Belakangan ini, perbincangan mengenai generasi Z semakin populer, mulai dari pandangan positif hingga stigma negatif yang beredar di masyarakat. Generasi yang lahir antara 1997 hingga 2012 ini menarik perhatian generasi-generasi sebelumnya.
Sebagian memandang generasi Z sebagai generasi yang lemah, sementara yang lain melihatnya sebagai generasi yang kreatif, inovatif, dan suportif. Hal ini tidak mengherankan, mengingat generasi Z tumbuh pada era perkembangan digital yang pesat, sehingga mereka lebih melek teknologi dan mampu mengakses informasi dengan mudah. Namun, bagaimana tingkat spiritualitas generasi Z?
Prof Dr Abdul Mu’ti dalam acara pengajian menyambut Tahun Baru Hijriah 1445 yang diselenggarakan oleh Lembaga Pengajian Studi Islam (LPSI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, menyatakan berdasarkan penelitian, tingkat spiritualitas generasi Z relatif lebih rendah dibandingkan generasi sebelumnya. Hal ini disebabkan transformasi digital yang sangat cepat yang membuat mereka cenderung lebih terbuka dan longgar dalam relasi antarteman, bahkan antarumat beragama, serta lebih menerima nilai-nilai universal daripada nilai-nilai yang memisahkan mereka. Oleh karena itu, penting untuk menjaga spiritualitas generasi muda, terutama generasi Z sebagai salah satu generasi penerus (rijalul ghod).
Ramadan menjadi momentum yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan spiritualitas generasi Z. Ramadan adalah bulan suci yang penuh makna dan disambut penuh sukacita oleh umat muslim di seluruh dunia sebagai bulan yang dipenuhi dengan limpahan pahala, ampunan, dan terkabulnya doa-doa. Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيْمَا نَا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barang siapa berpuasa di bulan Ramadan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR Bukhari dan Muslim)
Banyak aktivitas dan amalan yang dapat dilakukan untuk meraih berbagai pahala dan ganjaran tersebut. Lalu, bagaimana generasi Z dapat menemukan makna ibadah pada Ramadan? Berikut beberapa tip yang dapat dilakukan generasi Z untuk menemukan makna ibadah dengan tetap kreatif dan inovatif, tetapi tetap bernilai ibadah.
1. Memanfaatkan teknologi untuk ibadah dan belajar
Ibadah dan belajar merupakan amalan yang memiliki keutamaan besar pada Ramadan, sebagaimana disebutkan dalam hadis:
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,“Apabila telah masuk bulan Ramadan, maka pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu. Selain itu, ada satu seruan yang terdengar dari Allah Swt ‘Hai orang-orang yang beriman, dekatkanlah diri kalian kepada-Ku dengan memperbanyak amal ibadah pada bulan ini, dan belajarlah di dalamnya karena sesungguhnya pelajaran pada bulan Ramadan lebih afdal daripada pelajaran di bulan-bulan lainnya’.” (HR Ibnu Majah)
Generasi Z dapat memanfaatkan berbagai platform digital untuk beribadah dan belajar, seperti aplikasi Muslim Pro, Qur’an.com atau Tafsir Kemenag. Platform ini memudahkan generasi Z mengisi waktu dengan produktif, seperti membaca Al-Qur’an, mempelajari tafsir, melafalkan doa-doa, atau sebagai pengingat waktu salat. Selain itu, generasi Z juga dapat menggunakan Zoom atau media sosial, seperti YouTube, Instagram, Facebook, atau TikTok, untuk mengikuti kajian-kajian keagamaan secara daring yang diselenggarakan oleh ulama atau komunitas keagamaan. Pengetahuan keagamaan juga bisa didapat melalui podcast tokoh-tokoh agama dan dai inspiratif.
2. Membuat konten kreatif bernilai ibadah
Firman Allah Swt dalam Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 104:
وَلۡتَكُنۡ مِّنۡكُمۡ اُمَّةٌ يَّدۡعُوۡنَ اِلَى الۡخَيۡرِ وَيَاۡمُرُوۡنَ بِالۡمَعۡرُوۡفِ وَيَنۡهَوۡنَ عَنِ الۡمُنۡكَرِؕ وَاُولٰٓٮِٕكَ هُمُ الۡمُفۡلِحُوۡنَ ١٠٤
“Hendaklah ada di antara kamu segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh berbuat yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung.”
