Negara: Amerika Serikat

  • Trump Kecualikan Smartphone hingga Perangkat Elektronik dari Tarif Balasan

    Trump Kecualikan Smartphone hingga Perangkat Elektronik dari Tarif Balasan

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengecualikan smartphone, komputer, dan perangkat elektronik lainnya dari tarif balasan yang sebelumnya diumumkan. Langkah ini berpotensi meringankan beban konsumen dan memberikan keuntungan bagi raksasa teknologi seperti Apple Inc. dan Samsung Electronics Co.

    Pengecualian tersebut diumumkan pada Jumat malam (11/4/2025) waktu setempat oleh Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS (US Customs and Border Protection), berdasarkan laporan Bloomberg. Keputusan ini bakal mempersempit cakupan produk yang diganjar tarif sebesar 125% untuk impor dari China dan 10% untuk hampir seluruh mitra dagang AS.

    Pengecualian akan mencakup smartphone, laptop, perangkat keras (hard drive), prosesor komputer, dan cip memori. Produk-produk elektronik tersebut umumnya tidak diproduksi secara domestik di Amerika Serikat, sementara fasilitas manufaktur akan membutuhkan waktu bertahun-tahun.

    Produk lain yang juga dikecualikan dari tarif Trump adalah mesin-mesin pembuat semikonduktor. Hal ini dapat menguntungkan perusahaan seperti Taiwan Semiconductor Manufacturing Co. (TSMC) yang baru-baru ini mengumumkan investasi besar di AS, serta produsen cip lainnya.

    Meski demikian, keringanan tarif berpotensi bersifat sementara. Instruksi pengecualian sejatinya berasal dari perintah awal yang mencegah penumpukan tarif tambahan di atas tarif negara yang sudah berlaku.

    Selain itu, instruksi pengecualian ini turut menandakan bahwa produk-produk tersebut kemungkinan akan dikenai tarif berbeda, dengan China sebagai sasaran tarif yang lebih rendah.

    Salah satu pengecualian yang menonjol adalah pada produk semikonduktor yang selama ini disebut-sebut akan diganjar tarif khusus oleh Trump.

    Berdasarkan catatan Bloomberg, tarif sektoral Trump selama ini ditetapkan sebesar 25%. Namun besaran tarif yang akan diterapkan untuk semikonduktor dan produk terkait belum jelas.

    Sementara itu, Gedung Putih belum memberikan komentar atas kebijakan ini.

  • Hampir Setengah Warga Israel Ragu IDF Mampu Tundukkan Hamas Sekaligus Bebaskan Sandera – Halaman all

    Hampir Setengah Warga Israel Ragu IDF Mampu Tundukkan Hamas Sekaligus Bebaskan Sandera – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Jajak pendapat terbaru menunjukkan bahwa hampir separuh warga Israel meragukan kemampuan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) untuk membebaskan sandera dan mengalahkan Hamas di Jalur Gaza secara bersamaan.

    Survei yang dilakukan oleh Viterbi Family Center for Public Opinion and Policy Research ini menunjukkan 49 persen responden percaya bahwa kedua tujuan tersebut tidak mungkin tercapai bersamaan.

    Sementara itu, 46 persen responden meyakini bahwa pembebasan sandera dan pelenyapan Hamas bisa dilakukan secara bersamaan.

    Survei tersebut berlangsung dari 31 Maret hingga 6 April 2025. Sebanyak 598 warga Yahudi dan 150 warga keturunan Arab dilibatkan sebagai responden.

    Ketika ditanya tentang prioritas tujuan perang di Gaza, 68 persen responden menyatakan bahwa pembebasan sandera harus menjadi fokus utama, sementara hanya 25 persen yang meminta agar pemerintah Israel memprioritaskan penggulingan Hamas.

    “Jumlah responden yang memilih pemulangan sandera sebagai tujuan terpenting telah naik signifikan,” ungkap lembaga survei tersebut, seperti dikutip dari Al Mayadeen.

    Perbandingan dengan Survei Sebelumnya

    Survei ini menunjukkan perubahan signifikan dibandingkan dengan hasil survei Januari 2024 yang memperlihatkan sekitar setengah warga Israel menganggap pemulangan sandera sebagai hal terpenting.

