Meneladani Sifat Nabi Muhammad SAW: Dermawan kepada Sesama

Meneladani Sifat Nabi Muhammad SAW: Dermawan kepada Sesama

Pada bulan Ramadan yang penuh rahmat dan keberkahan, terdapat malam yang sangat agung. Malam itu dikatakan lebih baik daripada seribu bulan, yaitu malam Lailatul Qadr. Selain itu, ada pula malam Nuzulul Qur’an yang berarti malam turunnya Al-Qur’an. Dengan keutamaan yang terdapat pada malam-malam tersebut, bulan Ramadan menjadi bulan yang penuh dengan kasih sayang Allah Swt. 

Umat Nabi Muhammad SAW pun pasti berlomba-lomba dalam melakukan kebaikan. Selain menahan nafsu dari hal yang membatalkan puasa, umat Islam juga diperintahkan untuk memperbanyak amal baik. Salah satu caranya adalah dengan meneladani berbagai sifat terpuji yang dimiliki Nabi Muhammad SAW.

Sebagai sosok nabi yang segala perbuatannya menjadi suri teladan bagi umatnya, Nabi Muhammad SAW banyak sekali mencontohkan kebaikan, salah satunya lewat kedermawanan yang beliau lakukan. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari, Nabi Muhammad SAW bahkan menjadi lebih dermawan ketika bulan Ramadan:

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ، وَكَانَ أَجْوَدَ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ، حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ، وَكَانَ جِبْرِيلُ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ، فَلَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدُ بِالْخَيْرِ مِنَ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ.

Artinya:  Ibnu ‘Abbas RA meriwayatkan: “Rasulullah SAW adalah manusia yang paling dermawan. Beliau menjadi lebih dermawan lagi di bulan Ramadan ketika ditemui Jibril. Jibril biasa menemui beliau di setiap malam bulan Ramadan, lalu beliau saling mempelajari Al-Qur’an dengannya. Sungguh, Rasulullah SAW lebih dermawan dalam kebaikan dibanding angin yang berhembus.” (HR Al-Bukhari No 3220, Muslim No 2308)

Dari hadis ini, kita dapat mengambil pelajaran bahwa Nabi Muhammad SAW adalah orang yang paling agung dan paling banyak kedermawanannya, terutama saat bulan Ramadan. Salah satu syarah dari hadis ini menyebutkan bahwa kedermawanan adalah kerelaan hati dalam memberi tanpa adanya rasa timbal balik. Dalam hal ini, Rasulullah adalah orang yang paling dermawan dalam memberi dan berinfak.

Bahkan dalam Syarah Muslim karya Imam An-Nawawi disebutkan bahwa angin yang berhembus (الريح المرسلة) melambangkan kecepatan dan keumuman. Artinya, sifat kedermawanan Nabi lebih cepat dibandingkan dengan angin yang berhembus.

Pada riwayat lain juga disebutkan tentang keutamaan bersedekah pada bulan Ramadan:

عَنْ أَنَسٍ قَالَ: قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ الصَّدَقَةِ أَفْضَلُ؟ قَالَ صَدَقَةٌ فِي رَمَضَانَ

Artinya: Dari Anas RA, dikatakan: “Wahai Rasulullah, sedekah apa yang paling utama?” Rasul menjawab, “Sedekah di bulan Ramadan.” (HR. At-Tirmidzi No. 663)

Dari hadis ini, kita dapat mengambil pelajaran bahwa sedekah atau kedermawanan kepada sesama adalah hal yang sangat dianjurkan oleh Nabi, terutama jika dilakukan pada bulan Ramadan.

Selain sebagai utusan Allah Swt untuk umatnya, Nabi Muhammad SAW juga memiliki peran sebagai pemimpin pada zamannya. Beliau mendedikasikan dirinya untuk Allah Swt dan umatnya. Tidak seperti kebanyakan pemimpin yang memposisikan diri sebagai raja atau hartawan, Nabi berperilaku sangat sederhana.

Contoh Kedermawanan Nabi Muhammad SAWIlustrasi Sedekah, Zakat, Amal, Donasi – (Freepik/-)

Banyak kisah yang menggambarkan bahwa Nabi tampak seperti orang miskin, padahal beliau adalah sosok yang sangat sederhana. Salah satu buktinya adalah kisah yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari, di mana Anas bin Malik berkata:

“Kami berada bersama Anas bin Malik. Di majelis kami terdapat banyak roti berkualitas bagus. Tetapi Anas bin Malik terkenang akan kesederhanaan Nabi SAW dan berkata, ‘Nabi SAW tidak pernah memakan roti ini sama sekali.’”

Nabi Muhammad SAW sebenarnya memiliki harta, termasuk mahar pernikahannya dengan Sayyidah Khadijah RA berupa puluhan unta. Setelah diangkat sebagai Rasul, beliau juga memperoleh seperlima dari harta ghanimah (rampasan perang). Jumlah harta tersebut sangat besar, namun beliau memilih untuk hidup sederhana dan bersahaja bersama umatnya.

Sebagai seorang pemimpin umat, Nabi juga bukan tipe pemimpin yang suka memperkaya diri. Bahkan, beliau tidak akan membiarkan hartanya tertimbun di rumah. Beliau pasti akan menyedekahkannya kepada umat yang membutuhkan.

Banyak hadis yang menunjukkan bahwa Nabi Muhammad SAW sering memberikan hartanya kepada umatnya, bahkan ketika beliau sedang menggunakannya. Kedermawanan Nabi sangatlah masyhur di kalangan sahabat. Beliau adalah sosok yang tidak akan menolak permintaan siapa pun. Bahkan, beliau kerap kali mendahulukan umatnya dibandingkan dengan dirinya sendiri.

Kesederhanaan yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW memberikan pelajaran berharga kepada umatnya. Sederhana bukan berarti miskin, tetapi merasa cukup dengan apa yang dimiliki.

Dalam sebuah riwayat, Nabi Muhammad SAW bahkan ingin hidup dan wafat sebagai orang miskin karena beliau melihat bahwa orang miskin yang memiliki sedikit harta akan lebih mudah dihisab dan lebih dahulu masuk surga dibanding orang kaya. Dengan demikian, Nabi Muhammad SAW memandang bahwa harta bukanlah sesuatu yang harus dipegang hingga mati, tetapi sebagai wasilah menuju kehidupan yang hakiki.

Dari penjelasan di atas, kita dapat memetik pelajaran bahwa Nabi Muhammad SAW adalah orang yang paling dermawan, terutama di bulan Ramadan. Maka dari itu, hendaknya kita meneladani sifat terpuji beliau dengan berbagi kepada sesama, terutama kepada mereka yang lebih membutuhkan.  Karena Ramadan adalah bulan yang mulia, maka hendaknya kita memperbanyak amal kebaikan.

Penulis adalah mahasiswa Pendidikan Kader Ulama Masjid Istiqlal (PKUMI)