Negara: Amerika Serikat

  • Katy Perry Akan ke Luar Angkasa, Pertama Kalinya Semua Kru Perempuan

    Katy Perry Akan ke Luar Angkasa, Pertama Kalinya Semua Kru Perempuan

    Jakarta

    Penyanyi pop Katy Perry siap meluncur ke luar angkasa musim semi tahun ini, sebagai bagian dari kru perempuan bersejarah di roket New Shepard milik Blue Origin.

    Pelantun ‘Firework’ dan ‘ET’ ini akan bergabung dengan mantan ilmuwan roket NASA Aisha Bowe, ilmuwan penelitian bioastronautika Amanda Nguyen, pembawa acara CBS Mornings Gayle King, produser film Kerianne Flynn, dan jurnalis serta mitra sekaligus pacar pendiri Blue Origin Lauren SΓ‘nchez yang memimpin misi tersebut.

    “Katy merasa terhormat menjadi bagian dari kru perempuan pertama Blue Origin dan berharap perjalanannya akan mendorong putrinya dan orang lain untuk meraih bintang, secara harfiah dan kiasan,” kata Blue Origin dalam sebuah pernyataan, dikutip dari IFL Science.

    Misi ini akan menjadi misi luar angkasa pertama yang seluruh awaknya perempuan sejak penerbangan luar angkasa solo kosmonaut Valentina Tereshkova, yang menjadikannya perempuan pertama di luar angkasa pada 1963.

    Menurut Blue Origin, SΓ‘nchez berharap misi ini akan menginspirasi generasi penjelajah berikutnya. “Dia merasa terhormat untuk memimpin tim penjelajah dalam misi yang akan menantang perspektif mereka tentang Bumi, memberdayakan mereka untuk berbagi cerita mereka sendiri, dan menciptakan dampak abadi yang akan menginspirasi generasi mendatang,” demikian pernyataan Blue Origin.

    Tim yang beranggotakan enam orang perempuan ini akan menjadi bagian dari misi NS-31, penerbangan ke-31 New Shepard dan yang ke-11 dengan manusia di dalamnya. Roket tersebut, yang namanya terinspirasi dari Alan Shepard, orang Amerika pertama di luar angkasa, telah meluncurkan turis dan selebritas kaya ke luar angkasa sejak 2021.

    Hingga saat ini, program tersebut telah menerbangkan 52 orang di atas garis KΓ‘rmΓ‘n, batas ruang angkasa yang diakui secara internasional, 100 kilometer di atas permukaan laut. Biasanya, penerbangan ini hanya berlangsung selama 10 atau 11 menit, yang memungkinkan penumpang merasakan beberapa menit gravitasi mikro.

    Misi sebelumnya melibatkan Bezos sendiri, yang terbang pada misi berawak perdana Blue Origin pada 2021, bersama aktor Star Trek William Shatner, dan astronaut kulit hitam pertama NASA, Ed Dwight.

    Saat ini, belum ada tanggal pasti untuk peluncuran terbaru ini, tetapi Blue Origin telah mengatakan peluncurannya akan berlangsung pada musim semi.

    (rns/rns)

  • Zelensky Diterima PM Inggris Usai Cekcok dengan Trump

    Zelensky Diterima PM Inggris Usai Cekcok dengan Trump

    Jakarta

    Perdana Menteri (PM) Inggris Keir Starmer memberi Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sambutan hangat di kantornya di Downing Street. Pertemuan sehari setelah pemimpin Ukraina itu cekcok dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

    Dilansir AFP, Minggu (2/3/2025), para pendukung bersorak saat konvoi Zelensky memasuki Downing Street, di mana ia dipeluk oleh Starmer dan berpose untuk difoto sebelum menuju ke dalam rumah pemimpin Inggris itu.

    “Anda sangat, sangat diterima di sini di Downing Street,” kata Starmer kepada Zelensky.

    “Dan seperti yang Anda dengar dari sorak sorai di luar, Anda mendapat dukungan penuh di seluruh Inggris Raya, dan kami mendukung Anda dengan Ukraina selama mungkin.”

    Starmer mengatakan kedua pemimpin ingin mencapai “perdamaian abadi bagi Ukraina, berdasarkan kedaulatan dan keamanan bagi Ukraina–sangat penting bagi Eropa dan sangat penting bagi Inggris Raya”.

    Zelensky menanggapi bahwa ia telah melihat ratusan pendukung berkumpul di luar Downing Street.

    “Saya sangat senang bahwa Yang Mulia Raja menerima pertemuan saya besok dan kami di Ukraina sangat senang karena kami memiliki mitra yang strategis,” katanya.

    “Kami mengandalkan dukungan Anda.”

    (rfs/rfs)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Duduk Perkara Adu Mulut Trump-Zelensky

    Duduk Perkara Adu Mulut Trump-Zelensky

    Washington DC

    Debat panas antara dua pemimpin negara terjadi di momen tidak terduga. Dua orang yang berdebat adalah Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Begini duduk perkaranya.

    Dilansir AFP, Sabtu (1/3), ‘ring tinju’ Trump versus Zelensky ada di Ruang Oval, Gedung Putih. Trump memang sedang menjadi sahibulbait lawatan Zelensky.

