Negara: Amerika Serikat

  • IHSG Anjlok Lagi, Saham-saham Ini Justru Naik

    IHSG Anjlok Lagi, Saham-saham Ini Justru Naik

    Jakarta, Beritasatu.com – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Selasa (4/3/2025), jatuh 139,2 poin (2,14%) ke level 6.380,4. Pada saat IHSG jatuh, lima saham justru bersinar terang.

    Sebanyak 110 saham yang diperdagangkan menguat, sebanyak 473 saham turun, dan sebanyak 210 saham stagnan. Total nilai transaksi di bursa hari ini mencapai Rp 13,22 triliun. Volume perdagangan sebanyak 20,62 miliar saham dari 1,1 juta kali transaksi.

    Seluruh sektor saham melemah pada penutupan perdagangan hari ini. Penurunan terdalam terjadi pada sektor barang baku sebesar 5,1%, diikuti sektor energi turun 5%, barang konsumsi nonprimer turun 3,7%, properti turun 2,6%, dan teknologi turun 2,3%.

    Pada saat IHSG hari ini anjlok, lima saham justru bersinar dan masuk daftar top gainers. Saham-saham tersebut yaitu PT Pradiksi Gunatama Tbk (PGUN) yang melonjak hingga 24,8% menjadi Rp 780, PT Perdana Bangun Pusaka Tbk (KONI) naik sebesar 24,6% menjadi Rp 1.515.

    Selanjutnya, PT Andalan Sakti Primaindo Tbk (ASPI) melonjak 21,8% menjadi Rp 145, PT Geoprima Solusi Tbk (GPSO) naik 11,8% menjadi Rp 472, dan PT Estee Gold Feet Tbk (EURO) melonjak 9,4% menjadi Rp 174.

    Menurut Pilarmas Investindo Sekuritas, IHSG dan juga indeks saham Asia yang hari ini melemah terjadi akibat aksi tekanan jual karena dipicu oleh pupusnya harapan pasar akan kesepakatan tarif impor Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

  • Perang Dagang Trump Menggila, Pebisnis Frustrasi-Kepercayaan Rusak

    Perang Dagang Trump Menggila, Pebisnis Frustrasi-Kepercayaan Rusak

    Jakarta, CNBC Indonesia – Langkah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang akhirnya menerapkan tarif sebesar 25% pada dua mitra dagang terbesar negara itu, Kanada dan Meksiko, serta tambahan 10% pada China membuat pebisnis dihantui oleh ketidakpastian. Mereka mulai mengambil sejumlah langkah untuk memitigasi tarif ini.

    Mengutip Reuters, Selasa (4/3/2025), tarif Trump berlaku hari ini. Presiden Partai Republik itu berdalih bahwa tarif ini dijatuhkan karena Meksiko dan Kanada tidak mampu menangani arus imigran dan fentanyl ke AS. Di sisi lain, tarif pada China pun dialamatkan untuk menstabilkan defisit perdagangan ke negara itu.

    Pungutan tambahan ini pun telah mendominasi diskusi perusahaan-perusahaan Amerika tahun ini. Sejak awal 2025, lebih dari 750 perusahaan raksasa AS telah membahas topik tersebut baik di acara investor atau pada konferensi pendapatan.

    Dalam beberapa pekan terakhir, beberapa perusahaan pun berlomba-lomba untuk memesan barang terlebih dahulu. Namun para eksekutif hingga saat ini telah mengambil pendekatan menunggu dan melihat pada investasi serta pengeluaran, karena Trump telah mengubah rencananya untuk tarif beberapa kali sejak menjabat kembali.

    Trump juga telah menjanjikan tarif tambahan pada Uni Eropa dan investigasi terhadap impor tembaga dan kayu yang mengakibatkan pungutan atas barang-barang tersebut. Selain itu, negara-negara lain telah bersumpah untuk membalas tarif Trump.

    “Ketidakpastian terus berlanjut,” kata David Young, seorang eksekutif di Conference Board, sebuah kelompok bisnis global. “Ada keputusan yang ditunda dan diundur … ada tingkat kelumpuhan yang nyata.”

    Para eksekutif juga telah mencoba untuk menenangkan para investor bahwa mereka akan dapat mengurangi atau meneruskan biaya tambahan. Namun beberapa juga telah menyatakan rasa frustrasi mereka dengan berbagai perubahan kebijakan Gedung Putih.

    “Sehubungan dengan tarif, saya rasa tebakan Anda sama bagusnya dengan tebakan saya. Keadaan terus berubah dari hari ke hari,” kata Hilton Schlosberg, salah satu CEO Monster Beverage, kepada para analis dalam panggilan pendapatan perusahaan pada 27 Februari.

    Rusaknya Kepercayaan

    Ketidakpastian telah melemahkan kepercayaan bisnis dan konsumen dalam beberapa minggu terakhir, setelah awalnya membaik setelah terpilihnya kembali Trump. Indeks Manufaktur ISM, indeks utama sentimen produsen, menunjukkan lonjakan tajam dalam ekspektasi inflasi pada bulan Februari, dengan para pemasok mengutip tarif berkali-kali.

