Negara: Amerika Serikat

  • Ini Prediksi Harga Emas di Pekan ke-3 Februari 2025, Naik atau Turun? – Page 3

    Ini Prediksi Harga Emas di Pekan ke-3 Februari 2025, Naik atau Turun? – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Harga emas mengalami gejolak sepanjang pekan kedua Februari 2025 akibat berbagai faktor, seperti data inflasi, kebijakan ekonomi, ancaman tarif perdagangan, dan situasi geopolitik. Namun tekanan mulai mereda dan sebagian investor mulai mempertimbangkan ulang strategi optimis mereka untuk jangka pendek.

    Harga emas dunia di pasar spot memulai pekan kedua Februari 2025 dengan harga USD 2.863,31 per ons sebelum melonjak ke USD 2.880 pada tengah malam Waktu Timur dan mencapai USD 2.905 saat pasar Amerika Utara dibuka. 

    Namun harga emas kembali mencapai titik tertinggi baru di USD 2.940 per ons. Sepanjang minggu, level USD 2.900 menjadi batas pertahanan kuat di tengah fluktuasi harga akibat rilis data ekonomi dan pernyataan dari para pembuat kebijakan. Lantas bagaimana potensi kinerja emas pada perdagangan pekan ketiga Februari 2025?

    Analis Pasar Optimis Kinerja Emas

    Survei Kitco News terbaru menunjukkan para analis pasar tetap optimis, meski terbagi dalam pandangan mereka mengenai prospek emas ke depan. Beberapa analis menilai kenaikan harga emas masih akan berlanjut, sementara yang lain memperkirakan adanya jeda sebelum mencapai level USD 3.000.

    James Stanley, ahli strategi di Forex.com, tetap optimis terhadap harga emas. Ia berpendapat tren kenaikan masih kuat dan kemungkinan akan ada koreksi sebelum akhirnya menguji level USD 3.000.

    Sementara itu, Colin Cieszynski dari SIA Wealth Management bersikap netral terhadap emas dalam waktu dekat. 

    “Setelah kenaikan signifikan, emas kemungkinan akan mengalami konsolidasi sebelum melanjutkan tren naiknya,” kata Cieszynski, dikutip dari Kitco News, Minggu (16/2/2025).

     

     

  • Populer Internasional: Rusia Cetak Uang Tunai Suriah – Pesan Keras Al-Qassam saat Pertukaran Sandera – Halaman all

    Populer Internasional: Rusia Cetak Uang Tunai Suriah – Pesan Keras Al-Qassam saat Pertukaran Sandera – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dapat disimak di sini.

    Suriah menerima pengiriman uang kertas baru dari Rusia di tengah kelangkaan uang tunai di negara tersebut.

    Sementara itu, Brigade Al-Qassam menyampaikan pesan keras kepada Israel dan Amerika selama pertukaran sandera.

    Selengkapnya, berikut berita populer Internasional dalam 24 jam terakhir.

    1. Rusia Cetak Uang Tunai Baru untuk Suriah, Barat Masih Ragu-Ragu Cabut Sanksi

    EKONOMI SURIAH – Tangkap layar YouTube AlJazeera Arabic yang diambil pada Minggu (16/2/2025), menampilkan laporan berita mengenai nilai pound Suriah yang naik seminggu setelah jatuhnya rezim Presiden Bashar al-Assad. Rusia kirimkan uang kertas baru ke Suriah karena ekonomi Suriah yang masih sulit dan Barat belum mencabut seluruh sanksinya terhadap negara tersebut. (Tangkap layar YouTube AlJazeera Arabic)

    Bank sentral Suriah menerima pengiriman uang kertas pound/lira Suriah baru dari Rusia untuk mengatasi kekurangan uang tunai yang telah memperparah kondisi ekonomi negara tersebut.

    Mengutip Financial Times, Bank Sentral Suriah mengumumkan pada Jumat (14/2/2025) bahwa uang lira Suriah telah tiba dari Rusia melalui Bandara Internasional Damaskus.

    Namun, pihak bank tidak mengonfirmasi jumlah pastinya.

    Para bankir dan pelaku bisnis sebelumnya menyatakan bahwa kelangkaan uang tunai sangat menghambat perekonomian Suriah.

    Pengiriman ini menjadi bukti bahwa Suriah masih bergantung pada Rusia, tempat di mana lira Suriah telah dicetak selama bertahun-tahun.

    Seorang produsen dan pengecer tekstil, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, mengatakan bahwa kelangkaan uang tunai telah mencapai titik kritis.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    2. Pesan Keras Al-Qassam saat Pertukaran Sandera: Tidak Ada Pemindahan Warga Palestina dari Gaza

    Sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam menyampaikan pesan tegas saat pertukaran sandera pada hari Sabtu (15/2/2025).

    Brigade Al-Qassam mengibarkan spanduk dengan pesan tegas yang menolak rencana Amerika Serikat tentang pemindahan warga Palestina dari Gaza dalam upacara serah terima sandera.

    Rencana tersebut, yang sebelumnya diumumkan oleh Presiden AS Donald Trump, bertujuan untuk mengambil alih Gaza serta memindahkan warganya ke negara-negara tetangga.

    Salah satu spanduk yang dipamerkan memuat tulisan, “Kami adalah prajurit, wahai Yerusalem, jadilah saksi,” dalam tiga bahasa: Arab, Inggris, dan Ibrani, dikutip dari Anadolu Ajansi.

    Spanduk tersebut juga menampilkan bendera negara-negara Arab, termasuk Palestina, Mesir, Yordania, Lebanon, Aljazair, dan Arab Saudi.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    3. Beraninya Zelensky Tolak Trump soal Jatah Mineral, AS dan Rusia Berunding di Arab Saudi

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, dalam pertemuan tertutup hari Rabu, menolak tawaran pemerintahan Trump untuk melepaskan setengah dari sumber daya mineral negara itu dengan imbalan dukungan AS.

    Kesepakatan yang tidak biasa itu akan memberikan Amerika Serikat 50 persen saham di semua sumber daya mineral Ukraina, termasuk grafit, lithium, dan uranium, sebagai kompensasi atas dukungan masa lalu dan masa depan dalam upaya perang Kyiv melawan Rusia, menurut dua pejabat Eropa.