    Selain itu, 91 persen responden dari sayap kiri dan 60 persen dari sayap tengah menganggap pemulangan sandera lebih penting, sementara hanya 52 persen responden dari sayap kanan yang berpikiran serupa.

    Di antara responden yang memilih penggulingan Hamas, 74 persen percaya kedua tujuan bisa dicapai bersamaan.

    Namun, 59 persen dari mereka yang mengutamakan pemulangan sandera berpendapat bahwa kedua tujuan tidak dapat dicapai sekaligus.

    Mayoritas Warga AS Tidak Menyukai Israel

    Sementara itu, jajak pendapat terbaru oleh Pew Research Center menunjukkan bahwa mayoritas warga Amerika Serikat (AS) memiliki pandangan negatif terhadap Israel.

    Hasil survei yang dirilis pada 8 April 2025, bertepatan dengan kunjungan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ke Gedung Putih, menunjukkan bahwa 53 persen warga AS memiliki pandangan buruk terhadap tentara Israel, meningkat dari 42 persen pada Maret 2022.

    Kepercayaan warga AS terhadap Netanyahu juga tetap rendah, yaitu 32 persen.

    Survei ini dilakukan dari 24 hingga 30 Maret 2025 dengan melibatkan 3.605 orang dewasa di AS.

    Sebanyak 54 persen responden menganggap perang di Gaza adalah persoalan penting, meskipun angka ini turun dari 65 persen pada Januari 2024.

    Di antara responden Partai Demokrat, 69 persen memiliki pandangan negatif terhadap Israel, sementara di antara responden Partai Republik, angka ini mencapai 37 persen, meningkat dari 53 persen dan 27 persen pada tahun 2022.

     

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Sinyal dari Pejabat Iran: Negara Arab Sekutu AS Terancam Diserang jika Perundingan Nuklir Gagal – Halaman all

    Sinyal dari Pejabat Iran: Negara Arab Sekutu AS Terancam Diserang jika Perundingan Nuklir Gagal – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang anggota dewan Iran mengisyaratkan risiko munculnya serangan terhadap negara-negara Arab yang menjadi sekutu Amerika Serikat (AS) jika perundingan nuklir antara Iran dan AS gagal.

    Ebrahim Rezaei, legislator Iran, mengungkapkan bahwa Iran akan membalas setiap tindakan keji.

    “Amerika masihlah Amerika yang sama, dan Trump masihlah Trump yang sama,” kata Rezaei di media sosial X hari Jumat, (11/4/2025).

    “Jika mereka menginginkan perundingan (dan bukannya kekerasan atau perundungan), kita akan duduk di meja perundingan. Namun, jika mereka bertindak jahat dan membalikkan meja, harga yang dibayar akan sangat mahal.”

    Rezaei lalu menyebutkan target-target yang bisa diserang oleh Iran.

    “(a) mungkin pangkalan Amerika, (b) mungkin gedung pencakar langit milik para pendukungnya, (c) mungkin fasilitas minyak yang melayani mereka, (c) mungkin semua itu,” ujarnya.

    Peringatan untuk Negara-Negara Arab

    Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump sudah meminta Iran untuk menggelar perundingan mengenai program nuklirnya.

    Trump juga mengancam akan menyerang Iran jika perundingan itu gagal mencapai kesepakatan.

    Setelah mendapai ancaman itu, Iran dilaporkan memperingatkan negara-negara Arab yang jadi tetangganya agar tidak tidak membantu AS.

    Seorang pejabat Iran mengatakan Iran telah meminta negara-negara tetangga seperti Irak, Kuwait, Uni Emirat Arab, Qatar, Turki, dan Bahrain untuk tidak membantu AS.

    Mereka diminta untuk tidak mengizinkan pasukan AS melintasi wilayah udara mereka karena hal itu akan dianggap sebagai tindakan permusuhan.

    “Tindakan seperti itu akan punya dampak besar terhadap mereka,” ungkap pejabat tersebut secara anonim, dikutip dari Russia Today.

    Iran Siap Hadapi Perang

    Panglima Tertinggi Korps Garda Revolusioner Islam Iran (IRGC) Mayjen Hossein Salami menegaskan bahwa Iran siap menghadapi perang.

