Negara: Amerika Serikat

  • Sayap Bersenjata Hamas Klaim Dalangi Ledakan Bom di Tel Aviv Israel

    Sayap Bersenjata Hamas Klaim Dalangi Ledakan Bom di Tel Aviv Israel

    Jakarta

    Sayap bersenjata kelompok Hamas, Brigade Al-Qassam pada hari Senin (19/8) mengaku bertanggung jawab atas ledakan bom mematikan di Tel Aviv, Israel pada hari Minggu (18/8).

    Brigade Al-Qassam mengatakan bahwa mereka melakukan operasi militer tersebut bekerja sama dengan sayap bersenjata gerakan Jihad Islam, Brigade Al Quds.

    Dilansir Al Arabiya dan Reuters, Senin (19/8/2024), dalam sebuah pernyataan, Brigade Al-Qassam mengatakan bahwa mereka “melaksanakan operasi bunuh diri yang terjadi pada Minggu malam di kota Tel Aviv”.

    Brigade Al-Qassam pun mengancam akan melakukan lebih banyak serangan seperti itu di Israel “selama pembantaian, pemindahan warga sipil, dan kebijakan pembunuhan terus berlanjut”.

    Polisi Israel dan badan intelijen domestik Israel, Shin Bet menyebut ledakan bom di Tel Aviv pada hari Minggu malam waktu setempat tersebut sebagai serangan teroris.

    Pria yang membawa bom, yang meledak di dekat sebuah sinagoge, tewas dan seorang pejalan kaki terluka, menurut polisi di tempat kejadian.

    “Sekarang dapat dipastikan bahwa ini adalah serangan teror,” kata polisi Israel dan Shin Bet dalam pernyataan bersama pada hari Senin.

    Ledakan bom tersebut terjadi sekitar satu jam setelah Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken tiba di Tel Aviv untuk mendorong gencatan senjata di Gaza, yang akan mengakhiri perang 10 bulan antara Israel dan Hamas.

    Ada peningkatan urgensi untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata di tengah kekhawatiran akan eskalasi di seluruh wilayah yang lebih luas. Iran telah mengancam akan membalas Israel setelah pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran pada tanggal 31 Juli lalu.

    Israel belum mengklaim bertanggung jawab atas kematiannya.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Pria Israel Tewas dalam Serangan di Tepi Barat

    Pria Israel Tewas dalam Serangan di Tepi Barat

    Jakarta

    Serangan di permukiman Yahudi di Tepi Barat yang diduduki, menewaskan seorang pria Israel. Serangan ini terjadi tiga hari setelah serangan mematikan di sebuah desa Palestina di dekatnya.

    “Setelah beberapa kali upaya untuk menyelamatkan nyawanya, dokter harus menyatakan kematian seorang pria yang terluka parah dalam sebuah serangan di Samaria (Tepi Barat yang diduduki),” kata Rumah Sakit Beilinson dalam sebuah pernyataan, dilansir kantor berita AFP, Senin (19/8/2024).

    Militer Israel mengatakan seorang “teroris” telah “menyerang seorang warga sipil, mencuri senjatanya dan melarikan diri” di permukiman Kedumim, di Tepi Barat utara.

    Pejabat-pejabat setempat mengidentifikasi korban sebagai penduduk permukiman yang dekat dengan desa Jit.

    Sebelumnya, Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan bahwa para pemukim Yahudi membunuh seorang pria Palestina berusia 23 tahun dalam sebuah serangan di Jit pada hari Kamis lalu.

    Warga setempat mengatakan bahwa sekitar 100 pemukim bersenjatakan pisau dan senjata api membakar mobil dan rumah dalam serangan tersebut. Serangan itu dikutuk keras oleh para pejabat Israel, Amerika Serikat, serta Perserikatan Bangsa-Bangsa dan negara-negara Eropa.

    Sejak serangan besar-besaran Hamas yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel pada tanggal 7 Oktober, kekerasan telah berkobar di Tepi Barat, wilayah Palestina yang diduduki oleh Israel sejak tahun 1967.

    Permukiman di Tepi Barat dianggap ilegal menurut hukum internasional.

    Sejak tanggal 7 Oktober, setidaknya 635 warga Palestina telah tewas di Tepi Barat oleh pasukan atau pemukim Israel, menurut penghitungan AFP berdasarkan angka resmi Palestina.

