Negara: Amerika Serikat

  • Duet Tony Blair & Ray Dalio Kawal Danantara, Ini Sepak Terjangnya

    Duet Tony Blair & Ray Dalio Kawal Danantara, Ini Sepak Terjangnya

    Jakarta

    Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) yang baru saja diresmikan Prabowo Subianto bakal memiliki pengawas top berkelas internasional. Dua tokoh internasional telah masuk radar Danantara untuk dijadikan Dewan Pengawas.

    Eks PM Inggris Tony Blair dan investor kawakan Amerika Serikat Ray Dalio santer dikabarkan bakal bergabung menjadi pengawas utama Danantara. Posisi Dewan Pengawas sendiri sudah diisi Erick Thohir sebagai Ketua Dewan Pengawas dan ditemani Muliaman Hadad sebagai wakilnya.

    Muliaman sempat buka-bukaan alasan pihaknya mengajak Tony Blair dan Ray Dalio bergabung, dia mengatakan Danantara saat ini ingin ada eksposur dari dunia internasional yang sangat kuat. Sosok macam Tony Blair dan juga Ray Dalio dapat menjadi sorotan global untuk Danantara, makanya diajak ikut bergabung.

    “Saya kira siapapun dia, yang paling penting kan exposure internasional Danantara harus kuat. Iya, (Tony Blair dan Ray Dalio) mewakili global view,” kata Muliaman ketika ditemui di Gade Tower, Jakarta Pusat, Rabu (26/2/2025).

    Soal kepastian Tony Blair dan Ray Dalio menjadi Dewan Pengawas, Muliaman meminta semua pihak sabar. Nantinya akan ada pengumuman resmi secara langsung soal struktur lengkap Danantara oleh CEO Rosan Roeslani.

    “Nanti akan diumumkan resmi oleh Pak Rosan,” tegas Muliaman singkat.

    Lantas siapa sebenarnya Tony Blair dan juga Ray Dalio? ini sosoknya:

    Tony Blair

    Tony Blair dikenal sebagai eks Perdana Menteri Inggris. Dia memiliki karier cemerlang di dunia politik. Semua dimulai ketika Tony Blair bergabung dalam Partai Buruh. Pada tahun 1983, Tony terpilih menjadi anggota parlemen untuk daerah pemilihan Sedgefield di County Durham.

    Pada tahun 1994, Blair memenangkan pemilihan pimpinan Partai Buruh. Ia membawa misi untuk memulai perubahan citra partai yang dikenal sebagai “Partai Buruh Baru”.

    Puncak karier politiknya adalah ketika diresmikan sebagai Perdana Menteri Inggris pada 2 Mei 1997. Tony Blair menjadi perdana menteri termuda abad ke-20 dan memimpin Inggris selama 10 tahun. Dia juga merupakan perdana menteri terlama kedua dalam sejarah Inggris pasca perang setelah Margaret Thatcher.

    Setelah tak lagi menjabat, Tony Blair diangkat menjadi utusan Timur Tengah untuk PBB, Uni Eropa, Amerika Serikat, dan Rusia. Blair juga mendirikan Tony Blair Associates, sebuah badan yang memberikan nasehat-nasehat politik, ekonomi, dan reformasi pemerintahan.

    Jejak Tony Blair di Indonesia sudah cukup banyak. Dia pernah berkutat pada pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) sebagai ibu kota baru di Indonesia. Tony pernah ditunjuk menjadi dewan pengarah pembangunan IKN pada 2020 silam.

    Kemudian, di tahun 2022, Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) sempat meminta Tony Blair untuk mempromosikan IKN ke dunia internasional. Jokowi sempat mengundang Tony Blair untuk berkunjung di Istana Negara, dia kala itu didampingi langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno.

    Dalam keterangannya usai mendampingi presiden, Luhut mengatakan, pertemuan tersebut membahas mengenai perencanaan pemindahan IKN. Jokowi meminta Tony Blair turut serta dalam agenda tersebut dengan membantu mempromosikan IKN ke dunia internasional.

    “Presiden minta Tony Blair dan Tony Blair kebetulan menawarkan diri juga untuk membantu promosikan ibu kota baru ini ke internasional,” ujar Luhut dalam keterangan tertulis, Rabu (19/10/2022) yang lalu.

    Ray Dalio

    Ray Dalio memang bukan sosok sembarangan. Namanya dikenal malang melintang di sektor keuangan Amerika Serikat. Dalio merupakan pendiri dan Mentor CIO, Bridgewater Associates, perusahaan manajemen investasi raksasa asal negeri Paman Sam.

