Bisnis.com, GYEONGJU — Menteri Perdagangan Budi Santoso menegaskan bahwa Indonesia bersama negara-negara anggota Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) berkomitmen memperkuat sistem perdagangan internasional yang terbuka, adil, dan adaptif terhadap perkembangan teknologi, termasuk kecerdasan buatan (AI).
Pernyataan itu disampaikan Budi usai menyambut kedatangan Presiden Prabowo Subianto di Kota Gyeongju, Provinsi Gyeongsang Utara, Korea Selatan, Kamis (30/10/2025) malam.
Presiden Prabowo hadir untuk mengikuti rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC 2025 yang menjadi ajang diplomasi ekonomi terbesar di kawasan Asia-Pasifik.
“Tadi kami sudah melakukan industrial meeting mengenai APEC. Jadi komitmen kita adalah terus menjaga perdagangan internasional dan memperkuat kerja sama dalam bidang AI di negara-negara APEC,” ujar Budi.
Dia menjelaskan, negara-negara anggota juga menekankan pentingnya reformasi sistem perdagangan global agar lebih inklusif dan berkeadilan.
Menurut Budi, Indonesia memandang APEC sebagai forum strategis untuk memperkuat posisi ekspor nasional, memperluas akses pasar, serta mendorong digitalisasi dan inovasi dalam rantai pasok global.
“Zaman sekarang adalah zaman reformasi ekonomi global. Semua sepakat untuk bersama-sama membangun perdagangan internasional yang tinggi dan adil,” kata Budi.
KTT APEC 2025: Tema dan Fokus Utama
Rangkaian KTT APEC 2025 dijadwalkan berlangsung pada 31 Oktober hingga 1 November 2025 di Hwabaek International Convention Center (HICO), Gyeongju. Tahun ini, di bawah keketuaan Republik Korea, forum tersebut mengusung tema “Building a Sustainable Tomorrow: Connect, Innovate, Prosper.”
Tema tersebut mencerminkan komitmen bersama negara-negara anggota APEC untuk membangun masa depan yang berkelanjutan dan inklusif bagi generasi mendatang.
KTT kali ini menyoroti tiga prioritas utama, yaitu Connect (Terhubung) guna memperkuat fasilitasi perdagangan, investasi, dan konektivitas antarwarga (people-to-people connection); Innovate (Berinovasi) guna mendorong transformasi digital dan ekonomi berkelanjutan; dan Prosper (Sejahtera) untuk memperkuat peran UMKM, kelompok rentan, dan keseimbangan pertumbuhan demografis di kawasan.
Dalam APEC Economic Leaders’ Meeting (AELM), Presiden Prabowo dijadwalkan menyampaikan pandangan Indonesia mengenai penguatan kerja sama ekonomi di kawasan Asia-Pasifik.
Kehadiran Indonesia dalam forum ini memiliki arti strategis, mengingat APEC mencakup 60% Produk Domestik Bruto (PDB) dunia dan 36% populasi global.
Partisipasi aktif Indonesia di APEC 2025 juga menjadi momentum penting untuk menegaskan posisi Indonesia sebagai penjembatan kepentingan negara maju dan berkembang, serta memastikan kerja sama ekonomi kawasan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat, pelaku usaha, dan dunia kerja.
Turut mendampingi Presiden dalam penerbangan dari Jakarta menuju Republik Korea adalah Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.
