Jakarta, CNN Indonesia —
Medical Emergency Committee (Mer-C) Indonesia membuat surat terbuka yang ditujukan kepada pemerintah RI untuk bersikap dan memprotes keras invasi militer Israel yang menghancurkan fasilitas kesehatan di Jalur Gaza.
Surat tersebut ditujukan kepada Presiden Prabowo Subianto, Menteri Luar Negeri Sugiono, Ketua MPR, Ketua DPR, dan sejumlah pihak lain terkait.
Dalam suratnya, Mer-C Indonesia mengungkap bahwa hampir 90 hari sistem layanan kesehatan di Gaza Utara mengalami tekanan, mulai dari pembatasan tim medis internasional, pengurangan suplai logistik medis dan bahan bakar hingga pemaksaan pemindahan pasien dan staff medis.
“Dalam kurun waktu tersebut, tidak terdengar nada protes dari para pemimpin internasional, apalagi pemimpin negara-negara Muslim. Berkali-kali teriakan memohon intervensi internasional disampaikan oleh Kementerian Kesehatan di Gaza dan oleh direktur RS Kamal Udwan sendiri, dr. Husam Abu Safiya, namun hanya seperti bisikan angin malam di musim dingin semata,” demikian bunyi surat tersebut, yang diunggah di akun Instagram Mer-C, Sabtu (28/12).
Mer-C menambahkan, bagi Indonesia agresi tentara Zionis terhadap sistem kesehatan di Gaza utara juga berarti ancaman terhadap RS Indonesia. Apalagi, rumah sakit tersebut merupakan sumbangsih terbesar masyarakat Indonesia terhadap perjuangan kemerdekaan bangsa Palestina.
Lembaga menjelaskan bahwa mereka selama ini menyaksikan pasien dan staf medis bertahan di bawah ancaman perang dan di saat bersamaan melawaan penyakit yang diderita.
Mer-C, dalam surat tersebut, mengatakan dalam tiga bulan terakhir semakin sulit dan tidak hanya berdampak terhadap pelayanan, tapi juga “kesehatan mental seluruh pekerja kesehatan yang berada di RS”.
“Karenanya, kami berharap kepada Bapak-bapak yang terhormat, dengan posisi dan wewenang yang dimiliki saat ini, untuk memprotes keras invasi militer Israel terhadap sistem kesehatan di Gaza Utara yang merusak infrastruktur RS dan membunuh para pekerja kesehatan di dalamnya saat bertugas,” ungkap Mer-C.
“Kami berharap, suara Bapak-bapak yang mewakili 200-an juta masyarakat di Indonesia yang mendukung kemerdekaan Palestina, akan memberikan dorongan dan inspirasi bagi pemimpin dunia lainnya agar mau bersuara dan memberikan tekanan kepada pemerintah Israel agar menghentikan penyerangan terhadap fasilitas kesehatan yang merupakan pelanggaran terhadap International Humanitarian Law,” lanjut mereka.
Menurut Mer-C, keterlambatan dalam menyuarakan masalah ini, tidak hanya berpotensi pada penghancuran sistem kesehatan, namun dalam skala yang lebih besar merupakan bagian dari genosida terencana dan sistematis.
Sebelumnya, tentara Zionis menghancurkan sebagian besar fasilitas medis dan memaksa ratusan orang untuk meninggalkan RS Kamal Adwan, tempat yang selama ini menjadi satu-satunya rumah sakit yang berfungsi di wilayah tersebut.
Dilansir Al Jazeera, aksi keji Israel ini terjadi pada Jumat (27/12) waktu setempat. Saat itu fasilitas medis yang terletak di Beit Lahiya tersebut telah menghadapi pengepungan dan tekanan berat dari pasukan Israel selama berminggu-minggu.
[Gambas:Instagram]
(tim/dmi)
[Gambas:Video CNN]