    Hebohnya lagi, adu mulut ini terjadi saat kamera media massa sedang menyala. Seluruh dunia heboh oleh adu mulut Trump-Zelensky. Adapun Zelensky sendiri adalah pemimpin negara yang sedang dizalimi Rusia. Ukraina sedang diinvasi oleh negaranya Vladimir Putin.

    Trump adalah Presiden AS yang belum lama menggantikan Joe Biden. Biden dulu lebih pro ke Zelensky dan cenderung bersedia membantu Zelensky. Namun Trump berbeda. Politikus dari Partai Republik itu cenderung mengutamakan kepentingan dalam negeri dan emoh berboros-boros untuk mengurusi konflik luar negeri. Trump juga punya hubungan yang ‘agak lumayan’ dengan Putin, seteru Zelensky.

    Kira-kira begitulah duduk perkaranya. Ada perubahan sikap politik di AS setelah Trump menjadi Presiden lagi. Perubahan itu, meski tidak sampai menjadi terang-terangan pro-Putin dan anti-Zelensky, tapi setidaknya Trump punya sikap lebih bersahabat dengan Putin ketimbang Biden. Toh Trump juga masih mau menerima Zelensky di Gedung Putih.

    ADVERTISEMENT

    `;
    var mgScript = document.createElement(“script”);
    mgScript.innerHTML = `(function(w,q){w[q]=w[q]||[];w[q].push([“_mgc.load”])})(window,”_mgq”);`;
    adSlot.appendChild(mgScript);
    },
    function loadCreativeA() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    adSlot.innerHTML = “;

    console.log(“πŸ” Checking googletag:”, typeof googletag !== “undefined” ? “βœ… Defined” : “❌ Undefined”);

    if (typeof googletag !== “undefined” && googletag.apiReady) {
    console.log(“βœ… Googletag ready. Displaying ad…”);
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    } else {
    console.log(“⚠️ Googletag not loaded. Loading GPT script…”);
    var gptScript = document.createElement(“script”);
    gptScript.src = “https://securepubads.g.doubleclick.net/tag/js/gpt.js”;
    gptScript.async = true;
    gptScript.onload = function () {
    console.log(“βœ… GPT script loaded!”);
    window.googletag = window.googletag || { cmd: [] };
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.defineSlot(‘/4905536/detik_desktop/news/static_detail’, [[400, 250], [1, 1], [300, 250]], ‘div-gpt-ad-1708418866690-0’).addService(googletag.pubads());
    googletag.enableServices();
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    };
    document.body.appendChild(gptScript);
    }
    }
    ];

    var currentAdIndex = 0;
    var refreshInterval = null;
    var visibilityStartTime = null;
    var viewTimeThreshold = 30000;

    function refreshAd() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) return;

    currentAdIndex = (currentAdIndex + 1) % ads.length;
    adSlot.innerHTML = “”; // Clear previous ad content
    ads[currentAdIndex](); // Load the appropriate ad

    console.log(“πŸ”„ Ad refreshed:”, currentAdIndex === 0 ? “Creative B” : “Creative A”);
    }

    var observer = new IntersectionObserver(function(entries) {
    entries.forEach(function(entry) {
    if (entry.isIntersecting) {
    if (!visibilityStartTime) {
    visibilityStartTime = new Date().getTime();
    console.log(“πŸ‘€ Iklan mulai terlihat, menunggu 30 detik…”);

    setTimeout(function () {
    if (visibilityStartTime && (new Date().getTime() – visibilityStartTime >= viewTimeThreshold)) {
    console.log(“βœ… Iklan terlihat 30 detik! Memulai refresh…”);
    refreshAd();
    if (!refreshInterval) {
    refreshInterval = setInterval(refreshAd, 30000);
    }
    }
    }, viewTimeThreshold);
    }
    } else {
    console.log(“❌ Iklan keluar dari layar, reset timer.”);
    visibilityStartTime = null;
    if (refreshInterval) {
    clearInterval(refreshInterval);
    refreshInterval = null;
    }
    }
    });
    }, { threshold: 0.5 });

    document.addEventListener(“DOMContentLoaded”, function() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (adSlot) {
    ads[currentAdIndex](); // Load the first ad
    observer.observe(adSlot);
    }
    });

    Dilansir BBC, pertemuan panas antara Trump dan Zelensky terjadi pada Jumat (28/02), semula baik-baik saja dan sopan seperti biasa. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky disambut oleh Presiden AS Donald Trump di pintu Sayap Barat dengan barisan kehormatan.

    Zelensky memberikan Trump sabuk juara petinju Ukraina, Oleksandr Usyk. Trump lalu memuji pakaian Zelensky. Namun beberapa menit kemudian, terjadi peristiwa yang sungguh belum pernah terjadi sebelumnya.

    Halaman selanjutnya, adu mulut!:

    Adu Mulut!

    Zelensky dan Trump. (AFP/SAUL LOEB)

    BBC melaporkan bahwa tiba-tiba saja nada bicara yang ramah berubah menjadi suara-suara meninggi, mata melotot, dan lontaran cercaan. Semua itu terjadi di depan kamera TV dunia. Wartawan sebenarnya juga kaget menyaksikan peristiwa itu.

