Muatan Truk Melebihi Tonase Diduga Salah Satu Pemicu Rusaknya Akses Jalan Menuju Kawasan Ijen Bondowoso

Muatan Truk Melebihi Tonase Diduga Salah Satu Pemicu Rusaknya Akses Jalan Menuju Kawasan  Ijen Bondowoso

Bondowoso (beritajatim.com) – Dinas Bina Marga, Sumber Daya Air dan Bina Konstruksi (BSBK) Kabupaten Bondowoso menyoroti kerusakan jalan dari Garduatak menuju Kawasan Wisata Ijen.

Salah satu penyebab utama kerusakan tersebut karena seringnya kendaraan bermuatan melebihi batas tonase yang ditetapkan kerap melintas di jalur tersebut.

Plt Kepala Dinas BSBK Bondowoso, Ansori mengatakan bahwa berdasarkan kelas jalan, ruas Gaeduatak – Ijen memiliki Batasan Muatan Sumbu Terberat (MST) hingga delapan ton.

Selain MST terdapat juga Batasan dimensi kendaraan yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Namun faktanya, banyak kendaraan yang melintas dengan muatan jauh di atas kapasitas, bahkan hingga 26 ton.

“Jalan raya didesain dengan kekuatan dan umur rencana tertentu, yang disesuaikan dengan jenis perkerasan, tebal lapisan, serta beban lalu lintas yang direncanakan,” kata Ansori pada BeritaJatim.com, Selasa (22/4/2025).

Menurutnya, ketika kendaraan dengan muatan berlebih (overload) melintas jalan secara terus menerus, maka daya dukung lapisan perkerasan jalan akan mengalami penurunan drastis yang berakibat pada kerusakan.

“Untuk kendaraan khusus pariwisata seperti mini bus muatannya masih di bawah batas tonase yang ditetapkan, sehingga kecil sekali pengaruhnya terhadap kerusakan jalan,” kata Ansori pada BeritaJatim.com, Selasa (22/4/2025).

Pihaknya menegaskan akan mengambil langkah konkret dan melibatkan berbagai instansi lain untuk menjaga usia jalan.

Menurutnya, Dinas BSBK tidak bisa bekerja sendiri, melainkan harus berkolaborasi dengan Dinas Perhubungan, Dinas Pariwisata, Pemdes, Camat, dan stakeholder lainnya.

“Ruas jalan ini adalah akses menuju kawasan strategis pariwisata nasional (KSPN) dan Kawasan Unesco Global Geopark,” sebutnya.

Oleh karena itu, BSBK harus bersinergi dengan Disparbudpora, Dishub, DLH, Diskoperindag, termasuk kepala desa dan camat. “Semua harus bersama-sama menjaga infrastruktur jalan,” ujarnya.

Terkait aktivitas angkutan material milik PT Medco Cahaya Geothermal yang disebut bisa mencapai 90 ton, Ansori mengungkapkan bahwa perusahaan tersebut telah menyiasati angkutannya agar mengurangi beban jalan secara langsung.

“Material Medco memang berat, bisa sampai 90 ton, tapi mereka desain angkutannya dengan beban muatan terpecah. Jadi mengurangi pengaruh terhadap konstruksi jalan,” ujarnya.

Dalam waktu dekat, Dinas BSBK juga akan memprioritaskan perbaikan jalan di wilayah kota. Pasalnya, banyak ruas jalan di kawasan pusat kota yang mulai rusak.

Program penanganan jalan ini akan terintegrasi dengan pemasangan Penerangan Jalan Umum (PJU) demi keselamatan pengguna jalan.

“Kami akan maksimalkan sumber daya yang ada untuk perbaikan wajah kota. Tahun berikutnya nanti akan kita fokuskan pada jalan sekitar kota terutama jalan kolektor dengan lalulintas yang padat,” ulasnya.

Bupati-Wakil Bupati Bondowoso, KH Abdul Hamid Wahid – KH As’ad Yahya Syafi’i (RAHMAD) memiliki misi Infrastruktur Tuntas (Rantas). BSBK mengaku siap.

“Program Rantas juga kami padukan dengan pemasangan PJU agar pengguna jalan bisa lebih aman. Semua harus berjalan beriringan,” tegas Ansori. (awi/ian)