Negara: Amerika Serikat

  • Inggris Tak Pernah Percaya Diri Bisa Menangi Turnamen Besar

    Inggris Tak Pernah Percaya Diri Bisa Menangi Turnamen Besar

    JAKARTA – Mantan Manajer Tim Nasional Jerman, Jurgen Klinsmann, percaya bahwa Inggris memiliki rasa takut yang melekat untuk memenangi trofi besar.

    Saat masih ditangani Gareth Southgate, Three Lions dua kali hampir memenangi Euro pada 2021 dan 2024, tetapi kalah di final dari Italia dan Spanyol.

    Ada momen-momen di kedua pertandingan di mana kemenangan berada dalam genggaman mereka, tetapi Klinsmann mengatakan ada naluri bawaan untuk mundur.

    “Ada sesuatu di momen yang menentukan, seperti final Euro, yang membuat mereka takut pada diri mereka sendiri. Begitu mereka mendekati kemenangan di final, berada tepat di sana, ada sesuatu yang memicu di otak mereka yang mengatakan, tidak, kami tidak bisa melakukannya.”

    “Itu tidak memberi mereka keyakinan nyata untuk mengatakan, mari kita lakukan sekarang. Mereka mulai menyerang, lalu menurunkan tempo dan mulai bertahan alih-alih menyelesaikan pertandingan dan mencetak gol lagi.”

    “Jika Anda ingin memenangi Piala Dunia, Anda harus mengambil risiko. Anda tidak akan memenangi Piala Dunia hanya dengan bertahan. Mungkin di situlah kekurangan Inggris.”

    “Bagian terakhir, jika Anda unggul 1-0, Anda harus mencetak gol kedua dan mengamankan kemenangan,” kata mantan striker Tottenham itu kepada Men In Blazers Media Network dilansir ESPN.

    Klinsmann telah melatih Jerman, Amerika Serikat, dan Korea Selatan–finis ketiga di Piala Dunia 2006 bersama Die Mannschaft.

    Situasi mungkin berbeda musim panas mendatang saat mereka mencoba memenangi edisi 2026 di Amerika Utara–dengan rekan senegaranya, Thomas Tuchel, sebagai pelatih.

    Tuchel telah berbicara tentang menambahkan bintang kedua di seragam dan ada harapan besar bagi Inggris untuk bersaing memperebutkan gelar juara.

    Klinsmann, yang membantu mendatangkan kesengsaraan bagi Inggris saat berseragam Jerman di Piala Dunia 1990 dan semifinal Euro 1996, mengakui setidaknya telah terjadi perubahan pola pikir.

    “Ini sebenarnya sebuah kemajuan di Inggris. Sekarang mereka, sebenarnya berkata, kita akan sampai di sana, kita ingin memenangi Piala Dunia.”

    “Ketika saya masih bermain, mereka tidak pernah percaya akan memenangi Piala Dunia. Sekarang mereka mencapai prestasi tinggi karena mereka memiliki tim yang luar biasa,” tutur Klinsmann lagi.

  • Rahasia Ringgit Malaysia Bikin Keok Dolar AS hingga Jadi Juara Mata Uang Asia

    Rahasia Ringgit Malaysia Bikin Keok Dolar AS hingga Jadi Juara Mata Uang Asia

    Jakarta

    Ringgit menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Mata uang Malaysia itu naik 0,5% terhadap dolar AS menjadi RM 4,0860 pada 12 Desember, tertinggi sejak Mei 2021.

    Tahun ini ringgit telah melonjak lebih dari 9% terhadap dolar AS. Kenaikan itu membawa ringgit menjadi mata uang dengan kinerja terbaik di Asia selama 2025.

    “Fundamental ringgit yang kuat menempatkannya pada posisi terdepan untuk mengungguli mata uang regional lainnya,” tulis para ahli strategi Maybank, termasuk Saktiandi Supaat, dalam sebuah catatan dikutip dari Straits Times, Sabtu (13/12/2025).

    Rahasia Ringgit Perkasa Lawan Dolar AS

    Faktor pendorong penguatan ringgit Malaysia meliputi, pertama kelanjutan siklus investasi yang meningkat, kedua reformasi fiskal di Malaysia, dan ketiga Malaysia kini pusat data center utama.

    Selain itu, popularitas mata uang Malaysia didorong oleh ekonomi yang berorientasi ekspor. Naiknya ekspor terjadi seiring dengan meningkatnya permintaan global, sehingga membantu pertumbuhan ekspor kuartal ketiga melampaui ekspektasi.

    Para pembuat kebijakan juga optimis bahwa data center dapat membantu memanfaatkan peluang pertumbuhan baru bagi negara tersebut. Optimisme ini telah mendorong investor asing untuk memperluas eksposur mereka terhadap aset Malaysia.

    Pergerakan Ringgit

    Dikutip dari The Star, nilai tukar ringgit menguat terhadap sejumlah mata uang dari sejumlah negara. Ringgit tercatat menguat terhadap yen menjadi 2,626-2,6304 dari 2,6536-2,6561, dan perkasa terhadap pound sterling Inggris menjadi 5,4789-5,4869 dari 5,4859-5,4905, namun ringgit melemah terhadap euro menjadi 4,8037-4,8107 dari 4,7912-4,7953 pada penutupan pekan lalu.

    Ringgit juga cenderung menguat terhadap mata uang ASEAN. Ringgit menguat terhadap rupiah Indonesia menjadi 245,9-246,4 dari 246,8-247,2 pekan lalu, meningkat terhadap dolar Singapura menjadi 3,1701-3,1750 ringgit dari 3,1741-3,1773 ringgit sebelumnya, dan lebih tinggi terhadap peso Filipina di 6,93-6,94 ringgit dari 6,97-6,98 ringgit. Namun, melemah terhadap baht Thailand menjadi 12,9589-12,9845 ringgit dari 12,9054-12,9221 ringgit minggu lalu.

    (ada/ara)

  • Harga Emas Dunia Minggu 14 Desember 2025 setelah Reli Sepekan

    Harga Emas Dunia Minggu 14 Desember 2025 setelah Reli Sepekan

    Jakarta, Beritasatu.com – Pergerakan harga emas dunia sepekan dari Senin-Jumat pada periode (8-12/12/2025) menunjukkan tren penguatan. Reli harga emas ini didorong oleh spekulasi pasar terkait peluang penurunan suku bunga oleh Federal Reserve Amerika Serikat (AS) serta meningkatnya minat investor terhadap aset lindung nilai di tengah ketidakpastian ekonomi global.

    Harga emas mampu menguat jelang akhir pekan karena The Fed memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin (BPS) menjadi di kisaran 3,5%-3,75%. Harga emas pun mengalami kenaikan hingga level tertinggi dalam tujuh pekan terakhir.

    Pergerakan Harga Emas Sepekan Kemarin

    Pada awal pekan, harga emas sempat bergerak terbatas. Pada perdagangan Senin (8/12/2025), emas spot melemah tipis seiring pelaku pasar menanti sinyal kebijakan moneter dari The Fed. Harga ditutup di kisaran US$ 4.201,70 per troi ons.

    Memasuki Selasa (9/12/2025), harga emas bergerak stabil dan bertahan di atas level psikologis US$ 4.200. Emas spot mengakhiri perdagangan hari itu di sekitar US$ 4.194,91 per troi ons.

    Penguatan mulai terlihat pada Rabu (10/12/2025) ketika pasar merespons potensi pemangkasan suku bunga The Fed yang semakin menguat. 

    Lonjakan signifikan terjadi pada Kamis (11/12/2025). Harga emas dunia melonjak sekitar 1,79% atau setara 75 poin dan ditutup di kisaran US$ 4.272,09 per troi ons pada akhir perdagangan. Kenaikan tajam ini dipicu pelemahan dolar AS serta pelonggaran kebijakan moneter AS, terutama terkait pemangkasan suku bunga The Fed.

    Tren positif berlanjut hingga Jumat (12/12/2025). Harga emas spot bahkan sempat menembus level US$ 4.302,47 per troi ons dan mencetak rekor tertinggi baru dalam 7 pekan terakhir.

    Meski sempat mengalami koreksi tipis menjelang penutupan perdagangan, emas tetap ditutup menguat di posisi sekitar US$ 4.299,47 per troi ons pada Sabtu pagi, setelah sempat sentuh US$ 4.302,47.

    Hingga Minggu (14/12/2025) pagi harga emas spot masih bertahan di level US$ 4.299,47 per troi ons.

  • Harga Emas Pegadaian Hari Ini Minggu 14 Desember 2025, UBS dan Galeri24 Dipatok Segini

    Harga Emas Pegadaian Hari Ini Minggu 14 Desember 2025, UBS dan Galeri24 Dipatok Segini

    Sebelumnya, harga perak turun hampir 3% pada hari Jumat (Sabtu waktu Jakarta) setelah mencapai titik tertinggi sepanjang masa di awal sesi perdagangan yang didorong aksi ambil untung. Sementara harga emas naik ke level tertinggi dalam tujuh minggu.

    Dikutip dari CNBC, Sabtu (13/12/2025), harga perak di pasar spot turun sekitar 3% menjadi USD 61,7 per ons, setelah sebelumnya mencapai rekor tertinggi USD 64,64. Sedangkan harga emas naik 0,3% menjadi USD 4.293,43 per ons, setelah mencapai level tertinggi sejak 21 Oktober. Sementara itu, harga emas AS ditutup naik 0,4% ke level USD 4.328,3.

    Dolar Amerika Serikat (AS) tetap stabil setelah melemah dalam beberapa sesi perdagangan terakhir. Dolar yang lebih kuat membuat logam mulia yang dihargai dalam dolar AS menjadi kurang terjangkau bagi pembeli asing.

    “Ada sedikit peningkatan tekanan, sedikit kenaikan nilai dolar AS, dan unsur aksi ambil untung yang menekan harga,” kata Kepala Strategi Komoditas Global TD Securities,  Bart Melek.

    Harga perak naik hampir 5% minggu ini dan telah meningkat 112% tahun ini, didorong oleh pengetatan persediaan, permintaan industri yang berkelanjutan, dan dimasukkannya perak dalam daftar mineral penting AS.

    “Kenaikan harga sudah berlebihan, yang mengharuskan kehati-hatian,” kata CMZ dalam sebuah catatan.

    Dalam jangka panjang, prospek fundamental untuk perak tetap positif karena perkiraan peningkatan permintaan industri.

    Bank Sentral AS (Federal Reserve) pekan ini mengumumkan pemotongan suku bunga seperempat poin ketiga dan terakhir tahun ini, tetapi memberi sinyal kehati-hatian terhadap pemotongan lebih lanjut sampai data lebih lengkap muncul.

     

  • Harga Emas Dunia Akan Berfluktuasi Pekan Depan

    Harga Emas Dunia Akan Berfluktuasi Pekan Depan

    Jakarta, Beritasatu.com – Harga emas dunia diperkirakan akan bergerak volatil pada pekan depan. Meski demikian, para analis tetap merekomendasikan strategi buy on dip atau membeli saat harga terkoreksi, seiring kuatnya sentimen penurunan suku bunga global.

    Ekspektasi inflasi tetap terkendali dan aktivitas ekonomi Amerika Serikat (AS) semakin melambat mendorong keyakinan pasar bahwa Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga secara agresif pada tahun depan. Kondisi ini memberikan dorongan bullish baru bagi emas sebagai aset lindung nilai.

    Dikutip dari Kitco News, Minggu (14/12/2025), analis pasar senior FXTM Lukman Otunuga menilai momentum emas masih sangat kuat. Setelah harga mampu menembus level US$ 4.300 per troi ons, peluang kenaikan ke area US$ 4.400 atau lebih tinggi semakin terbuka. Sebaliknya, pelemahan di bawah level tersebut berpotensi mendorong koreksi ke kisaran US$ 4.240 hingga USD 4.200.

    Prospek pemangkasan setidaknya dua kali suku bunga AS tahun depan, ditambah dolar AS yang melemah dan pembelian emas oleh bank sentral, dinilai bisa menopang kenaikan harga hingga 2026.

    Namun, meski tren jangka menengah masih positif, para analis mengingatkan musim libur akhir tahun dapat meningkatkan volatilitas pasar. Volume transaksi yang tipis pada pekan perdagangan terakhir 2025 berpotensi memicu pergerakan harga yang tajam dan tidak terduga.

    Kepala analis pasar FP Markets, Aaron Hill memperkirakan emas akan bergerak dalam rentang lebar US$ 4.250 hingga US$ 4.380 per troi ons. Dalam kondisi likuiditas rendah, fluktuasi harga bisa terjadi secara cepat.

    Namun, selama level support di sekitar US$ 4.255 bertahan, setiap penurunan harga masih dipandang sebagai peluang beli. Apabila  level tersebut jebol, harga emas berisiko turun cepat menuju US$ 4.200.

    Volatilitas pasar juga berpotensi meningkat dengan rilis sejumlah data ekonomi penting dari Amerika Serikat pada pekan depan.

  • AS Bakal Cabut Sanksi ke Belarus

    AS Bakal Cabut Sanksi ke Belarus

    JAKARTA – Amerika Serikat akan mencabut sanksi terhadap Belarus sebagai tanda terbaru mencairnya hubungan antara Washington dan negara otokrasi yang terisolasi tersebut.

    John Coale, utusan khusus AS untuk Belarusia, bertemu dengan Presiden Belarus Alexander Lukashenko, untuk melakukan pembicaraan di ibu kota Belarusia, Minsk, pada Jumat dan Sabtu, 13 Desember.

    Sebagai sekutu dekat Rusia, Minsk telah menghadapi isolasi dan sanksi Barat selama bertahun-tahun. Lukashenko memerintah negara berpenduduk 9,5 juta jiwa itu dengan tangan besi selama lebih dari tiga dekade.

    N egara itu telah berulang kali dikenai sanksi oleh negara-negara Barat baik karena penindasan terhadap hak asasi manusia maupun karena mengizinkan Moskow menggunakan wilayahnya dalam invasi ke Ukraina pada tahun 2022.

    – https://voi.id/berita/542891/presiden-abbas-desak-italia-akui-negara-palestina

    – https://voi.id/berita/542879/belgia-siapkan-1-500-pasukan-untuk-misi-pengerahan-cepat-nato

    – https://voi.id/berita/542864/iran-naikkan-harga-bensin-subsidi

    – https://voi.id/berita/542862/terbelit-korupsi-eks-presiden-bolivia-luis-arce-ditahan-5-bulan-sambil-tunggu-persidangan

    – https://voi.id/berita/542850/kamboja-tuding-thailand-terus-jatuhkan-bom-meski-trump-umumkan-gencatan-senjata

    [/see_also]

  • Terungkap! Ini Sosok yang Dijagokan Trump Jadi Bos The Fed

    Terungkap! Ini Sosok yang Dijagokan Trump Jadi Bos The Fed

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan pada Jumat (12/12) bahwa Kevin Warsh menjadi kandidat terkuat Ketua The Fed. Masih ada kandidat lain yang bersaing.

    “Ya, saya pikir dia,” kata Trump dikutip dari CNBC, Sabtu (13/12/2025).

    Merujuk dari ucapan Direktur Dewan Ekonomi Nasional Kevin Hassett, yang sebelumnya dijagokan pasar, Trump mengatakan keduanya merupakan orang hebat. Hasset mengatakan bahwa ia akan bersedia jika diminta menjadi Ketua The Fed.

    “Saya pikir Anda memiliki Kevin dan Kevin. Mereka berdua, saya pikir kedua Kevin itu hebat. Saya pikir ada beberapa orang lain yang hebat,” ujar Trump.

    Sementara itu, Senator Elizabeth Warren khawatir Trump akan menunjuk ‘boneka’ sebagai Ketua The Fed. Trump mengulangi pernyataan masa lalu bahwa Ketua The Fed harus berkonsultasi dengan presiden tentang keputusan suku bunga.

    “Biasanya, itu tidak dilakukan lagi. Dulu itu dilakukan secara rutin. Seharusnya tetap dilakukan,” katanya.

    Trump telah berselisih dengan Ketua Fed saat ini, Jerome Powell hampir sejak saat ia mencalonkannya untuk posisi tersebut pada 2017. Trump mendesak The Fed untuk menurunkan suku bunga, bahkan tidak puas dengan laju pemotongan saat ini.

    The Fed terakhir memotong suku bunga pada Rabu (10/12) ke kisaran 3,5-3,75% yang menurut Trump seharusnya lebih rendah lagi. Trump mencatat bahwa Warsh sebagian besar setuju dengannya tentang kebijakan moneter.

    “Dia berpikir Anda harus menurunkan suku bunga, dan begitu juga semua orang lain yang telah saya ajak bicara,” ujar Trump.

    Sepanjang tahun ini, Trump kerap menyalahkan eks Menteri Keuangan Steve Mnuchin karena merekomendasikan Powell. Trump sebenarnya lebih memilih Menteri Keuangan saat ini, Scott Bessent untuk mengambil peran tersebut, tapi ia berulang kali mengatakan tidak tertarik.

    Kandidat lain yang dipertimbangkan termasuk Gubernur petahana Christopher Waller dan Michelle Bowman, serta Rick Rieder, yang memimpin operasi pendapatan tetap di perusahaan manajemen keuangan raksasa BlackRock. Mereka adalah kandidat terakhir dari 11 kandidat yang dipertimbangkan untuk posisi tersebut.

    Masa jabatan Powell berakhir pada Mei, setelah diangkat kembali ke posisi tersebut oleh mantan Presiden AS Joe Biden.

    “Saya benar-benar ingin menyerahkan pekerjaan ini kepada siapa pun yang menggantikan saya dengan kondisi ekonomi yang benar-benar baik. Itulah yang ingin saya lakukan,” kata Powell

    (ara/ara)

  • Rahasia Ringgit Malaysia Bikin Keok Dolar AS hingga Jadi Juara Mata Uang Asia

    Ringgit Jadi Juara Mata Uang Asia, Menguat 9% Lawan Dolar AS!

    Jakarta

    Nilai tukar Ringgit Malaysia mencapai level terkuat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dalam rentang empat tahun terakhir. Ringgit naik 0,5% terhadap dolar AS menjadi 4,0860 pada 12 Desember, tertinggi sejak Mei 2021.

    Tahun ini ringgit telah melonjak lebih dari 9% terhadap dolar AS. Kenaikan itu membawa ringgit menjadi mata uang dengan kinerja terbaik di Asia selama 2025.

    “Fundamental ringgit yang kuat menempatkannya pada posisi terdepan untuk mengungguli mata uang regional lainnya,” tulis para ahli strategi Maybank, termasuk Saktiandi Supaat dalam sebuah catatan dikutip dari Straits Times, Sabtu (13/12/2025).

    Nilai tukar ringgit juga menguat 0,4% terhadap dolar Singapura. Sejak awal tahun, ringgit telah menguat 3,2% terhadap mata uang Singapura.

    Faktor pendorong penguatan ringgit meliputi, kelanjutan siklus investasi yang meningkat, reformasi fiskal di Malaysia, dan Malaysia yang menjadi pusat data center utama.

    Selain itu, popularitas mata uang Malaysia didorong oleh ekonomi yang berorientasi ekspor. Hal itu didorong dari pemulihan permintaan global, sehingga membantu pertumbuhan ekspor kuartal ketiga melampaui ekspektasi.

    Para pembuat kebijakan juga optimistis bahwa data center dapat membantu memanfaatkan peluang pertumbuhan baru bagi negara tersebut. Optimisme ini telah mendorong investor asing untuk memperluas eksposur mereka terhadap aset Malaysia.

    Diketahui, dana global menginvestasikan US$ 1,5 miliar ke obligasi negara tersebut pada November. Investasi itu menjadi arus masuk terbesar dalam enam bulan bagi Malaysia.

    (ada/ara)

  • Dua Calon Ketua The Fed Pilihan Trump: Kevin Hassett dan Kevin Warsh

    Dua Calon Ketua The Fed Pilihan Trump: Kevin Hassett dan Kevin Warsh

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Amerika Serikat Donald Trump membeberkan dua nama pilihan teratasnya untuk menjadi Ketua Federal Reserve (The Fed), seiring dengan proses pencarian pengganti Jerome Powell yang memasuki pekan-pekan terakhir.

    Kedua nama yang dikantongi Trump adalah Direktur Dewan Ekonomi Nasional Gedung Putih Kevin Hassett dan mantan Gubernur Federal Reserve The Fed Kevin Warsh.

    Mengutip Bloomberg pada Sabtu (13/12/2025), Trump mengungkapkan bahwa Kevin Warsh telah masuk dalam daftar kandidat teratas melawan Hassett, yang selama ini banyak dipandang sebagai kandidat terkuat untuk posisi tersebut.

    “Saya pikir dua Kevin itu hebat. Saya pikir, ada beberapa orang lain yang juga hebat,” tutur Trump dalam wawancara dengan Wall Street Journal pada Jumat (12/12/2025) waktu AS.

    Dalam pernyataan terbaru Trump, proses seleksi masih terbuka dan belum final. Padahal, sebelumnya dia sempat menyatakan telah memiliki gambaran jelas terkait sosok yang akan dicalonkan sebagai pimpinan bank sentral AS.

    Bahkan, pada Rabu kemarin Trump telah bertemu dengan Warsh. Dalam pertemuan itu, Warsh menyampaikan pandangannya agar biaya pinjaman berada di level yang lebih rendah. Sejalan dengan itu, Trump juga menegaskan pandangannya bahwa suku bunga seharusnya diturunkan secara agresif.

    Usai pertemuannya dengan Warsh, hingga saat ini masih belum ada kejelasan apakah Trump akan mewawancarai kandidat lain untuk posisi strategis tersebut atau tidak.

    Lebih jauh, Trump berharap Ketua The Fed berikutnya dapat berkonsultasi terkait kebijakan suku bunga. Harapannya ini dinilai berpotensi mengubah tradisi independensi bank sentral AS.

    “Saya merasa suara saya setidaknya harus didengar sebagai rekomendasi, mereka tidak harus mengikuti apa yang saya katakan,” ucap Trump.

    Adapun, pada masa jabatan keduanya ini Trump secara terang-terangan menyampaikan ketidakpuasan terhadap bank sentral di bawah kepemimpinan Jerome Powell. Menurutnya, The Fed belum cukup agresif menurunkan suku bunga dan dia menilai suku bunga idealnya berada di level 1% atau bahkan lebih rendah.

    Untuk diketahui, pada Rabu (10/12/2025) The Fed memangkas suku bunga acuan ke kisaran 3,5%—3,75%. Ini merupakan pemangkasan ketiga secara berturut-turut. Meski demikian, tiga pejabat bank sentral menyatakan dissenting opinion dan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) masih belum mencapai kesepakatan terkait arah kebijakan pemangkasan suku bunga selanjutnya.

    Di sisi lain, CEO JPMorgan Chase & Co. Jamie Dimon menilai Hassett lebih berpeluang memangkas suku bunga dalam waktu dekat. Namun, dia juga menyatakan sependapat dengan sejumlah pandangan Warsh terkait kebijakan The Fed.

    Bahkan, dalam acara tertutup JPMorgan bagi para CEO manajer investasi di New York, Dimon menyebut Warsh akan menjadi Ketua The Fed yang sangat baik.

  • Pengusaha Kritik Kebijakan RI Bikin Goyah Perundingan Tarif AS

    Pengusaha Kritik Kebijakan RI Bikin Goyah Perundingan Tarif AS

    Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament (APSyFI) mengkritisi kebijakan teknis yang tak kunjung dibenahi pemerintah sehingga muncul sinyal pembatalan hasil perundingan tarif perdagangan dengan Amerika Serikat (AS). 

    Ketua Umum APSyFI, Redma Gita Wirawasta, mengatakan pihaknya menyoroti larangan transshipment oleh AS terhadap barang-barang impor. Alhasil, surat keterangan asal (SKA) produk harus jelas dan dapat diverifikasi kebenarannya. 

    Larangan transshipment yang dimaksud yaitu upaya importasi produk dari China melalui Indonesia atau negara lainnya untuk dikirim ke AS. 

    “Salah satu concern pemerintah AS kan terkait transshipment, dan Kemendag belum memperlihatkan adanya perbaikan tata cara penerbitan SKA yang dapat menghindari terjadinya transshipment,” kata Redma kepada Bisnis, Sabtu (13/12/2025). 

    Kebijakan ini juga penting untuk menjaga laju importasi ke pasar domestik. Terlebih, saat ini industri tertekan lantaran produk impor yang membanjiri pasar dengan harga murah sehingga daya saing produk lokal turun. 

    Dukungan serupa juga dibutuhkan terkait rekomendasi impor dari Kementerian Perindustrian berupa pertimbangan teknis (Pertek) yang menjadi salah satu syarat dikeluarkannya perizinan impor oleh Kemendag. 

    “Sama hal nya dengan Pertek yang diminta agar transparan, tapi belum juga ada perbaikan dari Kemenperin,” jelasnya. 

    Dalam hal ini, pihaknya menilai bahwa penguatan pasar domestik menjadi hal utama di tengah isu negosiasi perjanjian tarif dagang Amerika Serikat (AS) dan Indonesia yang dikabarkan terancam batal.

    Redma menyebut pihaknya masih meyakini pemerintah masih berupaya mencari titik temu kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak.

    “Kami percaya pemerintah, dalam hal ini tim negosiasi, masih bekerja agar tidak terjadi pembatalan,” kata Redma.

    Namun, apabila terjadi pembatalan, maka kondisi industri tekstil disebut akan semakin berat. Apalagi, kondisi saat ini saja sudah banyak pabrik yang terdampak hingga gulung tikar.

    Dalam situasi ini, pihaknya menekankan bahwa Indonesia memiliki pasar domestik yang dapat menjadi jaminan bagi produk lokal, terutama bagi yang selama ini mengandalkan ekspor ke AS.

    “Tapi lagi-lagi agenda perlindungan pasar domestik selalu terkendala oleh birokrasi proimpor yang selalu ingin memberikan kemudahan impor bagi para importir dengan alasan kebutuhan bahan baku, padahal kapasitas bahan baku kita sangat cukup,” tegasnya.

    Sebelumnya, Reuters melaporkan kesepakatan dagang antara RI-AS yang diumumkan pada Juli 2025 terancam batal setelah Pemerintah Indonesia disebut menarik kembali sejumlah komitmen yang sebelumnya telah disepakati.

    Informasi tersebut disampaikan seorang pejabat AS pada Selasa (9/12/2025) yang berbicara kepada Reuters dengan syarat anonim.

    “Mereka [Indonesia] menarik kembali apa yang kami sepakati pada Juli,” kata pejabat tersebut, tanpa memberikan rincian mengenai komitmen spesifik mana yang kini dipersoalkan dari Indonesia.

    Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bersama tim delegasi Indonesia akan bertolak ke Amerika Serikat (AS) di tengah terancam batalnya kesepakatan dagang antara Indonesia dengan AS. Dia akan terbang pada pekan depan guna memfinalisasi dokumen kerja sama tersebut.

    Airlangga menegaskan bahwa kunjungan ini bertujuan untuk menyelesaikan proses legal drafting yang ditargetkan rampung pada Desember ini, sesuai dengan joint statement yang telah disepakati kedua negara pada 22 Juli lalu.

    “Nama dokumennya [dokumen kesepakatannya] ART, Agreement on Reciprocal Tariff,” ujarnya di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (12/12/2025).