    Selama periode yang sama, setidaknya 19 warga Israel, termasuk tentara, telah tewas dalam serangan Palestina, menurut angka resmi Israel.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Kekerasan Melonjak, Jerman Ingin Perketat UU Penggunaan Senjata Tajam

    Kekerasan Melonjak, Jerman Ingin Perketat UU Penggunaan Senjata Tajam

    Jakarta

    Pemerintah Jerman telah menjanjikan undang-undang yang mengatur penggunaan senjata tajam secara lebih ketat setelah meningkatnya jumlah laporan penikaman dari pihak kepolisian, terutama di dekat stasiun kereta api – meskipun statistiknya masih kontroversial.

    Menteri Dalam Negeri Nancy Faeser telah menyerukan agar undang-undang tersebut diubah sehingga hanya pisau berukuran 6 cm yang diizinkan untuk dibawa di tempat umum, bukan 12 cm seperti saat ini. Pengecualian akan dibuat untuk pisau rumah tangga dalam kemasan aslinya. Sedangkan pisau lipat akan benar-benar dilarang.

    “Pisau digunakan untuk melakukan tindakan kekerasan brutal yang dapat menyebabkan cedera serius atau kematian,” kata Faeser kepada lembaga penyiaran publik ARD pada awal Agustus. “Kita membutuhkan undang-undang senjata dan kontrol yang lebih ketat.”

    Pernyataan pemerintah itu muncul setelah statistik kepolisian mencatat kenaikan 5,6% dari tahun ke tahun dalam kasus-kasus cedera serius yang melibatkan senjata tajam, dengan 8.951 insiden pada tahun 2023. Polisi federal, yang bertanggung jawab atas keamanan di bandara dan stasiun kereta api utama Jerman, juga melaporkan peningkatan signifikan dalam serangan senjata tajam di dalam dan di sekitar stasiun, dengan 430 serangan dalam enam bulan pertama tahun ini.

    Data statistik masih kontroversial

    Namun, polisi baru mengumpulkan statistik kejahatan dengan senjata tajam sejak 2021, dan para ahli kriminologi berhati-hati dalam mendefinisikan angka-angka terbaru sebagai sebuah tren. Dirk Baier, kriminolog Jerman di Institute of Delinquency and Crime Prevention di Zurich, mengatakan bahwa Jerman sebenarnya tidak memiliki banyak data tentang kejahatan senjata tajam sama sekali.

    “Polisi memasukkan serangan dengan pisau yang dilakukan dan ancaman dengan pisau, jadi ini adalah kategori yang sangat kabur,” katanya kepada DW. “Dan ini baru sebentar, jadi angkanya belum benar-benar bisa diandalkan.”

    Hal itu tidak menghentikan a partai sayap kanan Alternative for Germany (AfD) untuk menggunakan angka-angka statistik dan mengatakan bahwa “kebijakan migrasi” negara itu adalah penyebabnya. “Kami mengalami ledakan kejahatan asing, kejahatan kaum muda, kekerasan migran, karena kami memiliki perbatasan yang terbuka,” ujar salah satu tokoh AfD, Alice Weidel, kepada lembaga penyiaran publik ZDF pada Juli lalu.

    Namun para ahli kriminologi tidak melihat adanya hubungan antara kejahatan dengan kekerasandan latar belakang imigran secara umum. Meskipun orang non-Jerman terwakili secara tidak proporsional dalam statistik kejahatan dengan senjata tajam, hal itu sendiri bukanlah wawasan yang sangat membantu, kata Baier.

    “Jika kita melihat lebih dekat pada kelompok non-Jerman, kita akan menemukan kelompok orang yang sangat berbeda: Ada orang Eropa Timur, orang Afrika, orang Amerika Selatan, orang dengan latar belakang Arab,” katanya. “Itu adalah budaya yang sangat berbeda, jadi kita tidak bisa mengatakan bahwa ada budaya ‘pisau’ tertentu, atau latar belakang etnis yang memiliki hubungan langsung dengan membawa pisau.”