    Presiden dan wakil presiden AS mencaci maki Zelensky, menuduhnya tidak tahu berterima kasih atas dukungan AS kepada Ukraina.

    Ketegangan meningkat ketika Wakil Presiden AS, JD Vance, memberi tahu Zelensky bahwa perang harus diakhiri melalui diplomasi.

    “Diplomasi macam apa?” tanya Zelensky.

    Vance kemudian berujar kepada bahwa Zelensky “kurang ajar” datang ke Ruang Oval dan menyampaikan pendapatnya di depan media Amerika.

    “Anda sudah cukup bicara. Anda tidak akan menang,” kata Trump kepada Zelensky. “Anda harus bersyukur. Anda tidak punya kartu.”

    “Saya tidak bermain kartu,” jawab Zelensky. “Saya sangat serius, Tuan Presiden. Saya presiden dalam keadaan perang.”

    “Anda bertaruh dengan Perang Dunia Ketiga,” jawab Trump. “Dan apa yang Anda lakukan sangat tidak menghormati negara, negara ini, yang telah mendukung Anda jauh lebih banyak daripada yang seharusnya.”

    JD Vance membalas: “Apakah Anda pernah mengucapkan ‘terima kasih’ selama pertemuan ini? Tidak.”

    Zelensky tidak terima saat Trump menyatakan sedang membuat kesepakatan dengan Rusia. Zelensky merasa seperti didikte AS untuk melakukan keputusan politik berkaitan dengan konflik melawan Rusia. Zelensky tidak mau berkompromi dengan Putin yang disebutnya sebagai “pembunuh di wilayah kami” serta “orang Rusia gila”.

    Duta Besar Ukraina untuk AS menyaksikan rangkaian adegan itu sambil memegangi kepalanya sendiri. Sedianya, ada prosesi penandatanganan soal sumber daya mineral antara Trump dan Zelensky. Tapi Zelensky cabut duluan usai ribut dengan Trump. Penandatanganan mungkin bakal dilakukan lain kali.

    Zelensky, ketika diwawancarai wartawan usai ribut-ribut itu, sebenarnya berharap Trump lebih menunjukkan keberpihakannya yang jelas untuk Ukraina. Ukraina dan Amerika “harus berada pada pihak yang sama” dalam melawan Rusia.

    Trump merasa Zelensky belum siap untuk perdamaian, sedangkan Trump mengaku ingin Ukraina dan Rusia damai saja. Sebagai catatan, Ukraina adalah negara berdaulat yang telah kehilangan sebagian wilayahnya karena aneksasi alias dicaplok oleh Rusia.

    Jadi sebenarnya Trump ini mau membantu Zelensky atau lebih cinta ke Putin? Simak halaman selanjutnya untuk tahu opini dari politikus AS seteru Trump:

    Trump Dituding Memihak Putin

    Putin dan Trump di masa lalu. (BBC World)

    Para politisi Partai Demokrat menuduh Donald Trump dan Wakil Presiden JD Vance memihak Presiden Rusia Vladimir Putin, setelah mereka terlibat adu mulut dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam pertemuan di Gedung Putih.

    Pemimpin minoritas Senat AS, Chuck Schumer, dari Partai Demokrat, seperti dilansir AFP, Sabtu (1/3), menuduh Trump dan Vance melakukan “pekerjaan kotor” Putin setelah keduanya mencaci-maki Zelensky di depan banyak wartawan.

    “Trump dan Vance melakukan pekerjaan kotor Putin. Senat Demokrat tidak akan pernah berhenti memperjuangkan kebebasan dan demokrasi,” ucap Schumer dalam pernyataan via media sosial.

    Senator Maryland Chris Ven Holen dari Partai Demokrat dalam pernyataannya menyebut cekcok antara Trump dan Zelensky di Ruang Oval Gedung Putih “sungguh memalukan”.

    “Apa yang kita lihat di Ruang Oval hari ini sungguh memalukan. Trump dan Vance mencaci-maki Zelensky — dengan menunjukkan kebohongan dan informasi keliru yang akan membuat Putin tersipu — adalah hal yang memalukan bagi Amerika dan pengkhianatan terhadap sekutu-sekutu kita,” kecamnya.

    “Mereka membuka botol sampanye di Kremlin,” ucap Hollen, merujuk pada reaksi senang Rusia atas cekcok tersebut.

    Kecaman serupa disampaikan pemimpin minoritas DPR AS, Hakeem Jeffries, dari Partai Demokrat. “Presiden Trump dan pemerintahannya terus mempermalukan Amerika di panggung dunia,” sebutnya.

    “Pertemuan di Gedung Putih hari ini dengan Presiden Ukraina sangat mengerikan, dan hanya akan semakin menguatkan Vladimir Putin, seorang diktator brutal,” ucap Jeffries.

    Pujian dilontarkan para politisi Partai Republik kepada Trump yang terlibat cekcok dengan Zelensky. Partai Republik menilai Trump sudah benar jika menuduh Zelensky kurang berterima kasih terhadap dukungan AS selama perang berkecamuk melawan Rusia.