    Dalam catatan detikcom, menurut situs resmi Bridgewater Associates, Dalio merupakan lulusan Sarjana bidang Keuangan dari C.W. Post College pada 1971 lalu. Kemudian ia memperoleh gelar MBA (Master of Business Administration) dari Harvard Business School pada 1973.

    Dua tahun kemudian atau sekitar tahun 1975, baru lah Ray Dalio mendirikan Bridgewater Associates di sebuah apartemen dua kamar miliknya di New York City (NYC). Pada awalnya, Ray hanya membantu para investor institusional melalui konsultasi dan pengelolaan aset mereka secara aktif, terutama di pasar komoditas dan berjangka.

    Dia juga membagikan pemikiran investasinya dalam laporan riset harian ‘Bridgewater Daily Observations’ yang dikirim kepada klien perusahaan melalui Telex. Seiring berjalannya waktu, kualitas laporan yang ditulis Ray ini menarik minat para investor hingga Bridgewater berhasil mendapatkan kucuran dana institusional pertama untuk dikelola secara langsung pada 1985 lalu.

    Tidak tanggung-tanggung, dana investasi pertama yang dipercaya kepada Ray senilai US$ 5 juta dari Bank Dunia. Sejak saat itu banyak investor institusional lainnya yang kemudian ikut menitipkan dana investasi untuk dikelola secara langsung oleh Bridgewater.

    Di bawah kepemimpinan Ray, Bridgewater akhirnya menjadi perusahaan pengelola dana investasi terbesar di dunia versi majalah Fortune. Selain itu hingga saat ini Bridgewater Daily Observations masih menjadi salah satu laporan pasar paling dicari investor dan pembuat kebijakan di seluruh dunia.

    Namun pada 2017 lalu Ray secara resmi mengundurkan diri dari jabatan CEO, yang kemudian beralih menjadi CIO. Hanya berselang 3 tahun, pada 2020 ia kemudian mengalihkan jabatannya sebagai CIO untuk fokus pada posisinya sebagai pendamping Komite Investasi yang bertanggung jawab atas pengawasan dan evolusi strategi investasi Bridgewater.

    Proses peralihan jabatan CIO ini rampung pada September 2022 lalu, dan sejak itu Ray Dalio hanya bekerja sebagai mentor bagi para CIO dan Komite Investasi perusahaan. Ia juga menjabat sebagai anggota Dewan Operasional, dan sebagai investor senior Bridgewater Associates.

    Menurut perhitungan Forbes, Ray Dalio memiliki kekayaan mencapai US$ 14 miliar atau sekitar Rp 229,6 triliun. Hartanya itu membuat dirinya bertengger di posisi 167 orang terkaya di dunia.

    Di Indonesia, jejaknya mulai terasa setelah Luhut Binsar Pandjaitan yang sempat menjadi Menko Kemaritiman dan Investasi banyak ‘berguru’ dengan Ray Dalio untuk pembentukan Family Office di Indonesia. Luhut bahkan beberapa kali melakukan pertemuan empat mata dengan Ray Dalio.

    (hal/kil)

  • RI Bisa Cuan dari Perang Dagang Trump, tapi Izin Jangan Ribet

    RI Bisa Cuan dari Perang Dagang Trump, tapi Izin Jangan Ribet

    Jakarta

    Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkap adanya peluang dari perang dagang bagi Indonesia. Menurut Luhut, rencana penerapan tarif yang tinggi oleh Amerika Serikat (AS) kepada China dan Vietnam akan mendorong industri padat karya mencari lokasi baru.

    Luhut mengatakan, Indonesia berpotensi menjadi tempat tujuan relokasi itu. Namun, ia menekankan Indonesia harus mampu memberikan kepastian regulasi tenaga kerja dan kemudahan perizinan.

    “Tarif tinggi yang dikenakan AS kepada China dan Vietnam mendorong industri padat karya untuk mencari lokasi baru. Indonesia berpotensi menjadi tujuan relokasi, tetapi hanya jika kita mampu memberikan kepastian regulasi tenaga kerja dan kemudahan perizinan,” kata Luhut dalam unggahan resmi akun Instagram @luhut.pandjaitan, Kamis (27/2/2025).

    Dalam hal ini, Luhut menegaskan pemerintah tidak dapat berjalan sendiri. Menurutnya, peran sektor swasta sebagai mitra utama pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja juga diperlukan untuk memanfaatkan potensi tersebut.

    “Maka, memperbaiki tata kelola dan membangun iklim investasi yang kondusif harus menjadi prioritas bersama,” jelasnya.

