Negara: Amerika Serikat

  • Nilai Tukar Rupiah Menguat Dipengaruhi Data Ekonomi AS

    Nilai Tukar Rupiah Menguat Dipengaruhi Data Ekonomi AS

    Jakarta, Beritasatu.com – Nilai tukar rupiah hari ini terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami penguatan pada Rabu pagi (26/2/2025) pagi. Penguatan ini terjadi seiring dengan pelemahan dolar akibat penurunan imbal hasil obligasi pemerintah jangka pendek, yang dipicu oleh rilis data ekonomi AS yang tidak sesuai harapan.

    Menurut data Bloomberg pada pukul 09.07 WIB di pasar spot exchange, rupiah meningkat 6 poin (0,04%) ke posisi Rp 16.365 per dolar AS. Sebelumnya, pada perdagangan Selasa (25/2/2025), rupiah sempat menguat 34,5 poin hingga mencapai Rp 16.278 per dolar AS.

    Sementara itu, indeks dolar tercatat turun 0,02 poin menjadi 106,2. Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun juga mengalami penurunan sebesar 31 poin ke level 4,32%.

    Dilansir dari Reuters, dolar AS terus mengalami pelemahan mendekati titik terendahnya dalam 11 minggu terhadap sejumlah mata uang utama pada Rabu (26/2/2025). Kondisi ini disebabkan oleh penurunan imbal hasil obligasi AS jangka pendek setelah rilis data ekonomi yang kurang memuaskan. Selain itu hal itu membuat nilai tukar rupiah hari ini naik.

    Di sisi lain, yen Jepang menguat mendekati level tertingginya sejak Oktober 2024, didorong oleh sentimen investor yang masih berhati-hati terkait ancaman tarif baru dari pemerintahan Presiden AS Donald Trump. 

    Sementara itu, dolar Kanada bertahan di sekitar level terendah dalam dua pekan terakhir karena pemberlakuan tarif tambahan yang dijadwalkan pada minggu depan.

    Kepala Ekonomi Pasar di National Australia Bank Tapas Strickland menyatakan, data ekonomi AS belakangan ini tidak memenuhi ekspektasi pasar, sehingga melemahkan narasi tentang “keunggulan ekonomi AS” yang selama ini menopang dolar.

    “Ketidakpastian kebijakan perdagangan mulai berdampak pada sentimen pasar, melemahkan mata uang berbasis komoditas dan memperkuat mata uang safe-haven seperti yen,” ujar Strickland.

    Saat nilai tukar rupiah hari ini naik, tetapi data ekonomi yang lemah semakin meningkatkan ekspektasi pasar bahwa The Fed kemungkinan akan memangkas suku bunga dua kali sebesar 25 basis poin pada 2025, dengan peluang pemangkasan pertama terjadi pada Juli mendatang.

  • Trump Tegas Sebut AS Tak Akan Beri Bantuan Militer ke Ukraina, Singgung soal Pengembalian Uang – Halaman all

    Trump Tegas Sebut AS Tak Akan Beri Bantuan Militer ke Ukraina, Singgung soal Pengembalian Uang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump menegaskan bahwa Washington tidak akan memberikan bantuan militer lagi kepada Ukraina.

    Donald Trump bersikeras bahwa para pembayar pajak Amerika harus mendapatkan kembali uang mereka yang telah diinvestasikan.

    Sementara itu, Donald Trump menuntut negara-negara Eropa dan NATO untuk mengambil tanggung jawab yang lebih besar untuk keamanan Ukraina.

    Dikutip dari Russia Today, Trump juga menuntut akses ke sumber daya alam Ukraina sebagai kompensasi atas bantuan yang telah diberikan kepada Kyiv selama perang.

    Ketika ditanya apa yang akan didapatkan Kyiv sebagai balasannya, Trump menyatakan bahwa Ukraina telah menerima $350 miliar dalam bentuk peralatan, perlengkapan militer, dan hak untuk terus bertempur, dan awalnya hak untuk bertempur.

    “Lihat… tanpa Amerika Serikat beserta uang dan peralatan militernya, perang ini akan berakhir dalam waktu yang sangat singkat,” kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih.

    “Tanpa peralatan Amerika, perang ini akan berakhir dengan cepat – uang Amerika juga, banyak sekali,” lanjutnya.

