Negara: Amerika Serikat

  • Trump-Putin Bahas Kesepakatan Ekonomi ‘Besar’ Demi Akhiri Perang Ukraina

    Trump-Putin Bahas Kesepakatan Ekonomi ‘Besar’ Demi Akhiri Perang Ukraina

    Jakarta

    Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin sedang membahas kesepakatan ekonomi ‘besar’. Hal ini dalam rangka diskusi untuk mengakhiri perang yang dimulai oleh invasi Moskow ke Ukraina.

    “Saya sedang dalam diskusi serius dengan Presiden Vladimir Putin dari Rusia mengenai berakhirnya Perang, dan juga transaksi Pembangunan Ekonomi besar yang akan terjadi antara Amerika Serikat dan Rusia. Pembicaraan berjalan dengan sangat baik!” kata Trump memposting di platform Truth Social miliknya, dilansir AFP, Selasa (25/2/2025).

    Trump mengeluarkan pernyataan tersebut setelah bergabung dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron di Gedung Putih untuk panggilan konferensi dengan para pemimpin G7 lainnya.

    Sekutu-sekutu Washington di Eropa sedang berjuang untuk bereaksi terhadap perubahan mendadak dalam kebijakan AS sejak Trump menjabat bulan lalu.

    Setelah tiga tahun dukungan AS dan Eropa yang baik untuk perjuangan Ukraina melawan Rusia, Trump telah memasuki pembicaraan dengan Moskow mengenai penyelesaiannya. Namun Trump tidak menjelaskan seberapa besar pengaruh Ukraina dan negara-negara Eropa dalam membentuk ketentuan-ketentuan tersebut.

    Rusia telah berada di bawah sanksi internasional yang menghancurkan yang dipelopori oleh pemerintahan mantan presiden Joe Biden sebagai tanggapan atas serangan militernya terhadap negara tetangga Ukraina.

    Tindakan hukuman tersebut harus diakhiri sebuah kemenangan besar bagi Putin agar potensi”transaksi AS dan Rusia yang disebut-sebut oleh Trump dapat terus berlanjut.

    Dalam unggahannya, Trump mengatakan bahwa ia juga telah menyoroti kepada para pemimpin G7 lainnya tujuannya untuk membuat Ukraina menandatangani perjanjian yang memberikan AS akses ke sumber daya alamnya sebagai imbalan atas dukungan AS dalam penyelesaian damai apa pun.

    “Saya menekankan pentingnya ‘Kesepakatan Mineral Kritis dan Tanah Jarang’ yang vital antara Amerika Serikat dan Ukraina, yang kami harap akan segera ditandatangani!” tulis Trump.

    “Kesepakatan ini, yang merupakan ‘Kemitraan Ekonomi’, akan memastikan rakyat Amerika memperoleh kembali Puluhan Miliar Dolar dan Peralatan Militer yang dikirim ke Ukraina, sekaligus membantu ekonomi Ukraina tumbuh saat Perang Brutal dan Biadab ini berakhir,” tambahnya

    Panggilan G7 dan kunjungan Macron ke Washington terjadi saat Trump berulang kali meragukan komitmennya terhadap aliansi bersejarah AS, termasuk NATO, yang dibentuk setelah Perang Dunia II untuk mempertahankan Eropa Barat dari ekspansi Soviet.

    (azh/azh)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Danantara perlu berkolaborasi dengan OJK dan BI

    Danantara perlu berkolaborasi dengan OJK dan BI

    Ketua Komite IV Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Ahmad Nawardi, dalam sebuah rapat di Jakarta beberapa waktu lalu. (ANTARA/ HO – DPD RI)

    DPD RI: Danantara perlu berkolaborasi dengan OJK dan BI
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Senin, 24 Februari 2025 – 20:46 WIB

    Elshinta.com – Ketua Komite IV DPD RI, Ahmad Nawardi, berharap Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) menjalin kolaborasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia untuk meredam reaksi negatif yang muncul di masyarakat.

    “Kurangnya kolaborasi BPI Danantara dengan otoritas keuangan dapat memunculkan berbagai spekulasi dan kekhawatiran di tengah masyarakat. Oleh karena itu, kami mendorong agar setiap kebijakan terkait sektor keuangan dan ekonomi dilakukan secara transparan serta melibatkan berbagai pemangku kepentingan,” ujarnya melalui keterangan yang diterima di Surabaya, Senin (24/2).

    Nawardi menekankan pentingnya pengelolaan aset Badan Umum Milik Negara (BUMN) secara profesional, dengan tetap menjalin sinergi serta berkonsultasi dengan otoritas keuangan.

    Menurutnya, kolaborasi erat antara BPI Danantara dan OJK-BI akan memastikan bahwa kebijakan yang diambil benar-benar memperkuat sistem ekonomi dan keuangan, serta memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.

    “Saya berharap BPI Danantara dapat lebih cermat dalam mengambil langkah-langkah strategis. Tidak hanya dalam koordinasi dan konsultasi, tetapi juga dalam membangun kolaborasi yang solid dengan otoritas keuangan,” katanya.

    Selain itu, Nawardi menekankan pentingnya pengawasan yang ketat terhadap BPI Danantara, dengan melibatkan badan independen dan profesional.

    Hal ini bertujuan untuk memastikan komitmen Presiden Prabowo dalam memerangi korupsi serta menindak tegas pelaku pelanggaran dalam pengelolaan investasi Danantara.

    “Pengawasan yang kuat akan mendukung terwujudnya cita-cita besar Presiden Prabowo dalam menjadikan Danantara sebagai badan investasi terbesar di dunia yang dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam tahun-tahun mendatang,” tutur senator dari daerah pemilihan Jawa Timur ini.

    Keberadaan BPI Danantara menandai perubahan tata kelola aset tujuh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang sebelumnya berada di bawah kementerian, kini beralih ke BPI Danantara.

    Dengan aset yang dikelola mencapai 900 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp14.710 triliun dalam Asset Under Management (AUM), serta kebutuhan investasi yang mencapai puluhan miliar dolar, Danantara diharapkan mampu melakukan lompatan besar dalam pengelolaan aset BUMN.

    Lebih lanjut, ia optimistis bahwa Danantara akan menjadi lembaga investasi strategis, bahkan berpotensi menjadi yang terbesar di dunia. Selain itu, badan ini juga diharapkan dapat menjadi motor penggerak ekonomi daerah secara inklusif.

    Sumber : Antara

  • Perang Rusia-Ukraina Genap Tiga Tahun, Sekjen PBB: Cukup Sudah

    Perang Rusia-Ukraina Genap Tiga Tahun, Sekjen PBB: Cukup Sudah

    JAKARTA – Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengatakan pada Hari Senin, negara-negara harus bekerja untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina, menyerukan perdamaian yang adil dan abadi, saat invasi Rusia ke Ukraina genap tiga tahun.

