JAKARTA – Militan yang mengenakan rompi bunuh diri duduk di antara penumpang yang disandera dalam pembajakan kereta api di Pakistan barat daya.
Kondisi ini menghambat upaya penyelamatan karena tenggat waktu semakin dekat saat para penyerang mengatakan mereka akan mulai membunuh sandera.
Puluhan militan separatis Balochi meledakkan rel kereta api dan melemparkan roket pada Selasa di Jaffar Express, membawa lebih dari 400 penumpang, kata seorang pejabat keamanan.
Sejauh ini, 190 dari mereka telah diselamatkan, kata pejabat pemerintah.
Dilansir Reuters, Rabu, 12 Maret, ratusan tentara dan tim dalam helikopter telah dikerahkan untuk menyelamatkan para sandera di daerah pegunungan terpencil tempat kereta itu berhenti.
Masinis kereta dan beberapa orang lainnya telah tewas, kata para pejabat.
Namun, militan Tentara Pembebasan Baloch (BLA), dengan bom yang diikatkan di tubuh mereka, duduk di samping para penumpang, kata menteri dalam negeri muda Talal Chaudhry kepada televisi Geo.
“Mereka mengenakan rompi bunuh diri dan … itu membuat penyelamatan menjadi sulit,” katanya.
“Operasi ini dilakukan dengan sangat hati-hati sehingga tidak ada korban yang terluka pada para sandera, wanita, dan anak-anak.”
Dia mengatakan sekitar 70 hingga 80 penyerang telah membajak kereta tersebut.
Kelompok tersebut mengancam akan mulai mengeksekusi sandera kecuali pihak berwenang memenuhi tenggat waktu 48 jam untuk pembebasan tahanan politik Baloch, aktivis, dan orang-orang hilang yang katanya diculik oleh militer. Kelompok tersebut mengatakan separuh dari waktu tersebut kini telah berlalu.
BLA adalah kelompok bersenjata etnis terbesar dari beberapa kelompok yang memerangi pemerintah di Balochistan, yang berbatasan dengan Afghanistan dan Iran.
Militan dalam beberapa bulan terakhir telah meningkatkan aktivitas mereka menggunakan taktik baru untuk menimbulkan korban tewas dan cedera yang tinggi serta menargetkan militer Pakistan.
Kelompok militan Baloch mengatakan mereka telah berjuang selama beberapa dekade untuk mendapatkan bagian yang lebih besar dari kekayaan tambang dan mineral regional yang ditolak oleh pemerintah pusat.