Negara: Amerika Serikat

  • OJK: Stabilitas Sektor Jasa Keuangan Tetap Stabil di Tengah Tantangan Ekonomi Global – Halaman all

    OJK: Stabilitas Sektor Jasa Keuangan Tetap Stabil di Tengah Tantangan Ekonomi Global – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai stabilitas Sektor Jasa Keuangan (SJK) tetap terjaga, di tengah tantangan perekonomian global dan domestik.

    Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan, pertumbuhan ekonomi global relatif stagnan dengan inflasi di beberapa negara maju mulai menunjukkan tren penurunan. 

    “Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 26 Februari 2025 menilai stabilitas Sektor Jasa Keuangan (SJK) tetap terjaga,” kata Mahendra dalam Konferensi Pers RDK Bulanan, Selasa (4/3/2025). 

    Dari sisi domestik, kata Mahendra inflasi cukup terkendali dengan inflasi Januari tercatat 0,76 persen secara tahunan, dan inflasi inti sebesar 2,26 persen secara tahunan yang menunjukkan permintaan domestik masih cukup baik. 

    “Namun demikian, perlu dicermati indikator permintaan domestik lainnya, di antaranya berlanjutnya penurunan penjualan kendaraan baik motor dan mobil, penurunan penjualan semen, serta perlambatan pertumbuhan harga dan penurunan volume penjualan rumah,” ujarnya.

    Di sisi supply, kata Mahendra PMI Manufaktur pada Januari 2025 naik ke level 51,9 dari sebelumnya 51,2. Kinerja eksternal juga tetap solid di tengah perlambatan ekonomi global.

    “Terlihat pada surplus neraca perdagangan yang terus berlangsung, pada Januari 2025 meningkat ke 3,45 miliar dolar AS (Des-24 setara 2,24 miliar dolar AS), tumbuh sebesar 71,71 persen secara tahunan,” ungkapnya.

    Mahendra bilang, volatilitas pasar tetap tinggi seiring ketidakpastian kebijakan ekonomi dan geopolitik yang terus berkembang. Di Amerika Serikat (AS), pertumbuhan ekonomi tetap solid dengan aktivitas ekonomi didukung oleh konsumsi domestik. 

    Kemudian inflasi berada di level 3 persen secara tahunan pada Januari 2025 dan core CPI naik ke 3,3 persen secara tahunan, menunjukkan bahwa tekanan harga di luar sektor energi dan pangan masih cukup tinggi. 

    “Pasar tenaga kerja tetap kuat dengan tingkat pengangguran turun ke 4 persen, meski angka peningkatan Nonfarm Payroll jauh lebih rendah dari ekspektasi pasar,” jelas Mahendra.

    Di Tiongkok, pertumbuhan ekonomi cenderung tertahan dengan CPI tercatat masih rendah sebesar 0,5 persen secara tahunan dan indeks harga produsen (PPI) terus mengalami kontraksi. 

    Adapun PMI masih di zona ekspansi namun turun menjadi sebesar 50,1, di bawah ekspektasi pasar. 

    Di satu sisi, kebijakan moneter cenderung netral bahkan kata Mahendra, The Fed hanya akan memangkas Fed Fund Rate (FFR) 1 hingga 2 kali di tahun 2025. 

    Sementara sisi geopolitik, upaya penyelesaian konflik Ukraina dan Rusia belum menemukan titik terang pasca pertemuan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dengan Presiden AS Donald Trump di Gedung Putih. 

    Bahkan pertemuan itu tidak mencapai kesepakatan. Selain itu, rencana penerapan tarif baru AS terhadap negara mitra dagang juga meningkatkan ketidakpastian.

    “Sementara itu, Bank Sentral mempertahankan suku bunga acuan, menunjukkan pendekatan hati-hati dalam pelonggaran moneter. Tiongkok juga memperketat regulasi ekspor rare earth yang dapat berdampak pada industri teknologi global,” jelas dia.

  • AS Setop Bantuan Senjata ke Ukraina, Pakar: Melumpuhkan

    AS Setop Bantuan Senjata ke Ukraina, Pakar: Melumpuhkan

    Washington

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memerintahkan penghentian sementara pengiriman bantuan militer ke Ukraina. Trump menegaskan dirinya kini fokus pada perdamaian untuk perang antara Ukraina dan Rusia. Pakar pun mengemukakan dampak terhentinya aliran senjata canggih AS ke Ukraina.

    Dituturkan pejabat Gedung Putih yang enggan disebut namanya, seperti dilansir Reuters, pemerintahan Trump menangguhkan bantuan militer untuk Ukraina di masa depan. “Kami menghentikan sejenak dan meninjau bantuan kami untuk memastikan bahwa bantuan itu berkontribusi terhadap solusi,” kata pejabat Gedung Putih tersebut.

    Bloomberg melaporkan semua peralatan militer yang saat ini belum berada di Ukraina akan dihentikan sementara pengirimannya, termasuk persenjataan yang sedang transit di pesawat dan kapal atau menunggu di area transit di Polandia.

    “Imbasnya akan besar. Saya akan menyebutnya sebagai melumpuhkan,” kata Mark Cancian, penasihat senior di Center for Strategic and International Studies yang dikutip detikINET dari CNN.

    Cancian memperkirakan Ukraina akan merasakan dampak dari penghentian bantuan dalam waktu dua hingga empat bulan, karena bantuan dari negara-negara Eropa membantu Ukraina tetap bertahan untuk saat ini dari Rusia.

    “Itulah sebabnya mereka tidak ‘jatuh dari tebing’, tapi ketika pasokan Anda dipangkas setengah, pada akhirnya itu akan terlihat (dampaknya) di garis depan,” kata Cancian.

    “Garis depan mereka akan terus melemah dan akhirnya akan hancur dan Ukraina harus menerima penyelesaian perdamaian yang merugikan, bahkan bencana besar,” imbuhnya.

