Merangkum Semua Peristiwa
Indeks
Voi.id  

Menunda Kehamilan dengan Pembekuan Embrio, Apakah Aman?

Menunda Kehamilan dengan Pembekuan Embrio, Apakah Aman?

JAKARTA – Teknologi kesehatan reproduksi semakin berkembang pesat, salah satunya adalah embrio freezing atau pembekuan embrio.

Metode ini memungkinkan pasangan yang ingin memiliki anak di kemudian hari untuk menyimpan embrio yang telah dibuahi agar dapat digunakan di waktu yang tepat.

Namun, penggunaan ini masih menuai kontroversi. Tak jarang, beberapa orang memperdebatkan risiko embrio freezing. Tetapi, risiko itu bisa dibantu dengan Preimplantation Genetic Testing for Aneuploidy (PGTA).

PGTA adalah pemeriksaan genetik yang dilakukan sebelum embrio ditanam ke dalam rahim. Dengan teknologi ini, dokter dapat mengevaluasi apakah embrio memiliki jumlah kromosom yang normal atau tidak. Hal ini diungkapkan oleh dr. Victor Prana Andika Santawi, Sp.OG, M.Res, Dokter Spesialis Kandungan & Kebidanan Eka Hospital Family & Grand Family.

“Risikonya (pembekuan embrio) masih kontroversial dalam penelitian. Tapi untungnya zaman sekarang ada PGTA, Preimplantation Genetic Testing for Aneuploidy. Jadi sebelum kita tanam embrionya, kita cek dulu selnya normal atau enggak, embrionya ada kelainan genetik atau enggak,” ucap dr. Victor, saat ditemui di kawasan Blok M, Jakarta pada Kamis, 30 Januari.

“Kalau enggak ada baru kita tanam, sehingga menyerupai angka keberhasilan,” tutur dr. Victor.

Pembekuan embrio dilakukan tepat setelah siklus menstruasi berakhir. Namun, waktu transfer embrio beku dapat bervariasi tergantung pada siklus menstruasi dan kondisi tubuh. 

“Selama menstruasi, berarti rahimnya masih siap bisa kita kerjakan. Selama belum menopouse masih bisa,” beber dr. Victor.

dr. Victor menyebutkan harga program bayi tabung dan prosedur yang menyertainya bisa berbeda tergantung pada fasilitas rumah sakit, teknologi yang digunakan, serta tambahan layanan seperti pemeriksaan genetik pada embrio.

“Embrio freezing sudah ada. Biaya bervariasi, contohnya ada bayi tabung yang paketnya Rp50 juta. Ada bayi tabung Rpp150-200 juta.” imbuh dr. Victor.

dr. Victor mengatakan aneuploidy merupakan salah satu kelainan kromosom yang paling sering diteliti dalam dunia genetika. Kelainan ini terjadi ketika jumlah kromosom dalam sel seseorang tidak sesuai dengan jumlah normalnya, yaitu 46 kromosom. Normalnya, manusia memiliki 23 pasang kromosom yang diwarisi dari kedua orang tua, yakni 23 kromosom dari ibu dan 23 kromosom dari ayah.

“Jadi paling sering teliti itu aneuploidy atau jumlah kromosom. Jumlah kromosom harusnya 46 di seorang manusia, 23 dari ibu, 23 dari ayah. Semakin wanita usianya berlanjut, maka semakin risiko aneuploidi terjadi. Jadi jumlah kromosomnya bermasalah.” tutur dr. Victor.

Selain pembekuan embrio, ada pun beberapa metode prosedur medis untuk memiliki keturunan yang tersedia. Di antaranya adalah pembekuan sel telur (Oocyte cryopreservation), pembekuan sperma, pembekuan jaringan ovarium dan testis, dan penggunaan obat pelindung kesuburan dengan Agonis GnRH.

Merangkum Semua Peristiwa