Mengenal 3 Jenis Rambut Rontok Akibat Stres Tinggi

Mengenal 3 Jenis Rambut Rontok Akibat Stres Tinggi

JAKARTA – Kerontokan rambut dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk stres. Manusia dengan normal akan kehilangan 50 sampai 100 helai rambut per hari, tetapi saat stres tingkat tinggi jumlah rambut yang rontok bisa lebih banyak.

Saat tubuh mengalami stres ekstrem, folikel rambut dapat berhentik tumbuh, bahkan siste imun bisa keliru dan menyerang akar rambut. Hal ini mengakibatkan rambut mudah rontok dan susah untuk tumbuh kembali.

Dikutip dari Mayo Clinic, pada Selasa, 14 Oktober 2025, terdapat beberapa jenis rambut rontok yang diakibatkan oleh stres tinggi, sebagai berikut.

1. Telogen Effluvium

Dalam kondisi ini, stres berat mendorong banyak folikel rambut masuk ke dalam fase istirahat sekaligus. Beberapa bulan kemudian, rambut akan mulai rontok dalam jumlah besar, bahkan hanya saat Anda menyisir atau mencuci rambut.

Meski demikian, kerontokan rambut dengan kondisi ini hanya bersifat sementara. Jika stres mulai terkendai, rambut bisa tumbuh kembali secara perlahan dengan baik.

2. Trichotillomania

Pernahkah Anda merasa ingin mencabut rambut sendiri saat dilanda stres? Itu bisa mejadi tanda trichotillomania, yang merupakan dorongan tak tertahankan untuk menarik rambut dari kulit kepala, alis, atau bagian tubuh lain.

Kondisi tersebut biasanya disebabkan oleh stres emosional parah, yang butuh perhatian serius. Jika Anda mengalaminya dan sulit untuk mengontrol, bantuan profesional dengan terapi perilaku kognitif bisa sangat membantu.

3. Alopecia Areata

Jenis rambut rontok lainnya yang dipicu oleh stres tinggi adalah Alopecia Areata. Kondisi ini membuat sistem kekebalan tubuh justru menyerang folikel rambut sendiri, menyebabkan area kepala menjadi botak.

Stres yang parah dapat memperbutuk kondisi kerontokan rambut ini, karena menyebabkan ketidakseimbangan hormon dan inflamasi di kulit kepala. Biasanya, rambut yang hilang dapat tumbuh kembali setelah stres berkurang dan pengobatan dilakukan.

Namun, dalam prosesnya memerlukan waktu dan konsistensi. Oleh karena itu, penting untuk tetap menjaga ketenangan pikiran, memperhatikan asupan gizi, serta mengikuti perawatan medis yang disarankan oleh dokter.