    Cancian memperingatkan bahwa pemerintahan Trump memiliki lebih banyak bentuk bantuan ke Ukraina yang juga dapat dihentikan, termasuk informasi intelijen dan pelatihan pasukan Ukraina. “Mungkin ada jalan keluar dari ini, tapi itu akan sangat memalukan bagi Zelensky,” kata Cancian.

    Menurut Kiel Institute, hampir setengah dari 103 miliar poundsterling dukungan militer yang dikirim ke Ukraina oleh sekutunya berasal dari AS. Angkanya sedikit lebih dari 51 miliar poundsterling. Adapun senjata yang paling signifikan dan canggih dari AS ke Ukraina antara lain meliputi:

    – Tiga baterai pertahanan udara Patriot dan amunisi. Sistem canggih bernilai jutaan dolar ini sangat penting untuk melindungi langit Ukraina dari serangan rudal Rusia.

    – Ratusan sistem rudal taktis jarak jauh (ATACMS). Ukraina telah menggunakan rudal ini, yang memiliki jangkauan ratusan kilometer, untuk menyerang target jauh di dalam Rusia.

    – Lebih dari 40 sistem roket artileri mobilitas tinggi (Himars) dan amunisi. Sistem-sistem ini terbukti penting dalam pertempuran di garis depan.

    – 31 tank Abrams dan 45 tank T-72B

    – Jutaan butir artileri, amunisi, dan granat

    – Ratusan ribu sistem antitank yang sangat penting di awal perang bagi Ukraina untuk menangkis serangan Rusia dalam waktu singkat.

    – Ratusan pengangkut personel lapis baja dan kendaraan tempur infanteri, ditambah ribuan kendaraan tambahan.

    – 20 helikopter Mi-17

    – Lebih dari 100 kapal patroli pesisir dan sungai serta rudal antikapal

    (fyk/rns)

  • Sumber Duit Taiwan Janji Rp 1.645 Triliun ke Donald Trump

    Sumber Duit Taiwan Janji Rp 1.645 Triliun ke Donald Trump

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan komitmen investasi Taiwan Semiconductor Manufacturing (TSMC) senilai US$ 100 miliar (Rp 1.645 triliun) untuk membuka pabrik chip di Amerika Serikat.

    Trump menyatakan investasi TSMC adalah “gebrakan oleh perusahaan paling berkuasa di dunia.” Komitmen baru tersebut bakal meningkatkan total investasi TSMC di AS melampaui US$ 165 miliar (Rp 2.715 triliun). TSMC berencana membuka 4 pabrik chip di Arizona.

    Pengumuman tambahan investasi dari TSMC merupakan dukungan atas ambisi Trump membangun AS sebagai pusat kecerdasan buatan (AI) dunia. TSMC saat ini adalah partner yang memproduksi chip AI untuk Nvidia dan Apple. Komitmen TSMC menyusul janji Oracle, SoftBank, dan OpenAI yang bulan lalu mengumumkan proyek infrastruktur AI bernilai miliaran dolar. 

    Trump ingin agar AS kembali menjadi pusat industri semikonduktor dunia dan meminta agar perusahaan AS memindahkan fasilitas produksi mereka di luar negeri ke AS. Menurutnya, kebijakan produksi semikonduktor terkait erat dengan keamanan nasional dan kondisi perekonomian AS.

    China tuduh jual diri

    Sebelumnya, China menuduh Taiwan siap merelakan industri semikonduktornya ke Amerika Serikat untuk ditukar dengan dukungan politik dari pemerintahan Presiden Donald Trump. Pemicu tuduhan China adalah berita dari media AS tentang rencana TSMC berencana membeli saham Intel. TSMC adalah perusahaan produsen chip terbesar dunia, termasuk memproduksi chip pesanan raksasa teknologi seperti Apple dan Nvidia.

    Laporan tersebut belum dikonfirmasi, baik oleh TSMC maupun oleh Intel. Pemerintah Taiwan menyatakan belum mendapatkan informasi soal rencana TSMC berinvestasi di luar negeri. Trump sebelumnya mengkritik Taiwan yang ia nilai mencuri bisnis semikondukter Amerika. Ia ingin agar industri chip lebih banyak melakukan produksi di AS.

    Kabar ini telah dikomentari oleh China. Juru Bicara Kantor Urusan Taiwan pemerintah China, Zhu Fenglian, menyebut rakyat Taiwan cemas TSMC, yang namanya merupakan singkatan dari Taiwan Semiconductor Manufacturing Corporation bakal menjelma menjadi United States Semiconductor Manufacturing Corporation.

    “Demi kepentingan sendiri, Partai Demokrasi Progresif Taiwan meminta ke pihak luar, menggunakan industri semikonduktor Taiwan, mengandalkan negara lain untuk mencari kemerdekaan, memberikannya sebagai suvenir,” kata Zhu.

    Partai Demokrasi Progresif adalah partai penguasa di Taiwan. China sampai saat ini menyebut Taiwan sebagai wilayah negaranya.

    “Ini adalah tindakan tanpa malu-malu menjual Taiwan untuk merayu Amerika Serikat,” kata Zhu.

    (dem/dem)

  • Ekosistem Danantara dan Akselerasi Kaum Muda Menuju Indonesia Emas 2045

    Ekosistem Danantara dan Akselerasi Kaum Muda Menuju Indonesia Emas 2045

    loading…

    Irfan Ahmad Fauzi, Wakil Ketua Umum DPP Persatuan Ummat Islam (PUI). Foto/Dok.Pribadi

    Irfan Ahmad Fauzi
    Wakil Ketua Umum DPP Persatuan Ummat Islam (PUI)

    BAYANGKAN sebuah Indonesia yang berdiri tegak sebagai negara maju pada tahun 2045, saat merayakan 100 tahun kemerdekaannya. Sebuah negara dengan perekonomian yang kuat, inovasi teknologi yang berkembang pesat, dan generasi muda yang berperan aktif dalam pembangunan nasional.

