Negara: Amerika Serikat

  • Pernyataan Korut soal Siap Perang Diduga untuk Pengaruhi Pemilu AS

    Pernyataan Korut soal Siap Perang Diduga untuk Pengaruhi Pemilu AS

    Jakarta, CNN Indonesia

    Korea Utara (Korut) diperkirakan akan mempertahankan kampanye tekanan militernya untuk meningkatkan pengaruh jelang pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) pada November 2024, yang memungkinkan mantan presiden Donald Trump akan terpilih kembali.

    “Pyongyang mungkin menunggu pemilu presiden AS untuk melihat provokasi apa yang bisa mereka lakukan pada pemerintahan (AS) berikutnya,” kata profesor studi internasional di Ewha Womans University, Leif-Eric Easley dilansir Reuters.

    Korea Utara akan meluncurkan tiga satelit mata-mata baru, membuat drone militer hingga meningkatkan persenjataan nuklirnya pada tahun 2024 usai pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengatakan kebijakan Amerika Serikat (AS) membuat perang tidak dapat dihindari.

    Kim Jong Un mengecam AS dalam pidatonya yang menetapkan tujuan kebijakan ekonomi, militer dan luar negeri Korut untuk tahun 2024. Pidato Kim Jong Un disampaikan menjelang gelaran pemilu di Korea Selatan dan Amerika Serikat.

    “Karena tindakan musuh yang sembrono untuk menyerang kami, sudah menjadi kenyataan bahwa perang bisa pecah kapan saja di semenanjung Korea,” kata Kim Jon Un menurut kantor berita negara KCNA yang dikutip Reuters.

    Kim Jong Un memerintahkan militer bersiap untuk “menenangkan seluruh wilayah Korea Selatan,” termasuk menggunakan bom nuklir sebagai respons terhadap serangan apa pun.

    Presiden AS Joe Biden mengatakan pihaknya terbuka untuk melakukan perundingan, namun akan memberlakukan sanksi baru ketika Korea Utara terus melanjutkan uji coba rudal. AS juga meningkatkan latihan dan mengerahkan lebih banyak aset militer seperti kapal selam bersenjata nuklir dan kapal induk besar di dekat Semenanjung Korea.

    Kim Jong Un mengatakan tidak bisa mengabaikan ancaman tersebut. Terlebih ia menilai Korea Selatan telah diubah menjadi “pangkalan militer terdepan dan persenjataan nuklir” Amerika Serikat.

    “Jika kita mencermati aksi militer konfrontatif yang dilakukan pasukan musuh…. kata ‘perang’ telah menjadi kenyataan realistis dan bukan konsep abstrak,” kata Kim Jong Un.

    Kim Jong Un mengatakan tidak punya pilihan selain terus melanjutkan ambisi program nuklirnya dan menjalin hubungan lebih dalam dengan negara-negara lain yang menentang Amerika Serikat. Korea Utara memiliki hubungan yang erat dengan Tiongkok dan Rusia.

    (rzr/wiw)

    [Gambas:Video CNN]

  • Hamas Kutuk Penjualan Senjata ke Israel: AS Sponsori Penuh Perang

    Hamas Kutuk Penjualan Senjata ke Israel: AS Sponsori Penuh Perang

    Jakarta, CNN Indonesia

    Kelompok Hamas mengutuk Amerika Serikat karena telah menjual amunisi berdaya ledak tinggi dan peralatan perang tambahan kepada Israel di tengah agresi di Palestina.

    “(Penjualan itu) bukti nyata bahwa pemerintah Amerika mensponsori penuh perang kriminal ini,” kata Hamas dalam keterangannya, seperti dikutip dari AFP, Sabtu (30/12).

    Hamas kemudian mengatakan pemerintahan Presiden Joe Biden, “Secara mencolok bersekutu dan secara aktif mendukung semua kekejaman yang dilakukan (oleh Israel).”

    Negeri Paman Sam itu menjual peralatan perang itu senilai US$147,5 juta atau sekitar Rp2.242 triliun kepada Israel.

