Negara: Amerika Serikat

  • Harga Emas Dunia Melonjak di Tengah Ketidakpastian Tarif AS

    Harga Emas Dunia Melonjak di Tengah Ketidakpastian Tarif AS

    Jakarta, Beritasatu.com – Harga emas dunia masih tinggi pada Rabu (2/4/2025), melanjutkan tren kenaikan setelah mencapai rekor tertinggi pada sesi sebelumnya. Investor berbondong-bondong membeli emas sebagai aset safe-haven menjelang pengumuman tarif impor Amerika Serikat (AS) yang masih dibayangi ketidakpastian.

    Dilansir dari Reuters, harga emas spot naik 0,7% menjadi US$ 3.131,25 per troy ons pada pukul 02.40 GMT atau 09.40 WIB. Sebelumnya pada Selasa (1/4/2025), harga emas sempat menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa pada level US$ 3.148,88 per troy ons. Sementara itu, kontrak berjangka emas AS naik 0,4% menjadi US$ 3.159,90 per ons.

    Managing Director Metals Focus Philip Newman menyampaikan, lonjakan harga emas yang berkelanjutan ini didorong oleh aksi beli aset safe-haven di tengah ketidakpastian geopolitik yang terus meningkat.

    “Perlambatan ekonomi AS, potensi kenaikan inflasi, dan pemangkasan suku bunga dapat membuka jalan bagi emas untuk mencapai US$ 3.300 dalam beberapa bulan mendatang,” ujar Newman.

    Pasar tengah menanti pengumuman tarif baru AS yang dijadwalkan akan diberlakukan pada hari ini. Presiden Donald Trump menyebut kebijakan ini sebagai “Hari Pembebasan.” Namun, kebijakan tarif Trump diperkirakan dapat memicu inflasi, memperlambat pertumbuhan ekonomi, dan memperburuk ketegangan perdagangan global.

    Sebagai lindung nilai terhadap ketidakstabilan global dan inflasi, emas juga mendapat keuntungan dalam lingkungan suku bunga rendah.

    Selain harga emas yang terus naik, harga perak spot juga naik 0,2% menjadi US$ 33,82 per ons, platinum menguat 0,8% menjadi US$ 987,66 per ons, dan paladium naik 0,7% menjadi US$ 990,45 per ons.

  • Jerman Bersiap Perang karena Merasa Terancam oleh Rusia dan Putin

    Jerman Bersiap Perang karena Merasa Terancam oleh Rusia dan Putin

    Jakarta

    Jerman melihat Rusia sebagai ancaman di masa depan. Peningkatan kemampuan militer dinilai sebuah kebutuhan, mencoba melepas ingatan kelam mereka sebagai agresor di Eropa.

    Kepulan asap debu berwarna cokelat berhembus ke udara ketika kendaraan peluncur rudal melintasi ladang menuju garis tembak.

    Beberapa saat kemudian, seorang prajurit menghitung mundur, dan memberikan aba-aba: “Tembak!”. Sontak sebuah roket melesat ke langit.

    Suara ledakan dan dentuman roket tersebut tak hanya sekali dua kali terdengar di telinga penduduk di kota kecil Munster. Sedemikian seringnya, mereka mulai terbiasa mendengar kebisingan latihan tentara Jerman.

    Namun, itu belum seberapa. Militer Jerman alias Bundeswehr diperkirakan akan semakin giat berlatih di kawasan tersebut karena baru-baru ini mereka mendapat lampu hijau dari parlemen untuk meningkatkan anggaran di bidang pertahanan secara signifikan.

    Jenderal Carsten Breuer selaku panglima militer Jerman mengatakan kepada BBC bahwa suntikan dana sangat dibutuhkan karena dirinya yakin agresi Rusia tidak berhenti hanya sampai Ukraina.

    “Kami terancam oleh Rusia. Kami terancam oleh Putin. Kami harus melakukan apa pun yang diperlukan untuk mencegahnya,” kata Jenderal Carsten Breuer.

    “Ini bukan tentang seberapa banyak waktu yang saya butuhkan, tapi seberapa banyak waktu yang diberikan Putin kepada kami untuk bersiap,” kata sang jenderal secara blak-blakan.

    “Semakin cepat kami bersiap, semakin baik.”

    Perubahan sikap Jerman setelah invasi Rusia di Ukraina

    Invasi Rusia ke Ukraina telah mengubah cara berpikir khalayak Jerman tentang militer.

    Sejak Perang Dunia II, penolakan terhadap militerisme ditanamkan pada benak masyarakat Jerman. Hal ini tak lepas dari masa lalu Jerman yang dikenal sebagai agresor di Eropa.

    “Kami memulai dua perang dunia. Meskipun Perang Dunia II sudah berakhir 80 tahun, pandangan bahwa orang Jerman harus menjauhi konflik masih sangat melekat dalam diri banyak orang,” kata Markus Ziener dari German Marshall Fund di Berlin.

    Baca juga:

    Getty ImagesInvasi besar-besaran Rusia ke Ukraina perlahan mulai mengubah sikap masyarakat Jerman terhadap militer dan perang.

    Sampai sekarang masih ada sebagian kalangan yang mewaspadai segala hal terkait militer. Bahkan angkatan bersenjata Jerman telah lama mengalami kekurangan anggaran.