    “Kita tidak akan memulai perang, tetapi siap menghadapi perang apa pun,” katanya dalam rapat dengan para pembesar IRGC, dikutip dari Press TV.

    Salami menambahkan bahwa Iran memiliki cara untuk mengatasi musuh-musuhnya dan sudah mengumpulkan kekuatan untuk menargetkan musuh.

    Ia juga menyinggung serangan yang dilakukan Iran ke Israel tahun lalu, yang dianggap sukses, dengan menyebutkan bahwa Iran telah menggunakan sedikit dari kekuatan militernya dalam dua serangan besar yang dinamai Operasi Janji Sejati I dan II.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Menteri Perdagangan China Peringatkan Tarif AS Bisa Picu Krisis Kemanusiaan

    Menteri Perdagangan China Peringatkan Tarif AS Bisa Picu Krisis Kemanusiaan

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Perdagangan China Wang Wentao mengatakan bahwa keputusan Amerika Serikat (AS) untuk menerapkan tarif tinggi berpotensi menimbulkan dampak besar bagi negara-negara berkembang, bahkan bisa memicu krisis kemanusiaan.

    Pernyataan tersebut disampaikan Wang dalam pertemuan virtual dengan Direktur Jenderal Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) Ngozi Okonjo pada Jumat (11/4/2025). 

    Wang menegaskan bahwa langkah China untuk membalas kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump bertujuan untuk melindungi hak dan kepentingan sah negaranya, sekaligus mempertahankan prinsip keadilan dalam komunitas internasional.

    “Langkah balasan tegas China bertujuan untuk melindungi hak dan kepentingan sahnya, serta menegakkan prinsip keadilan dan kejujuran di tengah komunitas internasional,” ujar Wang mengutip Bloomberg pada Sabtu (12/4/2025).

    Wang juga menyerukan kepada seluruh anggota WTO untuk bersatu dalam menentang praktik unilateralisme, proteksionisme, dan tindakan intimidatif melalui kerja sama terbuka dan multilateral. 

    Dia menambahkan bahwa negara-negara berkembang merupakan pihak yang paling rentan terhadap dampak tarif yang diberlakukan oleh AS.

    Dalam kesempatan terpisah, Wang turut melakukan pertemuan virtual dengan Menteri Pembangunan, Industri, Perdagangan Luar Negeri, dan Jasa Brasil Geraldo Alckmin. 

    Kedua pihak saling bertukar pandangan mengenai penguatan kerja sama ekonomi dan perdagangan antara China dan Brasil, serta menyikapi dampak kebijakan tarif yang diterapkan oleh AS.

    Langkah diplomasi ini mencerminkan respons China terhadap meningkatnya ketegangan dagang global, di tengah dorongan Beijing untuk mempertahankan posisi dalam sistem perdagangan multilateral.

    Perlu diketahui, tensi perang tarif impor antara China dan Amerika Serikat (AS) makin panas menyusul langkah China yang kembali menaikkan tarif impor untuk barang dari AS menjadi 125%.

    Tarif balasan tersebut merupakan respons Negeri Panda setelah Presiden AS Donald Trump menaikkan tarif impor AS terhadap China menjadi 145%.

    Pada saat yang sama, Trump justru memberi kelonggaran dengan menunda sementara selama 90 hari atas tarif resiprokal ke 56 negara, kecuali China.

  • IHSG Jeblok, Ini Saran Pakar untuk Investor Pemula

    IHSG Jeblok, Ini Saran Pakar untuk Investor Pemula

    Liputan6.com, Yogyakarta Kondisi ekonomi global dan melemahnya harga komoditas yang turut membuat Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG jeblok dalam beberapa waktu terakhir. Kondisi ini menurut Kepala Departemen Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM, I Wayan Nuka Lantara adalah waktu yang tepat untuk membeli saham terutama investor pemula yang belajar berinvestasi.

    “Sekarang ini sebenarnya justru bisa jadi waktu yang bagus untuk masuk, karena harga saham sedang diskon. Tetapi bukan berarti asal beli. Pilih yang fundamentalnya kuat dan masa depannya masih cerah,” ujarnya saat diwawancarai di Kampus UGM, Selasa (9/4/2025).

