Negara: Amerika Serikat

  • Hamas Mendesak Israel Tindaklanjuti Proposal Gencatan Senjata – Halaman all

    Hamas Mendesak Israel Tindaklanjuti Proposal Gencatan Senjata – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pemimpin militan sayap kanan Hamas, Khalil Al-Hayya, menyatakan persetujuannya terhadap proposal gencatan senjata terbaru yang diusulkan oleh mediator Arab dan Mesir.

    Dalam pernyataannya, Al-Hayya mendesak Israel untuk mendukung usulan tersebut.

    Ia menegaskan bahwa Hamas telah sepenuhnya mematuhi ketentuan dalam perjanjian gencatan senjata yang sebelumnya dan berharap Israel tidak menghalangi usulan ini.

    “Dua hari yang lalu kami menerima proposal dari saudara-saudara mediator di Mesir dan Qatar. Kami menanggapinya secara positif dan menyetujuinya,” ujar Al-Hayya dalam pidato yang dikutip dari CNN International.

    Ia juga berharap agar pendudukan Israel tidak menjadi penghalang bagi tercapainya kesepakatan ini.

    Berapa Lama Gencatan Senjata Akan Berlaku?

    Seorang pejabat Mesir mengkonfirmasi bahwa Hamas telah setuju untuk melaksanakan gencatan senjata selama 50 hari yang akan dimulai saat perayaan Idul Fitri.

    Selama masa gencatan senjata, Hamas akan membebaskan lima sandera yang masih hidup, termasuk seorang warga Amerika-Israel, sebagai imbalan atas izin Israel untuk memasukkan bantuan ke wilayah Gaza dan jeda pertempuran selama seminggu.

    Untuk mempercepat tercapainya usulan gencatan senjata, Hamas bersama dengan faksi-faksi lain telah menyerahkan daftar para profesional dan ahli independen kepada Mesir.

    Langkah ini diharapkan dapat membantu membentuk komite yang akan mengelola daerah kantong tersebut sesuai dengan kesepakatan gencatan senjata.

    Mengapa Israel Menolak Proposal Gencatan Senjata?

    Meskipun Hamas sepakat dengan usulan gencatan senjata, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dilaporkan menolak proposal yang diajukan oleh mediator.

    Kantor Perdana Menteri Netanyahu tidak memberikan rincian spesifik mengenai tawaran balasan Israel, namun menyatakan bahwa tawaran tersebut telah mendapat persetujuan dari pemerintah AS.

    “Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengadakan serangkaian konsultasi sesuai dengan usulan yang diterima dari para mediator. Beberapa jam yang lalu, Israel menyampaikan kepada para mediator sebuah usulan balasan dengan koordinasi penuh dengan AS,” ungkap kantor Netanyahu.

    Apa yang Terjadi Setelah Gencatan Senjata Berakhir?

    Gencatan senjata antara Israel dan Hamas diketahui berakhir pada 18 Maret setelah Israel melakukan serangan besar-besaran.

    Serangan ini mengakibatkan ratusan orang tewas dalam waktu singkat.

    Gedung Putih menyalahkan Hamas atas terjadinya pertempuran yang kembali pecah, mengeklaim bahwa Hamas menolak untuk memperpanjang gencatan senjata dan tidak bersedia membebaskan 24 dari 59 sandera yang masih hidup.

    Karena alasan ini, Israel menolak kesepakatan gencatan senjata dan mengancam akan melanjutkan agresi untuk merebut lebih banyak wilayah di Gaza.

    Terbaru, menjelang Idul Fitri 2025, militer Israel mengumumkan telah memperluas serangan darat di Jalur Gaza bagian selatan, dengan menargetkan beberapa lokasi di area tersebut.

    Bagaimana Situasi di Gaza Saat Ini?

    Sepanjang akhir pekan, pasukan Israel mengeklaim telah melancarkan serangan terhadap puluhan target di wilayah tersebut.

    Pada 19 Maret, Israel mengumumkan dimulainya operasi darat terbatas untuk memperluas zona penyangga antara bagian utara dan selatan Gaza.

