Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Merajut Asa Korban Kebakaran Kebon Kosong demi Bertahan Hidup Megapolitan 12 Desember 2024

Merajut Asa Korban Kebakaran Kebon Kosong demi Bertahan Hidup
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        12 Desember 2024

Merajut Asa Korban Kebakaran Kebon Kosong demi Bertahan Hidup
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Sebanyak 1.800 jiwa dari 600 kepala keluarga terdampak kebakaran di permukiman padat penduduk
Kebon Kosong
, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (10/12/2024).
Kini, mereka berupaya bangkit dari bencana kebakaran yang menghanguskan tempat tinggal mereka.
Rini Haryanto (51), warga RT 07/RW 05 Kebon Kosong mengaku tak ingin terbawa suasana duka usai rumahnya terbakar.
Ibu rumah tangga beranak dua ini pun mencoba bangkit dan menjual beberapa barang berharganya ke pengepul rongsok untuk bertahan hidup.
Barang-barang tersebut antara lain, dua kulkas, dua tabung gas, dua mesin pompa air, satu mesin cuci, dua televisi, dan tiga kipas angin.
“Laku sekitar Rp 400.000, mending jadi duit ketimbang enggak kepakai,” ujar Rini saat ditemui
Kompas.com
di reruntuhan rumahnya, Rabu (11/12/2024).
Rini juga terpaksa menjual barang untuk bertahan hidup lantaran sang suami, Sugiyanto (53), kini tak bisa bekerja imbas peristiwa kebakaran ini.
“Suami enggak tega mau ninggalin saya, makanya enggak kerja,” ungkap dia.
Setelah rumahnya luluh lantak dilahap api, Rini dan suami kini harus tidur di tenda pengungsian di SDN 06 Kebon Kosong yang tak jauh dari rumahnya.
Sembari bertahan di tenda pengungsian selama dua pekan ke depan, Rini berharap pemerintah memberikan bantuan perbaikan rumahnya.
“Enggak mau pergi dulu dari pengungsian, nunggu kepastian dari pemerintah dapat bantuan perbaikan rumah apa enggak,” pungkas dia.
Warga lain, Dedi Wahyudi (45), juga mencoba bangkit dan terus-menerus bersedih hati setelah rumahnya turut terbakar.
“Mau gimana lagi, hanya bisa prihatin saja, lupa susah, paling enggak lihat ke depan,” terang dia.
Setelah rumahnya terbakar, Dedi kini tinggal di posko pengungsian bersama ratusan warga lain.
Meski keadaan tak menguntungkannya, pria yang bekerja sebagai sopir bajaj ini tetap berusaha mencari nafkah dengan harapan bisa segera melupakan bencana yang masih membekas diingatannya itu.
“Tetap narik, kalau di pengungsian terus bosan,” ujar dia.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dan Polres Metro Jakarta Pusat turut membantu memulihkan mental dan kepercayaan diri anak-anak korban kebakaran dengan memberikan layanan
trauma healing.
Sebanyak 50 anak diberi layanan trauma healing dan psikososial oleh Pemprov DKI Jakarta melalui Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) pada Selasa kemarin.
Pada hari yang sama, jajaran Polres Metro Jakarta Pusat juga memberikan
trauma healing
kepada 200 anak dengan mengajak mereka bernyanyi bersama.
“Untuk saat ini kami fokuskan
trauma healing
khusus yang anak-anak, besok juga nanti akan ada kegiatan dari ibu-ibu Bhayangkari yang nanti secara segmentasi akan kami lakukan sehingga tepat sasaran,” kata Wakil Kepala Polres Metro Jakarta Pusat AKBP Wirdhanto Hadicaksono.
Wirdhanto memastikan, polisi memberikan dukungan penuh untuk memulihkan mental korban dengan cara yang humanis.
“Di sini polisi mengedepankan humanis supaya bisa mengobati perasaan luka atau mungkin juga dampak dari kebakaran ini,” ujar dia.
Sedangkan kegiatan
trauma healing
dan psikososial yang diinisiasi BPBD Jakarta diisi dengan hiburan seperti bernyanyi dan permainan putaran lingkaran, termasuk doa bersama.
Keceriaan terpancar dari wajah peserta yang umumnya berusia 3-12 tahun. Fokus mereka teralihkan dari peristiwa kebakaran sehari sebelumnya.
Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Jakarta Budi Hartati bersyukur kegiatan
trauma healing
dan psikososial telah membangkitkan rasa percaya diri korban.
“Mereka sedikit lupa bahwa rumah mereka terbakar. Jadi kebersamaan kita sangat diperlukan mereka,” ungkap dia.
Dalam kegiatan ini, BPBD DKI Jakarta akan memberikan layanan
trauma healing
dan psikososial selama empat hari, yakni dari tanggal 11-14 Desember 2024.
Rencananya, pemberian layanan ini turut dibantu oleh Dinas Sosial DKI Jakarta dan
stakeholder
terkait.
“Jadi semua kita jadwalkan paling tidak empat hari akan ada tim yang membersamai untuk warga yang terdampak,” pungkas dia.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.