    “Terima kasih kepada Presiden Trump — hari-hari di mana Amerika dimanfaatkan dan tidak dihormati telah BERAKHIR… Apa yang kita saksikan di Ruang Oval hari ini adalah Presiden Amerika yang mengutamakan Amerika,” sebut Ketua DPR AS Mike Johnson dari Partai Republik.

    Halaman 2 dari 3

    (dnu/rfs)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Duduk Perkara Adu Mulut Trump-Zelensky

    Zelensky Ngaku Dukungan Trump Masih Penting Meski Adu Mulut

    Jakarta

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa negaranya masih membutuhkan dukungan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Meskipun Trump, mencaci-maki Zelensky dalam konfrontasi yang disiarkan televisi sehari sebelumnya.

    Dilansir AFP, Minggu (1/3/2025), Trump menuduh Zelensky tidak ‘berterima kasih’ atas bantuan militer AS, kemudian menulis bahwa Presiden Ukraina telah “tidak menghormati Amerika Serikat di Ruang Oval yang disayanginya.”

    “Sangat penting bagi kami untuk mendapatkan dukungan Presiden Trump. Dia ingin mengakhiri perang, tetapi tidak seorang pun menginginkan perdamaian lebih dari kami,” kata Zelensky dalam sebuah unggahan di media sosial X.

    Zelensky telah berencana untuk menandatangani kesepakatan pembagian mineral yang telah lama ditunggu-tunggu dengan Washington pada kunjungan tersebut, tetapi pejabat Trump memerintahkannya untuk pergi setelah konfrontasi tersebut, media AS melaporkan.

    “Kami siap untuk menandatangani perjanjian mineral, dan itu akan menjadi langkah pertama menuju jaminan keamanan,” kata Zelensky.

    Para pemimpin dan politisi Eropa bergegas membela Zelensky setelah pertikaian itu, dengan Presiden Ukraina itu mendarat untuk berunding di London sebelumnya.

    “Beberapa orang berharap saya mengkritik Zelensky. Namun tidak, tidak akan ada kritik, karena ini bukan yang dibutuhkan negara saat ini,” katanya.

    Namun ia menambahkan: “Kami benar-benar berharap Presiden Zelensky memiliki rencana B.”

    (rfs/rfs)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • 2 Bus Tabrakan di Bolivia Tewaskan 37 Orang, Puluhan Lainnya Terluka

    2 Bus Tabrakan di Bolivia Tewaskan 37 Orang, Puluhan Lainnya Terluka

    Jakarta

    Dua bus penumpang bertabrakan di jalan raya di Bolivia selatan. Kecelakaan maut itu menewaskan sedikitnya 37 orang, termasuk 2 anak-anak, dan sekitar 30 orang terluka.

    “Sejauh ini kami telah mengonfirmasi 37 kematian,” kata Kolonel Wilson Flores dilansir AFP, Sabtu (1/3/2025).

    Kecelakaan maut itu yang paling serius di negara itu tahun ini, terjadi di jalan dua arah yang sempit pada dini hari.

    Salah satu bus sedang menuju kota Oruro, tempat berlangsungnya Karnaval Oruro akhir pekan ini, salah satu festival terbesar di Amerika Latin yang menarik puluhan ribu orang.

    Jalan pegunungan Bolivia yang berkelok-kelok terkenal mematikan.

    ADVERTISEMENT

    `;
    var mgScript = document.createElement(“script”);
    mgScript.innerHTML = `(function(w,q){w[q]=w[q]||[];w[q].push([“_mgc.load”])})(window,”_mgq”);`;
    adSlot.appendChild(mgScript);
    },
    function loadCreativeA() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    adSlot.innerHTML = “;

    console.log(“πŸ” Checking googletag:”, typeof googletag !== “undefined” ? “βœ… Defined” : “❌ Undefined”);

    if (typeof googletag !== “undefined” && googletag.apiReady) {
    console.log(“βœ… Googletag ready. Displaying ad…”);
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    } else {
    console.log(“⚠️ Googletag not loaded. Loading GPT script…”);
    var gptScript = document.createElement(“script”);
    gptScript.src = “https://securepubads.g.doubleclick.net/tag/js/gpt.js”;
    gptScript.async = true;
    gptScript.onload = function () {
    console.log(“βœ… GPT script loaded!”);
    window.googletag = window.googletag || { cmd: [] };
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.defineSlot(‘/4905536/detik_desktop/news/static_detail’, [[400, 250], [1, 1], [300, 250]], ‘div-gpt-ad-1708418866690-0’).addService(googletag.pubads());
    googletag.enableServices();
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    };
    document.body.appendChild(gptScript);
    }
    }
    ];

    var currentAdIndex = 0;
    var refreshInterval = null;
    var visibilityStartTime = null;
    var viewTimeThreshold = 30000;

    function refreshAd() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) return;

    currentAdIndex = (currentAdIndex + 1) % ads.length;
    adSlot.innerHTML = “”; // Clear previous ad content
    ads[currentAdIndex](); // Load the appropriate ad

    console.log(“πŸ”„ Ad refreshed:”, currentAdIndex === 0 ? “Creative B” : “Creative A”);
    }