    Seorang pejabat Ukraina dan seorang pakar energi yang diberi pengarahan tentang proposal tersebut mengatakan bahwa pemerintahan Trump juga mengupayakan sumber daya energi Ukraina.

    Negosiasi terus berlanjut, menurut pejabat Ukraina lainnya, yang, seperti pejabat lainnya, berbicara dengan syarat anonim mengingat sensitivitas pembicaraan tersebut, seperti disebutkan Miami Herald.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    4. Ramai-ramai Jaksa AS Mundur, Ogah Patuhi Perintah Trump untuk Setop Skandal Korupsi Walikota New York

    Enam jaksa Amerika Serikat (AS) di New York dan Washington DC, memilih mengundurkan diri.

    Pengunduran diri massal ini merupakan bentuk penolakan mereka untuk mematuhi perintah Presiden Donald Trump.

    Pasalnya, mereka diminta untuk membatalkan kasus dugaan korupsi yang melibatkan Wali Kota New York, Eric Adams.

    Sejak awal menjabat, Trump memecat jaksa-jaksa yang menangani kasus hukum yang menyeret dirinya.

    Selain itu, ia juga menuntut informasi mengenai ribuan agen FBI yang terlibat dalam penyelidikan serangan 6 Januari di Gedung Capitol AS.

    Penjabat Jaksa AS untuk Distrik Selatan New York, Danielle Sassoon, mengundurkan diri melalui surat sepanjang delapan halaman.

    Dalam suratnya, Sassoon menjelaskan pengacara Adams “berulang kali menyiratkan adanya quid pro quo” atau pertukaran, menawarkan bantuan kepada Trump dalam isu imigrasi jika kasus ini dihentikan.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    (Tribunnews.com)

  • Yevheniia Kravchuk: Ukraina Siapkan Langkah Strategis Jika AS Hentikan Bantuan Militer ke Kiev – Halaman all

    Yevheniia Kravchuk: Ukraina Siapkan Langkah Strategis Jika AS Hentikan Bantuan Militer ke Kiev – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Deputi Parlemen Ukraina Yevheniia Kravchuk menegaskan, Ukraina siap mengambil langkah strategis untuk mempertahankan diri jika terjadi penghentian bantuan militer dari Amerika Serikat.

    “Jika bantuan militer dari Amerika Serikat berhenti, Ukraina tentu harus meningkatkan produksi militernya sendiri,” ujar Kravchuk dalam wawancara di Munich Security Conference 2025, Yevheniia Kravchuk, dikutip Senin, 17 Februari 2025.

    Saat ini Ukraina sudah memproduksi sejumlah peralatan militer penting, termasuk howitzer kaliber 155 mm, jutaan drone, drone deep strike, FPV (First-Person View), dan drone laut.

    Selain memperkuat kemampuan produksi dalam negeri, Ukraina juga berencana memperluas kerja sama militer dengan negara-negara Eropa.

    Kravchuk menyatakan dukungannya terhadap pandangan yang menyebutkan bahwa Eropa harus berperan lebih besar dalam menjaga keamanan benua tersebut.

    “Kami setuju dengan pernyataan yang dibuat oleh Trump dan pemerintahannya bahwa Eropa harus turun tangan lebih banyak. Ini adalah isu keamanan benua Eropa,” jelasnya.

    Kravchuk juga menyoroti bahwa dukungan militer AS tidak hanya bermanfaat bagi Ukraina, tetapi juga mendukung ekonomi AS.

    “Senjata yang diberikan Amerika Serikat kepada kami diproduksi di Amerika Serikat,” ujarnya.

    “Ini adalah bagian dari ekonomi mereka, dengan banyak pabrik yang mempekerjakan orang Amerika. Jadi, ini bukan sesuatu yang merugikan ekonomi AS,” tambahnya.

    Dengan situasi geopolitik yang dinamis, Ukraina terus memperkuat posisinya untuk mempertahankan diri dari agresi Rusia sambil memaksimalkan dukungan internasional.

    Munich Security Conference menjadi ajang penting bagi Ukraina untuk mempertegas komitmen ini kepada komunitas global.

    Sebelumya, Presiden AS Donald Trump meminta bantuan AS ke Ukraina senilai 500 miliar (Rp 8.192 triliun) dikompensasi dalam bentuk penyerahan mineral logam tanah jarang di Ukraina kepada AS.

    Dalam wawancara baru-baru ini, Donald Trump menekankan bahwa Washington harus mendapatkan kompensasi, khususnya dalam bentuk mineral logam tanah jarang, sebagai imbalan atas dukungan substansialnya kepada Kiev.

    Dukungan Amerika terhadap Ukraina kini datang dengan harga yang mahal—kekayaan mineral senilai $500 miliar, menurut Presiden AS Donald Trump.

    Pada bagian kedua wawancara untuk Fox News yang ditayangkan Senin malam, Trump menyatakan bahwa Amerika Serikat harus diberi kompensasi atas bantuan keuangan besar yang telah diberikannya kepada Kiev dalam perangnya melawan Rusia.

    “Saya katakan kepada mereka [Ukraina] bahwa saya menginginkan logam tanah jarang senilai $500 miliar. Dan mereka pada dasarnya setuju untuk melakukannya, jadi setidaknya kita tidak merasa bodoh,” kata Trump.

    “Kalau tidak, kami bodoh. Saya katakan kepada mereka bahwa kami harus—’kami harus mendapatkan sesuatu. Kami tidak bisa terus membayar uang ini,’” imbuhnya.

    Ukraina Punya Cadangan Mineral Penting: Lithium dan Titanium 

    Ukraina memiliki cadangan mineral penting yang signifikan, seperti lithium dan titanium, yang sangat penting bagi industri modern. 

    Negara ini juga memiliki cadangan batu bara, minyak, gas, dan uranium yang sangat besar.

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah memanfaatkan prospek keterlibatan AS dalam mengembangkan sumber daya negaranya untuk mempertahankan dukungan Trump. 

