Blitar (beritajatim.com) – Selama Ramadhan ini, tempat hiburan malam dan karaoke di Kota Blitar harus tutup. Puluhan pemandu karaoke atau yang biasa disebut LC (Lady Companion) pun terpaksa menganggur.
Para LC pun terpaksa memutar otak agar kebutuhan hidupnya tetap terpenuhi selama Ramadhan dan Lebaran. Gaya hidup yang tinggi memaksa para LC ini tetap tampil cantik meski tidak bekerja.
Seperti yang dialami oleh Bunga (bukan nama sebenarnya). Selama Bulan Puasa ini, Bunga harus merogoh uang tabungannya untuk bertahan hidup dan merawat kecantikannya.
“Setiap LC itu sebelum bulan puasa ngumpulin uang untuk tabungan jadi ketika bulan ramadhan tutup masih tetap tenang,” ucap Bunga, LC salah satu tempat karaoke di Kota Blitar, Senin (25/3/2024).
Bunga sendiri memilih pulang ke kampung halaman selama Ramadhan. Alasannya karena biaya hidup di desa lebih murah dibandingkan kota sehingga dia bisa berhemat.
“Kalau dibuat beli pakaian dan jajan masih cukup, soalnya tempat karaoke juga memberikan uang saku tapi tidak full,” imbuhnya.
Ilustrasi LC Karaoke
Bunga pun bercerita tidak semua temannya pulang ke kampung halaman di momen ramadhan seperti saat ini. Beberapa dari mereka justru memilih bertahan di kota dengan tinggal di rumah kos.
Selama Ramadhan mereka memiliki pekerjaan sampingan. Ada yang berjualan online, ada pula yang menjajakan diri di aplikasi hijau (Michat). Semua dilakukan agar para LC ini tetap bisa mendapatkan penghasilan selama bulan ramadhan.
“Ada yang ngekos di kota, ya ada yang open ada tapi tidak sering,” ceritanya.
Bagi para L, aplikasi hijau bukanlah hal tabu. Tidak bisa dipungkiri banyak di antara mereka yang juga menjalankan bisnis prostitusi melalui aplikasi ini.
Sayangnya saat ditanya mengenai kegiatan ini selalu dijalankan selama Ramadhan, Bunga menolak untuk menjawab. Sebagai seorang LC, dirinya masih berusaha melindungi privasi dari teman-temannya.
“Tidak tahu ya (open BO setiap Ramadhan) saya tidak tahu karena saya tidak,” ucap singkatnya.
Bunga sendiri kini menjalani hari-hari Ramadhan di kampung halaman. Meski berstatus sebagai LC namun ia tetap menjalankan ibadah puasa.
Baginya LC hanyalah pekerjaan semata. Ia terjun ke dunia tersebut juga lantaran himpitan ekonomi. Jika diizinkan memilih dan ada pekerjaan yang lebih baik, dirinya pun akan memilih berhenti dari dunia malam itu.
“Siapa sih mas yang pengen kerja kayak gini, kalau ada yang lain saja juga ingin berhenti,” pungkasnya.
Bunga memang besar di keluarga yang memiliki ekonomi menengah ke bawah. Ia terpaksa putus sekolah saat masih duduk di bangku SMA.
Perempuan berparas cantik itu kemudian berkenalan dengan sejumlah teman yang mengajaknya masuk ke dunia malam. [owi/beq]
