YOGYAKARTA – Banyak umat Islam yang mempertanyakan, apa itu istidraj, yang diyakini pemberian nikmat namun justru dapat menjerumuskan seseorang.
Fenomena ini sering kali tidak disadari, karena terlihat seperti rezeki atau keberhasilan. Padahal, dibalik itu tersimpan ujian besar yang dapat membawa seseorang pada kelalaian.
Dengan demikian, bagi umat muslim, memahami konsep istidraj penting untuk menjaga keimanan dan ketakwaan. Artikel ini akan membahas mengenai pengertian istidraj, ciri-cirinya, beserta dalil yang mendukungnya.
Apa Itu Istidraj?
Dilansir dari laman NU Online, istidraj dalam pandangan Islam adalah bentuk ujian tersembunyi dari Allah SWT, di mana seseorang yang gemar bermaksiat dan lalai beribadah justru terus mendapatkan limpahan kenikmatan.
Bentuk istidraj beragam, mulai dari harta, kekuasaan, hingga kedudukan. Fenomena ini kerap membuat penerimanya merasa aman dan istimewa, padahal bisa jadi itu adalah peringatan Ilahi.
Tidak sedikit yang terperangkap dalam jebakan istidraj karena menganggap kenikmatan tersebut sebagai tanda kemuliaan. Nyatanya, ujian ini dapat menjerumuskan manusia ke dalam kelalaian, membuat mereka lupa akan kebutuhan untuk bersyukur dan kembali kepada-Nya.
Dalam banyak kasus, istidraj menjadi cara halus yang mengalihkan perhatian manusia dari kebenaran, hingga menutup mata terhadap bahaya yang tersembunyi di balik gemerlapnya dunia.
Contoh Nyata dalam Kehidupan, Apakah Anda Salah Satunya?
Seorang muslim yang jarang atau bahkan tidak pernah melaksanakan ibadah, namun tetap merasa hidupnya berjalan lancar, bisa jadi sedang berada dalam kondisi istidraj.
Fenomena di atas merupakan bentuk ujian tersembunyi dari Allah SWT, di mana kenikmatan dunia justru menjadi jebakan yang menjerumuskan.
Tanpa disadari, orang yang terjebak istidraj merasa nyaman dengan keberhasilan dan harta yang dimiliki, sementara hati dan amalnya semakin jauh dari ibadah.
Perlu diketahui, bahaya istidraj terletak pada kelalaian yang ditimbulkannya. Seseorang yang larut dalam kenikmatan dunia akan mudah mengabaikan hakikat hidup dan perintah Allah SWT.
Hingga saatnya tiba, kenikmatan seseorang bisa dicabut secara tiba-tiba, digantikan dengan musibah, penyakit berat, atau bencana yang membuatnya tak lagi mampu menikmati dunia seperti sebelumnya. Dengan demikian, saat penyesalan datang maka waktunya sudah terlambat.
Baca juga artikel yang membahas Kenapa Shalat Berjamaah Lebih Banyak Pahalanya? Begini Jawabannya
Dalil-Dalil Pendukung
Al-Qur’an memberikan peringatan tegas mengenai istidraj. Dalam Surat Al-A’raf ayat 182-183, Allah SWT berfirman bahwa orang-orang yang mendustakan ayat-ayat-Nya akan dibiarkan secara perlahan menuju kebinasaan tanpa mereka sadari. Berikut bunyinya:
وَالَّذِيْنَ كَذَّبُوْا بِاٰيٰتِنَا سَنَسْتَدْرِجُهُمْ مِّنْ حَيْثُ لَا يَعْلَمُوْنَ، وَاُمْلِيْ لَهُمْۗ اِنَّ كَيْدِيْ مَتِيْنٌ
Ayat diatas menjelaskan jika Allah akan memberikan tenggang waktu, namun rencana-Nya bersifat kokoh dan pasti terlaksana.
Ayat lain yang memperkuat peringatan tersebut terdapat dalam Surat Al-An’am ayat 44, yang berbunyi:
فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُوا أَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا هُمْ مُبْلِسُونَ
Melalui ayat di atas, Allah menggambarkan bagaimana saat manusia mengabaikan peringatan, pintu-pintu kenikmatan dibukakan untuk mereka. Namun, ketika mereka merasa gembira dengan segala yang dimiliki, siksaan datang secara tiba-tiba, membuat mereka terdiam dalam keputusasaan.
Dengan demikian, hendaknya setiap Muslim waspada terhadap istidraj. Oleh karenanya, penting bagi kita untuk senantiasa melakukan introspeksi diri. Periksa kembali apakah kenikmatan dunia yang kita nikmati merupakan tanda rahmat dan kemurahan Allah SWT, atau justru bagian dari istidraj yang menjadi ujian tersembunyi.
Selain pembahasan mengenai apa itu istidraj, ikuti artikel-artikel menarik lainnya di VOI, untuk mendapatkan kabar terupdate jangan lupa follow dan pantau terus semua akun sosial media kami!