    Usulan tersebut juga dimasukkan dalam “rencana kemenangan” Ukraina, yaitu kerangka kebijakan ekonomi dan keamanan yang dirancang untuk memastikan perdamaian abadi dengan Rusia.

    “Orang Amerika paling banyak membantu, dan karena itu orang Amerika harus mendapatkan keuntungan paling banyak,” kata Zelensky dalam sebuah wawancara dengan Reuters pada hari Jumat. 

    “Saya juga ingin membicarakan hal ini dengan Presiden Trump.”

    Trump sebelumnya telah menyatakan minatnya untuk memanfaatkan kekayaan sumber daya Ukraina, menekankan ambisinya untuk mengalahkan China dalam mengamankan bahan-bahan penting.

    Awal bulan ini, ia mengatakan kepada wartawan di Ruang Oval, “Kami tengah berupaya membuat kesepakatan dengan Ukraina, yang mana mereka akan mengamankan apa yang kami berikan kepada mereka dengan tanah jarang dan berbagai hal lainnya.”

     

  • Sektor Pariwisata dan UMKM Raup Untung

    Sektor Pariwisata dan UMKM Raup Untung

    Jakarta, Beritasatu.com – Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda, menyoroti maraknya konser grup band musik internasional di Jakarta. Terbaru, band legendaris asal Amerika Serikat, Linkin Park, sukses menghibur ribuan penggemarnya di Stadion Madya Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta Selatan, pada Minggu (16/2/2025).

    Menurut Nailul Huda, fenomena ini memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah tempat konser berlangsung, termasuk Jakarta. Ia menjelaskan konser berskala besar tidak hanya menguntungkan industri musik dan hiburan, tetapi juga sektor pariwisata lain, seperti perhotelan, transportasi, hingga usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

    “Industri musik dan hiburan jelas merasakan pertumbuhan pendapatan signifikan dari konser-konser ini, baik bagi musisi, promotor, maupun penyelenggara acara,” ujar Nailul kepada Beritasatu.com, Minggu (16/2/2025).

    Nailul menyebut sektor perhotelan dan transportasi merasakan manfaat dari peningkatan jumlah wisatawan domestik maupun mancanegara yang datang khusus untuk menghadiri konser. Para penggemar yang berasal dari luar Jakarta tentu membutuhkan akomodasi serta transportasi, sehingga berkontribusi pada peningkatan ekonomi di sektor tersebut.

    UMKM juga mendapatkan keuntungan dari tren konser musik internasional di Jakarta. Banyak pelaku usaha yang menjual merchandise, makanan, dan produk lainnya di sekitar venue konser, sehingga menciptakan peluang ekonomi baru.

    Namun, Nailul mengakui secara keseluruhan, kontribusi industri konser terhadap produk domestik bruto (PDB) sektor hiburan dan pariwisata masih relatif kecil dibandingkan industri lainnya. Hal ini disebabkan oleh sifatnya yang tidak berlangsung setiap hari.

    “Jika konser internasional dapat diadakan lebih sering, misalnya satu atau dua kali dalam sebulan, dampaknya terhadap perekonomian bisa lebih signifikan. Hal ini akan semakin menghidupkan industri hiburan dan memberikan efek jangka panjang bagi sektor terkait,” tambahnya.

    Meskipun dampaknya saat ini bersifat temporer, tren meningkatnya konser musik internasional di Jakarta menunjukkan potensi besar bagi industri hiburan, pariwisata, dan ekonomi kreatif di Indonesia. Nailul menilai, jika dikelola dengan baik, sektor ini dapat menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi di masa mendatang.

  • Trump-Putin ‘Main Belakang’ di Perang Ukraina, Eropa Uring-uringan

    Trump-Putin ‘Main Belakang’ di Perang Ukraina, Eropa Uring-uringan

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat Donald Trump tampaknya mengubah arah diplomasi global dengan mengutamakan negosiasi langsung dengan Rusia untuk mengakhiri perang di Ukraina, sebuah langkah yang membuat para pemimpin Eropa dan pejabat Ukraina khawatir akan tersingkir dari proses tersebut.

    Dilansir The Associated Press, sejumlah pejabat tinggi pemerintahan Trump, termasuk Menteri Luar Negeri Marco Rubio, Penasihat Keamanan Nasional Mike Waltz, dan utusan khusus Steve Witkoff, dikabarkan akan bertolak ke Arab Saudi dalam waktu dekat untuk melakukan pembicaraan dengan perwakilan Rusia.

    Namun, belum jelas sejauh mana pejabat Ukraina atau Eropa akan dilibatkan dalam perundingan yang direncanakan berlangsung di Riyadh.

    Seorang pejabat AS yang berbicara dengan syarat anonim mengatakan bahwa Washington masih melihat negosiasi ini sebagai tahap awal dan formatnya masih dapat berubah.

    “Presiden Zelensky akan terlibat dalam negosiasi,” kata Trump kepada wartawan pada Minggu (16/2/2025), tetapi ia tidak memberikan rincian lebih lanjut.

    Langkah ini muncul setelah pernyataan dari sejumlah penasihat utama Trump, termasuk Wakil Presiden JD Vance, yang menimbulkan kekhawatiran di Kyiv dan berbagai ibu kota Eropa.

    Eropa Merasa Tersingkir dari Proses Negosiasi

    Dalam pidatonya di Munich Security Conference pada Sabtu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengungkapkan kekecewaannya terhadap pendekatan baru AS yang cenderung mengabaikan Eropa dalam proses perdamaian.

    “Dekade hubungan lama antara Eropa dan Amerika telah berakhir,” ujar Zelensky. “Mulai sekarang, segalanya akan berbeda, dan Eropa harus menyesuaikan diri dengan perubahan ini.”

    Meskipun Gedung Putih membantah bahwa Eropa tidak diajak berkonsultasi, berbagai pertemuan tingkat tinggi yang dilakukan oleh pejabat pemerintahan Trump masih meninggalkan banyak tanda tanya.

    Dalam kunjungannya ke Eropa, Vance telah berbicara dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron, Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy, Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier, serta Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte.

    Namun, banyak pejabat Eropa yang tetap merasa bahwa mereka hanya menjadi penonton dalam strategi baru Trump ini.