    Amerika Serikat disebut menjual amunisi artileri 155 milimeter berdasarkan ketentuan darurat dengan mengabaikan peninjauan kongres.

    Ketentuan yang sama digunakan pada awal Desember untuk menyetujui penjualan hampir 14 ribu amunisi tank ke Israel.

    “Menteri Luar Negeri menetapkan bahwa ada keadaan darurat yang memerlukan penjualan segera persenjataan kepada pemerintah Israel sehingga mengabaikan persyaratan normal untuk ditinjau oleh kongres,” tulis pernyataan US Defence Security Cooperation Agency, melansir AFP.

    Israel, lanjut badan tersebut, akan memanfaatkan peningkatan kemampuan tersebut untuk mencegah ancaman regional dan memperkuat pertahanan dalam negerinya.

    “Adalah kewajiban bagi semua negara untuk menggunakan amusisi sesuai dengan hukum kemanusiaan internasional,” tambah mereka.

    Sejak dimulai pada 7 Oktober lalu, agresi Israel telah menelan lebih dari 21 ribu korban nyawa di Jalur Gaza. Sebagian besar merupakan kelompok perempuan dan anak-anak.

    Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan, setidaknya sebanyak 21.320 warga Palestina tewas dan lebih dari 55 ribu terluka akibat perang tersebut.

    Sejak gencatan senjata sementara berakhir pada awal Desember lalu, Israel semakin brutal menggempur Jalur Gaza. Israel juga memperluas operasinya ke selatan, wilayah di mana ratusan ribu pengungsi melindungi diri.

    Diperkirakan sekitar 1,9 juta warga Gaza telah mengungsi sejak Oktober lalu. Badan pengungsi PBB (UNRWA) memperingatkan bahwa 40 persen dari 2,3 juta penduduk Gaza saat ini berisiko mengalami kelaparan.

    (pra/pra)

  • Gelombang Besar Hantam Pantai California, Warga Diminta Mengungsi

    Gelombang Besar Hantam Pantai California, Warga Diminta Mengungsi

    Jakarta, CNN Indonesia

    Gelombang besar melanda pantai California, Amerika Serikat, pada Sabtu (30/12) waktu setempat hingga membuat warga pesisir diminta evakuasi.

    CNN melaporkan pada Sabtu (30/12), ombak setinggi sekitar enam meter menerjang pantai California dan mengakibatkan banjir di beberapa jalan tepi pantai, rumah, serta pertokoan.

    Di Ventura County, gelombang laut melambung hingga ke atas tembok pembatas, menyebabkan sejumlah mobil yang terparkir terseret air.

    Sebuah hotel setempat bahkan dilaporkan mengalami kebanjiran di seluruh kamar lantai dasar.

    Gelombang dan arus yang kuat ini telah melanda sebagian besar pantai Barat dari California selatan hingga Oregon sejak Kamis (28/12). Ombak besar ini disebabkan oleh serangkaian badai kuat dari arah Samudra Pasifik.

    Layanan Cuaca Nasional di Los Angeles memperkirakan banjir yang signifikan bakal terjadi akibat gelombang besar ini. Kondisi ini disebut akan menimbulkan “risiko luar biasa” serta kerusakan pada struktur bangunan seperti dermaga.

    Pada Sabtu (30/12), pejabat Ventura County pun mengimbau warga di sepanjang Pacific Coast Highway untuk evakuasi dan menutup pantai daerah.

    Menurut badan cuaca di Wilayah Teluk San Francisco, peringatan banjir di pesisir serta peringatan ombak tinggi bakal berlaku hingga Sabtu sore.

    (blq/end)

  • Kim Jong Un: Perang di Korea Bisa Pecah Kapan Saja

    Kim Jong Un: Perang di Korea Bisa Pecah Kapan Saja

    Jakarta, CNN Indonesia

    Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong Un memerintahkan pasukan militernya untuk bersiap perang di semenanjung Korea. Kim mengatakan bahwa perang di semenanjung Korea bisa “pecah kapan saja.”

