Menyusuri Warisan Budaya di 4 Desa Wisata Unggulan Jatim, Madiun hingga Banyuwangi

Menyusuri Warisan Budaya di 4 Desa Wisata Unggulan Jatim, Madiun hingga Banyuwangi

Surabaya (beritajatim.com) – Jawa Timur tidak hanya terkenal dengan panorama alamnya, tetapi juga menyimpan kekayaan budaya yang melekat kuat di masyarakat desa. Empat desa berikut masuk dalam 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI), membuktikan potensi wisata budaya berbasis komunitas yang layak dikunjungi dan dipromosikan.

1. Desa Wisata Wonokitri – Pasuruan

Berada di lereng Gunung Bromo, Desa Wonokitri di Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan, adalah pusat budaya masyarakat Suku Tengger. Rumah adat yang menyatu dengan alam pegunungan, serta kehidupan masyarakat yang memegang teguh tradisi Hindu Tengger, menjadi magnet tersendiri.

Salah satu ritual budaya ikonik adalah Unan-unan, yang dilakukan setiap lima tahun sekali. Ritual ini melibatkan upacara bersih desa dengan persembahan berupa kerbau dan ayam lima warna kepada para Dewa. Wisatawan yang ingin menyaksikan atau mengikuti ritual ini diwajibkan mengenakan busana adat.

Desa ini juga mengembangkan Desa Wisata Edelweis Wonokitri, yang mengedepankan pariwisata berbasis masyarakat (community-based tourism), menonjolkan unsur edukasi, konservasi, dan pemberdayaan ekonomi warga.

2. Desa Bejijong – Mojokerto

Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Mojokerto, adalah desa dengan nuansa sejarah yang kuat. Sebagai pusat peninggalan Majapahit, desa ini menawarkan wisata budaya melalui cagar budaya seperti Candi Brahu, Maha Vihara Majapahit, dan Petilasan Siti Inggil.

Industri kriya logam turut memperkuat identitas desa ini. Galeri Agus dan Sanggar Bhagaskara menjadi destinasi kreatif yang menampilkan patung logam, lonceng, hingga miniatur candi. Uniknya, proses pembuatan dapat disaksikan langsung oleh wisatawan. Kegiatan ini mendukung pengembangan ekonomi kreatif berbasis kearifan lokal.

3. Desa Gunungsari – Madiun

Terletak di Kecamatan Madiun, hanya satu kilometer dari exit tol Madiun, Desa Gunungsari terkenal dengan Pasar Pundensari, pasar mingguan dengan sistem transaksi menggunakan uang bambu.

Didukung oleh kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Setopuro, desa ini membangun identitas sebagai Kampung Budaya. Beragam kegiatan seni dan pelestarian adat Jawa menjadikan Gunungsari sebagai contoh desa wisata budaya yang mengedepankan partisipasi masyarakat.

4. Desa Adat Osing Kemiren – Banyuwangi

Desa Kemiren di Kecamatan Glagah, Banyuwangi, menjadi simbol pelestarian budaya Suku Osing, yang dipercaya sebagai keturunan Kerajaan Blambangan. Arsitektur rumah adat Osing menjadi ikon visual desa ini. Keunikan bahasa dan tradisi Osing terus dijaga dan diwariskan lintas generasi.

Desa Kemiren meraih Juara II ADWI 2024 dalam kategori kelembagaan dan SDM. Keberhasilan ini tak lepas dari pengelolaan pariwisata berbasis budaya yang berkesinambungan serta dukungan masyarakat setempat. (fyi/ted)