    “Mereka mungkin tidak menyukai urutan negosiasi yang sedang berlangsung, tetapi mereka tetap dikonsultasikan,” ujar Penasihat Keamanan Nasional AS Mike Waltz dalam wawancara dengan Fox News Sunday. “Pada akhirnya, negosiasi ini berada di bawah kepemimpinan Presiden Trump untuk mengakhiri perang ini.”

    Rencana Negosiasi AS-Rusia: Ukraina di Posisi Lemah?

    Laporan terbaru menunjukkan bahwa Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin telah berbicara melalui telepon minggu lalu, di mana keduanya menyepakati dimulainya pembicaraan tingkat tinggi untuk mengakhiri perang.

    Awalnya, perundingan ini dipresentasikan sebagai dialog dua arah antara Washington dan Moskow, tetapi Trump kemudian mengklarifikasi bahwa Ukraina juga akan terlibat-meskipun tidak dijelaskan di tahap mana mereka akan berpartisipasi.

    Tidak jelas apakah ada perwakilan Ukraina yang akan bergabung dalam pembicaraan di Riyadh. Namun, seorang pejabat Ukraina mengatakan bahwa delegasi Kyiv saat ini sedang berada di Arab Saudi untuk membuka jalan bagi kemungkinan kunjungan Zelensky.

    Sementara itu, Trump mengeklaim bahwa Putin sebenarnya ingin mengakhiri perang tetapi mengingatkan bahwa Rusia tetaplah kekuatan militer yang tangguh.

    “Saya pikir dia ingin menghentikan pertempuran,” kata Trump. “Mereka memiliki mesin perang yang besar dan kuat. Anda tahu, mereka mengalahkan Hitler dan Napoleon. Mereka telah bertempur selama waktu yang sangat lama.”

    Pendekatan baru ini membuat beberapa mantan pejabat AS angkat bicara. Heather Conley, mantan Wakil Asisten Menteri Luar Negeri untuk Eropa Tengah di era Presiden George W. Bush, mengatakan bahwa strategi Trump ini seolah menghidupkan kembali pendekatan geopolitik abad ke-19 dan awal abad ke-20.

    “AS tampaknya berusaha menciptakan pendekatan baru berdasarkan konsep kekuatan besar,” ujar Conley. “Seperti dalam sejarah, hanya negara-negara besar yang memutuskan nasib bangsa lain dan mengambil alih apa yang menguntungkan kepentingan ekonomi serta keamanan mereka, baik melalui pembelian maupun paksaan.”

    Pendekatan ini juga menimbulkan perdebatan internal di dalam pemerintahan Trump sendiri. Beberapa pejabat mendukung rekonsiliasi cepat dengan Rusia, sementara yang lain khawatir bahwa Putin hanya ingin memecah belah aliansi transatlantik dan meningkatkan pengaruh Rusia di Eropa.

    Trump Dorong Rusia Kembali ke G7, Eropa Berang

    Dalam pernyataannya pekan lalu, Trump juga menyebut bahwa ia ingin melihat Rusia kembali bergabung dengan kelompok negara-negara maju G7 (sebelumnya G8 sebelum Rusia dikeluarkan pada 2014).

    “Saya ingin mereka kembali. Saya pikir itu adalah kesalahan untuk mengeluarkan mereka,” ujar Trump. “Ini bukan soal apakah saya suka atau tidak suka Rusia, tetapi saya rasa Putin akan sangat senang jika bisa kembali.”

    Pernyataan ini memicu kemarahan di kalangan pejabat Eropa, yang selama bertahun-tahun telah memberlakukan sanksi terhadap Moskow atas aneksasi Krimea.

    Kesepakatan “Mineral Langka” dengan Ukraina

    Selain itu, ada juga ketegangan yang muncul terkait proposal AS agar Ukraina memberikan akses ke cadangan mineral langka sebagai imbalan atas bantuan militer senilai US$66 miliar yang telah diberikan Washington kepada Kyiv sejak perang dimulai.

    Presiden Zelensky sendiri dikabarkan menolak menandatangani kesepakatan ini untuk saat ini, karena merasa bahwa kesepakatan tersebut terlalu menguntungkan AS dan tidak memberikan jaminan keamanan yang cukup bagi Ukraina.

    Gedung Putih menilai penolakan Zelensky sebagai langkah yang tidak bijaksana dan menegaskan bahwa perjanjian itu justru akan mempererat hubungan ekonomi antara AS dan Ukraina, sesuatu yang tidak diinginkan oleh Moskow.

    Eropa Bersiap Menghadapi Era Baru

    Dalam menghadapi pendekatan baru Trump ini, para pemimpin Eropa mulai menyesuaikan strategi mereka. Presiden Prancis Emmanuel Macron telah mengumumkan bahwa ia akan mengumpulkan pemimpin Eropa di Paris pada Senin untuk mengadakan pertemuan darurat guna membahas langkah selanjutnya terkait Ukraina.

    “Angin persatuan sedang bertiup di Eropa, seperti yang belum pernah kita rasakan sejak masa pandemi Covid-19,” ujar Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noël Barrot kepada media nasional.

    Langkah ini menandakan bahwa Eropa tidak akan tinggal diam menghadapi perubahan kebijakan Washington dan berusaha mencari cara untuk tetap memiliki suara dalam penyelesaian konflik di Ukraina.

    (luc/luc)

  • Eropa Bikin Pertemuan Sendiri soal Ukraina Gara-gara Tak Diajak Trump

    Eropa Bikin Pertemuan Sendiri soal Ukraina Gara-gara Tak Diajak Trump

    London

    Pejabat Amerika Serikat (AS) dan Rusia akan bertemu di Arab Saudi untuk membahas perang Ukraina. Sejumlah negara Eropa pun membuat pertemuan sendiri lantaran tak diajak oleh Presiden AS Donald Trump.

    Dilansir Reuters dan CNN, Minggu (16/2/2025), informasi itu disampaikan oleh seorang anggota parlemen AS dan sumber yang mengetahui rencana tersebut. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, yang bertemu dengan Wakil Presiden AS JD Vance di Jerman mengatakan Ukraina tidak diundang ke perundingan di Saudi dan Kyiv tidak akan bekerja sama dengan Rusia sebelum berkonsultasi dengan mitra strategis.