    Seperti dilaporkan kantor berita Korut, KCNA, Minggu (31/12), hal itu diungkap Kim Jong Un dalam pidatonya di pertemuan partai akhir tahun Partai Buruh Korea.

    “[Ini adalah] kondisi yang mesti diterima bahwa perang dapat pecah kapan saja di semenanjung Korea akibat gerakan sembrono musuh yang ingin menyerang kita,” kata Kim.

    Kim berujar demikian setelah beberapa waktu belakangan terus mendesak militernya untuk segera menggenjot program nuklir. Dalam pertemuan partai itu, sejumlah rencana untuk pengembangan militer lebih lanjut disepakati untuk 2024.

    Beberapa di antaranya yaitu soal peluncuran tiga satelit mata-mata, pembangunan pesawat tak berawak, pengembangan kemampuan peperangan elektronik, serta penguatan kekuatan nuklir dan rudal.

    Dilansir dari AFP, dalam pertemuan itu, Kim juga menuduh Amerika Serikat telah menimbulkan “berbagai jenis ancaman militer” di wilayahnya dan memerintahkan angkatan bersenjata Korut untuk mempertahankan “kemampuan respons perang yang luar biasa.”

    Awal bulan ini, AS mengerahkan kapal selam bertenaga nuklir di kota pelabuhan Busan, Korea Selatan, dan menerbangkan pembom jarak jauh dalam latihan militer dengan Korsel dan Jepang.

    Korut sejak awal menyebut pengerahan senjata strategis seperti pembom B-52 dalam latihan militer bersama AS-Jepang-Korsel merupakan “langkah provokatif perang nuklir yang disengaja.”

    Lebih lanjut, pada kesempatan itu, Kim juga menegaskan tak akan lagi berdamai dan bersatu dengan Korea Selatan. Dia kembali menggarisbawahi bahwa “situasi krisis yang tak terkendali” telah dipicu oleh Seoul dan Washington.

    Hubungan Korut dan Korsel telah mencapai titik terendah tahun ini, akibat peluncuran satelit mata-mata Pyongyang pada November lalu.

    Peluncuran itu membuat Seoul geram dan memutuskan untuk menangguhkan sebagian perjanjian militer 2018 antar kedua negara Korea yang bertujuan meredam ketegangan.

    Pyongyang yang tak terima pun langsung membatalkan perjanjian begitu saja. Korut juga bersumpah tak akan mau lagi menjalin perjanjian dengan Korea Selatan.

    (AFP, blq/end)

  • Geger Erdogan Vs Netanyahu Usai Disamakan dengan Hitler

    Geger Erdogan Vs Netanyahu Usai Disamakan dengan Hitler

    Ankara

    Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyamakan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu dengan Adolf Hitler. Netanyahu pun membalas pernyataan Erdogan itu.

    Dilansir AFP dan Reuters, Kamis (28/12/2023), Erdogan menyebut serangan tanpa henti Israel terhadap Jalur Gaza sama dengan perlakuan keji Nazi terhadap orang-orang Yahudi. Komentar itu disampaikan Erdogan saat dia menghadiri sebuah seremoni di Ankara pada Rabu (27/12) waktu setempat.

    Turki, yang mendukung solusi dua negara dalam konflik Israel-Palestina, mengkritik serangan udara dan darat Israel terhadap Jalur Gaza. Turki bahkan menyebut Israel sebagai ‘negara teror’ dan menyerukan agar pemimpin Israel diadili di pengadilan internasional.

    Mempertajam retorikanya, Erdogan menyatakan Turki akan menyambut baik para akademisi dan ilmuwan yang menghadapi persekusi karena pandangan mereka soal konflik di Jalur Gaza. Dia menuduh negara-negara Barat yang mendukung Israel, turut terlibat dalam apa yang disebutnya sebagai ‘kejahatan perang’.

    “Mereka biasa menjelek-jelekkan Hitler. Apa bedanya Anda dengan Hitler? Mereka akan membuat kita merindukan Hitler. Apakah yang dilakukan Netanyahu ini tidak kalah dengan apa yang telah dilakukan Hitler?” ucapnya.