    var observer = new IntersectionObserver(function(entries) {
    entries.forEach(function(entry) {
    if (entry.isIntersecting) {
    if (!visibilityStartTime) {
    visibilityStartTime = new Date().getTime();
    console.log(“πŸ‘€ Iklan mulai terlihat, menunggu 30 detik…”);

    setTimeout(function () {
    if (visibilityStartTime && (new Date().getTime() – visibilityStartTime >= viewTimeThreshold)) {
    console.log(“βœ… Iklan terlihat 30 detik! Memulai refresh…”);
    refreshAd();
    if (!refreshInterval) {
    refreshInterval = setInterval(refreshAd, 30000);
    }
    }
    }, viewTimeThreshold);
    }
    } else {
    console.log(“❌ Iklan keluar dari layar, reset timer.”);
    visibilityStartTime = null;
    if (refreshInterval) {
    clearInterval(refreshInterval);
    refreshInterval = null;
    }
    }
    });
    }, { threshold: 0.5 });

    document.addEventListener(“DOMContentLoaded”, function() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (adSlot) {
    ads[currentAdIndex](); // Load the first ad
    observer.observe(adSlot);
    }
    });

    Kecelakaan lalu lintas menewaskan rata-rata 1.400 orang setiap tahun di negara berpenduduk sekitar 12 juta jiwa itu, menurut data pemerintah.

  • Rusia Sindir Lawatan Zelensky ke AS Gagal Total Buntut Cekcok dengan Trump

    Rusia Sindir Lawatan Zelensky ke AS Gagal Total Buntut Cekcok dengan Trump

    Jakarta

    Rusia mengatakan bahwa kunjungan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky ke Amerika Serikat (AS) merupakan kegagalan. Alasannya karena cekcok dengan Presiden AS Donald Trump yang disiarkan di televisi.

    Dilansir AFP, Sabtu (1/3/2025), Zelensky berencana untuk menandatangani kesepakatan mineral dengan AS selama kunjungan tersebut, tetapi berakhir dengan bencana ketika Trump dan Wapres JD Vance menuduh pemimpin Ukraina itu ‘tidak sopan’ dan menegurnya di depan media AS dan internasional.

    Kyiv berharap perjanjian itu akan membuka jalan bagi jaminan keamanan dari Washington, karena negara itu memerangi serangan skala penuh yang dilancarkan Rusia pada tahun 2022.

    “Kunjungan kepala rezim neo-Nazi, V. Zelensky, ke Washington pada tanggal 28 Februari merupakan kegagalan politik dan diplomatik total dari rezim Kyiv,” kata juru bicara kementerian luar negeri Rusia Maria Zakharova dalam sebuah pernyataan.

    Moskow sering menuduh Ukraina menyembunyikan ‘neo-Nazisme’ dan menggunakannya sebagai dalih untuk memulai serangannya ke Ukraina, tuduhan yang oleh para pemimpin Barat dan Kyiv disebut salah dan tidak masuk akal.

    “Dengan perilakunya yang sangat kasar selama tinggal di Washington, Zelensky menegaskan bahwa dia adalah ancaman paling berbahaya bagi masyarakat dunia sebagai seorang penghasut perang yang tidak bertanggung jawab,” kata Zakharova.

    Moskow telah menguasai medan perang selama lebih dari setahun, memanfaatkan keunggulan mereka untuk melawan tentara Ukraina yang kewalahan dan kalah persenjataan.

    (rfs/rfs)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Usai Panas Cekcok dengan Trump, Zelensky Langsung Ucap Ini

    Usai Panas Cekcok dengan Trump, Zelensky Langsung Ucap Ini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memberikan pernyataan usai debat panas dengan presiden Amerika Serikat Donald Trump.

    Dalam pernyataannya, Zelensky mengucapkan terima kasih atas dukungan AS kepada Ukraina. Ia juga mengatakan, dukungan AS sangat besar dalam melawan Rusia.

    “Kami sangat berterima kasih kepada Amerika Serikat atas semua dukungannya. Saya berterima kasih kepada Presiden Trump, Kongres atas dukungan mereka, dan rakyat Amerika,” ungkap Zelinsky, dikutip dari The Guardian, Sabtu (1/3/2025).

    “Bantuan Amerika sangat penting bagi kelangsungan hidup kami, dan saya ingin mengakui hal itu. Meskipun dialognya sulit, kami tetap menjadi mitra strategis. Namun, kita harus jujur dan terbuka satu sama lain agar benar-benar memahami tujuan bersama kita,” ujarnya.

    Zelinsky juga membahas mengenai keinginan damai Ukraina. Dengan tegas Zelinsky ingin perdamaian yang adil dan berkelanjutan.

    “Kami berbicara tentang perdamaian yang adil dan berkelanjutan-kebebasan, keadilan, dan hak asasi manusia bagi semua orang,” tegas Presiden Ukraina itu.

    Iya juga menyinggung Putin dan menuding bahwa perdamaian dengan Rusia tidak akan berhasil jika hanya Gencatan senjata.

    “Gencatan senjata tidak akan berhasil dengan Putin. Dia telah melanggar gencatan senjata sebanyak 25 kali dalam 10 tahun terakhir. Perdamaian sejati adalah satu-satunya solusi, ujar Zelinsky.