    Ketika ditanya tentang keberlanjutan pengiriman senjata dan amunisi ke Ukraina, Trump mengatakan pengiriman dapat terus berlanjut untuk sementara waktu, mungkin sampai mencapai kesepakatan dengan Rusia.

    “Lihat, kita perlu mencapai kesepakatan dengan Rusia, kalau tidak, ini akan terus berlanjut.”

    “Ini bisa berlangsung lama, atau bisa juga diselesaikan dengan cepat. Saya berbicara dengan Presiden Putin, dan saya pikir dia ingin menyelesaikannya,” tegas Trump.

    “Saya baru saja memberi tahu Anda. Saat ini, kami tidak menyediakan apa pun,” klaim Trump, saat didesak apakah AS akan mengirim pertahanan udara tambahan ke Kyiv.

    Saat ditanya apakah Washington akan melanjutkan dukungan militer di masa mendatang, ia menegaskan kembali bahwa “Eropa akan bertanggung jawab besar atas hal itu”.

    Kiev membantah perkiraan Trump soal bantuan sebesar $350 miliar, dengan bersikeras bahwa Washington sebenarnya telah memberikan kurang dari $100 miliar.

    Sejak Februari 2022, Kongres AS telah mengalokasikan $183 miliar untuk Ukraina, termasuk lebih dari $66 miliar dalam bentuk bantuan keamanan langsung, menurut Pentagon dan Pengawasan Ukraina, kelompok antarlembaga yang bertanggung jawab untuk menyampaikan laporan kepada Kongres.

    Pemerintahan Trump telah berulang kali mengisyaratkan niatnya untuk meminimalkan keterlibatan AS setelah gencatan senjata potensial tercapai, sebaliknya bertujuan untuk mentransfer beban keuangan dan logistik untuk mendukung Kiev ke sekutu regional.

    Zelensky Sepakat Soal Tanah Jarang

    Kantor Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengonfirmasi kepada Kyiv Independent bahwa kesepakatan soal logam tanah jarang dengan AS telah tercapai.

    Negosiasi seputar kesepakatan tersebut telah memicu ketegangan antara Trump dan Zelensky dalam seminggu terakhir.

    Financial Times melaporkan bahwa Ukraina telah mendapatkan persyaratan yang lebih menguntungkan selama negosiasi dan membingkai kesepakatan tersebut sebagai cara untuk memperkuat hubungan dengan AS.

    Kabinet Menteri Ukraina diperkirakan akan merekomendasikan pada Selasa (26/2/2025) agar kesepakatan tersebut ditandatangani, sumber yang mengetahui diskusi tersebut mengatakan kepada Bloomberg.

    Zelensky kemungkinan akan menuju Washington untuk menghadiri upacara penandatanganan dalam beberapa minggu mendatang, menurut Financial Times.

    Penandatanganan tersebut dapat dilakukan paling cepat pada 28 Februari 2025, menurut laporan seorang pejabat senior Ukraina kepada AFP.

    Trump mengatakan kepada wartawan pada tanggal 25 Februari 2025 bahwa Zelensky akan mengunjungi Gedung Putih untuk upacara penandatanganan pada tanggal 28 Februari 2025.

    Versi final perjanjian tersebut, tertanggal 24 Februari, menetapkan dana yang akan disumbangkan Ukraina sebesar 50 persen dari hasil “monetisasi masa depan” sumber daya mineral milik negara , termasuk minyak, gas, dan logistik terkait.

    Dana tersebut akan diinvestasikan dalam proyek-proyek di Ukraina.

    Kesepakatan itu mengecualikan sumber daya yang sudah berkontribusi pada anggaran negara Ukraina, yang berarti tidak akan mencakup operasi oleh Naftogaz dan Ukrnafta, produsen minyak dan gas terbesar di negara itu.

    Perjanjian tersebut tidak mencakup jaminan keamanan dari AS, yang awalnya ditekankan oleh Kyiv.

    Ketika ditanya apa yang Ukraina dapatkan dari kesepakatan tersebut, Trump mengatakan Ukraina menerima “peralatan militer dan hak untuk terus bertempur”.

    Tidak jelas apakah “peralatan militer” dalam hal ini merujuk pada senjata yang dikirim sebelumnya atau bantuan masa depan untuk Kyiv.