    Apakah ini sekadar impian? Atau justru inilah peta jalan menuju Indonesia Emas 2045? Namun, apakah generasi muda Indonesia siap menghadapi era keemasan tersebut?

    Tantangan besar mengintai di berbagai sektor, mulai dari ketimpangan akses modal hingga kesenjangan keterampilan dengan kebutuhan industri. Di sinilah peran ekosistem Danantara (Daya Anagata Nusantara) sebagai katalisator utama percepatan pembangunan ekonomi yang berbasis pemuda.

    Bonus Demografi: Peluang dan Tantangan
    Indonesia saat ini berada dalam periode bonus demografi, sebuah fase di mana proporsi penduduk usia produktif (15-64 tahun) mencapai lebih dari 70% dari total populasi. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa sejak tahun 2012 hingga 2035, Indonesia menikmati bonus demografi dengan puncaknya antara tahun 2020-2030. Pada tahun 2045, jumlah penduduk Indonesia diproyeksikan mencapai 324 juta jiwa, dengan 213,18 juta di antaranya berada pada usia produktif.

    Presiden kedua Indonesia, Soeharto, pernah berkata, “Jangan hanya berpikir tentang hari ini, tetapi pikirkan juga masa depan. Karena yang kita tanam hari ini adalah yang akan kita tuai di masa depan.”

    Kutipan ini menegaskan bahwa pembangunan harus dilakukan dengan visi jangka panjang, terutama dalam mempersiapkan generasi muda sebagai pemimpin masa depan. Namun, tanpa strategi yang tepat, bonus demografi ini bisa berubah menjadi bencana demografi, di mana jumlah angkatan kerja yang besar justru berujung pada meningkatnya pengangguran dan ketimpangan sosial.

    Sebuah studi dari World Economic Forum (WEF) menunjukkan bahwa 65% dari anak-anak yang masuk sekolah saat ini akan bekerja di jenis pekerjaan yang belum ada saat ini. Tantangan ini semakin kompleks dengan disrupsi teknologi yang mengharuskan generasi muda untuk terus beradaptasi dan meningkatkan keterampilan digital. Tanpa kesiapan, Indonesia akan kehilangan peluang besar untuk menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia.

    Ekosistem Danantara: Solusi Strategis untuk Pemberdayaan Pemuda
    Untuk mengatasi tantangan tersebut, pemerintah Indonesia meluncurkan Danantara, sebuah ekosistem investasi yang dirancang untuk mengoptimalkan peran Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam pembangunan nasional. Melalui ekosistem ini, Danantara menghubungkan BUMN, startup, UMKM, serta institusi pendidikan dan teknologi dalam satu jaringan ekonomi yang saling mendukung.

    Danantara berperan sebagai akselerator bagi kaum muda untuk berkembang dan berkontribusi dalam berbagai sektor strategis. Melalui program inkubasi dan akselerasi startup, ekosistem ini mendukung perusahaan rintisan dalam teknologi, energi terbarukan, dan ekonomi kreatif.

    Investasi dalam kewirausahaan muda juga menjadi salah satu langkah nyata dalam membantu UMKM berbasis digital untuk berkembang dengan pendanaan yang lebih mudah. Kemitraan dengan BUMN dan swasta membuka akses pasar dan jaringan industri yang lebih luas, sehingga anak muda tidak lagi menjadi penonton, tetapi justru pemain utama dalam pembangunan ekonomi.

    Menurut ekonom terkemuka Joseph Schumpeter, inovasi dan kewirausahaan adalah kunci utama pertumbuhan ekonomi. Ia menekankan pentingnya konsep creative destruction, di mana inovasi yang dihasilkan oleh generasi muda menggantikan teknologi lama dan mempercepat transformasi ekonomi. Dengan ekosistem Danantara, Indonesia memiliki kesempatan untuk mendorong anak muda menjadi penggerak perubahan dalam berbagai sektor.

    Peran Aktif Pemuda dalam Ekosistem Danantara
    Pemberdayaan pemuda bukan hanya sekadar meningkatkan keterampilan individu, tetapi juga memastikan bahwa mereka memiliki akses ke peluang yang memungkinkan mereka untuk berkembang. John F. Kennedy, Presiden Amerika Serikat, pernah berkata, “Ask not what your country can do for you – ask what you can do for your country.” Kutipan ini menegaskan pentingnya peran aktif kaum muda dalam pembangunan.

  • Piala Oscar: Sejarah, Proses Penjurian, dan Fakta Unik di Baliknya

    Piala Oscar: Sejarah, Proses Penjurian, dan Fakta Unik di Baliknya

    Jakarta, Beritasatu.com – Academy Awards atau yang lebih dikenal sebagai Piala Oscar, adalah salah satu penghargaan paling bergengsi dalam industri perfilman. Penghargaan ini diberikan setiap tahun oleh Academy of Motion Picture Arts and Sciences (Ampas) sebagai bentuk apresiasi terhadap pencapaian luar biasa dalam dunia film.

    Sejak pertama kali diadakan pada 1929, pemenang Oscar menerima sebuah patung emas ikonik yang dikenal dengan sebutan Oscar. Oscar memiliki berbagai kategori penghargaan, termasuk film terbaik, aktor dan aktris terbaik, sutradara terbaik, skenario asli dan adaptasi terbaik, desain produksi, sinematografi, efek visual terbaik, hingga lagu dan musik orisinal terbaik.

    Setiap tahunnya, penghargaan ini menjadi sorotan dunia karena tidak hanya menampilkan karya terbaik, tetapi juga menjadi barometer perkembangan industri film global.

    Syarat dan Proses Penjurian Oscar

    Agar sebuah film dapat dipertimbangkan untuk penghargaan Oscar, ada beberapa aturan yang harus dipenuhi. Film tersebut harus ditayangkan untuk umum dengan tiket berbayar selama setidaknya satu minggu di teater komersial di wilayah Los Angeles antara 1 Januari hingga 31 Desember pada tahun yang bersangkutan.