    “Kita benar-benar perlu berbicara lebih sedikit tentang negara asal mereka, tetapi tentang keadaan kehidupan mereka,” tambahnya. “Dalam lingkungan seperti apa mereka tumbuh? Di antara teman-teman yang mana, yang menurut mereka penting untuk membawa pisau? Apa latar belakang pendidikan mereka? Kita perlu melihat keadaan sosial mereka, dan tidak terjebak pada kewarganegaraan.”

    Bagaimana mengawasi kejahatan dengan senjata tajam?

    Mengingat hal ini, Baier skeptis bahwa undang-undang Faeser akan membuat banyak perbedaan dalam jangka panjang, meskipun setidaknya dapat menyederhanakan undang-undang Jerman, yang saat ini sangat rumit, karena setiap negara bagian memiliki peraturannya sendiri tentang jenis pisau apa yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan.

    “Ini adalah sinyal yang baik, bisa dikatakan demikian,” katanya. “Namun jika Anda mencari manfaatnya dalam hal mencegah kejahatan dengan pisau, maka menurut saya tidak ada manfaatnya.” Itu karena, Baier berpendapat, orang-orang yang membawa pisau berbahaya akan terus melakukannya, apakah itu legal atau tidak.

    Hal ini menunjukkan masalah yang lebih mendesak, yaitu bagaimana cara mencegah serangan yang mungkin terjadi. Lars Wendland, ketua serikat polisi Jerman, GdP, menyambut baik usulan Faeser, tetapi berpendapat bahwa polisi membutuhkan lebih dari sekadar perubahan hukum agar dapat bekerja secara efektif. “Apa gunanya pengetatan hukum jika kita tidak dapat menegakkannya?” katanya kepada DW. “Kita juga harus melihat apakah kita memiliki personel dan materi untuk menerapkannya.”

    Wendland berpendapat bahwa pengawasan dengan sistem pengenalan wajah dan mengizinkan polisi untuk melakukan pemeriksaan acak di “zona tanpa senjata” akan menjadi awal yang baik. Namun langkah-langkah tersebut belum disebutkan oleh Faeser – dan diragukan apakah itu akan berada dalam wewenangnya, karena menetapkan zona tanpa senjata biasanya merupakan tugas pemerintah daerah.

    Apa itu ‘zona tanpa senjata’?

    Zona semacam itu telah diperkenalkan di beberapa kota di Jerman, dan meskipun hanya ada sedikit bukti bahwa zona tersebut benar-benar mengurangi kejahatan dengan kekerasan, menurut Baier, zona tersebut membuat orang merasa lebih aman. “Ada penelitian ilmiah mengenai zona tanpa senjata di Leipzig dan Wiesbaden – keduanya menunjukkan bahwa kriminalitas tidak menurun secara nyata: Tetapi penduduk merasa lebih aman. Saya rasa itu kemungkinan besar karena lebih banyak polisi yang berjaga,” katanya.

    Kejahatan dengan pisau telah menjadi masalah utama di tempat lain di Eropa, terutama di Inggris, di mana pemerintah juga memperkenalkan larangan kepemilikan senjata tajam akhir tahun lalu.

    (fr/hp)

    (ita/ita)

  • Tangkal Ancaman Korut, Korsel-AS Latihan Militer Bersama

    Tangkal Ancaman Korut, Korsel-AS Latihan Militer Bersama

    Seoul

    Korea Selatan (Korsel) dan Amerika Serikat (AS) mulai menggelar latihan militer tahunan pada Senin (19/8) waktu setempat. Latihan militer pada musim panas tahun ini bertujuan meningkatkan kesiapan kedua negara yang bersekutu itu dalam menangkal ancaman senjata dan siber Korea Utara (Korut).

    Seperti dilansir Reuters, Senin (19/8/2024), latihan militer gabungan bernama Ulchi Freedom Shield yang akan berakhir pada 29 Agustus mendatang itu, digelar ketika Korut berupaya memajukan program nuklir dan rudal mereka, serta mencoba meluncurkan satelit mata-mata.

    Pernyataan yang dirilis militer Korsel dan AS menyebut latihan gabungan itu akan mencerminkan “ancaman realistis” di semua domain, termasuk ancaman rudal Korut juga gangguan GPS, serangan siber, dan sejumlah pembelajaran lainnya dari insiden baru-baru ini.

    Dituturkan sejumlah pejabat setempat bahwa Korsel secara terpisah akan menggelar latihan pertahanan sipil Ulchi yang dipimpin pemerintah secara serentak, berdasarkan skenario serangan nuklir oleh Korut.