    Kepercayaan konsumen AS juga turun ke level terendah dalam delapan bulan pada bulan Februari karena ekspektasi inflasi melonjak. Perusahaan pengecer utama seperti Walmart dan Lowe memperingatkan tentang permintaan yang lebih lambat.

    “Ketidakpastian itulah yang memicu kecemasan pelanggan,” kata CEO Autodesk Andrew Anagnost kepada para investor.

    “Itulah hal yang ingin kami lewati. Kami ingin beralih ke kepastian (dalam) kebijakan … ketidakpastian bukanlah sesuatu yang ingin diatasi oleh pelanggan kami.”

    Pada masa jabatan pertama Trump, ia berkonsentrasi untuk memerangi apa yang dipandang pemerintahannya sebagai perilaku predator oleh China di pasar perdagangan dunia. Selain Kanada dan Meksiko, Trump juga menjatuhkan tambahan 10% bagi barang-barang China, dan mengancam biaya masuk pada kapal buatan Beijing.

    AS mengimpor barang senilai US$900 miliar (Rp14.805 triliun) per tahun dari Kanada dan Meksiko. Kedua negara, beserta China tersebut memiliki rantai pasokan yang sangat terintegrasi dalam industri otomotif, di mana suku cadang dapat melintasi perbatasan beberapa kali dalam proses manufaktur.

    Para penasihat dan pendukung Trump mengatakan bahwa tujuan mereka adalah untuk membawa lebih banyak manufaktur ke AS guna mengurangi rekor defisit perdagangan negara tersebut.

    “Meskipun tarif bersifat inflasi dan mungkin merugikan dalam jangka pendek, tarif akan berdampak baik bagi lapangan pekerjaan di Amerika dalam jangka panjang,” ujar Justus Parmar, CEO Fortuna Investments.

    Beberapa perusahaan mengatakan bahwa mereka dapat memindahkan sebagian produksi ke AS, termasuk Honda dan Pfizer, tetapi hal itu dapat menambah biaya. Selain itu, langkah ini ditanggapi hanya sebagai manuver jangka pendek.

    “Itu pemborosan sumber daya yang sangat besar,” ungkap Pat D’Eramo, kepala eksekutif pemasok mobil Kanada Martinrea. “Saya lebih suka berupaya mengurangi biaya saya sehingga kami dapat menjadi lebih kompetitif.”

    (luc/luc)

  • Trump Marah Zelensky Bilang Perdamaian Ukraina-Rusia Masih Sangat Jauh

    Trump Marah Zelensky Bilang Perdamaian Ukraina-Rusia Masih Sangat Jauh

    Washington DC

    Ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan Ukraina semakin menjadi. Presiden Donald Trump marah mendengar Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan perdamaian antara Kyiv dan Rusia masih “sangat jauh”. Trump menuding Zelensky menghalangi perdamaian.

    Trump dalam postingan media sosial, seperti dilansir The Guardian dan Associated Press, Selasa (4/3/2025), menyertakan tautan berita soal komentar Zelensky yang menyebut perdamaian “sangat, sangat jauh”.

    “Ini adalah pernyataan terburuk yang bisa disampaikan oleh Zelensky, dan Amerika tidak akan tahan lebih lama lagi dengan pernyataan itu!” tegas Trump dalam komentarnya pada Senin (3/3) waktu setempat.

    “Itulah yang saya katakan, orang ini tidak menginginkan ada perdamaian selama dia mendapat dukungan Amerika, dan Eropa, dalam pertemuan dengan Zelensky, menyatakan dengan tegas bahwa mereka tidak dapat melakukan pekerjaan ini tanpa AS,” ucapnya.

    “Mungkin bukan pernyataan bagus yang disampaikan untuk menunjukkan kekuatan melawan Rusia. Apa yang mereka pikiran?” tanya Trump.

    ADVERTISEMENT

    `;
    var mgScript = document.createElement(“script”);
    mgScript.innerHTML = `(function(w,q){w[q]=w[q]||[];w[q].push([“_mgc.load”])})(window,”_mgq”);`;
    adSlot.appendChild(mgScript);
    },
    function loadCreativeA() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    adSlot.innerHTML = “;

    console.log(“🔍 Checking googletag:”, typeof googletag !== “undefined” ? “✅ Defined” : “❌ Undefined”);

    if (typeof googletag !== “undefined” && googletag.apiReady) {
    console.log(“✅ Googletag ready. Displaying ad…”);
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    } else {
    console.log(“⚠️ Googletag not loaded. Loading GPT script…”);
    var gptScript = document.createElement(“script”);
    gptScript.src = “https://securepubads.g.doubleclick.net/tag/js/gpt.js”;
    gptScript.async = true;
    gptScript.onload = function () {
    console.log(“✅ GPT script loaded!”);
    window.googletag = window.googletag || { cmd: [] };
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.defineSlot(‘/4905536/detik_desktop/news/static_detail’, [[400, 250], [1, 1], [300, 250]], ‘div-gpt-ad-1708418866690-0’).addService(googletag.pubads());
    googletag.enableServices();
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    };
    document.body.appendChild(gptScript);
    }
    }
    ];

    var currentAdIndex = 0;
    var refreshInterval = null;
    var visibilityStartTime = null;
    var viewTimeThreshold = 30000;