    Di sisi lain, Luhut mengatakan Presiden Prabowo Subianto juga telah melakukan langkah strategis untuk mengkonsolidasikan pemerintah hingga ke tingkat daerah melalui program retreat. Ia berharap, program ini dapat melahirkan sikap tanggap kepala daerah.

    “Mari kita mengabdi kepada rakyat dengan bekerja lebih cerdas, efisien, dan berani dalam mengambil keputusan demi Indonesia yang lebih sejahtera dan berkeadilan,” tutupnya.

    (acd/acd)

  • Warga AS Diminta Bantu Jaga Lingkungan dengan Konsumsi Tikus Raksasa

    Warga AS Diminta Bantu Jaga Lingkungan dengan Konsumsi Tikus Raksasa

    Jakarta

    US Fish and Wildlife Service (Dinas Perikanan dan Satwa Liar Amerika Serikat) meminta warga AS untuk menjadi konservasionis dengan menjadikan hewan pengerat nutria sebagai santapan. Permohonan ini merupakan bagian dari program National Invasive Species Week yang berlangsung 24-28 Februari 2025.

    Program ini menyoroti banyaknya hewan non-asli yang merusak ekosistem lokal. Para ahli dalam kasus ini khususnya berfokus pada nutria, mamalia herbivora semiakuatik yang tampak seperti persilangan antara tikus raksasa dan berang-berang. Hewan dengan nama ilmiah Myocastor coypus ini dikenal juga sebagai tikus biwara atau koypu.

    “Mohon pertimbangkan slogan berikut ‘Selamatkan Rawa, Tumis Nutria’,” saran lembaga tersebut dalam sebuah postingan Facebook yang diunggah pada Senin (24/2).

    Dikutip dari PopScience, nutria berasal dari Amerika Selatan, tetapi pertama kali dibawa ke Louisiana pada 1930-an untuk membantu memenuhi permintaan industri bulu. Pada awal 1940-an, kerusakan akibat badai yang menerjang peternakan nutria secara tidak sengaja memungkinkan hewan rakus dan bereproduksi cepat itu lepas ke alam liar.

    Seekor nutria dewasa dapat memiliki berat hingga 9 kg dan mampu memakan tumbuhan seberat tubuhnya sendiri setiap hari, sepanjang tahun. Sebelum upaya mitigasi terpadu, nutria diperkirakan melahap lahan basah pesisir seluas 90 ribu hektar setiap tahun.

    Ruang lingkup kerusakannya dapat memengaruhi segalanya mulai dari pola banjir, pertanian, hingga kesehatan masyarakat. Berkat kampanye konservasi selama beberapa dekade (dan program musim berburu berhadiah USD 6 per ekor), perkiraan kerusakan turun menjadi sekitar 5.500 hektar pada 2024.

    Namun upaya itu belum cukup karena nutria terus menimbulkan masalah jika populasinya tidak terkendali. Saat ini, hewan pengerat tersebut juga menimbulkan masalah di sepanjang pantai Atlantik dan di beberapa bagian California.

    Meskipun hewan pengerat bukan makanan pokok di banyak hidangan makan malam di AS, nutria dapat disiapkan dengan sejumlah cara berbeda tergantung pada preferensi seseorang.

    “Dagingnya ramping, lembut, dan rasanya seperti kelinci,” tulis US Fish and Wildlife Service mempromosikan konsumsi daging nutria.

    Bahkan, ada buku resep lengkap yang dikhususkan untuk hidangan berbahan dasar nutria berjudul ‘Nutria for Home Use’ yang dirilis pada 1963.

    Namun, seperti hewan buruan liar lainnya, warga diingatkan pentingnya menyiapkan daging dengan benar guna menghindari kontaminasi, dan memperhatikan peraturan perburuan setempat untuk memastikan penangkapannya legal.

    (rns/afr)

  • AS Laporkan Kematian Akibat Wabah Campak, Pertama dalam 10 Tahun Terakhir

    AS Laporkan Kematian Akibat Wabah Campak, Pertama dalam 10 Tahun Terakhir

    Jakarta

    Seorang anak di Texas Barat, Amerika Serikat, meninggal dunia akibat campak. Kasusnya menjadi kematian pertama akibat campak yang terjadi di Amerika Serikat dalam kurun 10 tahun terakhir.

    Departemen Layanan Kesehatan Negara Bagian Texas dan pejabat kesehatan di Lubbock mengonfirmasi kematian tersebut. Mereka melaporkan anak tersebut tidak divaksinasi dan sempat mendapat perawatan di Covenant Children’s Hospital di Lubbock.