    “Kita harus mengerahkan segala upaya untuk mengakhiri konflik ini, dan mencapai perdamaian yang adil dan abadi sesuai dengan Piagam PBB, hukum internasional, dan resolusi Majelis Umum,” katanya kepada Dewan Hak Asasi Manusia PBB di Jenewa, Swiss, melansir Reuters 24 Februari.

    Itu disampaikan Sekjen Guterres jelang pertemuan Majelis Umum PBB mengenai Ukraina pada Hari Senin di New York, Amerika Serikat.

    AS mendesak Majelis Umum untuk mendukung resolusinya yang menurutnya difokuskan untuk mengakhiri perang, mengadunya dengan teks tandingan oleh Ukraina dan sekutu Eropa. Usulan tersebut mengulangi tuntutan PBB agar Rusia menarik pasukannya dan menghentikan permusuhan.

    Sementara dalam cuitannya di media sosial X Sekjen Guterres menuliskan, menegaskan kembali kebutuhan mendesak perdamaian yang adil, berkelanjutan dan menyeluruh, menjunjung tinggi kedaulatan, kemerdekaan serta integritas teritorial Ukraina dalam batas-batas yang diakui secara internasional, sesuai dengan Piagam PBB, hukum internasional, dan resolusi Majelis Umum.

    “Sejak hari pertama perang, PBB telah berdiri dalam solidaritas penuh dengan rakyat Ukraina, memberikan bantuan kemanusiaan yang menyelamatkan nyawa kepada jutaan orang yang membutuhkan dan mendukung upaya pemulihan dan rekonstruksi jangka panjang,” cuit Sekjen Guterres.

    Sekjen Guterres menambahkan, perang di Ukraina merupakan ancaman serius tidak hanya bagi perdamaian dan keamanan Eropa, tetapi juga bagi fondasi dan prinsip-prinsip dasar PBB.

    “Sudah cukup. Setelah tiga tahun kematian dan kehancuran, saya sekali lagi menyerukan de-eskalasi yang mendesak dan segera mengakhiri permusuhan,” serunya.

    “Saya menyambut semua upaya untuk mencapai perdamaian yang adil dan inklusif. PBB siap mendukung upaya tersebut,” pungkasnya.

    Diketahui, Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan operasi militer khusus ke wilayah Ukraina dengan tujuan untuk demiliterisasi dan denazifikasi pada 24 Februari 2022.

    Pergerakan pasukan Rusia terhambat di dekat Kyiv, menjadikan perang berkepanjangan, dengan Agustus tahun lalu Ukraina mampu melakukan serangan lintas batas ke wilayah Rusia di Kursk, serangan lintas batas pertama di wilayah negara itu sejak Perang Dunia II.

    Beberapa waktu lalu, Presiden AS Donald Trump bergerak menghubungi Presiden Rusia Vladimir Putin dan kemudian Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, mengatakan keduanya menginginkan perdamaian.

    Langkah itu disusul pertemuan delegasi tingkat tinggi Washington dan Moskow di Riyadh, Arab Saudi pekan lalu untuk membahas sejumlah masalah, dan direncanakan pertemuan kedua negara akan kembali dilakukan pekan ini.

  • Rusia Sambut Era Baru Amerika di Tangan Trump Usai Bersitegang dengan Zelenskyy

    Rusia Sambut Era Baru Amerika di Tangan Trump Usai Bersitegang dengan Zelenskyy

    JAKARTA – Kremlin memuji pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump  karena berupaya memahami “akar penyebab” konflik Ukraina.

    Pernyataan tersebut adalah salah satu pengakuan paling jelas dari Kremlin mengenai perubahan besar dalam kebijakan perang AS sejak Trump menjabat lima minggu lalu.

    Membalikkan upaya AS selama tiga tahun untuk menghukum dan mengisolasi Moskow di bawah pemerintahan Joe Biden, Trump bergerak cepat untuk memperbaiki hubungan dengan Presiden Vladimir Putin dan mendukung sebagian narasi Kremlin mengenai konflik tersebut.

    Pekan lalu Trump menyebut Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy sebagai “diktator” dan menyatakan Kyiv-lah yang memulai perang, yang dimulai tepat tiga tahun lalu ketika Putin mengumumkan “operasi militer khusus” dan mengirim pasukannya ke Ukraina.

    Ketika ditanya tentang komentar Trump yang menyalahkan Zelenskyy dan Biden, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan pemerintahan Trump sendiri menegaskan pihaknya sedang mengubah pendekatannya terhadap Rusia.

    “Kedua, kami berharap Washington akan menganalisis sepenuhnya akar penyebab konflik Ukraina – ini sebenarnya yang kami coba agar lawan-lawan kami di Eropa perhatikan, dan apa yang selalu mereka tolak, sama seperti pemerintahan Washington sebelumnya,” kata Peskov dilansir Reuters, Senin, 24 Februari.

    Rusia telah lama berpendapat mereka terpaksa melancarkan perang untuk melindungi penutur bahasa Rusia di Ukraina dan mempertahankan diri dengan memastikan Ukraina tidak dapat bergabung dengan NATO.

    Ukraina dan negara-negara Barat mengatakan hal ini adalah dalih untuk melakukan perampasan tanah bergaya kolonial.

    “Tanpa analisis dan pemahaman mendalam tentang akar penyebab konflik di sekitar Ukraina, pada dasarnya mustahil untuk mencapai penyelesaian (perdamaian) dengan baik,” kata Peskov.

    “Dan di sini kita melihat upaya Washington untuk benar-benar memahami apa yang menyebabkan konflik ini, dan kami berharap analisis ini akan membantu upaya dalam konteks penyelesaian konflik,” papar Peskov.

    Sebaliknya, Peskov mengatakan saat ini tidak ada dasar bagi Rusia untuk melanjutkan dialog dengan negara-negara Eropa, yang pada hari Senin menjatuhkan paket sanksi lain kepada Moskow, termasuk larangan impor aluminium. Dia menyebut sanksi tersebut “sepenuhnya dapat diprediksi”.

    Kritikus terhadap Trump menuduhnya menjual Ukraina dengan mengakui poin-poin penting negosiasi bahkan sebelum pembicaraan dimulai.

    Ukraina dan sekutu-sekutunya di Eropa khawatir akan kesepakatan Putin-Trump yang tergesa-gesa yang akan mengesampingkan dan melemahkan keamanan mereka.

    Para pejabat Trump mengatakan pendekatan AS hanya mengakui realitas situasi dan bertujuan menghentikan pertumpahan darah.

    Peskov mengatakan kontak berikutnya dengan pihak AS, yang diharapkan terjadi pada akhir pekan ini, akan fokus pada mengatasi “hal-hal yang mengganggu” dalam hubungan bilateral dan “membuka blokir” pekerjaan kedutaan mereka, yang telah dirundung perselisihan mengenai properti diplomatik dan jumlah staf.