    Perwakilan AS Michael McCaul mengatakan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio, penasihat keamanan nasional AS Mike Waltz, dan utusan Timur Tengah Gedung Putih Steve Witkoff akan melakukan perjalanan ke Arab Saudi. Namun, tidak ada penjelasan siapa pihak Rusia yang akan mereka temui.

    Di sela-sela Konferensi Keamanan Munich, McCaul mengatakan tujuan perundingan tersebut adalah untuk mengatur pertemuan antara Presiden AS Donald Trump, Presiden Rusia Vladimir Putin, dan Zelensky demi membawa perdamaian dan mengakhiri konflik.

    Departemen Luar Negeri AS tidak segera menanggapi permintaan komentar terkait rencana perundingan di Saudi. Trump sendiri telah berulang kali berjanji untuk segera mengakhiri perang Ukraina.

    Apa rencana negara-negara Eropa dalam pertemuan tersebut? Baca halaman selanjutnya.

    Upaya Trump Damaikan Ukraina-Rusia

    Foto: Presiden Donald Trump berbicara kepada wartawan di sela-sela menandatangani perintah eksekutif di Ruang Oval Gedung Putih (REUTERS/Kevin Lamarque Purchase Licensing Rights)

    Trump juga telah melakukan panggilan telepon terpisah kepada Putin dan Zelenskiy. Hal itu membuat sekutu-sekutu Washington di Eropa khawatir mereka akan disingkirkan dari proses perdamaian.

    Ketakutan tersebut sebagian besar dikonfirmasi ketika utusan Trump untuk Ukraina mengatakan Eropa tidak akan memiliki tempat di meja perundingan. AS juga mengirimkan kuesioner ke ibu kota-ibu kota Eropa untuk menanyakan apa yang dapat mereka kontribusikan sebagai jaminan keamanan bagi Kyiv.

    Sebelumnya, Menlu AS Rubio juga telah berbicara dengan Menlu Rusia, Sergei Lavrov, pada Sabtu (15/2). Mereka sepakat untuk melakukan kontak rutin guna mempersiapkan pertemuan antara Putin dan Trump.

    Zelensky mengatakan dia akan mengunjungi Uni Emirat Arab, Arab Saudi, dan Turki, tetapi tidak mengatakan kapan. Namun, pemimpin Ukraina itu mengatakan bahwa dia tidak berencana untuk bertemu dengan pejabat AS atau Rusia selama kunjungan tersebut.

    Moskow menguasai seperlima wilayah Ukraina dan telah maju perlahan di wilayah timur selama berbulan-bulan, sementara pasukan Kiev yang lebih kecil bergulat dengan kekurangan tenaga kerja dan mencoba untuk mempertahankan sebagian wilayah di Rusia barat.

    Rusia telah menuntut Kiev untuk menyerahkan wilayah dan menjadi netral secara permanen berdasarkan kesepakatan damai apa pun. Ukraina menuntut Rusia untuk menarik diri dari wilayah yang direbutnya dan menginginkan keanggotaan NATO atau jaminan keamanan yang setara untuk mencegah serangan oleh Moskow.

    AS dan Eropa telah memberikan bantuan militer puluhan miliar dolar kepada Ukraina sejak perang dimulai. Trump mengatakan bahwa dia mendukung Ukraina tetapi sedang mencari jaminan untuk pendanaan AS bagi Kyiv.

    AS dan Ukraina saat ini sedang merundingkan kesepakatan yang dapat membuka kekayaan alam Ukraina yang melimpah bagi investasi AS. Tiga sumber mengatakan AS mengusulkan mengambil alih kepemilikan 50% mineral penting Ukraina. Zelensky mengatakan rancangan kesepakatan tersebut tidak memuat ketentuan keamanan yang dibutuhkan Kyiv.

    Harapan Presiden Ukraina

    Foto: Tim Penyelamat Ukraina Berjibaku Padamkan Api Usai Serangan Rudal Rusia (State Emergency Service of Ukraine via REUTERS)

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky ingin utusan khusus Donald Trump, Keith Kellogg, mengunjungi garis depan Ukraina timur. Hal itu untuk melaporkan realitas di lapangan kepada presiden AS.

    “Sangat penting bagi saya bahwa ia melihat ini. Saya benar-benar ingin ia menyampaikan semua ini kepada Presiden Trump. Untuk menunjukkan kepadanya, memberi tahu dia,” kata Zelensky di Munich seperti dilansir AFP, Sabtu (16/2/2025).

    Zelensky berharap setelah melihat situasi di lokasi, dia berharap pihak Trump memahami apa yang terjadi. Dia menilai AS membutuhkan pengetahuan tersebut.

    “Dan saya pikir setelah itu kita mungkin akan lebih dekat untuk memahami bagaimana kita melihatnya. Itulah tujuan saya untuk masa depan yang dekat,” kata dia.

    “Pihak Amerika membutuhkan lebih banyak pengetahuan tentang apa yang sedang terjadi,” imbuhnya.

    Eropa Gelar Pertemuan Sendiri

    Foto: PM Inggris Keir Starmer (AFP/OLI SCARFF)

    Para pemimpin Eropa pun berinisiatif untuk menggelar pertemuan darurat soal perang di Ukraina. Sebab, Eropa tak ikut dilibatkan oleh AS.

    Dilansir BBC, Minggu (16/2/2025), Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengatakan pertemuan darurat di Paris itu menjadi ‘momen sekali dalam satu generasi untuk keamanan nasional kita’. Dia mengatakan Eropa harus mengambil peran yang lebih besar di NATO.

    Eropa masih dihantui oleh perjanjian Minsk, yakni kesepakatan gencatan senjata yang gagal antara Ukraina dan Rusia yang dicapai pada tahun 2015. Pembicaraan tersebut, yang ditengahi oleh Prancis dan Jerman, berupaya untuk mengakhiri pertempuran di wilayah Donbas di Ukraina timur.

