Negara: Amerika Serikat

  • Gempa Myanmar Lepaskan Energi Setara 334 Bom Atom

    Gempa Myanmar Lepaskan Energi Setara 334 Bom Atom

    Jakarta

    Gempa dengan magnitudo (M) 7,7 yang melanda Myanmar disebut melepaskan energi setara dengan lebih dari 300 ledakan bom atom. Ahli Geologi pun memperingatkan potensi gempa susulan.

    “Kekuatan yang dilepaskan oleh gempa seperti ini sekitar 334 bom atom,” kata Ahli Geologi asal Amerika Serikat, Jess Phoenix, dilansir CNN, Sabtu (29/3/2025).

    Dia juga memperingatkan gempa susulan dapat berlangsung selama beberapa bulan karena lempeng tektonik India terus menabrak lempeng Eurasia di bawah Myanmar. Phoenix mengatakan kerusakan di Myanmar bisa diperburuk oleh perang saudara di negara itu.

    “Apa yang biasanya menjadi situasi sulit menjadi hampir mustahil,” katanya.

    Sebelum gempa, Myanmar telah terhuyung-huyung akibat 4 tahun perang saudara yang dipicu kudeta militer berdarah dan merusak ekonomi. Junta militer terus memerangi kelompok pemberontak antimiliter di seluruh negeri.

    Konflik tersebut, ditambah dengan pemadaman komunikasi, telah menjadi kendala bagi dunia luar untuk memahami dampak sebenarnya dari gempa bumi sejauh ini. Setidaknya, 1.000 orang tewas di Myanmar.

    Sementara, Survei Geologi AS memperkirakan jumlah korban tewas dapat mencapai 10.000 orang. Namun, jumlah itu hanya proyeksi pemodelan dampak gempa dan jumlah populasi di area terdampak.

    (haf/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Benjamin Netanyahu Sedang Survei Cari Negara yang Mau Tampung Warga Palestina

    Benjamin Netanyahu Sedang Survei Cari Negara yang Mau Tampung Warga Palestina

    PIKIRAN RAKYAT – Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dilaporkan tengah mengarahkan badan intelijennya, Mossad, untuk mengidentifikasi negara-negara yang bersedia menerima sejumlah besar pengungsi Palestina dari Jalur Gaza.

    “Laporan diterbitkan pada hari Jumat, 28 Maret 2025,” demikian menurut The Time of Israel, dikutip Sabtu, 29 Maret 2025.

    Meskipun sejumlah negara telah menerima sejumlah kecil warga Palestina yang sakit, terutama anak-anak untuk mendapatkan perawatan, hingga saat ini belum ada negara yang setuju menampung jumlah besar warga Gaza.

    Terlebih, masyarakat sipil Gaza juga tidak tertarik sama sekali pergi secara massal ke negara orang meninggalkan tanah kelahirannya.

    Namun demikian, Israel terus bersikeras melaksanakan pemindahan warga Palestina dari Gaza, dengan sejumlah pendukung terbesarnya yakni mitra koalisi sayap kanan Netanyahu, Bezalel Smotrich dan Itamar Ben Gvir.

    Didukung Trump dan AS

    Keinginan Israel ini juga mendapat dukungan dari Presiden AS Donald Trump, yang bulan lalu mengumumkan rencananya agar Amerika Serikat (AS) mengambil alih Gaza dan memindahkan seluruh populasi dua juta orang ke sana.

    Trump saat ini agaknya melunak dengan proposal tersebut, menjelaskan bahwa tidak ada warga Palestina yang akan dipaksa meninggalkan Gaza. Ia juga membantah bahwa rencana pemindahan tersebut adalah bentuk lain dari pembersihan etnis.

    Menurut situs berita Axios, AS tampak ‘mengabaikan’ rencana Trump, sebab utusan Timur Tengah Steve Witkoff lebih fokus memulihkan gencatan senjata dan kesepakatan sandera antara Israel dan Hamas.

    Di sisi lain, Israel berusaha mengisi reaksi AS dengan mengadakan pembicaraan bersama negara-negara Afrika Timur yang dilanda konflik seperti Somalia dan Sudan Selatan, serta Indonesia dan negara lainnya, mengenai kemungkinan mereka menerima warga Palestina.

    Axios dalam hal ini mengutip dua pejabat Israel dan seorang mantan pejabat AS. Pembicaraan dilaporkan belum menghasilkan kesepakatan.

    Laporan sebelumnya menyebutkan Suriah, Sudan, dan wilayah pemisah Somalia, Somaliland, sebagai tujuan potensial untuk pemindahan warga Gaza yang sedang dipertimbangkan oleh AS dan Israel. ***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Korban Tewas Akibat Gempa Myanmar Lebih 1.000 Orang, Bantuan Asing Berdatangan

    Korban Tewas Akibat Gempa Myanmar Lebih 1.000 Orang, Bantuan Asing Berdatangan

    GELORA.CO – Jumlah korban tewas akibat gempa dahsyat bermagnitudo 7,7 di Myanmar bertambah mencapai 1.002 orang. Di saat bersamaan, bantuan internasional mulai berdatangan. 1. Korban Jiwa Tembus 1.002 Orang

    Melansir Reuters, Sabtu (29/3/2025),  pemerintah militer menyatakan jumlah korban tewas di Myanmar adalah 1.002. Jumlah tersebut melonjak tajam dari hari sebelumnya yakni 144 orang.

    Sementara itu, setidaknya sembilan orang tewas di negara tetangga Thailand. Gempa yang berpusat di Mandalay, Myanmar itu mengguncang gedung-gedung dan merobohkan gedung pencakar langit yang sedang dibangun di ibu kota Bangkok. Akibatnya, 30 orang terjebak di bawah reruntuhan, dengan 49 orang hilang.