    Dia mengatakan Kementerian Luar Negeri Rusia akan segera mengumumkan di mana dan kapan perundingan berikutnya akan diadakan.

  • Puji Pemimpin Patriotik, Naim Qassem Berikrar Hizbullah akan Lanjutkan Cita-cita Hassan Nasrallah – Halaman all

    Puji Pemimpin Patriotik, Naim Qassem Berikrar Hizbullah akan Lanjutkan Cita-cita Hassan Nasrallah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sekretaris Jenderal Hizbullah, Sheikh Naim Qassem, memberikan pidato penghormatan kepada para syuhada, Sayyed Hassan Nasrallah dan Sayyed Hashem Safieddine.

    Lewat pidato tersebut Naim Qassem mengenang warisan perjuangan Hassan Nasrallah dan Hashem Safieddine.

    Acara peringatan tersebut diselenggarakan pada Minggu (23/2/2025), saat pemakaman Nasrallah diadakan di ibu kota Lebanon, Beirut, lima bulan setelah pembunuhannya.
     
    Ia pun menegaskan komitmen Hizbullah untuk melanjutkan cita-cita mereka.

    Qassem menggambarkan Nasrallah sebagai “pemimpin Arab, Islam, dan patriotik yang bersejarah, serta teladan bagi orang-orang bebas di dunia.”

    “Sayyed Nasrallah mencintai rakyat dan mereka mencintainya,” kata Qassem, dikutip dari Al Mayadeen.

    Ia menyebut Nasrallah memimpin Hizbullah dengan tujuan yang selalu berkaitan dengan Palestina dan al-Quds.

    Qassem juga menekankan kontribusi besar Nasrallah terhadap perjuangan Palestina.

    “Kami akan terus menjaga kepercayaan ini dan melanjutkan perjuangan di jalan yang telah ditunjukkan oleh Sayyed Nasrallah,” tegasnya.

    Ia berjanji bahwa Hizbullah akan tetap teguh di jalan perjuangan ini, bahkan jika harus menghadapi pengorbanan besar.

    Dalam pidatonya, Qassem juga memuji dedikasi massa yang hadir.

    “Mobilisasi massa hari ini tak tertandingi dalam sejarah Lebanon. Kalian adalah orang-orang yang setia dan murah hati,” ujarnya.

    Ia juga menyampaikan solidaritas untuk para tahanan Hizbullah dan berjanji tidak akan meninggalkan mereka dalam cengkeraman Zionis.

    Di pidatonya, Qassem mengutuk tindakan pendudukan Israel dan para pendukungnya, terutama Amerika Serikat.

    “Kami menghadapi entitas Zionis dan pendukung tirannya, Amerika Serikat, yang menentang Gaza, Palestina, Lebanon, Irak, dan Iran,” katanya.

    Meskipun menghadapi tekanan besar, Qassem menekankan ketangguhan Hizbullah dalam menghadapi tantangan yang luar biasa.

    “Kita akan bersatu dan berjanji bersama,” katanya.

    Qassem menyebut para pejuang Hizbullah sebagai orang-orang yang gigih dan bertekad untuk tetap setia pada perjuangan mereka.

    “Kita akan tetap setia pada janji ini, wahai Nasrallah,” katanya kepada orang-orang yang hadir.

    Terkait dengan gencatan senjata, Qassem menjelaskan Hizbullah setuju dengan permintaan musuh, namun hanya karena mereka tidak ingin melanjutkan pertempuran tanpa tujuan yang jelas.

    “Kami menyetujui gencatan senjata berdasarkan prinsip kami,” jelasnya.

    Qassem menegaskan Israel belum memenuhi komitmennya sesuai perjanjian.

    “Kami telah memenuhi komitmen kami, sementara Israel belum. Sekarang adalah waktu untuk penarikan musuh,” katanya.

    Pasukan Keamanan PA Serang Acara Penghormatan Nasrallah

    Pasukan keamanan Otoritas Palestina (PA) menyerang peserta acara peringatan penghormatan kepada Nasrallah, Quds Press melaporkan.

    Para peserta mengangkat gambar bendera Nasrallah dan Hizbullah.

    Polisi PA menyerbu tempat peringatan, menyita bendera, merobek beberapa gambar, dan menyerang seorang wanita, sambil melontarkan makian kepada peserta lain.

    Jurnalis Khaled Sabarneh yang hadir untuk meliput acara peringatan tersebut, mengatakan petugas polisi mengelilinginya dan menyeretnya ke sebuah kendaraan.

    Ia ditahan selama beberapa jam sebelum dibebaskan, Middle East Monitor melaporkan.

    Jet Israel Terbang di atas Pemakaman Nasrallah

    Jet Angkatan Udara Israel terbang di atas pemakaman Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, di Beirut, Minggu (23/2/2025).

    Menteri Pertahanan Israel, Yoav Katz menyatakan jet-jet itu terbang untuk mengirimkan pesan yang jelas kepada siapa saja yang berniat mengancam Israel.

    Katz menegaskan pesawat-pesawat Israel yang terbang di atas pemakaman Nasrallah bukan hanya sekadar simbol kekuatan, tetapi sebuah peringatan keras.

    “Pesawat-pesawat Angkatan Udara Israel yang terbang di atas Beirut selama pemakaman Hassan Nasrallah mengirimkan pesan yang jelas: siapa pun yang mengancam untuk menghancurkan Israel dan menyerang Israel, ini akan menjadi akhir mereka,” ujar Katz dalam sebuah pernyataan resmi dikutip dari AFP.

    Dikutip dari CNN, Nasrallah, yang dikenal sebagai pemimpin senior Hizbullah, tewas dalam serangan udara Israel di pinggiran selatan Beirut pada September 2024.

    Kematian Nasrallah telah memperburuk ketegangan antara Israel dan kelompok militan Hizbullah yang berbasis di Lebanon.

    Meskipun Israel tidak pernah mengonfirmasi secara langsung keterlibatannya dalam pembunuhan Nasrallah.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Rusia Upayakan Perdamaian Jangka Panjang dengan Ukraina, Ogah Gencatan Senjata Tergesa-gesa – Halaman all

    Rusia Upayakan Perdamaian Jangka Panjang dengan Ukraina, Ogah Gencatan Senjata Tergesa-gesa – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Perang Rusia-Ukraina telah berlangsung selama tiga tahun, Senin (24/2/2025).

    Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov mengungkapkan Moskow ingin mencapai perdamaian berkelanjutan dengan Ukraina.

    Menurut Ryabkov, Rusia fokus pada penyelesaian akar penyebab perang, bukan hanya menghentikan pertempuran sementara, seperti yang disarankan oleh Amerika Serikat (AS).

    Pernyataan ini disampaikan oleh Ryabkov dalam wawancara yang diterbitkan pada Senin (24/2/2025), yang juga menandai tiga tahun sejak dimulainya perang di Ukraina.