    Presiden yang juga mantan komedian itu mengatakan ingin mendapatkan dukungan besar dari AS.

    “Semua orang Ukraina ingin mendengar sikap tegas AS yang mendukung kami. Bisa dimengerti jika AS mencari dialog dengan Putin. Namun, AS selalu berbicara tentang “perdamaian melalui kekuatan.” Bersama-sama, kita bisa mengambil langkah tegas melawan Putin, ujar Zelinsky.

    Cekcok dengan Trump

    Sebelumnya Zelensky cekcok yang terjadi dengan Trump dalam pertemuan di Gedung Putih.

    Adu mulut Zelinsky dengan Trump dan Wakil Presiden AS JD Vance terjadi pada Jumat (28/2/2025). Mulanya Zelensky mempertanyakan condongnya Trump pada Rusia dan mempertanyakan “diplomasi” yang diserukan Vance dalam pertemuan itu, dengan menyinggung pelanggaran komitmen yang dilakukan oleh Rusia selama bertahun-tahun di panggung global.

    Trump kemudian menyebut Zelensky mempertaruhkan nyawa jutaan orang dan bertaruh dengan Perang Dunia III, serta menuduh Presiden Ukraina itu sangat tidak menghormati negara ini. Sedangkan Vance menuduh Zelensky tidak tahu berterima kasih.

    “Bapak Presiden, dengan segala hormat, saya rasa tidak sopan bagi Anda untuk datang ke Ruang Oval dan mencoba mengajukan gugatan di depan media Amerika. Saat ini, kalian berkeliling dan memaksa wajib militer ke garis depan karena kalian memiliki masalah sumber daya manusia. Anda seharusnya berterima kasih kepada presiden,” kata Vance dikutip dari Reuters.

    Trump yang dengan tegas berkata kepada Zelensky., “Anda tidak punya kartu sekarang. Anda harus membuat kesepakatan atau kita keluar. Jika kita keluar, Anda akan bertarung habis-habisan, dan saya rasa itu tidak akan berakhir baik.”

    Setelah cekcok presiden Ukraina itu keluar Gedung Putih dan meninggalkan Trump lebih awal dari jadwal.

    (dce)

  • Tegas! Pemerintah RI Sebut EUDR ‘Musuh Bersama’ Dunia

    Tegas! Pemerintah RI Sebut EUDR ‘Musuh Bersama’ Dunia

    Jakarta, CNBC Indonesia – Peraturan Uni Eropa terkait deforestasi atau yang disebut dengan European Union Deforestation Regulation (EUDR) mendapat perlawanan dari banyak pihak karena memiliki ketentuan yang bermasalah, termasuk Indonesia.

    Wakil Menteri Luar Negeri Arif Havas Oegroseno mengatakan ada tiga masalah yang ada di EUDR dan mendapat pertentangan dari dunia.

    Pertama adalah kewajiban pengusaha dan pemerintah untuk berbagai data di sektor perkebunan, yang belum ada kepastian standar hingga keamanan penggunaan datanya.

    “Data protection-nya itu aja nggak ada kejelasan dari EU,” kata Arif di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, dikutip Sabtu (1/3/2025).

    Regulasi bermasalah selanjutnya adalah terkait Benchmark Risiko Negara yang tak jelas dasarnya. “Dan kita nggak jelas yang di benchmark apa, apakah negara atau komoditas,” tegas Arif.

    Ketiga, Arif menegaskan bahwa sejumlah perusahaan di Eropa, seperti di Jerman, menentang EUDR, bahkan sampai menggugat keseluruhan peraturan yang dibuat Parlemen dan Dewan Eropa itu, khususnya terkait data sharing.

    “Jadi enggak cuma kita saja, Amerika Serikat bermasalah, Brazil bermasalah dengan EUDR, seluruh dunia bermasalah dengan EUDR, termasuk industri Jerman sendiri,” ungkap Arif.

    (dce)

  • Zelenskyy Yakin Hubungannya dengan Trump Bisa Diselamatkan, Meski Kesepakatan Material Batal

    Zelenskyy Yakin Hubungannya dengan Trump Bisa Diselamatkan, Meski Kesepakatan Material Batal

    PIKIRAN RAKYAT –Β Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy yakin hubungannya dengan Donald Trump dapat diselamatkan.

    Volodymyr Zelenskyy dan Presiden Amerika Serikat (AS) terlibat perdebatan sengit dan pembicaraan mereka berakhir kandas.

    “Ya, tentu saja, karena hubungan ini lebih dari sekadar hubungan dua presiden,” ucap Zelenskyy ketika wawancara dengan Fox News saat ditanya apakah menurutnya hubungan dengan presiden AS bisa diselamatkan.

    Debat Zelenskyy vs Trump

    Pembicaraan Zelenskyy dan Trump soal penyelesaian perdamaian di Ukraina berakhir kandas usai perdebatan sengit di Ruang Oval, Gedung Putih pada Jumat, 28 Februari 2025.

    Beberapa pejabat senior Trump sudah meminta delegasi Ukraina meninggalkan Gedung Putih dan membatalkan konferensi pers gabungan.