    function refreshAd() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) return;

    currentAdIndex = (currentAdIndex + 1) % ads.length;
    adSlot.innerHTML = “”; // Clear previous ad content
    ads[currentAdIndex](); // Load the appropriate ad

    console.log(“🔄 Ad refreshed:”, currentAdIndex === 0 ? “Creative B” : “Creative A”);
    }

    var observer = new IntersectionObserver(function(entries) {
    entries.forEach(function(entry) {
    if (entry.isIntersecting) {
    if (!visibilityStartTime) {
    visibilityStartTime = new Date().getTime();
    console.log(“👀 Iklan mulai terlihat, menunggu 30 detik…”);

    setTimeout(function () {
    if (visibilityStartTime && (new Date().getTime() – visibilityStartTime >= viewTimeThreshold)) {
    console.log(“✅ Iklan terlihat 30 detik! Memulai refresh…”);
    refreshAd();
    if (!refreshInterval) {
    refreshInterval = setInterval(refreshAd, 30000);
    }
    }
    }, viewTimeThreshold);
    }
    } else {
    console.log(“❌ Iklan keluar dari layar, reset timer.”);
    visibilityStartTime = null;
    if (refreshInterval) {
    clearInterval(refreshInterval);
    refreshInterval = null;
    }
    }
    });
    }, { threshold: 0.5 });

    document.addEventListener(“DOMContentLoaded”, function() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (adSlot) {
    ads[currentAdIndex](); // Load the first ad
    observer.observe(adSlot);
    }
    });

    Gedung Putih menginginkan Zelensky menunjukkan lebih banyak keterbukaan terhadap konsesi potensial untuk mengakhiri pertempuran. Namun Zelensky menolak gagasan tersebut sambil mendesak jaminan keamanan dari AS dalam pertemuan di Gedung Putih pada Jumat (28/2) lalu yang berakhir cekcok.

    Dalam pernyataan lanjutan, Trump menyebut Zelensky “tidak akan bertahan lama” kecuali dia menyerah pada tekanan dan membuat kesepakatan sesuai dengan persyaratan yang diajukan AS.

    “Seharusnya tidak terlalu sulit untuk membuat kesepakatan. Hal ini bisa dilakukan dengan sangat cepat,” kata Trump kepada wartawan, merujuk pada gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina.

    “Sekarang, mungkin seseorang tidak ingin membuat kesepakatan, dan jika seseorang tidak ingin membuat kesepakatan, saya pikir orang tersebut tidak akan bertahan lama,” sebutnya merujuk pada Zelensky.

    Zelensky Bilang Perdamaian dengan Rusia Sangat Jauh

    Komentar Zelensky yang memancing kemarahan Trump disampaikan ketika dia ditanya soal inisiatif Eropa untuk mengakhiri peran Ukraina-Rusia. Prancis sebelumnya menawarkan gencatan senjata parsial selama satu bulan antara Ukraina dan Rusia, dalam upaya menghentikan pertempuran.

    Zelensky meyakini perdamaian dengan Rusia masih jauh. “Kita berbicara soal langkah pertama hari ini, dan oleh karena itu, sampai langkah tersebut ada di atas kertas, saya tidak ingin membicarakannya secara detail,” katanya.

    “Kesepakatan untuk mengakhiri perang masih sangat, sangat jauh, dan belum ada yang memulai semua langkah ini. Perdamaian yang kita ramalkan di masa depan haruslah adil, jujur, dan yang terpenting berkelanjutan,” ujar Zelensky.

    Pernyataan ini menyusul adu mulut di Ruang Oval ketika Trump menuduh Zelensky “bertaruh dengan Perang Dunia III” dan memberitahunya untuk kembali ketika “dia siap untuk perdamaian”.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Ukraina Serasa Dicekik AS, Minta Tolong karena Kurang Pasukan, tapi Washington Ogah Bantu – Halaman all

    Ukraina Serasa Dicekik AS, Minta Tolong karena Kurang Pasukan, tapi Washington Ogah Bantu – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Menghadapi pertempuran dengan Rusia yang tiada hentinya, Ukraina kini menghadapi masalah kekuarangan pasukan.

    Ukraina pun akhirnya meminta bantuan kepada Amerika Serikat (AS), tetapi langsung ditolak mentah-mentah.

    Penolakan itu terjadi setelah pertemuan menegangkan antara Presiden AS, Donald Trump dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky di Ruang Oval pada Jumat (28/2/2025) lalu.

    Wakil Presiden (Wapres) AS, JD Vance, membeberkan alasan Washington menolak permintaan bantuan Ukraina.

    Tanpa menyinggung ketegangan pada Jumat lalu, Vance menyebut AS saat ini tengah kekurangan dana.

    “Pertumpahan darah, pembunuhan, kehancuran ekonomi, semua orang menjadi semakin menderita,” kata JD Vance, dikutip dari TASS.

    Perlu diketahui, AS secara resmi menghentikan semua bantuan militer ke Ukraina pada Senin (3/3/2025).

    Penghentian sementara ini akan tetap berlaku sampai pejabat Ukraina menunjukkan komitmen itikad baik terhadap perundingan perdamaian, kata seorang pejabat Gedung Putih kepada The Post.