    Menurutnya, sebelum memulai investasi dengan membeli saham masyarakat juga harus bijak dalam mengelola keuangannya dengan memastikan kebutuhan konsumsi terpenuhi, memiliki dana darurat yang cukup, baru kemudian mengalokasikan dana untuk investasi. Hal ini berkaitan dengan istilah ‘mantap’ atau makan tabungan yang saat ini tengah marak. “Kalau tabungan tipis dan pemula melakukan investasi tanpa dikalkulasikan, akan jebol juga,” ujarnya soal membeli saham.

    Dalam investasi menurutnya bukan soal keberuntungan atau tren sesaat. Terlebih, dalam kondisi ekonomi yang tidak stabil, sehingga keputusan emosional ingin memburu cuan akan dapat memperbesar risiko. “Jangan sampai keinginan untuk untung besar membuat orang mengorbankan prinsip dasar. Punya penghasilan 10 juta tetapi 9 juta diinvestasikan semua, bahkan sampai berani pinjam, itu sangat tidak disarankan,” tegasnya.

    Sebab, Wayan melihat anomali pasar terkait produk investasi belakangan ini seperti, harga emas yang sempat naik, namun turun lagi di tengah pelemahan ekonomi global. Ia juga menyebut jatuhnya nilai Bitcoin dan saham teknologi di Amerika Serikat yang turut anjlok dengan portofolio merah di berbagai tempat.

    Beberapa fenomena ini, menjadi ukuran bahwa pola-pola lama tidak lagi dapat menjadi patokan mutlak. Di tengah kondisi ketidakpastian ini menurutnya investasi tetap penting untuk menjaga daya beli dalam jangka panjang. Jika uang hanya disimpan untuk konsumsi, nilainya akan terus tergerus oleh inflasi. “Satu-satunya cara membangun ‘sekoci’ masa depan ya tetap lewat investasi,” tuturnya.

    Wayan memberikan ramalan tren pasar setidaknya untuk tiga bulan ke depan berdasarkan analisa pengamatannya yang tidak melihat adanya sinyal positif yang kuat, bahkan cenderung mengarah pada pesimisme. Jika sentimen tersebut tidak berhenti, kondisi ini membahayakan. Sehingga ia mendorong pemerintah melakukan pengkajian fundamental dan pemetaan ulang terhadap sektor ekspor nasional yang masih bertumpu pada komoditas seperti batubara dan nikel. “Kita perlu segera mencari celah baru di tengah tekanan global,” pesannya berkaitan dengan investasi salah satunya membeli saham.

     

  • Perusahaan Startup Antah Berantah Tiba-Tiba Incar Triliunan

    Perusahaan Startup Antah Berantah Tiba-Tiba Incar Triliunan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pada bulan Februari, sebuah perusahaan rintisan tak dikenal yang berambisi untuk membuat robot futuristik, mulai mengumpulkan uang dengan valuasi hampir US$40 miliar atau sekitar Rp671,67 triliun.

    Mengutip The Wall Street Journal (WSJ), perusahaan itu memberikan penawaran akan menempatkan lebih dari 200.000 robot di seluruh jalur perakitan dan rumah pada tahun 2029, menjawab tantangan teknik yang terluput dari pengembang perangkat keras selama beberapa dekade.

    Perusahaan itu, Figure AI, masih harus melalui perjalanan yang panjang. Figure tidak memiliki pendapatan tahun lalu dan hanya beberapa lusin robot yang diproduksi, sebagaimana tertera dalam dokumen yang dibagikan kepada investor dalam beberapa minggu terakhir. Dokumen tersebut menunjukkan Figure telah mengontrak BMW sebagai pelanggan komersial pertamanya dan memperkirakan akan menghasilkan pendapatan US$9 miliar pada tahun 2029.

    Pada tanggal 24 Maret, pendiri Figure, Brett Adcock, menulis bahwa perusahaan rintisannya adalah “saham swasta paling dicari di pasar sekunder.” Ia membagikan daftar yang menempatkan Figure di atas SpaceX dan OpenAI.

    Namun, perusahaan itu menggemparkan Silicon Valley karena mengincar jumlah uang yang akan menjadikannya salah satu perusahaan swasta paling berharga di Amerika. Adcock telah melampaui Tesla dan Google dalam mengembangkan robot otonom? Atau, mereka bertanya-tanya, apakah ini pertanda bahwa gelembung AI mencapai puncaknya?

