Anna Maurina menyarankan program MBG disetop sementara di tengah maraknya kasus keracunan. Pemerintah perlu melakukan perencanaan ulang dengan benar sesuai mitigasi yang tepat.
“Dinilai kembali hasil evaluasi selama ini yang sudah berjalan. Beserta perhitungan anggaran yang efisien dan efektif. Dilakukan dengan penuh tanggung jawab,” ujarnya.
Anna Maurina mengatakan, program MBG bisa dilanjutkan jika metode yang digunakan sudah tepat. Ada enam metode yang diusulkan Anna Maurina.
Pertama, penggunaan bahan pangan lokal dari tiap daerah sebaiknya diutamakan, karena selain memperkuat ketahanan pangan komunitas, langkah ini juga dapat menekan biaya distribusi makanan yang kerap membengkak.
Kedua, proses pengolahan makanan idealnya dilakukan secara mandiri, swadaya, atau komunal, baik berbasis wilayah maupun rumah tangga. Dengan begitu, kualitas dan kebersihan makanan bisa lebih terkontrol karena dekat dengan sumber dan penerimanya.
Ketiga, skema bantuan dapat dialihkan dalam bentuk uang tunai langsung kepada rumah tangga penerima manfaat. Model ini memberi fleksibilitas bagi keluarga untuk menentukan menu bergizi sesuai kebutuhan anak.
Keempat, pemerintah perlu memberikan pengarahan terlebih dahulu tentang jenis dan porsi makanan yang sesuai agar konsumsi anak tetap terjaga dalam standar gizi.
Kelima, dilakukan monitoring pertumbuhan anak secara berkala sebagai indikator utama keberhasilan program, bukan sekadar kuantitas makanan yang disalurkan.
Keenam, seluruh proses pelaksanaan harus diawasi melalui audit yang transparan agar tidak terjadi penyimpangan dan kepercayaan publik terhadap program tetap terjaga.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5303598/original/026021800_1754114147-WhatsApp_Image_2025-08-02_at_10.51.05_5933db21.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)