    Draf perjanjian terbaru tersebut membatalkan tuntutan AS sebelumnya atas klaim sebesar $500 miliar atas sumber daya alam Ukraina, yang telah menjadi titik kritis utama, menurut media Ukraina Economic Pravda, yang telah melihat perjanjian tersebut.

    Berdasarkan ketentuan yang direvisi, dana tersebut akan menerima 50 persen pendapatan dari infrastruktur terkait sumber daya alam Ukraina, termasuk pelabuhan.

    Kepemilikan bersama akan ditentukan berdasarkan kontribusi keuangan aktual, dan meskipun pengelolaan akan dibagi, AS akan memiliki kewenangan pengambilan keputusan berdasarkan hukumnya sendiri.

    Pertanyaan tentang saham AS dalam dana tersebut dan ketentuan “kepemilikan bersama” akan dibahas dalam perjanjian lanjutan, menurut Financial Times.

    Zelensky sebelumnya menolak usulan AS, dengan alasan kurangnya jaminan keamanan dan keberatan dengan struktur pembayaran 1:2, yang mengharuskan Ukraina mengembalikan dua dolar untuk setiap satu dolar bantuan yang diterima.

    Pemerintahan Trump telah meningkatkan tekanan pada Ukraina untuk menuntaskan kesepakatan tersebut dalam beberapa minggu terakhir, dengan Trump menyerang Zelensky secara terbuka, menyebutnya sebagai “diktator tanpa pemilu” dan mendesaknya untuk “bergerak cepat, atau dia tidak akan punya negara lagi”. (*)

  • Amerika Minta Dibayar, China Sebar Teknologi Canggih Gratis

    Amerika Minta Dibayar, China Sebar Teknologi Canggih Gratis

    Jakarta, CNBC Indonesia – Alibaba siap merilis model kecerdasan buatan (AI) pembuat konten video dan gambar dalam versi sumber terbuka (open source). Program yang bisa menciptakan konten dari perintah teksi tersebut diberi nama Wan 2.1.

    Langkah Alibaba merilis model AI versi open source dilakukan di tengah kompetisi yang makin ketat di bidang teknologi AI. Pemicunya adalah model AI open source yang dirilis oleh DeepSeek pada Januari. Model AI buatan DeepSeek mengguncang dunia karena kapabilitasnya setara dengan produk berbayar yang dirilis oleh perusahaan seperti OpenAI.

    Versi terkini platform pencipta konten video dan gambar Alibaba diberi nama WanX. Alibaba mengklaim WanX mampu menciptakan visual yang jauh lebih realistis dari model sebelumnya, bahkan mampu menduduki posisi puncak di daftar peringkat model generatif video VBench. Kapabilitas utama WanX yang digaungkan Alibaba adalah dalam simulasi interaksi multi-objek.

    Alibaba pekan ini juga telah memamerkan kemampuan QwQ-Max, model AI yang mampu memberikan alasan dan penjelasan proses kerjanya yang dikenal sebagai model reasoning. Model AI ini juga akan dirilis secara open source oleh Alibaba.

    Belum lama ini, Alibaba mengumumkan menyiapkan investasi US$ 52 miliar dalam 3 tahun ke depan untuk mengembangkan infrastruktur cloud dan AI.

    Sebelumnya, CEO Alibaba Eddie Wu mengatakan AI membawa peluang untuk transformasi industri yang hanya terjadi satu kali dalam setiap beberapa dekade. Ia mengatakan Alibaba akan berinvestasi pada AI dan komputasi cloud dalam 3 tahun ke depan.

    Alibaba membukukan pendapatan 280,15 miliar yuan selama periode tiga bulan yang berakhir pada 31 Desember 2024. Angka itu lebih tinggi ketimbang prediksi 17 analis yang dikumpulkan LSEG senilai 279,34 miliar yuan.

    Baru-baru ini, Alibaba juga bekerja sama dengan Apple untuk menyokong sistem AI Apple Intelligence pada unit iPhone yang dijual di China. Alibaba mengatakan peningkatan sistem AI Qwen miliknya yang dirilis akhir Januari lalu telah mengalahkan kemampuan model V3 DeepSeek.

    (dem/dem)

  • Apple Siap Investasi Rp 8.145 T di Amerika, Trump Terima Kasih

    Apple Siap Investasi Rp 8.145 T di Amerika, Trump Terima Kasih

    Jakarta

    Apple bakal menggelontorkan investasi sebesar USD 500 miliar atau sekitar Rp 8.145 triliun di Amerika Serikat untuk empat tahun ke depan.