    Presiden Korsel Yoon Suk Yeol, saat berbicara dalam rapat kabinet, mendesak sikap kesiapan menyeluruh terhadap Korut, dan menyebut negara tetangganya itu sebagai “negara paling ceroboh dan tidak rasional di dunia”.

    “Seperti yang terlihat di Ukraina dan konflik di Timur Tengah, perang bisa pecah kapan saja,” kata Presiden Yoon.

    “Sifat perang juga telah berubah dari masa sebelumnya, dilakukan dalam bentuk hybrid yang menggabungkan perang biasa, perang tidak teratur, dan perang siber, dan bahkan perang opini publik dan perang psikologis dengan menggunakan berita palsu,” cetusnya.

    Sekitar 19.000 tentara Korsel akan berpartisipasi dalam latihan gabungan dengan AS tersebut, serupa dengan tahun lalu. Latihan militer itu melibatkan 48 babak pelatihan lapangan gabungan, yang mencakup manuver lapangan, tembakan langsung, dan latihan amfibi.

    Korut telah sejak lama mengecam Korsel dan sekutunya karena memicu ketegangan dengan melakukan latihan militer, dan menyebut latihan gabungan semacam itu sebagai latihan perang nuklir.

    Baik Seoul maupun Washington menyebut latihan militer gabungan itu bersifat defensif dan merupakan respons terhadap ancaman Pyongyang.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Terkuak Rencana Kim Jong Un Genjot Bisnis Wisata Korea Utara

    Terkuak Rencana Kim Jong Un Genjot Bisnis Wisata Korea Utara

    Jakarta

    Korea Utara dikabarkan berencana menghidupkan kembali pariwisata negaranya pada musim dingin tahun ini. Pemerintahan Kim Jong Un akan membuka gerbang negaranya untuk wisatawan internasional setelah ditutup imbas pandemi COVID19.

    Dikutip dari CNBC, Kamis (15/8/2024), upaya tersebut dinilai mampu memulihkan ekonomi Korea Utara dari dampak pandemi global.

    Menurut situs web Koryo Tours, wisata ke Korea Utara biasanya berkisar antara 600 euro dan 1.500 euro per orang. Namun biaya ini tergantung pada beberapa fkator seperti titik keberangkatan, durasi, jumlah rombongan, dan penginapan.

    Perusahaan perjalanan KTG dan Koryo Tours, yang mengatur perjalanan ke Korea Utara, mengatakan pada hari Rabu bahwa mitra mereka di negara tersebut telah memberi tahu soal rencana pemerintah untuk mengizinkan perjalanan ke beberapa lokasi.

    Perjalanan ke kota Samjiyon di Korea Utara akan diizinkan pada bulan Desember, sementara wilayah lain di negara tersebut juga berpotensi dibuka untuk perjalanan.

    “Setelah menunggu lebih dari 4 tahun untuk membuat pengumuman ini, Koryo Tours sangat gembira dengan dibukanya pariwisata Korea Utara sekali lagi,” sebut perusahaan yang berbasis di Beijing itu.

    Korea Utara sebagian besar telah ditutup untuk turis asing sejak tahun 2020. Meskipun beberapa penerbangan internasional terpantau keluar masuk Korea Utara pada tahun lalu.

    Kelompok kecil dari Rusia juga dilaporkan mengunjungi Korea Utara pada Februari tahun ini. Menurut Koryo Tours, Korea Utara telah bekerja selama bertahun-tahun untuk mengembangkan dan membangun fasilitas pariwisata di Samjiyon, kota pegunungan dekat perbatasan China.

    Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, yang mengunjungi kota tersebut bulan lalu juga memuji habis kota tersebut. Kota wisata itu telah dilengkapi hotel-hotel baru, atraksi-atraksi, dan sebuah resor ski.

    Lokasi pariwisata besar lainnya sedang dibangun di pantai timur negara tersebut. Sebagia informasi, satu-satunya wisatawan yang dilarang masuk Korea Utara adalah warga Korea Selatan.

