Menteri Pertahanan Israel Katz Ngomong Begini Usai Israel Melancarkan Serangan ke Gaza
TRIBUNNEWS.COM- Israel akan melanjutkan operasinya di Gaza sampai semua sandera Israel dibebaskan dari daerah kantong itu, Menteri Pertahanan Israel Katz mengumumkan Selasa malam, Anadolu Agency melaporkan.
Tentara Israel menggempur Jalur Gaza Selasa pagi, menewaskan sedikitnya 404 orang, melukai lebih dari 562 orang, dan melanggar perjanjian gencatan senjata yang berlaku pada 19 Januari.
Gambar-gambar dari Gaza menunjukkan bahwa mayoritas korban adalah warga sipil yang rumahnya dibom pada malam hari, termasuk wanita dan anak-anak.
Berbicara saat berkunjung ke Pangkalan Udara Tel Nof di Rehovot, Israel bagian tengah, seperti dilansir harian Israel Yedioth Ahronoth, Katz mengucapkan selamat kepada angkatan udara dan darat atas “operasi pencegahan yang belum pernah terjadi sebelumnya” yang dilakukan semalam di Gaza.
“Hamas harus memahami bahwa aturan mainnya telah berubah,” katanya. “Kami tidak akan berhenti bertempur sampai semua tawanan dikembalikan dan ancaman apa pun terhadap penduduk selatan dihilangkan,” imbuhnya, mengacu pada permukiman di dekat Gaza.
Israel memperkirakan bahwa 24 warga Israel disandera di Gaza, bersama dengan jenazah 35 orang lainnya.
Sebaliknya, lebih dari 9.500 warga Palestina masih dipenjara di penjara-penjara Israel, mengalami penyiksaan, perampasan hak asasi manusia, dan pengabaian medis, yang telah merenggut banyak nyawa, menurut laporan hak asasi manusia Palestina dan Israel.
Sementara Katz mengutip pembebasan tawanan dan mengakhiri ancaman yang dirasakan dari Gaza sebagai tujuan, analis Israel menghubungkan genosida baru itu dengan dorongan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk meloloskan anggaran dan mencegah keruntuhan pemerintahannya pada akhir Maret.
Dengan melanjutkan pembantaian, Netanyahu memastikan kembalinya Menteri Keamanan Nasional yang mengundurkan diri, Itamar Ben-Gvir, ke koalisi, dan memastikan dukungan partai Kekuatan Yahudi sayap kanannya terhadap anggaran.
Katz memperingatkan, “Jika Hamas tidak segera membebaskan semua tawanan, gerbang neraka akan terbuka bagi mereka, dan Hamas akan menghadapi kekuatan penuh militer Israel melalui udara, laut, dan darat hingga Hamas benar-benar musnah.”
Hampir 50.000 warga Palestina terbunuh, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan lebih dari 112.000 lainnya terluka dalam kampanye militer brutal Israel di Gaza sejak Oktober 2023.
November lalu, Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas perangnya di daerah kantong tersebut.
SUMBER: MIDDLE EAST MONITOR