    Dalam investasi ini, Apple salah satunya akan membangun pabrik besar untuk memproduksi server kecerdasan buatan (AI) dan merekrut 20 ribu pegawai baru di sektor riset dan pengembangan.

    Termasuk juga di dalamnya adalah anggaran untuk membeli komponen dari pemasok di Amerika hingga proses produksi serial TV dan film untuk layanan Apple TV+. Namun Apple tak mau mengungkap berapa banyak dana yang sebelumnya memang sudah dianggarkan untuk pembelian di Amerika, misalnya untuk Corning yang memproduksi lapisan kaca untuk iPhone.

    Rencana ini diungkap Apple setelah CEO Tim Cook bertemu dengan Presiden Donald Trump. Seperti diketahui, saat ini banyak produk Apple yang dirakit di China, dan produk-produk tersebut akan terkena aturan pajak baru, berupa tambahan pajak sebesar 10% jika dikirimkan ke Amerika.

    Trump menanggapi rencana Apple ini secara posifit. Dalam postingannya di Truth Social, Trump berterima kasih pada Apple dan Cook dan menyebut langkah ini memperlihatkan kepercayaan Apple pada pemerintahan Trump.

    Sebelumnya produk Apple juga mendapat keringanan pajak saat Trump menjabat sebagai presiden pada periode pertamanya, demikian dikutip detikINET dari Reuters, Rabu (26/2/2025).

    “Komitmen ini menjadi gestur politis terhadap pemerintahan Trump,” kata Gil Luria,” analis dari D.A Davidson, yang sebelumnya memperkirakan Apple sudah berkomitmen untuk mengeluarkan dana sebesar USD 150 miliar pertahun di Amerika Serikat.

    “Bahkan tanpa menambah (investasi) besar, mereka hanya perlu tiga sampai empat tahun untuk memenuhi kewajibannya,” tambah Luria.

    Sebelumnya Apple pernah mengeluarkan pernyataan serupa soal investasinya di Amerika Serikat pada 2018, saat periode pertama Trump menjadi presiden Amerika Serikat. Saat itu, Apple menyebut akan berkontribusi sebesar USD 350 miliar selama lima tahun.

    Saat ini banyak produk consumer Apple dirakit di luar Amerika. Hanya ada beberapa komponen yang dibuat di Amerika, antara lain adalah chip dari Broadcom, Skyworks Solutions, dan Qorvo.

    (asj/afr)

  • Rusia Bantah Trump, Putin Tolak Pasukan Perdamaian Eropa terutama Anggota NATO di Ukraina – Halaman all

    Rusia Bantah Trump, Putin Tolak Pasukan Perdamaian Eropa terutama Anggota NATO di Ukraina – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pemerintahan Rusia di Kremlin menolak klaim Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin mengizinkan penempatan pasukan perdamaian Eropa di Ukraina jika Rusia dan Ukraina sepakat mengakhiri perang.

    “Ada posisi mengenai masalah ini yang diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri Rusia, Lavrov. Saya tidak perlu menambahkan apa pun mengenai hal ini dan tidak perlu mengomentarinya. Saya tidak akan mengomentarinya,” kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov kepada wartawan pada Selasa (25/2/2025).

    Ia menegaskan Rusia dengan tegas menolak pasukan perdamaian dari negara-negara Eropa, terutama anggota NATO untuk ditempatkan di Ukraina.

    Pada awal bulan ini, utusan Moskow untuk PBB, Vassily Nebenzia, mengatakan Rusia hanya akan menerima pengerahan pasukan asing ke Ukraina sebagai bagian dari mandat PBB.

    “‘Pasukan penjaga perdamaian’ tidak dapat beroperasi tanpa mandat dari Dewan Keamanan PBB,” kata Vassily Nebenzia saat itu kepada RIA Novosti.

    Ia menegaskan bahwa kontingen militer lainnya di lapangan akan diperlakukan sebagai kombatan reguler.

    “Kehadiran pasukan bersenjata dari negara-negara NATO, bahkan di bawah bendera Uni Eropa atau sebagai bagian dari kontingen nasional sama sekali tidak dapat diterima oleh Moskow,” tegasnya.

    Sebelumnya, Donald Trump mengatakan ia telah menghubungi Putin dan Rusia menerima penempatan pasukan perdamaian di Ukraina.