    Sementara itu, pemerintah Amerika Serikat (AS) mengeluarkan peringatan keras terhadap perjalanan ke Korea Utara. “Paspor AS tidak berlaku untuk perjalanan ke atau melalui Korea Utara, kecuali paspor tersebut disahkan secara khusus oleh Departemen Luar Negeri,” bunyi peringatan itu.

    Kemungkinan besar pembukaan wisata ke Samjiyon bertujuan untuk menarik wisatawan China. Mayoritas wisatawan mancanegara Korea Utara sebalum pandemi memang berasl dari Negeri Tirai Bambu.

    Pada tahun 2019 ada 350.000 wisatawan China yang mengunjungi Korea Utara. Dari wisatawan tersbeut Korea Utara dilaporkan memperoleh pendapatan yang cukup besar.

    (ily/hns)

  • Konflik Israel Vs Iran, 17 Maskapai Ogah Terbang Lewat Timur Tengah

    Konflik Israel Vs Iran, 17 Maskapai Ogah Terbang Lewat Timur Tengah

    Jakarta

    17 maskapai penerbangan menunda maupun menyetop penerbangannya ke wilayah Timur Tengah buntut kekhawatiran konflik akan meluas. Mereka enggan mengambil risiko melewati wilayah udara Timur Tengah

    Sebagai informasi, tensi hubungan Israel dan Iran memanas belakangan terakhir. Konflik kedua negara meruncing setelah pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh tewas di Teheran, Iran. Israel dituding berada di balik tewasnya Haniyeh.

    Dikutip dari Reuters, Kamis (15/8/2024), berikut daftar maskapai yang memutuskan mengindari wilayah udara Timur Tengah:

    1. Agean Airlines
    Maskapai Yunani tersebut membatalkan semua penerbangan ke dan dari Beirut (Lebanon), Amman (Yordania), dan Tel Aviv (Israel) hingga 19 Agustus.

    2. Air Algerie
    Maskapai penerbangan Aljazair untuk sementara menghentikan penerbangan ke dan dari Lebanon hingga pemberitahuan lebih lanjut.

    3. Airbaltic
    AirBaltic asal Latvia membatalkan penerbangannya ke dan dari Tel Aviv hingga 18 Agustus.

    4. Air India
    Maskapai berbendera India ini menghentikan sementara penerbangan ke dan dari Tel Aviv hingga pemberitahuan lebih lanjut.

    5. Air France-KLM
    Air France mengatakan pada 14 Agustus bahwa pihaknya berencana untuk melanjutkan penerbangan rute Paris-Beirut mulai 15 Agustus setelah menangguhkannya pada 29 Juli lalu.

    Cabang perusahaannya di Belanda, KLM, juga membatalkan semua penerbangan ke dan dari Tel Aviv hingga 26 Oktober. Lalu Unit berbiaya rendah di Transavia membatalkan penerbangan ke dan dari Tel Aviv hingga 31 Maret 202, dan penerbangan ke Amman hingga 3 November.

    6. Cathay Pacific
    Cathay Pacific yang berbasis di Hong Kong membatalkan semua penerbangan ke Tel Aviv hingga 27 Maret 2025.

    7. Delta Air Lines
    Maskapai penerbangan Amerika Serikat tersebut memperpanjang penangguhan penerbangan antara New York dan Tel Aviv hingga 31 Agustus.

    8. Easyjet
    Maskapai penerbangan hemat Inggris ini berhenti terbang ke dan dari Tel Aviv pada bulan April dan akan melanjutkan penerbangan pada 30 Maret 2025.

    9. Finnair
    Maskapai asal Finlandia tersebut memutuskan tidak mengudara di langit Iran yang memerpanjang durasi penerbangan dari dan ke Doha, Qatar.

    10. ITA Airway
    ITA Airways Italia memperpanjang penangguhan penerbangan ke dan dari Tel Aviv hingga 19 Agustus.

    11. LOT
    Maskapai berbendera Polandia ini telah menangguhkan penerbangan ke Israel hingga 18 Agustus.

    12. Lufthansa Group
    Grup maskapai penerbangan Jerman yang juga mencakup Swiss Air Lines, Brussels Airlines dan Austrian Airlines memperluas penghindarannya terhadap wilayah udara Iran dan Irak.

    Perusahaan menyebut pihaknya akan menangguhkan penerbangan ke dan dari Tel Aviv, Teheran, Beirut, Amman dan kota Erbil di Irak hingga 21 Agustus.