    Namun, ada pengecualian untuk film berbahasa asing, yang tidak diwajibkan tayang di Amerika Serikat. Film dokumenter dan film pendek memiliki persyaratan khusus yang berbeda, serta harus diajukan secara resmi oleh produsernya. Sementara itu, kategori musik terbaik mengharuskan musisi yang terlibat untuk mengisi formulir pendaftaran terlebih dahulu.

    Setelah film memenuhi syarat, proses seleksi dilakukan oleh anggota Academy, yang terdiri dari ribuan profesional di berbagai bidang industri film. Mereka memberikan suara dalam kategori yang sesuai dengan keahlian masing-masing, misalnya sutradara menilai sutradara, aktor menilai aktor, dan sebagainya.

    Sejarah Lahirnya Piala Oscar

    Piala Oscar lahir dari inisiatif Ampas yang didirikan pada 1927. Awalnya, Ampas bukanlah lembaga yang bertugas memberikan penghargaan, melainkan sebuah organisasi yang berfungsi untuk menangani isu-isu ketenagakerjaan dan perkembangan teknologi dalam perfilman Amerika Serikat.

    Namun, ide untuk memberikan penghargaan mulai muncul, dan pada Mei 1928, akademi menyetujui usulan komite untuk menyelenggarakan Academy Awards of Merit dengan 12 kategori penghargaan.

    Penghargaan Oscar pertama kali diberikan pada 16 Mei 1929, dalam sebuah acara eksklusif yang diadakan di Hollywood Roosevelt Hotel. Saat itu, pemenang dipilih melalui proses seleksi oleh dewan juri pusat dari setiap kategori.

    Seiring berjalannya waktu, kategori penghargaan terus berkembang hingga mencapai lebih dari 20 kategori seperti yang dikenal saat ini.

    Fakta Unik di Balik Piala Oscar

    Selain sejarah panjangnya, Piala Oscar juga memiliki sejumlah fakta menarik yang jarang diketahui seperti berikut ini.

    – Asal usul nama “Oscar”

    Nama “Oscar” diyakini berasal dari komentar Margaret Herrick, seorang pustakawan di Academy, yang mengatakan patung piala tersebut menyerupai pamannya, Oscar Pierce. Nama ini mulai digunakan secara resmi oleh Academy pada 1939.

    – Bobot dan ukuran patung Oscar

    Patung Oscar terbuat dari emas 24 karat, memiliki tinggi sekitar 34 cm, dan beratnya sekitar 3,9 kg. Namun, selama Perang Dunia II, karena kelangkaan logam, patung Oscar dibuat dari plester yang dicat emas dari 1942 hingga 1945.

    – Pemenang tidak bisa menjual patungnya

    Sejak 1951, pemenang Oscar diwajibkan untuk menawarkan patung mereka kembali kepada Academy dengan harga simbolis US$ 1 sebelum menjualnya ke pihak lain. Aturan ini dibuat agar Oscar tidak menjadi barang koleksi komersial.

    – Penerima termuda dan tertua

    Aktris Shirley Temple menjadi peraih Oscar termuda dalam sejarah, menerima penghargaan pada usia 6 tahun pada 1934. Sementara itu, Jessica Tandy memenangkan kategori Aktris Terbaik untuk film “Driving Miss Daisy” pada usia 80 tahun, menjadikannya pemenang tertua dalam sejarah Oscar.

    – Pidato paling panjang dalam sejarah Oscar

    Aktris Greer Garson memegang rekor untuk pidato penerimaan terpanjang dalam sejarah Oscar. Saat memenangkan penghargaan Aktris Terbaik untuk “Mrs Miniver” pada 1943, dia berbicara lebih dari enam menit. Setelah kejadian itu, Academy akhirnya menetapkan batas waktu 45 detik untuk setiap pidato penerimaan.

    – Film dengan Piala Oscar terbanyak

    Tiga film yang meraih 11 penghargaan Oscar dalam satu ajang adalah Titanic (1997), Ben-Hur (1959), dan The Lord of the Rings: The Return of the King (2003).

    – Nominasi terbanyak oleh individu

    Sepanjang hidupnya, Walt Disney memegang rekor nominasi Oscar terbanyak dengan 59 nominasi dan 26 kemenangan sepanjang kariernya.

    – Film berwarna pertama yang memenangkan best picture

    Gone with the Wind (1940) menjadi film berwarna pertama yang memenangkan kategori Best Picture, menandai tonggak sejarah penting dalam industri perfilman.

    Piala Oscar bukan hanya sebuah ajang penghargaan, tetapi juga menjadi simbol prestasi tertinggi dalam dunia perfilman. Dari waktu ke waktu, penghargaan ini terus berkembang, mencerminkan evolusi industri film serta apresiasi terhadap karya-karya terbaik dari seluruh dunia.

    Melalui penghargaan Oscar, diharapkan semakin banyak orang yang menghargai film sebagai seni dan budaya, serta mendukung industri perfilman dengan menonton film secara legal di bioskop atau platform streaming resmi.

  • Di forum Tokyo Conference, SBY dorong penguatan multilateralisme

    Di forum Tokyo Conference, SBY dorong penguatan multilateralisme

    Jakarta (ANTARA) – Presiden Ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyoroti krisis kepemimpinan global dan mendorong penguatan multilateralisme, saat berbicara dalam forum Tokyo Conference 2025 yang digelar di Tokyo, Jepang, pada Selasa.

    SBY, sebagaimana keterangan diterima di Jakarta, menekankan dalam pidato kuncinya bahwa kerja sama internasional diperlukan untuk mengatasi konflik global, perubahan iklim, dan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs).

    “Kita hidup di dunia yang penuh gejolak, di mana kepercayaan terhadap tatanan berbasis aturan semakin goyah,” kata SBY.

    SBY menyoroti berbagai konflik yang masih berlangsung, seperti di Ukraina, Gaza, Kongo, Sudan, dan Myanmar.