    “Tidak ada bedanya antara tindakan Netanyahu dan Hitler,” ujar Erdogan dalam pernyataannya.

    Dia mengatakan Netanyahu lebih kaya dari Hitler karena mendapat dukungan dari Amerika Serikat (AS). Dia menyebut Israel telah membunuh lebih dari 20 ribu warga Palestina.

    Erdogan memang telah berulang kali mengecam Israel atas serangan ke Gaza yang diklaim sebagai balasan atas serangan Hamas pada 7 Oktober lalu. Dia juga pernah mencap Netanyahu sebagai ‘penjagal Gaza’ dan menyebut Hamas sebagai ‘kelompok pembebasan’.

    Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

    Netanyahu Tuding Erdogan Lakukan Genosida terhadap Kurdi

    Netanyahu membalas komentar Erdogan itu. Dia melontarkan tudingan terhadap Presiden Turki tersebut.

    Netanyahu menuduh Erdogan telah melakukan genosida terhadap Kurdi. Dia menyebut Erdogan tidak seharusnya menguliahi Israel.

    “Erdogan, yang melakukan genosida terhadap Kurdi dan memegang rekor dunia karena memenjarakan para jurnalis yang menentang rezimnya, merupakan orang terakhir yang bisa menceramahi soal moralitas kepada kami,” kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan.

    Netanyahu menuduh Erdogan memuji dan menjamu para pemimpin Hamas. Dia juga membela operasi militer Israel di Jalur Gaza dengan alasan melenyapkan Hamas. Dia menyebut Hamas telah ‘melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan’.

    “(Militer Israel) Bertempur untuk melenyapkan organisasi teroris yang paling menjijikkan dan brutal di dunia,” sebutnya.

    Kelompok Hamas melancarkan serangan mengejutkan terhadap wilayah Israel pada 7 Oktober lalu. Otoritas Tel Aviv menyebut serangan itu menewaskan sekitar 1.140 orang yang sebagian besar warga sipil. Selain itu, lebih dari 240 orang dibawa sebagai sandera oleh Hamas.

    Rentetan serangan udara dan darat Israel untuk membalas Hamas memicu kehancuran di Jalur Gaza. Laporan terbaru otoritas kesehatan Gaza menyebut sedikitnya 21.110 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, tewas akibat rentetan serangan Israel. Sealain itu, lebih dari 55.000 orang lainnya mengalami luka-luka.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Kim Jong Un Serukan Percepatan Persiapan Perang, Termasuk Senjata Nuklir

    Kim Jong Un Serukan Percepatan Persiapan Perang, Termasuk Senjata Nuklir

    Pyongyang

    Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un mendesak partainya untuk mempercepat persiapan perang, termasuk terkait pengembangan program nuklir di Korea Utara. Hal itu terungkap dari laporan media pemerintah, KCNA, pada hari Kamis (28/12/23).

    Kim meminta partai untuk “mempercepat persiapan perang” di berbagai sektor, termasuk senjata nuklir dan pertahanan sipil, demikian bunyi laporan kantor berita Korut tersebut.

    Kim menyampaikan pernyataan tersebut dalam sebuah pertemuan akhir tahun Partai Buruh Korea Utara yang berlangsung pada Kamis (28/12/23) di Pyongyang. Dia juga diprediksi akan membahas sejumlah kebijakan penting Korut untuk tahun 2024 dalam acara tersebut.

    Pernyataan terbaru dari Kim ini muncul hanya sepekan setelah ia memperingatkan bahwa Pyongyang tidak akan ragu-ragu untuk melancarkan serangan nuklir jika “diprovokasi”.

    Menurut Kim, ketegangan di Semenanjung Korea terus meningkat karena konfrontasi anti-Korea Utara yang “belum pernah terjadi sebelumnya” dengan Amerika Serikat (AS).