    Sebelumnya, Presiden Zelenskyy mengaku akan sulit bagi Ukraina menang dalam konflik dengan Rusia tanpa dukungan AS.

    “Ini akan sulit bagi kami. Itulah alasannya saya di sini,” ujar Presiden Ukraina.

    Kesepakatan Material Batal

    Reporter Fox News menuliskan di X bahwa penandatanganan kesepakatan material tanah jarang antara kedua negara dibatalkan.

    Trump menulis di Truth Social seusai terjadi perdebatan di Ruang Oval di Gedung Putih. Ia memutuskan bahwa Zelenskyy tak siap untuk perdamaian.

    Zelenskyy tak siap untuk perdamaian jika AS terlibat, karena Ia merasa keterlibatan memberinya keuntungan besar dalam perundingan.***

    Β 

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Ramai-ramai Pemimpin Dunia Dukung Zelensky yang Adu Mulut dengan Trump

    Ramai-ramai Pemimpin Dunia Dukung Zelensky yang Adu Mulut dengan Trump

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky terlibat adu mulut saat bertemu di Gedung Putih. Wakil Presiden AS JD Vance juga ikut terlibat dalam hal ini.

    Pada Jumat (28/2), Zelensky mempertanyakan condongnya Trump pada Rusia dan mempertanyakan “diplomasi” yang diserukan Vance dalam pertemuan itu, dengan menyinggung pelanggaran komitmen yang dilakukan Moskow selama bertahun-tahun di panggung global.

    Trump kemudian menyebut Zelensky “mempertaruhkan nyawa jutaan orang” dan “bertaruh dengan Perang Dunia III”, serta menuduh Presiden Ukraina itu “sangat tidak menghormati negara ini”. Sedangkan Vance menuduh Zelensky “tidak tahu berterima kasih”.

    Kejadian adu mulut ini mengejutkan pemimpin dunia. Pemimpin negara-negara Eropa kompak memberikan dukungan kepada Zelensky.

    Dilansir AFP, Sabtu (1/3/2025), ramai-ramai negara negara Eropa memberikan dukungan kepada Zelensky, kecuali Hungaria. Negara tersebut merupakan sekutu Rusia, yang melontarkan pujian untuk Trump.

    ADVERTISEMENT

    `;
    var mgScript = document.createElement(“script”);
    mgScript.innerHTML = `(function(w,q){w[q]=w[q]||[];w[q].push([“_mgc.load”])})(window,”_mgq”);`;
    adSlot.appendChild(mgScript);
    },
    function loadCreativeA() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    adSlot.innerHTML = “;

    console.log(“πŸ” Checking googletag:”, typeof googletag !== “undefined” ? “βœ… Defined” : “❌ Undefined”);

    if (typeof googletag !== “undefined” && googletag.apiReady) {
    console.log(“βœ… Googletag ready. Displaying ad…”);
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    } else {
    console.log(“⚠️ Googletag not loaded. Loading GPT script…”);
    var gptScript = document.createElement(“script”);
    gptScript.src = “https://securepubads.g.doubleclick.net/tag/js/gpt.js”;
    gptScript.async = true;
    gptScript.onload = function () {
    console.log(“βœ… GPT script loaded!”);
    window.googletag = window.googletag || { cmd: [] };
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.defineSlot(‘/4905536/detik_desktop/news/static_detail’, [[400, 250], [1, 1], [300, 250]], ‘div-gpt-ad-1708418866690-0’).addService(googletag.pubads());
    googletag.enableServices();
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    };
    document.body.appendChild(gptScript);
    }
    }
    ];

    var currentAdIndex = 0;
    var refreshInterval = null;
    var visibilityStartTime = null;
    var viewTimeThreshold = 30000;

    function refreshAd() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) return;

    currentAdIndex = (currentAdIndex + 1) % ads.length;
    adSlot.innerHTML = “”; // Clear previous ad content
    ads[currentAdIndex](); // Load the appropriate ad

    console.log(“πŸ”„ Ad refreshed:”, currentAdIndex === 0 ? “Creative B” : “Creative A”);
    }

    var observer = new IntersectionObserver(function(entries) {
    entries.forEach(function(entry) {
    if (entry.isIntersecting) {
    if (!visibilityStartTime) {
    visibilityStartTime = new Date().getTime();
    console.log(“πŸ‘€ Iklan mulai terlihat, menunggu 30 detik…”);

    setTimeout(function () {
    if (visibilityStartTime && (new Date().getTime() – visibilityStartTime >= viewTimeThreshold)) {
    console.log(“βœ… Iklan terlihat 30 detik! Memulai refresh…”);
    refreshAd();
    if (!refreshInterval) {
    refreshInterval = setInterval(refreshAd, 30000);
    }
    }
    }, viewTimeThreshold);
    }
    } else {
    console.log(“❌ Iklan keluar dari layar, reset timer.”);
    visibilityStartTime = null;
    if (refreshInterval) {
    clearInterval(refreshInterval);
    refreshInterval = null;
    }
    }
    });
    }, { threshold: 0.5 });

    document.addEventListener(“DOMContentLoaded”, function() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (adSlot) {
    ads[currentAdIndex](); // Load the first ad
    observer.observe(adSlot);
    }
    });

    Sementara Rusia tampak senang dengan cekcok yang terjadi.