    Keir Starmer mengaku melihat peran Inggris sebagai upaya menyatukan AS dan Eropa. Dia mengaku ingin untuk memastikan pendekatan yang bersatu untuk perdamaian di Ukraina. Starmer akan mengunjungi Trump di Gedung Putih pada akhir bulan ini.

    Pertemuan lebih lanjut para pemimpin Eropa bersama Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky diharapkan terjadi setelah Starmer kembali dari Washington. Starmer menyatakan dirinya ‘berusaha untuk memastikan AS dan Eropa tetap bersatu’ sambil menambahkan keduanya tidak dapat membiarkan perpecahan apa pun dalam aliansi mengalihkan perhatian dari ‘musuh eksternal’.

    “Ini adalah momen sekali dalam satu generasi untuk keamanan nasional kita di mana kita terlibat dengan realitas dunia saat ini dan ancaman yang kita hadapi dari Rusia. Jelas Eropa harus mengambil peran yang lebih besar di NATO saat kita bekerja sama dengan Amerika Serikat untuk mengamankan masa depan Ukraina dan menghadapi ancaman yang kita hadapi dari Rusia,” ujarnya.

    Menteri luar negeri Polandia Radoslaw Sikorski mengatakan Presiden Prancis Emmanuel Macron telah memanggil para pemimpin Eropa untuk mengadakan pertemuan.

    “Presiden Trump memiliki metode operasi, yang oleh Rusia disebut pengintaian melalui pertempuran. Anda menekan dan melihat apa yang terjadi, lalu Anda mengubah posisi, taktik yang sah. Dan kita perlu merespons,” kata Sikorski.

    Halaman 2 dari 4

    (rdp/rdp)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Kim Kardashian Masih Berjuang Lupakan Kenangan Bersama Kanye West

    Kim Kardashian Masih Berjuang Lupakan Kenangan Bersama Kanye West

    Jakarta, Beritasatu.com – Kim Kardashian, bintang acara realitas televisi Amerika Serikat, baru-baru ini membuka diri mengenai kesulitan yang dia alami setelah perpisahannya dengan Kanye West dalam episode terbaru The Kardashians.

    Kim mengungkapkan, perpisahan tersebut sulit untuk dilupakan karena faktor yang tak terduga, serta memaksa mereka berpisah meskipun itu bukanlah hasil yang mereka inginkan.

    “Ketika perpisahan itu tidak direncanakan dan hasilnya tidak sesuai harapan, tetapi tak ada pilihan lain, itu membuatnya lebih sulit untuk dilupakan,” ujar Kim seperti dilansir dari OK Magazine pada Minggu (16/2/2025).

    Pembicaraan dimulai ketika Khloe Kardashian membahas tantangan dalam pernikahannya dengan Lamar Odom, yang mengalami perubahan perilaku akibat kecanduan narkoba. 

    Kim kemudian menceritakan pengalamannya yang serupa, tetapi dengan penyebab yang berbeda, yakni gangguan bipolar yang dialami oleh pasangannya.

    Kim Kardashian menegaskan, perpisahannya dengan Kanye West, dengan siapa ia memiliki empat anak, North (11), Saint (9), Chicago (6), dan Psalm (5) adalah sesuatu yang tidak pernah direncanakan. Meskipun pernikahan mereka tidak bisa dipertahankan, Kanye masih belum sepenuhnya menerima kenyataan tersebut.

    Dalam episode yang sama, acara The Kardashians menampilkan momen reuni antara Khloe Kardashian dan mantan suaminya, Lamar Odom. 

    Khloe mengatur pertemuan untuk mengembalikan barang-barang pemberian Lamar dan menyelesaikan hal-hal yang belum tuntas, sambil mengungkapkan perasaan dan kesedihan yang masih dirasakannya terhadap Lamar di masa lalu.

    Meskipun Lamar tampak cemas dan agak tidak nyaman di depan kamera karena emosinya yang masih terlibat, pertemuan itu berakhir dengan perpisahan yang damai.

    Kim Kardashian menegaskan, perpisahan tersebut sulit untuk dilupakan karena faktor yang tak terduga, serta memaksa mereka berpisah meskipun itu bukanlah hasil yang mereka inginkan.

  • Ini Ancaman Elon Musk untuk Pembuat ChatGPT

    Ini Ancaman Elon Musk untuk Pembuat ChatGPT

    Jakarta

    Elon Musk tampaknya tak main-main dalam rencananya untuk mengakuisisi OpenAI, perusahaan di balik ChatGPT.

    Tawaran senilai USD 97,4 miliar atau sekitar Rp 1.592 triliun itu memang langsung ditolak mentah-mentah oleh CEO OpenAI Sam Altman. Namun kemudian Musk menyebut baru akan menyetop rencana akuisisinya itu jika OpenAI kembali menjadi perusahaan non profit.

    “Jika Dewan Direksi OpenAI mau mempertahankan misinya untuk beramal (menjadi perusahaan non profit) dan menegosiasikan pencabutan tanda ‘dijual’ dari asetnya dengan menyetop konversi, Musk akan menarik tawarannya,” kata pengacara Musk Mark Toberoff saat mendaftarkan rencananya itu di pengadilan California, Amerika Serikat.

    Seperti diketahui, Musk dan sejumlah investor mengajukan penawaran ke dewan direksi OpenAI untuk mengambil alih divisi non profit perusahaan AI tersebut, demikian dikutip detikINET dari The Guardian, Jumat (14/2/2025).

    OpenAI sejatinya dipimpin oleh dewan direksi non profit yang terikat pada tujuan awal mereka, yaitu membuat AI yang menguntungkan publik. Namun kini OpenAI menjadi perusahaan yang bisnisnya bertumbuh dengan cepat, dan pada 2024 lalu mengungkap rencananya untuk mengubah struktur perusahaannya secara formal.

    Hal ini membuat Musk dan startup AI-nya yang bernama xAI, bersama konsorsium investor mau mengakuisisi saham pengendali milik divisi non profit OpenAI, yang mengontrol anak perusahaannya yang mau diubah menjadi perusahaan pencari keuntungan.

