Jakarta, CNBC Indonesia – NASA pernah berjanji untuk mengirimkan wanita pertama ke Bulan lewat program Artemis. Namun nampaknya janji itu berubah gara-gara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Selama bertahun-tahun, Artemis dituliskan memiliki tujuan untuk mendaratkan wanita pertama, orang kulit berwarna pertama dan mitra astronaut internasional pertama di Bulan.
IFL Science melaporkan NASA telah merubah menghapus semua kalimat tersebut. Hal ini dilihat pertama kali oleh Orlando Sentinel dan langsung menyebar di media sosial.
Perubahan itu jelas jadi pertanyaan, apakah antariksa hanya untuk pria kulit putih Amerika saja. NASA yang ditanya mengenai perubahan ini hanya mengatakan keputusan lembaga sesuai dengan perintah Trump.
Lembaga di AS diketahui wajib mematuhi perintah eksekutif Trump yang menghentikan keberagaman, kesetaraan dan inklusi (DEI).
“Sesuai dengan perintah eksekutif presiden, kami memperbarui bahasa soal rencana mengirim kru ke permukaan Bulan untuk kampanye Artemis NASA,” kata pejabat senior urusan publik Direktorat Misi Operasi Luar Angkasa NASA, Jimi Russel, dikutip Kamis (27/3/2025).
Dia menjelaskan pihaknya akan mempelajari rencana Trump bagi NASA. Terakhir memastikan lembaga itu tetap akan melakukan eksplorasi Bulan dan Mars.
Perintah eksekutif itu nampaknya juga berdampak pada penghapusan 23 posisi Office of the Chief Scientist, Office of Science, Policy, and Strategy, dan keberagaman, kesetaraan, dan inklusi untuk Office of Diversity and Equal Opportunity.
Kepala ilmuwan NASA Katherine Calcin dan AC Charania yang menjabat kepala teknolog juga dipecat.
Bukan hanya NASA yang merubah frasa perempuan dalam pekerjaannya. National Science Foundation juga menghentikan hibah yang dianggap tidak sesuai dengan perintah eksekutif dengan sebutan seperti ‘perempuan’, ‘warisan budaya’, ‘kelompok beragam’, ‘LGBT’, ‘kulit hitam’, hingga ‘disabilitas’.
(dem/dem)