    Anak tersebut merupakan korban pertama dari wabah campak yang tengah menyerang Texas. Sejak dimulai bulan lalu, terdapat 124 kasus yang telah menyebar di sembilan daerah. Media memberitakan bahwa ini merupakan wabah terbesar yang pernah terjadi di Texas dalam hampir 30 tahun.

    “Ini masalah besar. Kami telah mengetahui bahwa ada penyakit campak di komunitas kami, dan sekarang kami melihat konsekuensi yang sangat serius,” ujar kepala eksekutif Covenant Health, dr Amy Thompson dikutip dari AP News, Kamis (27/2/2025).

    Beberapa Pasien Membutuhkan Oksigen atau Intubasi

    Juru bicara departemen kesehatan negara bagian Lara Anton mengungkapkan virus campak telah menyebar luas di antara kota-kota pedesaan yang dipenuhi anjungan minyak di Texas Barat, dengan kasus-kasus terpusat di komunitas Mennonite yang “kurang divaksinasi”.

    Lebih dari 20 pasien campak telah dirawat di rumah sakit Covenant, termasuk kasus pertama wabah yang teridentifikasi.

    Kepala petugas medis rumah sakit Covenant, dr Lara Johnson mengatakan pada beberapa pasien, kondisinya berkembang menjadi pneumonia bakteri dan mereka membutuhkan tabung oksigen untuk bernapas. Sedangkan, yang lain harus diintubasi, meskipun Johnson menolak mengungkapkan berapa jumlahnya karena masalah privasi.

    Pernyataan RFK Jadi Sorotan

    Johnson juga menyoroti pernyataan yang disampaikan oleh pejabat kesehatan dan kritikus vaksin Robert F Kennedy Jr. Beberapa waktu lalu Kennedy mengatakan Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS sedang memantau kasus-kasus dan menganggap wabah di Texas sebagai “hal yang biasa saja”.

    “Dia (Kennedy) tampaknya salah menyatakan sejumlah fakta, termasuk klaim bahwa sebagian besar pasien yang dirawat di rumah sakit hanya menjalani ‘karantina’,” kata Johnson.

    “Kami tidak merawat pasien di rumah sakit untuk tujuan karantina,” sambungnya.

    Kennedy juga mengatakan ada dua orang meninggal akibat campak. Juru bicara Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan Andrew Nixon kemudian mengklarifikasi bahwa Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS hanya mengidentifikasi satu kematian.

    CDC mengatakan mereka hanya akan memberikan informasi terbaru setiap minggu mengenai wabah campak, dan belum memperbarui halaman web publiknya untuk melaporkan kematian anak tersebut. Data departemen kesehatan Texas menunjukkan mayoritas kasus campak yang dilaporkan terjadi pada anak-anak.

    (ath/kna)

  • AS Vs China Perang Dagang, RI Jadi Target Relokasi Pabrik

    AS Vs China Perang Dagang, RI Jadi Target Relokasi Pabrik

    Jakarta

    Indonesia bisa mengambil keuntungan dari perang dagang yang dilancarkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terhadap China. Trump menerapkan kebijakan tarif hingga 25% untuk sejumlah barang yang berasal dari China.

    Kebijakan Trump diprediksi mendorong pengusaha memindahkan pabrik dari China ke negara lain. Menurut Kepala Administrator Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal Tjertja Karja Adil, , kondisi ini jadi berkah tersendiri bagi Indonesia.

    “Kita dapat ini blessing gitu ya. Begitu Trump ini naik gitu, nggak satu, dua, tiga tenant investor asing kita yang datang ke kantor saya ngomong, Pak kami prepare untuk relokasi pabrik-pabrik kami yang di Cina,” ujar Adil dalam media gathering di Menara Batavia, Jakarta Pusat, Kamis (27/2/2025).

    Menurutnya perusahaan yang memilih tetap di China akan menghadapi tarif tinggi Negeri Paman Sam. Itulah yang disampaikan beberapa investor saat mendiskusikan rencana relokasi ke KEK Kendal.

    Sementara itu, Executive Director KEK Kendal Juliani Kusumaningrum menilai perang dagang sudah terjadi sebelum Trump menjabat Presiden AS. Kondisi ini diprediksi bakal tetap berlanjut ke depannya.

    “Sebelum Trump naik ini memang perang dagang sudah berlangsung. Dan macam-macam jenis industri itu macam-macam ada yang kena tarif 10% sampai dengan 25%. Dan ke depannya seperti apa gitu, kemungkinan besar tentunya yang kita prediksi itu more or less the same,” sebut Juliani.