    Ryabkov menegaskan perdamaian yang tahan lama lebih penting bagi Rusia daripada gencatan senjata yang tergesa-gesa, Al Mayadeen melaporkan.

    Katanya, hal itu justru bisa memicu pertempuran baru dan memperburuk situasi.

    “Amerika Serikat sepertinya ingin segera mencapai gencatan senjata, tetapi hal itu tanpa penyelesaian yang menyeluruh bisa berbahaya,” ujar Ryabkov, seperti yang dikutip dari RIA.

    Dia memperingatkan, tanpa solusi jangka panjang, gencatan senjata dapat merusak hubungan Rusia dengan Amerika.

    Sayangnya, hingga saat ini, belum ada kejelasan mengenai rencana perdamaian dari pihak Amerika Serikat.

    Pembicaraan terbaru antara Rusia dan AS di Riyadh bertujuan untuk memperbaiki hubungan kedua negara dan mempersiapkan negosiasi lebih lanjut mengenai Ukraina.

    Meskipun demikian, Ryabkov mengatakan diskusi tersebut belum memberikan penjelasan mengenai rencana perdamaian yang diajukan oleh mantan Presiden AS Donald Trump.

    Ryabkov mengulangi alasan Rusia untuk melancarkan apa yang disebutnya sebagai “operasi militer khusus” karena ekspansi NATO yang terus bergerak ke arah timur.

    Selain itu, Rusia juga menuduh Ukraina menekan hak-hak warga berbahasa Rusia di wilayah mereka.

    Meski Rusia terus mendorong perjanjian perdamaian yang lebih permanen, ketegangan tetap tinggi dan perang memasuki tahun keempat tanpa solusi yang jelas.

    Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, dijadwalkan mengunjungi Turki pada Senin (24/2/2025) untuk mengadakan pembicaraan dengan mitranya, Hakan Fidan, mengenai perang dan masalah lainnya.

    Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, mengonfirmasi Lavrov akan segera mengunjungi Turki untuk membahas berbagai topik penting.

    Turki tetap menegaskan perannya sebagai fasilitator perdamaian, seperti yang telah mereka lakukan pada tahun 2022 dengan menjadi tuan rumah negosiasi antara Rusia dan Ukraina.

    Belum lama ini, Turki juga menjadi tuan rumah Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, sementara Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan bahwa Turki akan menjadi tempat yang ideal untuk negosiasi perdamaian.

    Zelensky Siap Mundur Jika Ukraina Jadi Anggota NATO

    Pada konferensi pers yang diadakan pada Minggu (23/2/2025), Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengungkapkan kesiapan untuk mundur dari jabatannya.

    Dengan catatan, jika hal itu dapat membantu Ukraina mencapai perdamaian atau bisa membuat Kyiv menjadi anggota NATO.

    Zelensky menekankan ia tidak berambisi untuk berkuasa lama dan lebih memprioritaskan keamanan negara Ukraina.

    “Saya tidak berniat berkuasa selama beberapa dekade. Ini adalah prioritas utama saya sekarang,” kata Zelensky, dikutip dari Ukrainska Pravda.

    Zelensky menjelaskan keanggotaan NATO dianggap sebagai langkah yang paling efektif dan ekonomis untuk memastikan keamanan Ukraina.

    “Kami akan membahasnya dengan mitra kami, karena ini adalah masalah keamanan,” papar Zelensky.

    “Kami harus menyadari bahwa meja perundingan ini adalah milik kami, karena perang terjadi di Ukraina,” ungkap Zelensky.

    Ia menegaskan Eropa dan Amerika Serikat (AS) harus terlibat langsung dalam perundingan untuk memastikan perdamaian dan keamanan bagi Ukraina.

    Dukungan dari Pemerintah Biden vs Trump

    Terkait dengan hubungan Ukraina dan Amerika Serikat, Zelensky menyatakan perbedaan mencolok antara pemerintahan Trump dan pemerintahan Joe Biden, Al Jazeera melaporkan.

    Dikutip dari Time, Trump, yang sebelumnya menyerang Zelensky dengan menyebutnya sebagai “diktator,” dipandang oleh Zelensky sebagai kurang mendukung Ukraina dalam perdamaian.

    Ia berharap Trump dapat menjadi mitra yang lebih aktif dalam proses perdamaian, bukan hanya sekadar mediator.

    Dalam pembahasan lain, Zelensky juga menanggapi klaim bahwa Ukraina berutang 500 miliar dolar  kepada AS.

    Ia menegaskan bantuan AS diberikan dalam bentuk hibah, bukan pinjaman dan klaim tersebut tidak relevan serta tidak akan tercantum dalam perjanjian akhir.

    Kanada Umumkan Paket Bantuan Militer Baru untuk Ukraina

    Kanada mengumumkan akan mengirimkan 25 kendaraan tempur LAV III tambahan untuk mendukung Angkatan Bersenjata Ukraina.

    Dua kendaraan lapis baja pertama akan segera dikirim, Suspilne melaporkan.

    Pengumuman ini disampaikan oleh Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, dalam pertemuan puncak “Dukung Ukraina” yang berlangsung di Kyiv pada 24 Februari.

    Pertemuan ini dihadiri oleh para pemimpin dunia.

    Selain kendaraan tempur, Angkatan Udara Ukraina juga akan menerima simulator penerbangan.

    Trudeau menambahkan bahwa bantuan ini belum termasuk jutaan amunisi, pesawat nirawak, dan perlengkapan pertolongan pertama.

    Kanada juga telah mendistribusikan bantuan tahap pertama sebesar 5 miliar dolar Amerika untuk Ukraina, yang berasal dari aset Rusia yang dibekukan.

    Bantuan tersebut juga mencakup hibah untuk membantu Ukraina menjaga keamanan energinya.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Sebut Hamas Permalukan Sandera Israel, AS Dukung Netanyahu Tunda Pembebasan Tahanan Palestina – Halaman all

    Sebut Hamas Permalukan Sandera Israel, AS Dukung Netanyahu Tunda Pembebasan Tahanan Palestina – Halaman all

    Sebut Hamas Permalukan Sandera Israel, AS Dukung Netanyahu Tunda Pembebasan Tahanan Palestina
     
    TRIBUNNEWS.COM – Situs berita Axios mengutip juru bicara Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS),  Mark Waltz yang mengatakan kalau Presiden AS, Donald Trump mendukung Israel dengan jalan apa pun yang dipilihnya untuk melawan gerakan perlawanan Palestina, Hamas.

    Situs web Amerika itu menambahkan, juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS itu menilai keputusan Israel untuk menunda pembebasan tahanan Palestina merupakan respons yang tepat.

    Menurutnya, Hamas memperlakukan para sandera secara brutal, lewat prosesi dan seremoni penyerahan sandera yang dibuat meriah dalam beberapa kesempatan.