    13. Ryanair
    Maskapai penerbangan hemat terbesar di Eropa membatalkan penerbangan ke dan dari Tel Aviv hingga 3 September dengan alasan “pembatasan operasional”.

    14. Singapore Airlines
    Maskapai penerbangan tetangga Indonesia tersebut berhenti terbang di atas wilayah udara Iran dan memilih menggunakan rute alternatif.

    15. Tarom
    Maskapai penerbangan utama Rumania memperpanjang penangguhan penerbangan ke Tel Aviv, Amman, dan Beirut hingga 16 Agustus.

    16. United Airlines
    Maskapai penerbangan yang berbasis di Chicago ini menangguhkan penerbangan ke Tel Aviv dalam waktu dekat. Perusahaan telah menghentikan layanan harian antara Newark, New Jersey dan Tel Aviv pada 31 Juli dengan alasan keamanan.

    17. Vueling
    Maskapai penerbangan bertarif rendah Spanyol Vueling, membatalkan semua penerbangan ke Tel Aviv dan Amman hingga 26 Oktober.

    (ily/hns)

  • Trump Telepon Netanyahu Bahas Gencatan Senjata Gaza

    Trump Telepon Netanyahu Bahas Gencatan Senjata Gaza

    Jakarta

    Calon presiden dari Partai Republik Amerika Serikat Donald Trump berbicara melalui telepon dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, dan membahas gencatan senjata Gaza dan kesepakatan pembebasan sandera.

    Dilansir Reuters dan Al Arabiya, Kamis (15/8/2024), seorang sumber AS mengatakan kepada Axios, bahwa panggilan telepon Trump pada Rabu (14/8) waktu setempat itu, dimaksudkan untuk mendorong Netanyahu agar menerima kesepakatan tersebut. Tim kampanye Trump tidak segera menanggapi permintaan komentar.

    Akhir bulan lalu, Netanyahu mengunjungi AS dan bertemu dengan Presiden Joe Biden, Wakil Presiden dan calon presiden dari Partai Demokrat Kamala Harris, serta Trump.

    Mesir, Amerika Serikat, dan Qatar telah menjadwalkan putaran baru negosiasi gencatan senjata Gaza pada hari Kamis.

    Biden telah memaparkan proposal gencatan senjata tiga fase dalam pidatonya pada tanggal 31 Mei lalu. Washington dan mediator regional sejak saat itu telah mencoba mengatur kesepakatan gencatan senjata Gaza untuk para sandera tetapi, mengalami kendala berulang kali.

    Hamas mengatakan pada hari Rabu, bahwa mereka tidak akan ikut serta dalam putaran baru perundingan gencatan senjata Gaza yang dijadwalkan pada hari Kamis di Qatar.

    Namun, seorang pejabat yang diberi pengarahan tentang perundingan tersebut, mengatakan bahwa para mediator diharapkan untuk berkonsultasi dengan kelompok Palestina tersebut setelahnya.

    Washington, sekutu terpenting Israel, telah mengatakan bahwa gencatan senjata di Gaza akan mengurangi meningkatnya ancaman perang yang lebih luas di Timur Tengah.

    Ketegangan meningkat di Timur Tengah setelah pembunuhan baru-baru ini terhadap pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Iran dan komandan militer Hizbullah Fuad Shukr di Beirut, Lebanon. Keduanya memicu ancaman pembalasan terhadap Israel.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • AS Minta Iran-Israel-Hamas Tak Ganggu Perundingan Gencatan Senjata di Doha

    AS Minta Iran-Israel-Hamas Tak Ganggu Perundingan Gencatan Senjata di Doha

    Jakarta

    Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony Blinken, memperingatkan ke semua pihak untuk tidak merusak perundingan gencatan senjata yang akan digelar di Doha, Qatar. Wanti-wanti dari Blinken itu disebut sebagai peringatan tersirat kepada Iran, Israel, dan Hamas.

    Blinken telah melakukan panggilan telepon dengan Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani pada Rabu (14/8). Dia menyebut kedua negara telah sepakat untuk menjaga suasana kondusif selama perundingan gencatan senjata akan berlangsung.

    “Tidak ada pihak di kawasan yang boleh mengambil tindakan yang akan merusak upaya untuk mencapai kesepakatan,” kata pernyataan Departemen Luar Negeri AS dilansir AFP, Kamis (15/8/2024).

    “Keduanya membahas “upaya untuk meredakan ketegangan di kawasan dan pentingnya menyelesaikan gencatan senjata di Gaza,” sambung pernyataan tersebut.

    Blinken juga berbicara pada hari Rabu (14/8) dengan diplomat tinggi Mesir. Dalam beberapa hari terakhir ia juga berkonsultasi dengan Yordania, Arab Saudi dan Turki, serta Israel.

    Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, pada pekan lalu secara terbuka mendesak agar perundingan dimulai pada hari Kamis (15/8) untuk menghentikan konflik yang telah berlangsung selama 10 bulan.

    Inisiatif ini muncul setelah Biden merasa frustrasi dengan dugaan serangan Israel di Iran yang menewaskan pemimpin politik Hamas, yang terlibat dalam negosiasi gencatan senjata. Amerika Serikat sejak itu mendesak Iran untuk tidak melakukan ancaman serangan balik terhadap Israel.

    Sementara pihak Hamas mengaku enggan menghadiri pertemuan tersebut. Dilansir Al-Jazeera, Hamas menilai perundingan itu tidak akan menghasilkan kesepakatan yang baik untuk mereka.

    “Melakukan perundingan baru memungkinkan pendudukan untuk menerapkan persyaratan baru dan menggunakan labirin negosiasi untuk melakukan lebih banyak pembantaian,” kata pejabat senior Hamas, Sami Abu Zuhri.

    (ygs/ygs)

  • Hamas Ogah Hadiri Perundingan Gencatan Senjata di Qatar

    Hamas Ogah Hadiri Perundingan Gencatan Senjata di Qatar

    Jakarta

    Pembicaraan mengenai gencatan senjata di wilayah Gaza akan digelar di Doha, Qatar. Namun, perwakilan Hamas mengaku enggan untuk menghadiri pertemuan tersebut.

    “Melakukan perundingan baru memungkinkan pendudukan untuk menerapkan persyaratan baru dan menggunakan labirin negosiasi untuk melakukan lebih banyak pembantaian,” kata pejabat senior Hamas, Sami Abu Zuhri, dilansir Al-Jazeera, Kamis (15/8/2024).

    Perundingan itu akan digelar hari ini di Doha, Qatar. Pertemuan itu akan melibatkan pejabat dari Israel, Amerika Serikat, Qatar, dan Mesir.

    Laporan dari Al-Jazeera menyebutkan Hamas skeptis terhadap kesepakatan yang akan dihasilkan dalam perundingan di Gaza. Hamas ingin para mediator kembali ke kerangka awal kesepakatan yang disampaikan oleh Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada bulan Mei silam. Saat itu Biden menyebut gencatan senjata bisa terwujud jika seluruh sandera dibebaskan.

    Netanyahu Kirim Bos Mossad Jadi Delegasi

    Sikap berbeda ditunjukkan Israel. Davide Barnea selaku Direktur Mossad dan Kepala Dinas Keamanan Israel,Shit Bet Ronen Bar akan menjadi delegasi Israel dalam perundingan tersebut.

    “Kepala Mossad, Kepala Shin Bet, Nitzan Alon dan Ophir Falk akan menjadi delegasi Israel untuk pertemuan Kamis di Qatar,” kata Juru Bicara Perdana Menteri Israel, Omar Dostri, dilansir AFP, Rabu (14/8).

    Dalam perundingan itu akan membahas mengenai persoalan sandera yang masih ditahan oleh Israel dan Hamas. Selain pimpinan Mossad, penasihat politik Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Ophir Falk, juga akan ikut dalam pertemuan di Qatar.

    “Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah menyetujui keberangkatan delegasi Israel ke Doha besok, serta mandat untuk melakukan perundingan,” bunyi pernyataan dari kantornya.

    (ygs/ygs)

  • Kata Biden soal Dilema Putin saat Ukraina Serang Rusia

    Kata Biden soal Dilema Putin saat Ukraina Serang Rusia

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengomentari penyerbuan Ukraina kepada wilayah Rusia. Menurut Biden, Presiden Rusia Vladimir Putin berada dalam dilema yang nyata.

    Seperti dilansir AFP, Selasa (13/8/2024), Ukraina melancarkan penyerbuan dan serangan mendadak ke dalam wilayah Rusia, tepatnya di Kursk, sejak Selasa (6/8) pekan lalu. Pasukan Kyiv dilaporkan telah merebut lebih dari dua lusin area permukiman Rusia dalam serangan lintas perbatasan tersebut.

    Penyerbuan Ukraina itu disebut sebagai serangan lintas perbatasan yang paling signifikan terhadap wilayah Rusia sejak Perang Dunia II.

    AS menegaskan tidak mengetahui dan tidak terlibat dalam operasi militer Ukraina, sekutunya, di dalam wilayah Rusia tersebut. Namun para pejabat Washington, seperti dilansir Reuters, Rabu (14/8/2024), terus berhubungan dengan otoritas Kyiv mengenai langkah militer tersebut.

    Para pejabat AS mengatakan pihaknya masih berusaha mempelajari apa yang ingin dicapai Ukraina dengan serangannya tersebut.

    Saat menjawab pertanyaan wartawan soal penyerbuan Ukraina dalam kunjungannya di New Orleans, Biden mengatakan dirinya mendapatkan pengarahan setiap 4-5 jam selama 6 hari hingga 8 hari terakhir soal operasi militer sekutu AS tersebut.

    “Ini menciptakan dilema nyata bagi Putin,”sebut Biden dalam komentar substantif pertamanya soal operasi militer Ukraina terhadap wilayah Rusia tersebut.

    AS Pasok Senjata untuk Ukraina

    AS telah memasok persenjataan senilai miliaran dolar Amerika terhadap Ukraina, yang sebagian besar dimaksudkan untuk tujuan pertahanan, ketika Kyiv berupaya mengusir invasi Rusia sejak Februari 2022 lalu.

    Biden, pada Mei lalu, memberikan wewenang kepada Ukraina untuk meluncurkan senjata yang dipasok AS ke target-target militer di dalam wilayah Rusia.

    Dalam pernyataan terbaru, Gedung Putih mengatakan Kyiv tidak menyampaikan pemberitahuan sebelumnya soal penyerbuan terhadap wilayah Kursk di Rusia, yang berlangsung sejak Selasa (6/8) dini hari.

    Militer Rusia mengatakan pada Selasa (13/8) kemarin bahwa pasukannya menyerang balik pasukan Ukraina dengan rudal, drone dan serangan udara.

    Juru bicara Gedung Putih, Karine Jean-Pierre, saat berbicara kepada wartawan di dalam pesawat kepresidenan AS, Air Force One, menegaskan Washington tidak terlibat dalam operasi militer Ukraina tersebut.

    “Kami tidak ada hubungannya dengan ini,” ucapnya.

    “Kami tidak terlibat. Kami akan terus melakukan pembicaraan dengan pihak Ukraina mengenai pendekatan mereka, namun merekalah yang berhak untuk berbicara,” imbuh Jean-Pierre.

    Selengkapnya di halaman selanjutnya.

    Putin Minta Ukraina Diusir

    Putin memerintahkan militernya untuk “mengusir” pasukan Ukraina yang menyerbu negara tersebut selama nyaris sepekan terakhir. Perintah ini diberikan Putin saat lebih dari 120.000 warga telah dievakuasi dari area-area perbatasan yang terdampak penyerbuan pasukan Ukraina.

    Putin, dalam rapat dengan para pejabat pemerintahan Rusia yang disiarkan televisi setempat, mengatakan bahwa “salah satu tujuan jelas dari musuh adalah menabur perselisihan” dan “menghancurkan persatuan dan kohesi masyarakat Rusia”.

    “Tugas utamanya, tentu saja, untuk Kementerian Pertahanan mengusir musuh dari wilayah-wilayah kita,” cetus Putin dalam rapat tersebut.

    Laporan yang disampaikan Gubernur Kursk, Alexei Smirnov, dalam rapat dengan Putin menyebut sekitar 121.000 orang telah mengungsi dari wilayah tersebut sejak awal penyerbuan pasukan Ukraina.

    Disebutkan juga oleh Smirnov bahwa penyerbuan Kyiv itu telah menewaskan sedikitnya 12 warga sipil dan melukai sekitar 121 orang lainnya.

    Halaman 2 dari 2

    (aik/aik)