    “Dia akan menerimanya. Saya telah menanyakan pertanyaan itu kepadanya,” kata Trump kepada wartawan dalam konferensi pers bersama Presiden Prancis Emmanuel Macron di Washington pada hari Senin (24/2/2025).

    Donald Trump dan Putin berbicara melalui telepon selama lebih dari satu jam pada 12 Februari 2025. 

    Menurut keduanya, pembicaraan tersebut mencakup berbagai topik, termasuk perang Ukraina.

    Panggilan telepon tersebut terjadi setelah Donald Trump mengatakan ia akan menjadi penengah dalam perundingan antara Rusia dan Ukraina yang bertujuan untuk mengakhiri perang yang berlangsung sejak tahun 2022.

    Beberapa pemimpin negara Eropa, terutama Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, telah mengungkapkan gagasan untuk mengirim personel militer ke Ukraina.

    Menurut laporan Wall Street Journal, kedua negara mempertimbangkan untuk mengerahkan hingga 30.000 “pasukan penjaga perdamaian” ke Ukraina, jika Rusia dan Ukraina mencapai kesepakatan damai.

    Rencana tersebut juga bergantung pada apakah AS akan setuju untuk berkontribusi pada upaya tersebut dalam kapasitas militer yang terbatas.

    Pemerintahan Trump telah berulang kali menyatakan bahwa anggota NATO Eropa harus menanggung beban jaminan keamanan bagi Ukraina.

    Sementara AS mengesampingkan pengerahan pasukannya ke Ukraina sebagai bagian dari perjanjian apa pun mengenai jaminan keamanan, menurut pernyataan Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth pada awal bulan ini.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina

  • Lisa Blackpink Jadi Artis K-Pop Pertama yang Tampil pada Oscar 2025

    Lisa Blackpink Jadi Artis K-Pop Pertama yang Tampil pada Oscar 2025

    Jakarta, Beritasatu.com – Personel grup idola K-Pop Lisa Blackpink dikonfirmasi tampil dalam ajang Academy Awards 2025 atau disebut Oscar yang akan dihelat di Dolby Theatre, Los Angeles, Amerika Serikat, pada 2 Maret 2025. 

    Pengumuman kehadiran Lisa dalam ajang penghargaan tersebut disampaikan oleh The Academy melalui akun media sosial mereka pada Senin (24/2/2025).

    Dilansir dari Soompi pada Rabu (26/2/2025), penampilan pemilik nama asli Lalisa ini akan menjadi yang pertama bagi seorang artis K-pop dalam sejarah Oscar. 

    Lisa Blackpink akan tampil bersama _rapper_ asal Amerika, Doja Cat, dan penyanyi-penulis lagu Inggris, Raye, yang juga masuk dalam daftar penampil di Academy Awards ke-97.

    “The Academy atau Oscar 2025 menghadirkan tiga bintang global. Satu momen Oscar yang luar biasa. Doja Cat, Lisa Blackpink, dan Raye akan menghibur dunia dengan penampilan spektakuler mereka,” tulis The Academy melalui akun media sosial X.

    Lisa Blackpink yang baru-baru ini berkolaborasi dengan Doja Cat dan Raye pada single terbarunya Born Again, akan mempersembahkan penampilan perdana lagunya itu secara langsung pada acara puncak penghargaan film dunia tersebut.

    Single Born Again telah dirilis lebih awal pada 7 Februari 2025 sebagai bagian dari album pertama Lisa yang akan datang berjudul Alter Ego.

    Lagu ini berhasil debut di posisi ke-69 pada tangga lagu Billboard Hot 100, serta meraih peringkat ke-12 di Billboard Global Excl. US dan ke-22 di Billboard Global 200.

    Oscar 2025 atau Academy Awards ke-97 akan disiarkan secara langsung dari Dolby Theatre yang terletak di Ovation Hollywood, Amerika Serikat, pada 2 Maret 2025 mendatang dan akan dihadiri oleh Lisa Blackpink.

  • AS dan Ukraina Disebut Setujui Syarat Kesepakatan soal Sumber Daya Alam

    AS dan Ukraina Disebut Setujui Syarat Kesepakatan soal Sumber Daya Alam

    Jakarta

    Salah satu pejabat Ukraina menyebut Amerika Serikat (AS) dan Ukraina telah menyetujui syarat kesepakatan sumber daya alam dan rekonstruksi. Pejabat Ukraina itu mengatakan hal ini dilakukan agar Ukraina aman dan damai.