    “Ada suara-suara yang memperingatkan: ‘Apakah kita benar-benar berada di jalur yang benar? Apakah persepsi kita soal ancaman sudah benar?’”

    Soal Rusia, Jerman punya pendekatan khusus.

    Saat negara-negara seperti Polandia dan negara-negara Baltik waspada agar tidak terlalu dekat dengan Moskow sembari berupaya meningkatkan anggaran pertahanan mereka, Jerman di bawah kendali mantan Kanselir Angela Merkel tetap berbisnis dengan Rusia.

    Jerman membayangkan bahwa mereka sedang mewujudkan demokratisasi melalui pendekatan khusus. Nyatanya Rusia terus berbisnis tapi tetap menginvasi Ukraina.

    Pada Februari 2022, Kanselir Olaf Scholz mengumumkan perubahan prioritas nasional atau “Zeitenwende” untuk menanggapi invasi Rusia atas Ukraina.

    Saat itulah ia mengalokasikan dana sebesar 100 miliar (Rp1.792 triliun) untuk meningkatkan kapasitas militer serta mengendalikan “para penghasut perang seperti Putin”.

    Namun, Jenderal Breuer mengatakan itu tidak cukup. “Kami menutup sedikit lubang,” kenangnya. “Namun, itu sangat buruk.”

    Getty ImagesJenderal Carsten Breuer berpendapat Jerman perlu meningkatkan jumlah tentara secara besar-besaran.

    Hal ini kontras dengan Rusia yang menghabiskan anggaran dalam jumlah besar untuk pertahanan, termasuk membiayai ongkos invasi di Ukraina.

    Breuer juga menyorot potensi perang hibrida dengan Rusia: mulai dari ancaman serangan siber hingga pengerahan pesawat nirawak di atas lokasi militer Jerman.

    Belum lagi retorika agresif Vladimir Putin yang kerap ia lontarkan.

    Baca juga:

    Breuer menilai kondisi ini sangat berbahaya.

    “Tidak seperti dunia Barat, Rusia tidak berpikir dalam kotak. Ini bukan tentang masa damai dan perang, ini adalah sebuah kesinambungan: mari kita mulai dengan hibrida, lalu meningkat, lalu kembali. Inilah yang membuat saya berpikir kita menghadapi ancaman nyata.”

    Breuer menilai Jerman harus bertindak cepat.

    Anggaran dan jumlah personel yang minim

    Penilaian Jenderal Carsten Breuer s terhadap kondisi pasukannya saat ini selaras dengan laporan terbaru ke parlemen. Kekuatan Bundeswehr, menurut kesimpulan laporan itu, “terlalu kecil”.

    Penulis laporan tersebut, komisaris angkatan bersenjata Eva Hgl, mengungkap kekurangan yang sangat parah mulai dari amunisi, prajurit, hingga barak yang bobrok.

    Ia memperkirakan anggaran untuk renovasi saja mencapai sekitar 67 miliar (Rp1.196 triliun).

    Breuer mengatakan pencabutan batas utang, yang memungkinkan militer untuk meminjam secara teori tanpa batas akan memberinya akses ke “jalur pendanaan yang stabil”.

    Baca juga:

    Pencabutan batas utang ini dilakukan oleh pengganti Kanselir Scholz, yaitu Friedrich Merz. Langkahnya begitu cepat sampai membuat banyak pihak keheranan.

    Ia mengajukan usulan itu ke parlemen tepat sebelum parlemen dibubarkan menyusul pemilihan umum Februari.

    Secara hitung-hitungan, melihat komposisi parlemen yang dihuni kubu kiri yang anti-militer dan kubu kanan yang bersimpati pada Rusia, pencabutan batas utang tipis untuk lolos.

    Namun, “perubahan” yang dimulai Jerman pada tahun 2022 memperoleh momentum baru tahun ini.

    Getty ImagesWarga Jerman kini semakin curiga terhadap presiden Rusia dan AS

    Jajak pendapat YouGov baru-baru ini menunjukkan bahwa 79% warga Jerman masih melihat Vladimir Putin sebagai “sangat” atau “cukup” berbahaya bagi perdamaian dan keamanan Eropa.

    Sementara itu, 74% berpendapat hal yang sama mengenai Donald Trump.

    Survei tersebut mengemuka setelah wakil Trump, JD Vance, berpidato di Munich dan menentang Eropa dan nilai-nilainya.

    “Itu adalah sinyal yang jelas bahwa sesuatu telah berubah secara mendasar di Amerika Serikat,” kata Markus Ziener.

    “Kami tidak tahu ke mana arah AS, tetapi sejak dulu kami yakin bahwa kami dapat 100% mengandalkan perlindungan Amerika dalam hal keamanan. Kepercayaan itu kini telah sirna.”

    Memudarnya ingatan soal sejarah kelam

    Di Berlin, kehati-hatian orang Jerman tentang semua hal yang berkaitan dengan militer tampak telah memudar.

    Seorang warga, Charlotte Kreft yang berusia 18 tahun mengatakan pandangan pasifisnya telah berubah.

    “Untuk waktu yang sangat lama, kami pikir satu-satunya cara untuk menebus kekejaman yang kami lakukan dalam Perang Dunia Kedua adalah dengan memastikan hal itu tidak pernah terjadi lagi [] dan kami pikir kami perlu melakukan demiliterisasi,” jelas Charlotte.