    Ia menyatakan Indonesia harus bersiap-siap menangkap peluang, bukan hanya dari investor China saja melainkan investor negara-negara lainnya. Menurut Julian Indonesia cukup prospektif karena barang yang dibuat di Tanah Air tidak akan terkena tarif ekspor Trump.

    “Dan kalau saya lihat, sebenarnya selain dari keuntungan Indonesia yang tidak dikenakan tarif bilamana mengekspor ke Amerika,” tuturnya.

    Di luar itu Indonesia juga memiliki pasar menjanjikan dengan populasi mencapai 280 juta jiwa. Ia berharap peluang-peluang inilah yang dilihat para investor dalam rencana mereka melakukan relokasi.

    Saat ini fase pertama KEK Kendal memiliki luas 1.000 hektare sudah terisi sekitar 90%. Rencananya akan ada pengembangan ke fase kedua seluas 1.200 hektare untuk mengakomodasi investor yang akan pindah ke sana.

    (ily/hns)

  • Sempat Sindir ‘Diktator’, Trump Kini Ngaku Hormati Zelensky

    Sempat Sindir ‘Diktator’, Trump Kini Ngaku Hormati Zelensky

    Jakarta

    Presiden AS Donald Trump pada hari Kamis menyuarakan rasa hormatnya kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Setelah beberapa waktu lalu menyebut Zelensky sebagai diktator.

    Dilansir CNN dan AFP, Jumat (28/2/2025), Trump tampaknya hendak meminimalisir keretakannya dengan Zelensky menjelang pertemuan presiden itu.

    “Saya pikir kita akan mengadakan pertemuan yang sangat baik besok pagi. Kita akan bergaul dengan sangat baik,” kata Trump.

    “Saya sangat menghormatinya,” kata Trump tentang Zelensky dalam konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer.

    Ketika ditanya awak media apakah dia masih akan menyebut Zelensky sebagai diktator. Dengan nada sarkastis, Trump merespons “Apakah saya mengatakan itu? Saya tidak percaya saya mengatakan itu”.

    “Pertanyaan berikutnya,” katanya, seraya enggan merespons lebih lanjut.

    Trump telah lama mengkritik miliaran bantuan militer dan bantuan lainnya yang diberikan Washington kepada Ukraina, tetapi mengambil nada yang berbeda menjelang pertemuan di mana kedua negara diharapkan menandatangani kesepakatan tentang hak pertambangan.

    Kesepakatan tersebut yang didorong oleh Trump sebagai bentuk kompensasi atas dukungan Washington, akan memberikan Amerika Serikat bagian dari sebagian besar kekayaan mineral Ukraina.

    “Kami telah memberinya banyak peralatan dan banyak uang, tetapi mereka telah berjuang dengan sangat berani,” kata Trump.

    “Seseorang harus menggunakan peralatan itu, dan mereka sangat berani dalam hal itu.”

    Trump mengejutkan banyak sekutu Eropa pada awal Februari dengan berbicara kepada Presiden Rusia Vladimir Putin mengenai Ukraina.

    Setelah pernyataan kritis oleh Zelensky, Trump menyebut pemimpin Ukraina terpilih itu sebagai “diktator.”

    “Seorang diktator tanpa pemilu, Zelensky lebih baik bergerak cepat atau dia tidak akan punya negara yang tersisa,” tulis Trump di platform Truth Social dilansir AFP, Kamis (20/2/2025).

    (taa/taa)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • AS Deportasi Pria Perampok 1,5 Juta Dollar AS Buronan Moskow

    AS Deportasi Pria Perampok 1,5 Juta Dollar AS Buronan Moskow

    JAKARTA – Amerika Serikat mendeportasi seorang pria Rusia yang dicari Moskow atas tuduhan perampokan bersenjata.

    Dalam pernyataan yang dipublikasikan di Telegram, jaksa agung Rusia mengatakan Dmitry Koshelev dideportasi dari AS dan akan tiba di Moskow, Rusia, melalui Kairo.

    Dilansir Reuters, Kamis, 27 Februari, Koshelev merupakan bagian dari kelompok yang mencuri $1,5 juta di bawah todongan senjata dari seorang kurir di bandara Pulkovo St Petersburg pada tahun 2014, saat berpakaian seperti anggota pasukan khusus Rusia.

    Pelaku kemudian muncul di AS, di mana dia dihukum karena pelanggaran imigrasi dan dideportasi atas inisiatif Rusia.