    Menurut dia, kondisi itu membuktikan bahwa dunia belum sepenuhnya mencapai perdamaian yang diharapkan sejak berdirinya Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 1945.

    Selain itu, SBY juga mengkritisi mundurnya beberapa negara besar dari komitmen multilateral, seperti Amerika Serikat yang menarik diri dari Perjanjian Iklim Paris dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

    “Ketika satu negara menarik diri, harus ada negara lain yang siap melangkah maju … Dunia sangat membutuhkan kepemimpinan yang berani, berwawasan luas, dan mampu menawarkan solusi, bukan malah memperburuk keadaan,” ucap SBY.

    Guna memperkuat multilateralisme, SBY mengusulkan beberapa langkah, di antaranya mereformasi Dewan Keamanan PBB dengan membatasi hak veto negara-negara anggotanya, meningkatkan operasi perdamaian, serta menjamin pendanaan yang stabil bagi PBB agar tidak mudah dipolitisasi.

    Di sisi lain, dia menekankan pentingnya kepemimpinan kolektif dalam berbagai isu global. Sebab, menurut dia, tidak ada satu negara pun yang mampu menghadapi tantangan global sendirian.

    Dicontohkan SBY, Indonesia bisa memimpin dalam perlindungan hutan, Jepang dalam teknologi iklim, Uni Eropa dalam pendanaan karbon, dan China dalam pengembangan kendaraan listrik.

    Lebih lanjut SBY menutup pidatonya dengan mengajak negara-negara dunia kembali pada semangat kerja sama, kemitraan, dan kolaborasi.

    “Jika kita ingin menghindari bencana iklim, mencegah perang dunia, dan mengurangi penderitaan manusia, tidak ada jalan lain selain bekerja sama … Seperti kata pepatah Afrika, jika ingin pergi cepat, pergilah sendiri, tetapi jika ingin pergi jauh, pergilah bersama,” tutur SBY.

    Tokyo Conference diselenggarakan oleh Genron NPO, sebuah lembaga pemikir independen nirlaba yang berbasis di Jepang. Konferensi tersebut juga menghadirkan secara daring Sekretaris Jenderal PBB António Guterres dan mantan Perdana Menteri Selandia Baru Helen Clark.

    Tokyo Conference pada tahun ini berfokus menyoroti kerja sama internasional dan pemulihan perdamaian dalam rangka memperingati 80 tahun berdirinya PBB. Melalui forum itu, diingatkan kembali bahwa demokrasi, kepemimpinan visioner, dan kerja sama internasional tetap menjadi kunci dalam menjaga perdamaian dan kemakmuran bersama di tengah ketidakpastian global.

    aca juga: Kontribusi dalam misi perdamaian PBB cara RI jadi “penyeimbang” global

    Pewarta: Fath Putra Mulya
    Editor: Laode Masrafi
    Copyright © ANTARA 2025

  • 2 Mantan Menteri Iran Dibui Atas Korupsi Impor Teh

    2 Mantan Menteri Iran Dibui Atas Korupsi Impor Teh

    Teheran

    Dua mantan Menteri Iran dijatuhi hukuman penjara oleh pengadilan setempat terkait kasus korupsi miliaran dolar Amerika, yang melibatkan impor teh.

    Kasus ini yang dikenal di Iran sebagai Skandal Teh Debsh, seperti dilansir AFP, Selasa (4/3/2025), mulai diselidiki tahun 2023 dan melibatkan lebih dari 60 orang, dengan total kerugian mencapai total US$ 3,7 miliar.

    Laporan outlet media kehakiman Iran, Mizan Online, menyebut sekitar 42 terdakwa telah dijatuhi hukuman dalam kasus ini, termasuk mantan Menteri Pertanian Javad Sadatinejad dan mantan Menteri Industri Reza Fatemi Amin.

    Sadatinejad, menurut Mizan Online, dijatuhi hukuman satu tahun penjara. Sedangkan Fatemi Amin dijatuhi hukuman dua tahun penjara.

    Kedua menteri, yang menjabat dalam pemerintahan mendiang Presiden Ebrahim Raisi, dinyatakan bersalah atas keterlibatan dalam mengganggu sistem ekonomi negara. Hukuman yang dijatuhkan itu dianggap “final dan mengikat”.

    ADVERTISEMENT

    `;
    var mgScript = document.createElement(“script”);
    mgScript.innerHTML = `(function(w,q){w[q]=w[q]||[];w[q].push([“_mgc.load”])})(window,”_mgq”);`;
    adSlot.appendChild(mgScript);
    },
    function loadCreativeA() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    adSlot.innerHTML = “;

    console.log(“🔍 Checking googletag:”, typeof googletag !== “undefined” ? “✅ Defined” : “❌ Undefined”);

    if (typeof googletag !== “undefined” && googletag.apiReady) {
    console.log(“✅ Googletag ready. Displaying ad…”);
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    } else {
    console.log(“⚠️ Googletag not loaded. Loading GPT script…”);
    var gptScript = document.createElement(“script”);
    gptScript.src = “https://securepubads.g.doubleclick.net/tag/js/gpt.js”;
    gptScript.async = true;
    gptScript.onload = function () {
    console.log(“✅ GPT script loaded!”);
    window.googletag = window.googletag || { cmd: [] };
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.defineSlot(‘/4905536/detik_desktop/news/static_detail’, [[400, 250], [1, 1], [300, 250]], ‘div-gpt-ad-1708418866690-0’).addService(googletag.pubads());
    googletag.enableServices();
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    };
    document.body.appendChild(gptScript);
    }
    }
    ];

    var currentAdIndex = 0;
    var refreshInterval = null;
    var visibilityStartTime = null;
    var viewTimeThreshold = 30000;

    function refreshAd() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) return;

    currentAdIndex = (currentAdIndex + 1) % ads.length;
    adSlot.innerHTML = “”; // Clear previous ad content
    ads[currentAdIndex](); // Load the appropriate ad

    console.log(“🔄 Ad refreshed:”, currentAdIndex === 0 ? “Creative B” : “Creative A”);
    }

    var observer = new IntersectionObserver(function(entries) {
    entries.forEach(function(entry) {
    if (entry.isIntersecting) {
    if (!visibilityStartTime) {
    visibilityStartTime = new Date().getTime();
    console.log(“👀 Iklan mulai terlihat, menunggu 30 detik…”);

    setTimeout(function () {
    if (visibilityStartTime && (new Date().getTime() – visibilityStartTime >= viewTimeThreshold)) {
    console.log(“✅ Iklan terlihat 30 detik! Memulai refresh…”);
    refreshAd();
    if (!refreshInterval) {
    refreshInterval = setInterval(refreshAd, 30000);
    }
    }
    }, viewTimeThreshold);
    }
    } else {
    console.log(“❌ Iklan keluar dari layar, reset timer.”);
    visibilityStartTime = null;
    if (refreshInterval) {
    clearInterval(refreshInterval);
    refreshInterval = null;
    }
    }
    });
    }, { threshold: 0.5 });

    document.addEventListener(“DOMContentLoaded”, function() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (adSlot) {
    ads[currentAdIndex](); // Load the first ad
    observer.observe(adSlot);
    }
    });

    Pengadilan Iran juga menjatuhkan hukuman kepada kepala eksekutif perusahaan The Debsh, Akbar Rahimi-Darabad, dengan 66 tahun penjara untuk berbagai tindak kejahatan, termasuk mengganggu perekonomian Iran, penyelundupan mata uang asing dan penyuapan.

    Tak hanya dihukum bui, Rahimi-Darabad juga diperintahkan untuk membayar kembali dana selundupan senilai lebih dari US$ 2,38 miliar dan membayar denda sebesar US$ 1,5 miliar.

    Di bawah aturan hukum yang berlaku di Iran, hukuman penjara dijalani secara bersamaan, yang berarti Rahimi-Darabad akan menjalani hukuman 25 tahun penjara, yang merupakan hukuman paling lama dari masa hukuman yang harus dijalaninya.

    Pada April 2023 lalu, para anggota parlemen Iran memakzulkan Fatemi Amin karena melonjaknya harga mobil.

    Pada bulan yang sama, Sadatinejad dipecat dari jabatannya. Kemudian pada Mei 2024, dia dijatuhi hukuman tiga tahun penjara atas kasus korupsi impor pakan ternak.

  • Profil & Harta Dwi Wahyudi, Direktur Pelaksana LPEI Tersangka Kasus Dugaan Korupsi Pemberian Kredit – Halaman all

    Profil & Harta Dwi Wahyudi, Direktur Pelaksana LPEI Tersangka Kasus Dugaan Korupsi Pemberian Kredit – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Direktur Pelaksana I Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), Dwi Wahyudi, sebagai tersangka kasus dugaan korupsi pemberian fasilitas kredit kepada PT Petro Energy, Senin (3/3/2025).

    Tak hanya menetapkan Dwi Wahyudi, KPK juga menetapkan empat orang tersangka lainnya di dalam kasus ini, di antaranya Direktur Pelaksana 4 LPEI Arif Setiawan, Presiden Direktur PT Caturkarsa Megatunggal/Komisaris Utama PT Petro Energy Jimmy Masrin, Direktur Utama PT Petro Energy Newin Nugroho, dan Direktur Keuangan PT Petro Energy Susy Mira Dewi Sugiarta.

    Guna menghitung potensi keuangan negara, KPK berkoordinasi dengan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

    Potensi kerugian negara pada kasus ini ditaksir mencapai 60 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp900 miliar atau hampir Rp1 triliun.

    “Atas pemberian fasilitas kredit oleh LPEI khusus kepada PT PE ini, diduga telah mengakibatkan kerugian negara sebesar USD 60 juta,” kata Plt. Direktur Penyidikan KPK, Budi Sokmo dalam jumpa pers di Geung KPK, Jakarta, Senin (3/3/2025).

    Budi Sokmo juga menjelaskan bahwa kasus pemberian fasilitas kredit oleh LPEI ke PT Petro Energy bukan satu-satunya dugaan fraud yang tengah diusut. 

    Total terdapat 11 debitur LPEI yang tengah diusut KPK, salah satunya PT Petro Energy.

    Sementara itu, potensi kerugian keuangan negara pada dugaan fraud untuk 11 debitur tersebut ditaksir mencapai Rp11,7 triliun.

    “Total kredit yang diberikan dan jadi potensi kerugian negara kurang lebih Rp 11,7 triliun. Jadi untuk bulan Maret ini KPK telah menetapkan lima orang tersangka, sedangkan 10 debitur lainnya masih penyidikan,” tandasnya.

    Lantas, seperti apakah sosok Dwi Wahyudi selaku Direktur Pelaksana LPEI? Berikut profil beserta harta kekayaannya.

    Dwi Wahyudi adalah lulusan S-1 Manajemen di Universitas Airlangga (Unair).

    Ia menempuh pendidikan di Unair pada tahun 1987 hingga 1992.

    Dwi Wahyudi juga telah menyelesaikan studi keuangan di Oklahoma dan meraih gelar MBA.

    Ia merupakan anak kedua dari empat bersaudara.

    Dikutip dari situs Alumnipedia Unair, Dwi Wahyudi sudah berkarier Bank Ekspor Indonesia (BEI) atau kini adalah Indonesia Eximbank sejak tahun 1999.

    Pada 2009, pria asal Surabaya ini diangkat sebagai direktur di saat dirinya berusia 39 tahun.

    Aset Indonesia Eximbank yang semulai Rp12 triliun pada 2009, membengkak menjadi Rp98 triliun pada 2016.

    Sebelum itu, Dwi Wahyudi juga pernah bekerja sebagai Relationship Manager Bank Danamon pada 1994.

    Ia juga sempat meniti karier di Bank PDFCI dan Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN).

    Menilik harta kekayaannya, Dwi Wahyudi tercatat memiliki total harta kekayaan sebesar Rp18 miliar.

    Hartanya itu terdaftar di dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

    Dwi terakhir kali melaporkan hartanya di LHKPN KPK pada 21 Maret 2019.

    Sumber harta terbanyak Dwi berasal dari tanah dan bangunan yang ia miliki sebesar Rp12 miliar.

    Lalu disusul dari kas sebesar Rp7,1 miliar.

    Dwi Wahyudi juga memiliki utang sebesar Rp3,6 miliar.

    Berikut rincian lengkap harta kekayaan milik Dwi Wahyudi.

    I. DATA HARTA

    A. TANAH DAN BANGUNAN Rp12.186.740.000

    1. Tanah dan Bangunan Seluas 288 m2/400 m2 di KAB / KOTA TANGERANG SELATAN, HASIL SENDIRI Rp1.000.000.000

    2. Tanah dan Bangunan Seluas 1264 m2/596 m2 di KAB / KOTA KOTA SURAKARTA , HASIL SENDIRI Rp2.146.740.000

    3. Bangunan Seluas 90 m2 di KAB / KOTA KOTA JAKARTA PUSAT, HASIL SENDIRI Rp1.500.000.000

    4. Tanah dan Bangunan Seluas 325 m2/450 m2 di KAB / KOTA KOTA JAKARTA SELATAN , HASIL SENDIRI Rp5.700.000.000

    5. Tanah dan Bangunan Seluas 43 m2/43 m2 di KAB / KOTA PANDEGLANG, HASIL SENDIRI Rp190.000.000

    6. Bangunan Seluas 77 m2 di KAB / KOTA KOTA JAKARTA SELATAN , HASIL SENDIRI Rp1.650.000.000

    B. ALAT TRANSPORTASI DAN MESIN Rp1.900.000.000

    1. MOBIL, TOYOTA VELFIRE Tahun 2015, HASIL SENDIRI Rp450.000.000

    2. MOBIL, MERCEDES CLA 200 Tahun 2015, HASIL SENDIRI Rp450.000.000

    3. MOBIL, MERCEDES GLE Tahun 2016, HASIL SENDIRI Rp750.000.000

    4. MOBIL, MERCE BENZ SEDAN Tahun 2014, HASIL SENDIRI Rp250.000.000

    C. HARTA BERGERAK LAINNYA Rp555.000.000

    D. SURAT BERHARGA Rp—-

    E. KAS DAN SETARA KAS Rp7.190.004.597

    F. HARTA LAINNYA Rp—-

    Sub Total Rp21.831.744.597

    II. HUTANG Rp3.693.407.792

    III. TOTAL HARTA KEKAYAAN (I-III) Rp18.138.336.805

    (Tribunnews.com/Rakli/Ilham Rian Pratama)

  • Moncer di Balapan Pertama MotoGP 2025, Ai Ogura Bilang Begini

    Moncer di Balapan Pertama MotoGP 2025, Ai Ogura Bilang Begini

    Jakarta

    Ai Ogura tampil mengesankan di MotoGP Thailand. Dia sempat menembus posisi empat besar saat gelaran Sprint Race dan finis kelima di balapan utama.

    Marquez bersaudara mendominasi MotoGP Thailand. Baik di sesi Sprint Race maupun balapan utama, Marc Marquez dan Alex Marquez mengisi posisi pertama dan kedua. Barulah di tempat ketiga ada rider Ducati lainnya, Francesco Bagnaia. Tapi ada pebalap lain yang mencuri perhatian sat balapan di Sirkuit Buriram tersebut.

    Adalah rider Jepang Ai Ogura yang tampil mengejutkan meski terhitung sebagai rookie. Ogura finis keempat saat Sprint Race dan kelima di balapan utama. Ogura bahkan menjadi pebalap Aprilia yang finis terbaik, mengalahkan rider pabrikan Marco Bezzecchi.

    Ogura menyebut ini merupakan buah kerja keras tim Trackhouse hingga mengantarnya di posisi lima besar.

    “Sederhana, ini semua kerja tim. Jadi tidak ada yang spesial,” ujar Ogura dalam video yang diunggah akun X Trackhouse MotoGP.

    “Tidak, tidak ada yang spesial, itu hanya kerja sama tim,” sambungnya lagi.

    Ogura menjadi rookie terbaik dalam 12 tahun terakhir setelah Marc Marquez merebut posisi ke-3 dalam debutnya. Bagi Ogura ini merupakan awalan yang baik untuk memulai musim 2025.

    Bos tim prinsipal Trackhouse Davide Brivio juga mengagumi penampilan Ogura. Brivio yang sempat menghadapi banyak kritik karena lebih memilih Ogura ketimbang talenta Amerika Joe Roberts terkesima dengan juara Moto2 tersebut.

    “Kami sangat terkesan dengan Ai di balapan. Dia membalap seperti veteran, dan dia mendapat posisi keempat di belakang Pecco dan bertahan sepanjang balapan jadi saya pikir itu luar biasa,” ungkap Brivio dilansir Crash.

    “Dia mengejutkan semua orang dan saya tidak mengira bisa secepat itu, sangat cepat. Jadi marilah menikmati momen ini dan balapan ini juga penting karena banyak kesempatan untuk belajar dan memahami MotoGP lebih baik lagi,” ujarnya.

    Sebagai informasi, Ai Ogura dikontrak tim satelit MotoGP Trackhouse Aprilia untuk musim 2025-2026. Ogura menggantikan Miguel Oliveira yang kontraknya tidak diperpanjang Trackhouse Aprilia. Ogura bertandem dengan Raul Fernandez.

    Ogura adalah pebalap Jepang paling berbakat saat ini. Pebalap berusia 23 tahun itu sudah empat musim berlaga di kelas Moto2, tiga musim bersama Idemitsu Honda Asia, kemudian satu musim bersama MT Helmets-MSi. Kemudian pada tahun 2024 dia menyabet gelar sebagai juara dunia Moto2.

    (dry/rgr)

  • AS Setop Bantuan Militer ke Ukraina, Rusia: Terbaik untuk Perdamaian

    AS Setop Bantuan Militer ke Ukraina, Rusia: Terbaik untuk Perdamaian

    Moskow

    Kremlin atau istana kepresidenan Rusia mengomentari langkah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang menghentikan bantuan militer untuk Ukraina. Kremlin menyebut langkah Washington itu menjadi kontribusi terbaik bagi perdamaian.

    Namun ditegaskan oleh Kremlin bahwa Rusia perlu mengklarifikasi rincian langkah Trump tersebut.

    Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, seperti dilansir Reuters, Selasa (4/2/2024), terkesan berhati-hati terhadap laporan penghentian bantuan AS untuk Ukraina tersebut. Dia mengatakan detail soal langkah terbaru AS itu perlu diperhatikan.

    Langkah penangguhan bantuan militer Washington untuk Kyiv itu diungkapkan oleh seorang pejabat Gedung Putih yang enggan disebut namanya, seperti dilansir Reuters. Gedung Putih, atau Trump sendiri, belum memberikan pernyataan resmi soal hal tersebut.

    “Jika ini benar, maka ini adalah keputusan yang benar-benar dapat mendorong rezim Kyiv untuk melakukan proses perdamaian,” sebut Peskov dalam pernyataannya.

    ADVERTISEMENT

    `;
    var mgScript = document.createElement(“script”);
    mgScript.innerHTML = `(function(w,q){w[q]=w[q]||[];w[q].push([“_mgc.load”])})(window,”_mgq”);`;
    adSlot.appendChild(mgScript);
    },
    function loadCreativeA() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    adSlot.innerHTML = “;

    console.log(“🔍 Checking googletag:”, typeof googletag !== “undefined” ? “✅ Defined” : “❌ Undefined”);

    if (typeof googletag !== “undefined” && googletag.apiReady) {
    console.log(“✅ Googletag ready. Displaying ad…”);
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    } else {
    console.log(“⚠️ Googletag not loaded. Loading GPT script…”);
    var gptScript = document.createElement(“script”);
    gptScript.src = “https://securepubads.g.doubleclick.net/tag/js/gpt.js”;
    gptScript.async = true;
    gptScript.onload = function () {
    console.log(“✅ GPT script loaded!”);
    window.googletag = window.googletag || { cmd: [] };
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.defineSlot(‘/4905536/detik_desktop/news/static_detail’, [[400, 250], [1, 1], [300, 250]], ‘div-gpt-ad-1708418866690-0’).addService(googletag.pubads());
    googletag.enableServices();
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    };
    document.body.appendChild(gptScript);
    }
    }
    ];

    var currentAdIndex = 0;
    var refreshInterval = null;
    var visibilityStartTime = null;
    var viewTimeThreshold = 30000;

    function refreshAd() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) return;

    currentAdIndex = (currentAdIndex + 1) % ads.length;
    adSlot.innerHTML = “”; // Clear previous ad content
    ads[currentAdIndex](); // Load the appropriate ad

    console.log(“🔄 Ad refreshed:”, currentAdIndex === 0 ? “Creative B” : “Creative A”);
    }

    var observer = new IntersectionObserver(function(entries) {
    entries.forEach(function(entry) {
    if (entry.isIntersecting) {
    if (!visibilityStartTime) {
    visibilityStartTime = new Date().getTime();
    console.log(“👀 Iklan mulai terlihat, menunggu 30 detik…”);

    setTimeout(function () {
    if (visibilityStartTime && (new Date().getTime() – visibilityStartTime >= viewTimeThreshold)) {
    console.log(“✅ Iklan terlihat 30 detik! Memulai refresh…”);
    refreshAd();
    if (!refreshInterval) {
    refreshInterval = setInterval(refreshAd, 30000);
    }
    }
    }, viewTimeThreshold);
    }
    } else {
    console.log(“❌ Iklan keluar dari layar, reset timer.”);
    visibilityStartTime = null;
    if (refreshInterval) {
    clearInterval(refreshInterval);
    refreshInterval = null;
    }
    }
    });
    }, { threshold: 0.5 });

    document.addEventListener(“DOMContentLoaded”, function() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (adSlot) {
    ads[currentAdIndex](); // Load the first ad
    observer.observe(adSlot);
    }
    });

    “Jelas bahwa Amerika Serikat sejauh ini merupakan pemasok utama perang ini. Jika Amerika Serikat berhenti (menjadi pemasok senjata) atau menangguhkan pasokan ini, mungkin hal ini akan menjadi kontribusi terbaik bagi perdamaian,” tegasnya.

    Trump memerintahkan penghentian pengiriman bantuan militer ke Ukraina menyusul cekcok dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Gedung Putih pekan lalu. Langkah ini memperdalam perpecahan yang telah terjadi di antara kedua negara yang pernah bersekutu tersebut.

    Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

    Trump, yang berbicara via telepon dengan Presiden Vladimir Putin pada 12 Februari lalu, mengatakan dirinya ingin dikenang sebagai “pembuat perdamaian”. Dia mengubah kebijakan AS terhadap Ukraina dengan membuka pembicaraan bilateral dengan Moskow dalam upaya mencapai resolusi konflik.

    Trump juga menilai perang yang berkecamuk di Ukraina, selama tiga tahun terakhir, berisiko memicu Perang Dunia III. Dia bahkan menyebut Kyiv tidak memiliki pilihan lainnya selain berdamai.

    Peskov mengatakan Rusia menyambut baik pernyataan Trump soal keinginannya untuk perdamaian di Ukraina.

    “Kam mendengar pernyataannya tentang keinginannya untuk membawa perdamaian ke Ukraina, dan hal ini disambut baik. Kami melihat hal-hal tertentu dan menerima informasi tertentu mengenai usulan tindakan ke arah ini. Hal ini juga disambut baik. Namun kami akan terus melihat bagaimana situasi berkembang dalam kenyataannya,” ujarnya.