Miliarder Elon Musk Peringatkan Singapura dan Negara Lain Menuju Kepunahan – Page 3

Miliarder Elon Musk Peringatkan Singapura dan Negara Lain Menuju Kepunahan – Page 3

Sebelumnya, miliarder Elon Musk kembali menciptakan kontroversi dengan langkah terbarunya. Pemilik platform X ini meminta pengguna untuk mengunggah hasil tes medis, seperti CT scan dan MRI, agar chatbot kecerdasan buatan/artificial intelligence (AI) miliknya, Grok, dapat belajar menganalisis data tersebut.

“Cobalah unggah gambar X-ray, PET, MRI, atau hasil medis lainnya ke Grok untuk dianalisis,” tulis Musk di platform X Twitter bulan lalu. 

“Ini masih tahap awal, tapi sudah cukup akurat dan akan semakin canggih. Beri tahu kami di mana Grok benar atau perlu perbaikan.”

Namun, hasilnya menunjukkan Grok masih jauh dari sempurna. Beberapa pengguna melaporkan Grok mampu membaca hasil tes darah dan mengidentifikasi kanker payudara. 

Di sisi lain, dokter yang menguji teknologi ini menemukan kesalahan fatal. Misalnya, Grok salah mendiagnosis kasus tuberkulosis klasik sebagai hernia diskus atau stenosis tulang belakang. Dalam kasus lain, Grok bahkan salah mengenali mammogram kista jinak sebagai gambar testis.

Dikutip melalui Fortune, Rabu (27/11/2024) Musk telah lama tertarik menggabungkan teknologi kesehatan dan AI. Pada 2022, ia meluncurkan Neuralink, startup chip otak yang diklaim berhasil memungkinkan pengguna menggerakkan mouse komputer hanya dengan pikiran. 

Startup teknologi miliknya, xAI, juga mendapatkan investasi sebesar USD 6 miliar pada Mei 2024 untuk mendukung pengembangan teknologi AI termasuk Grok. Namun, keberhasilan dalam aplikasi medis masih menjadi tanda tanya besar.

“Secara teknis, mereka punya kemampuan,” kata profesor di Departemen Radiologi NYU Langone Health, Dr. Laura Heacock.

 “Tapi apakah mereka mau meluangkan waktu, data, dan sumber daya untuk fokus pada imaging medis, itu tergantung mereka. Saat ini, metode AI non-generatif masih lebih unggul dalam analisis gambar medis,” ia menambahkan.