Mengenal Avsec, Garda Terdepan Keamanan Bandara

Mengenal Avsec, Garda Terdepan Keamanan Bandara

Jakarta, Beritasatu.com – Di tengah padatnya arus penumpang di bandara, keberadaan Avsec atau aviation security memiliki peran yang sangat vital. Profesi ini menjadi garda terdepan dalam menjaga keamanan dan keselamatan penerbangan, baik domestik maupun internasional.

Avsec memastikan seluruh aktivitas di area bandara berjalan aman dan sesuai prosedur, sehingga penumpang dapat merasa tenang saat bepergian menggunakan transportasi udara.

Avsec merupakan profesi khusus yang berfokus pada pengamanan di area bandar udara. Berbeda dengan petugas keamanan biasa, Avsec dilatih secara khusus dan wajib memiliki lisensi resmi untuk dapat menjalankan tugasnya.

Mereka dibekali dengan pemahaman mendalam mengenai sistem keamanan penerbangan serta kemampuan menghadapi berbagai bentuk ancaman, mulai dari pelanggaran administratif hingga aksi terorisme.

Legalitas profesi Avsec dibuktikan melalui sertifikasi bernama surat tanda kecakapan personel (STKP) yang dikeluarkan oleh lembaga resmi.

Secara struktural, Avsec berada di bawah naungan otoritas penerbangan sipil, khususnya Direktorat Keamanan Penerbangan di bawah Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

Dalam operasionalnya, mereka bekerja sama dengan pengelola bandara dan maskapai penerbangan untuk memastikan seluruh proses penerbangan berlangsung aman, mulai dari area publik (landside) hingga kawasan terbatas (airside) seperti apron, runway, dan jalur taxi pesawat.

Tugas utama seorang Avsec adalah melakukan pemeriksaan terhadap penumpang, barang bawaan, dan kargo menggunakan alat deteksi seperti X-ray, metal detector, hingga pemeriksaan manual bila diperlukan.

Tujuan dari pemeriksaan ini adalah memastikan tidak ada barang terlarang, senjata, atau bahan berbahaya yang masuk ke dalam pesawat. Selain itu, mereka juga mengawasi akses ke area terbatas bandara dan melakukan patroli rutin di berbagai titik rawan.

Selain pemeriksaan teknis, Avsec juga memiliki tanggung jawab edukatif dan preventif. Mereka wajib memberikan pemahaman kepada penumpang terkait prosedur keamanan, mengarahkan tindakan yang sesuai saat pemeriksaan berlangsung, serta sigap menghadapi kondisi darurat.

Ketelitian dan ketegasan menjadi karakter utama yang harus dimiliki oleh setiap Avsec, mengingat sedikit kelalaian bisa berdampak besar terhadap keselamatan banyak orang.

Dalam menjalankan tugasnya, Avsec juga memanfaatkan teknologi modern untuk mendeteksi potensi ancaman yang bersifat laten. Misalnya penggunaan alat pendeteksi bahan peledak, zat radioaktif, atau barang organik dan non-organik tertentu. Teknologi ini mendukung proses pengawasan agar lebih akurat dan efisien, terutama saat arus penumpang sedang padat.

Secara psikologis, personel Avsec dituntut memiliki kemampuan menjaga emosi dan tetap tenang dalam situasi penuh tekanan. Mereka harus mampu mengambil keputusan dengan cepat tanpa menimbulkan kepanikan di area bandara. Oleh karena itu, pelatihan dasar hingga lanjutan sangat diperlukan untuk membentuk karakter dan ketangguhan mental para Avsec.

Untuk dapat menjadi seorang Avsec, terdapat sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi. Umumnya, usia minimal calon personel adalah 18 tahun dengan batas maksimal sekitar 27 tahun. Selain itu, calon Avsec harus memiliki kondisi fisik yang prima, tinggi badan sesuai standar, tidak buta warna, bebas narkoba, serta sehat jasmani dan rohani.

Setelah lolos seleksi administrasi dan kesehatan, mereka wajib mengikuti pendidikan khusus di lembaga pelatihan penerbangan dan lulus ujian sertifikasi resmi untuk memperoleh STKP.

Avsec bukan sekadar petugas keamanan biasa. Mereka adalah profesional yang bertanggung jawab atas keamanan ribuan penumpang setiap harinya. Tanpa peran mereka, kelancaran dan keselamatan penerbangan tidak akan pernah bisa terjamin secara menyeluruh.