    Langkah ini dilakukan di tengah menghangatnya hubungan antara AS dan Rusia, di mana para diplomatnya bertemu di Turki pada Kamis sebagai bagian dari dialog yang lebih luas yang bertujuan untuk memperbaiki hubungan dan mengakhiri perang di Ukraina.

    Mencairnya hubungan juga menyebabkan pertukaran tahanan awal bulan ini, dengan AS membebaskan taipan mata uang kripto Rusia dengan imbalan seorang guru sekolah AS yang telah dipenjara di Rusia karena tuduhan narkoba.

  • PM Inggris Keir Starmer Bertemu Trump di Gedung Putih, Bahas Ukraina

    PM Inggris Keir Starmer Bertemu Trump di Gedung Putih, Bahas Ukraina

    Jakarta

    Perdana Menteri Inggris Keir Starmer bertemu dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Pertemuan itu berlangsung di Ruang Oval di Gedung Putih di Washington, DC.

    Dilansir CNN, Kamis (28/2/2025), Trump menjamu Starmer di Gedung Putih untuk pembicaraan kritis tentang Ukraina pada Kamis (27/2) waktu setempat.

    Ketika awak media bertanya, “Presiden Trump, bisakah Anda menyelesaikan kesepakatan damai di Ukraina?” Trump pun merespons positif, “kami bisa, kami akan melakukannya”.

    Starmer telah melakukan perjalanan ke Amerika Serikat untuk membahas jaminan keamanan bagi Ukraina selama pertemuan penting. Ini adalah kunjungan pertamanya ke Washington, DC sejak pelantikan Trump.

    Kunjungan tersebut mencakup pertemuan bilateral antara kedua pemimpin, makan siang bilateral, dan konferensi pers yang diharapkan berlangsung pada pukul 2 siang waktu setempat.

    Dalam kesempatan itu, Starmer turut mengantarkan surat undangan dari Raja Charles untuk kunjungan kenegaraan. Trump pun menerima undangan tersebut.

    Penyerahan undangan kepada Trump merupakan salah satu tugas pertama Starmer, yang sedang mengunjungi Gedung Putih untuk berunding mengenai Ukraina.

    Saat membuka surat tersebut, Trump menganggap Charles sebagai “pria yang tampan dan luar biasa.”

    Undangan tersebut menggarisbawahi strategi Starmer dalam menarik perhatian presiden AS yang baru dan mempertahankan apa yang disebut “hubungan istimewa” antara Amerika dan Inggris.

    (taa/taa)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Analisis – di Bawah Trump, Amerika Punya Teman Baru: Rusia, Korea Utara, dan Belarus – Halaman all

    Analisis – di Bawah Trump, Amerika Punya Teman Baru: Rusia, Korea Utara, dan Belarus – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Langkah terbaru Presiden AS Donald Trump mungkin menunjukkan siapa saja sekutu barunya dalam masa jabatan keduanya, menurut analisis dari The New York Times.

    Dalam sebuah keputusan yang tak biasa, Trump meminta Amerika Serikat untuk memberikan suara menentang resolusi Majelis Umum PBB yang mengutuk invasi Rusia ke Ukraina pada peringatan tiga tahun perang tersebut.

    Beberapa negara yang berpihak kepada Rusia dalam hal ini antara lain Korea Utara, Belarus, dan Sudan.

    Sebaliknya, negara-negara seperti Inggris, Prancis, Jerman, Kanada, Italia, Jepang, dan mayoritas dunia, mendukung resolusi tersebut.

    Hanya sebulan setelah menjabat, Trump mulai menggeser posisi Amerika di panggung internasional.

    AS kini berada di kubu negara-negara yang dianggap terisolasi oleh dunia, dan menjauh dari negara-negara sahabat tradisionalnya sejak Perang Dunia II.

    Pegeseran hubungan dengan sekutu lama ini memiliki dampak besar bagi kebijakan luar negeri Amerika di masa depan. 

    Meski para pemimpin Eropa seperti dari Polandia, Prancis, dan Inggris berusaha mendekati Trump, mereka kini menghadapi kenyataan bahwa nilai-nilai Trump berbeda dengan mereka, atau bahwa prioritas AS kini tidak sejalan dengan kepentingan mereka.

    Jika Amerika Serikat terus merangkul negara-negara yang terisolasi secara internasional seperti Rusia, maka Eropa, Kanada, dan sekutu Asia seperti Jepang dan Korea Selatan mungkin terpaksa mencari aliansi baru.

    Sementara itu, kedekatan Trump dengan Rusia memberikan kesempatan bagi Moskow untuk keluar dari isolasi diplomatik yang berusaha dibangun oleh Barat sejak invasinya ke Ukraina.