    Sebelumnya pada Minggu, Penasihat Keamanan Nasional AS Mark Waltz mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Fox News bahwa Hamas tidak dapat memerintah Jalur Gaza dan tidak akan diizinkan untuk melakukannya di masa mendatang, katanya.

    “Perilaku Hamas minggu lalu dalam menyerahkan jenazah dua anak dan cara mereka membebaskan para sandera merupakan propaganda yang tentu saja memengaruhi prospek negosiasi,” imbuh Waltz.

    “Kita akan melihat bagaimana keadaannya minggu depan, dan mungkin akan ada semacam perpanjangan gencatan senjata. Hamas harus mengubah cara mereka membebaskan para sandera. Hal itu tidak dapat diterima, tidak hanya oleh Israel, tetapi juga oleh seluruh dunia,” katanya.

    Pernyataan Amerika tersebut merupakan dukungan terhadap posisi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang memutuskan untuk menunda pembebasan ratusan tahanan Palestina pada gelombang ketujuh perjanjian tahap pertama, karena apa yang ia gambarkan sebagai pelanggaran berulang oleh Hamas.

    Media Israel mengutip sumber, mengatakan kalau sejatinya para tahanan Palestina tersebut sudah dinaikkan ke dalam bus.

    Namun, seiring perintah penundaan pembebasan, ratusan tahanan Palestina itu lalu diturunkan lagi dari bus dan dikembalikan ke penjara mereka.

    Kantor Netanyahu mengklaim kalau penundaan pembebasan itu karena “Hamas sengaja mempermalukan para sandera Israel dan mengeksploitasi mereka untuk mencapai tujuan politik.”

    PEMBEBASAN SANDERA – Foto ini diambil dari publikasi Telegram Brigade Al-Qassam (sayap militer gerakan Hamas) pada Minggu (23/2/2025), memperlihatkan sandera Israel, Omer Shem Tov, mencium kening anggota Brigade Al-Qassam dalam pertukaran tahanan gelombang ke-7 di Jalur Gaza pada Sabtu (22/2/2025). Pada Sabtu (22/2/2025), Hamas membebaskan 6 sandera Israel dengan imbalan 602 tahanan Palestina. (Telegram/Brigade Al-Qassam)

    Argumen Lemah

    Sebaliknya, Hamas menganggap dalih Israel kalau upacara penyerahan sandera Israel itu memalukan adalah klaim palsu dan argumen lemah yang ditujukan untuk menghindari kewajiban perjanjian pertukaran sandera-Palestina.

    Hamas juga menegaskan bahwa pihaknya tidak akan mengadakan pembicaraan dengan Israel melalui mediator (Mesir dan Qatar) mengenai langkah apa pun, sebelum pembebasan tahanan Palestina yang disepakati akan dibebaskan pada hari Sabtu.

    Pemimpin Hamas Mahmoud Mardawi mengatakan, “Tidak akan ada pembicaraan dengan musuh melalui mediator dalam langkah apa pun sebelum pembebasan tahanan yang disepakati akan dibebaskan sebagai ganti enam tahanan Israel (yang dibebaskan pada hari Sabtu dan 4 mayat).”

    Ia menambahkan, “Para mediator harus memaksa musuh (Israel) untuk melaksanakan perjanjian tersebut.”

    Selama hari Kamis dan Sabtu, Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, menyerahkan 10 tahanan Israel, termasuk 6 yang masih hidup, kepada Komite Palang Merah Internasional untuk diserahkan ke Tel Aviv, sebagai bagian dari perjanjian yang menetapkan bahwa Israel membebaskan 602 tahanan Palestina dari penjaranya.

    Meskipun Hamas memenuhi janjinya berdasarkan perjanjian, Israel belum membebaskan tahanan Palestina.

    AGRESI – Pasukan Israel (IDF) mengamati situasi dalam agresi militer di Jalur Gaza. IDF dilaporkan terindikasi melanjutkan perang di Gaza (khaberni/tangkap layar)

    Dua Wajah, AS Mau Gencatan Senjata Lanjut

    Di balik dorongan penundan pembebasan ratusan tahanan Palestina tersebut, AS kembali menunjukkan sikap hipokrit dengan mendorong berlanjutnya gencatan senjata seiring datangnya utusan Presiden AS Donald Trump untuk Timur Tengah, Steve Witkoff yang akan melakukan perjalanan ke Timur Tengah pada minggu ini.

    Perjalanan Steve Witkoff ke Timur Tengah adalah untuk mendorong perpanjangan gencatan senjata di Gaza antara Israel dan Hamas.

    Perlu diketahui, gencatan senjata tiga tahap yang dimulai pada 19 Januari 2025 kemarin, kini hampir mencapai puncak fase pertamanya.

    “Kami harus mendapatkan perpanjangan tahap pertama. Saya akan pergi ke wilayah tersebut minggu ini, mungkin hari Rabu, untuk merundingkannya dan kami berharap memiliki waktu yang cukup untuk memulai tahap kedua dan menyelesaikannya serta membebaskan lebih banyak sandera,” kata Witkoff kepada CNN.

    Namun, gencatan senjata antara Israel dan Hamas ini menemui banyak rintangan.

    Pertama, baik Hamas atau Israel saling menuduh melanggar perjanjian dan kelompok militan Palestina mengancam akan menunda pembebasan sandera.

    Kemudian yang terbaru, Israel menunda pembebasan 602 warga Palestina dari penjaranya dengan imbalan enam sandera Israel yang digiring oleh militan bersenjata ke panggung di depan khalayak di Gaza sebelum diserahkan ke Palang Merah.

    Upacara penyerahan publik yang digelar Hamas, yang meliputi pertunjukan sandera hidup dan peti mati yang membawa jenazah sandera, telah menuai kritik yang meningkat selama beberapa minggu terakhir, termasuk dari PBB.

    Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan pihaknya tengah menunggu untuk membebaskan tahanan dan tawanan Palestina “sampai pembebasan sandera berikutnya dipastikan, dan tanpa upacara yang memalukan”.

    Hamas membalas dengan menyebut upacara tersebut bermartabat dan Israel menggunakannya sebagai dalih untuk menghindari kewajibannya yang disepakati berdasarkan gencatan senjata.

    Mayat empat sandera lainnya seharusnya dibebaskan oleh kelompok tersebut minggu ini.

    Dengan panasnya kembali hubungan keduanya, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dikerahkan di wilayah perbatasan Gaza.

    Namun, IDF menyatakan bahwa tidak ada perubahan pada pedoman Komando Front Dalam Negeri saat ini.

    Peningkatan tingkat kewaspadaan ini terjadi di tengah peringatan intelijen dan pertimbangan yang sedang berlangsung mengenai apakah negosiasi gencatan senjata akan berlanjut hingga akhir pekan depan.

    Dikutip dari Yedioth Ahronoth, sebagai tanggapan, IDF menyesuaikan penempatan pasukan di zona penyangga dan memperkuat posisi pertahanan di Negev bagian barat.