    “Presiden telah menegaskan bahwa ia berfokus pada perdamaian,” kata pejabat tersebut.

    “Kami ingin mitra kami juga berkomitmen pada tujuan itu,” lanjutnya.

    “Kami sedang berhenti sejenak dan meninjau kembali bantuan kami untuk memastikan bahwa bantuan tersebut memberikan kontribusi terhadap solusi,” tambahnya lagi.

    Pejabat itu mencatat, jeda sementara tersebut merupakan respons langsung terhadap perilaku Zelensky selama seminggu terakhir.

    Trump telah memerintahkan Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth, untuk melaksanakan arahan tersebut, yang akan menghentikan pengiriman semua peralatan militer AS yang belum berada di Ukraina, termasuk senjata di Eropa yang menuju ke negara yang dilanda perang itu.

    “Ini bukan penghentian bantuan secara permanen, ini jeda,” kata seorang pejabat pemerintahan Trump kepada Fox News.

    “Perintah akan segera dikeluarkan,” tegasnya.

    Trump dijadwalkan bertemu dengan Penasihat Keamanan Nasional, Mike Waltz, dan Menteri Luar Negeri, Marco Rubio, pada Senin, untuk membahas kemungkinan pembekuan, yang akan memaksa sekutu Eropa untuk mengambil alih sebagai entitas utama yang membantu Ukraina dalam perang melawan Rusia. 

    “Ini akan menjadi bagian dari peralihan yang lebih besar dari konflik-konflik di Eropa dan peralihan menuju pembentukan aliansi di Amerika Latin dan di Belahan Barat,” kata seorang sumber yang dekat dengan Gedung Putih. 

    AS telah memberikan Ukraina bantuan militer lebih banyak  daripada negara lain mana pun di dunia sejak invasi Rusia Februari 2022.   

    Pelacak Dukungan Ukraina dari Kiel Institute for the World Economy yang berpusat di Jerman mematok dukungan finansial AS sebesar $119 miliar, termasuk sekitar $64 miliar dalam bentuk bantuan militer. 

    Sementara itu, Uni Eropa telah memberikan Ukraina $53 miliar dalam dukungan militer.

    Komitmen besar AS terhadap Ukraina yang sudah ada sebelum pemerintahan Trump, termasuk paket “otoritas penarikan pasukan presiden” senilai $500 juta yang ditandatangani oleh mantan Presiden Joe Biden pada minggu-minggu terakhirnya di Gedung Putih. 

    Paket tersebut mencakup rudal untuk pertahanan udara; amunisi udara-ke-darat; dan peralatan untuk mendukung penggunaan F-16 oleh Ukraina di antara persenjataan dan amunisi lainnya. 

    Gedung Putih Tuntut Permintaan Maaf Zelensky

    Salah seorang pejabat AS yang tak mau menyebutkan namanya mengatakan, Gedung Putih menuntut Zelensky untuk meminta maaf secara terbuka atas sikapnya selama pertemuan dengan Trump dan JD Vance pada Jumat lalu.

    “Saya telah diberitahu oleh seorang pejabat senior di sini bahwa tidak akan terjadi apa-apa dengan kesepakatan mineral ini sampai Zelensky tampil di depan kamera dan membuat permintaan maaf publik yang eksplisit atas cara ia berperilaku di Ruang Oval,” kata koresponden Fox News, Peter Doocy.

    Sementara itu, pemimpin Ukraina sendiri mengatakan kepada BBC pada Minggu, ia bersedia untuk melanjutkan “dialog konstruktif” dengan Washington dan menandatangani perjanjian tersebut.

    Beberapa jam setelah episode konfrontatif pada hari Jumat, Menteri Luar Negeri, Marco Rubio, juga menyarankan Zelensky untuk meminta maaf “karena telah membuang-buang waktu kita”.

    Pemimpin Ukraina, pada gilirannya, mengatakan kepada Fox News, ia merasa tidak berutang permintaan maaf kepada Trump dan Vance.

    Berbicara kepada media yang sama pada hari Senin, Penasihat Keamanan Nasional Mike Waltz menggambarkan Zelensky sebagai “masalah” karena penolakannya untuk “membicarakan perdamaian.”

    “Waktu tidak berpihak padanya. Waktu tidak berpihak pada kelanjutan konflik ini selamanya,” kata pejabat itu.

    Pada Minggu, Waltz menyampaikan pernyataan serupa dalam wawancaranya dengan CNN.

    “Jika menjadi jelas bahwa motivasi pribadi atau politik Presiden Zelensky berbeda dengan upaya mengakhiri pertempuran di negaranya, maka saya rasa kita menghadapi masalah yang nyata,” ungkap Waltz.

    “Kita memerlukan pemimpin yang mampu berurusan dengan kita, akhirnya berurusan dengan Rusia, dan mengakhiri perang ini,” jelasnya.

    (*)

  • Rekor Baru, PMI Manufaktur Indonesia Tertinggi setelah India

    Rekor Baru, PMI Manufaktur Indonesia Tertinggi setelah India

    Jakarta, Beritasatu.com – Purchasing managers’ index (PMI) manufaktur Indonesia pada Februari 2025 mencapai 53,6, level tertinggi dalam 11 bulan terakhir. Secara global, PMI Manufaktur Indonesia menjadi yang tertinggi setelah India.

    Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menilai pencapaian ini sebagai sinyal positif bagi pertumbuhan ekonomi nasional.

    Menurut Kepala BKF Febrio Kacaribu, lonjakan PMI Manufaktur ini didorong oleh peningkatan pesanan baru, produksi yang lebih tinggi, serta aktivitas pembelian yang lebih kuat.

    “Meskipun perekonomian global dan situasi geopolitik membawa tantangan besar yang sulit diprediksi, capaian ini memberikan harapan bagi pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar Febrio, Selasa (4/3/2025).

    Selain sektor manufaktur, indikator konsumsi domestik juga menunjukkan ketahanan di tengah tekanan ekonomi global.

    Beberapa indikator yang mendukung optimisme ini antara lain indeks keyakinan konsumen (IKK) berada di 127,2 pada Januari 2025, menunjukkan optimisme masyarakat terhadap perekonomian. Indeks penjualan ritel (IPR) tumbuh 0,4% pada periode yang sama, mencerminkan daya beli masyarakat yang masih terjaga.

    Perkembangan ini diharapkan Febrio mampu menjaga stabilitas harga dan meningkatkan kepercayaan konsumen, yang pada akhirnya akan mendorong pertumbuhan ekonomi lebih tinggi.

    “Pemerintah tetap antisipatif terhadap perubahan kondisi global dan terus memperkuat kebijakan untuk mendukung sektor manufaktur serta mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” kata Febrio.

    Tren positif PMI Manufaktur Indonesia sejalan dengan perbaikan di beberapa negara mitra dagang utama yang juga mencatat ekspansi, seperti Amerika Serikat 51,6, China: 50,8, dan India 57,1.

  • Jerman Bilang Adu Mulut Trump-Zelensky Disengaja AS

    Jerman Bilang Adu Mulut Trump-Zelensky Disengaja AS

    Berlin

    Kanselir Jerman selanjutnya, Friedrich Merz, menilai adu mulut yang terjadi antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Gedung Putih pekan lalu adalah “eskalasi yang disengaja” oleh AS.

    Dalam adegan menakjubkan yang mengejutkan Eropa itu, seperti dilansir Reuters dan Politico, Selasa (4/3/2025), Zelensky diomeli oleh Trump dan Wakil Presiden AS JD Vance, yang menuduhnya tidak berbuat cukup banyak hal untuk mengakhiri invasi besar-besaran Rusia dan tidak berterima kasih atas bantuan AS.

    Zelensky yang pada saat itu terbang ke Washington DC untuk menandatangani perjanjian mineral bagi hasil dengan AS dan memperkuat dukungan Trump untuk Kyiv, diusir dari Gedung Putih dan dipaksa pulang dengan tangan kosong.

    Namun adu mulut pada Jumat (28/2) lalu, menurut Merz yang hampir pasti akan menggantikan Olaf Scholz sebagai Kanselir Jerman, merupakan serangan yang telah direncanakan sebelumnya oleh AS. Merz menilai cekcok di Ruang Oval Gedung Putih, di depan banyak wartawan itu, tidak terjadi secara spontan.

    “Menurut pendapat saya, itu bukanlah reaksi spontan terhadap apa yang dikatakan oleh Zelensky, tetapi jelas merupakan eskalasi yang disengaja dalam pertemuan di Ruang Oval ini,” sebut Merz dalam konferensi pers di Hamburg, seperti dikutip media lokal Jerman.

    ADVERTISEMENT

    `;
    var mgScript = document.createElement(“script”);
    mgScript.innerHTML = `(function(w,q){w[q]=w[q]||[];w[q].push([“_mgc.load”])})(window,”_mgq”);`;
    adSlot.appendChild(mgScript);
    },
    function loadCreativeA() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    adSlot.innerHTML = “;

    console.log(“🔍 Checking googletag:”, typeof googletag !== “undefined” ? “✅ Defined” : “❌ Undefined”);

    if (typeof googletag !== “undefined” && googletag.apiReady) {
    console.log(“✅ Googletag ready. Displaying ad…”);
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    } else {
    console.log(“⚠️ Googletag not loaded. Loading GPT script…”);
    var gptScript = document.createElement(“script”);
    gptScript.src = “https://securepubads.g.doubleclick.net/tag/js/gpt.js”;
    gptScript.async = true;
    gptScript.onload = function () {
    console.log(“✅ GPT script loaded!”);
    window.googletag = window.googletag || { cmd: [] };
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.defineSlot(‘/4905536/detik_desktop/news/static_detail’, [[400, 250], [1, 1], [300, 250]], ‘div-gpt-ad-1708418866690-0’).addService(googletag.pubads());
    googletag.enableServices();
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    };
    document.body.appendChild(gptScript);
    }
    }
    ];

    var currentAdIndex = 0;
    var refreshInterval = null;
    var visibilityStartTime = null;
    var viewTimeThreshold = 30000;

    function refreshAd() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) return;