    AS, Korsel, Jepang, tingkatkan kerja sama pertahanan

    Seoul, Tokyo, dan Washington baru-baru ini telah meningkatkan kerja sama pertahanan dalam menghadapi serangkaian uji coba senjata oleh Pyongyang. Mereka juga telah mengaktifkan sebuah sistem untuk berbagi data secara real-time tentang peluncuran rudal Korea Utara.

    Korea Utara sebelumnya menggambarkan partisipasi aset strategis AS, seperti pesawat pengebom B-52, dalam latihan gabungan di Semenanjung Korea itu sebagai “langkah provokatif perang nuklir yang disengaja oleh AS.”

    ‘Deklarasi terbuka konfrontasi nuklir’

    Pada pertemuan partai akhir tahun sebelumnya, Kim telah menyerukan “peningkatan persenjataan nuklir negara secara eksponensial.”

    Pyongyang juga telah mendeklarasikan diri sebagai kekuatan nuklir dalam konstitusinya tahun lalu, dan telah berulang kali mengatakan bahwa mereka tidak akan pernah melepaskan program nuklirnya, karena dianggap penting bagi pertahanan negara.

    Pyongyang pada tahun ini juga dilaporkan telah berhasil meluncurkan satelit pengintai dan menguji coba rudal balistik antarbenua ICBM yang paling canggih yang ada di gudang senjatanya.

    Badan Energi Atom Internasional, IAEA, pada pekan lalu bahkan telah menyatakan bahwa reaktor kedua di fasilitas nuklir Yongbyon Korea Utara tampaknya telah beroperasi, dan menyesalkan pengaktifan reaktor tersebut.

    Sementara itu, AS dan Korea Selatan pada awal bulan ini, telah mengadakan pertemuan kedua di Washington guna membahas opsi penangkalan nuklir jika terjadi konflik dengan Korea Utara.

    Mereka memperingatkan bahwa setiap serangan nuklir dari Pyongyang ke Washington atau Seoul akan mengakibatkan berakhirnya rezim Kim.

    Merespons hal ini, seorang juru bicara Kementerian Pertahanan Korea Utara pun mengecam rencana sekutu untuk memperluas latihan militer gabungan tahunan dengan memasukkan latihan operasi nuklir tahun depan. Ia menyebutnya sebagai “deklarasi terbuka konfrontasi nuklir”.

    ha/gtp (AFP)

    (nvc/nvc)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Bertikai di Bumi, Rusia-AS Sepakat Lanjutkan Misi Bersama di Luar Angkasa

    Bertikai di Bumi, Rusia-AS Sepakat Lanjutkan Misi Bersama di Luar Angkasa

    Moskow

    Badan antariksa Rusia, Roscosmos, dan badan antariksa Amerika Serikat (AS), NASA, menyepakati untuk terus bekerja sama mengirimkan kosmonaut dan astronaut ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) setidaknya hingga tahun 2025 mendatang.

    Kesepakatan tersebut dicapai saat kedua negara bersitegang terkait invasi Moskow ke Ukraina. Demikian seperti dilansir AFP, Kamis (28/12/2023).

    Kesepakatan untuk melanjutkan kerja sama antara Moskow dan Washington itu diumumkan oleh korporasi Roscosmos, badan antariksa Rusia, dalam pernyataan terbaru yang dirilis pada Kamis (28/12) waktu setempat.

    Sektor luar angkasa menjadi bidang kerja sama langka yang tersisa antara Rusia dan AS sejak Moskow mengerahkan pasukannya untuk menginvasi Ukraina pada Februari 2022 lalu. Invasi militer itu membuat Rusia dan AS terlibat sejumlah perselisihan yang semakin memperburuk hubungan kedua negara.

    Salah satu bentuk kerja sama sektor luar angkasa yang masih dilakukan kedua negara adalah penerbangan silang atau cross-flight yang melibatkan pengiriman awak dari berbagai negara dalam satu pesawat luar angkasa ke Stasiun Luar Angkasa Internasional yang mengorbit Bumi.

    “Kesepakatan telah dicapai untuk melanjutkan cross-flight hingga tahun 2025,” sebut Roscosmos dalam pernyataannya.