    Pemodelan prediktif dari Badan Geologi AS memperkirakan jumlah korban tewas dapat melebihi 10.000 di Myanmar dan kerugian dapat melebihi hasil ekonomi tahunan negara itu. Gempa tersebut merusak jalan, jembatan, dan bangunan di Myanmar.

    “Operasi pencarian dan penyelamatan saat ini sedang dilakukan di daerah yang terkena dampak,” kata junta dalam sebuah pernyataan di media pemerintah pada hari Sabtu.

    2. Bantuan Asing

    Tim penyelamat China tiba di ibu kota komersial Myanmar, Yangon, ratusan kilometer dari kota-kota yang terkena dampak parah di Mandalay dan Naypyitaw, ibu kota negara yang dibangun khusus, tempat sebagian dari rumah sakit berkapasitas 1.000 tempat tidur rusak.

    Rusia, India, Malaysia, dan Singapura mengirimkan pesawat yang penuh dengan pasokan bantuan dan personel ke Myanmar, yang telah dilanda perang saudara setelah kudeta militer tahun 2021 menggulingkan pemerintah sipil terpilih.

    “Kami akan terus memantau perkembangan dan lebih banyak bantuan akan menyusul,” kata Menteri Luar Negeri India Subrahmanyam Jaishankar.

    Amerika Serikat, yang memiliki hubungan yang tidak harmonis dengan militer Myanmar dan telah memberikan sanksi kepada pejabatnya, termasuk kepala junta Min Aung Hlaing, mengatakan akan memberikan sejumlah bantuan.

    3. Kesaksian Korban Gempa

    Gempa bumi, yang terjadi sekitar jam makan siang pada hari Jumat, berdampak pada sebagian besar wilayah negara itu, dari dataran tengah di sekitar Mandalay hingga perbukitan Shan, yang sebagian wilayahnya tidak sepenuhnya berada di bawah kendali junta.

    Di Mandalay, kota terbesar kedua di Myanmar, penduduk dan petugas penyelamat bergegas untuk mengeluarkan orang-orang dari bawah bangunan yang runtuh, berjuang dengan keterbatasan alat berat yang tersedia untuk menyingkirkan puing-puing.

    Setelah diseret keluar dari bawah tembok oleh penduduk lain, Htet Min Oo, 25 tahun, mengatakan dia mencoba membersihkan puing-puing bangunan yang runtuh sendiri untuk menyelamatkan nenek dan dua pamannya – tetapi akhirnya menyerah.

    “Saya tidak tahu apakah mereka masih hidup di bawah reruntuhan,” katanya kepada Reuters, sambil menangis. 

    “Setelah sekian lama, saya rasa tidak ada harapan lagi.”

    Susan Hough, seorang ilmuwan dalam Program Bahaya Gempa Bumi USGS, mengatakan, sulit untuk memperkirakan jumlah korban tewas akibat gempa bumi, karena berbagai alasan termasuk waktu. Ketika gempa terjadi pada siang hari, seperti yang terjadi di Myanmar, “orang-orang terjaga, mereka masih waras, mereka lebih mampu merespons,” katanya.

  • Wanita Ini Sering Nyeri di Pipi, Dikira Stres Ternyata Tumor Otak

    Wanita Ini Sering Nyeri di Pipi, Dikira Stres Ternyata Tumor Otak

    Jakarta

    Seorang wanita di Amerika Serikat memeriksakan diri ke dokter setelah mengalami nyeri di wajahnya. Nicola Shaw (38) merasakan kesemutan di pipinya setelah kembali dari perjalanan wisata ke Antartika.

    Awalnya, Nicola mengabaikan keluhan tersebut karena mengira itu hanya efek stres. Namun, seiring waktu, rasa nyerinya semakin parah dan menyebar ke hidung, mata, serta kepala. Hingga akhirnya, ia sempat pingsan akibat intensitas nyeri yang dialaminya.

    “Awalnya, saya pikir itu hanya stres, tetapi pada Januari 2023, rasa sakit itu menyebar ke hidung, mata, dan kepala saya. Rasa sakitnya begitu hebat hingga membuat saya berhenti, membuat saya terkapar, memegangi kepala saya dengan penuh penderitaan,” cerita Nicola dikutip dari Hindustan Times, Sabtu (29/3/2025).

    Nicola kemudian menjalani pemindaian Magnetic Resonance Imaging (MRI) di rumah sakit, yang mengungkap adanya meningioma di otaknya. Tumor tersebut terletak di area yang langka dan berbahaya, tepatnya di dekat batang otak dan saraf optiknya.

    Mendengar diagnosis itu, Nicola terkejut. Ia bahkan sempat menyangkal hasil pemeriksaan dan mengira dokter mungkin telah melakukan kesalahan.

    “Saya menyangkal dan bersikeras bahwa mereka salah orang, tetapi kebenarannya terbukti dalam hasil pemindaian, dan saya harus menemui ahli bedah saraf sesegera mungkin,” ceritanya.

    Dokter menjelaskan tingkat kesulitan pengangkatan tumor di area itu sangat tinggi. Dari keseluruhan kasus tumor, hanya 2 persen yang berada di lokasi tersebut. Nicola bahkan sudah tidak berharap banyak setelah mendengar ucapan dokter tersebut.

    Operasi dilakukan selama 10 jam di Northwestern Hospital Chicago. Setelah operasi ia sempat mengalami masalah penglihatan, kehilangan ingatan, dan nyeri di bagian rahang.

    Dokter berhasil mengangkat sekitar 95 persen tumor di otak Nicola dan 6 bulan kemudian tumor itu tumbuh kembali.

    Nicola harus kembali menjalani perawatan dengan prosedur Gamma Knife, metode pembedahan non-invasif yang menggunakan radiasi sinar gamma untuk mengobati berbagai gangguan saraf, kelainan pembuluh darah, dan tumor di kepala dan leher bagian atas, tanpa menggunakan pisau bedah. Ia mengatakan itu merupakan pengalaman yang paling menyakitkan selama perawatan.

    Nicola akhirnya kembali ke kampung halamannya di Inggris untuk fokus pada pemulihan fisik dan mental. Selama sembilan bulan berikutnya, ia menjalani perawatan rutin dan bergabung dengan komunitas pasien untuk mendapatkan dukungan.

    Berdasarkan hasil pemindaian berkala, tumornya saat ini dalam kondisi stabil.

    (avk/suc)

  • Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.130: Lelah Andalkan AS, Zelensky Akan Dapat Info Intelijen dari Eropa – Halaman all

    Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.130: Lelah Andalkan AS, Zelensky Akan Dapat Info Intelijen dari Eropa – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Berikut perkembangan terkini perang Rusia dan Ukraina hari ke-1.130 pada Sabtu (29/3/2025).

    Selama 24 jam terakhir, pasukan Rusia meluncurkan 172 pesawat tak berawak ke Ukraina.

    Pertahanan udara Ukraina menembak jatuh 94 pesawat tak berawak dan 69 lainnya hilang.

    Wilayah Dnipropetrovsk, Kharkiv dan Sumy terkena dampak serangan tersebut, menurut laporan Angkatan Udara Angkatan Bersenjata Ukraina.

    Peringatan serangan udara berbunyi di Kyiv pada pukul 01.00 waktu setempat dan dicabut pada pukul 02.18 waktu setempat, seperti diberitakan Suspilne.

    Serangan Drone Massal di Dnipro, 4 Orang Tewas

    Serangan massal pesawat nirawak Rusia menewaskan empat orang, melukai 19 orang, dan memicu kebakaran besar di kompleks hotel dan restoran serta bangunan lain di kota Dnipro, Ukraina tenggara, pada Jumat (28/3/2035) malam.

    “Sebuah blok apartemen bertingkat tinggi dan hampir 10 rumah terbakar,” kata Serhiy Lysak di Telegram.

    Petugas pemadam kebakaran telah mengendalikan api di kompleks hotel tersebut. 

    “Jumlah korban kemungkinan akan bertambah, dengan tiga orang yang terluka dalam kondisi serius,” kata Lysak dalam posting sebelumnya. 

    “Sekarang juga diketahui bahwa musuh mengarahkan lebih dari 20 pesawat nirawak ke kota tersebut. Sebagian besar dari mereka jatuh,” lanjutnya.

    Sekutu Eropa akan Bagikan Informasi Intelijen ke Ukraina

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan Ukraina akan menerima akses yang diperluas ke data intelijen dari satelit negara mitra Eropa.

    Kesepakatan ini dicapai dalam pertemuan “Coalition of the Willing” pada hari Jumat (28/3/2025).

    Selain itu, sejumlah negara Eropa telah berjanji memberi Ukraina akses ke depot amunisi mereka.

    Ukraina juga akan menerima lisensi untuk produksi sistem pertahanan udara dan sedang berupaya mendapatkan lisensi untuk produksi jenis artileri tertentu.

    Zelensky juga mengumumkan bahwa pertemuan kelompok tersebut berikutnya dalam format “Ramstein” akan berlangsung pada bulan April.

    Zelensky Tolak Perjanjian Mineral yang Ancam Hubungan Ukraina dan Sekutu Eropa

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan Ukraina tidak akan menerima kesepakatan hak mineral apa pun yang mengancam integrasinya dengan Uni Eropa.

    Namun ia mengatakan masih terlalu dini untuk memberikan penilaian atas kesepakatan mineral yang diperluas dan diusulkan oleh Amerika Serikat.

    Zelensky Minta Pengacara Ukraina Tinjau Draf Perjanjian Mineral dari AS

    Presiden Ukraina Zelensky mengatakan pengacara Kyiv perlu meninjau draf perjanjian mineral sebelum dia dapat mengatakan lebih lanjut tentang tawaran AS.

    Ringkasan dari draf tersebut menunjukkan AS menuntut semua pendapatan sumber daya alam Ukraina selama bertahun-tahun.

    Zelensky juga mengatakan Kyiv tidak akan mengakui miliaran dolar bantuan AS di masa lalu sebagai pinjaman, meskipun ia tidak mengatakan apakah permintaan tersebut tercantum dalam versi draf terbaru yang diterima oleh pejabat tinggi Ukraina.

    “Teks tersebut sama sekali berbeda dari perjanjian kerangka kerja sebelumnya,” kata Zelensky, seperti diberitakan The Guardian.

    Ia merujuk pada draf perjanjian yang telah ditetapkan untuk ditandatanganinya dengan Presiden AS, Donald Trump, sebelum keduanya berdebat sengit di Ruang Oval, Gedung Putih pada 28 Februari 2025 hingga membuat hubungan kedua negara sempat tegang.

    Blogger Militer Rusia: Pasukan Ukraina Serang Belgorod, Rusia

    Para blogger militer Rusia mengatakan pasukan Ukraina melakukan serangan yang tidak dipublikasikan ke wilayah Belgorod Rusia.

    Kabar ini muncul tepat saat pasukan Ukraina kehilangan kendali atas wilayah Rusia di Kursk yang diduduki Ukraina sejak Agustus tahun lalu.

    Beberapa koresponden militer Rusia mengatakan pada hari Jumat bahwa pasukan Ukraina berada di dalam Belgorod dan bertempur dengan pasukan Rusia di sana.

    Baik Kyiv maupun Moskow tidak mengonfirmasi laporan tersebut.

    Putin Usul agar Ada Pemerintahan Transisi di Ukraina

    Presiden Rusia Vladimir Putin memperbarui seruannya agar pemerintahan transisi diberlakukan di Ukraina untuk memungkinkan pemilihan umum baru.

    Pemerintahan tersebut akan berada di bawah pengawasan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) dan negara-negara lain.

    Menurut Putin, Zelensky bukan presiden yang sah karena masa jabatannya berakhir pada Mei 2024 dan tidak sah untuk terlibat dalam perundingan perdamaian.

    Namun, Zelensky menolak seruan Putin dan menyebutnya sebagai taktik terbarunya untuk menunda kesepakatan damai.

    PBB Jawab Putin: Ukraina Punya Pemerintahan yang Sah

    Sekretaris jenderal PBB, António Guterres, mengatakan Ukraina memiliki pemerintahan yang sah yang harus dihormati.

    Tidak jelas sejauh mana gagasan Putin untuk pemerintahan sementara yang dipimpin PBB dimaksudkan untuk ditanggapi dengan serius.

    Sebelumnya, Kremlin mengklarifikasi bahwa ia tidak mengemukakan gagasan ini dalam panggilan telepon baru-baru ini dengan Donald Trump.

    Kepala HAM PBB Desak Rusia Hentikan Kekerasan di Ukraina

    Kepala hak asasi PBB menyerukan diakhirinya penderitaan mengerikan yang disebabkan oleh serangan terhadap warga sipil di Ukraina. 

    “Beberapa minggu terakhir telah terjadi aktivitas intens seputar kemungkinan gencatan senjata di Ukraina, yang akan sangat disambut baik,” kata Volker Turk kepada Dewan Hak Asasi Manusia PBB pada hari Jumat.

    “Gencatan senjata terbatas yang melindungi jalur pelayaran dan infrastruktur merupakan langkah maju yang disambut baik. Yang paling dibutuhkan sekarang adalah mengakhiri penderitaan mengerikan yang dialami setiap hari di Ukraina,” ujarnya.

    Ia mengatakan Donald Trump telah mendorong gencatan senjata sejak kembali menjabat pada bulan Januari, namun seiring dengan pembicaraan ini, pertempuran di Ukraina telah meningkat, dan menewaskan serta melukai lebih banyak warga sipil.

    “Angka korban dalam tiga bulan pertama tahun ini 30 persen lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu,” kata Turk.

    Ukraina Terima 909 Jenazah Tentaranya yang Tewas di Medan Perang

    Ukraina mengatakan mereka telah menerima kembali jenazah 909 tentaranya yang tewas selama pertempuran dengan Rusia, dalam pemulangan terbesar dalam lebih dari tiga tahun perang.

    “Kami berterima kasih atas bantuan Komite Internasional Palang Merah. Jenazah tersebut telah dikembalikan dari wilayah Donetsk, Luhansk, dan Zaporizhzhia,” kata Markas Besar Koordinasi untuk Penanganan Tahanan Perang pada hari Jumat.

    UE akan Kurangi Impor Produk Pertanian Ukraina

    Komisioner UE untuk pertanian mengatakan bahwa blok tersebut berharap dapat mengurangi impor pertanian dari Ukraina.

    Hal itu disampaikan ketika merundingkan kembali kesepakatan perdagangan dengan Kyiv yang akan berakhir pada bulan Juni. 

    “Kuota impor tidak akan tetap sama seperti dalam liberalisasi sementara ini. Jadi, memang, akan ada lebih sedikit impor,” kata Christophe Hansen kepada Agence France-Presse pada hari Jumat.

    Pernyataannya mengacu pada kesepakatan yang dicapai setelah invasi Rusia tahun 2022 yang memberikan akses bebas bea ke blok tersebut untuk barang-barang pertanian Ukraina.

    IMF akan Cairkan 400 Juta Dolar untuk Ukraina

    Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan dewannya telah menyelesaikan tinjauan yang akan memungkinkan pencairan $400 juta ke Ukraina untuk disalurkan untuk dukungan anggaran. 

    “Ekonomi Ukraina tetap tangguh meskipun menghadapi kondisi yang penuh tantangan,” kata IMF pada hari Jumat.

    IMF menambahkan bahwa pertumbuhan ekonomi Ukraina – yang melambat pada kuartal kedua setengah tahun lalu – akan mengalami perlambatan lanjutan pada tahun 2025 akibat ketatnya pasar tenaga kerja dan serangan terhadap infrastruktur energi.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina

  • Korban Gempa Myanmar Bertambah, 144 Tewas dan 723 Orang Luka-luka

    Korban Gempa Myanmar Bertambah, 144 Tewas dan 723 Orang Luka-luka

    PIKIRAN RAKYAT – Jumlah korban tewas akibat bencana gempa bumi di Myanmar bertambah menjadi 144 di antaranya 723 orang mengalami luka-luka. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Junta Min Aung Hlaing.

    “Peningkatan jumlah kematian dan jumlah korban luka diperkirakan masih akan terjadi.Bangunan-bangunan runtuh di banyak tempat, kami masih melakukan operasi penyelamatan di gedung-gedung ini,” kata Min Aung Hlaing.

    Ia juga mengatakan Myanmar akan berterima kasih atas bantuan dari negara mana pun menyusul dampak gempa ini.

    Diketahui, pada Jumat, 28 Maret 2025 telah terjadi gempa bermagnitudo 7,7 yang mengguncang Myanmar bagian tengah dan getaran juga terasa hingga negara tetangga Thailand dan China.  

    Menurut survei Geologi Amerika Serikat (USGS), akan terjadi gempa susulan berkekuatan 6,4 magnitudo setelah 12 menit gempa pertama.

    Gempa terjadi pada kedalaman 10 kilometer dengan guncangan kuat di dekat Mandalay kota terbesar kedua di Myanmar.

    Menurut saksi mata yang melihat beberapa bangunan telah runtuh di Mandalay dan sebuah measjid di wilayah tengah negara iru, bago runtuh sebagian juga menewaskan belasan korban.

    Sebelumnya, diketahui gempa yang terjadi di Myanmar-Thailand akibatnya menelan puluhan jiwa dan beberapa lainnya mengalami luka-luka.

    Di bangkok satu orang tewas dan 43 lainnya trjebak di dalam gedung beringkat yang masih dalam tahap konstruksi di distrik Chatuchak.

    Sementara, di Myanmar sebuah biara di kta taungooo juga runtuh menewaskan lima anak pengungsi.

    Setidaknya ada 20 orang meninggal saat gempa mengguncang Masjid Shwe Pho Shing di wilayah Mandalay saat ibadah salat Jumat berlangsung.

    “Masjid itu runtuh saat kami sedang beribadah. Sekitar tiga masjid ambruk. Ada orang yang terjebak. Saat ini, setidaknya 20 orang telah meninggal, dan jumlah korban bisa bertambah. Masjid Shwe Pho Shig juga runtuh,” ujar petugas penyelamat.

    Selain itu, Jembatan ava yang bersejarah di Mandalay dilaporkan juga ikut runtuh akibat gempa, sementara Istana Mandalay juga mengalami kerusakan.

    Lalu, sejumlah negara Asia telah menyampaikan solidaritas kepada Myanmar dan Thailand serta menawarkan bantuan kemanusiaan setelah sedikitnya 151 orang tewa dan 117 lainnya terjebak atau masih belum ditemukan.

    Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengatakan ia sangat prihatin atas gempa kuat yang mengguncang Myanmar tengah dan Thailand utara yang menyebabkan kerusakan besar pada infrastruktur.

    Selain itu, ia juga menawarkan bantuan kemanusiaan dan menegaskan kesiapan Malaysia untuk mendukung upaya bantuan sesuai kebutuhan.

    Kemudian, Presiden Indonesia Prabowo Subianto juga turut menyampaikan belangsungkawa kepada myanmar dan Thailand dan menegaskan Jakarta siap membantu kedua negara dalam menghadapi situasi sulit.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Heboh Wanita Tangannya Besar Sebelah Sejak Kecil, Ternyata Idap Kondisi Langka Ini

    Heboh Wanita Tangannya Besar Sebelah Sejak Kecil, Ternyata Idap Kondisi Langka Ini

    Jakarta

    Seorang wanita di Vermont, Amerika Serikat (AS), bernama Olivia Klopchin (20) membagikan kisahnya yang mengidap kondisi langka membuat tangannya besar sebelah. Olivia menuturkan dirinya mengalami kelainan pembuluh darah sejak lahir.

    Pembuluh darah vena Olivia tidak memiliki dinding otot yang teratur di sekelilingnya, sehingga dapat mengalami pelebaran dan berisiko mengalami pembekuan darah.

    Tangan Olivia membengkak dan kulitnya tampak sedikit berubah warna dan memar. Meski begitu, tangannya masih berfungsi dengan baik.

    “Namun, pembekuan darah tersebut tidak berbahaya bagi saya. Pembekuan darah tersebut hanya menetap di lengan saya,” ujar Olivia dikutip dari People, Sabtu (29/3/2025).

    “Karena pembuluh darah tersebut mengembang, darah saya tidak dapat mengalir semudah orang lain sehingga terjadi pembekuan darah dan itu dapat menyakitkan,” sambungnya.

    Oliva menjelaskan bahwa pembekuan darah biasanya berlangsung selama lima menit. Namun, dalam beberapa kasus, ia bisa mengalami pembekuan darah yang bertahan hingga satu minggu.

    Meski terkadang menyakitkan, Olivia mengatakan kondisi tersebut tidak menghambatnya untuk beraktivitas. Ia tetap berolahraga dan melakukan semuanya dengan normal.

    Ia menceritakan kondisinya itu seringkali mengundang pertanyaan atau tatapan dari orang lain. Ketika masih sekolah, banyak temannya yang penasaran tapi takut menanyakan kondisi Olivia.

    Olivia sendiri mengaku tidak malu dan terbuka dengan kondisi tersebut.

    “Saya tidak keberatan jika orang bertanya, saya selalu menjelaskan. Namun, begitu orang mengenal saya lebih baik atau bergaul dengan saya lebih lama, mereka biasanya cenderung lupa bahwa ada masalah pada lenganku,” ujarnya.

    Saat ini, ia rutin membagikan konten di media sosial. Olivia kerap memberikan informasi soal kondisi langka yang dialaminya. Ia berharap bisa menjadi representasi orang-orang dengan kondisi serupa yang takut untuk menunjukkan diri.

    “Saya belum pernah melihat orang yang memiliki sesuatu yang mirip dengan saya di Internet dan begitu saya mendapatkan kesempatan ini, saya langsung mengambilnya,” ungkapnya.

    “Saya ingin orang-orang seperti saya dapat membuka ponsel mereka dan berkata, ‘Hei, orang itu memiliki apa yang saya miliki’ atau ‘Hei, mereka mirip saya’,” tandas Olivia.

    (avk/suc)

  • Xi Jinping Kumpulkan Bos-Bos Perusahaan Global dari FedEX hingga Toyota, Ada Apa?

    Xi Jinping Kumpulkan Bos-Bos Perusahaan Global dari FedEX hingga Toyota, Ada Apa?

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden China Xi Jinping mendesak para CEO perusahaan multinasional untuk melindungi industri global dan rantai pasokan. Desakan tersebut merupakan upaya China meredakan kekhawatiran perusahaan asing atas kesehatan ekonominya di tengah ancaman tarif AS yang lebih tinggi. 

    “Kita perlu bekerja sama untuk menjaga stabilitas industri global dan rantai pasokan, yang merupakan jaminan penting bagi perkembangan ekonomi dunia yang sehat,” kata Xi kepada para pemimpin bisnis, yang meliputi bos AstraZeneca, FedEX, Saudi Aramco, Standard Chartered, dan Toyota dikutip dari Reuters, Sabtu (29/3/2025).

    Adapun, sekitar 40 eksekutif bergabung dalam rapat tersebut, yang sebagian besar mewakili sektor farmasi. Rapat tersebut berlangsung selama lebih dari 90 menit dan tujuh perusahaan diundang untuk berbicara, kata seorang sumber yang memiliki pengetahuan langsung tentang perencanaan rapat tersebut.

    Para eksekutif duduk dalam formasi tapal kuda, dengan CEO Mercedes-Benz, Ola Kallenius, dan Raj Subramaniam dari FedEx duduk tepat di seberang Xi. CEO HSBC Georges Elhedery, bos SK Hynix Kwak Noh-jung, presiden dan CEO Saudi Aramco Amin Nasser, dan ketua Hitachi Toshiaki Higashihara juga duduk di baris pertama.

    Beijing sedang berjuang untuk menghilangkan kekhawatiran bahwa perang dagang baru dengan Presiden AS Donald Trump akan semakin menekan pertumbuhan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut, yang telah berjuang untuk pulih sejak pandemi.

    Kegelisahan yang sudah berlangsung lama atas pengetatan regulasi China, tindakan keras yang tiba-tiba terhadap perusahaan asing, dan persaingan yang tidak seimbang yang menguntungkan perusahaan milik negara China juga melemahkan sentimen bisnis.

    “Para CEO yang saya ajak bicara, dan saya berbicara dengan banyak dari mereka, merasa bahwa rapat ini layak dilakukan,” kata Sean Stein, presiden US-China Business Council (USBC) dan salah satu peserta rapat. 

    Stein menuturkan, Xi tidak hanya mengakui berbagai tantangan yang dihadapi perusahaan dan industri, dalam banyak kasus dia berjanji bahwa pemerintah akan mengambil tindakan.

    Sementara itu, Frank Bournois, Wakil Presiden dan Dekan Sekolah Bisnis Internasional China Eropa di Shanghai mengatakan, pertemuan ini merupakan contoh besar diplomasi bisnis. 

    “Sekarang tidak hanya ada dialog antara badan-badan, entitas WTO dan negara-negara, tetapi diplomasi dipimpin oleh perusahaan-perusahaan yang tidak hanya mewakili diri mereka sendiri, tetapi juga sektor mereka,” katanya

    Dia menambahkan, keberhasilan pertemuan tersebut akan bergantung pada tindakan di masa mendatang dan bukan hanya kata-kata.

    Rutin Bertemu

    Frekuensi pertemuan antara eksekutif asing dan pejabat tinggi China meningkat selama bulan lalu, setelah data resmi menunjukkan investasi langsung asing anjlok 27,1% secara year on year (yoy) dalam mata uang lokal pada 2024. Catatan itu menandai penurunan terbesar dalam FDI sejak krisis keuangan global 2008.

    Xi mengatakan, perusahaan asing menyumbang sepertiga dari impor dan ekspor China, seperempat dari nilai tambah industri dan sepertujuh dari pendapatan pajak, menciptakan lebih dari 30 juta pekerjaan.

    “Dalam beberapa tahun terakhir, investasi asing di China juga telah diganggu oleh faktor geopolitik. Saya sering mengatakan bahwa mematikan lampu orang lain tidak membuat Anda lebih cemerlang.”

    Trump telah memperbarui perang dagangnya dengan China sejak menjabat dan telah mengumumkan gelombang tarif timbal balik baru yang akan mulai berlaku pada tanggal 2 April, yang menargetkan negara-negara dengan hambatan perdagangan pada produk-produk AS, yang dapat mencakup China.

    Dia mengenakan tarif 20% pada ekspor China bulan ini, yang mendorong China untuk membalas dengan bea tambahan pada produk-produk pertanian Amerika.

    “Inti dari hubungan ekonomi dan perdagangan China-AS adalah saling menguntungkan dan saling menguntungkan,” kata Xi dalam pertemuan tersebut.

    Pemimpin China tahun lalu secara khusus mengundang para pemimpin bisnis Amerika untuk hadirin setelah Forum Pembangunan China. Tetapi, Stein mengatakan pertemuan semacam itu tidak mungkin menjadi acara rutin pada pertemuan puncak bisnis tahunan, yang tahun ini berlangsung dari tanggal 23-24 Maret.

    “Pesan China adalah bahwa ini bukanlah acara tahunan dan bahwa para pebisnis tidak boleh mengharapkannya,” ujar Stein.

  • Melonjak! Korban Tewas Gempa Myanmar Kini Tembus 1.000 Orang, 2.376 Luka-luka – Halaman all

    Melonjak! Korban Tewas Gempa Myanmar Kini Tembus 1.000 Orang, 2.376 Luka-luka – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Korban tewas akibat gempa dahsyat berkekuatan magnitudo 7,7 yang mengguncang Myanmar pada Jumat (28/3/2025) mengalami lonjakan pada Sabtu (29/3/2025) per pukul 12.56 WIB.

    Dikutip dari media pemerintah MRTV, korban tewas tercatat mencapai 1.002 orang. Sementara korban luka-luka sebanyak 2.376 orang.

    Selain itu, dilaporkan pola adanya korban hilang yaitu 30 orang.

    “Korban tewas melonjak menjadi 1.002 orang dan 2.376 mengalami luka-luka. Selain itu, adapula 30 (orang) hilang,” demikian pernyataan resmi dari Pemerintahan Junta Militer.

    Sebelumnya, sekitar pukul 10.30 waktu setempat, jumlah korban tewas gempa Myanmar sempat dilaporkan sebanyak 694 orang dan 1.670 orang lainnya mengalami luka-luka.

    Di sisi lain, Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Joedha Nugraha, menuturkan pihaknya belum memperoleh informasi adanya WNI yang menjadi korban tewas hingga kini.

    “Hingga saat ini belum ada informasi korban WNI dari gempa di Myanmar,” katanya ketika dihubungi Sabtu siang.

    Sementara, pasca gempa dahsyat yang terjadi, junta militer menetapkan status darurat di enam wilayah, termasuk di Mandalay yang menjadi kota terbesar kedua di Myanmar.

    Tak cuma itu, pemimpin junta militer, Min Aung Hlaing, turut mengumumkan permintaan bantuan internasional usai gempa terjadi.

    “Saya secara pribadi telah mengunjungi beberapa lokasi yang terkena dampak untuk menilai situasinya. Saya ingin meminta semua orang untuk bergandengan tangan dan mendukung misi penyelamatan yang sedang berlangsung,” katanya, dikutip dari CNN.

    Dalam perkembangannya, Min menuturkan India bakal memberikan bantuan.

    “Saya ingin menyampaikan undangan terbuka kepada organisasi dan negara mana pun yang bersedia datang dan membantu orang-orang yang membutuhkan di negara kita,” ujarnya.

    China dan Rusia Kirim Tim Penyelamat

    China, Amerika Serikat (AS), dan Rusia bakal mengirim bantuan ke Myanmar pada hari ini.

    Dikutip dari Reuters, China mengirim 37 orang penyelamat dan disebut telah mendarat di bekas ibu kota Myanmar, Yangon, dengan membawa obat-obatan dan peralatan.

    Sementara, Rusia sudah mengirim 120 orang penyelamat berpengalaman sekaligus dokter dan anjing pelacak untuk melakukan pencarian korban.

    Di sisi lain, Presiden AS, Donald Trump, menuturkan pihaknya juga bakal mengirim bantuan ke Myanmar.

    “Ini benar-benar buruk, dan kami akan membantu. Kami telah berbicara dengan negara itu,” katanya di Ruang Oval.

    Sebagai informasi, gempa ini merupakan gempa ketiga terbesar yang pernah mengguncang kawasan itu dalam seabad terakhir, dan analisis USGS menempatkan episentrumnya hanya 10 mil dari jantung Mandalay, kota berpenduduk sekitar 1,5 juta orang. 

    Gempa susulan berkekuatan M 6,7  tercatat sekitar 11 menit kemudian, yang merupakan gempa pertama dari beberapa gempa besar yang terjadi setelah gempa pertama.

    Guncangan itu terasa hingga Bangladesh, Vietnam, Thailand, dan China bagian selatan.

    Bahkan, gempa tersebut sampai membuat Perdana Menteri (PM) Thailand, Paetongtar Shinawatra menyatakan Bangkok sebagai “daerah darurat” dan mendesak penduduk untuk mengungsi dari gedung-gedung tinggi jika terjadi gempa susulan.

    (Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)

  • Melonjak! Korban Tewas Gempa Myanmar Kini Tembus 1.000 Orang, 2.376 Luka-luka – Halaman all

    Korban Tewas Gempa Myanmar-Thailand Capai 700 Orang, Dilakukan Operasi Pencarian dan Penyelamatan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Setidaknya 700 orang tewas setelah gempa bumi berkekuatan 7,7 Skala Richter melanda dekat Mandalay di Myanmar dan mengguncang negara tetangga Thailand.

    Dilansir CNN, gempa bumi tersebut merupakan gempa bumi terbesar yang melanda Myanmar dalam lebih dari satu abad.

    Survei Geologi Amerika Serikat (AS) memperkirakan jumlah korban tewas dapat mencapai 10.000 orang.

    Kepala junta Myanmar, Min Aung Hlaing, mengunjungi Kota Mandalay pada Sabtu (29/3/2025) untuk memeriksa kerusakan akibat gempa bumi yang terjadi pada Jumat (28/3/2025).

    Mandalay, kota terpadat kedua di negara itu dengan sekitar 1,5 juta orang, adalah kota besar terdekat dengan episentrum gempa berkekuatan 7,7 Skala Richter hari Jumat, dan kerusakan luas telah dilaporkan di sana.

    Min Aung Hlaing, yang mengajukan permohonan bantuan asing yang jarang dilakukan setelah gempa terjadi, “mengunjungi Kota Mandalay dan akan terus berkeliling dan memeriksa kondisi kerusakan dan kerugian,” menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh junta.

    Dia sebelumnya telah berkeliling wilayah Mandalay dengan helikopter.

    “Operasi pencarian, penyelamatan, dan bantuan sedang dilakukan di masing-masing wilayah yang terkena dampak,” kata pernyataan itu.

    Sebelumnya, gempa bumi dahsyat yang mengguncang Myanmar pada Jumat itu, menyebabkan kerusakan parah di sebagian besar wilayah negara tersebut.

    Tingkat kematian, cedera, dan kerusakan yang terjadi belum jelas — terutama di Myanmar, yang tengah dilanda perang saudara, dan di mana informasinya dikontrol dengan ketat.

    “Jumlah korban tewas dan luka-luka diperkirakan akan meningkat,” kata kepala pemerintahan militer Myanmar, Jenderal Senior Min Aung Hlaing, Sabtu, dikutip dari AP News.

    Sementara, di Thailand, pihak berwenang di Bangkok mengatakan enam orang tewas, 22 orang cedera, dan 101 orang hilang dari tiga lokasi konstruksi, termasuk gedung tinggi.

    Mereka merevisi jumlah korban tewas pada Sabtu pagi dari 10 yang dilaporkan pada hari sebelumnya, dengan mengatakan beberapa orang yang terluka parah dilaporkan meninggal secara keliru.

    Gubernur Bangkok Chadchart Sittipunt mengatakan bahwa lebih banyak orang diyakini masih hidup di reruntuhan sementara upaya pencarian terus dilakukan pada Sabtu pagi.

    Sempat Terjadi Gempa Susulan

    Gempa berkekuatan 7,7 Skala Richter terjadi pada tengah hari, dengan episentrum di dekat Mandalay, kota terbesar kedua di Myanmar.

    Gempa susulan terjadi setelahnya, salah satunya berkekuatan 6,4 skala Richter.

    Myanmar berada di sabuk gempa bumi aktif, meskipun banyak gempa terjadi di daerah berpenduduk jarang, bukan di kota-kota seperti yang terdampak pada hari Jumat.

    Di Mandalay, gempa bumi dilaporkan merobohkan beberapa bangunan, termasuk salah satu biara terbesar di kota itu.

    Foto-foto dari ibu kota Naypyidaw memperlihatkan tim penyelamat sedang menarik korban dari reruntuhan beberapa bangunan yang digunakan untuk menampung pegawai negeri.

    GEMPA DI MYANMAR – Tangkapan layar YouTube Lumen Videos pada Jumat (28/3/2025). Foto ini memperlihatkan para penumpang di Bandara Mandalay Myanmar berjongkok dan berlindung di landasan pacu (Tangkapan layar YouTube Lumen Videos)

    Pemerintah Myanmar mengatakan darah sangat dibutuhkan di daerah-daerah yang paling terdampak.

    Di negara yang pemerintahan sebelumnya terkadang lambat menerima bantuan asing, Min Aung Hlaing mengatakan Myanmar siap menerima bantuan.

    Sebuah tim beranggotakan 37 orang dari provinsi Yunnan, Tiongkok, tiba di kota Yangon Sabtu pagi dengan detektor gempa, drone, dan perlengkapan lainnya, kantor berita resmi Xinhua melaporkan.

    Kementerian tanggap darurat Rusia mengirim dua pesawat yang membawa 120 penyelamat dan perlengkapan, menurut laporan dari kantor berita negara Rusia Tass.

    India mengirim tim pencarian dan penyelamatan dan tim medis serta selimut, terpal, perlengkapan kebersihan, kantong tidur, lampu tenaga surya, paket makanan, dan perlengkapan dapur.

    Kementerian luar negeri Malaysia mengatakan negara itu akan mengirim 50 orang pada hari Sabtu dan Minggu untuk membantu mengidentifikasi dan memberikan bantuan ke daerah-daerah yang paling parah terkena dampak.

    Perserikatan Bangsa-Bangsa mengalokasikan $5 juta untuk memulai upaya bantuan.

    Presiden AS Donald Trump mengatakan pada hari Jumat bahwa AS akan membantu dalam upaya tanggap darurat, tetapi beberapa ahli khawatir tentang upaya ini mengingat pemotongan besar-besaran bantuan asing oleh pemerintahannya.

    Namun, dampak pemotongan besar-besaran bantuan luar negeri oleh pemerintahannya melalui Badan Pembangunan Internasional AS dan Departemen Luar Negeri kemungkinan akan diuji dalam respons apa pun terhadap bencana alam besar pertama dalam masa jabatan keduanya.

    Namun, di tengah gambar jalanan yang tertekuk dan retak serta laporan mengenai jembatan yang runtuh dan bendungan yang jebol, muncul kekhawatiran mengenai bagaimana tim penyelamat dapat menjangkau beberapa daerah di negara yang sudah dilanda krisis kemanusiaan.

    “Kami khawatir butuh waktu berminggu-minggu sebelum kami memahami sepenuhnya seberapa besar kerusakan yang disebabkan oleh gempa bumi ini,” kata Mohammed Riyas, direktur Komite Penyelamatan Internasional untuk Myanmar.

    GEMPA GUNCANG THAILAND – Tangkapan layar YouTube The Times and The Sunday Times pada Jumat (28/3/2025) yang menunjukkan sebuah gedung tinggi yang sedang dibangun runtuh akibat gempa Myanmar pada Jumat (28/3/2025). (Tangkapan layar YouTube The Times and The Sunday)

    Selanjutnya, di Thailand, sebuah gedung 33 lantai yang sedang dibangun runtuh menjadi awan debu di dekat pasar Chatuchak yang populer di Bangkok, dan para penonton terlihat berteriak dan berlarian dalam sebuah video yang diunggah di media sosial.

    Kendaraan di jalan bebas hambatan di dekatnya pun berhenti.

    Sirene meraung-raung di pusat kota ibu kota Thailand saat tim penyelamat bergegas ke reruntuhan.

    Di atas mereka, serpihan baja dan balok beton yang pecah, beberapa ditumpuk seperti panekuk, menjulang tinggi.

    Orang-orang yang terluka dilarikan dengan brankar, dan tempat tidur rumah sakit juga didorong keluar ke trotoar.

    “Ini adalah tragedi besar,” kata Wakil Perdana Menteri Suriya Juangroongruangkit setelah meninjau lokasi tersebut.

    Gempa bumi jarang terasa di wilayah metropolitan Bangkok, rumah bagi lebih dari 17 juta orang, banyak di antaranya tinggal di apartemen bertingkat tinggi.

    Voranoot Thirawat, seorang pengacara yang bekerja di pusat kota Bangkok, mengatakan bahwa ia pertama kali menyadari ada yang tidak beres saat melihat lampu yang bergoyang maju mundur.

    Kemudian ia mendengar bunyi derit bangunan, dan ia beserta rekan-rekannya berlari menuruni 12 anak tangga.

    “Seumur hidup saya, tidak pernah terjadi gempa bumi seperti ini di Bangkok,” katanya.

    (Tribunnews.com/Nuryanti)

    Berita lain terkait Gempa di Myanmar