    Serangan udara besar-besaran yang dilakukan pada 18 Maret menyebabkan lebih dari 920 korban jiwa dan melukai lebih dari 2.000 orang, serta mengakhiri kesepakatan gencatan senjata yang telah berjalan sejak Januari.

    Dengan latar belakang ini, situasi di Gaza semakin memanas, dan ketidakpastian mengenai masa depan gencatan senjata tetap menjadi topik hangat di kalangan masyarakat internasional.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Taiwan Berharap Dapat Dukungan Trump Saat Lawan China

    Taiwan Berharap Dapat Dukungan Trump Saat Lawan China

    Jakarta, CNBC Indonesia – Taiwan berhadap mendapatkan dukungan dari pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk memperkuat perlawanan terhadap serangan China pada pulau tersebut.

    Seorang pejabat senior Taiwan pekan ini menyebut suasana di sekitar hubungan AS-Taiwan telah membaik secara nyata dalam beberapa minggu terakhir. “Tidak ada alasan untuk berpuas diri,” imbuhnya, tetapi “ada lingkungan yang baik yang memudahkan kerja sama di masa mendatang.”

    Pejabat Taiwan tetap berhati-hati, sebab menyadari bahwa setiap perubahan dari pemerintahan Trump dapat digagalkan oleh pernyataan lebih lanjut dari presiden.

    “Presiden telah mengatakan bahwa dia akan membuat musuh kita menebak-nebak. Sementara pemerintahan sebelumnya gagal mencegah banyak konflik, pemerintahan Trump akan kembali mencapai perdamaian melalui kekuatan,” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional James Hewit, seperti dikutip Wall Street Journal (WSJ) pada Minggu (30/3/2025).

    Pemerintahan Trump memperkuat harapan Taiwan untuk dukungan yang lebih besar bagi pulau itu. Dalam beberapa hari terakhir, AS mengambil langkah pertamanya untuk memutus akses China ke teknologi canggih.

    Gubernur Alaska mengunjungi Taiwan awal bulan ini untuk memajukan rencana penjualan gas alamnya ke Taiwan yang kekurangan energi, sementara bulan lalu, pemerintahan Trump diam-diam mengeluarkan US$870 juta bantuan militer yang sebelumnya dibekukan untuk Taiwan dan mengirim dua kapal angkatan laut melalui Selat Taiwan.

    Sementara itu, pelatih militer Amerika diam-diam mempertahankan kecepatan aktivitas mereka dengan pasukan Taiwan, sementara kontak politik antara AS dan Taiwan meningkat. Pejabat dari Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, Departemen Luar Negeri, dan Pentagon dilaporkan menawarkan jaminan kepada rekan-rekan mereka di Taipei.

    Pentagon awal bulan ini mengedarkan dokumen panduan internal sementara yang menyerukan pencegahan yang lebih kuat terhadap China untuk mempertahankan Taiwan dari invasi, meskipun rekomendasi sementara tersebut tampaknya belum dilaksanakan, menurut seorang pejabat AS yang mengetahui dokumen tersebut. The Washington Post sebelumnya melaporkan tentang peredaran memo panduan internal tersebut.

    Pada Jumat, Wakil Menteri Pertahanan Taiwan Alex Po menghadiri sebuah upacara di Carolina Selatan yang menandai penyerahan sebagian dari pembelian jet tempur F-16V senilai US$8 miliar ke pulau tersebut. Ini merupakan kunjungan ke AS yang jarang terjadi oleh seorang pejabat senior Taiwan.

    “Hasilnya, setelah berminggu-minggu di mana penarikan dukungan Trump untuk Ukraina menimbulkan kekhawatiran akan pengabaian AS terhadap Taiwan, para pejabat di Taipei semakin yakin bahwa mereka mendapat dukungan Trump saat Beijing meningkatkan upayanya untuk menaklukkan pulau tersebut,” demikian laporan WSJ.

    Kekhawatiran tentang dukungan Trump untuk Taiwan, sebuah pulau demokrasi yang diperintah secara terpisah yang diklaim Beijing sebagai wilayahnya sendiri, sebelumnya melonjak setelah perubahan Trump pada Ukraina. Kyiv sendiri sama seperti Taipei sangat bergantung pada dukungan militer AS dalam menghadapi negara tetangga yang jauh lebih besar.

    Selama setahun terakhir, Trump telah menekankan kedekatan Taiwan dengan daratan China dan jaraknya dari AS sambil mengatakan Taiwan tidak menghabiskan cukup banyak uang untuk pertahanannya dan “mencuri” industri semikonduktor AS. Sementara itu, penasihat miliarder Elon Musk, membanggakan hubungan bisnis yang luas di China dan mengatakan hubungan Taiwan dengan Beijing mirip dengan hubungan antara Hawaii dan Washington.

    Pada minggu-minggu awal pemerintahan baru, Trump hanya memberikan sedikit petunjuk tentang pemikirannya tentang China dan Taiwan saat ia mengalihkan fokusnya ke Eropa dan Timur Tengah.

    Tanda-tanda kecenderungan ke arah Taiwan muncul setelah Kepala Eksekutif Taiwan Semiconductor Manufacturing Co. C.C. Wei muncul di Gedung Putih bersama Trump awal bulan ini untuk mengumumkan investasi senilai US$100 miliar di AS.

    Pada minggu-minggu setelah pengumuman TSMC, Trump telah melunakkan nadanya terhadap Taiwan, sebagian besar mengecualikan pulau itu dari daftar mitra dagang yang ia salahkan karena menipu AS dan memuji TSMC.

    Meskipun Trump sejak itu mengulangi keluhannya tentang Taiwan yang mencuri bisnis chip AS, ia menambahkan: “Saya tidak menyalahkan mereka. Saya memberi mereka pujian.”

    (hoi/hoi)

  • Hamas Sepakati Proposal dari Mesir dan Qatar si Mediator, Apa Sikap Israel?

    Hamas Sepakati Proposal dari Mesir dan Qatar si Mediator, Apa Sikap Israel?

    PIKIRAN RAKYAT – Hamas menyepakati proposal gencatan senjata terbaru  Gaza dari mediator, Mesir dan Qatar. Menurut pemimpin kelompok Palestina itu, proposal sampai ke tangan mereka dua hari lalu.

    Informasi ini dikonfirmasi Khalil al-Hayya dalam pidato yang disiarkan televisi, Sabtu, 29 Maret 2025.

    “Deux hari yang lalu, kami menerima proposal dari mediator di Mesir dan Qatar. Kami menanggapinya dengan positif dan menerima proposal tersebut,” katanya, dikutip dari Reuters, Minggu, 30 Maret 2025.

    “Kami berharap pendudukan (Israel) tidak akan merusaknya,” ujar Hayya melanjutkan.

    Hayya merupakan pemimpin tim negosiasi Hamas dalam perundingan tidak langsung tersebut. Adapun tujuan pembahasan ialah mencapai gencatan senjata dalam genosida Israel atas Gaza, yang dimulai pada Oktober 2023.

    Israel Akhirnya Setuju?

    Sumber-sumber keamanan mengatakan kepada Reuters, Kamis, 27 Maret 2025, Mesir telah menerima indikasi positif dari Israel Penjajah mengenai proposal gencatan senjata baru yang akan mencakup fase transisi.

    Proposal tersebut menyarankan agar setiap minggu, Hamas melepaskan lima dari sandera Israel yang ditahan.

    Kantor Perdana Menteri Israel mengungkap, mereka telah mengadakan serangkaian konsultasi sesuai dengan proposal yang diterima dari mediator. Hasilnya, Israel telah menyampaikan proposal balasan kepada mediator dengan koordinasi penuh dengan Amerika Serikat (AS).

    Reuters sudah bertanya kepada kantor perdana menteri Benjamin Netanyahu mengenai kesepakatan Israel atas proposal gencatan senjata kali in, tetapi hingga kini belum ada respons apa pun.

    Gencatan Senjata Berfase

    Fase pertama gencatan senjata antara Israel dan Hamas mulai berlaku pada 19 Januari 2025, setelah 15 bulan perang dan melibatkan penghentian pertempuran, pembebasan beberapa sandera Israel yang ditahan Hamas, dan pembebasan beberapa tahanan Palestina.

    Fase kedua dari kesepakatan tiga fase ini dimaksudkan untuk fokus pada kesepakatan mengenai pembebasan sandera yang tersisa dan penarikan pasukan Israel dari Gaza.

    Hamas mengatakan bahwa proposal apa pun harus memungkinkan dimulainya fase kedua, sementara Israel menawarkan untuk memperluas fase pertama yang berlangsung selama 42 hari.

    Israel juga menyerukan pada Hamas untuk menyerahkan senjatanya pada Israel dan AS. Hayya menegaskan, persenjataan kelompok Hamas adalah hal mutlak yang tidak akan mereka serahkan selama “pendudukan Israel” ada.

    Selain penyerahan senjata, Israel dan AS melarang Hamas untuk memiliki peran dalam pengaturan Gaza pasca-perang.

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Pemerintah Diminta Perhatikan Industri Tembakau yang Jadi Sektor Padat Karya

    Pemerintah Diminta Perhatikan Industri Tembakau yang Jadi Sektor Padat Karya

    Jakarta

    Industri tembakau di dalam negeri menjadi salah satu sektor padat karya. Selain itu industri tembakau dan olahannya juga mampu menciptakan jutaan lapangan kerja bagi masyarakat.

    Karena itu dibutuhkan koordinasi antara kementerian dan lembaga yang terkait dengan industri tembakau seperti Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, dan Kementerian Ketenagakerjaan untuk memastikan kebijakan yang berimbang sebelum mengesahkan rancangan tersebut.

    Mengingat industri tembakau merupakan industri yang kompleks di Tanah Air dan melibatkan banyak tenaga kerja serta sektor lain yang saling berkaitan.

    Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI), Prof. Hikmahanto Juwana mengungkapkan pemerintah juga diminta untuk menjaga kedaulatan dan kebebasan dalam membuat kebijakan yang sesuai dengan kondisi lokal.

    Keputusan Amerika Serikat (AS) keluar dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menjadi topik hangat, diikuti oleh beberapa negara yang mengikuti jejak AS untuk melepas afiliasinya dari WHO. Keluarnya AS sebagai pemberi dana terbesar menimbulkan berbagai pertanyaan baru terkait kebijakan yang dibentuk melalui WHO, salah satunya Framework Convention on Tobacco Control (FCTC).

    Aturan global tersebut telah menjadi landasan dari wacana penyeragaman kemasan rokok tanpa identitas merek yang diinisiasi oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) di Indonesia. Dengan adanya keputusan berbagai negara keluar dari WHO, muncul spekulasi dan pertanyaan mengenai kredibilitas kebijakan WHO untuk tetap dijalankan di negara-negara lain.

    Hikmahanto menjelaskan bahwa FCTC berprinsip untuk mengatur negara produsen tembakau di seluruh dunia agar tunduk terhadap batasan-batasan penggunaan tembakau. Mirisnya, perjanjian FCTC ini diinisiasi oleh negara-negara non-produsen tembakau yang disinyalir menunggangi isu kesehatan untuk mematikan industri strategis di negara seperti di Indonesia.

    “Bila dicermati, intervensi saat ini dilakukan melalui perjanjian internasional yang apabila sudah ikut, maka negara tersebut memiliki kewajiban untuk mentransformasikan ikatan perjanjian internasional ke dalam hukum nasional,” tuturnya.

    Hikmahanto berpendapat bahwa FCTC seharusnya menjadi tidak relevan lagi setelah keluarnya AS dari WHO. Ini menunjukkan bahwa WHO tidak seharusnya menjadi otoritas tertinggi bagi negara-negara yang tergabung untuk menjalankan kebijakannya. Dalam hal ini, AS telah mengambil keputusan yang tepat untuk menjaga kedaulatan negaranya.

    Terkait penerapan aturan di Indonesia yang mengadopsi FCTC, Hikmahanto menjelaskan bahwa pemerintah perlu berhati-hati. Indonesia adalah produsen tembakau dengan mata rantai yang besar, di mana industri tembakau menyerap tenaga kerja dalam jumlah signifikan dan berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

    Selain itu, demi menjaga kedaulatan negara seperti halnya AS, pemerintah harus secara tegas menegakkan kedaulatan dari ancaman intervensi asing, sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto. “Pemerintah harus hati-hati dalam menerapkan FCTC di Indonesia, terutama karena negara ini tidak meratifikasi aturan global tersebut. Pemerintah juga harus mempertimbangkan kondisi nasional sehingga kebijakan ini menjadi tidak tepat bila diterapkan. Di sinilah pemerintah harus memiliki kebebasan dan kedaulatan negara harus ditegakkan,” tegasnya.

    Rancangan Permenkes pun bisa menjadi ancaman nyata untuk keberlangsungan sektor tembakau, salah satu sektor padat karya yang menjadi perhatian Presiden Prabowo Subianto. Dalam rapat terbatas bersama menteri-menteri Kabinet Merah Putih di Hambalang, Kabupaten Bogor, Presiden Prabowo meminta untuk menganalisa proyek-proyek yang menciptakan lapangan pekerjaan, seperti industri padat karya.

    Penciptaan lapangan kerja menjadi proyek prioritas yang terus didorong oleh pemerintahan Presiden Prabowo. Industri tembakau dan olahannya diketahui telah membuka jutaan lapangan kerja bagi masyarakat. Namun, keberlangsungannya semakin terancam dengan munculnya inisiatif kebijakan yang tidak mendukung sektor tersebut.

    (kil/kil)

  • Samsung Kembangkan 3 Headset XR! Galaxy XR Siap Tantang Apple Vision Pro – Page 3

    Samsung Kembangkan 3 Headset XR! Galaxy XR Siap Tantang Apple Vision Pro – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Samsung semakin serius dalam mengembangkan teknologi mixed-reality (XR) dengan menggarap tiga perangkat baru secara bersamaan. Dari tiga proyek tersebut, Project Moohan telah dikonfirmasi sebagai Galaxy XR.

    Sementara itu, dua perangkat lainnya, Project Haean dan Project Jinju, masih dalam tahap pengembangan awal.

    Mengutip GSMArena, Minggu (30/3/2025), Galaxy XR akan menjadi perangkat headset VR/AR all-in-one dengan spesifikasi premium.

    Sementara itu, dua kacamata pintar lain yang sedang dikembangkan rumornya memiliki desain ringan dengan bingkai tipis namun tetap dilengkapi sensor canggih serta sistem audio terintegrasi.

    Namun, pengembangan Project Haean dan Project Jinju masih dalam tahap awal, sehingga desain dan spesifikasinya belum final. Oleh karena itu, perangkat ini kemungkinan tidak akan segera dirilis dalam waktu dekat.

    Meskipun demikian, laporan sama menyebutkan Samsung berpotensi meluncurkan kacamata Haean dan Jinju bersamaan dengan headset Galaxy XR pada akhir tahun ini.

    Galaxy XR sendiri diperkirakan akan dibanderol sekitar USD 2.500 atau setara dengan Rp 41,5 juta di pasar Amerika Serikat harga sebanding dengan Apple Vision Pro.

    Persaingan di industri ini semakin ketat, terutama dengan Google juga dikabarkan tengah mengembangkan perangkat serupa.

    Keberhasilan perangkat ini akan sangat bergantung pada kombinasi antara kualitas tampilan, performa, dan kenyamanan desain. Jika Samsung mampu menyeimbangkan aspek-aspek tersebut, maka mereka berpotensi mengukuhkan diri sebagai pemimpin di pasar headset XR.

  • Rusia Dianggap Menang 5-0 dalam Perundingan di Arab Saudi, Ukraina dan AS Kalah Besar – Halaman all

    Rusia Dianggap Menang 5-0 dalam Perundingan di Arab Saudi, Ukraina dan AS Kalah Besar – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang eks diplomat senior Ukraina, Konstantin Eliseev, menyatakan bahwa Ukraina dan Amerika Serikat (AS) mengalami kekalahan signifikan dalam perundingan dengan Rusia di Arab Saudi.

    Ia mengklaim bahwa poin-poin penting yang menjadi perhatian Ukraina diabaikan dalam pembicaraan tersebut.

    Latar Belakang Perundingan

    Perundingan yang berlangsung di Arab Saudi ini bertujuan untuk memulihkan kesepakatan ekspor biji-bijian yang ditandatangani pada tahun 2022.

    Dalam pertemuan tersebut, Rusia menyetujui mekanisme untuk menyediakan koridor laut yang aman untuk mengekspor biji-bijian Ukraina, tetapi dengan syarat bahwa Barat mencabut sanksi terhadap lembaga keuangan Rusia, termasuk menghubungkan kembali Bank Pertanian Rusia dengan sistem pembayaran SWIFT.

    Penilaian Eliseev

    Eliseev mengungkapkan pandangannya mengenai hasil perundingan tersebut.

    “Mungkin saya akan mengecewakan beberapa orang, tetapi kami, maksudnya Ukraina dan Amerika, kalah sepenuhnya dalam negosiasi ini. Saya akan berkata 5-0, bola setelah yang lainnya masuk ke jaring kami. Kami kalah, mari jujur,” ungkapnya pada Jumat kemarin, seperti dikutip dari Russia Today.

    Alasan Kekalahan

    Eliseev menyebutkan beberapa alasan yang menyebabkan kekalahan tersebut:

    1. Kepentingan Ukraina yang terabaikan: Ia menyoroti bahwa kepentingan Ukraina tidak mendapat perhatian yang cukup dalam negosiasi.

    2. Absennya jaminan keamanan: Salah satu kekhawatiran terbesar adalah tidak adanya jaminan keamanan untuk pelabuhan-pelabuhan Ukraina, yang tetap rentan terhadap serangan.

    3. Pengurangan sanksi: Terdapat tanda-tanda bahwa pembatasan terhadap bank-bank Rusia di sistem SWIFT akan dicabut, yang dianggapnya sangat merugikan.

    4. Kemampuan Rusia untuk menyerang: Eliseev juga menekankan bahwa kemampuan Rusia untuk menyerang target dari kapal tidak dibatasi dalam pembicaraan tersebut.

    5. Kurangnya dukungan Eropa: Ia mencatat bahwa negara-negara Eropa pendukung Ukraina tidak terlibat dalam proses negosiasi, yang membuat posisi Ukraina semakin lemah.

    Rusia menegaskan bahwa pengurangan sanksi menjadi syarat untuk gencatan senjata di laut.

    Namun, Uni Eropa menolak tawaran tersebut, menyatakan bahwa sanksi akan tetap berlaku hingga Rusia menarik semua pasukannya dari wilayah Ukraina.

  • Momen Khusyuk Salat Idul Fitri di Afghanistan dan Yaman Hari Ini

    Momen Khusyuk Salat Idul Fitri di Afghanistan dan Yaman Hari Ini

    Kabul

    Afghanistan dan Yaman turut merayakan Idul Fitri 1446 H atau Lebaran 2025 hari ini. Umat muslim di kedua negara tersebut pun mengikuti salat id dengan khusyuk.

    Dilansir AFP, Minggu (30/3/2025), salat id di Kabul, Afghanistan, salah satunya digelar di Masjid Shah-Do Shamshira. Salat id di masjid ini dijaga dengan ketat oleh pasukan keamanan Taliban.

    Jemaah yang hendak salat id terlihat harus melewati pemeriksaan ketat oleh petugas. Petugas keamanan Taliban juga terlihat membawa senjata laras panjang dan berdiri di atas mobil serta di sudut jalan untuk memantau situasi.

    Umat muslim yang hendak mengikuti salat Idul Fitri di Masjid Shah-Do Shamshira Kabul (AFP/AHMAD SAHEL ARMAN)

    Selain itu, umat muslim di Yaman juga mengikuti salat id dengan khusyuk. Yaman sendiri sedang digoncang serangan udara oleh pasukan militer Amerika Serikat (AS) yang berdalih menargetkan Houthi.

    Warga Yaman mengikuti salat Id hari ini (Mohammed HUWAIS / AFP)

    Warga di Yaman terlihat berkumpul di lapangan hingga jalanan untuk salat id. Orang tua terlihat membawa anak-anak mereka untuk melaksanakan salat id.

    (haf/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Trump Tawarkan Pengurangan Tarif untuk Tiongkok Jika TikTok Terjual – Halaman all

    Trump Tawarkan Pengurangan Tarif untuk Tiongkok Jika TikTok Terjual – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Donald Trump mengungkapkan kemungkinan memberikan pengurangan tarif kepada Tiongkok jika pemerintah Beijing menyetujui kesepakatan terkait aplikasi TikTok.

    Pernyataan ini disampaikan dalam konferensi pers di Gedung Putih pada Rabu, 26 Maret 2025.

    Pernyataan Trump

    Trump menyatakan, “China harus memainkan peran dalam hal itu. Mungkin dalam bentuk persetujuan dan saya pikir mereka akan melakukannya.” Pernyataan ini muncul di tengah ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok, di mana Trump sebelumnya telah menandatangani memorandum yang menyerukan tarif perdagangan yang adil dan timbal balik terhadap semua mitra dagang utama AS.

    Nasib TikTok di AS telah menjadi topik perdebatan sejak tahun lalu, setelah Presiden Joe Biden menandatangani undang-undang bipartisan yang memaksa ByteDance, perusahaan induk TikTok asal Tiongkok, untuk menjual aplikasinya kepada pembeli non-Tiongkok atau menghadapi larangan nasional.

    TikTok sempat berhenti beroperasi di AS menjelang pelantikan Trump, tetapi kembali berfungsi setelah presiden baru mengisyaratkan akan meninjau kebijakan tersebut.

    Batas Waktu dan Calon Pembeli

    Pada hari pertamanya menjabat, Trump menandatangani perintah eksekutif yang memberi ByteDance waktu hingga 5 April untuk menjual atau melepaskan kepemilikan TikTok.

    Sejak saat itu, Wakil Presiden JD Vance dan penasihat keamanan nasional Michael Waltz telah bekerja untuk mencari pembeli potensial.

    Vance menyatakan optimisme bahwa kesepakatan akan tercapai sebelum batas waktu yang ditentukan.

    Dalam beberapa bulan terakhir, muncul berbagai spekulasi mengenai calon pembeli TikTok, yang memiliki jutaan pengguna dan diperkirakan bernilai hingga 50 miliar dollar AS.

    Beberapa tokoh bisnis, termasuk miliarder Wyoming Reid Rasner, dikabarkan tertarik untuk mengakuisisi TikTok.

    Respons ByteDance dan Tiongkok

    Hingga saat ini, TikTok belum memberikan tanggapan resmi atas pernyataan Trump.

    Menurut laporan Yahoo News, ByteDance juga belum mengonfirmasi apakah mereka bersedia menjual aplikasi tersebut.

    Kesepakatan ini dapat menjadi titik krusial dalam hubungan perdagangan AS-Tiongkok yang semakin tegang dengan kebijakan tarif baru Trump.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Hamas Mendesak Israel Tindaklanjuti Proposal Gencatan Senjata – Halaman all

    Hamas Disebut Setujui Gencatan Senjata 50 Hari di Gaza, Dimulai dari Lebaran – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pejabat Mesir mengklaim bahwa Hamas telah bersedia untuk membebaskan lima sandera Israel sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata yang akan dimulai saat Lebaran.

    Kesepakatan ini diharapkan dapat meredakan ketegangan antara kedua belah pihak.

    Menurut laporan, sandera berkewarganegaraan Israel-Amerika yang bernama Edan Alexander termasuk dalam lima sandera yang akan dibebaskan.

    “Sekarang, keputusan ada di tangan pemerintah Israel dan Amerika Serikat,” ungkap pejabat Mesir kepada media New Arab.

    Narasumber yang akrab dengan negosiasi gencatan senjata menyatakan bahwa Mesir telah mengusulkan gencatan sementara selama sekitar 50 hari.

    Sebagai imbalannya, Hamas akan membebaskan lima sandera, sementara Israel diharapkan untuk membebaskan sejumlah warga Palestina.

    Selain itu, ada rencana untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan ke Gaza.

    Upaya Mesir dalam Negosiasi

    Pejabat Mesir juga menyatakan optimisme terhadap pembaruan kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera.

    “Kami sedang berupaya mempercepat negosiasi dengan mengajukan usul yang realistis, didukung oleh AS dan Qatar,” tambahnya.

    Kairo berusaha agar semua pihak, termasuk Washington, mendorong Israel untuk memberikan konsesi nyata demi mencapai kesepakatan yang diinginkan.

    Tanggapan dari Pihak Israel

    Sementara itu, media penyiaran Israel, KAN, melaporkan bahwa para juru penengah melihat adanya kesediaan dari pejabat senior Hamas untuk membebaskan sejumlah sandera demi terwujudnya gencatan senjata saat Lebaran.

    Laporan dari Walla juga menyebutkan bahwa seorang pejabat Israel mengeklaim Hamas telah menyetujui usulan Mesir untuk gencatan senjata selama 50 hari yang dimulai pada hari Lebaran.

    Pejabat tersebut menambahkan bahwa jasad para sandera juga akan diserahkan saat gencatan senjata, meskipun tidak mengungkapkan jumlahnya.

    Israel mungkin akan mengajukan tawaran balasan terkait kesepakatan ini.

     

  • Cuman 1 Menit, Tes Sederhana Ini Bisa Memprediksi Pendek-Panjang Usia

    Cuman 1 Menit, Tes Sederhana Ini Bisa Memprediksi Pendek-Panjang Usia

    Jakarta

    Sebuah tes sederhana yang dilakukan cukup hanya satu menit bisa mengungkap rahasia kesehatan. Bahkan, tes ini bisa memprediksi panjang atau pendeknya umur seseorang.

    Dikutip dari Daily Mail UK, ‘tes genggaman’ atau grip test telah lama dianggap sebagai cara sederhana untuk mengetahui kekuatan otot, kesehatan otak, hingga umur panjang secara keseluruhan, terutama pada orang tua.

    Cara seseorang menggenggam atau meremas benda bisa mencerminkan kesehatan mereka. Pasalnya, aktivitas ini membutuhkan kekuatan dari banyak otot dan sendi lengan.

    Kekuatan genggaman yang kuat telah dikaitkan dengan berkurangnya risiko kematian akibat sejumlah penyakit terkait usia. Mulai dari penyakit jantung dan diabetes tipe 2, hingga radang sendi, dan kanker tertentu.

    Semakin lemah genggaman seseorang, maka bisa menjadi tanda bahwa dirinya kehilangan otot. Pada akhirnya ini bisa mengakibatkan hilangnya mobilitas dan berdampak pada berbagai kondisi kesehatan.

    Ahli gizi di Amerika Serikat, Ed Jones mengatakan bahwa kekuatan genggaman seseorang bisa menjadi penanda kesehatan.

    “Jika Anda tidak dapat memegang dumbel seberat tiga perempat berat tubuh Anda selama satu menit, Anda akan meninggal lebih awal dibandingkan jika Anda lebih kuat,” ujar Ed Jones kepada Nutrition World Podcast.

    Menurut Ed Jones, tubuh yang kuat dan tangguh akan menua lebih lambat dan lebih kecil risiko terkena penyakit. Untuk mengikuti tes tersebut, Jones menyarankan untuk memegang beban atau objek yang sangat berat selama satu menit terus-menerus, misalnya dumbel, yang beratnya tiga perempat berat tubuh.

    Namun, perlu diperhatikan bahwa mengangkat beban yang berat bisa mengakibatkan cedera pada punggung. Opsi lain minim risiko untuk menguji kekuatan genggaman adalah dengan melakukan pull up.

    Kekuatan genggaman telah lama digunakan oleh dokter untuk mengidentifikasi pasien yang berisiko terkena berbagai masalah kesehatan sejak dini, termasuk penyakit kardiovaskular, bahkan demensia.

    Pada tahun 2016, penelitian yang melibatkan hampir 7.000 orang oleh University College London (UCL) menemukan bahwa mereka yang memiliki kekuatan genggaman yang lebih lemah pada awal penelitian selama 17 tahun memiliki tingkat kematian dini yang lebih tinggi dari rata-rata akibat semua penyebab.

    Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Strength and Conditioning tahun 2024, mereka yang memiliki kekuatan otot paling sedikit hampir 150 persen lebih mungkin meninggal lebih awal.

    (dpy/up)