    “Tetapi sekarang kami berada dalam situasi di mana kami harus memperjuangkan nilai-nilai, demokrasi, dan kebebasan kami. Kami perlu beradaptasi.”

    “Banyak orang Jerman yang masih merasa aneh dengan investasi besar dalam militer,” kata Ludwig Stein.

    “Tetapi saya pikir mengingat hal-hal yang telah terjadi dalam beberapa tahun terakhir, tidak ada pilihan nyata lain.”

    Baca juga:

    BBCCharlotte dan Ludwig melihat Jerman perlu meningkatkan anggaran pertahanan.

    Sophie, seorang ibu muda, berpikir peningkatan anggaran pertahanan kini “diperlukan di dunia tempat kita tinggal”.

    Di sisi lain, meski Jerman membutuhkan penambahan jumlah tank dan tentara, Sophie tidak begitu suka jika putranya ikut militer.

    ‘Apakah Anda siap berperang?’

    Bundeswehr hanya punya satu pusat penerimaan tentara yang permanen.

    Pusat penerimaan itu berbentuk bangunan kecil yang diapit apotek dan toko sepatu di samping Stasiun Friedrichstrasse di Berlin.

    Bangunan itu dihiasi boneka yang memakai baju kamuflase serta slogan-slogan seperti “keren dan kuat” guna menarik para pelamar. Namun, hanya sedikit yang menghubungi kantor tersebut setiap harinya.

    Jerman gagal memenuhi target menambah jumlah prajuritnya dari sebanyak 20.000 personel menjadi 203.000 personel. Jerman gagal pula menurunkan usia rata-rata prajurit, yakni 34 tahun.

    Namun, Breuer punya ambisi besar.

    Menurutnya, Jerman perlu 100.000 tentara tambahan untuk mempertahankan diri serta kawasan sebelah timur yang dijaga NATO.

    Secara total mereka membutuhkan 460.000 prajurit, termasuk cadangan.

    Breuer bersikeras bahwa wajib militer “mutlak” diperlukan.

    BBCJerman memberlakukan wajib militer bagi semua pria hingga tahun 2011.

    “Kami tidak akan mendapatkan 100.000 orang ini tanpa wajib militer,” kata sang jenderal.

    “Kami tidak perlu menentukan sekarang model seperti apa yang tepat mendatangkan prajurit. Bagi saya, yang penting kami mendapatkan tentara.”

    Perdebatan soal penambahan prajurit saja dimulai.

    Jenderal Breuer memposisikan dirinya di garis terdepan dalam mendorong perubahan di Jerman terjadi lebih cepat.

    Dengan sikapnya yang santai dan memikat, ia kerap mengunjungi balai kota di berbagai daerah dan menantang hadirin di sana dengan sebuah pertanyaan: “Apakah Anda siap berperang?”

    Suatu hari seorang perempuan menuduh Breuer membuatnya takut.

    “Saya berkata kepadanya, ‘Bukan saya yang menakuti Anda, tapi orang lain!’” kata Breur menirukan ucapannya ke perempuan tersebut.

    Ia merujuk pada Vladimir Putin.

    Breuer menilai alarm ancaman Rusia dan sikap Amerika Serikat yang isolasionis saat ini berdering keras di Jerman.

    “Sekarang kami semua menyadari bahwa kami harus berubah.”

    (haf/haf)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Pengakuan Pegawai Hotel di Gorontalo Curi Harta WNA Saat Libur Lebaran, Kerugian Capai Jutaan Rupiah – Halaman all

    Pengakuan Pegawai Hotel di Gorontalo Curi Harta WNA Saat Libur Lebaran, Kerugian Capai Jutaan Rupiah – Halaman all

    RH (19), seorang pegawai hotel di Kecamatan Kota Timur, Gorontalo, mengaku mencuri harta seorang WNA saat libur Lebaran 2025

    Tayang: Rabu, 2 April 2025 10:28 WIB

    Kolase Tribun Jabar

    GARIS POLISI – RH (19), seorang pegawai hotel di Kecamatan Kota Timur, Gorontalo, mengaku mencuri harta seorang WNA saat libur Lebaran 2025. Insiden itu membuat korban menderita kerugian mencapai jutaan rupiah. 

    TRIBUNNEWS.COM, GORONTALO – RH (19), seorang pegawai hotel di Kecamatan Kota Timur, Gorontalo, mengaku mencuri harta seorang WNA saat libur Lebaran 2025. Insiden itu membuat korban menderita kerugian mencapai jutaan rupiah.

    Aparat Polresta Gorontalo Kota menangkap RH kurang dari 24 jam setelah seorang WNA asal Ukraina melaporkan kehilangan.

    Menurut pengakuan RH, dia mencuri harta kekayaan WNA Ukraina yang ditaruh di dalam brankas.

    “Pelaku mengaku mengambil uang di dalam brankas,” kata Kasat Reskrim Polresta Gorontalo Kota, AKP Akmal Novian Reza.

    RH mengaku membobol brankas menggunakan kunci duplikat.

    “Menggunakan kunci duplikat,” ungkap AKP Akmal.

    Insiden pencurian itu terjadi di salah satu hotel pada Selasa (1/4/2025) sekitar pukul 12.00 WITA.

