiliki perdana menteri yang kehilangan kepercayaan publik, baik dari sudut pandang sosial maupun keamanan,” katanya lagi, dalam wawancara dengan Channel 12 Israel.

    Menurut Lapid, pemerintahan Israel saat ini tidak benar-benar berfungsi. Justru yang melakukan berbagai hal dengan benar adalah lembaga pertahanan Israel.

    “Kita perlu mengubah pemerintahan,” tegasnya.

    Meski demikian, Lapid juga menyebut saat ini bukan waktu yang tepat untuk menggelar pemilihan umum. Alih-alih itu, tindakan terbaik bagi Partai Likud Netanyahu adalah menggulingkan pemimpin veteran tersebut dan menggantinya dengan tokoh lain di partai itu.

    Eks PM Israel lainnya, Ehud Olmert, juga melontarkan kritik tajam kepada Netanyahu atas konflik yang sedang berlangsung di Gaza.

    Olmert mengatakan Netanyahu telah “hancur secara emosional” karena gagal mempertahankan keamanan nasional imbas serangan Hamas.

    Olmert juga menganggap Netanyahu telah salah perhitungan menanggapi gempuran Hamas dan soal ambisinya mengontrol penuh keamanan di Jalur Gaza.

    Dia bahkan mengklaim Netanyahu sedang stress berat karena tekanan publik dan oposisi yang mendesaknya mundur dari jabatan.

    [Netanyahu] telah menciut. Dia hancur secara emosional, itu sudah pasti. Maksud saya, sesuatu yang buruk tengah terjadi padanya. Bibi [sapaan akrab Netanyahu] telah bekerja sepanjang hidupnya dengan mempercayai alasan palsu bahwa dia adalah Mr. Security. Dia Mr. Bullshit,” kata Olmert dalam wawancaranya dengan Politico.

    “Setiap menit dia berperan sebagai perdana menteri, setiap menit pula dia membahayakan Israel. Saya serius. Saya yakin Amerika mengerti bahwa dia [Netanyahu] dalam kondisi yang buruk,” paparnya menambahkan.

    Sebuah jajak pendapat pada awal November menunjukkan bahwa mayoritas atau 76 persen warga Israel ingin agar Netanyahu mundur dari jabatan.

    Beberapa jajak pendapat pada bulan lalu juga menunjukkan Netanyahu bakal kalah jika pemilihan umum digelar saat ini.

    Pada sebuah survei pertengahan Oktober lalu, terlihat bahwa mayoritas warga Israel percaya kegagalan mencegah serangan Hamas memperlihatkan “bencana kepemimpinan” di tangan Netanyahu.

    Dua pertiga responden bahkan mendesak siapa pun untuk mengganti Netanyahu sebagai PM Israel.

    (rds/bac)

    [Gambas:Video CNN]