    Keputusan itu, menurut Roscosmos, diambil “untuk mempertahankan keandalan ISS secara keseluruhan”.

    Stasiun Luar Angkasa Internasional diluncurkan tahun 1998 silam saat terjadi peningkatan kerja sama antara Rusia dan AS setelah “persaingan luar angkasa” pada era Perang Dingin.

    Mitra-mitra dalam Stasiun Luar Angkasa Internasional — AS, Rusia, Eropa, Kanada dan Jepang — untuk saat ini hanya berkomitmen dalam mengoperasikan laboratorium yang mengorbit hingga tahun 2024, meskipun para pejabat AS mengatakan keinginan mereka untuk melanjutkannya hingga tahun 2030.

    Sementara pada April lalu, Rusia mengatakan bahwa mereka berencana menggunakan Stasiun Luar Angkasa Internasional hingga tahun 2028. Pernyataan itu bertolak belakang dengan pengumuman sebelumnya soal rencana menghentikan laboratorium di dalam Stasiun Luar Angkasa Internasional setelah tahun 2024.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Ketika Perang di Ukraina Mengubah Jerman

    Ketika Perang di Ukraina Mengubah Jerman

    Berlin

    Masyarakat Jerman harus mulai membiasakan diri dengan militerisasi kehidupan sehari-hari di tahun yang baru. Kalau dulu hampir tabu membahas kecanggihan teknologi persenjataan atau soal ekspor senjata, hal-hal seperti itu sekarang dianggap wajar, bahkan sudah menjadi keharusan. Para pakar pertahanan di Jerman meyakini itu, karena perang Ukraina telah mengubah pandangan Jerman tentang kekuatan militer dan aliansi pertahanan NATO.

    Dulu, warga di Jerman menganggap hampir tidak mungkin akan terjadi perang di negara di dekatnya, apalagi kemungkinan serangan Rusia ke wilayah NATO. Namun sejak Rusia mencoba menginvasi Ukraina, kemungkinan itu sekarang dianggap bukan lagi sesuatu yang mustahil. Karena itu, para politisi dan pakar pertahanan mulai menginventarisasi lagi kapasitas militer dan sarana pendukungnya.

    Hal ini dimulai misalnya dengan membenahi infrastruktur dan kondisi jalanan, kata ilmuwan politik Christian Mlling dalam sebuah wawancara dengan DW: “Kita mungkin harus memperbarui jalan, kita harus memperbarui jembatan.”

    Karena banyak jalan dan jembatan di Jerman tidak dirancang untuk menahan beban tank atau panser besar dan kendaraan militer berat lainnya.

    Christian Mlling mengepalai Pusat Keamanan dan Pertahanan di lembaga Komunitas Kebijakan Luar Negeri Jerman, DGAP. Dia baru-baru ini merilis analisis kapasitas pertahanan Jerman menghadapi skenario terburuk diserang oleh negara lain seperti Rusia.

    Kesimpulannya: Jerman dan NATO hanya memiliki waktu lima tahun untuk memodernisasi infrastruktur pertahanannya. Jika tidak, keunggulan teknologi militer NATO yang selama ini diandalkan untuk mencegah niat Rusia menyerang tidak akan ada lagi.

    Perubahan paradigma pertahanan setelah invasi Rusia ke Ukraina

    Jadi publik di Jerman sekarang mulai terbiasa dengan diskusi-diskusi soal pertahanan, kekuatan militer dan pentingnya membangun teknologi persenjataan yang canggih.

    “Pertahanan secara keseluruhan terutama adalah tentang memperkuat infrastruktur sipil di masa normal, sehingga mereka mampu bertahan jika terjadi perang,” jelas Christian Mlling.

    Jadi, pembangunan jalan dan jembatan pun sekarang harus turut memperhitungkan relevansi pertahanan dan kemiliteran. Apakah misalnya jembatan yang dibangun bisa memiliki peran strategis dalam hal pertahanan.

