Mendag Dorong Negara Berkembang Percepat Industrialisasi di Forum G20

Mendag Dorong Negara Berkembang Percepat Industrialisasi di Forum G20

JAKARTA – Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Budi Santoso, mendorong negara-negara berkembang untuk mempercepat industrialisasi berkelanjutan dengan fokus pada pembangunan kapasitas, peningkatan nilai tambah industri, dan transisi menuju ekonomi hijau.

Hal tersebut disampaikan Budi saat menghadiri sesi kedua G20 Trade and Investment Ministerial Meeting (TIMM) yang digelar di Gqeberha, Afrika Selatan, pada Jumat 10 Oktober.

Dalam forum tersebut, Budi menegaskan pentingnya mempercepat industrialisasi melalui tiga prioritas utama:

Membangun dan memanfaatkan kapasitas produktif untuk mendorong transformasi menuju industri bernilai tambah tinggi dan berbasis pengetahuan.

Naik kelas dalam rantai nilai global, dengan memperluas basis manufaktur di sektor strategis seperti semikonduktor, baterai kendaraan listrik, dan farmasi.

Mengembangkan industri hijau, sebagai bagian dari transisi menuju ekonomi rendah karbon yang inklusif dan berkeadilan.

“Negara berkembang harus fokus pada pembangunan industri masa depan yang tidak hanya kompetitif, tetapi juga berkelanjutan. Industrialisasi yang terarah akan menjadi fondasi transformasi ekonomi jangka panjang,” ujar Budi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu 11 Oktober.

Budi juga menekankan pentingnya memperkuat sistem perdagangan multilateral yang adil, inklusif, dan berkelanjutan. Ia menyatakan bahwa di tengah rivalitas geopolitik dan meningkatnya ketegangan perdagangan global, kolaborasi internasional menjadi semakin penting.

Selain itu, ia mendorong negara berkembang untuk memperkuat fondasi domestik, agar strategi industri dan kebijakan ekonomi dapat menjawab tantangan global yang terus berubah dengan cepat.

“Kekuatan ekonomi sejati harus dibangun dari dalam negeri, melalui kebijakan yang sehat, konektivitas regional yang kuat, serta kolaborasi produktif lintas negara,” tegasnya.

Peran Kawasan dan Integrasi Regional

Dalam konteks regional, Budi menyebut bahwa integrasi perdagangan kawasan merupakan instrumen strategis untuk memperkuat rantai pasok, serta memperluas akses pasar internasional. Ia mencontohkan ASEAN sebagai jangkar stabilitas yang telah berfungsi sebagai basis produksi utama di berbagai sektor industri.

“Kewaspadaan dan kebijakan yang tepat akan menjadi kunci ketahanan ekonomi nasional dan global. Di tengah turbulensi ekonomi dunia, harapan bukanlah strategi—kesiapan adalah jawabannya,” tutupnya.