    currentAdIndex = (currentAdIndex + 1) % ads.length;
    adSlot.innerHTML = “”; // Clear previous ad content
    ads[currentAdIndex](); // Load the appropriate ad

    console.log(“🔄 Ad refreshed:”, currentAdIndex === 0 ? “Creative B” : “Creative A”);
    }

    var observer = new IntersectionObserver(function(entries) {
    entries.forEach(function(entry) {
    if (entry.isIntersecting) {
    if (!visibilityStartTime) {
    visibilityStartTime = new Date().getTime();
    console.log(“👀 Iklan mulai terlihat, menunggu 30 detik…”);

    setTimeout(function () {
    if (visibilityStartTime && (new Date().getTime() – visibilityStartTime >= viewTimeThreshold)) {
    console.log(“✅ Iklan terlihat 30 detik! Memulai refresh…”);
    refreshAd();
    if (!refreshInterval) {
    refreshInterval = setInterval(refreshAd, 30000);
    }
    }
    }, viewTimeThreshold);
    }
    } else {
    console.log(“❌ Iklan keluar dari layar, reset timer.”);
    visibilityStartTime = null;
    if (refreshInterval) {
    clearInterval(refreshInterval);
    refreshInterval = null;
    }
    }
    });
    }, { threshold: 0.5 });

    document.addEventListener(“DOMContentLoaded”, function() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (adSlot) {
    ads[currentAdIndex](); // Load the first ad
    observer.observe(adSlot);
    }
    });

    Merz mengatakan, seperti dilansir The Hill, bahwa diri telah menyaksikan video interaksi Zelensky dengan Trump dan Vance beberapa kali untuk mencapai kesimpulan tersebut. Dia mengakui dirinya “agak terkejut dengan nada percakapan” antara Trump, Vance dan Zelensky.

    Lihat juga Video: Diawali Jabat Tangan, Trump-Zelensky Berakhir Cekcok di Gedung Putih

    Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

    Ditambahkan oleh Merz bahwa insiden di Ruang Oval itu tampaknya cocok dengan tren dalam kebijakan luar negeri AS, karena Trump meningkatkan tekanan terhadap Zelensky, sembari mencairkan hubungan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

    “Apa yang baru saja kita lihat di Washington memiliki kesinambungan tertentu dengan sejumlah peristiwa dalam beberapa pekan terakhir, termasuk kemunculan delegasi Amerika di Munich saat konferensi keamanan,” ujarnya.

    Merz tampaknya merujuk pada video Vance yang berapi-api dalam Konferensi Keamanan Munich bulan lalu, di mana dia mengejutkan para pemimpin Eropa dengan menyerang nilai-nilai Eropa dan menyerukan Eropa untuk “meningkatkan tindakan” juga mengelola pertahanan sendiri daripada mengandalkan jaminan keamanan dari AS.

    Lebih lanjut, Merz, yang sedang berusaha membentuk koalisi pemerintahan setelah kubu konservatifnya memenangkan pemilu sela bulan lalu, mengatakan bahwa Eropa kini berada di bawah tekanan untuk bertindak cepat.

    “Kita sekarang harus menunjukkan bahwa kita berada dalam posisi untuk bertindak independen di Eropa,” katanya.

    Lihat juga Video: Diawali Jabat Tangan, Trump-Zelensky Berakhir Cekcok di Gedung Putih

  • Trump Pangkas Anggaran, Penelitian AI di AS Terancam

    Trump Pangkas Anggaran, Penelitian AI di AS Terancam

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintahan Donald Trump telah mengambil langkah kontroversial dengan memecat sejumlah karyawan National Science Foundation (NSF) yang dipilih secara khusus karena keahlian mereka dalam bidang kecerdasan buatan (AI). 

    Melansir dari Techcrunch, Selasa (4/3/2025) berdasarkan laporan Bloomberg langkah ini mengancam upaya penelitian AI yang tengah dijalankan oleh lembaga tersebut.

    Direktorat Teknologi, Inovasi, dan Kemitraan di dalam NSF menjadi salah satu departemen yang paling terdampak oleh pemangkasan ini. 

    Departemen ini memiliki peran penting dalam menyalurkan hibah dari pemerintah yang difokuskan pada pengembangan AI. 

    Akibat dari pemecatan ini, banyak panel peninjauan hibah yang harus ditunda atau dibatalkan, menghambat pendanaan untuk sejumlah proyek penelitian AI yang berpotensi besar.

    Beberapa ahli di bidang AI mengkritik kebijakan pemangkasan anggaran hibah ilmiah yang diterapkan oleh Pemerintahan Trump, terutama setelah pengurangan anggaran yang didorong oleh Departemen Efisiensi Pemerintah, yang memiliki keterkaitan dengan miliarder Elon Musk. 

    Geoffrey Hinton, seorang pelopor AI yang juga merupakan Pemenang Nobel, mengecam tindakan tersebut dalam sebuah posting di X miliknya.

    Dirinya menyerukan agar Musk dikeluarkan dari British Royal Society, menyebutnya bertanggung jawab atas kerusakan besar yang ditimbulkan terhadap lembaga-lembaga ilmiah di Amerika Serikat.