    Rencana akuisisi ini menjadi babak baru dari perselisihan antara Musk dan Altman. Sebelumnya Musk pernah menggugat Altman karena rencana perubahan OpenAI menjadi perusahaan pencari keuntungan.

    Tawaran USD 97 miliar yang diajukan Musk jauh lebih rendah dibandingkan valuasi OpenAI sebesar USD 157 miliar setelah putaran pendanaan terakhirnya pada Oktober 2024. Upaya Musk mengambil alih OpenAI didukung oleh xAI, serta beberapa pemodal seperti Baron Capital Group dan Valor Management.

    Musk dan Altman mendirikan OpenAI pada tahun 2015 sebagai perusahaan nirlaba. Namun hubungan Musk dengan Altman mulai memburuk setelah bos Tesla dan SpaceX itu meninggalkan direksi OpenAI pada tahun 2018.

    Altman saat ini sedang berusaha mengubah struktur OpenAI dari perusahaan nirlaba (non-profit) menjadi for-profit. Langkah ini diprotes, sampai digugat oleh Musk karena dianggap meninggalkan misi pendiriannya untuk mengembangkan AI demi kepentingan umat manusia.

    (asj/asj)

  • Trump Lagi-Lagi Bikin Keributan, Jaksa Terkenal di AS Jadi Korban

    Trump Lagi-Lagi Bikin Keributan, Jaksa Terkenal di AS Jadi Korban

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali memantik kontroversi atas kebijakannya. Langkahnya kali ini memicu pengunduran diri seorang jaksa federal yang dielukan kalangan konservatif.

    Mengutip Reuters, seorang jaksa federal Danielle Sassoon yang sebelumnya menjadi asisten mendiang Hakim Agung Antonin Scalia, mengundurkan diri pada Kamis lalu. Keputusan itu diambil setelah ia menolak perintah Departemen Kehakiman untuk membatalkan kasus korupsi terhadap Wali Kota New York dari Partai Demokrat, Eric Adams.

    Departemen Kehakiman beralasan bahwa pemilihan wali kota yang akan digelar pada November mendatang menjadi faktor utama pembatalan kasus. Mereka menilai bahwa proses hukum dapat mengganggu peran Adams dalam membantu kebijakan imigrasi yang menjadi prioritas Trump.

    Trump membantah telah menginstruksikan langsung pembatalan dakwaan terhadap Adams. Namun, pengunduran diri Sassoon memperlihatkan ketegangan antara gerakan hukum konservatif tradisional dan keinginan Trump untuk mengendalikan pemerintahan federal secara lebih langsung.

    Selain melakukan perubahan dalam sistem peradilan pidana, Trump juga berencana membubarkan beberapa kementerian. Ia juga berhasil menunjuk menteri pertahanan melalui margin suara yang tipis di Senat dan menantang hak-hak konstitusional yang telah berlaku selama lebih dari 150 tahun.

    Kebijakan eksekutif Trump yang agresif kemungkinan besar akan berujung pada perdebatan di Mahkamah Agung Amerika Serikat. Meski mayoritas hakim memiliki pandangan konservatif, belum jelas sejauh mana mereka akan membatasi kewenangan presiden.

    Sassoon, yang berusia 38 tahun dan anggota Federalist Society, diangkat sebagai Jaksa Amerika Serikat di Manhattan pada 21 Januari. Ia adalah satu dari setidaknya enam pegawai Departemen Kehakiman yang mengundurkan diri akibat kebijakan terkait kasus Adams.

    Foto: Presiden AS Donald Trump menunjuk tamu undangan selama konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri India Narendra Modi di Gedung Putih di Washington, D.C., AS, 13 Februari 2025. (REUTERS/Kevin Lamarque)
    Presiden AS Donald Trump menunjuk tamu undangan selama konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri India Narendra Modi di Gedung Putih di Washington, D.C., AS, 13 Februari 2025. (REUTERS/Kevin Lamarque)

    Asisten Jaksa Amerika Serikat, Hagan Scotten, juga ikut mundur karena alasan serupa. Scotten sendiri dikenal memiliki latar belakang hukum konservatif dan pernah menjadi asisten Hakim Agung John Roberts serta Brett Kavanaugh sebelum diangkat ke Mahkamah Agung pada masa jabatan pertama Trump.

    Akademisi hukum libertarian, Ilya Somin, menilai perintah Deputi Jaksa Agung Emil Bove untuk menghentikan kasus Adams mencerminkan pergeseran konservatisme di Amerika Serikat. Menurutnya, nilai-nilai supremasi hukum kini semakin dikesampingkan demi kepentingan politik.

    “Ada perbedaan antara mereka yang peduli pada supremasi hukum dan mereka yang lebih mementingkan faktor lain,” kata Somin, profesor di Universitas George Mason. Ia juga memperingatkan bahwa langkah ini bisa menjadi preseden berbahaya di masa mendatang.

    Jaksa Agung pilihan Trump, Pam Bondi, menegaskan bahwa setiap jaksa yang menolak kebijakan pemerintahan bisa dipecat. Bove, yang sebelumnya merupakan pengacara pribadi Trump, menuduh Sassoon dan jaksa lainnya melanggar sumpah jabatan karena tidak mengikuti perintah atasan.

    “Tidak ada alasan konstitusional yang membenarkan pembangkangan terhadap kebijakan presiden yang terpilih secara sah,” tulis Bove dalam pernyataannya. Pernyataan ini semakin mempertegas dominasi Gedung Putih terhadap sistem peradilan federal.

    Dalam surat pengunduran dirinya kepada Bondi, Sassoon menegaskan bahwa tugasnya sebagai jaksa adalah menegakkan hukum secara adil. Ia menilai bahwa membatalkan dakwaan demi kepentingan politik merupakan tindakan yang tidak dapat diterima.

    Skandal ini mengingatkan pada “Saturday Night Massacre” pada tahun 1973. Saat itu, sejumlah pejabat Departemen Kehakiman mengundurkan diri karena menolak perintah Presiden Richard Nixon untuk memecat jaksa khusus yang menyelidiki skandal Watergate.