    Untuk memulihkan kemampuan dan kapasitas pertahanan negara, Jerman harus “menangguhkan peraturan tertentu untuk jangka waktu tertentu” dan fokus pada investasi pertahanan, sekaligus menghapus birokrasi yang berlebihan, dengan motto: “investasi naik, peraturan turun.”

    Kontradiksi di masyarakat dan kalangan politik

    Sejauh ini, Christian Mlling melihat masih ada kontradiksi di masyarakat dan kalangan politik Jerman. “Banyak orang tidak memahami, bahwa Anda tidak dapat menekan tombol, dan kemudian persenjataan serta tank-tank keesokan harinya langsung ada.”

    Membangun kapasitas produksi seperti itu perlu waktu lama. Hingga saat ini, kebanyakan politisi beralasan, industri persenjataan perlu kembali didorong “demi membantu Ukraina”, katanya.

    Padahal, produksi senjata juga dibutuhkan oleh Jerman sendiri dan negara-negara Eropa lain untuk mempertahankan diri, jika mereka diserang, dan “bukan karena Ukraina membutuhkannya, tetapi karena kami juga membutuhkannya.”

    “Namun secara keseluruhan, produksi alat utama sistem pertahanan Jerman sampai saat ini belum meningkat secara signifikan,” kata analis DGAP Christian Mlling menambahkan.

    “Saat ini kita hanya menambal kekurangan, tapi belum mulai membangun kapasitas produksi baru yang memungkinkan kita siap tepat waktu dengan pertahanan,” jelasnya seraya menunjuk pada tenggat waktu lima tahun yang disebut dalam analisis pertahanannya.

    Jerman dan Eropa tidak bisa menggantungkan diri lagi kepada Amerika Serikat, apalagi kalau di AS sendiri terjadi perubahan politik, misalnya Donald Trump terpilih lagi sebagai presiden. Jerman dan Eropa harus siap menghadapi situasi itu, tegasnya.

    (hp/as)

    Lihat juga Video ‘Detik-detik Anggota Dewan di Ukraina Ledakkan Granat saat Rapat’:

    (nvc/nvc)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Dataran Tinggi Golan yang Dikuasai Israel Diserang Drone

    Dataran Tinggi Golan yang Dikuasai Israel Diserang Drone

    Tel Aviv

    Wilayah Dataran Tinggi Golan yang dianeksasi Israel dari Suriah dilanda serangan drone. Kelompok bersenjata Irak, yang masih berafiliasi dengan kelompok Hamas, mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.

    Seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Kamis (28/12/2023), laporan media lokal Israel menyebut sebuah drone yang kemungkinan membawa peledak, yang diluncurkan dari wilayah Suriah, telah ditembak jatuh pada Rabu (27/12) malam di bagian selatan area permukiman Eliad.

    Disebutkan bahwa serangan drone itu tidak memicu korban luka, namun menyebabkan sejumlah kerusakan material di area tersebut.

    Israel menaklukkan sebagian wilayah Dataran Tinggi Golan dari Suriah dalam perang Arab-Israel tahun 1967 silam, sebelum menganeksasi wilayah itu tahun 1981 silam. Aneksasi sepihak oleh Israel itu tidak diakui oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

    Militer Israel, dalam pernyataan kepada AFP pada Kamis (28/12) waktu setempat, mengakui bahwa sebuah drone jatuh di dekat Eliad, namun tidak memberikan informasi lebih detail lainnya.

    Secara terpisah, kelompok bernama Perlawanan Islam di Irak mengklaim dalam sebuah pernyataan bahwa mereka telah mengenai “target penting” di area selatan Eliad dengan “persenjataan yang pantas”. Kelompok ini merupakan formasi lepas dari kelompok bersenjata pro-Iran yang bermarkas di wilayah Irak.

    Israel telah berulang kali bersumpah untuk melanjutkan operasi militernya yang bertujuan menghancurkan Hamas, sebagai pembalasan atas serangan pada 7 Oktober lalu. Para pejabat Tel Aviv menyebut sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, tewas akibat serangan Hamas yang mengejutkan Israel tersebut.