    Adcock, seorang pengusaha serial, telah sering memposting di media sosial tentang seberapa besar minat terhadap saham Figure dan menggembar-gemborkan kemitraan BMW sebagai bukti kemajuan pesat perusahaan berusia tiga tahun tersebut. Namun, Adcock tidak menanggapi permintaan komentar WSJ.

    Dalam postingan tanggal 31 Maret, di mana ia membagikan video humanoid ramping yang bekerja pada tugas perakitan untuk BMW, Adcock menulis: “Ini bukan uji coba-inilah penampakan robot otonom dalam operasi produksi. Nyalakan musiknya!”

    Seorang juru bicara BMW mengatakan pada tanggal 1 April bahwa produsen mobil tersebut memiliki tiga robot di fasilitasnya untuk evaluasi teknis.

    “Hanya satu yang digunakan pada satu waktu, tetapi robot tersebut telah berlatih mengambil dan memegang komponen selama jam-jam nonproduksi di bengkel kami,” kata juru bicara tersebut, dikutip dari WSJ, Sabtu (12/4/2025).

    Minggu berikutnya, juru bicara BMW mengatakan bahwa ia telah menerima informasi terbaru dari rekan-rekannya di pabrik dan bahwa kini ada lebih dari tiga robot di lokasi. Ia mengatakan bahwa robot-robot tersebut digunakan dalam situasi nonproduksi dan produksi langsung.

    Dokumen tersebut menunjukkan Figure telah berupaya untuk mengumpulkan US$1,5 miliar dalam putaran pendanaan terbaru dengan valuasi US$39,5 miliar. Pada level tersebut, Figure akan lebih bernilai daripada produsen mapan seperti Ford serta perusahaan rintisan Silicon Valley yang sedang naik daun seperti Anduril, sebuah perusahaan teknologi pertahanan.

    Salah satu investor terbesar dalam putaran pendanaan tersebut, Align Ventures, telah menghabiskan waktu berminggu-minggu untuk memasarkan putaran tersebut dan mencari investor yang lebih kecil untuk membeli dengan valuasi perusahaan rintisan yang lebih tinggi. Hal itu disampaikan dalam lembar persyaratan dan dokumen lainnya.

    Investor yang lebih kecil akan mengumpulkan uang mereka ke dalam dana tujuan khusus, mengurangi jumlah yang harus dikeluarkan Align untuk putaran terbaru. Align tidak menanggapi permintaan WSJ komentar.

    (fsd/fsd)

  • Video: Prospek Investasi Bitcoin Cs Saat Trump “Kobarkan” Perang Tarif

    Video: Prospek Investasi Bitcoin Cs Saat Trump “Kobarkan” Perang Tarif

    Jakarta, CNBC Indonesia- Langkah Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump yang melakukan penundaan tarif terhadap banyak negara selama 90 hari mampu menjadi pendongkrak harga aset kripto.

    Dilansir data coinmarketcap.com, pada hari ini Kamis (10/4/2025) pukul 09:30 WIB, Bitcoin naik 8,42% ke angka USD82.314 dalam 24 jam terakhir. Begitu pula dengan Ethereum yang terbang 13,46%.

    Di tengah gejolak pasar imbas perang dagang Donald Trump, Direktur Utama PT Sentra Bitwewe Indonesia, Hamdi Hassyarbaini melihat prospek investasi aset kripto khususnya Bitcoin.

    Selain itu pemerintahan Trump yang “cenderung” pro-kripto menjadi sentimen positif bagi peningkatan harga Bitcoin.

    Seperti apa prospek investasi kripto di masa perang dagang? Selengkapnya simak dialog Safrina Nasution dengan Direktur Utama PT Sentra Bitwewe Indonesia, Hamdi Hassyarbaini dalam Profit,CNBCIndonesia (Jum’at, 11/04/2025)

  • Komdigi Kaji Dampak Tarif Trump ke Sektor Teknologi Indonesia – Page 3

    Komdigi Kaji Dampak Tarif Trump ke Sektor Teknologi Indonesia – Page 3

    Alih-alih berpengaruh ke para konsumen di Indonesia, kebijakan tarif Trump justru akan berimbas pada konsumen di Amerika Serikat (AS).