    Sementara itu, brigade tempur terus mempersiapkan kemungkinan serangan darat berskala besar jika negosiasi gagal.

    Meskipun aktivitas militer meningkat, IDF mengklarifikasi bahwa “tidak ada pendekatan ke pagar perbatasan yang terdeteksi”.

    “Menyusul laporan media, kami menekankan bahwa tidak ada peristiwa infiltrasi di wilayah perbatasan Gaza — hanya peningkatan kesiapan.”

    “Tidak ada perubahan pada arahan sipil. Kami terus berhubungan dengan militer dan akan memberikan informasi terbaru jika diperlukan,” tulis Dewan Daerah Eshkol untuk meyakinkan warga.

    Pengumuman ini menyusul insiden dua minggu lalu ketika, hanya beberapa jam setelah IDF mundur dari koridor Netzarim, puluhan penduduk Gaza terlihat dalam jarak beberapa ratus meter dari pagar perbatasan dekat Nahal Oz.

    Menurut ketentuan gencatan senjata, Israel seharusnya mempertahankan kendali atas zona penyangga selebar 700 meter.

    Namun, penduduk komunitas perbatasan Israel melaporkan bahwa warga Gaza terlihat jauh lebih dekat ke pagar.

    Sebagai tanggapan, pasukan Israel melepaskan tembakan, menewaskan tiga warga Palestina dan melukai sedikitnya enam lainnya.

    IDF mengatakan mereka menggunakan pesawat nirawak dan tembakan langsung untuk memukul mundur kelompok itu, menggambarkan mereka sebagai warga sipil tak bersenjata yang mengais-ngais di dekat reruntuhan koridor Netzarim.

    Sementara orang-orang itu mundur setelah tembakan, mereka tampaknya tidak berusaha untuk menyerbu pagar.

    Oposisi Israel Tuduh Netanyahu Langgar Kesepakatan

    Seorang pemimpin oposisi Israel menuduh Benjamin Netanyahu melanggar gencatan senjata Gaza dan perjanjian pertukaran tahanan setelah menunda pembebasan tahanan Palestina.

    “Netanyahu memerintahkan penundaan pembebasan tahanan, yang secara terang-terangan melanggar perjanjian dan menyabotase tahap pertama, sebagaimana yang telah kami peringatkan,” kata pemimpin Partai Demokratik Israel, Yair Golan, dikutip dari Anadolu Agency.

    “Tidak ada negosiasi sebenarnya untuk tahap kedua, yang ada hanya penipuan dan pengabaian nyawa para tawanan,” lanjutnya.

    Golan, seorang kritikus vokal pemerintahan Netanyahu, bersumpah bahwa oposisi Israel tidak akan membiarkan Perdana Menteri tetap menjabat “dengan mengorbankan saudara-saudari kita”.

    “Saya katakan kepadamu, Bibi (Netanyahu -red), jika kamu menyabotase kesepakatan ini, kekacauan akan terjadi,” ucap Golan. (*)

     

    (oln/khbrn/*)

     
     

  • Lirik Lagu Stressed Out dari Twenty One Pilots dan Terjemahannya

    Lirik Lagu Stressed Out dari Twenty One Pilots dan Terjemahannya

    Jakarta, Beritasatu.com – Stressed Out merupakan salah satu lagu dari Twenty One Pilots, penyanyi duo asal Amerika Serikat. Lagu yang termasuk dalam album “Blurryface” ini telah rilis pada 17 Mei 2015 dengan genre alternative rock.

    Meski bukan bergenre ballad, lagu ini berhasil menyampaikan pesan mendalam bagi para pendengarnya. Hal ini dibuktikan pada Februari 2016, Stressed Out berhasil mencapai nomor dua pada Hot 100 tangga lagu Billboard dan menjadikan single pertama mereka yang mencapai posisi tersebut.

    Lirik lagu Stressed Out menceritakan kisah seseorang yang tengah berada dalam fase remaja menuju dewasa, di mana rasa rendah diri kerap kali menghampiri. Seiring pertumbuhan, dia merasa lebih sering membandingkan kapasitas diri sendiri dengan orang lain yang dinilai lebih baik alih-alih memikirkan rencana masa depan.

    Karena keadaan tersebut, tokoh dalam lagu ini berharap dapat kembali ke masa lalu  untuk mendapatkan kembali kepolosan dan sifat riang masa kanak-kanak tanpa perlu khawatir akan banyak hal.

    Dalam video musiknya pun, Josh Dun dan Tyler Joseph, member dari Twenty One Pilots terlihat tengah mengendarai sepeda roda tiga dan kemudian berada di kamar tidur masa kecil mereka.

    Tidak heran jika lagu ini digemari oleh banyak orang karena memiliki sifat nostalgia yang dapat mengingatkan banyak orang akan kenangan manis di masa kecil. Ditambah dengan alunan nada yang easy listening, semakin menambah daya tarik lagu ini bagi para pendengarnya.

    Berikut ini lirik lagu Stressed Out dari Twenty One Pilots dan terjemahannya.

    Lirik Lagu Stressed Out dari Twenty One Pilots

    I wish I found some better sounds no one’s ever heard
    I wish I had a better voice that sang some better words
    I wish I found some chords in an order that is new
    I wish I didn’t have to rhyme every time I sang
    I was told when I get older, all my fears would shrink
    But now I’m insecure, and I care what people think

    My name’s Blurryface and I care what you think
    My name’s Blurryface and I care what you think

    Wish we could turn back time
    To the good old days
    When our mama sang us to sleep
    But now we’re stressed out (oh)
    Wish we could turn back time (oh)
    To the good old days (oh)
    When our mama sang us to sleep
    But now we’re stressed out
    We’re stressed out

    Sometimes a certain smell will take me back to when I was young
    How come I’m never able to identify where it’s coming from?
    I’d make a candle out of it if I ever found it
    Try to sell it, never sell out of it, I’d probably only sell one
    It’d be to my brother, ’cause we have the same nose
    Same clothes, homegrown, a stone’s throw from a creek we used to roam
    But it would remind us of when nothing really mattered
    Out of student loans and tree house homes, we all would take the latter

    My name’s Blurryface and I care what you think
    My name’s Blurryface and I care what you think

    Wish we could turn back time
    To the good old days
    When our mama sang us to sleep
    But now we’re stressed out (oh)
    Wish we could turn back time (oh)
    To the good old days (oh)
    When our mama sang us to sleep
    But now we’re stressed out

    Used to play pretend, give each other different names
    We would build a rocket ship, and then we’d fly it far away
    Used to dream of outer space, but now they’re laughing at our face
    Saying, “Wake up, you need to make money, ” yeah

    We used to play pretend, give each other different names
    We would build a rocket ship, and then we’d fly it far away
    Used to dream of outer space, but now they’re laughing at our face
    Saying, “Wake up, you need to make money, ” yeah