    Susan E. Rice, mantan duta besar PBB di bawah Barack Obama, menuduh Trump terang-terangan menuruti kehendak Rusia.

    “Trump menyelaraskan Amerika dengan musuh-musuh kita dan melawan sekutu-sekutu perjanjian kita,” kata Rice.

    “Kita semua harus bertanya mengapa?”

    Langkah Amerika untuk menentang resolusi PBB pada hari Senin (24/2/2025) mengejutkan para pemimpin Eropa.

    AS, bersama China dan Rusia, memberikan suara mentang resolusi, sementara Inggris, Prancis, dan sebagian besar negara Eropa lainnya abstain.

    Bahkan di dalam Partai Republik, beberapa anggota terpaksa menyuarakan ketidakpuasan mereka secara terbuka.

    Senator John Curtis dari Utah mengungkapkan kekhawatirannya.

    “Saya sangat prihatin dengan hasil pemungutan suara di PBB hari ini yang menempatkan kita di pihak yang sama dengan Rusia dan Korea Utara,” katanya di media sosial.

    Penasihat Trump berargumen bahwa sang presiden sedang melakukan negosiasi rumit untuk mengakhiri perang.

    Mereka mengklaim bahwa pendekatan Trump, yang berbeda dari presiden sebelumnya, pasti akan menghasilkan kesepakatan yang lebih baik.

    “Presiden Trump tahu cara membuat kesepakatan lebih baik dari siapa pun yang pernah memimpin negara ini,” kata Karoline Leavitt, juru bicara Gedung Putih.

    Namun, Trump tampaknya lebih memilih untuk mendekati Putin, bahkan menyalahkan Ukraina atas perang tersebut, dan menyebut Presiden Zelensky sebagai “diktator tanpa pemilihan umum.”

    Sikap Trump yang lebih ramah terhadap otokrat seperti Putin dan Kim Jong Un semakin jelas ketika ia mengabaikan kritik terhadap Rusia.

    Sementara Trump dengan ramah menjamu Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, harapan Eropa untuk meyakinkan Trump tetap rendah.

    Pada akhirnya, Trump terlihat lebih tertarik pada aliansi dengan Rusia dan Korea Utara, daripada mempertahankan hubungan dengan sekutu tradisional Amerika.

    (Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

  • Ukraina Sepakati Perjanjian Tambang Mineral dengan AS, Zelensky Untung atau Buntung? – Halaman all

    Ukraina Sepakati Perjanjian Tambang Mineral dengan AS, Zelensky Untung atau Buntung? – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensku mengumumkan telah mencapai kesepakatan terkait tambang mineral tanah jarang dengan Amerika Serikat, Rabu (26/2/2025).

    Dikutip dari VOA, AS dan Ukraina mencapai kesepakatan kerangka kerja untuk dana bersama guna menginvestasikan kembali pendapatan dari sumber daya alam Ukraina, menurut pejabat yang mengetahui negosiasi tersebut.

    Akankah kesepakatan mineral AS-Ukraina ini menguntungkan Zelensky atau malah sebaliknya?

    Kesepakatan Apa Ini?

    Pada 16 Oktober 2024, Presiden Zelensky memaparkan rencana kemenangan Ukraina.

    Salah satu bagiannya adalah perlindungan bersama atas sumber daya mineral dan investasi dalam mineral langka dengan mitra asing.

    Sumber dari tim Presiden mengatakan kepada Sospilny bahwa rencana ini dibuat untuk menarik minat Donald Trump jika dia memenangkan pemilu, Suspilne melaporkan.

    Pada Februari ini, Presiden Donald Trump pertama kali mengungkapkan kalau Amerika tertarik untuk mengeruk mineral dari Ukraina sebagai imbalan atas bantuan yang diberikan.

    Awalnya, yang dibicarakan adalah mineral langka, namun kemudian juga mencakup minyak, gas, dan mineral lainnya.

    Trump menyatakan bahwa Amerika Serikat sudah memberikan bantuan miliaran dolar ke Ukraina dan ingin mendapatkan kembali uang tersebut.

    Menurut Trump, nilai bantuan itu sekitar $350 miliar (meskipun Pentagon membantah angka ini) dan ia ingin mengakses mineral Ukraina yang nilainya sekitar $500 miliar.

    Pada 11 Februari, Washington melaporkan bahwa Kyiv “pada dasarnya telah menyetujui” kesepakatan tersebut.

    Perjanjian itu dibawa ke Kyiv oleh Menteri Keuangan AS, Scott Bessant.