    Dilansir CNN, Rabu (26/2/2025), sumber yang merupakan pejabat Ukraina mengatakan persyaratan tersebut disetujui setelah “segala sesuatu yang tidak dapat diterima dikeluarkan dari perjanjian, dan sekarang dijelaskan dengan lebih jelas bagaimana perjanjian ini akan berkontribusi terhadap keamanan dan perdamaian Ukraina”.

    AS sendiri belum mengonfirmasi apakah syarat-syarat kesepakatan telah disepakati. Namun, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky diperkirakan akan melakukan perjalanan ke Washington dalam beberapa hari mendatang.

    “Saya dengar dia akan datang pada hari Jumat. Tentu saja saya tidak keberatan jika dia mau, dan dia ingin menandatanganinya bersama saya. Dan saya memahami bahwa ini adalah masalah besar, masalah yang sangat besar,” kata Presiden AS Donald Trump, Selasa (25/2).

    Untuk diketahui, kabar mengenai kesepakatan syarat ini muncul setelah sumber yang sama mengatakan kepada CNN pada Senin (24/2) bahwa Ukraina siap menyetujui kesepakatan yang akan memberi Amerika Serikat akses terhadap mineral tanah jarang sebagai imbalan atas keterlibatan AS dalam dana rekonstruksi untuk Ukraina.

    Sumber tersebut mengatakan Amerika menolak jaminan keamanan yang dimasukkan dalam rancangan tersebut. Kata-kata yang tepat mengenai keamanan Ukraina dalam rancangan terbaru tersebut masih belum jelas.

    Untuk diketahui, Trump meminta tanah jarang dan mineral lainnya di Ukraina senilai USD 500 miliar sebagai imbalan atas bantuan yang diberikan AS kepada Kyiv. Namun, permintaan itu ditolak Zelensky.

    Seorang sumber mengatakan kepada CNN, Zelensky tidak dapat menerima versi kesepakatan tersebut karena tidak memuat “kewajiban” Amerika, sementara Ukraina “diharapkan untuk menyediakan segalanya.” Sejak saat itu, ada tanda-tanda bahwa kedua pemimpin semakin mendekati kesepakatan.

    Lihat juga Video: Trump Sebut Zelensky akan ke AS, Bahas Apa?

    (zap/lir)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Ukraina Setujui Perjanjian Mineral, Trump: Zelensky akan ke AS Hari Jumat untuk Tanda Tangan – Halaman all

    Ukraina Setujui Perjanjian Mineral, Trump: Zelensky akan ke AS Hari Jumat untuk Tanda Tangan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Ukraina menyetujui persyaratan kesepakatan logam tanah jarang dengan Amerika Serikat (AS), menurut pernyataan seorang pejabat Ukraina.

    “Pejabat pemerintah kini tengah mengerjakan rinciannya,” kata pejabat Ukraina yang meminta identitasnya dirahasiakan.

    Pejabat itu mengatakan AS telah menghapus paragraf yang tidak dapat diterima dari perjanjian mineral.

    “Washington menghapus semua item yang tidak sesuai dengan kami, terutama yang terkait dengan 500 miliar dolar,” katanya, mengacu pada permintaan AS agar Ukraina mengembalikan bantuan dari AS dengan mineral yang setara dengan nilai tersebut.

    Surat kabar Financial Times melaporkan, “Washington akan mengambil 50 persen pendapatan dari dana logam tanah jarang di Ukraina.”

    “Perjanjian logam langka antara Kyiv dan Washington juga mencakup minyak dan gas,” lanjut laporan tersebut.

    Sementara itu, Bloomberg mengutip sumber informasi yang mengatakan perjanjian logam antara Amerika Serikat dan Ukraina tidak mencakup jaminan keamanan khusus apa pun.

    Para pejabat AS mengatakan kepada Bloomberg bahwa menghubungkan Ukraina secara ekonomi dengan Amerika Serikat akan memberikan perisai keamanan de facto.

    Trump: Zelensky akan ke Washington untuk Tandatangani Perjanjian Mineral

    Presiden AS Donald Trump mengumumkan pada hari Rabu (26/2/2025), bahwa Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, akan tiba di Washington pada hari Jumat (28/2/2025) untuk menandatangani perjanjian logam tanah jarang.