    Wish we could turn back time
    To the good old days
    When our mama sang us to sleep
    But now we’re stressed out (oh)
    Wish we could turn back time (oh)
    To the good old days (oh)
    When our mama sang us to sleep
    But now we’re stressed out

    We used to play pretend, used to play pretend, money
    We used to play pretend, wake up, you need the money
    Used to play pretend, used to play pretend, money
    We used to play pretend, wake up, you need the money
    Used to play pretend, give each other different names
    We would build a rocket ship, and then we’d fly it far away
    Used to dream of outer space, but now they’re laughing at our face
    Saying, “Wake up, you need to make money, ” yeah

    Terjemahan Lirik Lagu Stressed Out dari Twenty One Pilots

    Seandainya aku menemukan suara lebih baik yang belum pernah didengar siapa pun
    Seandainya aku memiliki suara lebih bagus dan dapat menyanyikan beberapa lagu dengan lebih baik
    Aku berharap dapat menemukan beberapa kord dalam urutan yang baru
    Aku berharap tak harus menyusun kata sesuai rima setiap kali aku bernyanyi
    Aku diberitahu ketika nanti bertambah tua, semua ketakutan akan sirna
    Tetapi sekarang aku merasa tidak aman, dan aku peduli dengan apa yang dipikirkan orang lain

    Namaku Blurryface dan aku peduli apa yang kamu pikirkan
    Namaku Blurryface dan aku peduli apa yang kamu pikirkan

    Seandainya kita bisa memutar kembali waktu
    Ke masa lalu yang indah
    Ketika mama menyanyikan kita untuk tidur
    Tetapi sekarang kita stres
    Seandainya kita bisa memutar kembali waktu
    Ke masa lalu yang indah 
    Ketika mama menyanyikan kita untuk tidur
    Tetapi sekarang kita stres
    Kita stres

    Kadang-kadang mencium bau tertentu dapat membawaku kembali ke masa saat aku masih muda
    Kenapa aku tidak pernah bisa mengidentifikasi dari mana asalnya?
    Aku akan membuat lilin jika aku menemukan bau tersebut
    Mencoba untuk menjualnya, tetapi sepertinya tak akan laku, mungkin hanya terjual satu
    Itu akan menjadi saudaraku, karena kita memiliki hidung yang sama
    Pakaian yang sama, buatan sendiri, sepelemparan batu dari sungai tempat kita biasa berkeliaran
    Tetapi itu akan mengingatkan kita ketika tidak ada yang benar-benar penting
    Dari pinjaman mahasiswa dan rumah pohon, kita semua akan mengambil yang terakhir

    Namaku Blurryface dan aku peduli apa yang kau pikirkan
    Namaku Blurryface dan aku peduli apa yang kau pikirkan

    Seandainya kita bisa memutar kembali waktu
    Ke masa lalu yang indah
    Ketika mama menyanyikan kita untuk tidur
    Tetapi sekarang kita stres
    Seandainya kita bisa memutar kembali waktu
    Ke masa lalu yang indah 
    Ketika mama menyanyikan kita untuk tidur
    Tetapi sekarang kita stres
    Kita stres

    Dahulu kami sering bermain pura-pura, saling memberi nama panggilan
    Kita membuat kapal roket, lalu menerbangkannya ke tempat yang jauh
    Dahulu kita memimpikan luar angkasa, tetapi sekarang mereka menertawakan wajah kita
    Mengatakan, “Bangun, kamu harus menghasilkan uang”

    Kita biasa bermain pura-pura, saling memberi nama panggilan
    Kita akan membuat kapal roket, lalu menerbangkannya ke tempat yang jauh.
    Dahulu kita memimpikan luar angkasa, tetapi sekarang mereka menertawakan wajah kita
    Mengatakan, “Bangun, kamu harus menghasilkan uang”

    Seandainya kita bisa memutar kembali waktu
    Ke masa lalu yang indah
    Ketika mama menyanyikan kita untuk tidur
    Tetapi sekarang kita stres
    Seandainya kita bisa memutar kembali waktu
    Ke masa lalu yang indah 
    Ketika mama menyanyikan kita untuk tidur
    Tetapi sekarang kita stres
    Kita stres

    Kita dahulu bermain pura-pura, dulu bermain pura-pura, uang
    Kita biasa bermain pura-pura, bangun, kamu butuh uang
    Dahulu main pura-pura, dulu main pura-pura, uang
    Kita biasa bermain pura-pura, bangun, kamu butuh uang
    Biasa bermain pura-pura, saling memberi nama panggilan
    Kita akan membangun kapal roket, dan kemudian kita akan menerbangkannya jauh
    Dahulu kita memimpikan luar angkasa, tetapi sekarang mereka menertawakan wajah kita
    Mengatakan, “Bangun, Anda perlu menghasilkan uang”

    Itulah lirik dari lagu Stressed Out dari Twenty One Pilots beserta terjemahannya yang dapat didengarkan pada platform streaming musik favorit Anda.

  • Pernyataan USAID Terkait PHK 1.600 Staf dan Cuti Administratif

    Pernyataan USAID Terkait PHK 1.600 Staf dan Cuti Administratif

    Seluruh staf Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) akan dicutikan administratif secara global. USAID juga mulai melakukan Pengurangan Tenaga Kerja terhadap 1.600 staf yang bertugas di Amerika. Keputusan ini dampak dari kebijakan pemecatan staf USAID oleh pemerintahan Donald Trump.

  • Ungkap Peta Langka, Mantan Orang Nomor Satu Israel Pernah Beri Peluang Palestina Merdeka – Halaman all

    Ungkap Peta Langka, Mantan Orang Nomor Satu Israel Pernah Beri Peluang Palestina Merdeka – Halaman all

    Ungkap Peta Langka, Mantan Orang Nomor Satu Israel Pernah Beri Peluang Palestina Merdeka  

    TRIBUNNEWS.COM – Mantan Perdana Menteri Israel, Ehud Olmert mengungkapkan peta ‘langka’ yang dia tunjukkan pada tahun 2008 kepada Presiden Palestina, Mahmoud Abbas sebagai bagian dari usulannya untuk solusi dua negara.

    Rencana tersebut, yang pertama kali diungkapkan oleh Olmert, akan memberikan 95,1 persen wilayah Tepi Barat dan Jalur Gaza kepada Palestina sebagai sebuah negara merdeka, dengan pertukaran tanah yang sama di wilayah Palestina yang diduduki pada tahun 1948.

    “Ini adalah pertama kalinya saya mengungkapkan peta ini ke media,” kata Olmert dalam dokumenter BBC “Israel dan Palestina: Jalan Menuju 7 Oktober”, dikutip dari Khaberni, Senin (24/2/2025).

    Olmert mengenang apa yang dia katakan kepada Abbas selama pertemuan tersebut.