    Simak berita di halaman selanjutnya.

    Tanggapan Negara-negara Eropa

    Berikut ini tanggapan yang diberikan pemimpin berbagai negara terhadap cekcok antara Trump dan Zelensky:

    Uni Eropa

    Tokoh pemimpin Uni Eropa Ursula von der Leyen dan Antonio Costa memastikan Zelensky “tidak pernah sendirian” usai cekcok dengan Trump terjadi.

    “Jadilah kuat, berani, jangan takut. Kami akan terus bekerja sama dengan Anda demi perdamaian yang adil dan abadi,” demikian pernyataan bersama dari Ketua Komisi dan Ketua Dewan Eropa tersebut.

    Prancis

    Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebut Rusia-lah yang menjadi “agresor” dalam perang Ukraina. Dia menegaskan Paris akan terus membantu Kyiv dalam perang melawan Rusia.

    “Ada agresor yaitu Rusia. Ada masyarakat yang menjadi target agresi yaitu Ukraina. Kita semua benar dengan membantu Ukraina dan memberikan sanksi kepada Rusia tiga tahun lalu dan terus melakukan hal yang sama,” ucap Macron kepada wartawan.

    “Jika ada yang bermain-main dalam Perang Dunia III, itu adalah Vladimir Putin,” sebut Macron merujuk pada tuduhan yang dilontarkan Trump kepada Zelensky saat cekcok.

    Jerman

    Calon Kanselir terbaru Jerman, Friedrich Merz, memastikan dukungan negara untuk Zelensky dalam komentar yang disampaikan usai cekcok terjadi di Gedung Putih.

    “Kita tidak seharusnya bingung antara agresor dan korban dalam perang yang mengerikan ini,” ujarnya dalam pernyataan via media sosial X.

    Dukungan untuk Zelensky juga disampaikan Kanselir Jerman Olaf Scholz dan Menteri Luar Negeri Annalena Baerbock, yang mengatakan bahwa “perjuangan Kyiv untuk perdamaian dan keamanan adalah milik kita”.

    Inggris

    Perdana Menteri (PM) Inggris Keir Starmer menyatakan dirinya berdiri bersama pemimpin Eropa lainnya dalam mendukung Ukraina. Kantor PM Inggris menyebut Starmer “melakukan semua hal yang dia bisa untuk menemukan jalan menuju perdamaian abadi berdasarkan kedaulatan dan keamanan Ukraina”.

    Italia

    PM Italia Giorgia Meloni menyerukan AS, Eropa dan sekutu-sekutunya untuk berkumpul membahas perang Ukraina “tanpa penundaan”.

    “Perlu diadakan pertemuan puncak tanpa penundaan… untuk membicarakan secara jujur mengenai bagaimana kita berniat mengatasi tantangan-tantangan besar saat ini, dimulai dari Ukraina, yang bersama-sama telah kita bela dalam beberapa tahun terakhir,” cetusnya.

    Belanda

    PM Belanda Dick Schoof menegaskan dukungan untuk Ukraina usai Zelensky cekcok dengan Trump di Gedung Putih.

    “Dukungan Belanda terhadap Ukraina masih belum berkuang. Apalagi saat ini. Kami menginginkan perdamaian abadi dan diakhirinya perang agresi yang telah dimulai oleh Rusia,” tegasnya.

    Polandia

    Polandia yang merupakan sekutu setia Ukraina, menegaskan dukungan untuk rakyat Ukraina usai cekcok di Gedung Putih.

    “Teman-teman Ukraina yang terkasih, Anda tidak sendirian,” tegas PM Polandia Donald Trusk dalam pernyataan via media sosial X yang ditujukan kepada Zelensky.

    Spanyol

    PM Spanyol Pedro Sanchez mengatakan negaranya akan mendukung Ukraina usai cekcok terjadi antara Zelensky dan Trump.

    “Ukraina, Spanyol mendukung Anda,” tulis Sanchez dalam pernyataan via media sosial X.

    Hungaria

    PM Hungaria Viktor Orban, yang merupakan mitra terdekat Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin, justru berterima kasih kepada sang Presiden AS karena “secara berani memperjuangkan perdamaian”.

    “Orang kuat membuat perdamaian, orang lemah membuat perang,” tulisnya via X.

    Australia

    PM Australia Anthony Albanese mengatakan negaranya akan “terus mendukung Ukraina” selama mungkin yang diperlukan.

    “Kami akan terus mendukung Ukraina selama diperlukan karena ini adalah perjuangan negara demokratis melawan rezim otoriter yang dipimpin oleh Vladimir Putin, yang jelas-jelas memiliki rancangan imperialistik tidak hanya terhadap Ukraina, tapi juga terhadap seluruh kawasan,” ucap Albanese kepada wartawan.

    Kanada

    PM Kanada Justin Trudeau menegaskan negaranya akan mendukung Ukraina. Dia menyebut perjuangan Ukraina melawan Rusia sebagai pertahanan untuk demokrasi yang “penting bagi kita semua”.

    “Kanada akan terus mendukung Ukraina,” tegasnya.