    Musk, yang dikenal dengan berbagai pernyataannya yang kontroversial, menanggapi kritik Hinton melalui media sosial dengan mengakui bahwa ia mungkin membuat kesalahan, namun berjanji untuk berusaha memperbaikinya.

    “Saya membuat kesalahan, tetapi berusaha untuk memperbaikinya,” tulis Musk.

    Persaingan model kecerdasan buatan memasanas pada awal tahun ini. OpenAI mendapat pesaing berat DeepSeek yang telah membuat valuasi perusahaan milik Sam Altman anjlok. Pada saat yang bersamaan, Alibaba hadir dengan model AI terbaru mereka Qwen 2.5 Max. 

    Mengutip Notebookcheck.net, Alibaba menyebut Qwen 2.5 Max melampaui model AI terkemuka dari Deepseek, OpenAI, serta Meta dalam berbagai penilaian kinerja.

  • TikTok Dilelang, Daftar Calon Pembelinya Terungkap ke Publik

    TikTok Dilelang, Daftar Calon Pembelinya Terungkap ke Publik

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sejumlah nama muncul sebagai calon pembeli TikTok di Amerika Serikat (AS). Terbaru adalah pendiri Reddit Alexis Ohanian.

    Pengusaha Frank McCourt mengumumkan dirinya dan Ohanian bergabung untuk mengakuisisi TikTok. Ohanian yang juga kapitalis ventura itu akan bertugas sebagai penasihat strategis.

    “Dia punya portofolio pengalaman yang luas mengenai media sosial dan pemahaman tajam soal perkembangannya,” jelas McCourt, dikutip dari Reuters, Selasa (4/3/2025).

    Dia mengatakan Ohanian akan membantu mempromosikan Project Liberty yang disebutnya sebagai “people’s bid”. Pengguna dijanjikan bisa mengendalikan data mereka yang akan digunakan dan dibagikan.

    Ohanian juga telah buka suara soal proyek tersebut. Ia mengatakan sangat bersemangat mengerjakannya dan akan memberikan orang kendali atas data mereka.

    McCourt telah mengajukan diri untuk membeli TikTok dari pemiliknya ByteDance sejak akhir tahun lalu. Saat itu, pemilik tim bisbol Los Angeles Dodgers mengaku menerima pendanaan lisan senilai US$20 miliar dari konsorsium investor untuk membeli TikTok.

    TikTok akan diubah total jika McCourt berhasil membelinya. Model iklan akan dirubah, dan pemasukan platform akan didapatkan melalui e-commerce dan data lisensi pelatihan kecerdasan buatan.

    Pemerintah AS diketahui memaksa ByteDance menjual aplikasi itu agar tidak diblokir di AS. Namun raksasa teknologi China berulang kali mengatakan tidak berniat melepas TikTok.

    MrBeast Mau Caplok TikTok

    Peminat lainnya untuk mencaplok TikTok adalah grup investor yang dipimpin pengusaha teknologi Jesse Tinsley. Di dalamnya juga termasuk YouTuber kawakan MrBeast dan pengusaha asal Wyoming Reid Rasner.

    Lewat akun X-nya pada 13 Januari 2025, MrBeast yang memiliki nama asli Jimmy Donaldson itu menulis, “Oke, baiklah, saya akan beli TikTok supaya nggak diblokir.”

    Keesokan harinya, ia menambahkan, “Secara tidak terduga, saya memiliki begitu banyak miliarder yang menghubungi saya sejak saya men-tweet ini, mari kita lihat apakah kita bisa melakukan ini.”

    Selanjutnya, dalam laporan kelompok investor yang dipimpin Jesse Tinsley mengindikasikan bergabungnya MrBeast untuk mencaplok TikTok. 

    Lalu, ada pengumuman dari Paul Hastings LLP, sebuah firma hukum yang menasihati kelompok tersebut, mengidentifikasi MrBeast sebagai bagian dari pembelian TikTok.

    (fab/fab)

  • Tokoh Reformis Iran, Mohammad Javad Zarif Mengundurkan Diri – Halaman all

    Tokoh Reformis Iran, Mohammad Javad Zarif Mengundurkan Diri – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Wakil Presiden Iran Mohammad Javad Zarif mengumumkan pengunduran diri dari jabatannya.

    Mantan Menteri Luar Negeri Iran dan penasihat kebijakan luar negeri bagi Presiden Iran itu dikenal sebagai wajah negosiasi Iran dengan Barat.

    Dia dianggap sebagai tokoh kunci dalam kesepakatan nuklir Iran pada 2015.

    Pria itu mengungkapkan pengunduran dirinya terjadi setelah menghadapi “era paling pahit” dalam 40 tahun karier politiknya.

    Zarif menyatakan keputusan ini juga diambil atas saran dari kepala kehakiman Iran, Gholamhossein Mohseni Ejei.

    Tujuannya adalah untuk mengurangi tekanan lebih lanjut terhadap pemerintah Iran di tengah situasi yang sulit, serta untuk kembali mengajar di universitas.

    Pengunduran diri ini juga terkait dengan undang-undang Iran yang melarang pejabat dengan kewarganegaraan ganda.

    Diketahui, kedua anak Zarif adalah warga negara Amerika Serikat.