    “Zelensky ingin datang ke Washington untuk menandatangani perjanjian tanah jarang. Saya dengar Zelensky akan berada di Washington pada hari Jumat,” kata Donald Trump.

    “Kesepakatan logam dengan Ukraina bisa bernilai satu triliun dolar, dan kami menghabiskan 350 miliar dolar di Ukraina dan kami ingin mendapatkannya kembali,” lanjutnya.

    Presiden AS menyatakan keyakinannya bahwa masalah perang di Ukraina akan segera teratasi.

    Ia juga mencatat kemungkinan pengerahan pasukan penjaga perdamaian yang dapat diterima semua pihak di Ukraina.

    Donald Trump menekankan pengiriman senjata ke Ukraina dapat terus berlanjut hingga kesepakatan damai tercapai.

    Sebelumnya, ia mengungkapkan bahwa ia telah berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, yang ingin segera mengakhiri perang.

    Ukraina Minta Jaminan Keamanan dari AS dan Sekutu Eropa

    Sebelumnya, Zelensky mengatakan ia mungkin akan menandatangani perjanjian tersebut dengan syarat AS harus memberikan jaminan keamanan.

    Selain dari AS, Zelensky juga meminta jaminan keamanan dari negara-negara pendukungnya di Eropa.

    Selasa kemarin, Zelensky mengatakan Inggris, Norwegia, dan Spanyol akan memberikan sekitar 10,5 miliar dolar dalam bentuk bantuan militer, energi, dan kemanusiaan untuk Ukraina.

    Swedia juga akan memberikan dukungan pertahanan udara kepada negaranya, sementara Denmark, Norwegia, Estonia, dan Lithuania akan memberikan paket dukungan militer.

    Dua minggu lalu, Donald Trump mengatakan ia ingin menjadi penengah dalam perundingan antara Rusia dan Ukraina yang akan mengakhiri perang kedua negara tersebut yang berlangsung sejak tahun 2022.

    Donald Trump juga menekan Ukraina untuk mengembalikan bantuan senilai 500 miliar dolar yang diberikan AS kepada Ukraina untuk melawan Rusia dan menuntut pengembaliannya dalam bentuk perjanjian logam tanah jarang atau mineral apapun di Ukraina.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina

  • Indonesia di Atas Jepang, Inggris, dan Prancis, Kok Gelap?

    Indonesia di Atas Jepang, Inggris, dan Prancis, Kok Gelap?

    PIKIRAN RAKYAT – Presiden Prabowo Subianto menanggapi seruan ‘Indonesia Gelap’ yang belakangan ini ramai di media sosial hingga turunnya berbagai elemen masyarakat ke jalan dalam aksi demonstrasi. Mereka merasa pesimistis dengan kondisi ekonomi dan sosial Indonesia.

    Terkait ramainya kritik ‘Indonesia Gelap’ tersebut, mantan Menteri Pertahanan itu menegaskan bahwa Indonesia memiliki masa depan yang cerah dan tidak berada dalam kondisi “gelap” seperti anggapan sejumlah pihak.

    “Indonesia di atas Jepang, di atas Inggris, di atas Prancis, kok Indonesia gelap?” kata Prabowo Subianto dalam pidatonya di depan peserta Kongres VI Partai Demokrat di Jakarta, Selasa 25 Februari 2025 malam.

    Menurutnya, Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dan mampu melakukan penghematan di berbagai sektor untuk dialokasikan pada bidang-bidang yang lebih penting.

    Meskipun, diakui bahwa perubahan ini tidak selalu mudah, terutama bagi pihak-pihak yang sudah terbiasa dengan kenyamanan, Kepala Negara menekankan akan pentingnya pengorbanan demi kesejahteraan rakyat.

    “Sekarang kita punya potensi yang kuat. Ternyata kita melihat di mana-mana kita bisa menghemat, itu baik, untuk dipakai di bidang yang lebih penting,” tutur Prabowo Subianto.

    Pejabat Jangan Kebanyakan Studi Banding

    Prabowo Subianto juga menyinggung mengenai budaya studi banding ke luar negeri yang kerap dilakukan oleh sebagian kalangan. Meskipun bepergian ke luar negeri memberikan wawasan baru, fokus utama seharusnya tetap pada upaya membangun kesejahteraan rakyat di dalam negeri.