    Namun, Zelensky menolak untuk menandatanganinya, karena perjanjian itu dinilai tidak menguntungkan Ukraina secara ekonomi, dan juga tidak menyebutkan jaminan keamanan dari AS.

    Dalam waktu seminggu, AS menyerahkan draf perjanjian yang sudah “diperbaiki” kepada Kyiv.

    Meskipun tidak ada jaminan keamanan, perjanjian ini mencakup dana yang diusulkan senilai $500 miliar.

    Amerika Serikat akan memiliki 100 persen saham dana tersebut.

    Ukraina akan mendapat dua pertiga dari pendapatan yang dihasilkan, dengan AS menerima sisanya yang dihitung berdasarkan bantuan yang telah diberikan sebelumnya.

    Ukraina pun tidak menyetujui draf tersebut dan mengirimkan versi mereka sendiri ke AS.

    Pada Rabu (26/2/2025), Zelensky mengumumkan kedua negara akhirnya menyetujui perjanjian tersebut.

    Pada malam yang sama, Kabinet Menteri Ukraina menyetujui pembentukan dana investasi yang akan menerima uang dari hasil produksi mineral.

    Perjanjian ini perlu disetujui oleh Verkhovna Rada (parlemen Ukraina) untuk disahkan.

    Isi Kesepakatan

    Perjanjian ini adalah perjanjian kerangka kerja yang memiliki 11 poin, namun tidak mencantumkan angka atau komitmen tertentu.

    Salah satu poin utama adalah penghapusan angka $500 miliar dalam dana, dan klausul yang menyebutkan bahwa dana tersebut sepenuhnya dimiliki oleh Amerika Serikat juga dihapus.

    Ukraina dan AS akan bersama-sama mengelola dana tersebut, jelas Perdana Menteri Ukraina, Denys Shmyhal.

    Ukraina akan menyumbangkan 50 persen dari pendapatan ekstraksi sumber daya alam seperti logam, minyak, gas, dan mineral lainnya ke dana ini.

    AS akan memiliki “bagian maksimum yang diizinkan oleh hukum Amerika Serikat.”

    Uang yang dihasilkan dari dana tersebut akan diinvestasikan kembali ke ekonomi Ukraina setiap tahun.

    Dana ini hanya mencakup produksi berdasarkan lisensi baru, dan tidak akan menyentuh deposit atau fasilitas yang sudah ada.

    Selain itu, baik Ukraina maupun AS dapat menarik dividen dari dana tersebut, meskipun rincian tentang ini belum disepakati dalam perjanjian terpisah.

    Ketentuan lain dalam perjanjian ini menyatakan bahwa kedua negara tidak bisa menjual saham mereka dalam dana tanpa persetujuan satu sama lain, dan AS akan mendukung “komitmen keuangan jangka panjang untuk pembangunan Ukraina.”

    Salah satu aspek penting bagi Ukraina adalah jaminan keamanan.

    Meskipun tidak disebutkan secara langsung dalam perjanjian, ada klausul yang menyatakan bahwa AS dan Ukraina akan berusaha untuk melindungi investasi bersama.

    Menurut Forbes, nilai total semua mineral di Ukraina diperkirakan mencapai $15 triliun, dengan sebagian besar berada di wilayah Donetsk, Dnipropetrovsk, dan Luhansk, yang kaya akan batu bara, garam, dan bijih.

    Secara khusus, Ukraina memiliki sekitar 1 persen dari cadangan nikel dan kobalt dunia, serta sekitar 1 persen dari cadangan titanium dunia.

    Ukraina juga memiliki produksi logam langka, dan sebelum invasi besar-besaran, menyumbang 6-7 persen dari produksi global logam langka.

    Perusahaan ekstraksi mineral di Ukraina mengharuskan investasi besar, dengan biaya eksplorasi geologi mencapai $3 hingga $10 juta.

    Penambangan skala kecil dapat menghabiskan biaya sekitar $50 juta, sementara penambangan skala besar bisa melebihi $500 juta.

    Menurut ahli, investasi AS dapat membantu dalam ekstraksi mineral tersebut dan pengembangan deposit baru.

    Meningkatnya permintaan global untuk bahan penting menjadikan Ukraina tempat yang menarik untuk investasi.

    Selain itu, investasi ini juga akan mendukung pengembangan industri minyak, gas, metalurgi, dan konstruksi di Ukraina.
    Namun, semua ini merupakan investasi jangka panjang.

    Dibutuhkan lebih dari lima tahun untuk mencapai kapasitas produksi penuh, dan sekitar dua kali lipat waktu untuk mengembalikan uang yang diinvestasikan.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)