Pada era digital, berdakwah tidak harus dilakukan secara konvensional, seperti dari pintu ke pintu atau tampil di hadapan publik. Semua orang dapat menyampaikan pesan kebaikan melalui konten kreatif. Generasi Z yang familier dengan dunia konten digital dapat memanfaatkan media sosial seperti untuk membuat konten-konten Ramadan yang menarik dan bermanfaat. Misalnya, video tentang amalan-amalan selama bulan puasa, tip menghadapi godaan, resep sahur sederhana, tata cara salat tarawih, doa-doa mustajab, atau challenge berbuat baik dalam Ramadan. Dengan cara ini, generasi Z dapat melaksanakan amar makruf nahi mungkar dengan konsep yang unik dan modern.
3. Bergabung dengan komunitas online
Banyak komunitas online yang dapat ditemukan di platform media sosial. Komunitas-komunitas ini menyediakan ruang bagi generasi Z untuk terlibat dalam kegiatan produktif dan bernilai ibadah, seperti forum diskusi keagamaan, tadarus Al-Qur’an, menghafal Al-Qur’an, atau menjadi relawan di berbagai daerah di Indonesia. Bergabung dengan komunitas online dapat membantu generasi Z tetap terhubung dengan nilai-nilai spiritual, meskipun berada di dunia digital.
4. Ibadah secara personal
Ramadan membuka lebar ladang pahala, sehingga memotivasi umat muslim untuk memperbanyak amalan yang mendekatkan diri kepada Allah Swt. Untuk mengukur keberhasilan ibadah selama Ramadan, generasi Z dapat membuat jurnal refleksi harian, mencatat target ibadah, atau hal-hal yang disyukuri. Selain itu, bisa dibuat target spiritual, seperti one day one juz atau membaca buku-buku keagamaan secara konsisten. Hal ini dapat membantu menjaga keistikamahan, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
أَحَبَنُ الْأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ
“Amal (kebaikan) yang paling dicintai Allah adalah yang kontinu meski sedikit.” (HR Muslim)
5. Menjadi inisiator kegiatan sosial
Bersedekah pada Ramadan memiliki keutamaan yang luar biasa, sebagaimana disebutkan dalam hadis:
عَنْ أَنَسٍ قِيْلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ الصَّدَقَةِ أَفْضَلُ؟ قَالَ : صَدَقَةٌ فِي رَمَضَانَ
“Dari sahabat Ibnu Abbas: Rasulullah SAW adalah orang paling dermawan di antara manusia lainnya, dan ia semakin dermawan saat berada di bulan Ramadan.” (HR Bukhari dan Muslim)
Generasi Z, dengan pengaruhnya yang besar di media sosial, memiliki peluang untuk menginisiasi kegiatan sosial secara online maupun offline. Misalnya, bagi-bagi takjil gratis, pemberian donasi, atau kampanye online untuk mengajak orang lain bersedekah. Kegiatan ini tidak hanya bernilai sosial, juga merupakan ibadah.
Kesimpulan
Generasi Z sebagai generasi digital dapat menemukan makna ibadah dengan cara yang unik dan modern. Dengan memadukan tradisi dan teknologi, kreativitas dan spiritualitas, serta personalisasi dan kebersamaan, generasi Z dapat menjadikan Ramadan sebagai momentum untuk tumbuh secara spiritual, intelektual, dan kreatif.
Meskipun tantangan lingkungan sekitar tidak dapat diabaikan, semangat dalam menjalankan ibadah puasa harus tetap dijaga. Dengan memanfaatkan platform digital untuk berkolaborasi dan berbagi kebaikan, generasi Z dapat menjangkau masyarakat yang lebih luas dengan cara yang inspiratif. Mari jadikan Ramadan tahun ini sebagai momentum untuk meningkatkan kualitas diri dalam segala aspek kehidupan.
Penulis adalah mahasiswa Pendidikan Kader Ulama Masjid Istiqlal (PKUMI).