    Pemecatan Abdolnaser Hemmati

    Beberapa jam setelah pengunduran diri Zarif, tokoh reformis lainnya, Abdolnaser Hemmati, dipecat dari jabatannya sebagai Menteri Ekonomi.

    Hemmati sebelumnya menjabat sebagai kepala bank sentral dan menjadi calon presiden yang gagal.

    Ia dianggap bertanggung jawab atas penurunan ekonomi Iran.

    Para penentang mengkritik Hemmati karena mereka menilai ia telah melemahkan mata uang nasional Iran untuk menutupi defisit anggaran.

    Meskipun Hemmati membantah tuduhan tersebut dan menyatakan bahwa kebijakan yang ia terapkan adalah untuk memerangi sistem mata uang asing yang penuh korupsi, pemecatannya tetap terjadi.

    Ketegangan semakin meningkat menjelang perayaan Tahun Baru Nowruz, dengan inflasi yang mencapai 35 persen dan nilai rial Iran yang jatuh drastis.

    Ketegangan Sosial dan Ancaman Kerusuhan

    Situasi sosial dan ekonomi di Iran semakin tegang. Pemerintah Iran khawatir akan terjadinya kerusuhan sosial yang lebih besar akibat ketidakpuasan terhadap kondisi ekonomi.

    Inflasi yang tinggi, turunnya nilai mata uang, dan meningkatnya ketidakstabilan sosial meningkatkan potensi konflik di dalam negeri.

    Pejabat-pejabat Iran, yang menganggap AS dan Israel sebagai “musuh” utama, memperingatkan bahwa kerusuhan ini bisa merusak stabilitas negara.

    Kebijakan Luar Negeri dan Ketegangan dengan Barat

    Sementara itu, kebijakan luar negeri Iran juga sedang berada di titik kritis.

    Iran menegaskan bahwa mereka tidak akan bernegosiasi dengan AS setelah Presiden Donald Trump menarik diri dari kesepakatan nuklir pada 2018.

    Ketegangan antara Iran dan Barat semakin memburuk, terutama setelah AS menerapkan kebijakan “tekanan maksimum” terhadap Iran.

    Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menegaskan bahwa tidak ada pembicaraan dengan Washington, meskipun Iran terus berupaya mengembangkan program nuklirnya.

    Ancaman Perang dan Keamanan Iran

    Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, yang merupakan sekutu lama Zarif dan tokoh penting dalam kesepakatan nuklir, memperingatkan akan terjadinya perang habis-habisan jika AS dan Israel mewujudkan ancaman mereka untuk menyerang fasilitas nuklir Iran.

    Angkatan bersenjata Iran, termasuk Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), telah mengadakan latihan militer besar-besaran untuk menunjukkan kesiapan mereka dalam mempertahankan negara dari potensi ancaman luar.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Lima perwira TNI AL ikut latgabma internasional CG25 di Thailand

    Lima perwira TNI AL ikut latgabma internasional CG25 di Thailand

    “Selama latihan gabungan, perwira TNI AL akan menjalani latihan komando dan kontrol, proyek bantuan kemanusiaan, serta manuver lapangan,”

    Jakarta (ANTARA) – Lima perwira TNI AL Latihan Gabungan Bersama (Latgabma) Cobra Gold 25 (CG25) yang dilaksanakan di Suranaree Camp, 2nd Army Area, Nakhon Ratchasima, Thailand.

    Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut Laksamana Pertama I Made Wira Hady saat dikonfirmasi, Selasa, mengatakan latihan tersebut dilakukan guna meningkatkan kemampuan perwira TNI AL dalam menavigasi kapal serta mempererat hubungan bilateral antara Indonesia dan negara-negara peserta lainnya.

    Wira mengatakan, lima perwira TNI AL yang terlibat pada latihan tersebut diantaranya Kolonel Laut (P) Bagus Cahya Utama, Kolonel Laut (E) Masnal Samian, Letkol Marinir Adid Kurniawan Wicaksono, Mayor Laut (P) Moch Ruwahendi dan Kapten Laut (E) Robby Wahyu Hutomo.

    Mereka telah menjalani latihan dengan perwakilan angkatan laut negara lain sejak 24 Februari 2025 hingga 7 Maret 2025.

    “Selama latihan gabungan, perwira TNI AL akan menjalani latihan komando dan kontrol, proyek bantuan kemanusiaan, serta manuver lapangan,” kata Wira.

    Wira melanjutkan, sejauh ini lima perwira TNI AL sudah melakukan beberapa rangkaian latihan diantaranya Exercise Control Group, Staff Exercise, hingga Cyber Exercise.

    Dengan latihan tersebut, dia berharap para perwira TNI AL dapat meningkatkan kemampuan bidang navigasi, manuver, dan operasi kemanusiaan dengan kapal.

    Untuk diketahui, ajang CG25 ini diikuti perwakilan perwira dari beragam negara kawasan Asia dan Eropa.

    Beberapa negara tersebut diantaranya Thailand selaku tuan rumah, Indonesia, Australia, Amerika, Jepang, Thailand, Malaysia, Prancis, Singapura, Filipina, Korea Selatan, dan Inggris.

    Pewarta: Walda Marison
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025