    Pasalnya, para konsumen di negara tersebut terancam harus merogoh kocek lebih dalam untuk membeli iPhone karena Presiden AS Donald Trump memberlakukan serangkaian tarif besar-besaran pada sejumlah negara.

    Hal ini diprediksi dapat mengubah lanskap perdagangan global secara drastis. Menurut sejumlah analis, barang-barang konsumen seperti iPhone bisa kena imbas paling besar, dengan kenaikan sebesar 30 persen hingga 40 persen jika Apple membebankan tarif tersebut kepada konsumen.

    Mengapa bisa demikian? Sebagian besar iPhone masih dibuat di Tiongkok, yang dikenai tarif Trump sebesar 54 persen. Jika pungutan tersebut terus berlanjut, Apple akan menghadapi pilihan sulit: menanggung biaya tambahan atau membebankannya ke pelanggan.

    Model iPhone 16 termurah di pasar AS dengan harga USD 799 atau Rp 13,5 jutaan (asumsi kurs Rp 16.990 per 1 USD), bisa naik menjadi USD 1.142 (Rp 19,3 jutaan)–menurut proyeksi analis di Rosenblatt Securities–mengatakan harganya bisa naik hingga 43 persen jika Apple membebankan tarif itu ke konsumen.

    Harga iPhone 16 Pro Max yang lebih mahal, dengan layar 6,9 inci dan penyimpanan 1 terabyte, yang saat ini dijual USD 1.599 (Rp 27 jutaan), bisa menjadi hampir USD 2.300 (Rp 39 jutaan). Demikian sebagaimana dikutip dari New York Post, Senin (7/4/2025).

  • Dampak Tarif AS ke Industri Padat Karya Indonesia, Pemerintah Siapkan Antisipasi

    Dampak Tarif AS ke Industri Padat Karya Indonesia, Pemerintah Siapkan Antisipasi

    PIKIRAN RAKYAT – Pemerintah terus berupaya melindungi industri padat karya dari dampak kebijakan tarif timbal balik atau resiprokal yang diterapkan oleh Amerika Serikat (AS). Industri padat karya tidak hanya berfokus pada ekspor, tetapi juga memiliki peran besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia.

    Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti Widya Putri menyampaikan keprihatinannya terhadap kebijakan tarif tersebut. “Kami prihatin terhadap dampak tarif resiprokal AS terhadap industri padat karya, meliputi tekstil dan garmen, alas kaki, serta industri kelapa sawit dan produk turunannya,” ujarnya dalam acara “Public Forum: Regional Response to Trump 2.0” di Jakarta, Kamis (10/4/2025).

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

    Ia menjelaskan bahwa industri padat karya juga punya peran penting dalam pembangunan ekonomi di wilayah pedesaan. Oleh karena itu, Presiden Prabowo Subianto telah menginstruksikan para menteri untuk menyiapkan strategi jangka panjang menghadapi kebijakan AS tersebut.

    Strategi yang disiapkan pemerintah berfokus pada penguatan diplomasi, kerja sama regional, dan diversifikasi pasar ekspor agar Indonesia tidak bergantung pada satu negara tujuan.

    “Kami menghargai hubungan bilateral dan perdagangan dengan Amerika Serikat. Kami pun meyakini bahwa dialog terbuka adalah jalan terbaik untuk menghindari meningkatnya ketegangan perdagangan untuk kemudian hari,” ujar Dyah Roro.

    Melalui dialog tersebut, pemerintah ingin memperjelas cakupan kebijakan tarif resiprokal AS sekaligus membahas dampaknya. “Kerugian tidak hanya untuk eksportir Indonesia, tetapi juga untuk importir dan konsumen di Amerika Serikat,” tambahnya.

    Perluas pasar ekspor

    Dyah menyampaikan, Indonesia kini aktif memperluas pasar ekspor ke beberapa negara seperti Kanada, Uni Eropa, Iran, Jepang, dan Peru. Negara-negara tersebut dianggap penting untuk membuka akses pasar baru.

    Langkah tersebut ditandai dengan finalisasi beberapa perjanjian perdagangan bebas, yaitu Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (ICA-CEPA), Indonesia-Peru CEPA, Indonesia-EU CEPA, Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA), dan Indonesia-Iran Preferential Trade Agreement (II-PTA).