    Dia mengisyaratkan kalau peta solusi dua negara, Palestina-Israel yang dia usulkan tersebut adalah ‘peta langka’ lantaran dia tahu akan sangat jarang ada pemimpin Israel yang akan menawarkan usulan tersebut.  

    “Dalam 50 tahun ke depan, Anda tidak akan menemukan satu pun pemimpin Israel yang akan menawarkan apa yang saya tawarkan kepada Anda sekarang. Tandatangani! Tandatangani dan mari kita ubah sejarah!” kata Olmert mengenang kata-katanya ke Abbas. 

    SOLUSI DUA NEGARA – Tangkap layar Khaberni, Senin (24/2/2025) yang menunjukkan peta langka yang diusulkan mantan perdana menteri Israel, Ehud Olmert pada tahun 2008 kepada Presiden Palestina, Mahmoud Abbas sebagai bagian dari usulannya untuk solusi dua negara. Abbas menolak usulan ini.

    Wilayah Palestina dalam Peta Langka Olmert

    Pada bulan September 2008, Olmert memberikan Abbas sebuah peta resmi berukuran besar yang menunjukkan usulannya mengenai penetapan batas-batas negara Palestina sebagai bagian dari perjanjian perdamaian permanen.

    Olmert meminta Abbas untuk menandatangani usulan tersebut pada prinsipnya sebelum menyerahkannya kepada pimpinan Palestina di Ramallah. 

    Namun Abbas menolak melakukannya.

    Peta tersebut memperlihatkan bahwa Olmert secara umum siap untuk kembali ke perbatasan sebelum tahun 1967, tetapi ingin mempertahankan blok pemukiman Gush Etzion di sebelah selatan Yerusalem, kota pemukiman Ma’ale Adumim di sebelah timur, dan sebagian Tepi Barat yang mencakup pemukiman besar Ariel di wilayah Tepi Barat.

    Sebagai imbalannya, pendudukan akan menyerahkan sebagian tanah di wilayah pedalaman yang diduduki demi negara Palestina baru.

    Olmert juga mengusulkan pembangunan terowongan yang menghubungkan Gaza dan Tepi Barat untuk memastikan kesinambungan geografis antara kedua wilayah.

    Selain itu, Olmert siap membagi Yerusalem menjadi beberapa kawasan di bawah kendali Israel dan kawasan lainnya di bawah kendali Palestina, dan “menyerahkan kedaulatan Israel atas Masjid Al-Aqsa dan Kota Tua sepenuhnya.”

    Ia mengusulkan agar apa yang disebut “Cekungan Suci” ditempatkan di bawah administrasi badan perwalian internasional non-berdaulat yang terdiri dari pemerintah pendudukan, Otoritas Palestina, Yordania, Amerika Serikat, dan Arab Saudi.

    PETA LANGKA – Tangkap layar Khaberni, Senin (24/2/2025), mantan perdana menteri Israel, Ehud Olmert menunjukkan peta langka yang diusulkannya pada tahun 2008 kepada Presiden Palestina, Mahmoud Abbas sebagai bagian dari usulannya untuk solusi dua negara. Abbas menolak usulan ini.

    Olmert Pemimpin Lemah, Tersandung Korupsi

    Dalam film dokumenter tersebut, Rafiq al-Husseini, yang saat itu menjabat kepala staf kepresidenan Palestina, mengatakan bahwa Palestina tidak menanggapi tawaran tersebut dengan serius karena Olmert terlibat dalam skandal korupsi dan hendak mengundurkan diri.

    “Sangat disayangkan bahwa Olmert, terlepas dari kebaikannya… adalah seorang politikus lemah yang tidak memiliki pengaruh, dan karena itu, kami tidak akan mencapai hasil apa pun,” kata Rafiq menjelaskan alasan di balik pihak Palestina tidak meneken usulan tersebut.

    Disiratkan, lemahnya pengaruh Olmert ini akan membuat usulannya akan mudah dipatahkan entitas Israel dalam proses perwujudan solusi dua negara seperti yang digambarkan dalam peta tersebut.

    Para Pemimpin Arab Berencana Membangun Kembali Gaza

    Terkait situasi di Palestina, negara-negara Arab diperkirakan akan membahas rencana untuk membangun kembali Gaza setelah perang Israel selama 15 bulan di wilayah tersebut, yang mencakup kontribusi keuangan dari negara-negara regional yang jumlahnya mencapai $20 miliar.

    Setelah mengakhiri kunjungannya ke ibu kota Spanyol , kepresidenan Mesir mengumumkan dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis bahwa Presiden Abdel Fattah el-Sisi akan menuju Arab Saudi.

    Televisi Mesir mengisyaratkan bahwa “perjalanan ini kemungkinan akan difokuskan pada rencana pembangunan kembali Gaza, menyusul usulan Amerika untuk merelokasi penduduk wilayah Palestina ke negara-negara Arab, termasuk Mesir dan Yordania.”

    Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman mengundang para pemimpin negara Dewan Kerjasama Teluk (GCC), bersama dengan Presiden Mesir dan Raja Yordania, ke pertemuan informal pada hari Jumat di Riyadh, menurut Saudi Press Agency .

    Reuters melaporkan bahwa negara-negara Arab diperkirakan akan membahas rencana untuk membangun kembali Gaza setelah perang Israel selama 15 bulan di Jalur Gaza, yang mencakup kontribusi keuangan dari negara-negara regional hingga mencapai $20 miliar . Prakarsa ini bertujuan untuk melawan usulan Presiden AS Donald Trump untuk merebut Gaza dan menggusur paksa penduduknya.

    Kantor Berita Saudi melaporkan bahwa pertemuan yang dijadwalkan besok di Riyadh akan membahas “aksi bersama Arab dan keputusan terkait dengannya,” yang akan dimasukkan dalam agenda pertemuan puncak Arab mendatang .

    Sebelumnya, Reuters mengutip beberapa sumber yang mengindikasikan bahwa Arab Saudi “Arab Saudi mempelopori upaya Arab yang mendesak untuk mengembangkan rencana bagi masa depan Gaza sebagai penyeimbang ambisi Presiden AS Donald Trump untuk membersihkan Riviera Timur Tengah dari penduduk Palestina.”

    Usulan Arab, yang sebagian besar didasarkan pada rencana Mesir, menyarankan pembentukan komite Palestina untuk memerintah Gaza tanpa partisipasi Hamas, dan menyerukan keterlibatan internasional dalam membangun kembali wilayah tersebut tanpa menggusur penduduknya.

    Dalam konferensi pers bersama dengan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio, selama kunjungannya ke wilayah Palestina yang diduduki, Netanyahu memuji apa yang disebutnya “visi berani” Trump untuk mengusir warga Palestina dari Gaza, dan mencatat bahwa pertemuan tersebut membahas cara mengubah visi ini menjadi kenyataan praktis.

     

     

    (oln/khbrn/tc/*)