    MATA UANG ASING (TRIBUNNEWS.COM/HERUDIN)

    WNA Ukraina mengaku mengalami kerugian berupa tiga lembar pecahan 100 dolar Amerika, Satu lembar pecahan 200 lira Turki, satu lembar pecahan 100 lira Turki.

    Adapula satu lembar pecahan 50 lira Turki, satu lembar pecahan 5 dirham Arab Saudi.

    Jika dikonversi ke rupiah, total kerugian korban mencapai Rp6.624.000.

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’9′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Rekor! Senator AS Pidato Selama 25 Jam Nonstop untuk Kritik Donald Trump

    Rekor! Senator AS Pidato Selama 25 Jam Nonstop untuk Kritik Donald Trump

    Washington DC

    Seorang anggota parlemen Amerika Serikat dari Partai Demokrat, Cory Booker, memecahkan rekor pidato terpanjang dalam sejarah Senat AS. Dia berdiri selama lebih dari 25 jam untuk menyampaikan protes berapi-api terhadap tindakan Presiden AS Donald Trump yang dianggapnya inkonstitusional.

    Dilansir AFP, Rabu (2/4/2025), Booker terus berdiri untuk mempertahankan kesempatan berbicara. Dia bahkan tidak bisa pergi ke kamar mandi agar kesempatan bicaranya tidak hilang.

    Pidato Senat terpanjang yang pernah tercatat sebelum hari Selasa (1/4) itu disampaikan oleh Strom Thurmond dari Carolina Selatan, yang melakukan filibuster selama 24 jam dan 18 menit terhadap Undang-Undang Hak Sipil tahun 1957. Filibuster sendiri merupakan tradisi perdebatan panjang tanpa batas untuk mencegah voting di Senat AS.

    Booker, satu-satunya senator kulit hitam keempat yang dipilih secara populer untuk badan tersebut, melewati rekor Thurmond. Suaranya masih kuat tetapi emosional saat dia mencapai puncaknya pada 25 jam 5 menit.

    “Rekor Strom Thurman selalu benar-benar membuat saya kesal. Pidato terpanjang di lantai Senat kita yang agung itu adalah pidato seseorang yang mencoba menghentikan orang-orang seperti saya untuk masuk Senat,” katanya kemudian kepada penyiar MSNBC.

    Galeri publik di ruang Senat berangsur-angsur terisi saat momen ketika dia memecahkan rekor semakin dekat, dengan lebih banyak anggota parlemen Demokrat bergabung dalam sesi tersebut. Sebagian besar anggota Partai Republik tidak hadir.

    “Ini adalah momen moral. Ini bukan tentang kiri atau kanan. Ini tentang benar atau salah,” kata Booker saat mengakhiri pidatonya.

    “Saya ingin melewati ini sedikit dan kemudian saya akan mengatasi beberapa urgensi biologis yang saya rasakan,” ujarnya.

    Meskipun pidato panjang lebar Booker tidak benar-benar menghalangi Partai Republik yang merupakan mayoritas untuk mengadakan pemungutan suara di Senat, seperti yang terjadi dalam filibuster sejati, aksinya itu dengan cepat menjadi titik kumpul bagi Demokrat yang terkepung. Booker sendiri mengambil alih komando di ruang sidang pada Senin (31/3) sekitar pukul 7 malam waktu setempat dan selesai pidato pada Selasa (2/4) sekitar pukul 8 malam waktu setempat.

    Dalam pidatonya, dia mengecam kebijakan pemotongan anggaran oleh Trump yang telah menyebabkan penasihat utamanya Elon Musk, orang terkaya di dunia, memangkas seluruh program pemerintah tanpa persetujuan dari Kongres. Senator tersebut mengatakan perebutan kekuasaan eksekutif yang semakin besar oleh Trump telah membahayakan demokrasi AS.

    “Kesulitan yang tidak perlu ditanggung oleh warga Amerika dari semua latar belakang. Dan lembaga-lembaga yang istimewa di Amerika, yang berharga dan yang unik di negara kita, secara sembrono, dan saya katakan bahkan secara tidak konstitusional, dipengaruhi, diserang, bahkan dihancurkan,” kata Booker.

    “Hanya dalam 71 hari presiden Amerika Serikat telah menimbulkan begitu banyak kerugian pada keselamatan, stabilitas keuangan, fondasi inti demokrasi kita,” sambungnya.

    Dia juga menyampaikan kata-kata penyemangat bagi para penentang Trump. Dia mengatakan kekuatan rakyat lebih besar daripada orang-orang yang berkuasa.

    Usai pidato, Booker menjelaskan secara rinci tentang bagaimana dia mengatur fisiknya. Dia mengaku sudah berhenti makan dan minum sebelum pidato.

    “Strategi saya adalah berhenti makan. Saya pikir saya berhenti makan pada hari Jumat dan kemudian berhenti minum pada malam sebelum saya mulai pada hari Senin,” katanya kepada wartawan di Capitol.

    Dia mengaku kondisi itu mengurangi potensinya ke toilet. Namun, hal itu membuat dirinya mengalami kram dan dehidrasi.

    Anggota parlemen Demokrat, yang merupakan minoritas di Senat dan DPR, telah berjuang keras untuk melemahkan upaya Trump dalam merampingkan pemerintahan serta meningkatkan deportasi. Booker mengisi sebagian besar pidatonya untuk mengkritik kebijakan Trump, tetapi untuk mengisi waktu, dia juga membacakan puisi, membahas olahraga, dan menjawab pertanyaan dari rekan-rekannya.

    “Jika Anda mencintai tetangga Anda, jika Anda mencintai negara ini, tunjukkan cinta Anda. Hentikan mereka dari melakukan apa yang mereka coba (lakukan),” katanya.

    (haf/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Pasar Saham Asia Tertekan Jelang Pengumuman Tarif Impor Baru AS

    Pasar Saham Asia Tertekan Jelang Pengumuman Tarif Impor Baru AS

    Jakarta, Beritasatu.com – Pasar saham Asia mengalami tekanan pada Rabu (2/4/2025), sementara harga emas sebagai aset safe-haven bertahan mendekati rekor tertinggi.

    Investor global rupanya tengah menanti kepastian mengenai kebijakan tarif impor baru yang akan diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada hari ini. Kekhawatiran terhadap potensi perang dagang global semakin meningkat di tengah ketidakpastian ekonomi.

    Trump sebelumnya telah memberlakukan tarif impor pada aluminium, baja, dan otomotif, serta menaikkan bea masuk untuk seluruh produk asal China. Kebijakan ini telah mengguncang pasar saham global dan Asia karena dikhawatirkan dapat memicu perlambatan ekonomi global yang signifikan.

    Dilansir dari Reuters, pasar saham di Asia melemah pada sesi perdagangan pagi. Indeks Nikkei Jepang turun 0,3%, sementara indeks Kospi Korea Selatan melemah 0,57%.

    “Kondisi pasar saat ini penuh dengan volatilitas. Investor cenderung berhati-hati dan mengurangi eksposur risiko sambil menunggu kejelasan kebijakan tarif,” ujar Chris Weston, kepala riset di Pepperstone.

    Bursa saham China dibuka dengan pergerakan bervariasi. Indeks saham unggulan CSI 300 naik tipis 0,14%, sementara indeks Hang Seng Hong Kong turun 0,3% pada awal perdagangan.

    “Trump menyebut 2 April sebagai ‘hari pembebasan’, tetapi tampaknya investor belum benar-benar terbebas dari ketidakpastian tarif,” kata Vasu Menon, direktur strategi investasi OCBC.

    Selain ketidakpastian tarif, investor juga mencermati tanda-tanda perlambatan ekonomi. Data terbaru menunjukkan sektor manufaktur AS mengalami kontraksi pada Maret 2025 setelah dua bulan berturut-turut mengalami ekspansi. Sementara itu, indeks harga produsen naik ke level tertinggi dalam hampir tiga tahun terakhir akibat kekhawatiran terhadap tarif impor.

    “Tarif seharusnya membantu sektor manufaktur AS, tetapi yang terjadi justru kekhawatiran terhadap rantai pasokan dan risiko pembalasan dari negara lain,” tulis para ekonom ING dalam catatannya.

    Pada saat pasar saham Asia bergejolak, emas tetap menjadi pilihan utama bagi investor yang mencari perlindungan di tengah ketidakpastian pasar. Harga emas naik 0,7% ke level US$ 3.132,43 per troy ons, mendekati rekor tertinggi yang dicapai pada sesi sebelumnya.

  • Trump Bakal Pakai Nama Elon Musk untuk Kapal Induk AS yang Baru

    Trump Bakal Pakai Nama Elon Musk untuk Kapal Induk AS yang Baru

    Washington DC

    Amerika Serikat (AS) bakal memiliki kapal induk baru untuk Angkatan Laut. Kapal itu akan menggunakan nama miliarder AS yang juga donatur utama kampanye Presiden AS Donald Trump, Elon Musk.

    Dilansir Anadolu Agency, Rabu (2/4/2025), kapal induk Angkatan Laut AS itu awalnya akan diberi nama USS Enterprise. Namun, nama kapal tersebut akan berubah menjadi Elon Musk berdasarkan perintah eksekutif yang rencananya dikeluarkan Selasa waktu setempat.

    Kapal induk tersebut merupakan kapal perang kelas Gerald R Ford yang dijadwalkan diluncurkan pada November dan akan mulai beroperasi pada tahun 2029. Kapal tersebut akan menggantikan USS Dwight D Eisenhower, yang dinamai sesuai nama jenderal Perang Dunia dan presiden pascaperang yang populer.

    Berbeda dengan tradisi, kapal induk ini akan menjadi kapal induk pertama yang dinamai sesuai nama penasihat Gedung Putih yang masih menjabat. Musk saat ini mempelopori upaya untuk merampingkan pemerintah yang telah menuai reaksi keras dari publik.

    Keputusan tersebut mengikuti rancangan perintah bulan Februari yang berjudul ‘Make Shipbuilding Great Again’ yang bertujuan untuk merevitalisasi produksi kapal angkatan laut AS. Pemerintah AS saat ini khawatir dengan peningkatan armada kapal China.

    “Dulu kita membuat begitu banyak kapal. Kita tidak membuatnya lagi, tetapi kita akan membuatnya dengan sangat cepat, segera,” ujar Trump saat itu.

    USS Musk akan dilengkapi Sistem Peluncuran Pesawat Elektromagnetik yang canggih, sejalan dengan visi Musk untuk inovasi bertenaga listrik. Namun, teknologi tersebut diperkirakan akan menghadapi kritik dari Trump, yang pernah menyarankan kembali menggunakan ketapel bertenaga uap pada tahun 2017.

    Meskipun kapal tersebut ditugaskan dengan mempertimbangkan China, Musk juga memiliki kepentingan bisnis yang besar di China. Musk sendiri terkenal sebagai bos Tesla dan juga media sosial X (dulu Twitter).

    Tonton juga Video: Elon Musk Bicara Tekanan Kerja di DOGE: Kami Terima Ancaman Pembunuhan

    (haf/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Fed Wanti-wanti Dampak Tarif Trump Terhadap Inflasi dan Konsumsi

    Fed Wanti-wanti Dampak Tarif Trump Terhadap Inflasi dan Konsumsi

    Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah pejabat The Federal Reserve (The Fed) menyebut kebijakan tarif yang dilakukan Preside Donald Trump akan berdampak pada kenaikan inflasi dan perlambatan konsumsi.

    Presiden Federal Reserve Bank of Richmond Tom Barkin mengatakan tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dapat meningkatkan inflasi dan pengangguran. Hal tersebut dapat menciptakan tantangan besar bagi bank sentral AS tersebut.

    Barkin mengatakan guncangan harga akibat tarif dapat mengakibatkan persaingan sengit antara konsumen yang frustrasi karena tidak ingin membayar lebih dan penyedia barang dan jasa yang benar-benar yakin bahwa mereka harus meneruskan kenaikan tarif.

    “Akan sangat menarik untuk melihat ke mana arahnya. Jelas sebagian dari itu akan memengaruhi harga sehingga akan menjadi inflasi,” kata Barkin dalam diskusi yang dimoderatori di New York di Council on Foreign Relations dikutip dari Bloomberg, Rabu (2/4/2025).

    Namun, kepala Fed Richmond juga memperingatkan bahwa sebagian dampaknya akan terasa di pasar tenaga kerja. Harga yang lebih tinggi kemungkinan akan menurunkan permintaan, sehingga mengurangi penjualan, katanya.

    “Jika Anda adalah perusahaan yang tidak dapat menaikkan harga, maka margin Anda akan turun. Anda akan mulai bekerja pada efisiensi operasional, dan itu berarti jumlah karyawan berkurang,” kata Barkin.

    Barkin menekankan ketidakpastian sangat tinggi atas kebijakan apa yang akan benar-benar dilaksanakan. Trump akan mengumumkan kebijakan tarif timbal balik di sebuah acara di Gedung Putih pada Rabu waktu setempat.

    Hal senada diungkapkan oleh rekan Barkin, Presiden Federal Reserve Bank of New York John Williams. Williams menyebut ada risiko inflasi yang lebih tinggi tahun ini akibat dampak kebijakan tarif Trump. 

    Meski demikian, Williams berpandangan bahwa tingkat inflasi akan tetap relatif stabil.

    “Anda melihat pandangan yang sangat luas di antara para peserta komite bahwa ada risiko kenaikan pada prospek inflasi. Itu sepenuhnya konsisten dengan cara saya melihatnya secara pribadi,” ucap Williams mengacu pada proyeksi ekonomi terbaru bank sentral.

    Menurutnya, terdapat risiko kenaikan yang sangat bergantung pada tarif dan kebijakan lain. 

    Williams mengatakan belum jelas dampak tarif Presiden Donald Trump terhadap ekonomi, menggarisbawahi bahwa bank sentral akan mengawasi data yang masuk — khususnya harga dan aktivitas di industri yang terkena dampak.

    Dia menilai efek tidak langsung bisa memakan waktu bertahun-tahun untuk terwujud. Di sisi lain, dia menolak berkomentar tentang waktu pemotongan suku bunga di masa mendatang.

    Williams mengatakan ketidakpastian tentang kebijakan pemerintahan Trump ini akan memengaruhi perilaku beberapa konsumen dan bisnis. 

    Namun demikian, ekonomi AS tetap dalam kondisi baik dan menegaskan bahwa AS tidak mengalami stagflasi saat ini.

    “Saya merasa kebijakan moneter cukup ketat,” kata Williams, seraya menambahkan bank sentral dapat mempertahankan sikap itu untuk beberapa waktu.

    Dia memperkirakan pertumbuhan akan melambat pada tahun 2025. Williams sebelumnya mengatakan bahwa hal itu sebagian disebabkan oleh perlambatan arus imigrasi.

    DAMPAK TARIF PADA KONSUMSI 

    Sementara itu, Presiden Federal Reserve Bank of Chicago Austan Goolsbee memperingatkan konsekuensi negatif dari setiap perlambatan dalam belanja konsumen atau investasi bisnis karena ketidakpastian terkait tarif. 

    “Jika konsumen berhenti belanja atau bisnis berhenti berinvestasi karena mereka tidak yakin atau mereka takut ke mana kita akan menuju, itu akan menjadi sedikit kacau,” ucapnya. 

    Goolsbee mencatat bahwa, secara teori, tarif satu kali seharusnya memiliki dampak sementara pada harga, tetapi menambahkan bahwa tarif tersebut mungkin memiliki dampak yang lebih lama. 

    Hal tersebut dapat didorong oleh tarif balasan dan fakta bahwa beberapa pungutan dapat dikenakan pada barang setengah jadi, seperti komponen dan suku cadang yang berakhir pada barang yang diproduksi di dalam negeri. 

    Kepala Fed Chicago itu memperkirakan suku bunga akan turun selama 12 hingga 18 bulan ke depan. Goolsbee mengatakan data konkret masih menunjukkan pertumbuhan ekonomi AS yang solid, bahkan ketika ukuran survei konsumen dan bisnis melemah.

    “Anda telah melihat angka-angka sentimen, kepercayaan, dan bisnis serta konsumen hampir anjlok,” tutur Goolsbee.

    Pejabat Fed tidak mengubah suku bunga untuk pertemuan kedua berturut-turut ketika mereka bertemu pada bulan Maret, setelah pemotongan satu poin persentase penuh pada akhir tahun lalu.

    Ketua Fed Jerome Powell dalam konferensi pers setelah pertemuan tersebu, mengatakan dampak inflasi dari tarif kemungkinan akan bersifat sementara, yang menandakan para pejabat dapat melihat dampak harga.

    Penggunaan kata sementara oleh Powell mengejutkan banyak pengamat Fed karena hal itu menghidupkan kembali istilah yang digunakan pejabat bank sentral sepanjang tahun 2021 untuk menggambarkan dampak pandemi terhadap tekanan harga. Dalam hal itu, Powell dan yang lainnya pada akhirnya terbukti salah besar.

    Ketidakpastian yang meningkat seputar kebijakan tarif Presiden Donald Trump sejauh ini telah mendorong konsumen dan bisnis untuk lebih berhati-hati.

  • Libur Lebaran, Dolar AS Menguat ke Level Rp 16.662

    Libur Lebaran, Dolar AS Menguat ke Level Rp 16.662

    Jakarta

    Dolar Amerika Serikat (AS) mengalami penguatan terhadap rupiah di libur Lebaran ini. Mata uang negeri Paman Sam tersebut kini berada di level Rp 16.600-an.

    Berdasarkan data Reuters, Rabu (2/4/2025), dolar AS berada di level Rp 16.662 per pukul 09.30 WIB. Dolar AS menguat 102 poin atau 0,62%.

    Dolar AS hari ini bergerak pada rentang Rp 16.565 sampai Rp 16.662. Selain terhadap rupiah, dolar AS juga cenderung menguat terhadap mata uang lainnya.

    Dolar AS menguat 0,13% terhadap Yen Jepang, kemudian terhadap Hong Kong Dollar menguat 0,03%.

    Sementara itu, dolar AS melemah 0,34% terhadap Won Korea Selatan dan melemah 0,05% terhadap Franc Swiss.

    (kil/kil)

  • Makin Renggang, Ridwan Kamil & Atalia Tak Pernah Lagi Nampak Bersama usai Kabar Perselingkuhan Viral

    Makin Renggang, Ridwan Kamil & Atalia Tak Pernah Lagi Nampak Bersama usai Kabar Perselingkuhan Viral

    GELORA.CO – Rumah tangga Ridwan Kamil dan Atalia Praratya dikabarkan makin renggang. 

    Apalagi keduanya tak pernah lagi nampak bersama, khususnya datang terpisah saat sholat Idul Fitri pada Senin (31/03/2025) kemarin. 

    Bahkan putrinya, Camillia Laetitia Azzahra juga tidak pulang ke Bandung.

    Zara membagikan momen lebarannya di Los Angeles, Amerika Serikat.

    Alih-alih posting foto keluarga, Atalia lebih memilih memposting video Sungai Aare, Swiss.

    Sungai itu jadi lokasi putra pertamanya, Emmeril Kahn Mumtadz meninggal dunia.

    Menariknya, belum lama ini Atalia Praratya menulis sebuah pesan yang menyentuh hati.

    Atalia menulis soal tolong menolong, hingga memaafkan.

    Bahkan pada akhir postingannya, ia menuliskan namanya seorang diri.

    Atalia tidak menyertakan nama suami dan anak-anaknya.

    “Ada sebuah pesan yang selalu saya ingat:

    Ringankanlah beban orang lain, bila ingin Allah meringankan beban kita;

    Tolonglah orang lain, bila ingin Allah menolong kita;

    Sayanglah orang lain, bila ingin Allah menyayangi kita;

    dan Maafkanlah orang lain, bila ingin Allah memaafkan kita.

    RAMADHAN dengan segala kisahnya adalah bentuk cinta Allah kepada hambaNya…

    Selamat memaknai IEDUL FITRI, akang teteh…

    Mohon dimaafkan segala salah dan khilaf..

    -atalia-,” tulisnya, dikutip TribunBengkulu.com dari unggahan Instagram pribadinya, Rabu (02/04/2025). 

    Namun, belakangan ini Lisa Mariana yang disebut sebagai selingkuhan Ridwan Kamil memuat pengakuan mengejutkan.  (*)

  • Ukraina Krisis Listrik, 45.000 Warga Hidup di Kota Gelap Gulita Imbas Serangan Rudal Rusia – Halaman all

    Ukraina Krisis Listrik, 45.000 Warga Hidup di Kota Gelap Gulita Imbas Serangan Rudal Rusia – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Hampir 45.000 penduduk Kherson Ukraina harus bertahan hidup di kota yang gelap gulita lantaran akses listrik di wilayah itu rusak akibat serangan rudal Rusia.

    Dalam keterangan resminya, Menteri Luar Negeri Ukraina Andriy Sybiga mengatakan bahwa puluhan puluhan ribu orang di Ukraina selatan kini kehilangan akses listrik setelah serangan Rusia pada Selasa (1/4/2025).

    Adapun serangan itu dilancarkan Rusia dengan menargetkan lokasi energi Ukraina setelah mereka menolak usulan gabungan AS-Ukraina untuk gencatan senjata tanpa syarat dan penuh.

    “Pagi ini, serangan Rusia lainnya merusak fasilitas listrik di Kherson, menyebabkan 45.000 penduduk kehilangan listrik,” kata Sybiga dalam konferensi pers yang dikutip dari Ahram.

    Serangan seperti ini bukan kali pertama yang dilakukan Rusia.

    Sejak perang dimulai pada Februari 2022, Rusia telah berulang kali melancarkan serangan udara sistematis terhadap pembangkit listrik dan jaringan listrik Ukraina.

    Pada tahun 2023, sekitar 63 persen fasilitas energi di Kyiv dilaporkan rusak akibat konflik tersebut.

    Pada tahun 2024, jumlah fasilitas energi Ukraina yang rusak bertambah hingga 80 persen menyebabkan pemadaman listrik yang mempengaruhi lebih dari satu juta warga.

    Namun pada awal pekan lalu Rusia secara mengejutkan menyetujui kesepakatan untuk melakukan gencatan senjata dengan Ukraina, sesuai dengan usulan Presiden AS Donald Trump.

    Dalam kesepakatan itu, Rusia diketahui bersedia menghentikan serangan terhadap fasilitas dan infrastruktur energi Ukraina selama 30 hari kedepan.

    Rusia Abaikan Perintah Trump

    Akan tetapi beberapa jam pasca moratorium itu dirilis, Rusia dan Ukraina kembali melancarkan serangan dengan pesawat nirawak (drone).

    Mengutip dari Al Jazeera, perseteruan ini kembali memanas buntut keputusan Presiden Rusia Vladimir Putin yang menolak tawaran Trump untuk gencatan senjata penuh selama 30 hari dalam perangnya di Ukraina.

    Penolakan tersebut diungkap Putin lantaran adanya sejumlah masalah yang perlu diselesaikan sebelum perang dapat diakhiri.

    Beberapa isu yang menjadi perhatian Moskow diantaranya terkait bagaimana gencatan senjata akan ditegakkan serta kemungkinan bahwa hal ini akan memberikan kesempatan bagi Ukraina untuk memperkuat pasukannya dengan bantuan militer Barat.

    Putin juga  bersikeras bahwa perundingan damai harus mempertimbangkan “keamanan hukum Rusia” dan penyebab awal dari konflik ini.

    “Kami sangat serius dalam menanggapi model dan solusi yang diusulkan oleh Amerika, tetapi kami tidak dapat menerimanya dalam bentuk saat ini,” ujar Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov

    “Sejauh yang kami lihat, dalam proposal mereka tidak ada ruang untuk tuntutan utama kami, yaitu menyelesaikan permasalahan yang menjadi akar konflik ini. Itu sama sekali tidak ada, dan hal itu harus diatasi,” imbuhnya.

    Perseteruan ini yang membuat konflik keduannya memanas hingga Rusia kembali melakukan aksi serang ke fasilitas energi Ukraina.

    Trump Ancam Jegal Bisnis Minyak Rusia

    Di sisi lain, Presiden AS Donald Trump tampaknya semakin tidak sabar dengan lambatnya perkembangan negosiasi.

    Dalam beberapa hari terakhir, Trump mengungkapkan kekecewaannya terhadap Putin dengan mengatakan bahwa ia “sangat marah” atas sikap Rusia dalam pembicaraan damai.

    Ia bahkan mengancam akan menjatuhkan sanksi terhadap negara-negara yang membeli minyak Rusia jika Moskow terus menghambat kesepakatan.

    Sanksi yang dimaksud yakni pemberlakukan tarif impor 25 persen kepada negara-negara yang membeli minyak mentah Rusia.

    Tak sampai disitu, Jika Rusia tidak menunjukkan itikad baik, Trump berencana menerapkan sanksi tambahan yang serupa dengan kebijakan terhadap Venezuela.

    Dia menyatakan tindakan keras terhadap ekspor minyak Venezuela berhasil mengisolasi negara tersebut secara ekonomi. 

    “Jika Rusia dan saya tidak dapat membuat kesepakatan untuk menghentikan pertumpahan darah di Ukraina, dan jika saya pikir itu adalah kesalahan Rusia, saya akan mengenakan tarif sekunder pada minyak, pada semua minyak yang keluar dari Rusia,” kata Trump.

    “Itu berarti, jika Anda membeli minyak dari Rusia, Anda tidak dapat berbisnis di Amerika Serikat. Akan ada tarif 25 persen untuk semua minyak, tarif 25-50 persen untuk semua minyak,” tambahnya.

    (Tribunnews.com / Namira)