    Lebih dari 240 orang lainnya disandera dan ditahan di Jalur Gaza, dengan menurut otoritas Israel, lebih dari 100 sandera telah dibebaskan dan sedikitnya 129 sandera lainnya masih ditahan oleh Hamas.

    Rentetan serangan udara tanpa henti Israel, yang disertai operasi darat, terhadap Jalur Gaza telah menghancurkan sebagian besar daerah kantong Palestina itu. Laporan terbaru otoritas kesehatan Gaza menyebut sedikitnya 21.110 orang, kebanyakan perempuan dan anak-anak, tewas akibat rentetan serangan Israel.

    Sebanyak 55.243 orang lainnya dilaporkan mengalami luka-luka akibat serangan-serangan Israel tersebut.

    Sejak perang berkecamuk di Jalur Gaza, kelompok Perlawanan Islam di Irak telah mengklaim bertanggung jawab atas sejumlah serangan terhadap personel militer Amerika Serikat (AS) dan koalisi internasionalnya di wilayah Irak dan Suriah. Kelompok itu menentang dukungan AS terhadap Israel dalam perang melawan Hamas.

    Menurut seorang pejabat militer AS, Washington mencatat sedikitnya 103 serangan melanda pasukannya di Irak dan Suriah sejak 17 Oktober lalu. Sebagian besar serangan itu diklaim oleh faksi-faksi dari kelompok Perlawanan Islam di Irak.

    Namun untuk serangan terhadap kepentingan Israel, kelompok itu tidak banyak menyatakan klaimnya.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Korban Tewas Akibat Serangan Israel di Gaza Lampaui 21.000 Orang

    Korban Tewas Akibat Serangan Israel di Gaza Lampaui 21.000 Orang

    Gaza City

    Jumlah korban tewas akibat rentetan serangan Israel terhadap Jalur Gaza sejak awal Oktober lalu terus bertambah dan telah melampaui 21.000 orang. Dalam 24 jam terakhir, dilaporkan sedikitnya 195 orang tewas di daerah kantong Palestina tersebut.

    Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Kamis (28/12/2023), Kementerian Kesehatan Gaza dalam laporan terbaru menyebut sedikitnya 21.110 orang tewas akibat serangan-serangan Israel di wilayah tersebut, sejak perang berkecamuk pada 7 Oktober lalu usai Hamas menyerang negara Yahudi itu.

    Laporan otoritas kesehatan Gaza juga menyebut bahwa sebanyak 55.243 orang lainnya mengalami luka-luka akibat rentetan serangan Israel.

    Angka-angka yang dilaporkan otoritas kesehatan Gaza itu mencakup sedikitnya 195 orang yang tewas dan 325 orang yang terluka akibat serangan Israel dalam 24 jam terakhir.

    Pasukan militer Israel terus menyerang Jalur Gaza melalui darat, laut dan udara. Pemadaman telekomunikasi di sebagian besar daerah kantong Palestina itu menghambat upaya untuk menjangkau para korban sipil.

    Israel terus menggempur Jalur Gaza sejak Hamas melancarkan serangan mengejutkan pada 7 Oktober lalu. Menurut otoritas Tel Aviv, sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, tewas dan lebih dari 240 orang lainnya disandera.

    Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu bersumpah untuk memusnahkan Hamas dengan terus melancarkan serangan besar-besaran yang menghancurkan sebagian besar wilayah Jalur Gaza.

    Israel mengatakan mereka telah melakukan apa pun yang bisa mereka lakukan demi melindungi warga sipil di Jalur Gaza, dan menyalahkan Hamas karena membahayakan warga sipil dengan melakukan operasi di tengah-tengah area permukiman sipil. Tuduhan itu dibantah oleh kelompok Hamas.

    Namun sekutu terdekat Israel, Amerika Serikat (AS), terus menyerukan Tel Aviv untuk melakukan lebih banyak hal demi mengurangi kematian warga sipil akibat apa yang disebut oleh Presiden Joe Biden sebagai “pengeboman tanpa pandang bulu”.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu