Negara: Amerika Serikat

  • Komisi I DPR yakin Trump terus melanjutkan hubungan dengan RI 

    Komisi I DPR yakin Trump terus melanjutkan hubungan dengan RI 

    “Presiden Jokowi telah melakukan gebrakan berbagai hal, dan akan dilanjutkan dan ditingkatkan di pemerintahan Prabowo-Gibran ini,”Jakarta (ANTARA) – Wakil Ketua Komisi I DPR RI Dave Laksono yakin bahwa Donald Trump yang telah terpilih dalam Pilpres Amerika Serikat (AS) dan akan menjadi Presiden Ke-47 AS akan terus melanjutkan hubungan diplomatik dengan Republik Indonesia.

    Menurut dia, Trump sebelumnya merupakan sosok yang sudah dekat dengan Indonesia, khususnya dengan pemerintahan terdahulu. Dia pun mengucapkan selamat kepada Trump setelah terpilih kembali menjadi Presiden AS.

    “Presiden Jokowi telah melakukan gebrakan berbagai hal, dan akan dilanjutkan dan ditingkatkan di pemerintahan Prabowo-Gibran ini,” kata Dave di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis.

    Dia mengatakan bahwa DPR akan semakin proaktif dalam mengembangkan kapasitas bangsa dengan lebih terbuka kepada pihak luar. Menurut dia, urusan kemanusiaan juga menjadi salah satu topik yang diangkat.

    Selain itu, pihaknya juga akan terus memastikan kerja sama investasi di berbagai bidang dapat berjalan dengan baik hingga target-target domestik Indonesia bisa tercapai.

    “Perdamaian dan kemajuan kemanusiaan di forum-forum internasional juga terus kita kawal,” kata dia.

    Calon Presiden Amerika Serikat dari Partai Republik Donald Trump diproyeksikan memenangi Pemilihan Presiden AS 2024 melawan pesaingnya dari Partai Demokrat yang juga petahana wakil presiden, Kamala Harris.

    Berdasarkan pantauan data hitung cepat dari Fox News hingga 6 November sore waktu Jakarta, Trump diprediksi memenangi Pilpres AS dan menjadi Presiden ke-47 AS usai mendapat 277 suara elektoral, melewati ambang batas 270 suara elektoral yang diperlukan untuk menang Pilpres AS.

    Negara bagian yang menentukan kemenangan Trump tersebut adalah Wisconsin, yang memiliki 10 suara elektoral dan menjadi negara ketiga yang berbalik mendukung Trump dalam pilpres kali ini. Negara bagian tersebut memberikan suara mereka ke Joe Biden pada Pilpres 2020.

    Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2024

  • Alasan Kenapa Muslim Amerika Pilih Trump Dibanding Kamala di Pemilu AS

    Alasan Kenapa Muslim Amerika Pilih Trump Dibanding Kamala di Pemilu AS

    Jakarta, CNBC Indonesia – Donald Trump meraih kemenangan dalam pemilu Amerika Serikat (AS) 2024 5 November. Salah satu karena faktor suara Muslim Amerika.

    Hal ini bahkan diakui Trump dalam pidato deklarasi kemenangannya. Ia menyebut kelompok Muslim merupakan salah satu pihak yang mendukungnya hingga kembali menang sebagai presiden ke-47 AS.

    “Mereka datang dari seluruh penjuru, serikat, non-serikat, Afrika Amerika, Hispanik Amerika, Asia Amerika, Arab Amerika, Muslim Amerika,” tegasnya

    “Kami memiliki semua orang. Dan itu indah,” ujarnya.

    Lalu Apa Alasan Muslim Amerika Memilih Trump?

    Merujuk laporan Anadolu Agency, Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) bereaksi atas kemenangan Trump. Direktur Eksekutif Nasional kelompok itu, Nihad Awad mengatakan Trump berjanji untuk mengakhiri pertumpahan darah di Gaza.

    Ia bahkan mengutuk kebijakan mantan Presiden AS yang mendatangkan malapetaka di dunia Muslim. Seperti George Bush dan Wakil Presidennya Dick Cheney.

    “Penting bagi Presiden Terpilih Trump untuk sekarang mengakui bahwa sebagian besar orang Amerika, termasuk Muslim Amerika yang mendukungnya, tidak ingin melihat lebih banyak kefanatikan di dalam negeri atau lebih banyak perang di luar negeri,” tegasnya.

    Awad pun meminta agar Trump benar-benar mengakomodir kepentingan warga muslim ini. Ia mendesak Trump benar-benar mengedepankan perdamaian dunia dalam kebijakan luar negeri Washington nantinya.

    “Ke depannya, kami berharap semua pejabat terpilih untuk benar-benar menanggapi masalah mendesak para pemilih Muslim. Ini termasuk Presiden Terpilih Trump,” tambahnya.

    Lebih lanjut, Awad kemudian mengalamatkan pernyataanya kepada Partai Demokrat yang menjadi kendaraan lawan Trump, Kamala Harris. Menurutnya, kekalahan Kamala terjadi karena sikap Gedung Putih, yang saat ini dikuasai Partai Demokrat, atas kekerasan di Gaza

    “Presiden terpilih harus memenuhi janji kampanyenya untuk mengejar perdamaian di luar negeri, termasuk dengan mengakhiri perang di Gaza,” ujarnya lagi.

    “Namun, ini harus menjadi perdamaian sejati yang didasarkan pada keadilan, kebebasan, dan negara bagi rakyat Palestina,” jelasnya.

    Sementara itu, mengutip Al-Jazeera yang merujuk Fox News, aktivis Arab di Dearborn, Michigan, Muslim Amerika menjelaskan bahwa Kamala mengabaikan seruan kelompok itu untuk mempertimbangkan kembali dukungan tanpa syarat terhadap Israel. Merujuk Associated Press (AP), Michigan adalah satu satu negara yang memiliki banyak warga Muslim, dan menjadi negara penentu kemenangan pemilu AS, swing states.

    “Genosida adalah politik yang buruk,” kata salah satu aktivis.

    Kamala, menurutnya, terus menegaskan apa yang disebutnya sebagai “hak Israel untuk mempertahankan diri”. Padahal terjadi kekejaman brutal di Gaza dan Lebanon.

    “Salah satu alasan Harris kalah adalah keputusannya untuk memihak Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu dengan mengorbankan basis Demokrat, Arab dan Muslim Amerika serta kaum muda dan kaum progresif,” tambah aktivis Adam Abusalah.

    “Itu bukan salah kami. Mereka tidak bisa menjelek-jelekkan komunitas kami,” ujarnya lagi.

    Seorang konsultan politik Amerika keturunan Lebanon di wilayah Detroit, Hussein mengaku sebenarnya tak mengetahui apa arti kepresidenan Trump bagi warga Arab dan Muslim Amerika serta negara secara keseluruhan. Namun ia berharap sesuatu yang baik.

    “Saya harap itu sesuatu yang baik. Saya berharap negara ini bisa bersatu. Saya berharap Partai Demokrat sadar,” kata Dabajeh.

    Sebelumnya, Trump secara resmi telah menyatakan dirinya unggul sebagai pemenang dalam kontestasi pilpres Amerika Serikat (AS). Calon Partai Republik itu menang setelah melewati ambang batas electoral college 270 suara mengalahkan pesaingnya dari Partai Demokrat, Kamala.

    Hingga berita ini diturunkan Trump sudah mengantongi 295 suara elektoral. Sementara Kamala hanya 226. Trump juga menang di popular vote. Di mana dirinya mengantongi 73.523.637 suara (50,92%). Sedangkan Kamala hanya 68.683.845 suara (47,57%).

    (sef/sef)

  • Trump Menang Pemilu AS, Nasib Industri Tekstil RI Bakal Makin Sekarat?

    Trump Menang Pemilu AS, Nasib Industri Tekstil RI Bakal Makin Sekarat?

    Jakarta, CNBC Indonesia – Donald Trum, calon presiden (capres) Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik, resmi memenangkan Pemilihan Umum (Pemilu) yang digelar Selasa, 5 November 2024.

    Hasil perhitungan suara hingga Rabu (6/11/2024), Trump dipastikan mengantongi 277 suara electoral. Melebihi batas syarat electoral vote yang 270 suara.

    Lalu bagaimana efeknya ke Indonesia?

    Ketua Umum Asosiasi Produsen Serat & Benang Filamen Indonesia (APSyFI) Redma Gita Wirawasta mengatakan, kemenangan Trump akan membawa efek bagi industri tekstil dan produk tekstil (TPT) di Tanah Air.

    Di tengah tekanan yang memicu banyaknya pabrik TPT tutup dan melakukan PHK, dia pun mengkhawatirkan kemenangan Trump akan menambah beban baru bagi sektor TPT nasional.

    “Terkait dengan situasi AS, saya lihat baik Partai Demokrat maupun Partai Republik, keduanya memiliki pemahaman yang sama. Bahwa pembenahan dan menyehatkan ekonomi dalam negeri AS adalah prioritas,” katanya kepada CNBC Indonesia, Kamis (7/11/2024).

    “Jadi, tren proteksionisme di AS masih akan berlanjut sampai ekonomi domestik mereka benar-benar pulih,” ujarnya.

    Juga, imbuh dia, AS diprediksi akan tetap melanjutkan kebijakan perdagangan seperti pengenaan antidumping atas barang-barang China.

    “Bahkan akan lebih diperluas ke negara lain. Dari pengalaman sebelumnya, Partai Republik lebih proteksionis dibanding Partai Demokrat,” sebutnya.

    “Semakin AS atau UE (Uni Eropa) membendung barang China, semakin deras barang China masuk Indonesia,” kata Redma.

    Namun, pandangan berbeda disampaikan Ketua Umum Gabungan Pengusaha Ekspor Impor (GPEI) Benny Soetrisno.

    Menurutnya, slogan kampanye Trump “Make America Great Again”, akan memberi dampak positif. Dia mengatakan, visi Trump itu justru akan mendorong ekspor RI ke AS semakin berkinerja bagus.

    “Kalau America Great Again buat saya lebih lancar ekspor ke AS karena mereka lebih sejahtera rakyatnya,” kata Benny.

    Terkait proteksionisme pasar, ujarnya, hal itu hanya dilakukan atas barang China.

    “Proteksionisme terhadap produk China,” sebut Benny.

    Foto: AP/Alex Brandon
    Republican presidential nominee former President Donald Trump dances after speaking at an election night watch party, Wednesday, Nov. 6, 2024, in West Palm Beach, Fla. (AP Photo/Alex Brandon)

    Make America Great Again

    Setelah jauh melampaui pencapaian electoral vote saingannya, Kamala Harris, Trump pun langsung mendeklarasikan kemenangannya di hadapan pendukungnya di Palm Beach, Florida pada hari Rabu (6/11/2024), waktu setempat.

    Dalam pidatonya tersebut, Trump menyampaikan terima kasih kepada pendukungnya sehingga dia menang dan terpilih sebagai menjadi Presiden ke-47 AS. Dia menyatakan akan terus berjuang demi kesejahteraan, memulihkan, dan menjanjikan era keemasan bagi Amerika.

    “Ini adalah kemenangan yang luar biasa bagi warga Amerika yang akan membuat kita bisa membuat Amerika menjadi hebat lagi (make America great again),” kata Trump.

    Sebagai catatan, salah satu rencana kebijakan ekonomi Trump adalah pengenaan tarif tinggi untuk impor, penghapusan pajak atas tip dan tunjangan Jaminan Sosial, dan pengurangan tarif pajak perusahaan.

    Menurut The Time, Trump sedang mempertimbangkan tarif universal antara 10% dan 20% untuk semua impor, dengan tarif hingga 60% untuk barang-barang China. Yang menurutnya akan melindungi lapangan kerja Amerika dan mengurangi ketergantungan negara pada impor asing.

    Dia menyatakan, kebijakan itu tidak akan menyebabkan harga yang lebih tinggi bagi warga Amerika dengan menegaskan, biaya akan ditanggung oleh produsen asing.

    (dce/dce)

  • Raksasa Otomotif Babak Belur, Mau PHK 1.100 Karyawan

    Raksasa Otomotif Babak Belur, Mau PHK 1.100 Karyawan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Perusahaan manufaktur otomotif Stellantis mengatakan pihaknya akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) sekitar 1.100 karyawan di pabrik Jeep Gladiator di Toledo, Ohio, Amerika Serikat (AS).

    Rencana PHK yang disampaikan Rabu (6/11/2024) ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi inventaris di seluruh operasinya di Amerika Utara.

    “Ini adalah tindakan yang sulit untuk diambil, tetapi diperlukan untuk memungkinkan perusahaan mendapatkan kembali keunggulan kompetitifnya dan akhirnya mengembalikan produksi ke tingkat sebelumnya,” kata Stellantis dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Reuters, Kamis (7/11/2024).

    Produsen mobil tersebut baru-baru ini merombak manajemen senior sebagai upaya untuk memulihkan penjualan yang merosot di wilayah tersebut. Stellantis juga telah memangkas tenaga kerja bergaji dan per jam selama setahun terakhir.

    Adapun saham perusahaan telah turun sekitar 39% tahun ini.

    Keputusan CEO Carlos Tavares untuk memangkas pekerja manufaktur, seperti yang ada di Toledo, telah membuat marah serikat pekerja United Auto Workers (UAW), yang mewakili para karyawan ini.

    Presiden UAW Shawn Fain telah mengancam akan melakukan aksi mogok nasional di pabrik-pabrik Stellantis hanya setahun setelah pemogokan selama enam minggu di produsen mobil tersebut dan para pesaingnya di Detroit.

    Fain menyoroti penundaan Stellantis dalam rencana investasi miliaran dolar ke pabrik baterai baru di Belvidere, Illinois sebagai tanda bahwa Stellantis mengingkari janji dalam kesepakatan ketenagakerjaan dengan serikat pekerja tahun lalu.

    Stellantis mengatakan bahwa mereka mematuhi ketentuan tersebut.

    UAW tidak menanggapi permintaan komentar tentang PHK tanpa batas waktu di Toledo, yang menurut Stellantis akan berlaku paling cepat pada tanggal 5 Januari 2025.

    Keputusan ketenagakerjaan perusahaan tersebut menarik perhatian Wakil Presiden Kamala Harris dan Presiden terpilih Donald Trump yang meminta produsen mobil tersebut untuk mempertahankan pekerjaan di AS.

    Trump mengatakan minggu lalu bahwa ia akan mengenakan tarif 100% pada Stellantis jika produsen mobil tersebut mencoba memindahkan pekerjaan AS ke Meksiko.

    Karyawan yang terkena dampak di Pabrik Perakitan Selatan Toledo, yang dipindahkan dari dua shift menjadi satu shift, akan mendapatkan tunjangan pengangguran tambahan selama satu tahun berdasarkan kontrak UAW, menurut Stellantis.

    (luc/luc)

  • IHSG Sesi I Kamis 7 November Turun 1,2 Persen

    IHSG Sesi I Kamis 7 November Turun 1,2 Persen

    Jakarta, Beritasatu.com – Indeks harga saham gabungan (IHSG) bursa perdagangan sesi I, Kamis (7/11/2024) ditutup di zona merah. IHSG berjalan di zona merah sepanjang perdagangan setelah Donald Trump umumkan kemenangan pada Pemilihan Presiden Amerika Serikat (Pilpres AS) 2024.

    IHSG sesi I ditutup berkurang 92,9 poin atau 1,27% hingga mencapai level 7.290. Sebanyak 212 saham naik, 353 saham turun, dan 203 saham stagnan.

    Pada sesi I perdagangan, 13 miliar lembar saham ditransaksikan hingga mencapai nilai Rp 6,3 triliun dengan frekuensi mencapai 787.146 kali.

    Mayoritas saham sektoral melemah, dengan sektor bahan baku turun terdalam mencapai 2,14%, diikuti teknologi berkurang 1,39%, dan infrastruktur melemah 0,73%.

    Namun, ada dua saham sektoral yang menguat, yakni konsumsi primer naik 0,68% dan properti bertambah 0,55%.

    Kelompok saham unggulan LQ45 juga berada di zona merah karena turun 1,04%, saham syariah Jakarta Islamic Index (JII) ikut melemah 1,32%, dan Investor33 anjlok 0,07%.
     

  • Putin Respons Resmi Trump Menang Pemilu Jadi Presiden AS

    Putin Respons Resmi Trump Menang Pemilu Jadi Presiden AS

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Rusia Vladimir Putin dilaporkan telah mengucapkan selamat kepada Donald Trump yang memenangkan pemilihan presiden (pilpres) Amerika Serikat (AS). Hal ini terjadi setelah Kremlin menyebutkan Putin tak memiliki rencana untuk memberikan selamat kepada pemimpin baru Negeri Paman Sam itu.

    Dalam laporan Newsweek, dikutip Kamis (7/11/2024), berita Rusia Verstka melaporkan bahwa ucapan tersebut diberikan oleh Putin melalui seorang perantara. Namun tidak dijelaskan siapakah perantara tersebut.

    “Perwakilan dari otoritas dan elit Rusia, termasuk Presiden Vladimir Putin, mengucapkan selamat kepada presiden AS ke-47 melalui kenalannya,” tulis media itu berdasarkan seorang sumber yang merupakan pejabat ‘tingkat tinggi’ di parlemen.

    Laporan ini meniadakan posisi resmi Kremlin bahwa Putin belum memberi selamat kepada Trump. Sebelumnya, Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov menyebutkan bahwa pihaknya tidak akan mengucapkan selamat karena kondisi eskalasi tidak langsung antara kedua negara.

    Selain Putin, pejabat pemerintah Rusia lainnya juga diduga telah memberi ucapan selamat kepada Trump atas kemenangannya. Termasuk Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov dan Wakil Ketua Dewan Keamanan yang juga mantan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev.

    “Trump punya satu kualitas yang berguna bagi kita. Dia pengusaha sejati, dia sangat benci menghabiskan uang untuk orang yang hanya ikut-ikutan dan orang yang tidak punya tujuan,” ujar Medvedev.

    Ketua Dewan Sberbank, German Gref serta Ketua Parlemen Valentina Matviyenko dan Vyacheslav Volodin juga dilaporkan telah menyampaikan ucapan selamat. CEO Russian Direct Investment Fund (RDIF) Kirill Dmitriev, mengatakan kepada Politico bahwa terpilihnya kembali Trump membuka peluang baru untuk mengatur ulang hubungan antara Rusia dan AS. 

    “Orang Amerika biasa sudah lelah dengan kebohongan, ketidakmampuan, dan kedengkian yang belum pernah terjadi sebelumnya dari pemerintahan Biden,” ungkap Dmitriev yang dilaporkan memiliki ‘hubungan pribadi’ dengan menantu Trump, Jared Kushner

    Trump secara resmi telah menyatakan dirinya unggul sebagai pemenang dalam kontestasi pilpres Amerika Serikat (AS). Calon Partai Republik itu dipastikan menang setelah melewati ambang batas electoral college 270 suara mengalahkan pesaingnya dari Partai Demokrat, Kamala Harris.

    Terpilihnya Trump sendiri terjadi saat hubungan AS-Rusia panas akibat serangan Moskow ke Ukraina. Washington memilih untuk membantu Kyiv dalam perangnya itu dengan memberikan bantuan persenjataan dan bantuan lainnya.

    Dinamika peperangan ini pun telah memanaskan retorika nuklir antara dua kekuatan besar global itu. Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev bahkan telah mengangkat narasi bila perang nuklir bisa benar-benar terjadi antara keduanya.

    (sef/sef)

  • Hiraukan Penguatan Dolar AS, Rupiah Tetap Strong

    Hiraukan Penguatan Dolar AS, Rupiah Tetap Strong

    Jakarta: Nilai tukar rupiah terpantau menguat terhadap dolar AS pada pembukaan perdagangan hari ini.
     
    Rupiah terpantau mampu melibas dolar AS disaat mata uang negeri Paman Sam itu menguat imbas dari kemenangan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat.
     
    Mengacu laman Bloomberg, Kamis, 7 November 2024, pada pagi ini rupiah menguat 23,5 poin atau 0,15 persen dibandingkan penutupan perdagangan kemarin.
    Sementara berdasarkan data Yahoo Finance, rupiah menguat 25 poin atau setara dengan dengan 0,16 persen menjadi Rp15.799 per USD.
     
    Pada perdagangan pagi ini rupiah akan bergerak Rp15.789 hingga Rp15.835 per USD.
     

    Kemenangan Trump bikin rupiah lemah
    Melansir Antara,  Analis Bank Woori Saudara Rully Nova mengatakan, kemenangan Donald Trump dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS) bakal menyebabkan pelemahan rupiah.
     
    “Perkiraan hasil Pilpres AS akan dimenangkan oleh Donald trump, kemungkinan akan berdampak negatif bagi emerging market termasuk Indonesia karena dolar AS akan semakin kuat dengan kebijakan Trump yang proteksionis,” kata Rully.
     
    Rully menuturkan, jika Kamala Harris menang dalam Pilpres AS, terdapat risiko di antaranya pemerintah AS akan terus menyerap dolar AS melalui penerbitan obligasi negara karena belanja sosial yang akan semakin tinggi.
     
     
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • Donald Trump Kembali Jadi Presiden AS! Begini Reaksi Elon Musk, Tim Cook, hingga Jeff Bezos – Page 3

    Donald Trump Kembali Jadi Presiden AS! Begini Reaksi Elon Musk, Tim Cook, hingga Jeff Bezos – Page 3

    Wakil Presiden AS Kamala Harris menelepon Donald Trump pada hari Rabu (6/11) untuk memberi selamat atas kemenangannya dalam pemilihan presiden 2024, kata salah seorang ajudan seniornya, setelah pertarungan yang sengit dan penuh pertikaian di Pilpres AS 2024.

    “Harris dari Partai Demokrat berdiskusi dengan Trump tentang pentingnya pengalihan kekuasaan secara damai dan menjadi presiden bagi semua warga Amerika,” kata ajudan yang berbicara secara anonim, mengonfirmasi bahwa Harris akan menyampaikan pidato di Washington pada hari Rabu. Demikian seperti dikutip dari AFP, Kamis (7/11/2024).

    Mengutip Le Monde, dalam panggilan telepon dengan Kamala Harris, presiden terpilih Donald Trump “mengakui Wakil Presiden Harris atas kekuatan, profesionalisme, dan kegigihannya selama kampanye, dan kedua pemimpin sepakat tentang pentingnya mempersatukan negara,” demikian menurut juru bicara Trump Steven Cheung.

    Donald Trump dari Partai Republik terpilih sebagai presiden Amerika Serikat ke-47 pada hari Rabu, 6 November, sebuah kebangkitan luar biasa bagi mantan presiden yang menolak menerima kekalahan empat tahun lalu, memicu pemberontakan dengan kekerasan di US Capitol, dihukum karena tuduhan kejahatan, dan selamat dari dua upaya pembunuhan.

  • Begini Nasib Google Usai Donald Trump Jadi Presiden AS

    Begini Nasib Google Usai Donald Trump Jadi Presiden AS

    Jakarta, CNBC Indonesia – Donald Trump memenangkan Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS) dengan meraup electoral college sebanyak 277. Trump diprediksi akan membawa beberapa perubahan kebijakan dari yang dilakukan pemerintahan Joe Biden.

    Di sektor teknologi, Trump sepertinya akan menangguhkan beberapa kasus anti-monopoli yang sedang dikejar pemerintahan Biden. Salah satunya termasuk membatalkan rencana pemecahan bisnis Google akibat dominasinya di industri mesin pencari, menurut para pakar.

    Trump memang masih akan melanjutkan kasus-kasus yang menimpa raksasa teknologi saat ini. Namun, spesifik untuk Google, Trump pernah melontarkan pernyataan bahwa pemecahan bisnis bukan solusi terbaik.

    “Jika melakukan itu (memecah bisnis Google) apakah akan menghanucrkan perusahaannya? Yang bisa dilakukan tanpa memecah bisnis adalah memastikan kompetisi yang adil,” kata Trump dalam sebuah acara di Chicago pada Oktober lalu.

    Departemen Kehakiman AS (DOH) saat ini sedang mengejar dua kasus anti-monopoli melawan Google. Satu kasus terkait mesin pencari, lalu ada juga terkait bisnis iklan digital.

    Ada juga satu gugatan DOJ melawan Apple. Sementara itu, Komisi Perdagangan Federal (FTC) melayangkan tuntutan serupa melawan Meta Platforms dan Amazon.

    DOJ sudah membeberkan beberapa solusi potensial dalam kasus mesin pencari Google. Salah satunya dengan meminta Google melakukan divestasi terhadap beberapa unit bisnisnya, seperti browser Chrome Web.

    Selain itu, Google juga diminta mengakhiri kesepakatan untuk menjadikan layanan mesin pencarinya sebagai layanan default pada beberapa perangkat seperti iPhone buatan Apple.

    Namun, sidang untuk beberapa solusi tersebut tak akan digelar hingga April 2025 mendatang. Putusan akhirnya diprediksi pada Agustus 2025.

    Artinya, putusan itu akan dibuat pada pemerintahan baru di bawah kepemimpinan Trump. DOJ dan Trump memiliki waktu untuk memikirkan solusi-solusi lain dalam memerangi praktik monopoli Google selain memecah bisnisnya, menurut William Kovacic, profesor hukum dari Washingtong University.

    “Dia [Trump] tentu saja memiliki posisi untuk mengontrol DOJ dalam fase pencarian solusi,” kata Kovacic yang menjabat sebagai Kepala FTC di bawah pemerintahan George W. Bush.

    (fab/fab)

  • Donald Trump Menang Pemilu, Selebritas Amerika Serikat Terbelah

    Donald Trump Menang Pemilu, Selebritas Amerika Serikat Terbelah

    Jakarta, Beritasatu.com – Kandidat presiden dari Partai Demokrat, Donald Trump berhasil memenangi Pemilu Amerika Serikat. Donald Trump berhasil mengalahkan kandidat presiden dari Partai Demokrat, Kamala Harris. 

    Hanya saja kemenangan itu membuat selebritas dari negara itu terbelah.  Dilaporkan Forbes, Kamis (7/11/2024), selebritas Amerika Serikat dari kedua kubu masing-masing mengungkapkan pendapat mereka mengenai kemenangan Donald Trump.  “Para selebritas memberikan pendapat mereka mengenai perlombaan presiden 2024 dengan berbagai cara. Mereka juga bereaksi mengenai kemenangan Donald Trump,” tulis Forbes.

    Hanya saja reaksi selebritas yang sangat kuat datang untuk Kamala Harris. Tidak bisa dipungkiri Kamala Harris sangat populer di kalangan selebritas Amerika Serikat.

    Bintang NBA LeBron James contohnya yang sejak awal mendukung Kamala Harris, mengunggah foto bersama putrinya dan menegaskan dukungannya dengan janji untuk “melindunginya.” James menganggap Harris sebagai pilihan yang “jelas” untuk presiden, meskipun Donald Trump berhasil meraih kemenangan.

    Aktor John Cusack mengkritik keras keputusan pemilih, menulis di media sosial, “Fakta bahwa negara ini memilih untuk menghancurkan dirinya sendiri dengan memilih seorang terpidana pemerkosa dan Nazi adalah tanda dari nihilisme yang dalam.” Cusack menilai kemenangan Donald Trump sebagai simbol kehancuran moral negara.

    Capres AS Donald Trump dan Kamala Harris. – (AP/AP)

    Banyak selebritas perempuan juga menanggapi kemenangan ini dengan sentimen yang kuat. Aktris Hilary Duff, Jessica Alba, dan model Kendall Jenner mengunggah pesan yang menggarisbawahi peran penting perempuan dalam kemajuan sosial, dengan menekankan bahwa wanita adalah “detak jantung kemajuan” yang tidak bisa dihentikan. Mereka mengajak para perempuan untuk terus berjuang dan dihargai dalam setiap langkah.

    Beberapa selebritas terkemuka bahkan mengungkapkan keprihatinan mendalam karena kekalahan Kamala Harris. Whoopi Goldberg, pembawa acara “The View”, menolak menyebut nama Donald Trump dan mengatakan dia sangat terganggu dengan hasil pemilu AS. Rekan pembawa acaranya, Sunny Hostin dan Joy Behar, juga menyatakan penolakan mereka terhadap keputusan yang diambil oleh pemilih Amerika.

    Penyanyi dan aktris Ariana Grande, yang mendukung Harris, mengungkapkan perasaan sedihnya melalui media sosial dengan mengatakan bahwa ia “memegang tangan setiap orang yang merasakan beban tak terukur dari hasil ini.” Begitu pula dengan Billie Eilish, yang menyebut kemenangan Donald Trump sebagai “perang terhadap wanita” dan memperingatkan bahaya masa depan yang penuh ketidakpastian bagi perempuan.

    Para selebriti seperti Bette Midler, Cardi B, dan Christina Applegate malah mengekspresikan rasa putus asa dan kebingungannya. Bette Midler bahkan mengunggah ancaman untuk meminum bahan kimia berbahaya karena Donald Trump menang pemilu AS, sementara Cardi B mengungkapkan kemarahan dengan mengancam mereka yang memilih Donald Trump dalam siaran langsung Instagram, mengatakan, “Saya akan memukul kalian! Jauhkan diri kalian dari saya!”

    Namun, di sisi pendukung Donald Trump, beberapa selebritas malah menyuarakan  pesan optimistis dan ajakan bersatu. Hulk Hogan, seorang pendukung Donald Trump, menyerukan persatuan dalam pesan pasca-pemilunya, mengingatkan bahwa pemilu AS ini menunjukkan seberapa besar perhatian masyarakat terhadap arah negara ini. Sementara itu, Brittany Aldean, yang selalu vokal dalam mendukung Trump bersama suaminya, penyanyi Jason Aldean, mengunggah foto sedang menonton Fox News dan mengatakan, “Rasanya seperti Pagi Natal.”

    Dukungan bagi Donald Trump juga datang dari aktor Kevin Sorbo, yang menegaskan keyakinannya dengan menulis di X, “Kristus adalah raja. Trump adalah presiden. Selamat malam.”

    Tidak hanya selebritas yang terlibat dalam diskusi ini, namun juga tokoh-tokoh penting lainnya. Piers Morgan, yang sebelumnya mendukung Donald Trump, mengucapkan selamat kepada sang presiden dan menyebut kemenangan ini sebagai “bukti ketahanan mental Donald Trump di tengah serangan dari lawan-lawan politiknya.” 

    Dana White, CEO UFC, yang juga dikenal mendukung Donald Trump, berbicara di reli kemenangan Donald Trump dan mengucapkan terima kasih kepada Joe Rogan atas dukungannya. Ia juga mengucapkan selamat kepada Elon Musk, CEO Tesla, yang diyakini memiliki peran instrumental dalam kemenangan Donald Trump di pemilu Amerika Serikat.