    Profesor hukum dari Universitas Georgetown, Randy Barnett, menilai bahwa keputusan Bove untuk menghentikan kasus Adams memiliki justifikasi yang cukup. Menurutnya, Sassoon hanya menolak menjalankan perintah yang sah dari atasannya, sehingga konsekuensinya sudah bisa diperkirakan.

    Adams, yang telah menyatakan tidak bersalah atas tuduhan menerima suap dari pejabat Turki, belakangan menunjukkan sikap lebih dekat dengan Trump. Namun, pengacaranya, Alex Spiro, membantah adanya kesepakatan politik antara kliennya dan Gedung Putih.

    Dalam suratnya kepada Bondi, Sassoon juga mengkritik Bove yang masih membuka peluang untuk menghidupkan kembali kasus Adams di masa depan. Ia menganggap langkah tersebut sebagai ancaman terselubung agar Adams mendukung kebijakan imigrasi Trump.

    Bove menanggapi pengunduran diri Sassoon dengan melaporkan dirinya, Scotten, dan satu jaksa lainnya untuk diperiksa atas dugaan pelanggaran etika. Langkah ini semakin memperkuat kesan bahwa Departemen Kehakiman kini sepenuhnya berada di bawah kendali politik Trump.

    Sejumlah mantan jaksa menilai bahwa Departemen Kehakiman di bawah Trump tengah menguji batas hukum dengan ancaman terhadap pejabat yang menentang kebijakannya. Paul Tuchmann, mantan jaksa federal yang menangani kasus korupsi, mengatakan bahwa langkah Bove mengirim pesan jelas kepada para jaksa.

    “Jika Anda tidak melakukan persis seperti yang dia inginkan, maka Anda akan dihukum, terlepas dari apakah permintaan itu sesuai etika atau tidak,” ujar Tuchmann. Ia menambahkan bahwa situasi ini membuat semua pegawai Departemen Kehakiman berada di bawah tekanan politik yang besar.

    Dampak dari kasus Adams ini diperkirakan masih akan berlanjut dalam waktu dekat. Pemerintahan Trump telah menyatakan niatnya untuk menuntut pejabat negara bagian dan kota yang mencoba menghambat kebijakan imigrasi mereka.

    Dalam suratnya kepada Sassoon, Bove menyatakan bahwa Departemen Kehakiman di Washington, D.C., akan mengambil alih kasus dari Kejaksaan Manhattan. Sebelumnya, kantor ini dikenal memiliki independensi yang tinggi dan pernah menangani kasus-kasus besar yang melibatkan orang-orang terdekat Trump.

    Untuk sementara, jabatan Sassoon akan diisi oleh wakilnya, Matthew Podolsky. Namun, para pakar hukum memperingatkan bahwa kemungkinan besar akan ada lebih banyak pengunduran diri di jajaran kejaksaan sebagai bentuk protes atas intervensi pemerintahan Trump.

    “Ini adalah momen penentuan bagi para jaksa karier di Manhattan,” kata mantan jaksa federal Michael Weinstein. “Saya tidak yakin ini akan menjadi akhir dari gelombang pengunduran diri atau protes di Departemen Kehakiman.”

    (wur)

  • Tanda-Tanda Kehancuran Tesla Mulai Terlihat, China Biang Keroknya

    Tanda-Tanda Kehancuran Tesla Mulai Terlihat, China Biang Keroknya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Negeri Tirai Bambu alias China terus melakukan pengembangan baru di sektor teknologi. Saat ini, perusahaan otomotif asal China yakni BYD mengumumkan rencana untuk mengembangkan teknologi kendaraan otonom dengan DeepSeek.

    Di lain sisi, saham perusahaan otomotif asal Amerika Serikat (AS) yakni Tesla terpantau menurun hingga 6% pada awal pekan ini.

    Harga saham Tesla telah merosot selama lima hari berturut-turut, turun hampir 17% dalam rentang waktu tersebut menjadi US$ 328,50 (Rp 6,2 jutaan), dan menghapus lebih dari US$ 200 miliar (Rp 3,2 triliun) kapitalisasi pasarnya, demikian dilansir dari CNBC Internasional, dikutip Minggu (16/2/2025).

    Adapun, DeepSeek yakni perusahaan AI yang sedang naik daun itu akan menawarkan sistem seperti Autopilot di hampir semua mobil baru BYD.

    Foto: via REUTERS/Tesla
    CEO Tesla dan pemilik X, Elon Musk, menaiki robotaxi Tesla pada acara peluncuran di Los Angeles, California, AS, 10 Oktober 2024. (Tesla/HO Via Reuters)

    Hal itu menambah kekhawatiran bahwa perusahaan milik Elon Musk bakal kian tertinggal di belakang pesaingnya.

    Selain itu juga muncul kecemasan di kalangan investor usai laporan yang menyebut Musk memimpin kelompok investor yang ingin mencaplok OpenAI.

    BYD, yang telah muncul sebagai saingan terberat Tesla di panggung mobil listrik dunia, mengatakan bahwa setidaknya 21 kendaraan model baru mereka akan dilengkapi dengan sistem mengemudi otomatis yang mencakup fitur untuk parkir otomatis dan navigasi di jalan raya.

    Tesla sendiri belum menawarkan robotaxi dan mobil listriknya saat ini membutuhkan pengemudi manusia untuk tetap berada di belakang kemudi untuk bisa menyetir atau mengerem kapan saja.

    Pada panggilan pendapatan Tesla bulan lalu, Musk mengatakan bahwa perusahaan ini bertujuan untuk meluncurkan “Sistem Pengemudi Mandiri Penuh Tanpa Pengawasan,” dan layanan berbagi tumpangan tanpa pengemudi di Austin, Texas, pada Juni 2025 mendatang.

    Sementara Waymo milik Alphabet telah mengoperasikan layanan robotaxi di Austin dan juga di beberapa bagian Phoenix, San Francisco.

    “Dalam pandangan kami, persaingan antara Waymo, Tesla, dan sejumlah pemain China merupakan pendorong utama dalam perjalanan menuju komersialisasi robotaksi,” tulis analis Morgan Stanley dalam sebuah catatan kepada klien setelah pengumuman BYD.

    (wur)