    Pasar Kanada dinilai potensial karena meningkatnya permintaan terhadap produk halal, makanan laut, hasil pertanian, dan tekstil dari Indonesia. Sementara itu, kerja sama dengan Peru dianggap sebagai pintu masuk ke pasar Amerika Latin.

    Di wilayah Amerika Latin, Indonesia berpeluang memperluas ekspor produk seperti kelapa sawit, karet, farmasi, makanan olahan, dan tekstil. “Tak kalah penting, juga ada Indonesia-EU CEPA. Ini kerja sama perdagangan yang paling ambisius,” kata Dyah.

    Uni Eropa, dengan proyeksi PDB mencapai 18,6 triliun dolar AS, merupakan salah satu pasar konsumen terbesar di dunia. Indonesia menargetkan peningkatan ekspor produk furnitur, tekstil, energi terbarukan, dan produk ramah lingkungan melalui kerja sama ini.

    Di kawasan Asia Pasifik, Indonesia menjalin kemitraan ekonomi dengan Jepang. Menurut Dyah, Jepang masih sangat bergantung pada impor bahan baku dan barang setengah jadi. “Ini menjadi peluang yang ingin kami eksplor lebih jauh,” ujarnya.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • DPR Dorong Pemerintah Manfaatkan Penundaan Tarif Impor AS untuk Negosiasi
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        12 April 2025

    DPR Dorong Pemerintah Manfaatkan Penundaan Tarif Impor AS untuk Negosiasi Nasional 12 April 2025

    DPR Dorong Pemerintah Manfaatkan Penundaan Tarif Impor AS untuk Negosiasi
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Anggota Komisi IX DPR-RI,
    Charles Meikyansah
    , mendukung upaya negosiasi yang akan dilakukan Presiden
    Prabowo Subianto
    untuk mencegah kenaikan tarif impor yang diberlakukan oleh Amerika Serikat (AS).
    Menurut dia, penundaan kenaikan tarif impor selama 90 hari yang diputuskan oleh Presiden AS Donald Trump dapat dimanfaatkan sebagai momentum untuk negosiasi.
    “Upaya negosiasi yang dilakukan pemerintah harus didukung. Pemerintah bisa memanfaatkan waktu jeda yang ada,” ucap Charles dalam keterangannya, Sabtu (12/4/2025).
    Ia menyatakan, perlu ada langkah cepat, baik melalui jalur diplomasi maupun di dalam negeri, untuk memastikan sektor industri tidak terdampak secara signifikan.
    Charles menambahkan, penundaan tarif sebesar 32 persen terhadap produk Indonesia memberikan peluang besar untuk bernegosiasi.
    Dia juga menekankan bahwa Indonesia memiliki potensi untuk menjadi tujuan alternatif investasi dan ekspor.
    “Sektor tekstil, sepatu, garmen, dan furnitur adalah contoh industri yang punya prospek cerah di tengah dinamika global ini,” jelasnya.
    Ia juga menekankan pentingnya pemerintah untuk segera mempercepat kebijakan deregulasi ekspor, penyederhanaan izin usaha, serta insentif fiskal agar Indonesia dapat memanfaatkan peluang re-shoring dari negara lain.
    Sebagaimana diketahui, Trump menunda penerapan tarif impor jilid II yang seharusnya berlaku efektif pada Rabu (9/4/2025).
    Penundaan ini berlaku selama 90 hari untuk 75 negara, kecuali China. Meskipun penundaan ini dilakukan, Trump tetap mengenakan tarif impor minimal sebesar 10 persen.
    Penundaan tersebut juga berlaku untuk Indonesia yang sebelumnya dikenakan tarif 32 persen, sementara Vietnam yang dikenakan tarif 34 persen juga menjadi 10 persen untuk sementara waktu.
    Trump menjelaskan, penundaan selama 90 hari ini diambil karena banyak pihak merespons secara berlebihan terhadap keputusannya mengenai tarif dagang.
    Di sisi lain, Menteri Luar Negeri Sugiono mengungkapkan bahwa Prabowo telah meminta waktu untuk bertemu dengan Trump.
    Salah satu isu yang akan dibahas dalam pertemuan tersebut adalah pengenaan tarif impor bagi Indonesia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.