    “Percayalah saya yang sering ke luar negeri, ya gitu-gitu saja,” ucapnya.

    “Akan tetapi, rakyat kita masih butuh perhatian, kita selesaikan dahulu beberapa tahun, rakyat kuat, rakyat sejahtera, dan saya katakan Indonesia akan berhasil menjadi negara makmur,” ujar Prabowo Subianto menambahkan.

    Dia pun optimistis generasi muda sekarang akan menjadi saksi dari kemajuan Indonesia pada masa depan.

    Prabowo Subianto mengutip prediksi ekonomi global yang menyebutkan bahwa pada tahun 2050 Indonesia akan menduduki peringkat keempat ekonomi terbesar dunia, mengalahkan negara-negara maju seperti Jepang, Inggris, dan Prancis.

    “Berapa hari yang lalu ada suatu prediksi ekonomi dan statistik. Mereka mengatakan nomor satu akan jadi Tiongkok, menyalip Amerika. Nomor dua adalah Amerika, nomor tiga India. Pada tahun 2050 Indonesia nomor empat,” katanya.

    Tajuk “Indonesia Gelap” bermula dari tagar di media sosial sebagai respons atas situasi negara yang dinilai kian memburuk. Di media sosial, tagar #IndonesiaGelap disertai gambar burung garuda dengan latar hitam.

    Tagar tersebut bahkan sempat menjadi trending topic di X pada tanggal 17 Februari 2025 dengan unggahan mencapai lebih 81.000 kali. Tajuk itu kemudian digunakan sebagai slogan unjuk rasa mahasiswa.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Netanyahu Diduga Dipukuli sang Anak, hingga Bikin Yair Netanyahu Disebut-sebut Dideportasi ke AS – Halaman all

    Netanyahu Diduga Dipukuli sang Anak, hingga Bikin Yair Netanyahu Disebut-sebut Dideportasi ke AS – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Yair Netanyahu, putra Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu, disebut telah dideportasi ke Amerika Serikat (AS) setelah diduga memukuli ayahnya.

    Tuduhan itu dikatakan oleh anggota Knesset Naama Lazimi.

    Sontak adanya tuduhan tersebut, Yair Netanyahu mengajukan gugatan atas pencemaran nama baik.

    Menurut Channel 14, Yair menuntut ganti rugi sebesar 300.000 shekel (sekitar $84.000). 

    Gugatan itu diajukannya sebagai tanggapan atas komentar Lazimi selama sidang Komite Keuangan Knesset pada hari Minggu (23/2/2025). 

    Lazimi mengatakan Yair dikirim ke luar negeri setelah sebuah insiden di mana ia diduga memukul Netanyahu, mengutip Palestine Chronicle.

    Namun lewat gugatannya, Yair menyebut pernyataan Lazimi sebagai kebohongan mutlak.

    Menurutnya, Lazimi menuduhnya mencoba merusak reputasi Yair dengan pernyataan bermotif politik. 

    Pengacara Yair, yang tidak disebutkan namanya, menunjukkan kekebalan parlemen tidak melindungi anggota Knesset dari gugatan pencemaran nama baik, terutama ketika pernyataan yang dibuat tidak terkait dengan tugas resmi mereka.

    Istri Netanyahu Ikut Terseret 

    Bukan hanya Yair, Lazimi juga menyinggung istri Netanyahu, Sara Netanyahu.

    Lazimi mempertanyakan biaya kehadiran Sara Netanyahu di luar negeri, dan menanyakan siapa yang mendanai perjalanannya tersebut.

    Selain itu, Lazimi mengemukakan kekhawatirannya tentang pengeluaran dana Israel untuk keamanan Yair Netanyahu, yang tahun lalu dilaporkan berjumlah 2,5 juta shekel (sekitar $700.000) setiap tahunnya. 

    Dia mempertanyakan apakah pendanaan ini masih diambil dari anggaran negara dan menghubungkannya dengan klaim Yair harus meninggalkan Tel Aviv setelah dugaan konfrontasi dengan ayahnya.

    Diketahui gugatan ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan politik di Israel, karena Netanyahu dan pemerintahannya menghadapi meningkatnya kritik oposisi atas masalah dalam dan luar negeri. 

    Netanyahu telah memimpin pemerintahan saat ini sejak Desember 2022, dan pada 21 November 2023, Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadapnya atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

    (Tribunnews.com/Garudea Prabawati)